Hasil Penelitian .1 Gambaran Umum Kebiasaan Menonton Tayangan Kekerasan dalam

Desi Wulandari, 2015 KONTRIBUSI KEBIASAAN MENONTON TAYANGAN KEKERASAN DI MEDIA TELEVISI TERHADAP PERILAKU AGRESIF SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Dalam BAB IV menggambarkan hal-hal yang berkaitan dengan hasil penelitian dan pembahasan sesuai dengan pertanyaan penelitian yang dijelaskan secara berurutan mengenai gambaran umum kebiasaan menonton tayangan kekerasan dalam media televisi siswa kelas VII di SMP Negeri 29 Bandung, gambaran umum perilaku agresif siswa kelas VII di SMP Negeri 29 Bandung, dan kontribusi kebiasaan menonton tayangan kekerasan di media televisi dengan perilaku agresif siswa kelas VII di SMP Negeri 29 Bandung. 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Gambaran Umum Kebiasaan Menonton Tayangan Kekerasan dalam Media Televisi Siswa Kelas VII di SMP Negeri 29 Kota Bandung Tahun Ajaran 20142015. Berikut ini gambaran umum kebiasaan menonton tayangan kekerasan di televisi siswa kelas VII SMP Negeri 29 Bandung tahun ajaran 20142015 berdasarkan pengkategorian Tinggi, Sedang, Rendah yang secara umum dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut: Tabel 4.1 Gambaran Umum Kebiasaan Menonton Tayangan Kekerasan Berdasarkan Aspek Waktu Menonton Siswa Kelas VII SMP Negeri 29 Bandung Tahun Ajaran 20142015 No Kategori Rentang Skor Frekuensi Persentase 1 Rendah 12-78 70 50 2 Sedang 79-145 55 39 3 Tinggi 146-212 15 11 Jumlah 140 100 Tabel 4.1 Menunjukkan bahwa dari 140 responden dalam kebiasaan menonton tayangan kekerasan di televisi berdasarkan pada aspek waktu menonton Desi Wulandari, 2015 KONTRIBUSI KEBIASAAN MENONTON TAYANGAN KEKERASAN DI MEDIA TELEVISI TERHADAP PERILAKU AGRESIF SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 70 siswa 50 berada pada kategori rendah, 55 siswa 39 berada pada kategori sedang, dan 15 siswa 11 berada pada kategori tinggi. Dari hasil Desi Wulandari, 2015 KONTRIBUSI KEBIASAAN MENONTON TAYANGAN KEKERASAN DI MEDIA TELEVISI TERHADAP PERILAKU AGRESIF SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu tersebut dapat disimpulkan bahwa secara umum waktu yang dihabiskan siswa kelas VII SMP N 29 Bandung untuk menonton tayangan kekerasan di televisi termasuk dalam kategori rendah. Tabel 4.2 Gambaran Umum Kebiasaan Menonton Tayangan Kekerasan Berdasarkan Aspek Pemilihan Program Acara dan Ketertarikan Siswa Kelas VII SMP Negeri 29 Bandung Tahun Ajaran 20142015 No Kategori Rentang Skor Frekuensi Persentase 1 Rendah 64-85 37 26.4 2 Sedang 86-108 75 53.6 3 Tinggi 109-132 28 20 Jumlah 140 100 Tabel 4.2 Menunjukkan bahwa dari 140 responden dalam kebiasaan menonton tayangan kekerasan di telvisi berdasarkan pada aspek pemilihan program acara dan ketertarikan, 37 siswa 26,4 berada pada kategori rendah, 75 siswa 53,6 berada pada kategori sedang, dan 28 siswa 20 berada pada kategori tinggi. