8 Tabel 4. Hasil Uji Beda Status Gizi
Kelompok Ekstrakurikuler
Status Gizi P
Min Max
Mean ± SD
Ikut 14,20
24,80 18,26 ± 2,39
0,222
Tidak Ikut 14,43
24,36 18,99 ± 2,40
Independent t-tes
Tabel 4 menunjukkan rerata status gizi pada siswa yang
mengikuti ekstrakurikuler sebesar 18,26 ± 2,39 dengan nilai minimal
14,20 dan nilai maksimalnya 24,80. Rerata status gizi pada siswa yang
tidak mengikuti ekstrakurikuler sebesar 18,99 ± 2,40 dengan nilai
minimal 14,43 dan nilai maksimalnya 28,36. Hasil uji statistik dengan
menggunakan menggunakan Independent T Test didapatkan nilai
p=0,222 p0,05 sehingga menunjukkan tidak ada perbedaan
status gizi antara siswa yang mengikuti dan tidak mengikuti
kegiatan eksktrakurikuler dikarenakan ada faktor lain yang
mempengaruhinya seperti konsumsi makanan dan penyakit infeksi.
Konsumsi makanan merupakan salah satu faktor yang
mempengaruhi status gizi. Tubuh memerlukan zat-zat gizi yang
terkandung pada makanan untuk memenuhi energi yang dibutuhkan
oleh tubuh. Status gizi baik terjadi bila tubuh memperoleh cukup zat
gizi yang digunakan secara efisien, sehingga pertumbuhan fisik maupun
perkembangan otak dapat berjalan dengan optimal Suhardjo, 2003.
Siswa yang melakukan kegiatan ekstrakurikuler di sekolah
diperlukan asupan gizi yang sesuai bagi perkembangan anak dengan
kualitas dan kuantitas yang baik dan benar Judarwanto, 2010.
Kelebihan status gizi dari kebutuhan normal dalam jangka waktu yang
lama dan aktivitas yang kurang akan mempengaruhi kesehatan Huryati,
2004. Hal ini bertentangan dengan penelitian Sugiyanto 2009 bahwa
ada perbedaan antara tingkat status gizi, status lemak tubuh dan status
tingkat kebugaran jasmani siswa SMP N 1 Banyuates Sampang yang
mengikuti dan tidak mengikuti ekstrakurikuler.
D. Perbedaan Aktifitas
Fisik Antara Siswa yang Mengikuti
dan Tidak Mengikuti Kegiatan Ekstrakurikuler
Hasil analisis perbedaan aktivitas fisik antara siswa yang
mengikuti dan tidak mengikuti
9 kegiatan ekstrakurikuler di SMA
Muhammadiyah 1 Gubug dapat dilihat pada tabel 5.
Tabel 5. Hasil Uji Beda Aktivitas Fisik
Kelompok Ekstrakurikuler
Aktivitas Fisik P
Min Max
Mean ± SD
Ikut 1,41
2,40 1,95 ± 0,27
0,000
Tidak Ikut 1,40
2,40 1,74 ± 0,33
Independent t-test
Tabel 5 menunjukkan bahwa rerata aktivitas fisik pada siswa yang
mengikuti ekstrakurikuler sebesar 1,95 ± 0,27 dengan nilai minimal
1,41 dan nilai maksimalnya 2,40. Rerata aktivtas fisik pada siswa
yang tidak mengikuti ekstrakurikuler sebesar 1,74 ± 0,33 dengan nilai
minimal 1,40 dan nilai maksimalnya 2,40. Hasil uji statistik dengan uji
Independent T Test menunjukan nilai p=0,000 sehingga ada
perbedaan yang bermakna aktivitas fisik antara siswa yang mengikuti
dan tidak mengikuti kegiatan ekstrakurikuler. Ada perbedaan
aktivitas fisik dengan kegiatan ekstrakurikuler dan non
ekstrakurikuler dikarenakan konsumsi pangan, usia, jenis
kelamin dan kebiasaan anak yang mengikuti dan tidak mengikuti
kegiatan ekstrakurikuler yang berbeda sehingga terjadi
ketidakseimbangan aktivitas yang dikeluarkan setiap harinya Moehji,
2003. Menurut Sharkey 2011
mendefinisikan aktivitas fisik sebagai gerakan tubuh yang meningkatkan
pengeluaran tenaga dan energi. Selama melakukan aktivitas fisik otot
memerlukan energi diluar metabolisme untuk bergerak.
Banyaknya energi yang dibutuhkan tergantung berapa banyak otot yang
bergerak, berapa lama dan beratnya pekerjaan yang dilakukan
Almatsier, 2009. Menurut Moehji 2003 anak
sekolah biasanya banyak yang memiliki aktivitas yang menguras
banyak tenaga, sehingga terjadi ketidakseimbangan antara energi
yang masuk dan keluar sehingga mengakibatkan tubuh menjadi kurus.
Untuk mengatasinya anak harus mengontrol waktu kegiatannya
sehingga memiliki waktu untuk beristirahat cukup. Makanan adalah
salah satu faktor yang
10 mempengaruhi aktivitas, karena
apabila jumlah makanan dan porsi makanan lebih banyak, maka tubuh
akan merasa mudah lelah dan tidak ingin melakukan kegiatan seperti
olahraga atau menjalankan aktivitas lainnya. Kandungan dari makanan
yang berlemak juga banyak mempengaruhi tubuh untuk
melakukan aktivitas sehari-hari atau berolahraga. Penelitian ini didukung
oleh penelitian Rubin 2002 yang menunjukkan hasil bahwa
keterlibatan siswa dalam aktivitas ekstrakurikuler dapat meningkatkan
keterampilan interpersonal menjadi lebih baik. Hal ini bertentangan
dengan penelitian Deni 2009 yang menyatakan bahwa tidak ada
perbedaan antara aktivitas siswa yang ikut ekstrakurikuler dan yang
tidak ikut ekstrakurikuler.
E. Perbedaan Prestasi Belajar