Pengertian Akhlak Pengertian Akhlak Secara Etimologi, Menurut pendekatan etimologi,
68
Menurut Adib Bisri dan Munawwir A. Fatah berpendapat bahwa “Akhlak berasal dari bahasa arab dari kata
– –
, yang bentuk mufrodnya
dan bentuk jamaknya , yang artinya “Tabiat” atau
“budi pekerti”.
79
Sedangkan menurut pendekatan secara terminologi, berikut ini beberapa pakar mengemukakan pengertian akhlak sebagai berikut:
a. M. Shodiq
Akhlak adalah “Sikap mental atau watak, terjabarlkan dalam bentuk: berfikir, berbicara, bertingkah laku dan sebagainya, sebagai
ekspresi jiwa.”
80
b. Hamzah Ya’kub
Sebagai salah satu disiplin ilmu, akhlak adalah ”suatu ilmu yang menjelaskan arti baik dan buruk, menerangkan
apa yang seharusnya dilakukan oleh setengah manusia kepada lainnya, memyatakan yang harus diperbuat.” Berdasarkan pengertian ini, akhlak
yang merupakan suatu sikap dan sifat yang ada pada diri seseorang, dimana hal itu terdiri dari sikap dan sifat yang baik dan buruk. Berkaitan
dengan akhlak sebagai salah satu disiplin ilmu, maka akhlak mengandung unsur-unsur sebagai berikut:
1. Menjelaskan arti baik dan buruk. 2. Menerangkan apa yang seharusnya dilakukan.
3. Menunjukkan jalan untuk melakukan perbuatan 4. Menyatakan tujuan di dalam perbuatan
81
79
Adib Bisri dan Munawwir A. Fatah, Kamus al-Bisri, Surabaya: Pustaka Progressif, 1999, h. 173
80
M. Shodiq, Kamus Istilah Agama, Jakarta: Bonafida Cipta Pratama, 1991, h. 19
81
Hamzah Y a’qub, Loc. cit.
69
c. Imam Al-Ghazali
Akhlak atau “al-Khuluq” adalah “sifat yang tertanam dalam jiwa yang menimbulkan macam-macam perbuatan dengan gampang dan
mudah, tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan.
82
d. Ahmad Amin
Akhlak baik adalah “Kebiasaan Kehendak
83
e. Ibrahim Anis
Dalam kitab al- Mu’jam al-Wasit, akhlak adalah “Sifat yang tertanam
dalam jiwa, yang dengannya lahirlah macam-macam perbuatan, baik atau buruk tanpa membutukhan pemikiran dan pertimbangan
84
Jika diperhatikan dengan seksama, tampak bahwa seluruh definisi akhlak sebagaimana tersebut diatas tidak ada yang saling bertentangan,
melainkan saling melengkapi, yaitu sifat yang tertanam kuat dalam jiwa yang nampak dalam perbuatan lahiriah yang dilakukan dengan mudah, tanpa
memerlukan pemikiran lagi dan sudah menjadi kebiasaan. Jika dikaitkan dengan kata Islami, maka akan berbentuk akhlak Islami, secara sederhana
akhlak Islami diartikan sebagai akhlak yang berdasarkan ajaran Islam atau akhlak yang bersifat Islami. Kata Islam yang berada di belakang kata
akhlak
82
Al-Ghazali, Ihya „Ulum al-Din, Cairo: al-Masyihad al-husain, tt, h. 56, pengertian serupa
juga pernah dikemukakan oleh Muhyiddin Ibnu al- Arabi di dalam bukunya “Tahzib al-Akhlaq”Cairo:
Manssur al-Rajab, 1962, h. 91
83
Ahmad Amin, Kitab Akhlak, Cairo: Daar al-Kutub al-Misriyah, tt, h. 15
84
Ibrahim Anis, Al- Mu’jam al-wasit, Mesir: Darul Ma’arif, 1972, h. 202
70
dalam menempati posisi sifat. Dengan demikian akhlak Islami adalah perbuatan yang dilakukan dengan mudah, disengaja, mendarah daging dan
sebernya berdasarkan pada ajaran Islam. Dilihat dari segi sifatnya yang universal, maka akhlak Islami juga bersifat universal.
85
Dari definisi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa dalam menjabarkan akhlak universal diperlukan bantuan pemikiran akal manusia dan
kesempatan sosial yang terkandung dalam ajaran etika dan moral. menghormati kedua orang tua misalnya adalah akhlak yang bersifat mutlak
dan universal. Sedangkan bagaimana bentuk dan cara menghormati oarng tua itu dapat dimanifestasikan oleh hasil pemikiran manusia.
Jadi, akhlak Islam bersifat mengarahkan, membimbing, mendorong, membangun peradaban manusia dan mengobati bagi penyakit sosial dari jiwa
dan mental, serta tujuan berakhlak yang baik untuk mendapatkan kebahagiaan di dunia dan akhirat. Akhlak Islami juga jauh lebih sempurna dibandingkan
dengan akhlak lainnya. Jika aklhak lainnya hanya berbicara tentang hubungan dengan manusia, maka akhlak Islami berbicara pula tentang cara berhubungan
dengan binatang, tumbuh-tumbuhan, air, udara dan lain sebagainya. Dengan cara demikian, masing-masing makhluk merasakan fungsi dan eksistensinya
di dunia ini.
85
Abuddin Nata, Akhlak Tasawuf, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2003, Cet. Ke-5, h. 147
71
Dengan demikian akhlak merupakan sistem perilaku yang baik atau tidak baik, dengan memberikan aturan apa yang seharusnya dilakukan,
menunjukkan jalan untuk melakukan perbuatan, dan menyatakan tujuan di dalam perbuatannya