Analisis Peta Positioning Merek Handphone Qwerty Di Kalangan Mahasiswa USU Dengan Metode Attribute Rating Dan Correspondence Analysis

(1)

ANALISIS PETA POSITIONING MEREK HANDPHONE

QWERTY DI KALANGAN MAHASISWA USU DENGAN

METODE ATTRIBUTE RATING DAN CORRESPONDENCE

ANALYSIS

TUGAS SARJANA

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik

Oleh :

Erwin Chandra

NIM. 060403087

D E P A R T E M E N T E K N I K I N D U S T R I

F A K U L T A S T E K N I K

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

M E D A N


(2)

2 0 1 0


(3)

(4)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan rahmat dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Tugas Akhir ini. Penulisan Laporan Tugas Akhir ini merupakan kewajiban akademis dan sebagai salah satu syarat kelulusan di Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara.

Penelitian dijalankan oleh penulis di Universitas Sumatera Utara (USU)

yang merupakan salah satu perguruan tinggi di kota Medan. Adapun judul penelitian yang diambil adalah mengenai “Analisis Peta Positioning Merek

Handphone Qwerty di Kalangan Mahasiswa USU dengan Metode Attribute Rating dan Correspondence Analysis”.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan Laporan Tugas Akhir ini karena pengetahuan dan pengalaman penulis yang masih terbatas. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat diharapkan untuk penyempurnaan laporan di lain waktu.

Akhir kata, penulis mengharapkan agar laporan tugas akhir ini dapat memberikan manfaat bagi para pembaca.

Medan, Desember 2010


(5)

UCAPAN TERIMA KASIH

Dalam penulisan laporan tugas akhir ini, penulis telah mendapat bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, melalui laporan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada pihak-pihak berikut:

1. Bapak Prof. Dr. Syahril Pasaribu, DTM&H, M.Sc(CTM), Sp.A(K) selaku

Rektor Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan izin bagi penulis untuk melaksanakan penelitian di lingkungan kampus.

2. Ibu Ir. Rosnani Ginting, MT, selaku Ketua Departemen Teknik Industri

Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Prof. Dr. Ir. A. Rahim Matondang, MSIE, selaku Ketua Bidang Ilmu Manajemen Rekayasa dan Produksi di Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara.

4. Bapak Ir. Sugiharto Pujangkoro, MM, selaku koordinator tugas akhir dan

dosen pembimbing I yang telah meluangkan waktunya dalam membimbing dan memberikan pengarahan kepada penulis dalam penyusunan laporan ini.

5. Bapak Buchari, ST, M.Kes, selaku dosen pembimbing II yang telah

meluangkan waktunya dalam membimbing dan memberikan pengarahan kepada penulis dalam penyusunan laporan ini.

6. Seluruh staff administrasi jurusan Teknik Industri USU yang telah membantu


(6)

7. Orang tua, saudara, serta sahabat penulis yang telah memberikan dukungan berupa doa dan semangatnya.

8. Rekan-rekan Teknik Industri Stambuk 2006 atas dukungan dan doanya.

DAFTAR ISI

BAB HALAMAN

KATA PENGANTAR ... i

UCAPAN TERIMA KASIH ... ii

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

ABSTRAK ... xii I PENDAHULUAN... I-1

1.1. Latar Belakang Masalah ... I-1 1.2. Rumusan Masalah... I-4 1.3. Tujuan Penelitian ... I-5 1.4. Asumsi dan Batasan Penelitian ... I-5 1.5. Manfaat Penelitian ... I-6

II GAMBARAN UMUM PRODUK ... II-1

2.1. Sejarah Perkembangan Handphone ... II-1 2.2.Perkembangan Teknologi Handphone... II-2


(7)

2.3.Perkembangan Handphone di Indonesia ... II-5

2.4.Perkembangan Handphone Qwerty di Indonesia ... II-6

III TINJAUAN PUSTAKA ... III-1 3.1. Strategi Pemasaran... III-1

DAFTAR ISI (LANJUTAN)

BAB HALAMAN

3.1.1. Segmentasi Pasar (Segmenting)... III-1 3.1.2. Penetapan Pasar Sasaran (Targeting) ... III-2 3.1.3. Penetapan Posisi Pasar (Positioning)... III-3 3.2. Teori Produk ... III-7 3.3. Teori Merek ... III-11 3.4. Teknik Sampling ... III-12 3.5. Uji Validitas ... III-16 3.6. Uji Reliabilitas ... III-17 3.7. Peta Persepsi dengan Correspondence Analysis ... III-18 IV METODOLOGI PENELITIAN ... IV-1

4.1. Jenis Penelitian ... IV-1 4.2. Kerangka Konseptual ... IV-1 4.3. Tempat dan Waktu Penelitian ... IV-2 4.4. Objek Penelitian ... IV-2 4.5. Variabel Operasional Penelitian ... IV-2


(8)

4.7. Populasi dan Sampel ... IV-3 4.8. Pengumpulan Data ... IV-5 4.9. Pengolahan Data ... IV-5 4.10. Analisis Data ... IV-5

DAFTAR ISI (LANJUTAN)

BAB HALAMAN

4.11. Kesimpulan dan Saran ... IV-6 4.12. Jadwal Penelitian ... IV-6

V PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA ... V-1

5.1. Pengumpulan Data ... V-1 5.1.1. Data Kuesioner Pendahuluan ... V-1 5.1.1.1. Data Penilaian Tingkat Kepentingan Atribut Produk V-1 5.1.1.2. Data Penilaian Kinerja Atribut Produk ... V-2 5.1.2. Data Persepsi Konsumen ... V-5 5.1.2.1. Data Persepsi Tingkat Kepentingan Atribut Produk V-5 5.1.2.2. Data Persepsi Kinerja Atribut Produk ... V-5 5.2. Pengolahan Data ... V-7 5.2.1. Uji Validitas ... V-7 5.2.1.1.Uji Validitas Tingkat Kepentingan Atribut Produk ... V-8 5.2.1.2.Uji Validitas Persepsi Kinerja Atribut Produk ... V-9 5.2.2. Uji Reliabilitas ... V-13


(9)

5.2.2.2.Uji Reliabilitas Persepsi Kinerja Atribut Produk ... V-14 5.2.3. Attribute Rating... V-17

5.2.3.1. Attribute Rating Tingkat Kepentingan Atribut

Handphone

... V-18

DAFTAR ISI (LANJUTAN)

BAB HALAMAN

5.2.3.2. Attribute Rating Persepsi Kinerja Atribut Tiap

Merek Handphone

... V-19

5.2.4. Pemetaan Persepsi dengan Correspondence Analysis ... V-22 VI ANALISIS DAN EVALUASI ... VI-1

6.1. Analisis Attribute Rating ... VI-1 6.1.1. Analisis Attribute Rating Tingkat Kepentingan Atribut ... VI-1 6.1.2. Analisis Attribute Rating Persepsi Kinerja Merek Secara

Keseluruhan

... VI-2


(10)

VII KESIMPULAN DAN SARAN ... VII-1 7.1. Kesimpulan ... VII-1 7.2. Saran ... VII-2 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

DAFTAR TABEL

TABEL HALAMAN

4.1. Jadwal Penelitian ... IV-6 5.1. Tabulasi Data Penilaian Tingkat Kepentingan Atribut ... V-2 5.2. Tabulasi Data Penilaian Pernyataan “Harga Beli Relatif Mahal” ... V-3 5.3. Tabulasi Data Penilaian Pernyataan “Desain Sangat Menarik” ... V-3 5.4. Tabulasi Data Penilaian Pernyataan “Biaya Operasional & Perawatan

Relatif Mahal”...


(11)

5.6. Tabulasi Data Penilaian Pernyataan “Kinerja yang Cepat” ... V-4 5.7. Tabulasi Data Penilaian Pernyataan “Citra Merek yang Baik” ... V-4 5.8. Tabulasi Data Penilaian Pernyataan “Daya Tahan Baterai yang Lama” .. V-4 5.9. Tabulasi Data Penilaian Pernyataan “Kualitas Fitur Tambahan yang

Baik”

... V-4

5.10. Data Persepsi Tingkat Kepentingan Atribut Produk ... V-5 5.11. Tabulasi Data Penilaian Pernyataan “Harga Beli Relatif Mahal” ... V-6 5.12. Tabulasi Data Penilaian Pernyataan “Desain Sangat Menarik” ... V-6 5.13. Tabulasi Data Penilaian Pernyataan “Biaya Operasional & Perawatan

Relatif Mahal”

... V-6

5.14. Tabulasi Data Penilaian Pernyataan “Layanan Purna Jual yang Baik” .... V-6 5.15. Tabulasi Data Penilaian Pernyataan “Kinerja yang Cepat” ... V-6 5.16. Tabulasi Data Penilaian Pernyataan “Citra Merek yang Baik” ... V-7

DAFTAR TABEL (LANJUTAN)

TABEL HALAMAN

5.17. Tabulasi Data Penilaian Pernyataan “Daya Tahan Baterai yang Lama” .. V-7 5.18. Tabulasi Data Penilaian Pernyataan “Kualitas Fitur Tambahan yang


(12)

... V-7

5.19. Hasil Uji Validitas Data Tingkat Kepentingan Atribut ... V-9 5.20. Hasil Uji Validitas Pernyataan “Harga Beli Relatif Mahal” ... V-10 5.21. Hasil Uji Validitas Pernyataan “Desain Sangat Menarik” ... V-10 5.22. Hasil Uji Validitas Pernyataan “Biaya Operasional & Perawatan Relatif

Mahal”

... V-11

5.23. Hasil Uji Validitas Pernyataan “Layanan Purna Jual yang Baik” ... V-11 5.24. Hasil Uji Validitas Pernyataan “Kinerja yang Cepat” ... V-11 5.25. Hasil Uji Validitas Pernyataan “Citra Merek yang Baik”... V-12 5.26. Hasil Uji Validitas Pernyataan “Daya Tahan Baterai yang Lama” ... V-12 5.27. Hasil Uji Validitas Pernyataan “Kualitas Fitur Tambahan yang Baik” .... V-13 5.28. Uji Reliabilitas Tingkat Kepentingan Atribut Produk ... V-14 5.29. Uji Reliabilitas Pernyataan “Harga Beli Relatif Mahal” ... V-14 5.30. Uji Reliabilitas Pernyataan “Desain Sangat Menarik” ... V-15 5.31. Uji Reliabilitas Pernyataan “Biaya Operasional & Perawatan Relatif

Mahal” ... V-15 5.32. Uji Reliabilitas Pernyataan “Layanan Purna Jual yang Baik” ... V-15 5.33. Uji Reliabilitas Pernyataan “Kinerja yang Cepat” ... V-16


(13)

DAFTAR TABEL (LANJUTAN)

TABEL HALAMAN

5.34. Uji Reliabilitas Pernyataan “Citra Merek yang Baik” ... V-16 5.35. Uji Reliabilitas Pernyataan “Daya Tahan Baterai yang Lama” ... V-17 5.36. Uji Reliabilitas Pernyataan “Kualitas Fitur Tambahan yang Baik” ... V-17 5.37. Peringkat Tingkat Kepentingan Atribut ... V-19 5.38. Ringkasan Persepsi Kinerja Atribut Merek Handphone Qwerty ... V-21 6.1. Peringkat Tingkat Kepentingan Atribut ... VI-1 6.2. Pembentukan Gugus Produk Handphone Qwerty ... VI-2 6.3. Keunggulan Atribut Handphone Qwerty ... VI-5


