4 pneumonia yang menjalani rawat inap di RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten tahun
2014. 3.
Pengambilan data Pengambilan data dilakukan berdasarkan nomor rekam medik dan informasi
penting lainnya, seperti karakteristik pasien usia, jenis kelamin, berat badan, diagnosa, terapi pengobatan antibiotik, dosis, frekuensi pemberian, dan keadaan klinis pasien.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Jumlah pasien anak terdiagnosa pneumonia di Instalasi Rawat Inap RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten tahun 2014 sebanyak 123 pasien. Berdasarkan kriteria inklusi,
jumlah sampel yang dapat diambil yaitu sebanyak 52 sampel.
A. Karakteristik Pasien Anak Terdiagnosa Pneumonia
Tabel 1. Distribusi Karakteristik pada Pasien Anak Rawat di Instalasi Rawat Inap RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro
tahun 2014 Keterangan
Jumlah Persentase , n = 52
Usia : Bayi 0-1 tahun
Balita 1-5 tahun Anak 5-12 tahun
31 20
1 59,62
38,,46 1,92
Jenis Kelamin : Laki-laki
Perempuan 27
25 51,92
48,08 Diagnosa :
Pneumonia Pneumonia dengan penyakit
penyerta bukan infeksi 33
19 63,46
36,54 Penyakit Penyerta :
Anemia Gizi Buruk
Asma Decomposition cordis
Epilepsi PJB
Wheezing Infant Conjunction OD
Down syndrome Laringomalasia
6 4
3 2
2 2
2 1
1 1
11,54 7,69
5,77 3,85
3,85 3,85
3,85 1,92
1,92 1,92
Gejala : Batuk
Sesak Nafas Demam
Pilek Panas
Mengi Kejang
Muntah 43
41 35
28 5
2 1
1 82,69
78,85 67,31
53,85 9,61
3,85 1,92
1,92
1. Deskripsi pasien anak terdiagnosa pneumonia berdasarkan usia dan jenis kelamin
Data dikelompokkan berdasarkan usia dan jenis kelamin. Pneumonia pada pasien anak banyak terjadi pada usia bayi 0-1 tahun dengan persentase 59,62, balita 1-5
tahun 38,46, dan anak 5-12 tahun 1,92. Depkes RI 2008 menyebutkan, bayi dan balita lebih rentan terkena penyakit pneumonia karena sistem imunitas yang belum
sempurna. Kekurangan energi protein merupakan salah satu faktor yang dapat
5 mempengaruhi timbulnya pneumonia pada anak. Anak yang tidak memperoleh makanan
cukup dan seimbang, daya tahan tubuhnya dapat melemah dan mudah diserang penyakit infeksi Soekirman, 2000.
Kasus pneumonia pada pasien anak dengan jenis kelamin laki-laki yaitu sebanyak 51,92. Sedangkan pada pasien anak dengan jenis kelamin perempuan yaitu sebanyak
48,08. Menurut Depkes RI 2004, laki-laki mempunyai tingkat resiko dua kali lebih tinggi dibandingkan perempuan. Anak laki-laki mempunyai faktor resiko mengalami
pneumonia lebih besar dibandingkan anak perempuan karena diameter saluran pernafasan anak laik-laki lebih kecil dibandingkan perempuan, selain itu terdapat perbedaan daya
tahan tubuh antara anak laki-laki dan perempuan Hartanti, 2011.
2. Deskripsi pasien anak terdiagnosa pneumonia berdasarkan gejala penyakit
Data yang diperoleh menunjukkan bahwa pasien di RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro yang mengalami batuk sebanyak 43 kasus dengan presentase 82,69 dan yang mengalami
sesak nafas sebanyak 41 kasus dengan presentase 78,85. 3.
Deskripsi pasien anak terdiagnosa pneumonia berdasarkan diagnosa penyakit
Dari hasil yang diperoleh, terdapat 33 pasien 63,46 terdiagnosa pneumonia tanpa penyakit penyerta dan 19 pasien 36,54 terdiagnosa pneumonia dengan penyakit
penyerta bukan infeksi.
4. Deskripsi pasien anak terdiagnosa pneumonia berdasarkan penyakit penyerta
Distribusi pasien anak terdiagnosa pneumonia dengan penyakit penyerta berdasarkan catatan rekam medis di RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten, yaitu anemia
11,54 dan gizi buruk 7,69 menjadi penyakit penyerta yang paling banyak pada pasien anak terdiagnosa pneumonia.
B. Karakteristik Penggunaan Antibiotik