Tablet Hisap Tinjauan Pustaka

6 tersebut disesuaikan dengan kepentingan dalam memperoleh sari yang baik Anonim, 1986. Maserasi adalah proses pengekstrakan simplisia dengan menggunakan pelarut dengan beberapa kali pengocokan atau pengadukan pada temperatur ruangan kamar. Secara teknologi termasuk ekstraksi dengan prinsip metode pencapaian konsentrasi pada keseimbangan. Maserasi kinetik berarti dilakukan pengadukan yang kontinyu terus-menerus. Remaserasi berarti dilakukan pengulangan penambahan pelarut setelah dilakukan penyaringan maserat pertama dan seterusnya Anonim, 2000. b. Cairan Penyari Kriteria cairan penyari yang baik antara lain murah dan mudah didapat, stabil secara kimia dan fisika, bereaksi netral, tidak mudah menguap dan tidak mudah terbakar, selektif yaitu hanya menarik zat berkhasiat yang dikehendaki dan tidak mempengaruhi zat berkhasiat Anonim, 1986. Cairan penyari yang dapat digunakan adalah air, etanol, etanol–air atau eter Anonim, 1979. Ekstrak daun ceremai adalah ekstrak yang diperoleh dari penyarian dengan metode maserasi dengan cairan penyari etanol. Menurut Anonim 1986 etanol dipilih karena lebih efektif, tidak beracun, netral, absorbsinya baik dan etanol dapat bercampur dengan air pada segala perbandingan.