(14)

DAFTAR GAMBAR

GAMBAR HALAMAN

2.1. Tingkatan Produk ... III-9 4.1. Kerangka Konseptual Penelitian ... IV-2 4.2. Flow Chart Pengolahan Data Penelitian ... IV-7 5.1. Attribute Rating Tingkat Kepentingan Atribut Handphone ... V-18 5.2. Attribute Rating Persepsi Kinerja Atribut HP Nokia ... V-19 5.3. Attribute Rating Persepsi Kinerja Atribut HP Samsung ... V-20 5.4. Attribute Rating Persepsi Kinerja Atribut HP Nexian ... V-20 5.5. Pengelompokkan Produk Handphone Qwerty ... V-21 5.6. Perceptual Mapping dengan Correspondence Analysis ... V-22 6.1. Grafik Persepsi Kinerja Atribut Merek Handphone Qwerty... VI-4 6.2. Correspondence Analysis Persepsi Kinerja Atribut HP Qwerty ... VI-5


(15)

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN HALAMAN

1. Kuesioner Penelitian ... L-1 2. Skor Jawaban Responden pada Kuesioner Pendahuluan ... L-2 3. Hasil Uji Reliabilitas dan Validitas ... L-3 4. Skor Jawaban Responden pada Kuesioner Akhir ... L-4 5. Recode Data Input Kuesioner untuk Correspondence Analysis ... L-5 6. Input dan Output Correspondence Analysis... L-6 7. Tabel Nilai r Product Moment ... L-7 8. Lembar Asistensi Dosen Pembimbing ... L-8 9. Surat Permohonan Tugas Sarjana ... L-9 10. Surat Pengantar Riset Tugas Sarjana ... L-10 11. Surat Persetujuan Izin Riset Tugas Sarjana ... L-11 12. Surat Keputusan Tugas Sarjana ... L-12


(16)

ABSTRAK

Handphone merupakan salah satu dari perkembangan teknologi. Dengan

kecanggihan teknologi saat ini, fungsi handphone tidak hanya sebagai alat komunikasi biasa, tetapi juga dapat digunakan untuk mengakses internet, SMS, berfoto, dan juga saling mengirim data. Salah satu model handphone yang banyak digandrungi oleh semua kalangan saat ini adalah model handphone Qwerty. Penggunaan handphone jenis ini di kalangan mahasiswa juga semakin meluas. Hal ini diakibatkan oleh semakin meningkatnya kebutuhan pada mahasiswa terhadap kelancaran komunikasi yang menunjang kegiatan mahasiswa itu sendiri serta memperluas jaringan pertemanan dan bisnis yang bisa diakses melalui situs-situs jejaring sosial pada umumnya. Perkembangan model handphone ini menimbulkan persaingan yang sangat ketat karena setiap model yang ada terus mengeluarkan varian baru yang mempunyai atribut, kualitas, dan desain yang hampir sama namun harga yang berbeda.

Tujuan dari penelitian ini adalah (1) untuk mengetahui tingkat kepentingan atribut-atribut handphone Qwerty yang menjadi pertimbangan dalam keputusan pembelian konsumen serta persepsi kinerja atribut merek-merek handphone

Qwerty yang diteliti dan membandingkan kinerja antara merek yang diteliti, (2)

untuk menganalisis positioning merek-merek handphone Qwerty yang diteliti berdasarkan persepsi konsumen yang digambarkan dalam perceptual map dan melakukan evaluasi terhadap positioning setiap merek handphone Qwerty yang menjadi objek penelitian.

Populasi penelitian ini adalah mahasiswa pengguna handphone Qwerty di Universitas Sumatera Utara (USU). Penentuan sampel dilakukan dengan teknik

accidental sampling dengan jumlah sampel sebanyak 40 orang responden. Untuk

mendapatkan hasil yang maksimal maka digunakan alat analisis Attribute Rating (AR) untuk mengidentifikasi persepsi kinerja atribut-atribut merek handphone

Qwerty yang diteliti dan alat analisis Correspondence Analysis (CA) untuk

melihat kesamaan karakter antar beberapa objek serta kesamaan karakter suatu variabel/atribut terhadap suatu objek.

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa atribut handphone Qwerty yang menjadi pertimbangan paling penting pada saat pembelian adalah kecepatan kinerja. Berdasarkan analisis AR, handphone Qwerty merek Nokia memiliki peringkat kinerja tertinggi untuk delapan atribut yang diteliti yakni harga beli, bentuk desain, biaya operasional dan perawatan, layanan purna jual, kecepatan kinerja, citra merek, daya tahan baterai, dan memiliki kualitas fitur tambahan paling baik diantara tiga merek yang diteliti. Merek Nexian memiliki peringkat


(17)

ABSTRAK

Handphone merupakan salah satu dari perkembangan teknologi. Dengan

kecanggihan teknologi saat ini, fungsi handphone tidak hanya sebagai alat komunikasi biasa, tetapi juga dapat digunakan untuk mengakses internet, SMS, berfoto, dan juga saling mengirim data. Salah satu model handphone yang banyak digandrungi oleh semua kalangan saat ini adalah model handphone Qwerty. Penggunaan handphone jenis ini di kalangan mahasiswa juga semakin meluas. Hal ini diakibatkan oleh semakin meningkatnya kebutuhan pada mahasiswa terhadap kelancaran komunikasi yang menunjang kegiatan mahasiswa itu sendiri serta memperluas jaringan pertemanan dan bisnis yang bisa diakses melalui situs-situs jejaring sosial pada umumnya. Perkembangan model handphone ini menimbulkan persaingan yang sangat ketat karena setiap model yang ada terus mengeluarkan varian baru yang mempunyai atribut, kualitas, dan desain yang hampir sama namun harga yang berbeda.

Tujuan dari penelitian ini adalah (1) untuk mengetahui tingkat kepentingan atribut-atribut handphone Qwerty yang menjadi pertimbangan dalam keputusan pembelian konsumen serta persepsi kinerja atribut merek-merek handphone

Qwerty yang diteliti dan membandingkan kinerja antara merek yang diteliti, (2)

untuk menganalisis positioning merek-merek handphone Qwerty yang diteliti berdasarkan persepsi konsumen yang digambarkan dalam perceptual map dan melakukan evaluasi terhadap positioning setiap merek handphone Qwerty yang menjadi objek penelitian.

Populasi penelitian ini adalah mahasiswa pengguna handphone Qwerty di Universitas Sumatera Utara (USU). Penentuan sampel dilakukan dengan teknik

accidental sampling dengan jumlah sampel sebanyak 40 orang responden. Untuk

mendapatkan hasil yang maksimal maka digunakan alat analisis Attribute Rating (AR) untuk mengidentifikasi persepsi kinerja atribut-atribut merek handphone

Qwerty yang diteliti dan alat analisis Correspondence Analysis (CA) untuk

melihat kesamaan karakter antar beberapa objek serta kesamaan karakter suatu variabel/atribut terhadap suatu objek.

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa atribut handphone Qwerty yang menjadi pertimbangan paling penting pada saat pembelian adalah kecepatan kinerja. Berdasarkan analisis AR, handphone Qwerty merek Nokia memiliki peringkat kinerja tertinggi untuk delapan atribut yang diteliti yakni harga beli, bentuk desain, biaya operasional dan perawatan, layanan purna jual, kecepatan kinerja, citra merek, daya tahan baterai, dan memiliki kualitas fitur tambahan paling baik diantara tiga merek yang diteliti. Merek Nexian memiliki peringkat


(18)

kinerja atribut paling rendah. Merek Nexian dinilai memiliki harga beli dan biaya operasional dan perawatan yang paling murah. Berdasarkan analisis CA, merek

Nokia identik dengan atribut biaya operasional dan perawatan, merek Samsung

identik dengan atribut citra merek dan daya tahan baterai, sedangkan merek

Nexian diasosiasikan identik dengan fitur tambahan.

Kata kunci : positioning, handphone Qwerty

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Handphone merupakan salah satu dari perkembangan teknologi. Dengan

kecanggihan teknologi saat ini, fungsi handphone tidak hanya sebagai alat komunikasi biasa, tetapi juga dapat digunakan untuk mengakses internet, SMS, berfoto, dan juga saling mengirim data. Perkembangan produk handphone hingga saat ini telah menunjukkan peningkatan yang pesat. Hal ini dapat dilihat dari semakin banyaknya model handphone dengan berbagai merek yang bermunculan di pasar dalam negeri saat ini.

Salah satu model handphone yang banyak digunakan oleh semua kalangan saat ini adalah model handphone Qwerty. Qwerty adalah sebutan atau istilah untuk keypad di ponsel yang menggunakan papan ketik seperti papan ketik pada mesin ketik atau komputer. Salah satu ciri menonjol adalah huruf Q,W,E,R,T,Y ada pada baris pertama sisi kiri pada papan ketik di ponsel. Model handphone ini tidak hanya diminati dan digunakan oleh kalangan orang dewasa saja, tetapi juga kalangan remaja dan anak-anak juga sudah banyak yang memiliki handphone ini


(19)

dengan tingkat kecanggihan handphone yang setara. Fenomena ponsel Qwerty dipicu oleh maraknya penggunaan Facebook, chatting, dan instant messaging. Peristiwa-peristiwa yang terjadi di dunia dapat dengan cepat diketahui oleh masyarakat dengan fasilitas tersebut. Berita hangat dan aktual tentang peristiwa yang dikecam oleh banyak kalangan dapat dengan cepat menyebar lewat jejaring sosial seperti Facebook. Teknologi seperti ini membuat dunia menjadi serasa amat kecil. Sebagai gambaran, sepanjang tahun 2009 pertumbuhan pengguna Facebook di Indonesia diperkirakan naik hingga 1.100 %. Pada tahun 2008, pengguna

Facebook mencapai sekitar 800 ribu. Hingga Oktober 2009, pengguna Facebook

diperkirakan mencapai 11 juta pengguna (republika.co.id).