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa secara umum pemilihan program acara dan ketertarikan siswa kelas VII SMP N 29 Bandung untuk menonton tayangan kekerasan di televisi termasuk dalam kategori sedang. Tabel 4.3 Gambaran Genre Tayangan Di Televisi Siswa Siswa Kelas VII SMP Negeri 29 Bandung Tahun Ajaran 20142015 No. Genre Tayangan Persentase 1 Sinetron 46 2 Komedi 7 3 Horor 7.6 4 Berita 3 5 Kartun 31.6 6 Talk Show 2.4 7 Talent Show 2.4 Desi Wulandari, 2015 KONTRIBUSI KEBIASAAN MENONTON TAYANGAN KEKERASAN DI MEDIA TELEVISI TERHADAP PERILAKU AGRESIF SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Gambar 4.1 Diagram Genre Tayangan Di Televisi Tabel 4.3 dan Gambar 4.1 Menunjukkan bahwa dari 140 responden dalam kebiasaan menonton tayangan kekerasan di televisi berdasarkan genre tayangan terungkap bahwa genre tayangan yang banyak terlihat adalah sinetron sebesar 46, kartun sebesar 31,6, horror sebesar 7,6, komedi sebesar 7, berita sebasar 3, talent show sebesar 2,4, dan talk show sebesar 2,4 . Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa secara umum genre tayangan yang paling banyak ditonton siswa kelas VII SMP N 29 Bandung yaitu sinetron. Tabel 4.4 Gambaran Per Aspek Kebiasaan Menonton Tayangan Kekerasan di Televisi Siswa Siswa Kelas VII SMP Negeri 29 Bandung Tahun Ajaran 20142015 No. Aspek Kebiasaan Menonton Tayangan Kekerasan di Televisi Persentase 1 Pemilihan Program Acara Di Televisi 56.93 2 Ketertarikan Menonton Televisi 43.07 46 7 8 3 32 2 2 Genre Tayangan Di Televisi Sinetron Komedi Horor Berita Kartun Talk Show Talent Show Desi Wulandari, 2015 KONTRIBUSI KEBIASAAN MENONTON TAYANGAN KEKERASAN DI MEDIA TELEVISI TERHADAP PERILAKU AGRESIF SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Gambar 4.2 Diagram Pemilihan Program Acara Ketertarikan Menonton Tayangan Kekerasan di Televisi Berdasarkan hasil gambaran per aspek kebiasaan menonton tayangan kekerasan di televisi siswa di kelas VII SMP Negeri 29 Bandung pada tabel 4.4 dan Gambar 4.2 menunjukkan bahwa dari 140 responden dalam kecenderungan kebiasaan menonton tayangan kekerasan yang paling banyak terlihat adalah pertama pemilihan program acara sebesar 57, kedua ketertarikan menonton televisi sebesar 43. Persentase dipengaruhi oleh banyaknya indikator dari setiap aspek. Tabel 4.5 Gambaran Per Indikator Berdasarkan Aspek Pemilihan Program Acara dalam Kebiasaan Menonton Tayangan Kekerasan di Televisi Siswa Siswa Kelas VII SMP Negeri 29 Bandung Tahun Ajaran 20142015 No Indikator Persentase 1 Tayangan kekerasan secara fisik 19.52 2 Tayangan kekerasan verbal 10.05 3 Tayangan yang menampilkan kekerasan pada diri sendiri 12.62 57 43 Pemilihan Program Acara Ketertarikan Menonton Tayangan Kekerasan di Televisi Pemilihan Program Acara Di Televisi Ketertarikan Menonton Televisi Desi Wulandari, 2015 KONTRIBUSI KEBIASAAN MENONTON TAYANGAN KEKERASAN DI MEDIA TELEVISI TERHADAP PERILAKU AGRESIF SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 4 Tayangan yang menampilkan kekerasan pada orang lain 14.39 5 Tayangan yang menampilkan kekerasan kolektif 14.21 6 Tayangan yang bertema Supranatural 19.48 7 Tayangan yang bertema seksualitas 9.732 Gambar 4.3 Diagram Indikator Pemilihan Program Acara Tayangan Kekerasan di Televisi Berdasarkan hasil gambaran per aspek kebiasaan menonton tayangan kekerasan di televisi siswa di kelas VII SMP Negeri 29 Bandung pada Tabel 4.4 Gambar 