3. Tablet Hisap

Tablet hisap adalah sediaan padat mengandung satu atau lebih bahan obat, umumnya dengan bahan dasar beraroma dan manis, yang dapat membuat tablet melarut atau hancur perlahan dalam mulut Anonim, 1995. Tablet hisap digunakan 7 untuk mencegah dan mengobati infeksi rongga mulut dan ruang rahang. Sebagai bahan obatnya didominasi oleh antiseptik, desifektan, anestetik lokal, dan ekspektoran Voigt, 1984. Pada umumnya tablet hisap dibuat dengan cara menggabungkan obat dalam suatu bahan dasar kembang gula yang yang keras dan beraroma menarik. Lozenges biasanya dibuat dengan mengempa tapi biasanya dibuat dengan cara peleburan atau dengan proses penuangan kembang gula, sedangkan troces dibuat dengan cara mengempa seperti membuat tablet pada umumnya. Karakteristik dari kedua tablet ini adalah tidak hancur dalam jangka waktu 30 menit atau kurang Banker and Anderson, 1986. Persyaratan mutu fisik tablet hisap berbeda dengan tablet yang biasa, perbedaan tersebut diantaranya adalah kekerasan lebih tinggi 10 kg, melarut perlahan dalam mulut sekitar 5-10 menit Banker and Anderson, 1986. a. Bahan Tambahan dalam Pembuatan Tablet Hisap 1 Bahan Pengisi diluent Bahan pengisi ditambahkan dalam formula tablet untuk memperbesar volume tablet sehingga memungkinkan pencetakan dan peracikan jumlah obat yang sangat sedikit dan dengan bahan pengisi ini maka akan menjamin tablet memiliki ukuran atau massa yang dibutuhkan 0,1-0,8 g. Bahan pengisi yang biasa digunakan dalam penambahan tablet hisap adalah manitol dan glukosa Voigt, 1984. Jika kandungan zat aktif kecil, sifat tablet secara keseluruhan ditentukan oleh bahan pengisi yang besar jumlahnya Anonim, 1995. 8 2 Bahan Pengikat binder Bahan pengikat dalam jumlah yang cukup dapat ditambahkan dalam bahan yang akan dibuat tablet melalui bahan pelarut yang digunakan saat granulasi Voigt, 1984. Bahan pengikat dapat ditambahkan dalam bentuk kering dan bentuk larutan akan tetapi lebih efektif jika ditambahkan dalam bentuk larutan Sulaiman, 2007. Bahan pengikat yang biasa digunakan antara lain gom akasia, gelatin, sukrosa, povidon, metilselulosa, karboksimetilselulosa, dan pasta pati terhidrolisis Anonim, 1995. Jika bahan pengikat yang digunakan dalam formulasi terlalu sedikit akan dihasilkan granul yang rapuh. Sebaliknya, terlalu banyak bahan pengikat akan dihasilkan granul yang keras Aulton, 1994. 3 Bahan Pelicin lubricant Bahan pelicin memudahkan pengeluaran tablet keluar ruang cetak melalui pengurangan gesekan antara dinding dalam lubang ruang cetak dengan permukaan sisi tablet. Hasil terbaik pada saat ini dapat diperoleh melalui bahan pelicin talk atau talk disilikonasi yaitu talk yang dijenuhkan dengan emulsi silikon Voigt, 1984. Bahan pelicin yang biasa digunakan adalah talk, magnesium stearat, asam stearat, kalsium stearat, natrium stearat, likopodium, lemak, dan parafin cair Banker and Anderson, 1986. Pada penambahan bahan pelicin sebaiknya ditambahkan ke granulat dalam bentuk kering Voigt, 1984. Pelicin digunakan untuk memacu aliran serbuk atau granul dengan jalan mengurangi gesekan di antara partikel-partikel Banker and Anderson, 1986 9 4 Bahan Pemberi Rasa dan Pemanis Flavors digunakan untuk memberi rasa atau meningkatkan rasa pada tablet- tablet yang dikehendaki larut atau hancur dimulut sehingga lebih dapat diterima oleh konsumen. Flavors dapat ditambahkan dalam bentuk padat spray dried flavors atau dalam bentuk minyak atau larutan water soluble flavors. Dalam bentuk padat lebih mudah penangannya dan secara umum lebih stabil daripada bentuk minyak Sulaiman, 2007. Bahan pemberi rasa yang biasa digunakan adalah cherry, lemon, dan citrus flavors Peters, 1980. Macam-macam gula yang biasa digunakan adalah manitol, sakarin, dan sukrosa Banker and Anderson, 1986. Dalam formula tablet hisap, bahan perasa yang digunakan biasanya juga merupakan bahan pengisi tablet hisap, seperti manitol Peters, 1980. b. Metode Pembuatan Tablet 1. Metode Granulasi Basah Pembuatan granul tablet dapat dilakukan dengan granulasi basah, metode ini granul dibentuk dengan jalan mengikat serbuk dengan suatu perekat sebagai pengganti pengompakan Banker and Anderson, 1986. Metode granulasi basah ini merupakan metode yang sering digunakan dalam memproduksi tablet kompresi. Langkah-langkah yang diperlukan dalam pembuatan tablet dengan metode ini dapat dibagi sebagai berikut: 1 menimbang dan mencampur bahan-bahan; 2 pembuatan granulasi basah; 3 pengayakan adonan lembab menjadi pellet atau granul; 4 pengeringan; 5 pengayakan kering; 6 pencampuran bahan pelicin; 7 pembuatan tablet dengan kompresi Ansel, 1995. 10 Keuntungan metode granulasi basah menurut Sheth et al. 1980 antara lain : a Meningkatkan kohesivitas dan kompresibilitas serbuk sehingga diharapkan tablet yang dibuat dengan mengempa sejumlah granul pada tekanan kompresi tertentu akan menjadi massa yang kompak, mempunyai penampilan bagus, cukup keras dan tidak rapuh. b Serbuk yang memiliki sifat alir yang jelek dapat dibuat dengan menggunakan metode granulasi basah bisa memperbaiki sifat alir dan kohesi untuk pencetakan tablet. c Zat aktif yang kompaktibilitasnya rendah dalam dosis yang tinggi harus dibuat dengan metode granulasi basah karena jika digunakan metode cetak langsung memerlukan banyak eksipien sehingga berat tablet terlalu besar. d Sistem granulasi basah dapat mencegah segregasi komponen penyusun tablet yang telah homogen sebelum proses pencampuran. 