Fenomena Penggunaan Facebook Di Kalangan Mahasiswa

(1)

Universitas Sumatera Utara

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Fenomena Penggunaan Facebook Di Kalangan Mahasiswa

(Studi deskriptif pada mahasiswa Fisip USU)

SKRIPSI

Diajukan Oleh :

Departemen Sosiologi

Guna Memenuhi Salah Satu Persyaratan Dalam Menyelesaikan

Studi Untuk Memperoleh Gelar Sarjana

Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Sumatera Utara

Medan

Ramauli Manurung

050901024


(2)

ABSTRAKSI

Fenomena adalah suatu kejadian atau peristiwa yang tidak biasa, akan tetapi nyata ada terjadi. Perkembangan teknologi informasi khususnya internet telah memberikan perubahan yang berarti pada hampir setiap aspek kehidupan. Begitu juga dengan perkembangan komunikasi dan cara berinteraksi menggunakan jaringan internet. Seperti halnya facebook sebagai salah satu dari sekian banyak situs yang memfasilitasi hal tersebut. Facebook memberikan variasi baru dalam berinteraksi sosial dimana setiap orang yang melakukan interaksi tidak bertemu secara langsung, namun melalui jaringan internet.

Jenis penelitian adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Bersifat deskriptif yaitu memberi gambaran atas apa yang dilihat dari situasi, kejadian dan perilaku. Lokasi penelitian berada di Fisip USU dengan unit analisi adalah Mahasiswa Fisip USU yang terdaftar di akun Facebook.

Dari hasil penelitian yang dilakukan kepada informan diketahui 2 alasan bagaimana penggunaan facebook menjadi suatu trend dikalangan mahasiswa Fisip USU. Pertama, karena alasan facebook dianggap bermanfaat dan penting bagi mahasiswa Fisip USU, terutama untuk membentuk jaringan yang nantinya akan berguna untuk masa depan, selain itu facebook juga membantu menjalin hubungan dengan orang lain, teman-teman lama, saudara, sebagai ajang kreasi, ekspresi, ide pemikiran, berbagi informasi, maupun mengembangkan ilmu pengetahuan mengenai komunikasi, teknologi dan informatika (tidak gabtek: gagap teknologi). Mahasiswa melihat fakta bahwa di Facebook kita bisa memiliki banyak teman tidak hanya orang indonesia tetapi juga dari luar indonesia. Mahasiswa dapat mengembangkan jaringannya dengan bebas, memiliki teman maya, bahkan ada yang berkumpul dan membuat komunitas berdasarkan kelompok sosial tertentu seperti jurusan di universitas, kelompok karya ilmiah, atau para alumni, dan masih banyak lagi. Dengan begitu mahasiswa dapat saling bertukar pikiran, informasi, dan memperkaya wacana berpikir mereka. Selain itu dapat mengembangkan ide, ekspresi dan kreatifitas dikalangan mahasiswa. Dengan realita yang ada saat ini Mahasiswa cenderung rasional dalam menentukan pilihannya dengan mempertimbangkan keuntungan yang di dapat dati penggunaan facebook.

Perilaku sosial adalah tingkah laku individu yang berlangsung dalam hubungannya dengan faktor lingkungan yang menghasilkan akibat-akibat atau perubahan dalam faktor lingkungan yang menimbulkan perubahan dan tingkah laku. Perilaku sosial pada umumnya ditentukan oleh faktor internal dari individu sendiri seperti Tingkat pengetahuan, keinginan dan oleh faktor eksternal (kondisi lingkungan) seperti Agama, Sosial, dan sebagainya. Rasionalitas terhadap fakta yang ada membuat Mahasiswa memilih sikap atau tindakan yang akan mereka pilih.

Kedua, alasan individual, seperti mengikuti trend, takut ketinggalan zaman.


(3)

KATA PENGANTAR

Syukur yang sebesar-besarnya penulis ucapkan kepada Tuhan Yesus Kristus, karena kasih-NYA yang besar, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan semestinya, semua ini takkan ada tanpa KAU disisiku. Penulisan skripsi ini merupakan karya ilmiah sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana dari Departemen Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sumatera Utara, dengan judul : “Fenomena Penggunaan Facebook di Kalangan

Mahasiswa” (Studi deskriptif pada mahasiswa Fisip USU)

Skripsi ini khusus penulis persembahkan kepada orangtua tercinta dan tersayang penulis, K. Manurung dan R br Simanjuntak, atas semua doa, dukungan, pengorbanan dan kasih sayangnya yang telah diberikan kepada penulis sampai saat ini. Penulis bisa berhasil sampai saat ini karena cara mendidik papa dan mama yang penuh kasih sayang, dan segenap perhatian papa dan mama yang tidak dapat penulis ungkapkan lewat kata-kata. Papa dan mama adalah anugrah terindah dan tiada taranya bagi penulis. Makasi ya...pa..., ma! Tak lupa juga kepada kakak-kakak dan abang-abang penulis tersayang, K’Benny, K’Dermawati, B’Marojahan, K’Lisbet, B’Benget, K’Devri Amd, K’Ronny, K’Pesta Natalina S.Sos, terima kasih buat doa, dukungan dan kasih sayangnya. Penulis akan ingat selalu dengan pesan-pesan yang pernah kakak dan abang berikan. Dan kepada semua keponakan-keponakan tersayang penulis, sayang dan kasih selalu untuk kalian semua. Yang senantisa bisa buat penulis senang saat ingat kalian, tante sayang kalian....! Buat seseorang yang sangat spesial di


(4)

hidupku, terimakasih telah menjadi penolong serta penopang saat aku lemah, dan buat cinta yang senantiasa kau berikan, tiada kata selain aku mengasihimu.

Penulis menyadari bahwa selama penulisan skripsi ini, penulis banyak menerima saran, komentar, motivasi, dukungan dan bantuan dari beberapa pihak. Dalam kesempatan yang berbahagia ini, penulis menyampaikan banyak terima kasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. M. Arif Nasution, MA, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Prof. Dr. Badaruddin, M.Si, selaku Ketua Departemen Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Drs. Junjungan SBP Simanjuntak, M.Si, selaku dosen pembimbing penulis yang selalu meluangkan waktunya ditengah-tengah kesibukkan beliau serta sabar dalam membimbing penulis hingga penulisan skripsi ini selesai. “Terima kasih banyak buat bimbingan dan kesabarannya, pak!”

4. Ibu Dra. Hj. Rosmiani, MA, selaku Sekretaris Departemen Sosiologi, dan juga sebagai dosen tamu (reader) pada meja hijau penulis.

5. Bapak Drs. Henry Sitorus, M.Si, selaku Ketua penguji pada meja hijau penulis.

6. Ibu Dra. Ria Manurung, M.Si, selaku Dosen Wali penulis yang selama ini sudah banyak membimbing penulis. Terima kasih banyak ya kak!

7. Kak Fenni Khairifa, S,Sos, M.Si, selaku Staf Administrasi di Departemen Sosiologi. Terima kasih buat bantuannya dalam moril.


(5)

8. Kak Nurbaiti, selaku Pegawai Pendidikan bagian Depertemen Sosiologi. Terima kasih buat bantuannya selama ini.

9. Kepada seluruh Dosen Sosiologi dan Dosen di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik yang telah memberikan berbagai materi kuliah selama penulis menjalani perkuliahan.

10.Buat teman-teman yang sudah mendahului penulis sekaligus rekan Stambuk 2005 : Muhammad Muhadi, S.Sos, Lenny Simatupang, S.Sos, Natalina Nadeak, S.Sos Ita Mutia, S.Sos, Andrian, S.sos terima kasih buat kebersamaan dan semangatnya serta semoga kita menjadi orang yang berhasil dan berguna untuk masyarakat luas. Amin.

11.Untuk rekan-rekan sejawat penulis, Rafika Ayu, Nova, Gorenty, Twince, Sari, Eduward, Royanta, Vera, Hernita, Prima, Fridolin, Frenklin, Benny, Purnawan, dan seluruh teman-teman yang ada di ekosistem 2005, terima kasih banyak telah memberikan sumbangan pemikiran, motivasi dan pertemanannya kepada penulis.

12.Buat Senior dan Junior penulis di Departemen Sosiologi, terima kasih buat doa dan dukungannya.

13.Kepada teman-teman yang berjuang bersama di Fisip, teman-teman dari Antropologi, Kesejahteraan Sosial, Ilmu Adm. Negara, Ilmu politik, Komunikasi. Terima kasih banyak atas semua kebersamaan kita.

14.Kepada seluruh Informan penelitian yang telah meluangkan waktu dan memberikan informasi yang sesuai dengan permasalahan penelitian, sehingga


(6)

dapat menjawab permasalahan penelitian, dan penulis dapat menyusun laporan penelitian yang berbentuk skipsi ini.

15.Buat semua pihak yang turut membantu yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu. Terima kasih buat bantuan dan kerjasamanya.

Penulis telah mencurahkan segala kemampuan, tenaga, pikiran, serta waktu dalam menyelesaikan skripsi ini. Namun demikian penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu penulis mengharapkan saran dan masukan dari pembaca untuk menambah kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua.

Medan, Juli 2010 Penulis,

Ramauli Manurung


(7)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAKSI ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... vi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah ... 1

1.2. Perumusan Masalah ... 5

1.3. Tujuan Penelitian ... 5

1.4. Manfaat Penelitian ... 6

1.4.1. Manfaat Teoritis ... 6

1.4.2. Manfaat Praktis ... 6

1.5. Defenisi Konsep ... 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Teori jaringa n ... 10

2.2. Jaringan Pertemanan ... 15

2.3. Jaringan Online ... 20

2.4. Paradigma Fakta Sosial ... 22

2.5. Paradigma Perilaku Sosial ... 23

2.6. Pilihan Rasional ... 23


(8)

BAB III METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian ... 25

3.2. Lokasi Penelitian ... 26

3.3. Unit Analisis dan Informan ... 26

3.3.1. Unit Analisis ... 26

3.3.2. Informan ... 27

3.4. Teknik Pengumpulan Data ... 28

3.4.1. Data Primer ... 28

3.4.2. Data Sekunder ... 29

3.5. Interpretasi Data ... 29

3.6. Jadwal Penelitian ... 30

3.7. Keterbatasan Informan ... 31

BAB IV DESKRIPSI LOKASI DAN INTERPRETASI DATA 4.1. Deskripsi Umum Lokasi Penelitian ... 32

4.1.1. Sarana dan Fasilitas Fisip USU ... 37

4.2. Profil Informan ... 38

4.3. Sejarah Facebook ... 46

4.3.1. Situasi Facebook ... 48

4.3.2. Fitur ... 55

4.3.3. Platform ... 56


(9)

4.4. Fenomena Penggunaan Facebook... 60 4.4.1. Fakta Sosial Mempengaruhi Tingkat Penggunaan

Facebook ... 61 4.4.2. Rasionalitas Mahasiswa Dalam Menentukan Pilihan

Menggunakan situs Facebook ... 63 4.4.3. Perilaku Sosial Mahasiswa Dalam Penggunaan

Facebook ... 66 4.4.4. Jaringan Online ... 72

BAB V PENUTUP

5.1. Kesimpulan ... 75 5.2. Saran ... 78

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN


(10)

ABSTRAKSI

Fenomena adalah suatu kejadian atau peristiwa yang tidak biasa, akan tetapi nyata ada terjadi. Perkembangan teknologi informasi khususnya internet telah memberikan perubahan yang berarti pada hampir setiap aspek kehidupan. Begitu juga dengan perkembangan komunikasi dan cara berinteraksi menggunakan jaringan internet. Seperti halnya facebook sebagai salah satu dari sekian banyak situs yang memfasilitasi hal tersebut. Facebook memberikan variasi baru dalam berinteraksi sosial dimana setiap orang yang melakukan interaksi tidak bertemu secara langsung, namun melalui jaringan internet.

Jenis penelitian adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Bersifat deskriptif yaitu memberi gambaran atas apa yang dilihat dari situasi, kejadian dan perilaku. Lokasi penelitian berada di Fisip USU dengan unit analisi adalah Mahasiswa Fisip USU yang terdaftar di akun Facebook.