4.3 menunjukkan bahwa dari 140 responden dalam pemilihan program acara yang paling banyak terlihat adalah pertama tayangan kekerasan secara fisik sebesar 20, kedua tayangan yang bertema supranatural sebesar 19, ketiga tayangan yang menampilkan kekerasan pada orang lain sebesar 14, keempat tayangan yang menampilkan kekerasan kolektif sebesar 14 dan kelima tayangan yang menampilkan kekerasan pada diri sendiri sebesar 13, keenam tayangan kekerasan verbal sebesar 10, dan terakhir tayangan yang bertema seksualitas sebesar 10. 20 10 13 14 14 19 10 Indikator Pemilihan Program Acara Tayangan Kekerasan di Televisi Tayangan kekerasan secara fisik Tayangan kekerasan verbal Tayangan yang menampilkan kekerasan pada diri sendiri Tayangan yang menampilkan kekerasan pada orang lain Tayangan yang menampilkan kekerasan kolektif Tayangan yang bertema Supranatural Tayangan yang bertema seksualitas Desi Wulandari, 2015 KONTRIBUSI KEBIASAAN MENONTON TAYANGAN KEKERASAN DI MEDIA TELEVISI TERHADAP PERILAKU AGRESIF SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tabel 4.6 Gambaran Per Indikator Berdasarkan Aspek Ketertarikan Menonton dalam Kebiasaan Menonton Tayangan Kekerasan di Televisi Siswa Siswa Kelas VII SMP Negeri 29 Bandung Tahun Ajaran 20142015 No Indikator Persentase 1 Atensi 75.97 2 Retensi 24.03 Gambar 4.4 Diagram Indikator Ketertarikan Menonton Tayangan Kekerasan di Televisi Berdasarkan hasil gambaran per aspek kebiasaan menonton tayangan kekerasan di televisi siswa di kelas VII SMP Negeri 29 Bandung pada Tabel 4.4 Gambar 4.3 menunjukkan bahwa dari 140 responden dalam ketertarikan menonton yang paling banyak terlihat adalah pertama atensi sebesar 76 dan kedua retensi 24. 76 24 Ketertarikan Menonton Tayangan Kekerasan di Televisi Atensi Retensi Desi Wulandari, 2015 KONTRIBUSI KEBIASAAN MENONTON TAYANGAN KEKERASAN DI MEDIA TELEVISI TERHADAP PERILAKU AGRESIF SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 4.1.2 Gambaran umum perilaku agresif siswa kelas VII di SMP Negeri 29 Kota Bandung Tahun Ajaran 20142015 Berikut ini gambaran umum perilaku agresif siswa kelas VII SMP Negeri 29 Bandung tahun ajaran 20142015 berdasarkan pengkategorian Tinggi, Sedang, Rendah yang secara umum dapat dilihat pada tabel 4.5. Tabel 4.7 Gambaran Umum Perilaku Agresif Siswa Kelas VII SMP Negeri 29 Bandung Tahun Ajaran 20142015 No Kategori Rentang Skor Frekuensi Persentase 1 Rendah 53-66 33 24.28 2 Sedang 67-80 77 55 3 Tinggi 81-95 30 21.42 Jumlah 140 100 Berdasarkan hasil gambaran umum perilaku agresif siswa di kelas VII SMP Negeri 29 Bandung pada tabel 4.5 menunjukkan bahwa dari 140 responden dalam perilaku agresif 33 siswa 24,28 berada pada kategori rendah, 77 siswa 55 berada pada kategori sedang, dan 30 siswa 21,42 berada pada kategori tinggi. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa secara umum perilaku agresif yang dimiliki siswa kelas VII SMP N 29 Bandung termasuk dalam kategori perilaku agresif sedang. Tabel 4.8 Gambaran Per Aspek Perilaku Agresif Siswa Kelas VII SMP Negeri 29 Bandung Tahun Ajaran 20142015 No Aspek Persentase 1 Agresi Fisik 37 2 Agresi Verbal 26 3 Agresi Kemarahan 14 4 Agresi Permusuhan 23 Desi Wulandari, 2015 KONTRIBUSI KEBIASAAN MENONTON TAYANGAN KEKERASAN DI MEDIA TELEVISI TERHADAP PERILAKU AGRESIF SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Gambar 4.5 Diagram Gambaran Per Aspek Perilaku Agresif Dari empat aspek perilaku agresif yang dikembangkan dalam instrument penelitian terdapat indikator-indikator untuk mengungkap perilaku agresif siswa. Pertama, aspek agresi fisik terdiri dari lima indikator yaitu memukul, berkelahi, melakukan kekerasan kepada orang lain, merusak barang-barang, dan melanggar aturan. Kedua, aspek agresi verbal terdiri dari lima indikator yaitu membantah, bertengkar mulut, menghina, mengadu domba, dan menyebarkan fitnah. Ketiga, aspek permusuhan terdiri dari enam indikator yaitu merasa iri, merasa hidup tidak adil, merasa dibicarakan kejelekannya, merasa curiga, merasa ditertawakan, dan teman tidak mau bermain bersama Berdasarkan hasil gambaran per aspek perilaku agresif siswa di kelas VII SMP Negeri 29 Bandung pada tabel 4.6 dan Gambar 4.5 menunjukkan bahwa dari 140 responden dalam kecenderungan perilaku agresif yang paling banyak terlihat adalah pertama agresi fisik sebesar 37, kedua agresi verbal sebesar 26, ketiga agresi permusuhan sebesar 23, dan terakhir agresi kemarahan sebesar 14. Persentase dipengaruhi oleh banyaknya indikator dari setiap aspek. 37 26 14 23 Perilaku Agresif Siswa Agresi Fisik Agresi Verbal Agresi Kemarahan Agresi Permusuhan Desi Wulandari, 2015 KONTRIBUSI KEBIASAAN MENONTON TAYANGAN KEKERASAN DI MEDIA TELEVISI TERHADAP PERILAKU AGRESIF SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tabel 4.9 Gambaran Per Indikator Perilaku Agresif Siswa Kelas VII SMP Negeri 29 Bandung Tahun Ajaran 20142015 Aspek Indikator Persentase Agresi fisik Memukul orang lain 25.88 Berkelahi dengan orang lain 10.67 Melakukan kekerasan kepada orang lain 17.68 Merusak barang-barang 31.40 Melanggar aturan 14.34 Agresi Verbal Membantah 28.41 Bertengkar mulut 15.96 Menghina 27.31 Mengadu domba 5.66 Menyebarkan fitnah 22.64 Agresi Kemarahan Marah 100 Agresi Permusuhan Merasa iri 22.66 Merasa hidup tidak adil 8.42 Merasa dibicarakan kejelekannya 10.99 Merasa curiga 29.89 Merasa ditertawakan 9.62 Teman tidak mau bermain 18.39 Berdasarkan hasil gambaran per indikator perilaku agresif siswa di kelas VII SMP Negeri 29 Bandung pada tabel 4.7 menunjukkan besaran persentase dari setiap indikator perilaku agresif. Secara lebih jelas perilaku agresif pada setiap indikator yang dimiliki siswa kelas VII SMP Negeri 29 Bandung akan dipaparkan pada sebuah diagram setiap aspek perilaku agresif. Desi Wulandari, 2015 KONTRIBUSI KEBIASAAN MENONTON TAYANGAN KEKERASAN DI MEDIA TELEVISI TERHADAP PERILAKU AGRESIF SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Gambar 4.6 Diagram Agresi Fisik Berdasarkan hasil gambaran per aspek perilaku agresif siswa di kelas VII SMP Negeri 29 Bandung pada Gambar 4.6 menunjukkan bahwa dari 140 responden dalam kecenderungan perilaku agresi fisik yang paling banyak terlihat adalah pertama merusak barang-barang sebesar 31, kedua memukul orang lain sebesar 26, ketiga melakukan kekerasan pada orang lain sebesar 18, keempat melanggar aturan sebesar 14 dan terakhir berkelahi dengan orang sebesar 11. 