Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit

Jika limbah ini dibuang ke perairan akan mengakibatkan perubahan sifat fisika, kimia dan biologi perairan, selain itu kandungan padatan yang tidak terlarut akan membentuk endapan lumpur.

2.2.2.1. Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit

Limbah cair juga dihasilkan pada proses pengolahan kelapa sawit. Limbah ini berasal dari kondensat, stasiun klarifikasi, dan dari hidrosilikon. Limbah kelapa sawit memiliki kadar bahan organik yang tinggi. Tingginya kadar tersebut menimbulkan beban pencemaran yang besar, karena diperlukan degradasi bahan organik yang lebih besar pula. Lumpur sludge disebut juga lumpur primer yang berasal dari proses klarifikasi merupakan salah satu limbah cair yang dihasilkan dalam proses pengolahan kelapa sawit, sedangkan lumpur yang telah mengalami proses sedimentasi disebut lumpur sekunder. Kandungan bahan organik lumpur juga tinggi yaitu pH berkisar 3-5 Fauzi,2004. Proses pengolahan limbah dengan system kolam pengendalian limbah mempunyai beberapa tahapan proses pengolahan yaitu sebagai berikut : a. Kolam Pendinginan Cooling Pond Limbah cair pada Fat-Pit dan Condensate Pond memiliki karakteristik pH 4-4,5 dengan suhu diturunkan menjadi 60 -80 C sebelum limbah dialirkan ke kolam pengasaman suhu diturunkan menjadi 40 o -45 O C, yang berfungsi agar bakteri mesophilik dapat berkembang dengan baik. b. Kolam Pengutipan Minyak Deoiling Pond Berfungsi untuk mengutip minyak hingga kadar minyak 0,4 yang dikombinasikan dengan kolam pendinginan Cooling Pond. Pengutipan minyak dilakukan secara Universitas Sumatera Utara overflow dari kolam pendinginan dan kemudian dipompakan kembali ke Sludge Recovery Tank. c. Kolam Pengasaman Accidification Pond Setelah dari kolam pendinginan limbah lalu mengalir ke kolam pengasaman yang berfungsi sebagai prakondisi bagi limbah sebelum masuk ke kolam anaerobik. Pada kolam mini limbah akan dirombak menjadi VFA. d. Kolam Anaerobik Primary and Secondary Anaerobic Pond . Dari kolam pengasaman limbah akan mengalir ke kolam anaerobik primer, karena pH dari kolam pengasaman masih rendah maka limbah harus dinetralkan dengan cara mencampurnya dengan limbah keluaran pipa outlet dari kolam anaerobik dengan cara resirkulasi pada parit masukan pipa inlet kolam anaerobik. Bersamaan dengan ini bakteri dari kolam pembiakan dialirkan ke kolam anaerobik. Bakteri anaerobik yang aktif akan membentuk asam organik dan CO 2 . Selanjutnya bakteri methane Methanorgenic Bacteriaakan merubah asam organik menjadi methane dan CO 2 . BOD limbah pada kolam anaerobik primer masih cukup tinggi, maka limbah diproses lebih lanjut pada kolam anaerobik sekunder.BOD limbah yang keluar dari kolam anaerobik sekunder 3.500 mgL dan pH 6. e. Resirkulasi Circulation Pond. Resirkulasi dilakukan dengan cara mengalirkan cairan dari kolam anaerobik yang terakhir ke saluran masuk ke kolam pengasaman yang bertujuan untuk menaikkan pH dan membantu pendinginan. Universitas Sumatera Utara Tabel 1. Karakteristik Limbah Cair Industri Kelapa Sawit Parameter Lumpur Primer Lumpur Sekunder pH 3.75 4.54 Padatan tersuspensi ppm 80.720 243.670 Padatan volatil ppm 64.760 233.730 COD ppm 28.220 16.320 Nitrat ppm 31 3 Fosfat ppm 106 3 Padatan tersuspensi ppm 80.720 243.670 Sumber : Nurcahyo, 1993 Limbah cair yang dihasilkan oleh pengolahan pabrik kelapa sawit pada akhirnya akan dibuang ke badan air seperti contoh : sungai, laut ataupun danau.

2.3. Pencemaran Air

Pencemaran air adalah penyimpangan sifat-sifat air dari keadaan normal, bukan dari kemurniannya.Air yang tersebar dialam semesta ini tidak pernah terdapat dalam bentuk murni, namun bukan berarti bahwa semua air sudah tercemar. Misalnya, walaupun didaerah pegunungan atau hutan yang terpencil dengan udara yang bersih dan bebas dari pencemaran, air hujan yang turun diatasnya selalu mengandung bahan- bahan terlarut, seperti CO 2 ; O 2 ; dan N 2 serta bahan-bahan tersuspensi misalnya debu dan partikel-partikel lainnya yang terbawa air hujan dari atmosfir. Air permukaan dan air sumur pada umumnya mengandung bahan-bahan metal terlarut, seperti Na, Mg, Ca, dan Fe.Air yang mengandung komponen-komponen tersebut dalam jumlah tinggi disebut air sadah. Dari contoh-contoh diatas jelas bahwa Universitas Sumatera Utara air yang tidak tercemar tidak selalu merupakan air murni, tetapi merupakan air yang tidak mengandung bahan-bahan asing tertentu dalam jumlah melebihi batas yang telah ditetapkan sehingga air tersebut dapat digunakan secara normal untuk keperluan tertentu, misalnya untuk air minum air ledeng, air sumur, berenangrekreasi, mandi, kehidupan hewan air, pengairan dan keperluan industri. Adanya benda-benda asing yang mengakibatkan air tersebut tidak dapat digunakan sesuai dengan peruntukannya secara normal disebut dengan pencemaran air. Karena kebutuhan makhluk hidup akan air sangat bervariasi maka batas pencemaran untuk berbagai jenis air juga berbeda. Sebagai contoh, air kali dipegunungan yang belum tercemar tidak dapat digunakan langsung sebagai air minum karena belum memenuhi persyaratan untuk dikategorikan sebagai air minum Kristanto, 2004.

2.3.1. Indikator Pencemaran Air