Dari hasil penelitian yang dilakukan kepada informan diketahui 2 alasan bagaimana penggunaan facebook menjadi suatu trend dikalangan mahasiswa Fisip USU. Pertama, karena alasan facebook dianggap bermanfaat dan penting bagi mahasiswa Fisip USU, terutama untuk membentuk jaringan yang nantinya akan berguna untuk masa depan, selain itu facebook juga membantu menjalin hubungan dengan orang lain, teman-teman lama, saudara, sebagai ajang kreasi, ekspresi, ide pemikiran, berbagi informasi, maupun mengembangkan ilmu pengetahuan mengenai komunikasi, teknologi dan informatika (tidak gabtek: gagap teknologi). Mahasiswa melihat fakta bahwa di Facebook kita bisa memiliki banyak teman tidak hanya orang indonesia tetapi juga dari luar indonesia. Mahasiswa dapat mengembangkan jaringannya dengan bebas, memiliki teman maya, bahkan ada yang berkumpul dan membuat komunitas berdasarkan kelompok sosial tertentu seperti jurusan di universitas, kelompok karya ilmiah, atau para alumni, dan masih banyak lagi. Dengan begitu mahasiswa dapat saling bertukar pikiran, informasi, dan memperkaya wacana berpikir mereka. Selain itu dapat mengembangkan ide, ekspresi dan kreatifitas dikalangan mahasiswa. Dengan realita yang ada saat ini Mahasiswa cenderung rasional dalam menentukan pilihannya dengan mempertimbangkan keuntungan yang di dapat dati penggunaan facebook.

Perilaku sosial adalah tingkah laku individu yang berlangsung dalam hubungannya dengan faktor lingkungan yang menghasilkan akibat-akibat atau perubahan dalam faktor lingkungan yang menimbulkan perubahan dan tingkah laku. Perilaku sosial pada umumnya ditentukan oleh faktor internal dari individu sendiri seperti Tingkat pengetahuan, keinginan dan oleh faktor eksternal (kondisi lingkungan) seperti Agama, Sosial, dan sebagainya. Rasionalitas terhadap fakta yang ada membuat Mahasiswa memilih sikap atau tindakan yang akan mereka pilih.

Kedua, alasan individual, seperti mengikuti trend, takut ketinggalan zaman.


(11)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Dewasa ini sistem informasi berkembang sangat pesat. Berbagai produk teknologi setiap detik terus diluncurkan demi menunjang keefisienan dalam menikmati informasi. Kecepatan dalam mengakses informasi telah menjadi hal yang wajib bagi setiap orang dimuka bumi ini. Hampir semua kalangan memanfaatkan hasil dari teknologi. Mulai dari ponsel sampai kepada jaringan internet. Semua sangat membantu kecepatan berita dan informasi berkembang luas hingga dapat dinikmati oleh orang di belahan bumi manapun.

Internet adalah rangkaian komputer yang berhubung menelusuri beberapa rangkaian. Jadi, apabila media-media lain, seperti surat kabar, majalah, radio dan televisi, bentuk fisik medianya tampak jelas, internet disebut juga sebagai dunia maya karena bentuk fisiknya tidak terlihat langsung melainkan diakses melalui komputer. Internet disebut juga media massa kontemporer karena memenuhi syarat-syarat sebagai sebuah media massa, antara lain ditujukan khalayak yang tersebar, heterogen serta melewati media cetak atau media elektronik sehingga pesan informasi yang sama dapat diterima secara serentak dan sesaat oleh khalayaknya.

Internet mempunyai kelebihan dibanding media lainnya karena selain berfungsi sebagai media massa, internet juga berfungsi sebagai media komunikasi antarpersonal melalui chatting dan e-mail. Internet telah menjadi saluran perubahan, percepatan, perluasan, sekaligus perputaran gagasan. Salah satu fungsi media internet


(12)

yang paling menonjol di era informasi sekarang ini adalah jejaring sosial. Banyak

website jejaring sosial yang kita ketahui bisa diakses di internet secara cuma-cuma

seperti; Friendster, Myspace, Flickr, Twitter dan yang paling fenomenal saat ini adalah Facebook.

Facebook merupakan jejaring sosial yang sangat populer beberapa tahun

belakangan ini. Facebook sangat diminati semua kalangan dan hampir seluruh belahan dunia termasuk indonesia seperti terjangkit virus facebook. Mulai dari anak muda, orangtua, bahkan anak-anak sudah tahu menggunakan dan keranjingan situs jejaring sosial ini. Semua dapat menikmati serta mengaksesnya, kapan pun, dimanapun melalui internet dan bisa menggunakan handphone. Demam Facebook menggejala di Indonesia, sebagaimana yang dilaporkan oleh Tempo Interaktif 9 Februari 2009, dimulai pada pertengahan tahun 2008. Bahkan disebutkan juga hingga pertengahan 2007 Facebook nyaris tak dilirik pengguna Internet. Lonjakan pengguna

Facebook pada pertengahan 2008 dibuktikan dengan statistik Facebook sebagai situs

ranking kelima yang paling banyak diakses di Indonesia. Luar biasanya lagi, “Indonesia tercatat dalam sepuluh besar negara pemakai situs yang mulai dibuka untuk umum pada 2006 ini.” (Wiguna, 2009).

Fenomena adalah suatu kejadian atau peristiwa yang tidak biasa akan tetapi nyata ada dan terjadi. Fenomenologi berusaha untuk menyingkapkan fungsi-fungsi laten yang tersembunyi dalam setiap tindakan sosial atau fakta sosial (Bachtiar, 2006:152). Proses sosial pada masyarakat tidak terlepas dari berbagai individu, kelompok, dan masyarakat yang kemudian berlanjut pada interaksi dan komunikasi


(13)

sehingga membentuk sebuah sistem sosial dan pranata sosial serta semua aspek kebudayaan.

“Indonesia saat ini telah menjadi “the Republic of the Facebook” (Putra, 2009). Itulah headlines yang ditulis oleh Budi Putra mantan editor Harian Tempo yang dirilis oleh CNET Asia portal IT terkemuka di Asia pada awal bulan Januari 2009 lalu (Linkedin.com; 2009). Ungkapan ini terinspirasi oleh perkembangan penggunaan Facebook oleh masyarakat Indonesia yang mencapai pertumbuhan 645% pada tahun 2008. “Prestasi” ini menjadikan Indonesia sebagai “the fastest growing

country on Facebook in Southeast Asia”. Bahkan, angka ini mengalahkan

pertumbuhan pengguna Facebook di China dan India yang merupakan peringkat teratas populasi penduduk di dunia (Sahana, 2008).

Terhitung sampai 22 Februari 2009, 1.333.649 user Indonesia telah terdaftar di Facebook dan sekitar 73% (976.372 orang) di antaranya adalah user usia produktif (18-34 tahun). Dilihat dari gender, 688.306 user laki-laki dan 600.045 user perempuan. (Allfacebook.com; 2009)

Demam Facebook adalah kelanjutan dari keberhasilan situs komunitas

Friendster yang berhasil menjaring 12 juta “registered users” atau sekitar 60%

pengguna internet di Indonesia (Friendster.com; Juli 2008). Bahkan banyak pengguna Friendster yang melakukan migrasi ke Facebook karena layanan yang diberikan lebih lengkap dan mengikuti selera masyarakat. Facebook memiliki sederet fitur yang memungkinkan penggunanya berinteraksi langsung (real time), seperti

chatting, tag foto, blog, game, dan update status ”what are you doing now” yang


(14)

Pengguna Facebook bukan hanya anak muda. Facebook telah menyebar ke berbagai lapisan masyarakat dan usia. Mulai dari anak sekolah, mahasiswa, karyawan, hingga ibu rumah tangga. Maraknya situs-situs yang beredar di dunia maya, dapat mendorong perubahan yang terjadi pada masyarakat. Pola interaksi yang mulai berubah juga menarik perhatian para penggiat dunia cyber.

Namun demikian, tidak dapat dipungkiri ada pihak dengan kapabilitas yang lebih dari yang lainnya melakukan tidakan ilegal. Fenomena ini membuka peluang bagi pihak-pihak yang kurang bertanggung jawab untuk melakukan apa yang kemudian dikenal dengan nama Cyber crime (kejahatan dunia internet). Seperti beberapa kejadian yang belakangan ini sedang marak terjadi di indonesia, yaitu penculikan serta peluang prostitusi, lewat facebook. Seperti halnya pemberitaan baru-baru ini seorang gadis muda yang sejak 6 Februari lalu dikabarkan hialang dan diduga diculik kenalannya via facebook, telah ditemukan petugas polda metro jaya di kawasan Jatiuwung – Tangerang, Selasa (9/2) dini hari. Gadis bernama lengkap Merieta Nova Triani ini ditemukan tengah bersama seorang pemuda bernama Ari yang diduga membujuknya untuk kabur. Nova mengenal Ari dari situs jejaring sosial

facebook. Kemudian ada lagi penculikan lewat facebook juga menimpa seorang

mahasiswi kedokteran Semarang. Sejak dua minggu seorang gadis yang bernama Sylvia Russa Rina, 23 tahun, gadis yang menjalani perkuliahan di Universitas Diponegoro Semarang, menghilang tanpa kabar. Pihak keluarga menduga hilangnya sylvia stelah berkenalan dengan seorang pria di situs jejaring sosial facebook. Dan yang paling memprihatinkan perbuatan 4 siswa SMA yang mencaci maki gurunya di


(15)

Sama dengan hal lainnya, penggunaan Facebook tidak akan menimbulkan dampak yang buruk jika digunakan sebagaimana mestinya, normal, dan tidak berlebihan. Namun, jika terlalu sering menggunakan fasilitas ini, dikhawatirkan akan terjadi ketergantungan yang tidak sehat, serta penyalahgunaan fasilitas yang tidak benar.

Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk meneliti fenomena penggunaan facebook dan memilih mahasiswa Fisip USU sebagai objek penelitian karena berdasarkan hasil pengamatan penulis, banyak mahasiswa di Fisip USU yang bergabung di situs jejaring sosial Facebook dan memiliki ketergantungan khususnya pada media internet. Mulai dari sekedar bersosialisasi melalui situs-situs jejaring sosial, tugas-tugas yang diberikan melalui e-mail, referensi, bahkan lewat internet dosen dan mahasiswa dapat berinteraksi melalui jarak jauh.

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, yang menjadi perumusan masalah dalam penelitian ini adalah: “Bagaimana fenomena penggunaan facebook di kalangan mahasiswa Fisip USU?

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah diatas yang menjadi tujuan penelitian ini adalah:

Untuk mengetahui Bagaimana fenomena penggunaan facebook di kalangan mahasiswa Fisip USU.


(16)

 Untuk mengetahi manfaat apa yang di peroleh pengguna setelah bergabung dengan Facebook.com

1.4. Manfaat Penelitian 1.4.1. Manfaat Teoritis

Yang menjadi manfaat teoritis dari penelitian ini adalah untuk:

1. Memporeleh hasil yang lebih baik dan lengkap dan menjawab persoalan dan untuk menghubungkannya dengan teori sosial yang sesuai dengan permasalahan akan tetapi tidak bersifat menguji.

2. Untuk dijadikan sebagai bahan informasi bagi khalayak luas juga bagi masyarakat yang ingin mengetahui tentang Facebook. Penelitian ini bermanfaat untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuan serta wawasan penulis mengenai gambaran yang ada dalam masyarakat dan sebagai wadah latihan serta pembentukan pola pikir yang rasional dalam menghadapi segala macam persoalan yang ada dalam masyarakat.

1.4.2. Manfaat Praktis

Yang menjadi manfaat praktis dari penelitian ini adalah untuk:

1. Data-data yang diperoleh dari lapangan nantinya dapat dimanfaatkan bagi pihak-pihak yang berkepentingan.

2. Sebagai bahan rujukan bagi penelitian selanjutnya yang mempunyai keterkaitan dengan masalah penelitian selanjutnya.


(17)

4. Memberikan sumbangan pemikiran terhadap pembahasan sosiologi tentang fenomena penggunaan facebook di kalangan mahasiswa Fisip USU.

1.5. Defenisi Konsep

Konsep adalah istilah yang terdiri dari satu kata atau lebih yang menggambarkan suatu gejala atau menyatakan suatu ide atau gagasan (Iqbal Hasan, 2002:17). Batasan-batasan konsep dalam penelitian ini adalah:

1. Fenomena adalah suatu kejadian atau peristiwa yang tidak biasa akan tetapi nyata ada dan terjadi. Pada penelitian ini fenomena yang dimaksud adalah adanya maraknya situs Facebook di masyarakat saat ini.