Perkembangan pasar handphone yang mengusung keypad Qwerty, diperkirakan masih akan mewarnai tahun 2010. Baik handphone branded maupun

handphone produk China akan berlomba menghadirkan handphone Qwerty. Yang

menarik dari kehadiran handphone Qwerty ini adalah konsumen memiliki anggapan bahwa harga beli produk tergolong tidak mahal. Pada segi segmentasi pasar, dapat dikatakan populasi pengguna handphone Qwerty juga makin meluas. Hal ini dapat dilihat dari peningkatan kebutuhan pada konsumen segmen menengah ke bawah yang membutuhkan perangkat yang mampu mendukung seseorang menulis pesan dengan cepat dan akurat. Dari segi usia, juga terjadi perluasan pengguna handphone berdesain Qwerty. Perkembangan seperti ini, tak urung, menempatkan Indonesia sebagai negara dengan pengguna handphone


(20)

Awalnya model handphone ini mulai diperkenalkan di pasar dalam negeri oleh produsen handphone seperti Nokia dari Finlandia dan BlackBerry dari Kanada. Namun, belakangan mulai bermunculan model handphone sejenis dari produsen dalam negeri (merek China) seperti Nexian, K-Touch, IMO, Mito, HT

Mobile, Huawei, dan lain-lain yang tidak kalah bersaing dan juga banyak diminati

oleh masyarakat saat ini khususnya kalangan remaja seperti pelajar dan mahasiswa. Munculnya merek-merek China untuk handphone tipe ini di pasaran merupakan bentuk kejelian produsen handphone dalam negeri untuk menghadirkan ponsel dengan harga murah namun mampu menyaingi kualitas dari

handphone dengan harga yang lebih mahal. Perkembangan handphone merek

China tidak berjalan statis, tetapi masing-masing produsen terus melakukan perbaikan (improvement) pada atribut-atribut lainnya dari handphone tersebut sehingga muncul varian baru dari satu merek handphone dalam waktu yang relatif singkat. Oleh karena itu, konsumen tinggal memilih dari sekian banyak model dan merek handphone Qwerty yang sesuai dengan keinginan dan pertimbangannya serta daya belinya.

Semakin banyaknya merek handphone Qwerty China yang berlomba dalam menghadirkan varian baru dan merek asing yang terlebih dahulu memasuki pasar handphone di Indonesia, mengharuskan setiap produsen terus meningkatkan kualitas produknya agar mampu bersaing secara terus menerus. Namun selain peningkatan kualitas, ada satu unsur yang juga harus ikut diperhatikan oleh setiap produsen (perusahaan) yaitu penempatan posisi produknya (positioning) di pasaran. Secara singkat, definisi positioning adalah tindakan merancang


(21)

penawaran dan citra perusahaan sehingga menempati suatu posisi kompetitif yang berarti dan berada dalam benak pelanggan sasarannya (Kotler, 1997). Dengan kata lain, positioning suatu produk dapat ditentukan melalui persepsi pelanggan terhadap produknya dan produk pesaingnya sehingga akan dihasilkan peta persepsi yang bisa dijadikan bahan evaluasi bagi kelangsungsan hidup suatu perusahaan.

Penggunaan handphone jenis ini di kalangan mahasiswa juga semakin meluas. Hal ini diakibatkan oleh semakin meningkatnya kebutuhan pada mahasiswa terhadap kelancaran komunikasi yang menunjang kegiatan mahasiswa itu sendiri serta memperluas jaringan pertemanan dan bisnis yang bisa diakses melalui situs-situs jejaring sosial pada umumnya. Melihat semakin besarnya minat konsumen produk handphone Qwerty di Indonesia, khususnya konsumen di kota Medan, dalam membeli handphone jenis ini dan semakin banyaknya vendor yang menghadirkan produk sejenis dengan beragam merek serta mengingat bahwa

handphone sekarang sudah menjadi kebutuhan sekunder dan konsumen tersebut

pun semakin kritis dalam membeli produk ini maka peneliti dalam hal ini ingin melakukan penelitian mengenai atribut-atribut handphone, dalam hal ini

handphone Qwerty, yang menjadi pertimbangan penting bagi konsumen ketika

membeli dan memetakan posisi merek-merek handphone Qwerty tersebut pada peta persepsi berdasarkan atribut yang melekat pada masing-masing merek

handphone yang diteliti.


(22)

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dijelaskan sebelumnya, maka yang menjadi permasalahan pokok dalam penelitian ini adalah “Bagaimana posisi berbagai merek handphone Qwerty berdasarkan persepsi konsumen terhadap kinerja atribut-atributnya dan atribut handphone Qwerty apa saja yang menjadi pertimbangan penting bagi konsumen pada saat melakukan pembelian.”

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan umum penelitian ini adalah untuk memetakan posisi merek-merek

handphone Qwerty yang diteliti berdasarkan atribut yang melekat pada

masing-masing merek tersebut. Sedangkan tujuan khusus penelitian ini antara lain:

1. Mengetahui tingkat kepentingan atribut-atribut handphone Qwerty yang

menjadi pertimbangan dalam keputusan pembelian konsumen serta persepsi kinerja atribut merek-merek handphone Qwerty yang diteliti dan membandingkan kinerja antara merek yang diteliti.

2. Menganalisis positioning merek-merek handphone Qwerty yang diteliti

berdasarkan persepsi konsumen yang digambarkan dalam perceptual map dan melakukan evaluasi terhadap positioning setiap merek handphone Qwerty yang menjadi objek penelitian.

1.4. Asumsi dan Batasan Penelitian

Dalam penelitian ini diasumsikan pertanyaan pada kuesioner dianggap valid setelah dilakukan pengujian validitas dan perbaikan penulisan redaksi pada pertanyaan yang tidak valid.


(23)

1. Penelitian ini dilakukan terhadap mahasiswa Universitas Sumatera Utara (USU) pemilik dan pengguna handphone Qwerty.

2. Hasil analisis dan pembahasan didasarkan pada jawaban yang diisikan

responden pada kuesioner.

1.5. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini antara lain:

1. Bagi perusahaan produsen handphone Qwerty, dapat memberikan feed back

dan rekomendasi kepada perusahaan handphone tersebut atas segala kegiatan pemasaran yang telah dilakukan dalam membangun positioning merek.

2. Bagi para praktisi pemasaran, dapat dijadikan sebagai pedoman dalam

menemukan peluang strategi pemasaran terbaik yang dapat digunakan untuk membangun positioning suatu merek produk.

3. Bagi konsumen, dapat memberikan masukan/referensi tentang atribut-atribut

yang penting pada handphone Qwerty sebelum memutuskan untuk membeli.

4. Bagi akademis, sebagai bahan referensi bagi penelitian selanjutnya maupun


(24)

BAB II

GAMBARAN UMUM PRODUK

2.1. Sejarah Perkembangan Handphone

Telepon seluler atau lebih dikenal dengan sebutan handphone (HP), diyakini telah ada pada jaman penjajahan, yaitu kira-kira tahun 1947 di negara Amerika Serikat dan Eropa. Pada tahun 1910 adalah cikal bakal telepon seluler yang ditemukan oleh Lars Magnus Ericsson, yang merupakan pendiri perusahaan

Ericsson yang kini dikenal dengan perusahaan Sony Ericsson. Pada awalnya,

orang Swedia ini medirikan perusahaan Ericsson dengan memfokuskan terhadap bidang bisnis peralatan telegraf dengan skala perusahaan yang tidak besar pada waktu itu. Pada tahun 1921, untuk pertama kalinya departemen kepolisian Detroit

Michigan menggunakan telepon seluler yang terpasang di semua mobil polisi

dengan menggunakan frekuensi 2 MHz. Pada tahun 1960, di Finlandia sebuah perusahaan bernama Fennis Cable Works yang semula berbisnis dibidang kabel, melakukan ekspansi dengan mendirikan perusahaan elektronik yang bernama

Nokia sebagai handset telepon seluler. Tahun 1970-an perkembangan telepon

seluler menjadi pesat dengan di dominasi oleh perusahaan besar seperti Nokia dan

Motorola.

Setelah tahun 1970, telekomunikasi seluler semakin sering dibicarakan orang. Motorola mengenalkan telepon genggam tiga tahun kemudian. Ukurannya cukup besar dengan antena pendek, selain itu ada juga telepon genggam seukuran koper. Dr. Cooper yang menjadi manajer proyek inovasi Motorola itu memasang


(25)

base station di New York. Untuk proyek tersebut Motorola bekerja sama dengan Bell Labs. Penemuan ini diklaim sebagai penemuan handphone pertama. Pada

suatu pagi tepatnya tanggal 3 April 1973, Cooper, yang saat itu menjabat sebagai

general manager pada divisi Communication Systems Motorola mempertunjukkan

cara berkomunikasi aneh dari terminal telepon portable. Dia mencoba menggunakan telepon genggam tersebut sambil berjalan-jalan di berbagai lokasi di New York. Pada saat itu, pertama kalinya handphone ditampilkan dan digunakan di depan publik. Dalam pertunjukan itu, Cooper menggunakan telepon genggam seberat 800 gram atau sepuluh kali lipat dibandingkan rata-rata

handphone yang beredar saat ini.

2.2. Perkembangan Teknologi Handphone

Teknologi handphone mulai digunakan pada tahun 1970 yang diawali dengan penggunaan mikroprosesor untuk teknologi komunikasi dan pada tahun 1971, jaringan handphone pertama dibuka di Finlandia bernama ARP. Menyusul kemudian NMT di Skandinavia pada tahun 1981 dan AMPS pada tahun 1983. Penggunaan teknologi analog pada generasi pertama menyebabkan banyak keterbatasan yang dimiliki seperti kapasitas traffic yang kecil, jumlah pelanggan yang dapat ditampung dalam satu sel sedikit, dan penggunaan spektrum frekuensi yang boros. Di sisi lain, meningkatnya jumlah pelanggan tidak mampu ditampung oleh generasi pertama. Selain itu, teknologi 1G ini hanya mampu melayani komunikasi suara, tidak seperti 2G yang bisa digunakan untuk SMS. NMT atau


(26)

digunakan secara internasional di Eropa Utara. Jaringan ini beroperasi pada frekuensi 450 MHz sehingga sering disebut NMT-450, ada juga NMT-900 yang beroperasi pada frekuensi 900 MHz.

Mengingat tuntutan pasar dan kebutuhan akan kualitas yang semakin baik, maka tercipta suatu teknologi generasi ke dua atau 2G. Generasi ini sudah menggunakan teknologi digital. Teknologi 2G lainnya adalah 95 CDMA, IS-136 TDMA dan PDC. Generasi kedua selain digunakan untuk komunikasi suara, juga bisa untuk SMS dan transfer data dengan kecepatan maksimal 9.600 bps (bit

per second). Sebagai perbandingan, modem yang banyak digunakan untuk

koneksi internet berkecepatan 56.000 bps (5,6 kbps). Kelebihan 2G dibanding 1G selain layanan yang lebih baik, dari segi kapasitas juga lebih besar. Karena pada 2G, satu frekuensi bisa digunakan beberapa pelanggan dengan menggunakan mekanisme Time Division Multiple Access (TDMA). Standar teknologi 2G yang paling banyak digunakan saat ini adalah GSM (Global System for Mobile

Communication), seperti yang dipakai sebagian besar handphone saat ini. GSM

beroperasi pada frekuensi 900, 1800 dan 1900 MHz. GSM juga mendukung komunikasi data berkecepatan 14,4 kbps. Pada tahun 1993, telah ada 36 jaringan GSM di 22 negara. Keunikan GSM dibanding generasi pertama adalah layanan SMS. SMS atau Short Message Service adalah layanan dua arah untuk mengirim pesan pendek sebanyak 160 karakter. Jaringan GSM yang saat ini digunakan sudah memasuki fase 2. Sebagai penerus 2G, diciptakan generasi 2,5 G yang merupakan versi lebih baik dari generasi kedua. Generasi 2,5 G ini mempunyai kemampuan transfer data yang lebih cepat. Teknologi yang terkenal dari generasi


(27)

ini adalah GPRS (General Packet Radio Service) dan EDGE (Enhanced Data

rates for GSM Evolution).