2. Metode Granulasi Kering Metode granulasi kering merupakan salah satu metode yang telah digunakan selama bertahun-tahun untuk bahan yang sensitif terhadap panas Aulton, 1994. Metode granulasi kering dilakukan dengan cara menekan massa serbuk pada tekanan tinggi sehingga menjadi tablet lebih besar yang tidak berbentuk baik, kemudian digiling dan diayak hingga diperoleh granul dengan ukuran partikel yang diinginkan. Keuntungan metode ini adalah tidak diperlukan panas dan kelembaban dalam proses granulasi Anonim, 1995. Metode granulasi kering ini khususnya untuk bahan-bahan yang tidak dapat diolah dengan metode granulasi basah, karena kepekaannya terhadap 11 uap air atau kerena untuk mengeringkannya diperlukan temperatur yang dinaikkan Ansel, 1995. 3. Metode Kempa Langsung Metode pembuatan tablet secara kempa langsung didefinisikan sebagai proses pembuatan tablet dengan langsung mengempa campuran serbuk zat aktif dan eksipien, dan tidak ada proses sebelumnya kecuali penimbangan dan pencampuran. Permasalahannya adalah tidak semua bahan dapat di buat menjadi tablet dengan metode ini. Bahan yang dapat dikempa langsung hanya bahan yang mempunyai sifat alir dan kompresibilitas yang baik Sulaiman, 2007. Beberapa granul bahan kimia seperti kalium, kalium iodide, ammonium klorida, dan metenamin memiliki sifat mudah mengalir sebagaimana juga sifat-sifat kohesifnya yang memungkinkan untuk langsung dikompresi dalam mesin tablet tanpa memerlukan granulasi basah atau granulasi kering. Bahan pengisi yang telah dikembangkan memungkinkan pembuatan tablet-tablet tambahan tertentu dengan kompresi langsung, sebab pengeluaran udara dari pengisi pada serbuk mengurangi udara yang terkurung dalam cetakan ketika tablet dikompresi sehingga mengurangi penyebab terjadinya keretakan dari tablet setelah dikompresi Ansel, 1995. c. Pemeriksaan Sifat Fisik Granul 1 Waktu Alir Waktu alir merupakan waktu yang diperlukan bila sejumlah granul dituangkan pada suatu alat kemudian dialirkan. Mudah atau tidaknya aliran granul 12 dipengaruhi oleh bentuk granul, bobot jenis, keadaan permukaan, dan kelembabannya. Kecepatan aliran granul sangat penting karena berpengaruh pada keseragaman bobot tablet. Apabila 100 gram serbuk mempunyai waktu alir lebih dari 10 detik, akan mengalami kesulitan pada saat penabletan Sheth et al., 1980. 2 Sudut Diam Sudut diam merupakan sudut maksimal yang mungkin terjadi antara permukaan suatu tumpukan serbuk dan bidang horizontal. Bila sudut diam lebih kecil dari 30 o C biasanya menunjukkan bahwa bahan dapat mengalir bebas, bila sudutnya lebih besar atau sama dengan 40°C biasanya mengalirnya kurang baik Banker and Anderson, 1986. 3 Pengetapan Pengukuran sifat alir dengan metode pengetapan merupakan metode tidak langsung dengan penghentakan tapping terhadap sejumlah serbuk dengan menggunakan alat volumenometer mechanical tapping device. Pengetapan dilakukan dengan mengamati perubahan volume sebelum pengetapan Vo dan volume setelah pengetapan setelah konstan Vt. Hasil pengukuran metode pengetapan dapat dinyatakan dengan harga Tap T . Serbuk yang memiliki sifat alir baik jika indeks pemampatannya kurang dari 20 Voigt, 1984. 4 Kompaktibilitas Kompaktibilitas adalah kemampuan bahan untuk membentuk massa yang kompak setelah diberi tekanan. Pengujiannya dilakukan dengan menguji kekerasan tablet hasil pengempaan dengan volume dan tekanan tertentu. Serbuk yang 13 kompaktibilitasnya baik, hanya membutuhkan sedikit tekanan pengempaan sudah dapat menghasilkan tablet yang keras. Serbuk yang kompaktibilitasnya jelek, akan membutuhkan tekanan yang tinggi untuk dapat dikempa menjadi tablet dan seringkali setelah jadi tablet, tablet yang dihasilkan akan mudah mengalami capping atau laminasi Sulaiman, 2007. d. Pemeriksaan Sifat Fisik Tablet Hisap 1 Keseragaman Bobot Tablet Keseragaman bobot tablet ditentukan berdasarkan banyaknya penyimpangan bobot pada tiap tablet terhadap bobot rata-rata dari semua tablet sesuai syarat yang ditentukan dalam Farmakope Indonesia edisi III Anonim, 1979. Keseragaman bobot bukan merupakan indikasi yang cukup dari keseragaman kandungan jika zat aktif merupakan bagian kecil dari tablet atau jika tablet bersalut gula Anonim, 1995. Tabel 1. Persyaratan Penyimpangan Bobot Tablet Bobot rata-rata Penyimpangan bobot rata-rata dalam A B 25 mg atau kurang 26 mg sd 150 mg 151 mg sd 300 mg Lebih dari 300 mg 15 10 7,5 5 30 20 15 10 2 Kekerasan Tablet Tablet harus mempunyai kekuatan atau kekerasan tertentu serta tahan atas kerenyahan agar dapat bertahan terhadap berbagai guncangan mekanik pada saat pembuatan. Alat yang biasa digunakan adalah hardness tester Monsanto Stokes dan hardness tester Strong–Cobb Banker and Anderson, 1986. Tablet hisap 14 mempunyai kekerasan yang lebih tinggi daripada tablet biasa yaitu 10-20 kg Parrott, 1971. 3 Kerapuhan Kerapuhan dinyatakan sebagai massa seluruh partikel yang dilepaskan dari tablet akibat adanya beban penguji mekanik. Kerapuhan dinyatakan dalam persen yang mengacu pada massa tablet awal sebelum pengujian dilakukan Voigt, 1984. Kerapuhan diukur dengan menggunakan friabilator Roche. Nilai kerapuhan lebih besar dari 1 dianggap kurang baik Banker and Anderson, 1986. 4 Waktu Melarut Waktu melarut adalah waktu yang dibutuhkan tablet hisap untuk melarut secara perlahan di dalam rongga mulut. Pada tablet hisap waktu melarut perlahan dalam mulut sekitar 5-10 menit Banker and Anderson, 1986.