2. Jaringan adalah suatu bidang sosial yang mana terdiri dari perangkat hubungan antar manusia. Dalam penelitian ini jaringan di defenisikan sebagai perangkat hubungan yang tidak tampak atau maya yang terjadi pada

cyberspace (dunia maya).

3. Jaringan Sosial (Social Networking) adalah penggunaan sebuah website untuk menghubungkan orang-orang yang memiliki kesamaan minat personal atau profesional, tempat tinggal, pendidikan di sekolah tertentu, dan lainnya.

4. Website merupaka situs pertemanan atau situs jaringan sosial yang

menghubungkan orang dengan teman dan relasinya.

5. Facebook adalah situs pertemanan populer yang berasal dari Amerika. Facebook menerima semua pengguna yang berusia lebih dari tiga belas tahun


(18)

6. Pengguna (user) adalah orang yang menggunakan layanan tertentu, pengguna disini adalah orang-orang yang menggunakan layanan atau anggota dari

Facebook.com

7. Cyberspace adalah ruangan yang tidak nyata atau biasa disebut dengan dunia

maya.

8. Account adalah laporan atau catatan, di dalam Facebook Account berisi

tentang profil dari pengguna yang bersangkutan.

9. Wall adalah bagian dari Facebook dimana pengguna lain dapat menulis pesan

kepada account yang kita miliki. Wall juga merupakan ruang menulis publik, sehingga orang lain dapat membaca secara langsung wall yang telah ditulis ter

up-date di home page mereka atau bias langsung membalas melalui wall to wall. Ketika seseorang menerima pesan maka si pengguna dapat merespon

langsung wall tersebut atau langsung menghapusnya.

10.Massage adalah tempat dimana para pengguna situs facebook dapat berkirim

pesan yang bersifat pribadi atau personal tanpa diketahui oleh user lain.

11.Status Up-date adalah tempat dimana pengguna facebook dapat mengganti atau meng up-date berita mengenai dirinya di kolom halaman yang telah disediakan Facebook sesuai dengan apa yang dirasakan serta keinginannya.

12.Profile merupakan halaman, tempat dimana seseorang mengisi data pribadi

seperti alamat, nomor telepon, pendidikan, pekerjaan dan informasi lainnya.

13.Chat adalah fitur yang diberikan oleh facebook, untuk bertukar pesan secara

langsung (chatting) antar sesama pengguna facebook dalam waktu yang bersamaan secara online.


(19)

14.Foto merupakan fitur dimana pengguna dapat meng Up-load foto-foto pribadi serta foto apapun yang ingin dimasukkan dalam account facebook nya. Bisa juga membuat album foto dan memberikan nama album sesuai dengan yang diinginkan, mengganti profile picture, serta menerima foto hasil tag dari teman.


(20)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1. Teori Jaringan

Teori yang mendukung penelitian ini adalah teori jaringan. pada teori jaringan banyak di bahas tentang hubungan antara satu aktor (individu atau kelompok) dengan aktor lainnya. Salah satu ciri khas teori jaringan adalah pemusatan pemikiran pada tingkat makro, artinya aktor atau pelaku bisa saja individu (Wellman, 1983: 162 dalam Ritzer, 2004: 382), atau mungkin juga kelompok, perusahaan dan masyarakat. Kaitannya dalam hal ini teori jaringan membahas tentang hubungan yang terjadi pada tingkat struktur sosial skala luas sampai tingkat yang lebih mikroskopik. Analisis jaringan lebih ingin mempelajari keteraturan individu atau kolektivitas berperilaku ketimbang keteraturan keyakinan tentang bagaimana mereka seharusnya berperilaku. Karena itu pakar analisis jaringan mencoba menghindarkan penjelasan normatif dari perilaku sosial. Mereka menolak penjelasan non struktural yang memperlakukan proses sosial sama dengan penjumlahan ciri pribadi aktor individual dan norma tertanan. Hubungan ini berlandaskan gagasan bahwa setiap aktor (individual atau kelompok) memiliki akses berbeda terhadap sumber daya yang menilai (kekayaan, kekuasaan, informasi). Akibatnya adalah bahwa sistem yag berstruktur cenderung tersratifikasi, komponen tertentu tergantung pada komponen lain.

Teori jaringan juga memiliki beberapa prinsip logis yang merupakan tempat bersandarnya pemikiran-pemikiran teori jaringan itu sendiri. (Wellman, 1983 dalam Ritzer, 2004: 384) yaitu:


(21)

1. Ikatan antar aktor biasanya dalah simetris baik dalam kadar maupun intensitasnya.

2. Ikatan antara individu yang harus dianalisis dalam konteks struktur jaringan lebih luas.

3. Tersturturnya ikatan sosial menimbulkan berbagai jenis jaringan non acak. 4. Adanya kelompok jaringan menyebabkan terciptanya hubungan silang antara

kelompok jaringan maupun antara individu.

5. Ada ikatan asimetris antara unsur-unsur didalam sebuah sistem jaringan dengan akibat bahwa sumber daya yang terbatas akan terdistribusikan secara tak merata.

6. Distribusi yang tampang dari sumber daya yang terbatas menimbulkan baik itu kerjasama maupun kompetisi.

Jaringan sosial merupakan suatu jaringan tipe khusus, dimana “ikatan” yang menghubungkan satu titik ke titik lain dalam jaringan adalah hubungan sosial. Berpijak pada jenis ikatan ini, maka secara langsung atau tidak langsung yang menjadi anggota suatu jaringan sosial adalah manusia (person”). Jaringan sosial tidak hanya beranggotakan pada satu individu, namun dapat juga berupa sekumpulan orang yang mewakili titik –titik seperti yang dikemukakan sebelumnya, jika tidak harus satu titik mewakili satu orang, misalnya organisasi, instansi, pemerintah atau negara.

Sementara hubungan sosial atau saling keterhubungan merupakan interaksi sosial yang berkelanjutan (relatif cukup lama atau permanen) yang terakhirnya diantara mereka terikat satu sama lain dengan atau oleh seperangkat harapan yang relatif stabil (Zanden, 1990 dalam Agusyanto, 2007:14).


(22)

Hubungan sosial bisa dipandang sebagai sesuatu yang seolah-olah merupakan sebuah jalur atau saluran yang menghubungkan antara satu orang(titik) dengan orang-orang lain dimana melalui jalur atau saluran tersebut bisa dialirkan sesuatu, misalnya barang, jasa, dan informasi. Hubungan sosial antara dua orang mencerminkan adanya pengharapan peran dari masing-masing lawan interaksinya. Tingkah laku yang diwujudkan dalam suatu interaksi sosial itu sistematik, meskipun para pelakunya belum tentu menyadarinya. Dari terwujudnya hubungan sosial yang baik maka akan memudahkan jaringan sosial berkembang.

Jaringan sosial menjadi sangat penting di dalam masyarakat karena di dunia ini bisa dikatakan bahwa tidak ada manusia yang tidak menjadi bagian dari jaringan-jaringan hubungan sosial dari manusia lainnya. Walaupun begitu manusia tidak selalu menggunakan semua hubungan sosial yang dimilikinya dalam mencapai tujuan-tujuannya, tetapi disesuaikan dengan ruang dan waktu atau konteks sosialnya (Agusyanto, 2007:30).

Dari analisis beberapa pakar jaringan mengatakan bahwa sesungguhnya jaringan sosial memiliki keteraturan-keteraturan sehingga terbentuknya jaringan bukan secara acak melainkan secara teratur. Hal ini dibuktikan dengan pernyataan pada paragraf diatas, manusia dapat membuat jaringan atau terlibat dalam sebuah jaringan sesuai dengan kebutuhan dan kondisi ruang dan waktu. Ada tiga pembagian tipe keteraturan jaringan sosial menurut Epstein (1992 dalam Agusyanto, 2007 : 30-31), yaitu:


(23)

1. Ketentuan Struktural, dimana perilaku orang-orang teinterpretasikan dalam term tindakan-tindakan yang sesuai dengan posisi-posisi yang mereka duduki dalam suatu perangkat tatanan posisi-posisi.

2. Keteraturan Katagorikal, dimana perilaku seseorang di dalam situasi-situasi yang tidak terstruktur bisa terinterpretasi ke dalam term steriotipe-steriotipe. 3. Keteraturan Personal, dimana perilaku orang-orang, baik di dalam situasi yang

terstruktur maupun tidak, bisa diinterpretasikan ke dalam pengertian-pengertian ikatan-ikatan personal yang dimiliki seseorang individu dengan orang-orang lain.

Bicara mengenai jaringan sosial tidak akan habis dalam sekali pembahasan, karena begitu kompleksnya jaringan yang terbentuk dalam masyarakat bahkan saling tumpah tidih dan memotong satu sama lain sehingga Barnes merasa perlu untuk membedakan jaringan untuk kepentingan penelitiannya, menurut Barnes (1969 dalamAgusyanto, 2007) jaringan dibedakan atas jaringan total digunakan untuk menyebut jaringan sosial yang kompleks, dan jaringan partial untuk menyebut jaringan yang hanya berisi satu jenis hubungan sosial.

Lain hal lagi bila jaringan sosial ditinjau dari tujuan hubungan sosialyang membentuk jaringan-jaringan. Beberapa pakar antropologi maupun sosiologi dari beberapa literatur mengatakan, dari sisi ini jaringan sosial dapat di bedakan dalam tiga jenis yaitu :

1. Jaringan interest (kepentingan), terbentuk dari hubungan-hubungan sosial yanng bermuatan kepentingan. Hubungan sosial yang bermakna pada tujuan-tujuan tertentu atau khusus yang ingin dicapai oleh para pelaku, sehingga


(24)

tindakan dan interaksi juga dievaluasi berdasarkan tujuan rasionalnya tadi. Pertukaran yang terjadi dalam jaringan juga diatur oleh kepentingan – kepentingan pelaku didalamnya. Kecenderungan pelaku untuk memanifulasi hubungan-hubungan sosial yang dimilikinya demi pencapaian tujuan sangat besar.

2. Jaringan power, hubungan-hubungan sosial yang membentuk jaringan bermuatan power. Power disini merupakan suatu kemampuan seseorang atau unit sosial untuk mempengaruhi perilaku dan pengambil keputusan orang atu unit sosial lainnya mellalui pengendalian (Adams: 1977 dalam Agusanto, 2007). Konfigurasi-konfigurasi saling keterhubungan antar pelaku di dalamnya sengaja atau diatur. Ketika pencapaian tujuan yang telah ditargetka dengan bantuan tindakan kolektif, dan konfigurasi saling keterhubungan permanen antar pelakunya, maka jaringan power juga telah terbentuk. Unit-unit sosialnya merupakan bentukan yang direncanakan atau distrukturkan secara sengaja oleh power. Pusat power pada jaringan iniselalu mengevaluasi kinerja unit-unit sosialnya dan memola kembali strukturnya untuk meningkatkan efisiensinya. Setiap anggota yang terhubung di jaringan ini tidak terjadi secara sukarela dan kesadaran untuk memenuhi kewajiban masing-masing tanpa mengharap insentif. Sangat diperlukan adanya penghargaan bahkan ganjaran (reward and punish) yang terstruktur secara formal guna mendorong timbulnya kerelaan dengan peraturan-peraturan dan perintah-perintah oleh pusat-pusat power mereka.


(25)

3. Jaringan sentiment (emosi), seperti judulnya jaringan ini terbentuk atas dasar hubungan-hubungan sosial yang bermuatan emosi. Hubungan sosial itu sendiri sebenarnya menjadi tujuan tindakan sosial misalnya percintaan, pertemanan atau hubungan kerabat, dan sejenisnya. Struktur sosial yang terbentuk dari hubungan-hubungan emosi pada umumnya lebih mantap atau permanen. Mengacu pada kata emosi yang didalamnya juga mengandung unsur menyukai atau tidak menyukai, sehingga dalam jaringan ini terdapat saling suka atau tidak suka antar pelaku. Kemudian muncullah norma-norma dan nilai-nilai akibat dari adanya kewajiban saling kontrol yang relatif kuat diantara para pelaku, lantas dapat menjaga stabilitas dan menjaga keberlangsungan hubungan-hubungan sosial emosional yang terdapat dalam jaringan ini. Tipe jaringan ini dengan segala kecenderungan-kecenderungan hubungan emosional didamnya dapat menghasilkan rasa solidaritas.