Setelah generasi 2,5 G ini, tren komunikasi seluler mulai beralih kepada generasi berikutnya yang diprediksikan akan menjadi teknologi komunikasi seluler yang menjanjikan. Generasi 3 atau 3G merupakan teknologi terbaru dalam dunia seluler. Generasi ini lebih dikenal dengan sebutan UMTS (Universal Mobile

Telecommunication System) atau WCDMA (Wideband – Coded Division Multiple Access). Kelebihan generasi terbaru ini terletak pada kecepatan transfer data yang

mencapai 384 kbps di luar ruangan dan 2 Mbps untuk aplikasi indoor. Selain itu, generasi ini dapat menyediakan layanan multimedia seperti internet, video

streaming, dan lain-lain dengan lebih baik. Generasi ketiga ini menggunakan

teknologi CDMA yang awalnya muncul dari teknologi militer Amerika Serikat dan dikhususkan pada standar IS-95. Teknologi CDMA membuat kapasitas suatu sel menjadi lebih besar dibanding sistem GSM karena pada sistem CDMA, setiap panggilan komunikasi memiliki kode-kode tertentu sehingga memungkinkan banyak pelanggan menggunakan sumber radio yang sama tanpa terjadinya gangguan interferensi dan cross talk. Sumber radio dalam hal ini adalah frekuensi dan time slot yang disediakan untuk tiap sel. Sistem komunikasi wireless berbasis CDMA pertama kali digunakan pada tahun 1995 dan sampai sekarang, CDMA merupakan saingan utama dari sistem GSM di banyak negara. Kelebihan utama yang dimiliki generasi ketiga adalah kemampuan transfer data yang cepat atau memiliki bit rate yang tinggi. Tingginya bit rate yang dimiliki menyebabkan banyak operator CDMA dapat menyediakan berbagai aplikasi multimedia yang


(28)

lebih baik dan bervariasi, dan menjadi daya tarik tersendiri bagi pelanggan. Dalam jangka panjang, CDMA dan teknologi-teknologi lainnya seperti GSM akan dibandingkan berdasarkan pada biaya total per pelanggan dari jaringan infrastruktur dan harga pesawat telepon. Dengan 3G, komunikasi murah dan berkualitas menjadi impian seluruh pengguna telepon seluler.

2.3. Perkembangan Handphone di Indonesia

Handphone mulai masuk ke Indonesia sekitar tahun 1998, pada tahun

tersebut handphone hanya digunakan untuk menelepon dan harga belinya sangat tinggi yaitu sekitar 10 juta rupiah, vendor-vendor yang pertama kali mengeluarkan

handphone ialah Siemens, Sony Ericsson, dan Nokia. Pada masa tersebut juga

kartu perdana yang dipergunakan harganya tergolong mahal sekitar 500 ribu rupiah dan masih memiliki sistem roaming yang mengharuskan pengguna

handphone memiliki pulsa walaupun hanya menerima panggilan dari luar. Kartu

GSM yang terlebih dahulu muncul pada waktu itu hanya Pro XL (sekarang XL) dan Simpati. Setelah mengalami cukup banyak kemajuan teknologi, muncul teknologi SMS (short message service) yaitu sejenis pesan singkat yang berbentuk teks yang memudahkan pengguna untuk saling berkirim pesan. Pada zaman tersebut handphone yang cukup dikenal masyarakat Indonesia adalah Nokia 3310. Setelah kemunculan SMS, tercipta konektivitas yang semakin cepat dengan lahirnya GPRS dimana kinerja handphone menjadi semakin cepat dalam mengakses internet. Sampai saat ini telah dikenal teknologi 3G, 3.5 G, dan yang terbaru 4G.


(29)

Perkembangan handphone di tanah air akhir-akhir ini cukup pesat, selain sebagai kebutuhan handphone secara tidak langsung juga menjadi lifestyle tersendiri. Awalnya model handphone yang banyak muncul di pasar tanah air adalah produksi Nokia, kemudian disusul oleh Siemens dan Sony Ericsson, dan hingga saat ini berbagai merek handphone dengan beragam model telah hadir di pasar handphone tanah air untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan para konsumen. Salah satu handphone yang cukup banyak diminati saat ini ialah

BlackBerry. Kemunculan BlackBerry di tanah air saat ini merupakan suatu era lifestyle dari handphone. BlackBerry merupakan handphone yang menggunakan

tombol qwerty yang merupakan salah satu tren yang berkembang di handphone saat ini. Qwerty adalah sebutan atau istilah untuk keypad di handphone yang menggunakan papan ketik seperti papan ketik pada mesin ketik atau komputer. Salah satu ciri menonjol adalah huruf Q,W,E,R,T,Y ada pada baris pertama sisi kiri pada papan ketik di handphone tersebut.

2.4. Perkembangan Handphone Qwerty di Indonesia

Perkembangan tekhnologi kian hari kian berkembang, hal ini iterbukti dengan banyak bermunculan perangkat-perangkat kerja maupun sehari-hari yang dilengkapi dengan teknologi high class. Perkembangan teknologi ini pun tidak dianggap remeh oleh para produsen telekomunikasi, handphone, untuk menambahkan teknologi-teknologi terbaru didalamnya. Penambahan teknologi ini pun menjadi pemicu meningkatnya angka penjualan akan produk tersebut.


(30)

BlackBerry yang merupakan salah satu produsen handphone telah

memanfaatkan dan mengembangkan perkembangan teknologi yang ada ke dalam produk handphone yang diciptakannya. Selain dengan teknologinya, BlackBerry juga melakukan perbedaan dengan jenis handphone yang telah ada di pasaran saat ini, dengan menawarkan keypad jenis QWERTY dan layanan mobile kapan saja. Perbedaan itu yang membuat BlackBerry banyak diminati oleh penggemarnya, mulai dari kalangan pejabat, selebritis, sampai dengan anak muda. Walaupun demikian, tidak semua orang dapat memiliki BlackBerry ini dikarenakan harganya yang dapat dikatakan tidak cukup murah ini.

Memang harga penjualan handphone BlackBerry ini sangat mahal dan pada awalnya BlackBerry hanya digunakan oleh kalangan atas. Akan tetapi, para vendor telekomunikasi asing (Nokia dan Samsung) maupun lokal (Indosat) melihat segmen pasar Indonesia yang tertarik dengan handphone jenis BlackBerry ini sangat banyak, sedangkan tidak didukung kemampuan daya beli, sehingga vendor-vendor tesebut menciptakan produk handphone yang memiliki fitur yang tidak jauh berbeda dengan BlackBerry, dengan ciri utamanya, berupa keypad

qwerty dan dapat mobile kapan saja dan tentu saja dengan harga yang jauh lebih

murah. Kemunculan Blackberry di tanah air membuat handphone qwerty semakin digemari. Selain vendor-vendor ternama yang mengeluarkan produk seperti itu,

handphone China turut serta menambah ramainya pasar handphone di tanah air.

Hal ini dapat dilihat pada berbagai daerah di Indonesia saat ini bahwa handphone

BlackBerry maupun merek-merek lain membanjiri pasaran handphone di


(31)

BAB III

TINJAUAN PUSTAKA

3.1. Strategi Pemasaran

Strategi pemasaran adalah serangkaian tujuan dan sasaran, kebijakan serta aturan yang memberi arah kepada usaha-usaha pemasaran dari waktu ke waktu pada masing-masing tingkatan serta lokasinya. Strategi pemasaran modern secara umum terdiri dari tiga tahap, yaitu: segmentasi pasar (segmenting), penetapan pasar sasaran (targeting) dan penetapan posisi pasar (positioning).

Menurut McDonald (2002:55), salah satu tujuan menetapkan strategi pemasaran adalah agar perusahaan dapat memilih konsumen dan pasar yang hendak dimasuki. Unsur utama dalam strategi adalah perusahaan, konsumen, produk/jasa, dan pesaing. Untuk menghadapi persaingan, perusahaan perlu membangun keuntungan bersaing yang sustainable. Sustainable yang dimaksud adalah kelebihan sementara yang dimiliki perusahaan jika dibandingkan pesaing,


(32)

di mana kelebihan itu dapat diraih dengan berbagai cara, misalnya promosi penjualan yang unik.

3.1.1. Segmentasi Pasar (Segmenting)

Segmentasi pasar adalah kegiatan membagi-bagi pasar yang bersifat heterogen dari suatu produk ke dalam satuan-satuan pasar (segmen pasar) yang bersifat homogen (Kotler, 1997:73). Pada dasarnya segmentasi pasar adalah suatu strategi yang didasarkan pada falsafah manajemen pemasaran yang orientasinya adalah konsumen. Dengan melaksanakan segmentasi pasar, kegiatan pemasaran dapat dilakukan lebih terarah dan sumber daya yang dimiliki perusahaan dapat digunakan secara lebih efektif dan efisien dalam rangka memberikan kepuasan bagi konsumen. Selain itu, dengan melakukan segmentasi pasar, suatu perusahaan akan lebih mudah melayani berbagai kebutuhan dan keinginan pasar tersebut. Terdapat beberapa cara dalam melakukan segmentasi pasar, diantaranya:

1. Segmentasi geografis, membagi pasar ke dalam unit geografi yang berbeda,

seperti negara, kota, dan wilayah.

2. Segmentasi demografis, membagi pasar dalam suatu kelompok berdasarkan

variabel seperti umur, jenis kelamin, jumlah anggota keluarga, siklus hidup keluarga, pendapatan, pekerjaan, pendidikan, agama, ras, generasi, kebangsaan, dan kelas sosial.

3. Segmentasi psikografis, pasar dibagi ke dalam kelompok yang berbeda


(33)

4. Segmentasi berdasarkan perilaku, pasar dikelompokkan berdasarkan pengetahuan, sikap, penggunaan, atau tanggapan konsumen terhadap produk.

3.1.2. Penetapan Pasar Sasaran (Targeting)

Penetapan pasar sasaran (targeting) adalah adalah memilih satu atau beberapa segmen pasar yang paling potensial untuk ditawarkan produk perusahaan. Menurt Kotler dan Keller (2008:95), jenis-jenis targeting sebagai berikut:

1. Single segment concentration, yaitu perusahaan menawarkan satu produk

untuk satu segmen pasar.

2. Selective specialization, yaitu perusahaan menawarkan produk yang

berbeda-beda untuk setiap segmen pasar.

3. Product specialization, yaitu perusahaan menawarkan satu produk untuk

semua segmen pasar.

4. Market specialization, yaitu perusahaan menawarkan semua jenis produk ke

satu segmen pasar.

5. Full market coverage, yaitu perusahaan menawarkan semua jenis produk ke

semua segmen pasar.

3.1.3. Penetapan Posisi Pasar (Positioning)

Positioning adalah tindakan merancang penawaran dan citra perusahaan

sehingga menempati suatu posisi kompetitif yang berarti dan berada dalam benak pelanggan sasarannya (Kotler, 1997:85). Positioning merupakan elemen yang


(34)

sangat utama dalam suatu strategi pemasaran. Sebuah perusahaan dapat menentukan posisinya melalui persepsi pelanggan terhadap produknya dan produk pesaingnya sehingga akan dihasilkan peta persepsi.