26 11 18 31 14 Agresi Fisik Memukul orang lain Berkelahi dengan orang lain Melakukan kekerasan kepada orang lain Merusak barang-barang Melanggar aturan Desi Wulandari, 2015 KONTRIBUSI KEBIASAAN MENONTON TAYANGAN KEKERASAN DI MEDIA TELEVISI TERHADAP PERILAKU AGRESIF SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Gambar 4.7 Diagram Agresi Verbal Berdasarkan hasil gambaran per aspek perilaku agresif siswa di kelas VII SMP Negeri 29 Bandung pada Gambar 4.7 menunjukkan bahwa dari 140 responden dalam kecenderungan perilaku agresi verbal yang paling banyak terlihat adalah pertama membantah 28, kedua menghina sebesar 27, ketiga menyebarkan fitnah sebesar 23, keempat bertengkar mulut sebesar 16 dan terakhir mengadu domba sebesar 6. 28 16 27 6 23 Agresi Verbal Membantah Bertengkar mulut Menghina Mengadu domba Menyebarkan fitnah 100 Agresi Kemarahan Desi Wulandari, 2015 KONTRIBUSI KEBIASAAN MENONTON TAYANGAN KEKERASAN DI MEDIA TELEVISI TERHADAP PERILAKU AGRESIF SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Gambar 4.8 Diagram Agresi Kemarahan Berdasarkan hasil gambaran per aspek perilaku agresif siswa di kelas VII SMP Negeri 29 Bandung pada Gambar 4.8 menunjukkan bahwa dari 140 responden dalam kecenderungan perilaku agresi kemarahan dimana indikator yang paling tinggi adalah marah yaitu sebesar 100 dikarenakan pada aspek ini terdapat satu indikator, sehingga indikator dapat mengungkap aspek kemarahan mutlak mendapatkan persentase 100. Gambar 4.9 Diagram Agresi Permusuhan Berdasarkan hasil gambaran per aspek perilaku agresif siswa di kelas VII SMP Negeri 29 Bandung pada Gambar 4.9 menunjukkan bahwa dari 140 responden dalam kecenderungan perilaku agresi permusuhan yang paling banyak terlihat adalah pertama merasa curiga sebesar 30, kedua merasa iri sebesar 23, ketiga teman tidak mau bermain sebesar 18, keempat merasa dibicarakan kejelekannya sebesar 11 dan kelima merasa iri sebesar 10, dan terakhir merasa hidup tidak adil 8. 23 8 11 30 10 18 Agresi Permusuhan Merasa iri Merasa hidup tidak adil Merasa dibicarakan kejelekannya Merasa curiga Merasa ditertawakan Teman tidak mau bermain Desi Wulandari, 2015 KONTRIBUSI KEBIASAAN MENONTON TAYANGAN KEKERASAN DI MEDIA TELEVISI TERHADAP PERILAKU AGRESIF SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 4.1.3 Kontribusi kebiasaan menonton tayangan kekerasan dalam media televisi terhadap perilaku agresif siswa kelas VII di SMP Negeri 29 Kota Bandung Tahun Ajaran 20142015 1 Kontribusi Perilaku Agresif dengan Kebiasaan Menonton Tayangan Kekerasan berdasarkan Aspek Waktu Tabel 4.10 Korelasi Perilaku Agresif dengan Kebiasaan Menonton Tayangan Kekerasan Berdasarkan Aspek Waktu AGRESIF WAKTU Spearmans rho AGRESIF Correlation Coefficient 1.000 .127 Sig. 1-tailed . .067 N 140 140 WAKTU Correlation Coefficient .127 1.000 Sig. 1-tailed .067 . N 140 140 . Correlation is significant at the 0.01 level 1-tailed. Hipotesis awal dari perilaku agresif dengan kebiasaan menonton tayangan kekerasan berdasarkan aspek waktu adalah berkorelasi positif. H : ρ=0 H 1 Tolak H jika harga