Ketiga tipe jaringan sosial ini dalam kehidupan nyata sering kali berpotongan. Pertemuan-pertemuan tersebut membangkitkan suatu ketegangan bagi pelaku yang bersangkuatan karena logika situasional atau struktur sosial dari masing-masing tipejaringan berbeda atau belum sesuai satu sama lain. oleh karena itu, sering kali terlihat kontradiksi antara tindakan-tindakan dengan sikap yang pelaku wujudkan.

2.2. Jaringan Pertemanan

Sebagaimana yang telah dijelaskan pada pembahasan tentang jaringan sosial, salah satu dari tiga jenis jaringan sosial bila ditinjau dari tujuan yaitu jaringan emosi yang terdapat di dalam nilai-nilai pertemanan, maka pada pembahasan selanjutnya ini


(26)

akan dipaparkan tentang jaringan pertemanan. Kalau dilihat dari unsur tiap kata, jaringan pertemanan terbagi atas dua kata yaitu jaringan yang berarti rangkaian dari hubungan-hubungan dalam hal ini merupakan hubungan sosial, sedangkan pertemanan adalah hasil dari interaksi dan komunikasi yang intensif antara satu dengan lainnya, dalam hal ini interaksi dan komunikasi yang intensif telah memberikan kesempatan untuk pertukaran informasi, pencocokan visi, dan akhirnya berujung pada hubungan yang lebih intim lagi bisa berupa persahabatan dan percintaan.

Suatu kenyataan bahwa manusia selalu ingin behubungan antar sesama manusia yang berarti akan terjadi rasa keterkaitan antar individu. Ketertarikan merupakan proses yang dengan mudah dialami oleh setiap individu tetapi sukar diterangkan (Guy dan Edgley, 1980 dalam Ahmadi, 2007: 212). Berawal dari ketertarikan seseorang memulai berinteraksi dan berkomunikasi dengan orang lain. Ada beberapa tahapan komunikasi antar individu sampai dapat dikatakan pertemanan atau persahabatan. Tahap pertama, tahap perkenalan, dalam tahap ini dikategorikan sebagai tahap perkenalan karena proses pertukaran informasi dan tingkat keterbukaan diri pada tahap ini sangat terbatas, karena pada waktu pertama kali bertemu dengan seseorang, pembicaraan yang terjadi hanya akan pada seputar informasi untuk saling mengenal saja. Dua pribadi tersebut tidak terlibat dalam pembicaraan yang bersifat pribadi apalagi bertukar informasi pribadi. Hubungan pada tahap perkenalan di bagi atas tiga tahap yaitu :


(27)

1) Tahap pasif, yaitu tahap yang mengutamakan perhatian terhadap komunikasi tanpa menanyakan apa-apa, seluruh situasi dan kondisi tetap sebagaimana apa adanya dan di manifulasi.

2) Tahap aktif, tahap mengajukan pertanyaan, memperhatikan dan mendengar komunikasi, komunikasi, komunikasi mulai memanifulasi situasi hubungan antar pribadi.

3) Tahap interaktif, ialah tahap memanifulasi komunikan agar komunikator bisa memperoleh informasi melalui perilaku komunikan.

Tahap persahabatan, tahap ini dapat juga di sebut sebagai tahap pertemanan. Persahabatan atau pertemanan di peroleh setelah melalui tahap perkenalan. Seorang sahabat merupakan orang yang mempunyai kedudukan tertentu dalam hubungan antar pribadi. Menempatkan seorang menjadi sahabat karena telah mengenal dia dengan baik, selain itu, juga telah menaruh rasa percaya dan harapan kepada dia sebagai seorang seorang yang mempunyai perhatian. Pertemanan yang baik ditandai dengan adanya kehangatan dan kasih sayang, kejujuran, adanya komitman, dan menjalani hubungan tersebut secara alami. Dalam hubungan pertemanan, komitmen ditunjukkan dengan cara mengorbankan waktu dan energi mereka untuk menolong sahabat yang membutuhkan.

Ada satu prinsip umum yang harus dijaga dalam pertemanan, yaitu keseimbangan dan kesejajaran kedudukan. Pertemanan mengkehendaki agar kedua belah pihak komunikator dan komunikan harus merasa mempunyai kedudukan yang sama, tidak ada yang lebih tinggi dari pada yang lain. pertemanan mempunyai beberapa fungsi diantaranya :


(28)

1) Membagi pengalaman agar dua pihak merasa sama-sama puas dan sukses. 2) Menunjukkan hubungan emosional.

3) Sukarela membantu kalau diperlukan pihak lain. 4) Berusaha membuat pihak lain menjadi senag.

5) Membantu sesama kalau dia berhalangan untuk suatu urusan.

Komunikasi antar pribadi dapat menjadi efektif maupun sebaliknya. Karena apabila terjadi suatu konflik dalam hubungan persahabatan, maka karakteristik komunikasi antar pribadi menjadi tidak efektif. Dipandang dari sudut pandang humanistik beberapa hal ditekankan dalam berkomunikasi antar pribadi, yaitu:

1) Keterbukaan, yang memiliki pengertian bahwa dalam komunikasi antar pribadi yang efektif harus terbuka kepada orang yang diajak berinteraksi, kesediaan untuk membuka diri, kesediaan untuk mengakui perasaan dan pikiran yang anda miliki dan juga mempertanggung jawabkannya.

2) Empati, kemampuan seseorang untuk “mengetahui” apa yang sedang dialami orang lain pada suatu saat tertentu, dari sudut pandang atau “kacamata” orang lain tersebut, dimana seseorang juga mampu untuk memahami motivasi dan pengalaman orang lain, perasaan, dan sikap mereka, serta harapan dan keinginan mereka untuk masa depannya.

3) Sikap mendukung, dalam hal ini merupakan pelengkap daripada kedua hal sebelumnya, karena komunikasi yang terbuka dan empatik tidak dapat berlangsung dalam suasana yang tidak mendukung.

4) Sikap positif, komunikasi antarpribadi akan terbina apabila orang memiliki sikap yang positif terhadap diri mereka sendiri, karena orang yang merasa


(29)

positif dengan diri sendiri akan mengisyaratkan perasaan ini kepada orang lain, yang selanjutnya juga akan merefleksikan perasaan positif ini kepada lawan bicaranya, kemudian sikap positif juga dapat diwujudkan dengan memberikan suatu sikap dorongan dengan menunjukkan sikap menghargai keberadaan, pendapat, dan pentingnya orang lain, dimana perilaku ini sangat bertentangan dengan sikap ketidak acuhan.

5) Kesetaraan, memiliki pengertian bahwa kita menerima pihak lain atau mengakui dan menyadari bahwa kedua pihak sama-sama bernilai dan berharga. Karena pada kesetaraan, suatu konflik akan lebih dapat dilihat sebagai upaya untuk memahami perbedaan yang pasti ada daripada sebagai kesempatan untuk menjatuh pihak lain.

Sedangkan dari sudut pandang pergaulan sosial, komunikasi berdasarkan model ekonomi imbalan (rewards) dan biaya (cost). Suatu hubungan diasumsikan sebagai kemitraan dimana imbalan dan biaya saling dipertukarkan. Ketiga sudut pandang tersebut tidak terpisah satu dengan yang lain melainkan saling melangkapi, karena setiap sudut pandang tersebut membantu kita untuk dapat memahami komunikasi sebagai solusi yang efektif untuk mengatasi masalah dalam suatu hubungan.

Pertemanan yang baik ditandai dengan adanya kehangatan dan kasih sayang, kejujuran, adanya komitmen, dan menjalani hubungan tersebut secara alami. Dalam hubungan pertemanan, komitmen ditunjukkan dengan cara mengorbankan waktu dan energi mereka untuk menolong teman yang membutuhkan. Namun seringkali individu dalam menjalankan suatu hubungan tidak menyadari harapan mereka pada


(30)

temannya sampai terjadi sesuatu yang dirasakannya mengganggu. Hubungan tersebut mengalami konflik dan milai mengalami kemunduran dan proses negosiasi tidak berjalan yang mengakibatkan pola komunikasi diantara mereka berubah. Padahal komunikasi mempengaruhi hubungan, karena komunikasi dan hubungan senantiasa berkaitan.

2.3. Jaringan Online

Jaringan online memiliki prinsip yang hampir sama dengan jaringan yang ada di dunia nyata jaringan yang terbentuk dalam suatu ikatan (dengan menafikkan kuat lemahnya) antara individu dengan individu, individu dengan kelompok. Kelompok yang dimaksud disini adalah kelompok yang terbentuk dalam suatu hubungan sosial tatap muka. Sebuah hubungan yang menggunakan ruang maya, namun tetap memiliki hubungan nyata didalamnya jaringan internet juga telah memberikan ruangan untuk jaringan sosial. Putnam salah seorang pakar modal sosial telah memaparkan tentang persoalan ini dalam satu bab penuh Bowling Alone yang memberikan tiga dasar pemikirannya dalam membahas jejaring online ini:

• Internet melenyapkan batas-batas dalam komunikasi dan memfasilitasi jaringan-jaringan baru.

Komunikasi-komunikasi online dapat terjadi tiba-tiba dan kekurangan umpan balik yang cepat dalam pertemuan tatap muka, hal itu mendorong resiproksitas dan memfasilitasi penipuan.


(31)

Orang yang melakukan komunikasi online cenderung berbaur hanya dengan kelompok-kelompok kecil yang mempunyai kepentingan dan pandangan yang sama dengan mereka sendiri dan tidak toleran dengan siapapun yang berpikir lain.

• Internet menawarkan banyak kesempatan untuk hiburan pasif dan pribadi. Seraya mengingatkan supaya hati-hati terhadap penilaian suatu teknologi yang masih baru, Putnam mengingatkan percaya bahwa cita-cita dari kewarganegaraan online menghadapi tantangan-tantangan serius (Putnam, 2000: 172-7).

Internet menjadi komplemen terhadap jaringan sosial itu sendiri dan memberi ruang baginya untuk memperluas jaringan-jaringan yang ada dengan cara memperkaya dan membangun hubungan-hubungan tatap muka mereka (Field, 2001: 155). Era dimana dunia penuh dengan hingar bingar internet dan teknologi komunikasi yang memang agak samar. Sehingga pengertian komunitas yang dibahas dalam diskusi soal jaringan sosial meleburkan pedikotomian komunitas riil dan maya. Keduanya tetap membutuhkan jaringan sosial yang cukup sekedar bertahan dan berlanjut serta membutuhkan jaringan sosial yang lebih untuk sukses menghasikan sesuatu.

Berbagai keanekaragaman bentuk interaksi dalam sebuah dunia maya menjadikan dunia terasa benar-benar selebar daun kelor. Banyak hal yang dapat dilakukan internet menjadikan realitas tidak cukup lagi. Realitas virtual yang


(32)

membawa bola dunia masuk ke dalam sebuah ruangan yang kendalinya dibawah jari kita, dan dikendalikan dimana saja.

2.4. Paradigma Fakta Sosial

Paradigma fakta sosial diambil dari karya Durkheim the rules of sociological

method (1895) dan Suicide (1897). Fakta sosial bersifat eksternal, umum (general),

dan memaksa (coercion). Paradigma fakta sosial memiliki kajian struktur sosial dan pranata sosial. Struktur sosial adalah jaringan hubungan sosial dimana interaksi terjadi dan terorganisir serta melalui mana posisi sosial individu dan sub-kelompok dibedakan. Sedangkan pranata sosial adalah norma atau pola nilai yang mendukung kelompok.

Perkembangan teknologi informasi juga tidak saja mampu menciptakan masyarakat dunia global, namun secara materi mampu mengembangkan ruang gerak kehidupan baru bagi masyarakat, sehingga tanpa disadari, komunitas manusia telah hidup dalam dua kehidupan, yaitu kehidupan masyarakat nyata dan kehidupan masyarakat maya (cybercommunity).