Menurut Aaker dan Shansby (1982), strategi positioning dibedakan menjadi enam, yaitu:

1. Positioning berdasarkan atribut dan manfaat produk, yaitu menetapkan merek

yang berbeda dari persaing pada karakteristik atau manfaat yang ditawarkan. Dengan kata lain, strategi positioning ini mengasosiasikan produk dengan suatu atribut, fitur produk, dan fitur konsumen. Contohnya Volvo menekankan pada kenyamanan dan daya tahan, dengan menunjukkan iklan tes kecelakaan dan menampilkan data statistik mengenai umur daya tahan penggunaan Volvo. 2. Positioning berdasarkan harga/kualitas, yaitu menggunakan karakteristik

harga/kualitas untuk memposisikan merek. Salah satu cara perusahaan menggunakan strategi positioning ini adalah dengan menggunakan iklan yang merefleksikan bahwa mereknya memiliki image yang berkualitas tinggi. Selain itu, perusahaan juga dapat fokus pada kualitas atau nilai yang ditawarkan oleh merek pada harga yang sangat kompetitif. Contohnya notebook Toshiba dipromosikan melalui iklan TV sehingga image terhadap notebook Toshiba adalah notebook yang berkualitas tinggi.

3. Positioning berdasarkan penggunaan atau aplikasi, yaitu dengan mengkomunikasikan image atau posisi tertentu dari merek, dengan mengasosiasikannya terhadap penggunaan atau aplikasi tertentu. Contohnya


(35)

margarin Simas diposisikan sebagai margarin untuk memasak, bukan untuk roti.

4. Positioning berdasarkan kelas produk, yaitu produk diposisikan dengan kelas

produknya. Contohnya Aqua memiliki positioning air mineral. Namun, sering kali persaingan produk datang dari kelas produk yang berbeda dan perusahaan menetapkan positioning produknya berdasarkan produk lain di luar kelas produknya. Contohnya perusahaan CD musik harus bersaing dengan perusahaan MP3 player.

5. Positioning berdasarkan pengguna produk, yaitu menetapkan posisi suatu

produk dengan mengasosiasikannya terhadap kelas pengguna atau kelompok tertentu. Contohnya susu Dancow diposisikan sebagai susu untuk Balita.

6. Positioning berdasarkan pesaing. Pesaing mungkin menjadi penting untuk

dijadikan dasar strategi positioning terhadap produk dan jasa perusahaan. Pendekatan ini mirip dengan positioning kelas produk, tetapi pendekatan ini melibatkan pesaing pada kategori produk yang sama. Contohnya iklan Burger King mengkomunikasikan bahwa burger McDonald memiliki beef yang sedikit dan rasanya tidak seenak Burger King karena produk McD tidak dipanggang.

Dalam menentukan strategi positioning, Belch (2007:65) mengemukakan ada enam langkah yang harus dilakukan, yaitu :

1. Identifikasi para pesaing

Proses ini membutuhkan pemikiran yang luas. Pesaing tidak hanya ada pada kelas produk yang sama dengan poduk perusahaan. Oleh karena itu, perusahaan juga harus mengidentifikasi pesaing di luar kelas produknya.


(36)

2. Riset persepsi konsumen

Ketika perusahaan mendefinisikan persaingan, perusahaan harus menentukan bagaimana persepsi konsumen terhadap persaingan dan harus memikirkan atribut apa saja yang dinilai penting oleh konsumen ketika konsumen mengevaluasi produk dan/atau merek.

3. Menentukan posisi pesaing

Setelah mengidentifikasi atribut apa yang penting bagi konsumen, kita harus menentukan bagaimana tiap pesaing (termasuk atribut yang dimiliki produk kita) diposisikan terhadap atribut tersebut dan membandingkan antara pesaing satu dengan yang lain. Untuk melakukan hal ini, perlu mengadakan riset konsumen.

4. Menganalisis preferensi konsumen

Mengetahui posisi yang dikehendaki oleh konsumen terhadap suatu produk. Pada tahap ini produsen perlu mengkaji kembali apakah masih ada celah yang tersisa dalam pasar yang mencermikan permintaan potensial.

5. Membuat keputusan positioning

Dalam membuat keputusan positioning, manajer pemasaran harus membuat keputusan yang subjektif karena keputusan tidak selalu jelas dan terdefinisikan dengan baik serta penelitian hanya memberikan masukan yang terbatas.

6. Memantau posisi

Setiap posisi yang dibangun, tentunya perusahaan menginginkan untuk memantau bagaimana posisi itu dipelihara di pasar.


(37)

Menurut Kotler dan Keller (2008:110) kesalahan dalam positioning dapat dibedakan menjadi empat, yaitu :

1. Underpositioning

Penentuan posisi yang kurang sehingga konsumen tidak melihat sesuatu yang khusus dan melihat merek tersebut hanya sebagai pemain baru yang masuk ke pasar yang sudah jenuh.

2. Overpositioning

Positioning yang dilakukan perusahaan terlalu berlebihan sehingga konsumen

memiliki gambaran yang terlalu sempit atas citra sebuah merek. 3. Confused positioning

Konsumen memiliki suatu citra yang membingungkan terhadap suatu merek karena perusahaan terlalu banyak membuat pernyataan atau terlalu sering mengubah positioning suatu merek.

4. Doubtful positioning

Konsumen merasa sulit untuk percaya atas pernyataan suatu merek karena aspek fitur-fitur produk tersebut meragukan, termasuk harga atau perusahaannya.

3.2. Teori Produk

Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk memuaskan keinginan atau kebutuhan. Suatu produk tidak hanya sebuah objek fisik, tetapi produk adalah sekumpulan manfaat atau nilai yang dapat memuaskan konsumen (Belch, 2007:87). Produk juga meliputi kemasan, garansi, layanan


(38)

purna jual, merek, nama baik perusahaan, dan nilai kepuasan. Secara konseptual produk adalah pemahaman subyektif dari produsen atas sesuatu yang bisa ditawarkan sebagai usaha untuk mencapai tujuan organisasi melalui pemenuhan kebutuhan dan kegiatan konsumen, sesuai dengan kompetensi dan kapasitas organisasi serta daya beli pasar. Selain itu produk dapat pula didefinisikan sebagai persepsi konsumen yang dijabarkan oleh produsen melalui hasil produksinya.

Menurut Kotler dan Keller (2008:125), dalam merencanakan penawaran ke pasar, pemasar perlu memikiran lima tingkatan produk (Gambar 2.1.). Masing-masing tingkatan produk akan membentuk hierarki nilai pelanggan (customer

value hierarchy). Adapun tingkatan produk tersebut adalah sebagai berikut:

1. Tingkat yang paling mendasar adalah manfaat inti (core benefit), yaitu layanan

atau manfaat yang sesungguhnya dibeli pelanggan. Misalnya seorang tamu hotel membeli istirahat atau tidur.

2. Pada tingkat kedua, pemasar harus mengubah manfaat inti ke dalam bentuk

produk dasar (basis product). Contohnya kamar hotel meliputi tempat tidur dan kamar mandi.

3. Pada tingkat ketiga, pemasar menyiapkan produk yang diharapkan (expected

product), yaitu beberapa atribut dan kondisi yang biasanya diharapkan pembeli

ketika mereka membeli produk. Contohnya tamu hotel mengharapkan tempat tidur yang nyaman dan kamar yang bersih.

4. Pada tingkat keempat, pemasar menyiapkan produk yang ditingkatkan


(39)

5. Pada tingkat kelima, terdapat calon produk (potential product) yang meliputi segala kemungkinan peningkatan dan perubahan yang mungkin akan dialami produk atau jasa pada masa mendatang.

Gambar 2.1. Tingkatan Produk

Menurut F.Tjiptono (1997:109) klasifikasi produk bisa dilakukan atas berbagai macam sudut pandang. Berdasarkan wujudnya, produk dapat diklasifikasikan ke dalam dua kelompok utama yaitu barang dan jasa. Jika ditinjau dari aspek daya tahannya, terdapat dua macam barang, yaitu:

1. Barang tidak tahan lama (Nondurable Goods)

Barang tidak tahan lama adalah barang berwujud yang biasanya habis dikonsumsi dalam satu atau beberapa kali pemakaian. Contohnya: sabun, minuman dan makanan ringan, kapur tulis, gula dan garam.


(40)

2. Barang tahan lama (Durable Goods)

Barang tahan lama merupakan barang berwujud yang biasanya bisa bertahan lama dengan banyak pemakaian (umur ekonomisnya untuk pemakaian normal adalah satu tahun atau lebih). Contohnya: TV, lemari es, mobil, dan komput er.

Selain berdasarkan daya tahannya, produk juga dapat diklasifikasikan berdasarkan penggunanya, yaitu:

1. Barang konsumen (Customer Goods) adalah barang yang dikonsumsi untuk

kepentingan konsumen akhir sendiri (individu dan rumah tangga), bukan untuk tujuan bisnis. Umumnya barang konsumen dapat diklasifikasikan menjadi empat jenis yaitu:

a. Convenience goods merupakan barang yang pada umumnya memiliki

frekuensi pembelian tinggi (sering beli), dibutuhkan dalam waktu segera, dan hanya memerlukan usaha yang minimum (sangat kecil) dalam pembandingan dan pembeliannya. Contohnya sabun, pasta gigi, baterai, makanan, minuman, majalah, surat kabar, payung dan jas hujan.

b. Shopping goods adalah barang-barang dalam proses pemilihan dan

pembeliannya dibandingkan oleh konsumen diantara berbagai alternatif yang tersedia. Kriteria perbandingan tersebut meliputi harga, kualitas dan model masing-masing barang. Contohnya alat-alat rumah tangga (TV, mesin cuci tape recorder), furniture (mebel), pakaian.

c. Specially goods adalah barang-barang yang memiliki karakteristik dan


(41)

melakukan usaha khusus untuk membelinya. Contohnya adalah barang-barang mewah dengan merek dan model spesifik.

d. Unsought goods merupakan barang-barang yang diketahui konsumen atau

kalaupun sudah diketahui tetapi pada umumnya belum terfikirkan untuk membelinya. Contohnya asuransi jiwa, batu nisan, tanah kuburan.

2. Barang industri (Industrial Goods) adalah barang yang diperlukan dalam

proses produksi suatu industri. Umumnya barang industri dapat diklasifikasikan atas tiga jenis yaitu:

a. Bahan baku dan suku cadang (materials and parts) adalah barang-barang

yang seluruhnya masuk ke produk produsen.

b. Barang modal (capital items) adalah barang-barang tahan lama yang

memudahkan pengembangan dan pengelolaan produk jadi.

c. Pasokan dan layanan bisnis (supplies and business service) adalah barang

dan jasa yang berumur pendek yang memudahkan pengembangan atau pengelolaan produk jadi.

