Faktor-faktor Inhern Seorang Pemimpin

Adapun mengenai tipe-tipe kepemimpinan, antara penjelasan Mar’at dan Rivai juga tidak ditemukan perbedaan. Mar’at memaparkan bahwa tipe kepemimpinan ada 6 enam, yaitu: otoriter dominator, persuasif crowd arouser, demokratik group developer, intelektual eminent man, eksekutif administrator, dan representatif spokesman. Sedangkan Rivai lebih memaparkan secara umum, yaitu: otoriter, kendali bebas, dan demokratis.

D. Faktor-faktor Inhern Seorang Pemimpin

Faktor-faktor inhern adalah faktor-faktor yang ada pada diri seorang pemimpin. Mar’at 1982: 46 menjelaskan bahwa tingkah laku seorang pemimpin disebut leadership traits karakter kepemimpinan. Pada umumnya faktor-faktor yang akan dipertimbangkan adalah: 1. Keadaan fisik, misalnya berat badan, tinggi badan, bentuk tubuh, energi, kesehatan, dan penampilan. 2. Kecerdasan. 3. Kepercayaan diri. 4. Penyesuaian diri. 5. Kemauan yang meliputi inisiatif dan ambisi. 6. Memiliki kepribadian yang penuh optimisme, dapat mengungkapkan sesuatu secara baik dan tepat, memiliki orisinalitas, keterbukaan transparansi, gembira, dan merasa dirinya yakin. 7. Sifat-sifat situasional, yang berarti mampu berpartisipasi sosial dalam situasi apapun dan dapat menyesuaikan diri atau adaptif terhadap situasi. Thontowi 2005: 74 memaparkan untuk menjadi pemimpin yang baik diperlukan hal sebagai berikut: 1. They must be able to be good role models. Mereka harus mampu menjadi figur teladan yang baik. 2. They must have experience in leadership. Mereka harus memiliki pengalaman dalam kepemimpinan. 3. They must have a clear planning of what they want to achieve. Mereka harus mempunyai rencana yang jelas untuk mencapai prestasi. 4. They must be firm on their goals and how to achieve it. Mereka harus memiliki tujuan dan langkah yang kokoh untuk mencapai tujuan. 5. They must be able to socialize and show affection to which they are governing. Mereka harus mampu untuk bersosialisasi yang baik dan menampilkan sifat yang mulia kepada pengikutnya. 6. They must be able to coordinate the people surrounding them. Mereka harus mampu mengkoordinasikan terhadap orang-orang yang berada di sekelilingnya. Sedangkan Kasali 2007: 135 membuat daftar karakter yang harus dipenuhi seseorang untuk menjadi pemimpin yang hebat great leader, yaitu: 1. Visi Vision Seorang pemimpin harus mempunyai visi yang maju agar bisa membebaskan dari belenggu-belenggu bingkai organisasi sehingga tidak hanya memiliki perspektif internal semata. 2. Keberanian Courageness Pemimpin yang baik adalah pemimpin yang berani secara aktif melakukan langkah-langkah positif untuk menggerakkan orang- orang yang di bawahnya. 3. Realitas Seorang pemimpin yang bijak tidak akan membiarkan pengikutnya terus menerus hidup dalam mitos. Mereka harus diajak melihat secara jelas apa yang nyata dan belajar hidup dalam alam yang lebih realistis. 4. Etika Ethics Pemimpin yang beretika adalah pemimpin yang humanis. Dia tidak akan melakukan hal yang dapat merugikan orang lain. Dengan kata lain, pemimpin yang beretika adalah pemimpin yang sadar akan nama baiknya, dan ia bekerja dengan kepercayaan. Semua hal itu bisa diperoleh berawal dari nilai-nilai yang dia anut sekaligus dengan adanya standar kualitas yang tinggi. Berbeda dengan beberapa pandangan di awal, Maududi 2007: 63 menjelaskan tentang sifat-sifat ulil amri atau pemimpin dengan beberapa hal, yaitu: 1. Para pemimpin haruslah orang-orang yang senantiasa benar-benar percaya dan menerima prinsip-prinsip tanggung jawab tatanan khilafah yang dikehendaki oleh Allah. 2. Para pemimpin tidak boleh terdiri dari orang-orang yang zalim, fasik, fajir orang yang melakukan perbuatandosa keji, dan orang-orang yang lalai akan ketentuan Allah. 3. Para pemimpin tidak boleh terdiri dari orang-orang yang bodoh dan dungu, tetapi harus orang yang berilmu, berakal sehat, memiliki kecerdasan, kearifan, kemampuan intelektual dan fisik untuk memegang jabatan kepemimpinan. 4. Seorang pemimpin haruslah orang yang mampu menjaga amanat, sehingga dapat memunculkan rasa aman dan ketentraman terhadap amanat yang telah dipikulkan kepadanya. Senada dengan hal di atas, Matta 2007: 76 juga memberikan pandangan yang berbeda, dia menyatakan memang betul sepanjang sejarah menurut para ahli psikologi kepribadian, para pemimpin adalah orang yang memiliki ciri-ciri fisik yang baik, cenderung tampan, cerdas, dan berilmu, berakhlak mulia dan disenangi orang. Tapi Matta mempertanyakan, benarkah semua dari ciri-ciri sifat di atas itu yang membuat masyarakat rela memberikan hak dipimpin dan dipengaruhi oleh mereka. Rupanya menurut Matta, ada jawaban lain yang cenderung dilupakan para pakar psikologi. Menurut Matta fakta sejarah tidak bisa dibantah, dia kembali mempertanyakan, berapa banyak ilmuwan yang terkucilkan oleh masyarakatnya, dan berapa banyak “orang baik-baik” yang mungkin “disenangi”, tetapi tidak ditaati. Matta menyimpulkan faktor ini, berbeda dan bernama lain. Itulah yang dinamakan ‘azimah. Matta 2007: 77 menyatakan: ‘Azimah adalah tekad, kehendak, kemauan yang tak tertawar oleh godaan, ancaman atau kelemahan di tengah jalan. ‘Azimah adalah kereta yang mengantar warga pemikiran menuju kampung kenyataan. ‘Azimah adalah pedang yang menjaga kehormatan akhlak mulia dan menjadikannya indah di mata manusia. Orang yang memiliki ‘azimah adalah orang yang mampu ‘mengalahkan’ dirinya, dan karenanya sanggup ‘mengalahkan’ orang lain di luar dirinya. Ada banyak orang pintar yang gagal karena tidak sanggup mengalahkan dirinya. Ada banyak orang yang berakhlak tak sanggup berbuat apa-apa karena tidak cukup kuat mengalahkan orang lain di luar dirinya. Berdasarkan pemaparan tentang sifat-sifat inhern seorang pemimpin, maka dapat diambil kesimpulan, bahwa sifat-sifat seorang pemimpin yang dijelaskan oleh Mar’at, Thontowi, dan Kasali tidak ditemukan perbedaan serta saling melengkapi karena memiliki kecenderungan yang sama dan bersifat konvensional. Sedangkan pendapat yang diungkapkan oleh Maududi dan Matta memiliki perbedaan dengan pandangan yang diungkapkan oleh Mar’at, Thontowi, dan Kasali, hal ini bisa dipahami karena Maududi dan Matta memasukkan nilai-nilai spiritual ruh agama dalam memaparkan sifat- sifat seorang pemimpin. Bahkan pemaparan Matta memiliki nilai tambah, karena Matta tidak hanya memaparkan, bahkan mempertanyakan, merenungkan, dan menemukan faktor yang belum pernah diungkapkan oleh pakar lain yaitu ‘azimah.