Masyarakat nyata adalah sebuah masyarakat yang secara inderawi dapat dirasakan sebagai sebuah kehidupan nyata, dimana hubungan-hubungan sosial sesama anggota masyarakat dibangun melalui penginderaan. Secara nyata kehidupan masyarakat manusia dapat disaksikan sebagaimana adanya. Sedangkan kehidupan masyarakat maya adalah sebuah kehidupan masyarakat manusia yang tidak dapat secara langsung diindera melalui penginderaan manusia, namun dapat dirasakan dan disaksikan sebagai sebuah realitas.


(33)

2.5. Paradigma Perilaku Sosial

Paradigma perilaku sosial memusatkan perhatiannya kepada hubungan antara individu dan lingkungannya yang terdiri dari atas bermacam-macam obyek sosial dan non sosial. Ada dua teori yang termasuk kedalam paradigma perilaku sosial yaitu teori behavior dan teori exchange. Pokok persoalan sosiologi dalam teori behavior (perilaku) ini adalah tingkah laku individu yang berlangsung dalam hubungannya dengan faktor lingkungan yang menghasilkan akibat-akibat atau perubahan dalam hubungannya dengan faktor lingkungan yang menghasilkan akibat-akibat atau perubahan dalam faktor lingkungan yang menghasilkan perubahan terhadap tingkah laku. B.F. Skinner (1953, 1957, 1974) membantu fokus perilaku (behavior) melalui percobaan yang dinamakan operant behavior dan reinforcement. Yang dimaksud dengan operant condition adalah setiap perilaku yang beroperasi dalam suatu lingkungan dengan cara tertentu, lalu memunculkan perubahan dalam lingkungan kehidupan tersebut.

2.6. Pilihan Rasional

Teori yang dikemukakan oleh James Coleman, seorang Sosiolog yang menerangkan dan menganalisa masalah tingkat mikro dan makro maupun peran yang dimainkan oleh faktor tingkat mikro dalam pembentukan fenomena tingkat makro dipengaruhi oleh faktor individual sedangkan tingkat mikro dipengaruhi oleh perilaku kolektif. Perilaku kolektif sering tidak stabil dan kacau sehingga sukar dianalisis berdasarkan perspektif pilihan rasional. Akan tetapi berdasarkan pandangan Coleman,


(34)

teori pilihan rasional dapat menjelaskan semua fenomena makro tidak hanya yang teratur dan stabil saja.

Norma merupakan tingkat makro lain yang menjadi sasaran Coleman. Menurut Coleman, norma, prakarsai dan dipertahankan oleh beberapa peran yang melihat keuntungan yang dihasilkan dari pengalaman tahap norma dan kerugian yang berasal dari pelanggaran norma itu. Aktor koporat menurut Coleman, perubahan sosial yang munculnya aktor korporat sebagai pelengkap aktor ’perubahan natural’.

Tahun 1989 Coleman mendirikan jurnal Rationality and Society yang bertujuan menyebarkan pemikiran yang berasal dari perspektif rasional. Coleman menerbitkan buku yang berpengaruh “foundationals of society theory”, dimana buku tersebut berdasarkan perspektif purasional. Teori pilikhan rasional Coleman adalah tindakan perseorangan mengarah kepada suatu tujuan dan tujuan itu (juga tindakan) ditentukan oleh nilai atau pilihan. Coleman sangat dipengaruhi Robert K. Merton (teori struktural fungsional modren) dan dipengaruhi juga oleh Durkheim (teori struktural fungsional klasik) dalam faktor sosial sebagai penentu pelaku individu. Coleman dalam teori rasionalnya menerangkan dan menganalisa masalah tingkat mikro dan makro maupun peran yang dimainkan oleh faktor tingkat mikro dalam pembentukan fenomena tingkat makro dipengaruhi oleh faktor individual sedangkan tingkat mikro dipengaruhi oleh perilaku kolektif. Coleman menyatakan teori pilihan rasional dapat menjelaskan semua fenomena makro, tidak hanya yang teratur dan stabil saja. Coleman dalam teorinya memusatkan pada sistem sosial yaitu fenomena makro yang dipengaruhi oleh faktor individual


(35)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Metode penelitian kualitatif merupakan metode yang bermaksud untuk memehami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan lain-lain secara holistic dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah. (Maleong, 2006)

Pendekatan kualitatif adalah suatu proses penelitian dan pemahaman yang berdasarkan pada metodologi yang menyelidik suatu fenomena sosial dan masalah manusia. Pada pendekatan ini, peneliti membuat suatu gambaran kompleks, meneliti kata-kata, laporan terinci dari pandangan informan dan melakukan studi pada situasi yang alami. Bogdan dan Taylor (Maleong, 2007:17) mengemukakan bahwa metodologi kualitatif merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis maupun lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati. Penelitian deskriptif dilakukan untuk memberikan gambaran yang lebih detail mengenai suatu gejala atau fenomena (Prasetyo, 2006:42)


(36)

3.2. Lokasi Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan di Fakultas Fisip USU. Alasan peneliti memilih lokasi penelitian ini adalah karena lebih efisien dan efektif. Efektif artinya di kampus ini terdapat mahasiswa dan mahasiswi yang terdaftar di situs facebook.com. Efisien artinya peneliti tidak banyak mengeluarkan biaya dalam penelitian ini karena peneliti juga merupakan mahasiswa Fisip USU. Dan juga lebih mudah memperoleh informasi karena bisa berinteraksi lebih dekat dengan mereka.

3.3. Unit Analisis dan Informan 3.3.1. Unit Analisis

Salah satu cara atau karakteristik dari penelitian sosial adalah menggunakan apa yang disebut “units of analisis”. Hal ini dimungkinkan, karena setiap objek penelitian memiliki ciri dalam jumlah yang cukup luas seperti karakteristik individu tentunya yang meliputi jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan, status sosial dan tingkat penghasilan.

Ada sejumlah unit analisis yang lazim digunakan pada kebanyakan penelitian sosial yaitu individu, kelompok, organisasi, sosial, artefak (Danandjaja, 2005:31). Unit analisis data adlah satuan tertentu yang diperhitungkan sebagai subjek penelitian (Arikunto, 199:2). Adapun unit analisis dalam penelitian ini adalah orang-orang yang memiliki akun di Facebook .


(37)

3.3.2. Informan

Informan adalah orang-orang yang menjadi sumber informasi dalam penelitian. Adapun informan yang menjadi subjek penelitian ini dibedakan atas dua jenis yaitu: informan kunci dan informan biasa yang dapat mendukung penelitian. Yang termasuk kedalam informan kunci dan informan biasa adalah:

1) Informan Kunci

Dalam penelitian ini yang menjadi informan kunci dalam pengempulan data adalah orang-orang yang terdaftar dalam akun Facebook dan terlibat dalam situs jaringan Facebook.

Peneliti memilih mahasiswa karena secara umum mahasiswa telah dapat membentuk kedewasaan diri. Pada taraf ini pengendalian diri telah tercipta pada diri mereka. Peneliti memilih mahasiswa S-1 karena pada dasarnya mahasiswa S-1 lebih kritis dalam menanggapi suatu fenomena sosial yang ada dan yang sedang terjadi.

2) Informan Biasa

Informan biasa adalah informan yang dapat memberikan informasi tambahan. Yang menjadi informan biasa dalam penelitian ini adalah: orang-orang yang tahu tentang Facebook.


(38)

3.4. Tenik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini maka peneliti menggunakan teknik-teknik pengumpulan data sebagai berikut:

3.4.1. Data Primer

Untuk mendapatkan data primer dalam penelitian ini akan dilakukan cara penelitian lapangan, yaitu:

a) Metode Wawancara

Metode wawancara biasa disebut juga metode interview. Metode wawancara proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka, antara pewawancara dengan informan atau orang yang diwawancarai, dengan atau tanpa menggunakan pedoman (guide) wawancara. Salah satu bentuk wawancara yang dipakai dalam penelitian ini adalah wawancara mendalam (dept interview). Wawancara mendalam (dept

interview) adalah proses tanya jawab secara langsung yang ditujukan terhadap

informan di lokasi penelitian dengan menggunakan panduan atau wawancara.

b) Metode Observasi

Observasi atau pengamatan adalah metode pengumpulan data yang digunakan untuk menghimpun data penelitian. Data penelitian tersebut dapat diamati oleh peneliti. Observasi merupakan pengamatan lngsung terhadap berbagai gejala yang tampak pada penelitian. Hal ini ditujukan untuk mendapat daya yang mendukung hasil wawancara.


(39)

3.4.2. Data Sekunder

Data sekunder yaitu data yang diperoleh secara tidak langsung dari objek penelitian kepustakaan dan pencatatan dokumen, yaitu dengan mengumpulkan data dan mengambil informasi dari buku-buku referensi, dokumen majalah, jurnal, internet, yang dianggap relevan dengan masalah yang diteliti.

3.5. Interpretasi Data

Interpretasi data merupakan tahap penyerderhanaan data, setelah data dan informasi yang dibutuhkan dan diharapkan telah terkumpul. Data-data yang telah diperoleh dalam penelitian akan diinterpretasikan berdasarkan dukungan teori dalam tinjauan pustaka yang telah ditetapkan sampai akhirnya akan disusun sebagai laporan akhir penelitian.


(40)

3.6. Jadwal Penelitian

Jadwal kegiatan yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

No. Kegiatan Bulan ke

1 2 3 4 5 6 7 8 9

1 Pra Observasi √

2 ACC Judul √

3 Penyusunan Proposal Penelitian √ √

4 Seminar Proposal Penelitian √

5 Revisi Proposal Penelitian √

6 Penelitian Ke Lapangan √

7 Pengumpulan Data dan Analisis Data √

8 Bimbingan √ √ √ √

9 Penulisan Laporan Akhir √ √


(41)

3.7. Keterbatasan Informan

Keterbatasan dalam penelitian terkait erat dengan instrumen wawancara dalam hal ini terdapat keraguan akan jawaban yang diberikan informan dan semua jawaban hampir sama, karena apa yang di informasikan tentang situasi, kondisi dan tindakan sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. Keterbatasan dalam penelitian terutama terbatasnya waktu, biaya dan pengalaman yang dimiliki oleh peneliti untuk melakukan kegiatan penelitian ilmiah.


(42)

BAB IV

DESKRIPSI LOKASI DAN INTERPRETASI DATA

4.1. Deskripsi Umum Lokasi Penelitian

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) merupakan fakultas kesembilan di lingkungan Universitas Sumatera Utara (USU). Pada tahun 1980, FISIP USU merupakan Jurusan Ilmu Pengetahuan Masyarakat di bawah Fakultas Hukum USU. Pendirian fakultas yang saat ini terletak di paling pojok kampus USU ini diprakarsai oleh beberapa dosen dalam bidang Ilmu Sosial, Administrasi, dan Manajemen yang berada di Fakultas Ekonomi dan Hukum pada tahun 1979. Drs. Adham Nasution, Asma Affan MPA, Dr. A.P Parlindungan, M.Solly Lubis S.H, dan beberapa dosen lainnya melakukan persiapan proposal pendirian FISIP USU. Berdasarkan isi proposal tersebut, Rektor USU, Dr. A.P Parlindungan S.H, memperjuangkan agar FISIP segera didirikan di USU. Para pendiri FISIP ini sepakat untuk mengangkat Drs. Adham Nasution sebagai Ketua Jurusan dan ditetapkan berdasarkan Surat Keputusan Rektor USU No. 1181/ PT05/C.80, tertanggal 1 Juli 1980.

Jurusan Ilmu Pengetahuan Masyarakat ini pertama kali menerima mahasiswa melalui jalur SIPENMARU pada tahun 1980/1981 dengan jumlah mahasiswa sebanyak 75 orang. Kegiatan perkuliahan pertama kali dimulai pada tanggal 8 Agustus 1980. Pembukaan fakultas ini diresmikan oleh Rektor USU, Prof. Dr. A.P Parlindungan S.H di gedung perkuliahan Fakultas Kedokteran Gigi USU dan perkuliahan berikutnya dilaksanakan pada sore hari di gedung tersebut. Walaupun Jurusan Ilmu Pengetahuan Masyarakat merupakan salah satu jurusan di Fakultas


(43)

Hukum USU, namun kegiatan perkuliahan dan administrasi tidak dilaksanakan di fakultas tersebut.

