Menurut Permendagri No. 13 Tahun 2006 dan PP No. 58 tahun 2005, laporan keuangan terdiri dari : Laporan Realisasi Anggaran, Neraca,
Laporan Arus Kas, dan Catatan atas Laporan Keuangan.
4. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah APBD
APBD merupakan ruang lingkup keuangan Negara yang dikelola langsung dengan pengurusan umum, ruang lingkup yang dikelola langsung
dengan pengurusan khusus adalah pengelolaan barang inventaris daerah. Ruang lingkup keuangan Negara dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu
dikelola langsung dan dipisahkan pengurusannya, pengelolaaan ruang lingkup yang dipisahkan ini melibatkan BUMD Badan Usaha Milik
Daerah Halim, 2008:12-14. APBD merupakan suatu kesatuan yang terdiri dari: Pendapatan
Daerah, Belanja Daerah dan Pembiayaan Daerah Basuki, 2007:47-48.
5. Analisis Rasio Keuangan Pemerintah Daerah
Analisis rasio keuangan adalah suatu proses yang mengidentifikasikan ciri-ciri yang penting tentang keadaan keuangan dan
kegiatan perusahaan berdasarkan laporan keuangan yang tersedia. Salah satu alat ukur kinerja adalah analisis rasio keuangan yang dapat digunakan
sebagai konsep pengelolaan organisasi pemerintah untuk menjamin pertanggungjawaban publik oleh lembaga-lembaga pemerintah kepada
masyarakat luas. Macam-macam rasio pada APBD di sini mengacu kepada dua
literatur, yaitu buku yang ditulis oleh Abdul Halim dan buku yang ditulis oleh Mahmudi. Beberapa rasio yang dapat dikembangkan berdasarkan data
keuangan yang bersumber dari APBD antara lain : a.
Rasio Efisiensi Belanja Rasio efisiensi belanja ini digunakan untuk mengukur tingkat
penghematan anggaran yang dilakukan pemerintah. Angka yang dihasilkan dari perhitungan rasio ini tidak bersifat absolut, tetapi
relatif. Rasio ini dirumuskan sebagai berikut :
Rasio Efisiensi Belanja = Belanja
Anggaran Belanja
Realisasi
Mahmudi, 2007:152 b.
Rasio Efektivitas Pendapatan Asli Daerah Rasio efektivitas menggambarkan kemampuan pemda dalam
merealisasikan PAD yang direncanakan dibandingkan dengan target yang ditetapkan berdasarkan potensi riil daerah. Rasio efektivitas
dirumuskan : Rasio Efektivitas =
PAD Penerimaan
Target PAD
Penerimaan Realisasi
Halim, 2008:234 c.
Rasio Kemandirian Keuangan Daerah Rasio kemandirian keuangan daerah menunjukkan kemampuan pemda
dalam membiayai sendiri kegiatan pemerintahan, pembangunan, dan pelayanan kepada masyarakat yang telah membayar pajak dan retribusi
sebagai sumber pendapatan yang diperlukan daerah. Rasio kemandirian keangan daerah dirumuskan :
Rasio Kemandirian Keuangan Daerah =
Pinjaman dan
Provinsi Pusat
Pemerintah Bantuan
PAD
Halim, 2008:232 d.
Rasio Pertumbuhan Rasio pertumbuhan growth ratio mengukur seberapa besar
kemampuan pemda dalam meningkatkan keberhasilan yang telah dicapainya dari periode ke periode berikutnya. Halim, 2008:241
C. METODE PENELITIAN
Penelitian ini bersifat deskriptif, dalam hal ini mendapatkan gambaran tentang kinerja keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten Boyolali apabila
ditinjau melalui analisis Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah.
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu: Data keuangan Pemerintah Kabupaten Boyolali tahun anggaran 2001-2010
meliputi target pendapatan asli daerah, realisasi pendapatan asli daerah, total penerimaan daerah, anggran belanja dan realisasi belanja daerah. Metode
pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu: Analisis data yang digunakan adalah deskriptif komparatif. Data yang berasal dari APBD
dianalisis dengan menggunakan beberapa rasio keuangan dan Analisis Pebandingan
D. HASIL PENELITIAN