3.3. Teori Merek

Merek adalah sebuah nama, istilah, tanda, simbol, desain atau kombinasi dari semua itu, yang ditujukan untuk mengidentifikasi barang atau jasa suatu penjual atau sekelompok penjual dan untuk membedakannya dari pesaing. (Kotler & Keller, 2008:136). Suatu merek produk dikatakan sukses jika merek tersebut memiliki keuntungan bersaing yang dijaga sepanjang waktu sehingga tidak dapat ditiru oleh pesaing (sustainable competitive advantage). Memilih suatu nama


(42)

merek untuk sebuah produk sangat penting dari segi promosi karena nama merek mengkomunikasikan atribut dan arti. Para pemasar selalu berupaya mencari namamerek yang dapat mengkomunikasikan konsep produk dan membantu memposisikan produk di benak konsumen. Konsumen mungkin mengidentifikasi produk secara berbeda berdasarkan merek. Di samping itu, konsumen juga mempelajari tentang merek melalui pengalamannya di masa lalu dan melalui program pemasaran merek itu. Mereka mengidentifikasi bagaimana merek memuaskan kebutuhannya.

Dalam strategi penetapan merek, terdapat istilah brand equity yaitu aset yang tidak terlihat yang melekat pada nilai tambah atau kebaikan yang dihasilkan dari citra yang baik, kesan yang berbeda, dan/atau kekuatan nama perusahaan, nama merek, atau merek dagang di mata konsumen (Belch, 2007:105).

3.4. Teknik Sampling

Menurut H.Mustafa (2000:52), teknik pengambilan sampel ada dua, yakni:

1. Sampel acak (random sampling/probability sampling) merupakan teknik

pengambilan sampel secara acak yang hanya dapat dilaksanakan apabila elemen populasi bersifat homogen, maksudnya semua elemen tersebut memiliki kesempatan terpilih yang sama dalam populasi. Misalnya besar populasi adalah N, sedang unsur dalam sampel (sample size) adalah n, maka besarnya kesempatan bagi tiap satuan elementer untuk terpilih dalam sampel

adalah

N n

. Terdapat beberapa teknik Random Sampling, antara lain:


(43)

Teknik pengambilan sampel dengan Simple Random Sampling sangatlah sederhana. Sampel yang diambil secara random, yaitu setiap anggota populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi anggota sampel. Cara yang umum dipakai adalah dengan mempergunakan tabel

random, atau dapat juga dipergunakan cara undian.

b. Systematic Random Sampling

Teknik ini hampir sama seperti Simple Random Sampling, khususnya pada saat pengambilan sampel pertama yang dipilih secara acak. Namun, sampel selanjutnya dipilih secara sistematis sesuai dengan interval k, dimana:

n N k = .

c. Stratified Random Sampling

Dalam teknik ini, sampel yang akan dipelajari mula-mula dibagi-bagi ke dalam lapisan-lapisan atau strata yang relatif homogen, sehingga keragaman dalam lapisan atau stratum lebih kecil daripada keragaman antar lapisan atau antar stratum. Dengan kata lain Stratified Random Sampling adalah suatu sampel yang diperoleh melalui pemisahan unit-unit populasi ke dalam kelompok yang tidak bersifat tumpang-tindih, di mana kelompok-kelompok ini disebut sebagai strata atau lapisan-lapisan, dan kemudian dipilih sampel acak sederhana dari setiap stratum atau lapisan.

d. Cluster Sampling

Pengambilan sampel dengan cara ini hampir sama dengan stratified random

sampling, bedanya pada cluster sampling penentuan pengelompokan


(44)

sampel secara random dan dapat pula secara proporsional dilakukan pengambilan sampel yang dibutuhkan.

e. Multi Stage Sampling

Sesuai dengan namanya, Multi Stage Sampling merupakan teknik pengambilan sampel yang menggabungkan dua teknik sampling yang dilakukan secara bertahap, bisa saja pertama dilakukan Stratified Sampling kemudian diikuti dengan Cluster Sampling, ataupun sebaliknya.

2. Sampel tidak acak (non-random sampling/nonprobability sampling)

Non-Random Sampling berbeda dengan Random Sampling. Jenis teknik

sampling ini tidak dipilih secara acak. Tidak semua unsur atau elemen populasi

mempunyai kesempatan sama untuk bisa dipilih menjadi sampel. Unsur populasi yang terpilih menjadi sampel bisa disebabkan karena kebetulan atau karena faktor lain yang sebelumnya sudah direncanakan oleh peneliti.

Pengambilan sampel secara tidak acak ini terdiri atas: a. Convenience Sampling

Dalam memilih sampel, peneliti tidak mempunyai pertimbangan lain kecuali berdasarkan kemudahan saja. Seseorang diambil sebagai sampel karena kebetulan orang tadi ada di situ atau kebetulan dia mengenal orang tersebut. Oleh karena itu ada beberapa penulis menggunakan istilah accidental

sampling atau captive sample.

b. Purposive Sampling

Dalam sampling tipe ini pemilihan satuan sampling dilakukan atas dasar pertimbangan sekelompok pakar di bidang yang sedang diteliti. Misalnya,


(45)

peneliti akan menyusun IBH (Indeks Biaya Hidup), untuk mengetahui hubungan antara biaya yang dikeluarkan untuk hidup sehari-hari (mobil, kulkas, garam dan lain-lain), maka diperlukan pakar ekonomi.

c. Quota Sampling

Sampel yang diambil adalah sekelompok anggota populasi yang mempunyai karakteristik yang sama, dari tiap golongan diambil dengan cara sebanding dari jumlah keseluruhan. Teknik sampel ini adalah bentuk dari sampel distratifikasikan secara proposional, namun tidak dipilih secara acak melainkan secara kebetulan saja. Misalnya, di sebuah kantor terdapat pegawai laki-laki 60% dan perempuan 40% . Jika seorang peneliti ingin mewawancari 30 orang pegawai dari kedua jenis kelamin tadi maka dia harus mengambil sampel pegawai laki-laki sebanyak 18 orang sedangkan pegawai perempuan 12 orang.

d. Snowball Sampling

Teknik pengambilan sampel yang memilih sampel secara berantai, dari ukuran kecil sampai dengan ukuran besar. Misalnya, seorang peneliti ingin mengetahui pandangan kaum lesbian terhadap lembaga perkawinan. Peneliti cukup mencari satu orang wanita lesbian dan kemudian melakukan

wawancara. Setelah selesai, peneliti tadi minta kepada wanita lesbian tersebut untuk bisa mewawancarai teman lesbian lainnya. Setelah jumlah wanita lesbian yang berhasil diwawancarainya dirasa cukup, peneliti bisa mengentikan pencarian wanita lesbian lainnya.


(46)

Teknik-teknik sampling yang telah dijelaskan tersebut harus disesuaikan dengan tujuan penggunaannya, situasi yang berbeda membutuhkan teknik sampling yang berbeda pula.

3.5. Uji Validitas

Validitas atau tingkat ketepatan adalah tingkat kemampuan instrumen penelitian untuk mengungkapkan data sesuai dengan masalah yang hendak diungkapkannya. Dari sudut instrumen, pengukuran adalah kemampuan instrumen penelitian untuk mengukur apa yang hendak diukur secara tepat dan benar. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkannya dan dapat mengungkapkan data dari variabel yang diteliti secara tepat. Dari sudut pandang instrumen, pengukuran adalah kemampuan instrumen peneliti untuk mengukur apa yang hendak diukur secara tepat dan benar.

Jenis analisa yang dipakai untuk uji validitas yang umum digunakan adalah Korelasi Product Moment. Jenis korelasi ini banyak digunakan untuk ukuran sampel yang relatif besar, sehingga bisa didekati dengan distribusi normal. Rumus untuk perhitungan korelasi tersebut sebagai berikut:

[

∑ ∑

][

]

= 2 2 2 2

) ( ) ( ) ( ) ( Y Y N X X N Y X XY N rxy

dimana : r = koefisien korelasi Product Moment N = jumlah responden

X = skor pernyataan dari setiap responden Y = total skor dari pernyataan setiap responden


(47)

3.6. Uji Reliabilitas

Reliabilitas atau tingkat ketetapan (consistency) adalah tingkat kemampuan instrumen penelitian untuk mengumpulkan data secara tetap dari sekelompok individu. Instrumen yang menghasilkan reliabilitas yang tinggi cenderung menghasilkan data yang sama tentang suatu variabel atau unsur-unsurnya, jika diulangi pada waktu yang berbeda pada kelompok individu yang sama. Alpha Cronbach dapat diinterpretasikan sebagai koefisien korelasi antara pengujian atau skala tersebut dengan pengujian atau skala yang memiliki jumlah item yang sama. Karena diinterpretasikan sebagai koefisien korelasi, maka nilainya berkisar antara 0 sampai 1 (nilai r negatif bila item-item tidak berkorelasi positif dan model reliabilitas dilanggar)

Alpha Cronbach dapat dihitung dengan mengunakan rumus:

            −       − =

= 2 1 2 1 1 p k i i Cronbach s s k k α

dimana : α = koefisien reliabilitas alpha Cronbach

k = jumlah variabel manifes yang membentuk variabel laten Si2 = ragam atau varian dari butir ke-i

Sp2 = ragam atau varian dari skor total

3.7. Peta Persepsi dengan Correspondence Analysis

Correspondence Analysis adalah suatu teknik multi-dimensional scalling

(MDS) yang menempatkan data kualitatif pada skala baris dan kolom tabel yang menunjukkan adanya kemungkinan bahwa diantara unit memiliki kesamaan


(48)

sehingga dapat ditampilkan dalam gambar berdimensi rendah (Malhotra, 2004:167). Correspondence Analysis dilakukan untuk mengembangkan suatu peta persepsi dalam satu langkah, dimana variabel dan objek diplot pada peta persepsi berdasarkan asosiasi langsung terhadap variabel dan objek tersebut (Hair et al, 2007:195). Jadi, tujuan digunakannya metode ini adalah untuk melihat kesamaan karakter terhadap suatu variabel atau objek.

Dalam Correspondence Analysis digunakan pendekatan compositional dengan data nonmetric. Pendekatan compositional yang dimaksud adalah pendekatan yang menggunakan teknik multivariat atau dengan kata lain responden dibiarkan menciptakan persepsi berdasarkan evaluasi terhadap atribut-atribut yang spesifik, sedangkan data nonmetric mengandung arti bahwa penelitian ini menggunakan data input yang bersifat nominal (Hair et al, 2007:198).


(49)

BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

4.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dengan metode survei, dimana desain penelitian deskriptif digunakan untuk menggambarkan secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta dan sifat yang melekat pada objek penelitian sedangkan metode survei digunakan untuk meneliti gejala suatu kelompok atau perilaku individu. Pengumpulan data dalam metode survei ini menggunakan angket (kuesioner) dengan skala bertingkat.

4.2. Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual ini menggambarkan bagaimana pendekatan konsep yang digunakan untuk menyelesaikan permasalahan dalam suatu penelitian. Dalam penelitian ini, responden diminta memberikan persepsinya terhadap produk handphone Qwerty. Dasar yang digunakan dalam mempersepsikan produk

handphone ini adalah persepsi responden (konsumen) itu sendiri terhadap

perbandingan dari atribut berbagai merek produk handphone Qwerty serta atribut

handphone Qwerty yang dijadikan pertimbangan pada saat pembelian. Hasil dari

persepsi responden ini kemudian disusun dalam suatu peta persepsi. Dari peta

persepsi ini kemudian dianalisis untuk mengetahui bagaimana posisi masing-masing merek handphone Qwerty diantara para pesaingnya. Penjelasan tentang konsep berpikir di atas dapat digambarkan secara skematis pada Gambar 4.1.