Kegiatan administrasi dilaksanakan di salah satu ruangan BAAK USU yang sekarang merupakan gedung Fakultas Sastra USU. Kemudian pada tanggal 7 April 1983, kegiatan administrasi jurusan dipindahkan ke Gedung Pusat Komputer. Jurusan Ilmu Pengetahuan Masyarakat inilah yang kemudian merupakan cikal bakal dari FISIP USU.

Dua tahun sejak peresmiannya, yakni tanggal 7 September 1982, keluarlah Surat Keputusan Presiden RI No. 36 Tahun 1982 yang menyatakan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) sebagai fakultas kesembilan di USU. Dalam rangka pengembangan FISIP USU, dibentuklah panitia persiapan pemilihan Dekan FISIP USU dengan Surat Keputusan Rektor USU No. 573/PT05/C.82, tertanggal 26 Oktober 1982. Tujuan dari pembentukan panitia tersebut adalah untuk memilih dekan yang akan memimpin FISIP USU yang baru berdiri. Tahun 1983, dengan SK Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI No. 77121/C1/83, diangkatlah Drs. M. Adham Nasution menjadi dekan pertama di FISIP USU periode 1983 - 1986. Susunan para pembantu dekan adalah : Pembantu Dekan I Dra. Arnita Zainuddin, Pembantu Dekan II Dr. Haniful Chair Nasution, dan Pembantu Dekan III Drs. Arifin Siregar.

Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI No. 0535/0/83 pada tahun 1983 tentang jenis dan jumlah fakultas di lingkungan USU menyebutkan bahwa FISIP USU mempunyai lima jurusan dengan urutan sebagai berikut :


(44)

1. Jurusan Ilmu Administrasi 2. Jurusan Ilmu Komunikasi

3. Jurusan Ilmu Kesejahteraan Sosial 4. Jurusan Sosiologi

5. Jurusan Antropologi

Dalam perkembangannya, kelima jurusan tersebut tidak dapat dibuka sekaligus, tetapi secara bertahap. Hal ini disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat dan pemerintah daerah serta tenaga pengajar yang tersedia sesuai dengan disiplin ilmu yang dikembangkan. Untuk menindaklanjuti Surat Keputusan Menteri No. 0535/0/83, maka dibuka dua jurusan, yaitu : Jurusan Ilmu Administrasi dan Ilmu Komunikasi.

Tanggal 18 Agustus 1984, semua kegiatan perkuliahan dan administrasi FISIP USU dipusatkan di gedung baru yang berada di Jl. Dr. A. Sofyan No. 1 Medan. Pada tahun 1984/1985, kedua jurusan tersebut menghasilkan sarjana S-1 sebanyak 10 orang (7 sarjana Ilmu Administrasi dan 3 sarjana Ilmu Komunikasi). Pelantikannya dilaksanakan pada tanggal 18 Maret 1985 di gedung perkuliahan FISIP USU.

Pada tahun akademik 1985/1986 dibukalah Jurusan Ilmu Kesejahteraan Sosial. Pada tahun yang sama, Jurusan Antropologi Fakultas Sastra USU di pindahkan ke FISIP USU yang merupakan tindak lanjut dari SK Mendikbud No.0335/0/83 sehingga semua dosen dan mahasiswa yang terdaftar dijurusan tersebut menjadi bagian dari FISIP USU. Selanjutnya pada tahun akademik 1986/1987 di bukalah Jurusan Sosiologi.


(45)

Prof. M. Adham Nasution diangkat kembali menjadi dekan untuk periode kedua melalui Keputusan Menteri Depdikbud No. 79511/A2.I.2/1986 pada tanggal 23 Oktober 1986 dengan susunan Pembantu Dekan I Dra. Nurhaina Burhan, Pembantu Dekan II Drs. Armyn Sipahutar, dan Pembantu Dekan III Dra. Irmawati. Sedangkan tenaga pengajar di FISIP USU pada tahun 1985/1986 masih berjumlah 20 orang, yang terdiri dari 10 staf pengajar tetap dan 10 orang lagi masih Calon Pegawai Negeri Sipil (CAPEG). Selain itu, staf pengajar lainnya adalah staf pengajar luar biasa yang direkrut dari berbagai instansi pemerintah yang ada di Provinsi Sumatera Utara, seperti Akademi Pemerintahan Dalam Negeri, PEMDA Tingkat I Sumatera Utara, Kakanwil Departemen Penerangan, Kakanwil Departemen Sosial, Kakanwil Departemen Perindustrian, PWI Sumut, IKIP Medan ataupun staf pengajar yang ada di lingkungan USU.

FISIP USU melakukan kerjasama dengan Menteri Dalam Negeri pada tahun akademik 1985/1986 dalam rangka melanjutkan pendidikan bagi pegawai Depdagri untuk mengambil Sarjana Strata 1 di FISIP USU yang sebelumnya berada di Biro Rektor yang dikoordinir oleh Pembantu Rektor 1 USU. Peraturan bagi mahasiswa yang akan menentukan jurusan harus memenuhi syarat, yaitu telah mengikuti perkuliahan dari semester I sampai VI dengan beban SKS yang telah diperoleh sekurang-kurangnya 110 SKS. Prosedur ini berlangsung sampai tahun akademik 1986/1987. Calon mahasiswa menentukan sendiri jurusan pilihan yang telah ada di FISIP USU pada tahun 1987/1988. Pemilihan ini dilakukan pada saat mendaftar sebagai calon mahasiswa.


(46)

Prof. Asma Affan menjabat sebagai Dekan FISIP USU periode 1990/1993 berdasarkan SK Mendikbud No. 20208/A.2.I.2/C/1990 pada tanggal 14 Maret 1990 dengan susunan Pembantu Dekan I Drs. Rahim Siregar MA, Pembantu Dekan II Drs. Arnita Z, Pembantu Dekan III Drs. Siswo Suroso.

Berdasarkan SK Mendikbud No. 520931/A.2.I.2/C/1993, tanggal 20 Agustus 1993, Drs. Amru Nasution kemudian menjabat sebagai Dekan FISIP USU periode 1993/1996, dengan susunan Pembantu Dekan I Dra. Nurwida Nuru, Pembantu Dekan II Dra. Irmawati, dan Pembantu Dekan III Drs. Sakhyan Asmara.

Pada tahun akademik 1995/1996, FISIP USU membuka Program Diploma I (D-I) dan Program Diploma III (D-III) Perpajakan bekerjasama dengan Direktorat Jenderal Pajak. Mahasiswa pertama yang diterima pada Program D-I Perpajakan sebanyak 58 orang dan mahasiswa Program D-III Perpajakan sebanyak 75 orang. Pada tahun akademik 2000/2001, Program D-I Administrasi Perpajakan tidak menerima mahasiswa baru lagi.

Berdasarkan SK Mendikbud No. 51141/A.2.I.2/KP/1996, tanggal 23 September 1966, Drs. Amru Nasution diangkat kembali menajadi Dekan FISIP USU periode 1996-1999, dengan susunan Pembantu Dekan I Dra. Nurwida Nuru, Pembantu Dekan II Drs. Subhilhar MA, dan Pembantu Dekan III Drs. Sakhyan Asmara.

Berdasarkan SK Rektor No. 1998/JO5/SK/KP/1999, tanggal 9 Desember 1999, Drs. Subhilhar MA menjabat sebagai Dekan FISIP USU periode 1999-2003, dengan susunan Pembantu Dekan I Drs. Suwardi Lubis MS, Pembantu Dekan II Drs. Mukt i Sitompul MSi, dan Pembantu Dekan III Drs. R. Hamdani Harahap MSi. Sesuai


(47)

dengan SK Rektor No.69/JO5/SK/KP/2001 tanggal 2 Februari 2001, FISIP USU kemudian membuka Program Studi S-1 Ilmu Politik pada tahun akademik 2001/2002 berdasarkan SK Rektor No.616/JO5/SK/PP/2002 dan telah menerima 60 mahasiswa.

Drs. M. Arif Nasution MA kemudian menjabat sebagai Dekan FISIP USU periode 2003-2007, dengan susunan Pembantu Dekan I Drs. Humaizi MA, Pembantu Dekan II Drs. Mukti Sitompul Msi, dan Pembantu Dekan III Drs. Burhanuddin Harahap.

4.1.1. Sarana dan Fasilitas di FISIP USU

FISIP USU yang beralamat di Jl. Dr. A. Sofyan No. 1 Kampus USU Padang Bulan ini memiliki empat buah gedung yang berfungsi sebagai infrastruktur dalam kegiatan perkuliahan di kampus ini.Ke empat gedung tersebut terdiri atas :

1. Gedung A yang terdiri atas 4 ruang besar dan 7 ruang sedang 2. Gedung B yang terdiri atas 4 ruang besar

3. Gedung C yang merupakan ruangan yang di khususkan untuk kantor dengan rincian sebagai berikut :

a. Lantai 1 : Ruang PD I, PD II, dan PD III

Ruang Dharma Wanita Ruang Kantor Prodip III Adm. Perpajakan Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

b. Lantai 2 : Ruang Kantor Departemen yaitu Departemen Ilmu Komunikasi, Departemen Ilmu Administrasi Negara, Departemen Ilmu Politik, Departemen Ilmu Sosiologi, Departemen Ilmu Kesejahteraan Sosial, dan Departemen Ilmu Antropologi. Ruang Laboratorium Radio Ilmu Komunikasi yaitu USUKOM


(48)

c. Lantai 3 : Ruang Perpustakaan Ruang Laboratorium Komputer

4. Gedung D yang terdiri atas 2 ruang kecil, yaitu D III-1 dan D III-2 yang dipakai untuk perkuliahan. Sarana lainnya yang telah ada di FISIP USU adalah sarana peribadatan (Musholla), ruang Pemerintahan Mahasiswa (PEMA), kantin, lapangan bulu tangkis, layanan fotocopy, dan gedung serbaguna.

4.2. Profil Informan

Profil informan dalam penelitian ini terdiri dari Masiswa Fisip USU yang terdaftar dalam situs Facebook.com.

Profil : Mahasiswa Fisip USU

1. Eva (Pr, 23 tahun) Jurusan Antopologi’05

Eva adalah seorang mahasiswi tingkat 5 berusia 23 tahun, dan sedang menjalini perkuliahan di Fakultas Fisip. Kesibukannya adalah menyusun skripsi dalam menyelesaikan perkuliahan untuk memperoleh gelar sarjana. Eva bertempat tinggal di Jalan Jamin ginting kecamatan Medan Baru. Dalam wawancara dengan Eva, dia menyebutkan bahwa memang saat ini penggunaan Facebook sudah seperti rutinitas baginya. Setiap kali dia ke warnet untuk mencari bahan, tak lupa dia selalu untuk meluangkan waktu untuk membuka facebook. Baginya Facebook adalah sarana untuk menumpahkan segala isi pikirannya dengan berbagi dengan orang-orang yang menjadi temannya di facebook.


(49)

Dia menambahkan bahwa facebook melintasi segala perbedaan usia dan status sosial, dan memudahkan kita untuk berinteraksi dengan orang lain tanpa dibatasi oleh ruang dan waktu. Hal ini menjadi daya tarik tersendiri baginya untuk selalu aktif bahkan hanya untuk sekedar mengganti statusnya di facebook.

2. Yusniar (Pr, 23 tahun)

Jurusan Kesejahteraan Sosial’06

Yusniar adalah seorang mahasiswi semester 7 yang berusia 23 tahun, Jurusan Kesejahteraan Sosial dan sedang menyusun skripsi untuk menyelesaikan perkuliahan demi untuk memperoleh gelar sarjana di Fakultas Ilmu Sosial dan Politik. Yusniar bertempat tinggal di Padang Bulan Pasar 1, Medan Baru. Dalam wawancara, Yusniar menyebutkan bahwa dia adalah salah satu pengguna Facebook yang aktif. Dia memiliki lebih dari seribu orang teman di Facebook. Sebelumnya dia sudah terdaftar di Friendster dan sekarang dia beralih ke facebook karena manurutnya Facebook memiliki banyak keunggulan dan memudahkannya berinteraksi dengan teman-teman facebooknya. Dia menambahkan bahwa facebook memiliki banyak Fitur yang banyak di mininati salah satunya adalah game-gamenya.Baginya facebook memudahkan dia untuk mengetahui keadaan teman-temannya dan apa saja yang mereka lakukan tanpa harus bertemu langsung dengan mereka.