E. Peranan Mujanib

Dokumen yang terkait

PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH, PROGRAM PENGAJARAN, DAN LINGKUNGAN KERJA GURU TERHADAP KINERJA GURU PADA SMA MUHAMMADIYAH 2 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2009/2010

1 10 89

PERANAN MEDIA MASSA UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DI SMA N 1 PRINGSEWU TAHUN PELAJARAN 2011/2012

1 14 56

KEMAMPUAN MENULIS SURAT PRIBADI SISWA KELAS VI MADRASAH IBTIDAIYAH NEGERI (MIN) 1 KRUI LAMPUNG BARAT TAHUN PELAJARAN 2011/2012

2 28 52

KEMAMPUAN MENGUBAH KALIMAT AKTIF MENJADI KALIMAT PASIF SISWA KELAS X MADRASAH ALIYAH MATHLAUL ANWAR GISTING TAHUN PELAJARAN 2012/2013

1 28 55

PENGARUH PENAMBAHAN JAM BELAJAR KELAS UNGGULAN TERHADAP PENGAMALAN NILAI DISIPLIN SISWA DI SMA MUHAMMADIYAH 1 PURBOLINGGO KABUPATEN LAMPUNG TIMUR TAHUN PELAJARAN 2012/2013

1 20 80

PENGARUH DISIPLIN BELAJAR DAN LINGKUNGAN KELUARGA SISWA TERHADAP HASIL BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS XI IPS SMA MUHAMMADIYAH 2 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2014/2015

0 11 79

PENGARUH IKLIM SEKOLAH DAN SIKAP SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI TERHADAP HASIL BELAJAR EKONOMI KELAS XI IPS SMA MUHAMMADIYAH 01 PRINGSEWU TAHUN PELAJARAN 2014/2015

1 11 81

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR DAN LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS X MADRASAH ALIYAH NEGERI PRINGSEWU SEMESTER GANJIL TAHUN PELAJARAN 2013/2014

1 7 76

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS NEGOSIASI DENGAN MEDIA AUDIO-VISUAL PADA SISWA KELAS X TSM I SMK MUHAMMADIYAH 3 YOGYAKARTA TAHUN PELAJARAN 20142015

0 1 12

MADRASAH TSANAWIYAH (MTS) DAN MADRASAH ALIYAH (MA) TAHUN PELAJARAN 2012t2013

0 0 7