(50)

Perkembangan Pasar

Handphone Qwerty

di Indonesia

Perkembangan Bisnis

Handphone Qwerty

di kota Medan

Persepsi dari Konsumen Atribut Produk

Handphone Qwerty

Pemetaan Posisi Produk (Positioning)

Gambar 4.1. Kerangka Konseptual Penelitian

4.3. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di kawasan kampus USU yang berlokasi di Jalan dr. T. Mansyur No. 9 Medan, sedangkan waktu penelitian dilakukan pada periode bulan September - Oktober 2010.

4.4. Objek Penelitian

Yang menjadi objek penelitian ini adalah tiga merek handphone Qwerty, yaitu : Nokia, Samsung, Nexian.

4.5. Variabel Operasional Penelitian

Variabel operasional dalam penelitian ini berupa delapan atribut produk

handphone Qwerty yakni:

1. Harga beli produk : jumlah uang yang harus dibayar untuk memperoleh satu

unit handphone ini.

2. Bentuk desain : meliputi ukuran/dimensi, berat, desain casing, warna.

3. Biaya operasional dan perawatan : mencakup biaya pemasangan software dan


(51)

4. Layanan purna jual : mencakup pelayanan pasca pembelian serta garansi produk yang diberikan.

5. Kecepatan kinerja : mengenai kinerja dari produk tersebut seperti tidak hang

atau lambat pada saat digunakan.

6. Citra merek : mengenai persepsi konsumen terhadap merek dilihat dari

kegiatan pemasaran yang dilakukan perusahaan.

7. Daya tahan baterai : mengenai berapa jam baterai dapat bertahan pada saat

sedang digunakan oleh konsumen.

8. Fitur tambahan : mencakup kualitas kamera, Wi-Fi, USB-port, media player,

aplikasi dan lainnya.

4.6. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner untuk dibagikan kepada responden dalam mengumpulkan data kuantitatif dan software SPSS 17.0 untuk melakukan pengolahan dan analisis data kuantitatif tersebut.

4.7. Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah para pengguna handphone Qwerty dari kalangan mahasiswa Universitas Sumatera Utara. Hal ini dilatarbelakangi oleh hasil studi data sekunder yang menunjukkan bahwa sebagian besar pengguna

handphone jenis ini adalah kalangan remaja dan orang dewasa. Selain itu,

perkembangan pasar handphone Qwerty belakangan ini semakin pesat.

Metode pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah


(52)

digunakan karena semua sampel pada populasi belum tentu mengenal secara jelas objek penelitian ini (handphone Qwerty). Oleh karena itu, yang dipilih sebagai sampel dalam penelitian ini hanya responden yang pernah menggunakan ketiga merek handphone Qwerty yang menjadi objek penelitian. Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini dibedakan atas dua bagian berdasarkan jenis kuesionernya dengan rincian sebagai berikut:

1. Kuesioner awal, kuesioner ini dibagikan kepada responden pada penelitian

pendahuluan untuk mengetahui tingkat validitas dan reliabilitas dari kuesioner tersebut. Jumlah sampel (responden) untuk kuesioner awal ini sebanyak 30 responden. Pengambilan sampel ini menggunakan pendekatan konvensional, dimana jumlah sampel ditentukan berdasarkan jumlah yang diyakini sebagai ukuran yang tepat untuk suatu sampel penelitian (Supranto: 2001).

2. Kuesioner akhir, merupakan kuesioner yang telah diuji tingkat validitas dan

reliabilitasnya untuk kemudian dibagikan pada responden dalam pengumpulan data akhir. Besarnya sampel yang diambil untuk kuesioner akhir ini sebanyak 40 responden. Penentuan jumlah sampel mengacu pada pendekatan Maholtra (1996) bahwa syarat jumlah sampel yang diambil untuk penelitian yang harus memiliki kriteria tertentu minimal 4 atau 5 kali jumlah variabel atau atribut


(53)

4.8. Pengumpulan Data

Jenis data yang dikumpulkan terdiri dari dua jenis, yaitu:

1. Data primer, yaitu data yang diperoleh secara langsung dalam penelitian. Data

primer yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif yang diperoleh dengan melakukan penyebaran kuesioner secara langsung. Skala penilaian yang digunakan adalah skala Likert dengan tingkat penilaian yang ditunjukkan dengan skala 1 sampai 6. Kuesioner dibagikan pada responden yang dianggap memenuhi syarat dan ketentuan dalam penelitian ini.

2. Data sekunder, data yang diperoleh secara tidak langsung dalam penelitian.

Dalam hal ini data sekunder diperoleh dengan cara menelaah data eksternal serta menelusuri berbagai sumber seperti website, artikel di koran dan majalah, untuk mencari informasi mengenai gambaran pasar, perkembangan, dan merek-merek serta atribut dari suatu handphone Qwerty.

4.9. Pengolahan Data

Flow Chart pengolahan data dalam pelaksanaan penelitian ini dapat dilihat

pada Gambar 4.2.

4.10. Analisis Data

Analisis hasil pengolahan data yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi:

1. Analisis Attribute Rating, digunakan untuk mengidentifikasi urutan atribut


(54)

dan untuk menilai persepsi harga, biaya, dan kinerja atribut dari merek-merek yang diteliti.

2. Correspondence Analysis, yang bertujuan mengembangkan peta persepsi yang

yang digunakan untuk melihat kesamaan karakter terhadap suatu variabel atau objek.

4.11. Kesimpulan dan Saran

Bagian kesimpulan berisikan ringkasan dari analisis dan evaluasi yang merupakan suatu intepretasi dari hasil penelitian ini sedangkan bagian saran berisikan saran bagi perusahaan yang menjadi objek penelitian dan saran bagi penelitian selanjutnya.

4.12. Jadwal Penelitian

Adapun ringkasan jadwal yang akan dilaksanakan oleh peneliti dalam menyelesaikan laporan akhir penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 4.1.

Tabel 4.1. Jadwal Penelitian

Sumber: Peneliti

No. KEGIATAN Waktu Pelaksanan (Bulan) 2010

7 8 9 10 11 12

1. Persiapan

2. Pembuatan Proposal

3. Pengumpulan Data

4. Pengolahan Data

5. Penyusunan Laporan Penelitian

6. Asistensi dengan Dosen Pembimbing

7. Seminar


(55)

Mulai

Studi Literatur

Selesai Identifikasi Variabel

Valid & Reliabel ? Penyebaran Kuesioner

Pendahuluan

Pengumpulan Data dengan Kuesioner

Koreksi Kuesioner Tidak

Ya

Tabulasi Hasil Pengumpulan Data

Pengolahan Data: 1. Uji Validitas 2. Uji Reliabilitas 3. Attribute Rating 4. Positioning Produk

Analisis dan Pembahasan: 1. Analisis Attribute Rating 2. Correspondence Analysis

Kesimpulan dan Saran


(56)

BAB V

PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

5.1. Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan melalui kuesioner dalam penelitian ini dibagi atas dua bagian yakni data kuesioner pendahuluan dan data persepsi konsumen terhadap produk yang diteliti. Data dalam kuesioner pendahuluan digunakan untuk menguji suatu instrumen apakah valid dan reliabel untuk digunakan dalam suatu penelitian, sedangkan data persepsi konsumen digunakan untuk menggambarkan posisi atribut setiap produk.

5.1.1. Data Kuesioner Pendahuluan

5.1.1.1.Data Penilaian Tingkat Kepentingan Atribut Produk

Dalam memberikan penilaian terhadap tingkat kepentingan atribut digunakan skala Likert yang terdiri dari :

- Jawaban Sangat Penting (SP) diberi bobot 6

- Jawaban Penting (P) diberi bobot 5

- Jawaban Cukup Penting (CP) diberi bobot 4

- Jawaban Kurang Penting (KP) diberi bobot 3

- Jawaban Tidak Penting (TP) diberi bobot 2

- Jawaban Sangat Tidak Penting (STP) diberi bobot 1

Untuk hasil tabulasi data penilaian tingkat kepentingan atribut berdasarkan jawaban kuesioner yang diisi oleh responden dapat dilihat pada Tabel 5.1.


(57)

Tabel 5.1. Tabulasi Data Penilaian Tingkat Kepentingan Atribut

No. Atribut Produk Penilaian Responden Total

Responden

STP TP KP CP P SP

1. Harga Beli Produk 0 0 4 9 12 5 30

2. Bentuk Desain 0 0 2 20 8 0 30

3. Biaya Operasional & Perawatan 0 1 4 7 15 3 30

4. Layanan Purna Jual 0 0 10 11 9 0 30

5. Kecepatan Kinerja 0 0 9 15 6 0 30

6. Citra Merek 0 0 6 16 8 0 30

7. Daya Tahan Baterai 0 0 2 10 18 0 30

8. Fitur Tambahan 0 6 12 7 5 0 30

Sumber : Kuesioner

5.1.1.2.Data Penilaian Kinerja Atribut Produk

Dalam memberikan penilaian terhadap kinerja atribut masing-masing merek produk digunakan skala Likert yang terdiri dari :

- Jawaban Sangat Setuju (SS) diberi bobot 6

- Jawaban Setuju (S) diberi bobot 5

- Jawaban Cukup Setuju (CS) diberi bobot 4

- Jawaban Kurang Setuju (KS) diberi bobot 3

- Jawaban Tidak Setuju (TS) diberi bobot 2

- Jawaban Sangat Tidak Setuju (STS) diberi bobot 1

Hasil tabulasi data berdasarkan penilaian kinerja atribut masing-masing merek produk handphone yang diteliti sebagai berikut :

Tabel 5.2. Tabulasi Data Penilaian Pernyataan “Harga Beli Relatif Mahal”

No. Merek HP Penilaian Responden Total

Responden

STS TS KS CS S SS

1. Nokia 0 0 2 11 13 4 30

2. Samsung 0 0 2 12 15 1 30

3. Nexian 0 4 13 13 0 0 30


(58)

Tabel 5.3. Tabulasi Data Penilaian Pernyataan “Desain Sangat Menarik”

No. Merek HP Penilaian Responden Total

Responden

STS TS KS CS S SS

1. Nokia 0 0 4 12 14 0 30

2. Samsung 0 0 9 15 6 0 30

3. Nexian 0 0 12 9 9 0 30

Sumber : Kuesioner

Tabel 5.4. Tabulasi Data Penilaian Pernyataan “Biaya Operasional & Perawatan Relatif Mahal”

No. Merek HP Penilaian Responden Total

Responden

STS TS KS CS S SS

1. Nokia 0 0 0 15 15 0 30

2. Samsung 0 0 7 19 4 0 30

3. Nexian 0 0 13 11 6 0 30

Sumber : Kuesioner

Tabel 5.5. Tabulasi Data Penilaian Pernyataan “Layanan Purna Jual yang Baik”