3. Novaliawati (Pr, 23 tahun) Jurusan Sosiologi’05

Nova adalah seorang mahasiswi tingkat akhir yang lagi sibuk menyusun skripsi menyelesaikan perkuliahannya. Nova merupakan asli Medan dan tinggal bersama orang tuanya. Menurut nova penggunaan facebook sangat banyak membantu


(50)

dia berhubungan dengan teman-temannya khususnya teman-teman SMAnya yang ada di luar kota Medan. Dia menambahkan bahwa di Facebook dia bisa berbelanja secara

online karena di facebook banyak sekali terdapat iklan-iklan yang menawarkan

berbagai macam produk. Mulai dari Handphone, Tas, Sepatu, Baju, dan lain-lain. tidak hanya itu facebook juga banyak memberikan kemudahan-kemudahan misalnya berbagi informasi dengan teman-teman di facebook. Di facebook ada yang namanya status, yaitu tempat kita menunjukkan apa yang sedang kita kerjakan, pikirkan, atau pendapat tentang sesuatu jadi kita bebas mengeluarkan isi pikiran kita, apalagi kalau kita orangnya tertutup kita bisa buat facebook menjadi tempat membuka diri karena kita tidak perlu takut dan malu karena kita tidak perlu bertatapan langsung ketika kita menyampaikan pikiran atau pendapat kita mengenai suatu hal, karena kita tidak dilarang untuk menuliskan apa yang kita inginkan, tetapi tuliskanlah dengan sopan dan mudah di mengerti oleh orang lain, begitu dia menjelaskan panjang lebar tentang

facebook.

4. Hendra (lk, 23 tahun) Jurusan Ilmu Politik’06

Hendra adalah mahasiswa semester 7, jurusan Ilmu Politik Fisip USU. Hendra bertempat tinggal di Jalan. Jamin Ginting Padang Bulan Pasar 1 Medan. Hendra merupakan anak ke 3 dari 5 bersaudara. Berdasarkan hasil wawancara dengan Hendra

facebook menjadi ajang berkreasi dan juga tempat untuk mengespresikan diri

bersama teman. Hendra sering menghabiskan waktu luang bersama teman-temannya di facebook dengan bermain poker. Poker merupakan salah satu jenis permainan yang terdapat di facebook dan banyak di minati oleh anak muda terutama


(51)

kaum laki-laki. Jenis permainan ini sama halnya dengan bermain kartu biasa, tapi uniknya kita bisa bermain dengan semua orang-orang dari berbagai belahan dunia ini.

Facebook juga memudahkan kita untuk mengetahui keadaan teman-teman kita tanpa

harus bertemu secara langsung dengan mereka.

Berbagai fitur dan fasilitas di sediakan di facebook, yang memudahkan kita untuk bergaul dan mendapat banyak teman. Disamping itu juga kita belajar untuk menyampaikan isi pikiran dan hati kita kepada orang lain dengan berbagi cerita maupun pengalaman.

5. Rudi (Lk, 23 tahun) Jurusan Komunikasi

Rudi adalah mahasiswa semester akhir di Fisip, Jurusan Komunikasi. Rudi adalah anak ke 2 dari 5 bersaudara. Rudi bertempat tinggal di Jalan Bahagia Padang Bulan. Dalam wawancara dengan Rudi dia menyebutkan Facebook memiliki peranan dalam hal pergaulannya dengan teman-temannya. Rudi merupakan seorang yang aktif di Organisasi Mahasiswa Kristen. Dia sering berintraksi dengan teman-temannya yang juga satu organisasi yang berada di kota yang berbeda. Meskipun belum pernah saling bertemu, namun kita sudah saling dekat satu sama lain, begitu penjelasannya. Di facebook kita bisa saling kenal lewat foto profil yang ditampilkan dan juga kita bisa melihat album teman kita.

Banyak hal baru yang kita peroleh dari facebook, kita jadi lebih terbuka dengan dunia luar dan orang-orang yang selama ini jauh dari jangkauan kita. Mungkin dalam kehidupan sehari-hari kita tidak punya keberanian untuk memulai


(52)

pertemanan tapi lewat facebook kita bisa dengan mudah berteman dengan siapa saja yang kita inginkan.

6. Rebecka (Pr, 20 tahun) Jurusan Ilmu Komunikasi’09

Becka begitu sebutannya untuk mahasiswa semester dua Jurusan Ilmu Komunikasi ini. Dari wawancara dengannya dia banyak mengetahui tentang

facebook. Dia menjelaskan di facebook banyak fitur yang sangat memudahkan kita

dalam berinteraksi dengan banyak teman tidak terbatas oleh ruang dan waktu dan kita bisa bertemu dengan mereka tanpa harus keluar rumah karena kita bisa melakukannya di komputer atau handphone yang terdapat layanan internetnya. Kadang waktu tidak tersa berlalu, kita sudah menghabiskan waktu berjam-jam. Di facebook ada yang dinamakan status dimana kita dapat menunjukan apa yang sedang kita pikirkan, dan kita dapat menuliskannya di facebook dan membagikannya dengan semua orang. Posting dinding dimana kita dapat mengisinya dengan semua kegiatan yang kita lakukan di facebook dan juga apa yang dikatakan oleh teman-teman kita tentang foto dan video kita.

Kita juga dapat membatasi orang yang ingin melihat informasi tentang kita, karena kita punya kontrol apa kita mau menampilkannya pada semua orang atau hanya pada teman-teman yang kita tentukan.

7. Sari (Pr, 22 tahun) Jurusan antropologi’06

Sari adalah mahasiswi Jurusan antropologi semester 7. Dalam wawancara dengan sari dia mengatakan bahwa facebook sudah tidak asing lagi baginya. Banyak


(53)

hal dan pengalaman yang di dapatnya dari facebook. Yang paling berkesan baginya di

facebook dia memiliki banyak teman dan bisa berbagi pengalaman dengan mereka.

Dia memakai layanan handphone untuk membuka situs facebook. Dengan begitu dia akan lebih mudah untuk melakukannya kapan dan dimana saja. Sari menyatakan, mulai dari ketertarikannya akan facebook, karena memberikan banyak kemudahan akses yang lebih cepat dibandingkan friendster sampai menjalin relasi dan juga media promosi.

8. Helena (Pr, 22 tahun) Jurusan Antropologi’06

Helena adalah Mahasiswi Fisip USU Jurusan Antropologi. Bertempat tinggal di jalan Jamin Ginting Padang Bulan Medan. Dalam wawancara, helena memberikan pandangan bahwa facebook sangat dekat dengan sisi kehidupannya. Sari mengakui setelah ada facebook dia jarang sekali mengggunakan situs lain, karena facebook lebih lengkap, dan variasi aplikasinya sangat up to date. Dia mulai menikmati penggunaan facebook daripada situs pertemanan yang lain karena lebih canggih, lebih interaktif dan lebih cepat, tiap halamannya penuh script tapi dibukanya masih cepat, katanya menambahkan. Dia juga menambahkan bahwa Facebook memang lebih lengkap, dari mulai 'yahoo messenger' (Ym) sampai 'plurk', sharing foto sama video, bahkan nge-blog juga bisa pakai facebook, dia menjelaskan awalnya dia sangat malas membuat account untuk facebook, tapi setelah dipikir-pikir, sharing fotonya itu sangat menguntungkan juga buat yang tidak punya kamera, jadi dia ikut bergabung di


(54)

9. Ita Mutia (Pr, 23 tahun) Jurusan Sosiologi’05

Mutia adalah mahasiswi Sosiologi semester akhir. Kesibukannya saat ini adalah menyusun skripsi guna menyelesaikan perkuliahannya. Dia berdomesili di kota Medan bersama orang tuanya. Dalam menyelesaikan skripsi dia banyak menghabiskan waktu di depan komputer. Di tengah kesibukannya dia itu dia membuka situs facebook.com karena menurut dia itu bisa juga memberikan "kelonggaran" untuk mengendorkan urat-urat syarafnya setelah habis mengetik skripsi. Selain itu, juga bisa mendapatkan informasi karena di situs itu juga terdapat blok-blok tentang ilmu pengetahuan. Bagi ita, Facebook itu dinilainya lebih banyak sisi positifnya, apalagi jika penggunanya mahasiswa yang cara berpikirnya lebih kritis dan dewasa, sehingga bisa membedakan mana baik dan buruknya. Karena itu dia mengaku tidak terlalu khawatir penggunaan Facebook di kalangan mahasiswa, terutama bagi mahasiswa Fisip USU.

10.Frans (Lk, 23 tahun)

Jurusan Administrasi Negara’06

Frans adalah Mahasiswa jurusan Administrasi Negara, bertempat tinggal di jalan Jamin Ginting Padang Bulan Medan. Dalam wawancara dengan frans dia menyatakan bahwa Facebook selain bisa menambah pertemanan juga bisa membuka kembali komunikasi dengan banyak teman lamanya dan itu membawa pengaruh baik bagi perkembangan sosial seseorang. Baik buruknya menggunakan Facebook itu tergantung orangnya. Semua itu tergantung individunya untuk menentukan sikap dalam menggunakan teknologi, begitu dia menjelaskan. Menurut Fans, penggunaan


(55)

komputer dan laptop di ruang kuliah tidak dibenarkan membuka situs Facebook atau sejenisnya, bahkan situsnya di blok. Namun ternyata upaya itu tidak bisa dihempang karena para mahasiswa banyak memiliki fasilitas tersebut melalui telepon selulernya.

11.Inggrid (Pr, 22 tahun) Jurusan Antropologi’06

Ingrid adalah mahasiswi jurusan antropologi Fisip USU, Menurut pendapat Ingrid bahwa facebook adalah website social networking yang sangat menarik karena memiliki berbagai macam aplikasi menarik dan jarang dimiliki oleh website social

networking lainnya. Selain itu melalui facebook kita dimudahkan untuk bertemu

dengan teman-teman lama. Hanya dengan mengetik nama orang yang kita cari maka nanti akan muncul daftar orang-orang yang memiliki nama itu. Itulah kelebihan dari

facebook karena para penggunanya menggunakan nama asli mereka.

12.Ahmad (Lk, 23 tahun) Jurusan Politik’06

Dalam hasil wawancara dengan ahmad dia menjelaskan bahwa facebook sangat membantunya dalam hal bersosialisasi dan memperoleh banyak teman baru dari berbagai daerah bahkan luar negeri. Dia menjelaskan bahwa secara teknis

facebook jauh lebih aman dan terjamin dibandingkan dengan situs pertemanan lain.

dia bahkan menyarankan teman-temannya yang belum bergabung di facebook untuk segera mendaftarkan diri, karena kenyamanan dan kemudahan yang ditawarkan. setelah ada facebook mereka jarang sekali mengggunakan fasilitas lain, karena


(56)

4.3. Sejarah Facebook

Facebook adalah sebuah social networking yang baru saja dirintis pada tahun

2006 oleh seorang mahasiswa Harvard yang bernama Mark Zuckerberg. Mark Elliot Zuckerberg atau Mark Zuckerberg lahir lahir pada 14 Mei 1984 di Dobbs Ferry, Westchester County, New York, Amerika Serikat (AS).

Ide berawal ketika dia bersekolah di Exeter High School, New Hampshire Saat itulah dia berkenalan dengan Adam D’Angelo. Zuckerberg lulus dan masuk Harvard University, awalnya membuat program Coursematch yang memungkinkan mahasiswa di kelas yang sama bisa melihat daftar teman-teman sekelas. Proyek selanjutnya membuat facemash.com. Lewat situs ini para pengunjung bisa memberi stempel “keren” atau “jelek” foto seorang siswa, dan membuat Zuckerberg dipanggil oleh Badan Administrasi Universitas Harvard karena dianggap membobol sistem keamanan komputer kampus, melanggar peraturan privasi di internet, dan melanggar hak cipta.

Oleh karena itu ia membuat Facebook dan diluncurkannya pada tahun 2004. Dalam waktu singkat duapertiga mahasiswa Harvard jadi pengguna Facebook. Teman sekamarnya, Dustin Moskovitz dan Chris Hugh, dberhasil mengembangkan sayap ke Universitas Stanford, Columbia, Yale, Ivy College, dan beberapa sekolah lainnya di wilayah Boston. Dalam waktu singkat, mereka meluncurkan Facebook ke 30 sekolah.

