Akhlak terhadap Sesama Manusia

7 Beriman kepada-Nya, dan 8 Mencari keridhoan hidup kepada Allah. Sementara itu Quraish Shihab bahwa titik tolak akhlak kepada Allah adalah pengakuan dan kesadaran bahwa tiada Tuhan selain Allah. Dia memiliki sifat- sifat terpuji, demikian agung sifat itu, jangankan manusia, malaikatpun tidak akan mampu menjangkaunya. 99 Berkenaan dengan akhlak kepada Allah dilakukan dengan cara banyak memujinya atau senantiasa bertawakal kepadanya menjadikan Tuhan satu- satunya yang menguasai diri manusia.

2. Akhlak terhadap Sesama Manusia

Banyak sekali rincian yang dikemukakan Al-Qur’an berkaitan dengan perlakuan terhadap sesama manusia. Petunjuk mengenai hal ini bukan hanya dalam bentuk larangan melakukan hal-hal negatif seperti membunuh, menyakiti, mengambil harta tanpa alasan yang benar, melainkan juga sampai menyakiti hati dengan cara menceritakan aib seseorang dibelakangnya, tidak peduli aib itu benar atau salah. Allah SWT berfirman dalam surat Q.S Al-Baqarah ayat 263 yang berbunyi :         99 M.Quraish Shihab, Wawasan Al-Qur’an Bandung: Mizan, 1996, h. 262.       Artinya: “Perkataan yang baik dan pemberian maaf lebih baik dari sedekah yang diiringi dengan sesuatu yang menyakitkan perasaan si penerima. Allah Maha Kaya lagi Maha Penyantun”. 100 Maksud ayat diatas yaitu perkataan yang baik maksudnya menolak dengan cara yang baik, dan maksud pemberian maaf adalah memaafkan tingkah laku yang kurang sopan dari sipenerima. Disisi lain Al-Qur’an juga menekankan bahwa hendaknya setiap orang didudukkan secara wajar, tidak masuk kerumah orang tanpa izin, jika bertamu mengucapkan salam, dan ucapan yang keluar adalah ucapan yang baik. Setiap perkataan yang diucapkan adalah perkataan yang benar, jangan mengucilkan seseorang atau kelompok lain, tidak wajar pula berprasangka buruk tanpa alasan, atau menceritakan keburukan seseorang, dan menyapa atau memanggilnya dengan sebutan buruk. Sesungguhnya yang melakukan kesalahan hendaknya dimaafkan. Pemaafan ini hendaknya disertai dengan kesadaran bahwa yang memaafkan berpotensi pula melakukan kesalahan. 101 QS. Ali-Imran:134            100 Departemen Agama RI, Op.Cit. h. 45. 101 Abudin Nata, Op. Cit., h.151.     Artinya: “yaitu orang-orang yang menafkahkan hartanya, baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan kesalahan orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan”. 102 Selain itu dianjurkan agar menjadi orang yang pandai mengendalikan nafsu amarah, mendahulukan kepentingan orang lain dari pada kepentingan diri sendiri. Untuk menjadi pegangan operasional dalam menjalankan pendidikan dalam keagamaan. Kiranya nilai-nilai akhlak terhadap sesama manusia dapat terealisasikan dengan: 1 Silaturrahmi pertalian rasa cinta sayang antar sesama manusia, khususnya antara suadara, kerabat, handai taulan, tetangga dan sebagainya. 2 Persaudaraan ukhuwah yaitu semangat persaudaraan, lebih-lebih antara kaum beriman Ukhawa Islamiyah. 3 Persamaan al-Musayawah yaitu pandangan bahwa sesama manusia sama harkat dan martabatnya. 4 Adil, yaitu wawasan seimbang dalam memandang seseorang menyikapi nilai. 5 Baik sangka, yaitu sikap penuh baik sangka terhadap sesama seseorangmanusia. 6 Rendah hati, yaitu sikap tumbuh karena keinsafan bahwa segala kemulian hanya milik Allah. 7 Tepat janji, selalu menepati janji bila berjanji dengan seseorang. 8 Lapang dada, sikap penuh kesetiaan menghargai pendapat dan pandangan orang lain. 9 Dapat dipercaya, bila berjanji dan berbicara bisa dipercaya. 10 Dermawan, memiliki kesediaan untuk menolong kaum yang lemah. 103

3. Akhlak Terhadap Lingkungan