No. Merek HP Penilaian Responden Total

Responden

STS TS KS CS S SS

1. Nokia 0 0 3 13 14 0 30

2. Samsung 0 0 8 18 4 0 30

3. Nexian 0 0 12 10 8 0 30

Sumber : Kuesioner

Tabel 5.6. Tabulasi Data Penilaian Pernyataan “Kinerja yang Cepat”

No. Merek HP Penilaian Responden Total

Responden

STS TS KS CS S SS

1. Nokia 0 0 1 16 13 0 30

2. Samsung 0 0 10 16 4 0 30

3. Nexian 0 0 9 14 7 0 30

Sumber : Kuesioner

Tabel 5.7. Tabulasi Data Penilaian Pernyataan “Citra Merek yang Baik”

No. Merek HP Penilaian Responden Total

Responden

STS TS KS CS S SS

1. Nokia 0 0 0 17 13 0 30

2. Samsung 0 0 8 16 6 0 30

3. Nexian 0 0 12 9 9 0 30


(59)

Tabel 5.8. Tabulasi Data Penilaian Pernyataan “Daya Tahan Baterai yang Lama”

No. Merek HP Penilaian Responden Total

Responden

STS TS KS CS S SS

1. Nokia 0 0 1 20 9 0 30

2. Samsung 0 0 6 20 4 0 30

3. Nexian 0 0 11 12 7 0 30

Sumber : Kuesioner

Tabel 5.9. Tabulasi Data Penilaian Pernyataan “Kualitas Fitur Tambahan yang Baik”

No. Merek HP Penilaian Responden Total

Responden

STS TS KS CS S SS

1. Nokia 0 0 1 19 10 0 30

2. Samsung 0 0 9 15 6 0 30

3. Nexian 0 0 8 14 8 0 30

Sumber : Kuesioner

5.1.2. Data Persepsi Konsumen

5.1.2.1.Data Persepsi Tingkat Kepentingan Atribut Produk

Sama halnya dalam pengisian kuesioner pendahuluan, responden diminta untuk memberikan persepsi mengenai tingkat kepentingan atribut produk sesuai dengan skala Likert yang digunakan yaitu skala 1 – 6 untuk setiap kategori jawaban yang ada. Hasil tabulasi data persepsi konsumen terhadap tingkat kepentingan atribut produk dapat dilihat pada Tabel 5.10.

Tabel 5.10. Data Persepsi Tingkat Kepentingan Atribut Produk

No. Atribut Produk Penilaian Responden Total

Responden

STP TP KP CP P SP

1. Harga Beli Produk 0 0 1 3 19 17 40

2. Bentuk Desain 0 2 4 10 18 6 40

3. Biaya Operasional & Perawatan 0 0 5 8 20 7 40

4. Layanan Purna Jual 0 2 0 6 17 15 40

5. Kecepatan Kinerja 0 0 0 1 17 22 40

6. Citra Merek 0 1 2 14 17 6 40

7. Daya Tahan Baterai 0 0 3 3 18 16 40


(60)

5.1.2.2.Data Persepsi Kinerja Atribut Produk

Sama halnya dalam pengisian kuesioner pendahuluan, responden diminta untuk memberikan persepsi mengenai kinerja atribut untuk masing-masing merek produk sesuai dengan skala Likert yang digunakan yaitu skala 1 – 6 untuk setiap kategori jawaban yang ada. Adapun hasil tabulasi data persepsi kinerja atribut produk tersebut sebagai berikut:

Tabel 5.11. Tabulasi Data Penilaian Pernyataan “Harga Beli Relatif Mahal”

No. Merek HP Penilaian Responden Total

Responden

STS TS KS CS S SS

1. Nokia 1 0 1 5 13 20 40

2. Samsung 0 5 6 12 11 6 40

3. Nexian 7 18 10 4 1 0 40

Sumber : Kuesioner

Tabel 5.12. Tabulasi Data Penilaian Pernyataan “Desain Sangat Menarik”

No. Merek HP Penilaian Responden Total

Responden

STS TS KS CS S SS

1. Nokia 0 0 1 3 18 18 40

2. Samsung 0 3 7 9 18 3 40

3. Nexian 1 2 6 11 17 3 40

Sumber : Kuesioner

Tabel 5.13. Tabulasi Data Penilaian Pernyataan “Biaya Operasional & Perawatan Relatif Mahal”

No. Merek HP Penilaian Responden Total

Responden

STS TS KS CS S SS

1. Nokia 0 2 8 8 15 7 40

2. Samsung 0 8 14 8 10 0 40

3. Nexian 4 12 12 8 4 0 40


(61)

Tabel 5.14. Tabulasi Data Penilaian Pernyataan “Layanan Purna Jual yang Baik”

No. Merek HP Penilaian Responden Total

Responden

STS TS KS CS S SS

1. Nokia 0 1 1 7 23 8 40

2. Samsung 0 0 3 6 26 5 40

3. Nexian 0 1 3 12 21 3 40

Sumber : Kuesioner

Tabel 5.15. Tabulasi Data Penilaian Pernyataan “Kinerja yang Cepat”

No. Merek HP Penilaian Responden Total

Responden

STS TS KS CS S SS

1. Nokia 0 0 1 8 19 12 40

2. Samsung 0 1 1 8 22 8 40

3. Nexian 0 0 4 12 21 3 40

Sumber : Kuesioner

Tabel 5.16. Tabulasi Data Penilaian Pernyataan “Citra Merek yang Baik”

No. Merek HP Penilaian Responden Total

Responden

STS TS KS CS S SS

1. Nokia 0 0 1 2 17 20 40

2. Samsung 0 0 0 1 21 18 40

3. Nexian 1 1 7 11 16 4 40

Sumber : Kuesioner

Tabel 5.17. Tabulasi Data Penilaian Pernyataan “Daya Tahan Baterai yang Lama”

No. Merek HP Penilaian Responden Total

Responden

STS TS KS CS S SS

1. Nokia 0 0 1 8 24 7 40

2. Samsung 0 1 2 9 24 4 40

3. Nexian 0 2 8 12 17 1 40

Sumber : Kuesioner

Tabel 5.18. Tabulasi Data Penilaian Pernyataan “Kualitas Fitur Tambahan yang Baik”

No. Merek HP Penilaian Responden Total

Responden

STS TS KS CS S SS

1. Nokia 0 0 1 5 22 12 40

2. Samsung 0 0 1 4 24 11 40

3. Nexian 0 0 1 7 24 8 40


(62)

5.2. Pengolahan Data 5.2.1. Uji Validitas

Pengujian validitas dilakukan dengan teknik korelasi product moment. Pengujian ini dilakukan pada data atribut produk dan data persepsi kinerja atribut dari jawaban responden pada kuesioner pendahuluan. Adapun rumus yang digunakan dalam uji validitas ini adalah :

[

∑ ∑

][

]

= 2 2 2 2

) ( ) ( ) )( ( Y Y N X X N Y X XY N rxy

Langkah-langkah pengujian validitas sebagai berikut :

1. Menentukan kriteria uji hipotesis.

H0 : Data atribut pada kuesioner merupakan instrumen yang valid (tingkat validitasnya tinggi) dan dapat dipergunakan.

H1 : Data atribut pada kuesioner bukanlah instrumen yang valid.

2. Taraf signifikan yang dipilih adalah α = 0,05.

3. Menentukan wilayah kritis.

Dari tabel harga kritik product moment dengan α = 0,05 dan n = 30 diperoleh:

r

tabel = 0,361.

4. Perhitungan

r

hitung dengan rumus korelasi product moment.

5. Kesimpulan :

Jika nilai

r

hitung >

r

tabel maka H0 diterima, yang berarti dapat disimpulkan bahwa atribut produk pada kuesioner tersebut merupakan instrumen yang valid dan dapat digunakan sebagai instrumen penelitian.


(63)

Hasil rekapitulasi pengujian validitas untuk data tingkat kepentingan atribut produk dapat dilihat pada Tabel 5.19.

Tabel 5.19. Hasil Uji Validitas Data Tingkat Kepentingan Atribut Atribut Produk

Nilai Korelasi

(rhitung)

Nilai Korelasi

(rtabel)

Keterangan Kesimpulan

Harga Beli Produk 0,584 0,361

r

hitung >

r

tabel valid

Bentuk Desain 0,501 0,361

r

hitung >

r

tabel valid

Biaya Operasional & Perawatan 0,644 0,361

r

hitung >

r

tabel valid

Layanan Purna Jual 0,631 0,361

r

hitung >

r

tabel valid

Kecepatan Kinerja 0,501 0,361

r

hitung >

r

tabel valid

Citra Merek 0,520 0,361

r

hitung >

r

tabel valid

Daya Tahan Baterai 0,528 0,361

r

hitung >

r

tabel valid

Fitur Tambahan 0,515 0,361

r

hitung >

r

tabel valid

Sumber : Output SPSS

Dari hasil pengujian di atas dapat disimpulkan bahwa atribut-atribut produk pada kuesioner tersebut valid dan dapat digunakan sebagai instrumen penelitian.

5.2.1.2.Uji Validitas Persepsi Kinerja Atribut Produk

Pengujian validitas pada persepsi kinerja atribut produk dilakukan

terhadap item pernyataan yang berkaitan dengan atribut-atribut produk yang ada. Adapun item pernyataan yang dimaksud adalah:

- Harga beli relatif mahal

- Desain sangat menarik

- Biaya operasional & perawatan relatif mahal

- Layanan purna jual yang baik

- Kinerja yang cepat


(64)

- Kualitas fitur tambahan yang baik

Hasil rekapitulasi pengujian validitas untuk item pernyataan “harga beli relatif mahal” untuk setiap merek produk dapat dilihat pada Tabel 5.20.

Tabel 5.20. Hasil Uji Validitas Pernyataan “Harga Beli Relatif Mahal” Merek Produk

Nilai Korelasi

(rhitung)

Nilai Korelasi

(rtabel)

Keterangan Kesimpulan Nokia 0,767 0,361

r

hitung >

r

tabel valid

Samsung 0,748 0,361

r

hitung >

r

tabel valid

Nexian 0,745 0,361

r

hitung >

r

tabel valid

Sumber : Output SPSS

Dari hasil pengujian di atas dapat disimpulkan item pernyataan tersebut valid dan dapat digunakan dalam instrumen penelitian.

Hasil rekapitulasi pengujian validitas untuk item pernyataan “desain sangat menarik” untuk setiap merek produk dapat dilihat pada Tabel 5.21.

Tabel 5.21. Hasil Uji Validitas Pernyataan “Desain Sangat Menarik” Merek Produk

Nilai Korelasi

(rhitung)

Nilai Korelasi

(rtabel)

Keterangan Kesimpulan Nokia 0,728 0,361

r

hitung >

r

tabel valid

Samsung 0,775 0,361

r

hitung >

r

tabel valid

Nexian 0,837 0,361

r

hitung >

r

tabel valid

Sumber : Output SPSS

Dari hasil pengujian di atas dapat disimpulkan item pernyataan tersebut valid dan dapat digunakan dalam instrumen penelitian.

Hasil rekapitulasi pengujian validitas untuk item pernyataan “biaya operasional & perawatan relatif mahal” untuk setiap merek produk dapat dilihat pada Tabel 5.22.


(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)