Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Tanaman ceremai Phyllanthus acidus merupakan tanaman obat yang telah dimanfaatkan masyarakat sebagai urus-urus, obat mual, sariawan, dan akarnya untuk obat asma Hutapea, 1991. Menurut Jagessar dkk. 2008 ekstrak daun ceremai dapat menghambat pertumbuhan bakteri dan jamur patogen pada mulut, seperti Staphylococcus aureus dan Candida albicans. Penelitian menunjukkan bahwa ekstrak etanol daun ceremai terbukti mempunyai daya antimikrobia dan antijamur yang lebih besar daripada ekstrak etil asetat, klorofrom, dan heksan. Ekstrak etanol daun ceremai yang diuji dengan metode disc diffusion memiliki zona hambatan 21 mm 2 terhadap bakteri Staphylococcus aureus dan Candida albicans zona hambatannya sebesar 20 mm 2 , sedangkan ekstrak etanol daun ceremai yang diuji dengan metode dilusi cair memiliki nilai Kadar Hambat Minimum KHM sebesar 0,18 mg10 ml Jagessar dkk., 2008. Menurut Budiyanti 2009 ekstrak etanol daun ceremai memiliki nilai Kadar Bunuh Minimum KBM sebesar 0,5 terhadap bakteri Staphylococcus aureus. Hasil uji bioautografi menunjukkan bahwa senyawa polifenol dalam ekstrak etanol daun ceremai mempunyai aktivitas antibakteri terhadap Staphylococcus aureus Budiyanti, 2009. Polifenol merupakan senyawa fenol yang bekerja dengan cara mempresipitasikan protein sel bakteri Robbers dkk., 1996. Dalam hasil skrining fitokimia, senyawa yang terkandung dalam daun ceremai adalah saponin, tanin 2 Purwarini, 2001, flavonoid Kusmayani, 1998, polifenol dan kayunya mengandung alkaloid Hutapea, 1991. Kebanyakan masyarakat memanfaatkan daun ceremai dengan cara diseduh atau direbus, cara ini kurang efektif dalam penyajian. Sehingga pada penelitian ini, peneliti mencoba membuat sediaan daun ceremai dalam bentuk tablet hisap sehingga mempermudah masyarakat dalam mengkonsumsinya dan lebih praktis. Tablet merupakan bentuk sediaan farmasi yang praktis untuk dikembangkan dalam formula ekstrak obat tradisional Sugiyartono dkk., 2003. Umumnya tablet hisap ditunjukkan untuk pengobatan iritasi lokal, infeksi mulut atau tenggorokan. Salah satu khasiat daun ceremai sebagai obat sariawan sehingga pembuatan tablet hisap diharapkan dapat memberikan efek lokal pada mulut dan tenggorokan. Tablet hisap ini dipilih karena sebagai salah satu inovasi baru untuk merintis jalan bagi pengembangan obat-obat tradisional, bentuk sediaan ini diharapkan dapat disukai karena mudah dalam penyimpanan dan mudah dalam penggunaannya. Bentuk sediaan ini juga diharapkan dapat memberikan takaran dosis zat aktif yang lebih tepat dan benar Banker and Anderson, 1986. Pembuatan tablet hisap merupakan alternatif untuk pasien yang mengalami kesulitan menelan dan menghindari rasa pahit atau tidak enak pada obat. Pada pembuatan tablet hisap diperlukan bahan pengikat untuk meningkatkan kekuatan antar granul dan juga memperbaiki tekstur permukaan tablet ketika melarut di dalam rongga mulut Peters, 1980. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan gelatin. Gelatin merupakan protein alam, yang lebih konsisten daripada akasia atau 3 tragakan, lebih mudah dipersiapkan dalam bentuk larutan dan tablet yang terbentuk kerasnya sama dengan bila memakai akasia atau tragakan Voigt, 1984. Pada umumnya gelatin digunakan sebagai bahan pengikat pembuatan tablet hisap, karena gelatin memberikan rasa lembut dan menghasilkan tablet yang lebih kompak dan keras sehingga dapat melarut secara perlahan-lahan di dalam mulut Sulaiman, 2007. Kenaikan konsentrasi gelatin mempengaruhi sifat fisik tablet hisap ekstrak kemangi antara lain meningkatkan kekerasan tablet dan menurunkan kerapuhan pada konsentrasi tinggi Yusiandre, 2008. Gelatin sebagai bahan pengikat dengan konsentrasi 1-3 memberikan kekerasan tablet hisap yang tinggi 6-9 kg Sugiyartono dkk., 2003. Pada umumnya bahan pengikat gelatin dengan konsentrasi tinggi dapat meningkatkan kekerasan, waktu melarut, dan menurunkan kerapuhan tablet hisap. Gelatin pada pembuatan tablet mempunyai konsentrasi tertentu yang berbeda-beda antara lain 2-10 Bandelin, 1989. Maka berdasarkan keterangan di atas, perlu dilakukan penelitian tentang pengaruh konsentrasi gelatin sebagai bahan pengikat terhadap sifat fisik tablet hisap ekstrak etanol daun ceremai Phyllanthus acidus dan efeknya terhadap bakteri Staphylococcus aureus.

B. Perumusan Masalah

Dokumen yang terkait

Karakterisasi Simplisia Dan Skrining Fitokimia Serta Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Ceremai (Phyllanthus Acidus (L.) Skeels)

11 168 80

Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Buah Ceremai (Phyllanthus acidus (L) Skeels) Terhadap Staphylococcus aureus dan Escherichia coli

0 2 17

UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETIL ASETAT DAN EKSTRAK ETANOL DAUN CEREMAI (Phyllanthus acidus (L.) SKEELS) TERHADAP Staphylococcus aureus DAN Escherichia coli

1 3 10

PENGARUH BAHAN PENGIKAT NATTRIUM KARBOKSIMETILS SELLULLOSA TERHADAP FORMULA TABLET HISAP KSTRAK ETANOl DAUN CEREMAI (Phyllanthus acidus) SERTA UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI TERHADAP Staphylococcus aureus.

1 4 17

FORMULASI TABLET HISAP EKSTRAK ETANOL DAUN CEREMAI (Phyllanthus acidus) DENGAN AMILUM MANIHOT SEBAGAI BAHAN PENGIKAT SERTA UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI TERHADAP Staphylococus aureus.

4 9 22

UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL BUAH CEREMAI (Phyllanthus acidus (L.) Skeels) TERHADAP Staphylococcus aureus dan Escherichia coli MULTIRESISTEN ANTIBIOTIK.

2 5 17

UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL DAUN CEREMAI (Phyllanthus acidus (L.) Skeels) TERHADAP Staphylococcus aureus dan Escherichia coli DAN BIOAUTOGRAFINYA.

0 1 21

UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETIL ASETAT DAUN CEREMAI (Phyllanthus acidus (L.) Skeels) TERHADAP Staphylococcus aureus DAN Escherichia coli DAN BIOAUTOGRAFINYA.

0 1 22

UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL BUAH CEREMAI (Phyllanthus acidus (L.) Skeels) TERHADAP Staphylococcus aureus DAN Escherichia coli DAN BIOAUTOGRAFINYA.

0 3 23

UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL BUAH CEREMAI (Phyllanthus acidus (L.) Skeels) TERHADAP UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL BUAH CEREMAI (Phyllanthus acidus (L.) Skeels) TERHADAP Pseudomonas aeruginosa DAN Klebsiella pneumoniae SERTA BIOAUTO

0 0 17