Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu: Data keuangan Pemerintah Kabupaten Boyolali tahun anggaran 2001-2010
meliputi target pendapatan asli daerah, realisasi pendapatan asli daerah, total penerimaan daerah, anggran belanja dan realisasi belanja daerah. Metode
pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu: Analisis data yang digunakan adalah deskriptif komparatif. Data yang berasal dari APBD
dianalisis dengan menggunakan beberapa rasio keuangan dan Analisis Pebandingan
D. HASIL PENELITIAN
1. Rasio Efisiensi
Hasil perhitungan Rasio Efisiensi Belanja sebagai berikut Rasio Efisiensi Belanja =
100 Belanja
Anggaran Belanja
Realisasi ×
TABEL 4.1 RASIO PERHITUNGAN RASIO EFISIENSI BELANJA DAERAH KABUPATEN BOYOLALI
TAHUN ANGGARAN 2001-2010 Uraian
Tahun Anggaran 2001 2002 2003 2004 2005
Realisasi Belanja 242,887,417,920.08
287,361,442,000.00 390,543,661,686.00
395,842,549,618.00 427,428,312,570.00
Anggaran Belanja 246,541,295,000.00
313,361,442,000.00 406,869,304,229.00
419,488,842,642.00 455,334,968,449.00
Rasio Efisiensi Belanja Daerah 98.52
91.70 95.99
94.36 93.87
Sumber: Bagian Akuntansi DPPKAD Kabupaten Boyolali Data Diolah
Tahun Anggaran Uraian
2006 2007 2008 2009 2010
Realisasi Belanja 530,077,207,239.00
738,405,469,348.00 793,262,107,869.00 808,017,387,034.00 912,584,586,077.00
Anggaran Belanja 761,384,845,301.00
811,613,230,000.00 845,747,630,000.00 892,987,309,000.00 991,399,517,628.00
Rasio Efisiensi Belanja Daerah
94,42 90.98 93.79 90.48 92.05 Sumber: Bagian Akuntansi DPPKAD Kabupaten Boyolali Data Diolah
Hasil perhitungan Rasio Efisiensi dapat dilihat bahwa pada Tahun 2001, 2002, 2003, 2004, 2005, 2006, 2007, 2008, 2009 dan 2010 diperoleh
Rasio Efisiensi Belanja Daerah sebesar 98.52, 91.70, 95.99, 94.36, 93.87, 94,42, 90.98, 93.79, 90.48, dan 92.05. Hal ini berarti
belanja pemda Kabupaten Boyolali tahun 2002, 2005, 2007 dan 2009 relative lebih efisisen dibandingkan tahun 2001, 2003, 2004, 2006, 2008 dan 2010.
Pemda Kabupaten Boyolali dinilai telah melakukan efisiensi anggaran karena rasio efisiensinya kurang dari 100.
2. Rasio Efektifitas Belanja Asli Daerah
Hasil perhitungan Rasio Efektifitas adalah sebagai berikut : Rasio Efektifitas =
100 Daerah
Asli Pendapatan
Penerimaan Target
Daerah Asli
Pendapatan Penerimaan
Realisasi ×
TABEL 4.2 HASIL PERHITUNGAN RASIO EFEKTIVITAS PAJAK DAERAH KABUPATEN BOYOLALI
TAHUN ANGGARAN 2001 – 2010
Uraian Tahun Anggaran
2001 2002 2003 2004 2005
Realisasi Penerimaan Pajak Daerah 2,989,750,308.00
4,334,366,800.00 5,820,775,186.00
7,244,100,746.00 6,984,060,197.00
Target Penerimaan Pajak Daerah 2,953,625,000.00
3,679,918,000.00 5,686,644,000.00
6,050,735,000.00 6,676,973,800.00
Rasio Efektivitas
Pajak Daerah
101.22 117.78 102.36 119.72 104.60 Sumber: Bagian Akuntansi DPPKAD Kabupaten Boyolali Data Diolah
Uraian Tahun Anggaran
2006 2007 2008 2009 2010
Realisasi Penerimaan Pajak Daerah 9,442,747,838.00
10,643,172,280.00 11,155,035,906.00 12,896,540,751.00 14,094,132,345.00
Target Penerimaan Pajak Daerah 8,883,228,000.00
9,642,340,000.00 10,649,690,000.00 10,719,190,000.00 12,637,835,000.00
Rasio Efektivitas
Pajak Daerah
106.30 110.38 104.75 120.31 111.52 Sumber: Bagian Akuntansi DPPKAD Kabupaten Boyolali Data Diolah
Pada tahun 2001 PAD Kabupaten Boyolali dapat terealisasi sebesar 101,22, tahun 2002 naik ke prosentase angka 117,78, tahun 2003 turun ke
prosentase angka 102,36, tahun 2004 naik ke prosentase 119,72, tahun 2005 turun ke prosentase 104,60, tahun 2006 naik ke prosentase 106,30,
tahun 2007 naik ke prosentase 110,38, tahun 2008 menurun ke prosentase 104,75, tahun 2009 naik ke prosentase 120,31 dan tahun 2010 turun ke
prosentase angka 111,52. Realisasi dan anggaran PAD pada tahun ini sebenarnya naik, tapi pencapaian untuk memenuhi target menurun hal ini
disebabkan karena perolehan bagian laba usaha daerah yang berasal dari BUMD dan hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan menurun dari
tahun sebelumnya dan hanya mampu merealisasikan sebesar targetnya, hal itu dapat disebabkan karena menurunnya produktifitas obyek yang dikelola.
3. Rasio Kemandirian Keuangan Daerah