Dengan kesuksesannya tersebut, Zuckerberg beserta dua orang temannya memutuskan untuk pindah ke Palo Alto dan menyewa apartemen di sana. Setelah beberapa minggu di Palo Alto. Zuckerberg berhasil bertemu dengan Sean Parker


(57)

(cofounder Napster), dan dari hasil pertemuan tersebut Parker pun setuju pindah ke apartemen setelah itu, Parker berhasil mendapatkan Peter Thiel (cofounder Paypal) sebagai investor pertamanya. Thiel menginvestasikan 500 ribu US Dollar untuk pengembangan

Jumlah account d

Friendster mengajukan tawaran kepada Zuckerberg untuk membeli

10 juta US Dollar, dan Zuckerberg pun menolaknya. Zuckerberg sama sekali tidak menyesal menolak tawaran tersebut sebab tak lama setelah it sokongan dana lagi sebesar 12.7 juta US Dollar dari Accel Partners. Dan semenjak itu sokongan dana dari berbagai investor terus mengalir untuk pengembangan Pada September untuk mahasiswa., Beberapa waktu kemudian


(58)

kantoran. Dan akhirnya pada September siapa saja yang memiliki alamat e-mail.

Selain menolak tawaran dari Friendster seharga 10 juta US Dollar, Zuckerberg juga pernah menolak tawaran dari Viacom yang ingin membel seharga 750 juta US Dollar, dan tawaran dari Yahoo yang ingin membeli seharga 1 milyar US Dollar.

Tidak ada situs jejaring sosial lain yang mampu menandingi daya tarik

baru perharinya Lebih dari 25 juta user aktif menggunaka Rata-rata user menghabiskan waktu sekitar 19 menit perhari untuk melakukan berbagai aktifitas di

4.3.1. Situasi Situs

Pengguna Facebook kini dapat bebas bergabung ke banyak jaringan yang diatur berdasarkan kota, lokasi kerja, sekolah maupun negara. Jaringan-jaringan ini kemudian akan menghubungkan para anggotanya. Sesama pengguna dapat berhubungan dengan teman-temannya dan bisa saling melihat isi profil pribadi.

Situs Facebook mendapatkan pemasukan utama dari iklan-iklan yang terpasang padanya. Para pengguna bebas membuat profilnya masing-masing yang di dalamnya bisa berisi foto dan info-info pribadi lainnya. Selain itu dapat juga saling mengirim pesan, bergabung dengan sebuah grup atau lebih. Secara default, mengatur profil pengguna hanya bisa diakses oleh sesama pengguna yang telah berteman. Namun pengaturan ini bisa nanti dirubah jika diinginkan.


(59)

Microsoft adalah mitra eksklusif Facebook dalam menayangkan iklan-iklan

banner. Inilah sebabnya mengapa Facebook hanya menayang iklan-iklan yang termuat dalam jaringannya Microsoft. Menurut comScore (situs periset internet marketing) saat ini Facebook mengumpul data pengguna sebanyak yang dikumpulkan oleh Google dan Microsoft.

Dalam hal tampilan, dan

Friendster mengizinkan pengguna mendekorasi tampilan profilnya dengan fitur

HTML dan CSS, sedangkan Facebook hanya mengizinkan fitur teks saja sehingga semua tampilan profil pengguna terlihat seragam.

Perkembangan Facebook Tahun 2004

Pada semester berikutnya, tepatnya pada tanggal 4 Februari 2004, Zuckerberg membuat sebuah situs baru bernama “The Facebook” yang beralamat URL:

http://www.thefacebook.com. Untuk situs barunya ini, Zuckerberg berkomentar

sarkas: “Menurutku upaya pihak kampus yang ingin membuat media pertukaran informasi antar civitas akademik yang butuh waktu bertahun-tahun adalah hal yang konyol. Dengan situsku ini, aku bisa mengerjakannya cuma dalam waktu seminggu saja”.

Saat pertama kali diluncurkan “The Facebook” hanya terbatas di kalangan kampus Harvard saja. Dan sungguh menakjubkan! Dalam waktu satu bulan para penggunanya sudah mencakup lebih dari setengah jumlah mahasiswa Harvard saat


(1)

pengaruh kuat unsur-unsur globalisasi dan modernisasi yang mengarah ketindakan konsumtif yang tidak bermanfaat. Oleh karena itu penggunaan harus secara efektif dan efisien, menghindari penyalahgunaan yang negatif, serta mengembangkannya sebagai wadah untuk bertukar informasi, ide, ekspresi dan kreatifitas yang dapat menunjang akademis dan hubungan sosial. Selain itu diharapkan orangtua ataupun dosen harus mengimbangi pengetahuan tentang teknologi informatika di dunia maya terutama facebook sebagai kontrol sosial dan bisa berkomunikasi secara terbuka dan lebih menarik bagi mahasiswa.

Sama dengan hal lainnya, penggunaan Facebook tidak akan menimbulkan dampak yang buruk jika digunakan sebagaimana mestinya, normal, dan tidak berlebihan. Namun, jika terlalu sering menggunakan fasilitas ini, dikhawatirkan akan terjadi ketergantungan yang tidak sehat, serta penyalahgunaan fasilitas yang tidak benar.

Sesuatu yang wajar juga ketika teknologi masuk ke areal tertentu dapat berdampak negatif terhadap penggunanya. Perubahan-perubahan sudah barang tentu turut andil. Masuknya facebook mengantarkan penggunanya ke alam yang penuh semangat baru, membuat penggunanya ingin terus-menerus berada didalamnya, bahkan menjadi candu apabila tidak dapat mengontrol diri. Beredar bebasnya informasi juga membuka lebar wacana negatif seperti pornografi, profokasi dan sebagainya. Kehadiran situs-situs ini berdampak juga pada sikap konsumerisme mahasiswa, karena sudah kecanduan sehingga tidak tampak manfaat yang sebenarnya dari facebook itu sendiri sebagai situs jaringa n sosial.


(2)

Oleh karena itu penggunaan harus secara efektif dan efisien, menghindari penyalahgunaan yang negatif, serta mengembangkannya sebagai wadah untuk bertukar informasi, ide, ekspresi dan kreatifitas yang dapat menunjang akademis dan hubungan sosial. Apalagi jika penggunanya mahasiswa yang cara berpikirnya lebih kritis dan dewasa, sehingga bisa membedakan mana baik dan buruknya.

5.2. Saran

Fenomena Facebook di kalangan mahasiswa perlu mendapat perhatian, sebab keberadaannya dapat berdampak buruk terhadap penggunanya. Meskipun Facebook itu memiliki sisi buruk, tapi pada sisi lainnya juga bermanfaat bagi penggunanya. Jika selama ini ada yang memiliki sifat yang tertutup dan tidak bisa menyampaikan sesuatu secara lisan, maka dengan Facebook hal itu dapat disalurkannya ke dalam bentuk tulisan. Facebook selain bisa menambah pertemanan juga bisa membuka kembali komunikasi dengan banyak teman lama. Baik buruknya menggunakan Facebook itu tergantung orangnya. Apalagi jika penggunanya mahasiswa yang cara berpikirnya lebih kritis dan dewasa, sehingga bisa membedakan mana baik dan buruknya.

Berdasarkan kesimpulan yang dipaparkan diatas dapat dikemukakan saran-saran yang terkait dengan penelitian Fenomena Penggunaan Facebook di Kalangan Mahasiswa.

Pertama, perkembangan ilmu pengetahuan sosial khususnya sosiologi sebagai ilmu sosial murni di indonesia harus dapat mengimbangi arus perkembangan teknologi, sehingga dapat membuat inovasi-inovasi baru dalam mencegah dampak


(3)

negatif dari penggunaan facebook. Sehingga penggunaan facebook yang telah terbentuk memberi dampak positif bagi para masiswa secara khusus, dan masyarakat luas secara umum.

Kedua, diharapkan orangtua ataupun dosen harus mengimbangi pengetahuan tentang teknologi informatika di dunia maya terutama facebook sebagai kontrol sosial dan bisa berkomunikasi secara terbuka dan lebih menarik bagi mahasiswa.

Ketiga, Mahasiswa adalah agent of change yang diharapkan menjadi penggerak bangsa yang lebih baik. Mahasiswa dengan pendidikannya akan memperoleh ruang interaksi dan mobilitas yang luas tidak hanya dikampus namun juga di luar kampusnya. Penggunaan facebook harus secara efektif dan efisien, menghindari penyalahgunaan yang negatif, serta mengembangkannya sebagai wadah untuk bertukar informasi, ide, ekspresi dan kreatifitas yang dapat menunjang akademis dan hubungan sosial.

Keempat, untuk pemerintah sebaiknya melindungi masyarakat melalui penyaringan situs-situs yang masuk melalui internet, karena tidak semua situs dapat dikonsumsi secara umum, sehingga dapat di minimalisir perusakan generasi muda melalui dunia maya.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Agusyanto, Ruddy. 2007. Jaringan Sosial dalam Organisasi. Rajawali Pers: Jakarta.

Ahmadi, Abu. 2007. Psikologi Sosial. Rineka Cipta: Jakarta.

Black, James A. 1999. Metode dan Masalah Penelitian Sosial. Rafika Adiama: Bandung.

Bungin, Burhan, 2001. Metode Penelitian Sosial. Surabaya: Airlangga. Bungin, Burhan, 2007. Sosiologi Komunikasi. Kencana: Jakarta.

Betran, L. Alwin. 1980. Sosiologi. Surabaya, PT Bina Ilmu.

Fathoni, Abdurrahmat, 2005. Metodologi Penelitian dan Teknik Penyusunan Skripsi. Jakarta : Rineka Cipta

Faisal, Sanapiah, 1999. Format-format Penelitian Sosial. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Faisal, Sanafah. 1998. Format-format Penelitian Sosial: Dasar-dasar dan Aplikasi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Faisal, Sanafah. 1998. Format-format Penelitian Sosial: Dasar-dasar dan Aplikasi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Field, John. 2001. Modal Sosial. Bina Media Perintis: Medan.

Goodman, Douglas, 2004. Teori Sosiologi Modern. Jakarta: Prenada Media Kencana

George, Ritzer. 1999. Sosiologi Ilmu Berparadima Ganda. PT. Rajawali. Jakarta Hasan, Iqbal M.2002. Pokok-pokok Materi Metodologi Penelitian dan

Aplikasinya. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Habullah, Jousairi. 2006. Social Capital (Menuju Keunggulan Budaya Manusia Indonesia). United Press: Jakarta.

Jhonson, Paul. 1986. Teori Sosiologi Klasik dan Modern. PT. Gramedia. Jakarta _______________, 1985 Perubahan Sosial, Jakarta, Rajawali.


(5)

Kurniali, Sartika. 2009. Step by Step Facebook , edisi revisi. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo

Kurniali, Sartika. 2009. Step by Step Facebook The Next Level. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo

Lexy, J. Maleong.2006. Metode Penelitian Kualitatif, edisi revisi. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Lash, Scott. 2004. Sosiologi Postmodrenisme. Kasnisius: Yogyakarta. Nasution, Arif dkk.2008. Metode Penelitian. Medan: FISIP USU Press. Poloma, Margaret, 2004. Sosiologi Kontemporer. Jakarta: PT. Raja Grafindo Ritzer , George, 2003. Teori Sosiologi Modern. Jakarta: Kencana Persada

Sarwono, Jonathan. 2006. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Graha Ilmu. Yogyakarta

Soekanto, Soejono, 2005. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Soekanto, soejono, 2000. Kamus Besar sosiologi. Jakarta: Rajawali.

Sunarto, Kamanto, 2004. Pengantar Sosiologi. Jakarta: Universitas Indonesia Suryanto, Bagong, 2005. Metode Penelitian Sosial.

Singarimbun, Masri dan Sofian Efendi. 1989. Metode Penelitian Survei. LP3ES. Jakarta.

Strinati, Dominic. 2003. Popular Culture : Pengantar Menuju Budaya Populer. Jejak: Yogyakarta.


(6)

SITUS INTERNET

www. Facebook.com

http://www.wikipedia.org/komunitas-facebook?.2008.htm, diakses 23 januari 2009 http:/

diakses 26 januari 2009

http:/

http:/ februari 2009

februari 2009

2009

http: http://wwwomarinu.bogspot.com/2009/03/sejarah-facebook.html

http://www.asal-usul.com/2009/03/facebook-data-dan-fakta-sejarah.html