4. Monografi Bahan Tambahan Tablet Hisap

Dokumen yang terkait

Karakterisasi Simplisia Dan Skrining Fitokimia Serta Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Ceremai (Phyllanthus Acidus (L.) Skeels)

11 168 80

Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Buah Ceremai (Phyllanthus acidus (L) Skeels) Terhadap Staphylococcus aureus dan Escherichia coli

0 2 17

UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETIL ASETAT DAN EKSTRAK ETANOL DAUN CEREMAI (Phyllanthus acidus (L.) SKEELS) TERHADAP Staphylococcus aureus DAN Escherichia coli

1 3 10

PENGARUH BAHAN PENGIKAT NATTRIUM KARBOKSIMETILS SELLULLOSA TERHADAP FORMULA TABLET HISAP KSTRAK ETANOl DAUN CEREMAI (Phyllanthus acidus) SERTA UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI TERHADAP Staphylococcus aureus.

1 4 17

FORMULASI TABLET HISAP EKSTRAK ETANOL DAUN CEREMAI (Phyllanthus acidus) DENGAN AMILUM MANIHOT SEBAGAI BAHAN PENGIKAT SERTA UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI TERHADAP Staphylococus aureus.

4 9 22

UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL BUAH CEREMAI (Phyllanthus acidus (L.) Skeels) TERHADAP Staphylococcus aureus dan Escherichia coli MULTIRESISTEN ANTIBIOTIK.

2 5 17

UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL DAUN CEREMAI (Phyllanthus acidus (L.) Skeels) TERHADAP Staphylococcus aureus dan Escherichia coli DAN BIOAUTOGRAFINYA.

0 1 21

UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETIL ASETAT DAUN CEREMAI (Phyllanthus acidus (L.) Skeels) TERHADAP Staphylococcus aureus DAN Escherichia coli DAN BIOAUTOGRAFINYA.

0 1 22

UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL BUAH CEREMAI (Phyllanthus acidus (L.) Skeels) TERHADAP Staphylococcus aureus DAN Escherichia coli DAN BIOAUTOGRAFINYA.

0 3 23

UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL BUAH CEREMAI (Phyllanthus acidus (L.) Skeels) TERHADAP UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL BUAH CEREMAI (Phyllanthus acidus (L.) Skeels) TERHADAP Pseudomonas aeruginosa DAN Klebsiella pneumoniae SERTA BIOAUTO

0 0 17