1. Wawancara
Wawancara menggambarkan peran seorang peneliti mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang dirancang untuk memperoleh jawaban yang relevan
dengan masalah penelitian. Wawancara dilakukan secara tidak terstruktur, adalah wawancara bebas dengan pedoman wawancara yang digunakan hanya garis besar
permasalahan yang ditanyakan Sugiyono, 2012:140. Alasan wawancara dalam penelitian ini adalah: 1 wawancara awal untuk
mengetahui implementasi layanan konseling aktual dan permasalahan harga diri spiritual yang rendah perempuan korban perdagangan di Rumah Perlindungan
Sosial Wanita RPSW Panti Sosial Karya Wanita PSKW “Mulya Jaya” Jakarta; 2 wawancara sebelum dan setelah perlakuan oleh peneliti untuk mengetahui
perubahan nilai diri, cara berpikir dan perilaku konseli perempuan korban perdfagangan; 3 wawancara oleh peneliti terhadap pekerja sosial untuk
mengetahui keberhasilan program intervensi model logo konseling.
2. Penyebaran Angket
Angket adalah seperangkat penyataan yang akan dijawab responden tentang variable penelitian yang diukur. Angket dilakukan secara terbuka dengan
jawaban angket berbentuk interval Sugiyono, 2012:142,143. Penyebaran angket dilakukan dalam tiga tahap, yaitu tahap pertama untuk
pengujian validitas dan reliabilitas, tahap kedua pada saat pretest, dan tahap ketiga pada saat posttest dengan mempergunakan skala perbedaan semantik untuk
mengukur konsep teoritis dan empiris aspek berpikir negatif dan nilai diri negatif perempuan korban perdagangan, yang bersifat bipolar dua kutup yang
berlawanan, negatif – positif yang mencakup tiga dimensi yaitu potensi, aktivitas
dan evaluasi. Angket ini juga dilengkapi dengan enam pilar perkembangan spiritual yang menggambarkan permasalahan harga diri spiritual yang rendah
perempuan korban perdagangan, yaitu kesadaran diri, penerimaan diri, tanggung jawab diri, ketegasan diri, tujuan hidup dan integritas diri. Dalam penelitian ini,
sifat bipolar dirumuskan dalam bentuk satu dimensi untuk setiap item instrument penelitian Nazir, 2009:344,345.
3 Observasi
Observasi merupakan suatu proses pengamatan terhadap subjek penelitian dan dilakukan secara terstruktur Sugiyono, 2012:145,146.
Tahapan dan bentuk observasi yang dilakukan sebagai berikut: 1 lembaran observasi yang dilakukan oleh pegawai RPSW PSKW bagian assesment
dan advocacy korban terhadap sarana, permasalahan harga diri spiritual yang rendah dan penanganan konseling bagi perempuan korban perdagangan di RPSW
PSKW “Mulya Jaya” Jakarta; 2 lembaran observasi yang dilakukan oleh pekerja sosial terhadap proses perubahan dari nilai diri dan cara berpikir negatif menjadi
pernyataan nilai diri positif, cara berpikir realistis dan kualitas perilaku positif yang terjadi selama intervensi sesi 1 sampai sesi 7 berlangsung; 3 lembaran
observasi yang dilakukan oleh peneliti selama proses intervensi berlangsung antara pekerja sosial dengan konseli terhadap sistem, mekanisme maupun proses
perubahan nilai diri, cara berpikir dan perilaku konseli; 4 lembaran observasi pencapaian keterlaksanaan model logo konseling yang dilakukan oleh tiga orang
praktisi; 5 lembaran analisis hasil oleh peneliti terhadap outwork task konseli, menjadi sumber utama evaluasi dan parameter perubahan dan peningkatan yang
efektif bagi perempuan korban perdagangan untuk memperoleh penghargaan atas dirinya serta menemukan makna dan tujuan hidup.
H. Analisis Data