7 Tabel 3.
Distribusi Prestasi Belajar Subjek Penelitian Prestasi
Belajar Kegiatan ekstrakurikuler
Ikut Tidak Ikut
Jumlah n Persentase
Jumlah n Persentase
Baik Sekali 4
7,27 1
1,82 Baik 37 67,28 13 23,63
Cukup 14 25,45 40 72,73 Kurang 0
1 1,82
Sangat Kurang Jumlah 55
100 55
100 Tabel 3. diketahui bahwa
subjek yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler mempunyai nilai rata-
rata yang baik yaitu sebesar 37 subjek 67,28 sedangkan yang
tidak mengikuti kegiatan ekstrakurikuler mempunyai nilai rata-
rata cukup sebesar 40 subjek 72,73. Hal ini menunjukkan
bahwa prestasi belajar siswa cukup, karena nilai rata-rata subjek lebih
dari 70 sebagaimana standar dari Depdiknas 2008.
Kecerdasan yang tinggi merupakan faktor yang sangat
penting bagi seorang anak dalam usaha belajar. Semakin tinggi
kecerdasan seseorang maka semakin besar peluangnya untuk
meraih sukses dan sebaliknya maka semakin kecil peluangnya untuk
meraih sukses Syah, 2005. Salah satu cara menilai kualitas seseorang
anak adalah dengan melihat prestasi belajarnya disekolah. Prestasi
belajar yang baik dapat memberikan pengaruh terhadap keberhasilan
seorang siswa. sebagaimana yang dikemukakan oleh Nasution 2005
yang menyatakan bahwa keberhasilan seseorang tergantung
kepada keberhasilan seseorang itu sendiri.
C. Perbedaan Status Gizi Antara Siswa yang Mengikuti dan
Tidak Mengikuti Kegiatan Ekstrakurikuler
Status gizi adalah kondisi tubuh seseorang yang dapat dilihat
dari segi makanan yang dikonsumsi yang dapat diukur dengan beberapa
metode. Hasil analisis perbedaan
status gizi antara siswa yang mengikuti dan tidak mengikuti
kegiatan ekstrakurikuler di SMA Muhammadiyah 1 Gubug dapat
dilihat pada Tabel 4
8 Tabel 4. Hasil Uji Beda Status Gizi
Kelompok Ekstrakurikuler
Status Gizi P
Min Max
Mean ± SD
Ikut 14,20
24,80 18,26 ± 2,39
0,222
Tidak Ikut 14,43
24,36 18,99 ± 2,40
Independent t-tes
Tabel 4 menunjukkan rerata status gizi pada siswa yang
mengikuti ekstrakurikuler sebesar 18,26 ± 2,39 dengan nilai minimal
14,20 dan nilai maksimalnya 24,80. Rerata status gizi pada siswa yang
tidak mengikuti ekstrakurikuler sebesar 18,99 ± 2,40 dengan nilai
minimal 14,43 dan nilai maksimalnya 28,36. Hasil uji statistik dengan
menggunakan menggunakan Independent T Test didapatkan nilai
p=0,222 p0,05 sehingga menunjukkan tidak ada perbedaan
status gizi antara siswa yang mengikuti dan tidak mengikuti
kegiatan eksktrakurikuler dikarenakan ada faktor lain yang
mempengaruhinya seperti konsumsi makanan dan penyakit infeksi.
Konsumsi makanan merupakan salah satu faktor yang
mempengaruhi status gizi. Tubuh memerlukan zat-zat gizi yang
terkandung pada makanan untuk memenuhi energi yang dibutuhkan
oleh tubuh. Status gizi baik terjadi bila tubuh memperoleh cukup zat
gizi yang digunakan secara efisien, sehingga pertumbuhan fisik maupun
perkembangan otak dapat berjalan dengan optimal Suhardjo, 2003.
Siswa yang melakukan kegiatan ekstrakurikuler di sekolah
diperlukan asupan gizi yang sesuai bagi perkembangan anak dengan
kualitas dan kuantitas yang baik dan benar Judarwanto, 2010.
Kelebihan status gizi dari kebutuhan normal dalam jangka waktu yang
lama dan aktivitas yang kurang akan mempengaruhi kesehatan Huryati,
2004. Hal ini bertentangan dengan penelitian Sugiyanto 2009 bahwa
ada perbedaan antara tingkat status gizi, status lemak tubuh dan status
tingkat kebugaran jasmani siswa SMP N 1 Banyuates Sampang yang
mengikuti dan tidak mengikuti ekstrakurikuler.
D. Perbedaan Aktifitas