signifikansi lebih kecil dari α, dalam hal ini α = 0,05. Dari hasil perhitungan diperoleh harga r = 0,127 dengan tingkat signifikansi p = 0,067, ternyata harga p 0,05 sehingga H tidak ditolak. Hal ini berarti bahwa perilaku agresif tidak berkorelasi dengan waktu dalam kebiasaan menonton tayangan kekerasan di televisi. Besarnya kontribusi perilaku agresif terhadap waktu untuk menonton tayangan kekerasan di televisi yaitu 0,016. Desi Wulandari, 2015 KONTRIBUSI KEBIASAAN MENONTON TAYANGAN KEKERASAN DI MEDIA TELEVISI TERHADAP PERILAKU AGRESIF SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2 Kontribusi Perilaku Agresif dengan Kebiasaan Menonton Tayangan Kekerasan berdasarkan Aspek Pemilihan Program Acara Tabel 4.11 Korelasi Perilaku Agresif dengan Kebiasaan Menonton Tayangan Kekerasan Berdasarkan Aspek Pilihan Acara AGRESIF PILIHAN_ACARA Spearmans rho AGRESIF Correlation Coefficient 1.000 .335 Sig. 1-tailed . .000 N 140 140 PILIHAN_ACARA Correlation Coefficient .335 1.000 Sig. 1-tailed .000 . N 140 140 . Correlation is significant at the 0.01 level 1-tailed. Hipotesis awal dari perilaku agresif dengan kebiasaan menonton tayangan kekerasan berdasarkan aspek pemillihan program acara adalah berkorelasi positif. H : ρ=0 H 1 Tolak H jika harga signifikansi lebih kecil dari α, dalam hal ini α = 0,05. Dari hasil perhitungan diperoleh harga r = 0,335 dengan tingkat signifikansi p = 0,000, ternyata harga p 0,05 sehingga H ditolak. Hal ini berarti bahwa perilaku agresif berkorelasi rendah dengan pemilihan program acara dalam kebiasaan menonton tayangan kekerasan. Besarnya kontribusi perilaku agresif terhadap pemilihan program acara untuk menonton tayangan kekerasan di televisi yaitu 0,112. Desi Wulandari, 2015 KONTRIBUSI KEBIASAAN MENONTON TAYANGAN KEKERASAN DI MEDIA TELEVISI TERHADAP PERILAKU AGRESIF SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 3 Kontribusi Perilaku Agresif dengan Kebiasaan Menonton Tayangan Kekerasan berdasarkan Aspek Ketertarikan Tabel 4.12 Korelasi Perilaku Agresif dengan Kebiasaan Menonton Tayangan Kekerasan Berdasarkan Aspek Ketertarikan AGRESIF KETERTARIKAN Spearmans rho AGRESIF Correlation Coefficient 1.000 .334 Sig. 1-tailed . .000 N 140 140 KETERTARIKAN Correlation Coefficient .334 1.000 Sig. 1-tailed .000 . N 140 140 . Correlation is significant at the 0.01 level 1-tailed. Hipotesis awal dari perilaku agresif dengan kebiasaan menonton tayangan kekerasan berdasarkan aspek ketertarikan adalah berkorelasi positif. H : ρ=0 H 1 Tolak H jika harga signifikansi lebih kecil dari α, dalam hal ini α = 0,05. Dari hasil perhitungan diperoleh harga r = 0,334 dengan tingkat signifikansi p = 0,000, ternyata harga p 0,05 sehingga H ditolak. Hal ini berarti bahwa perilaku agresif berkorelasi rendah dengan ketertarikan dalam kebiasaan menonton tayangan kekerasan. Besarnya kontribusi perilaku agresif terhadap ketertarikan untuk menonton tayangan kekerasan di televisi yaitu 0,111. Desi Wulandari, 2015 KONTRIBUSI KEBIASAAN MENONTON TAYANGAN KEKERASAN DI MEDIA TELEVISI TERHADAP PERILAKU AGRESIF SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4.2 Pembahasan Hasil Penelitian