17
etanol, dan eter Anonim, 1995. Mg Stearat digunakan sebagai bahan pelicin lubricant pada konsentrasi 0,25-1,0 Sulaiman, 2007.
5. Bakteri Staphyloccocus aureus
Staphylococcus aureus adalah salah satu contoh bakteri Gram positif, tumbuh dalam kelompok menyerupai buah anggur Gibson, 1996. Sel Staphylococcus aureus
berbentuk bulat dengan diameter antara 0,8 -1,0 µm, tersusun dalam kelompok tidak teratur, tidak bergerak, tidak membentuk spora. Bakteri ini mudah tumbuh pada
berbagai perbenihan dan mempunyai metabolisme aktif, meragikan karbohidrat, serta menghasilkan pigmen yang bervariasi dari putih sampai kuning tua Jawetz et al.,
2001. Genus Staphylococcus terdiri dari sekurangnya 30 spesies. Ada tiga spesies
utama yang penting secara klinik, salah satunya adalah Staphylococcus aureus. Bakteri ini merupakan bentuk koagulase positif, hal ini yang membedakan dengan
spesien lain dan merupakan patogen utama bagi manusia Jawetz et al., 2001. Klasifikasi dari Staphylococcus aureus menurut Salle 1991 adalah sebagai berikut :
Kingdom : Protophyta
Divisio : Schyzomycetes
Ordo :
Eubacteriales Familia
: Micrococcaceae Genus
: Staphylococcus Species
: Staphylococcus aureus Staphylococcus aureus merupakan penyebab penting penyakit infeksi yang
menyebabkan timbulnya penyakit dengan tanda-tanda yang khas, yaitu peradangan,
18
nekrosis, dan pembentukan abses Warsa, 1994. Bakteri ini paling cepat tumbuh pada suhu 37ºC, tetapi membentuk pigmen paling baik pada suhu kamar 20-25ºC.
Staphylococcus aureus membentuk koloni berwarna abu-abu sampai kuning emas tua Jawetz et al., 2001.
6. Uji Aktivitas Antibakteri
Pengujian terhadap aktivitas antibakteri dapat dilakukan dengan berbagai cara, yaitu :
a Media agar difusi yang digunakan adalah agar Mueller Hinton. Pada metode
difusi ini menurut Anonim 1993 ada beberapa cara, yaitu : 1
Cara Kirby Bauer Beberapa koloni kuman dari pertumbuhan 24 jam diambil, disuspensikan ke
dalam 0,5 ml BHI cair, diinkubasikan 5-8 jam pada 37ºC. Suspensi ditambah aquadest steril hingga kekeruhan tertentu sesuai dengan standar konsentrasi bakteri
8
10 CFU per ml. Kapas lidi steril dicelupkan ke dalam suspensi bakteri lalu ditekan- tekan pada dinding tabung hingga kapasnya tidak terlalu basah, kemudian dioleskan
pada permukaan media agar hingga rata. Kemudian kertas samir disk diletakkan di atasnya, diinkubasikan pada 37ºC selama 18-24 jam, dan hasilnya dibaca :
a. Radical zone yaitu suatu daerah di sekitar disk dimana sama sekali tidak
ditemukan adanya pertumbuhan bakteri. Potensi antibakteri diukur dengan mengukur diameter dari zona radikal.
b. Irradical zone yaitu suatu daerah di sekitar disk dimana pertumbuhan bakteri
dihambat oleh antibakteri, tetapi tidak dimatikan.
19
2 Cara Sumuran
Beberapa koloni kuman dari pertumbuhan 24 jam pada agar diambil, disuspensikan ke dalam 0,5 ml BHI cair, diinkubasikan 5-8 jam pada 37ºC. Suspensi
ditambah aquadest steril hingga kekeruhan tertentu sesuai dengan standar konsentrasi bakteri
8
10 CFU per ml. Kapas lidi steril dicelupkan ke dalam suspensi bakteri lalu ditekan-tekan pada dinding tabung hingga kapasnya tidak terlalu basah, kemudian
pada permukaan media agar hingga rata. Media agar dibuat sumuran diteteskan larutan antibakteri, diinkubasikan pada 37ºC selama 18-24 jam. Hasilnya dibaca
seperti cara Kirby Bauer. 3
Cara Pour Plate Beberapa koloni kuman dari pertumbuhan 24 jam pada agar diambil,
disuspensikan ke dalam 0,5 ml BHI cair, diinkubasikan 5-8 jam pada 37ºC. Suspensi ditambah aquadest steril hingga kekeruhan tertentu sesuai dengan standar konsentrasi
bakteri
8
10 CFU per ml. Suspensi bakteri diambil satu mata ose dan dimasukkan ke dalam 4 ml agar base 1,5 yang mempunyai suhu 50ºC. Setelah suspensi kuman
tersebut homogen, dituang pada media Agar Mueller Hinton, ditunggu sebentar sampai agar tersebut membeku, disk diletakkan di atas media dan dieramkan selama
15-20 jam dengan temperatur 37ºC. Hasil dibaca sesuai standar masing-masing antibakteri.
b Dilusi CairDilusi Padat
Pada prinsipnya antibakteri diencerkan sampai diperoleh beberapa konsentrasi. Pada dilusi cair, masing-masing konsentrasi obat ditambah suspensi
kuman dalam media. Sedangkan pada dilusi padat tiap konsentrasi obat dicampur
20
dengan media agar lalu ditanami bakteri. Metode dilusi cair adalah metode untuk menentukan konsentrasi minimal dari suatu antibakteri yang dapat menghambat atau
membunuh mikroorganisme. Konsentrasi terendah yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri ditunjukkan dengan tidak adanya kekeruhan disebut Konsentrasi
Hambat Minimal KHM atau Minimal Inhibitory Concentration MIC Anonim, 1993.
E. Landasan Teori