METODE PENELITIAN 24 HASIL DAN PEMBAHASAN 34 KESIMPULAN DAN SARAN 50

ix DAFTAR TABEL Halaman 2.1. Sintaks Pembelajaran Berbasis Masalah 11 3.1. Kisi-Kisi Test Hasil Belajar Biologi Sub Materi Pokok Pencemaran Lingkungan 25 3.2. Kategori Tingkat Penguasaan Siswa 32 4.1. Kategori hasil Observasi Aktivitas Siswa pada Pembelajaran Pencemaran Lingkungan Oleh Observer I 36 4.2. Kategori hasil Observasi Aktivitas Siswa pada Pembelajaran Pencemaran Lingkungan Oleh Observer II 37 4.3. Hasil Pretest, Post test I, Post test II 39 4.4. Kategori Tngkat Penguasaan Siswa Terhadap Materi Pelajaran 40 4.5. Ketuntasan Belajar Siswa Secara Individual 41 4.6. Ketuntasan Belajar Secara Klasikal 42 DAFTAR GAMBAR Halaman 2.1. Pencemaran Tanah Oleh Limbah Botol Plastik 17 2.2. pencemaran Udara Oleh Asap Industri 17 2.3. Pencemaran Air Oleh Limbah Pabrik 19 3.1. Langkah-Langkah Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas 28 4.1. Persentase Ketuntasan Belajar Siswa 41 DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1. Silabus Kegiatan Belajar Mengajar 53 Lampiran 2. RPP Siklus I Pertemuan I 55 Lampiran 3. RPP Siklus I Pertemuan II 60 Lampiran 4. RPP Siklus II Pertemuan I 64 Lampiran 5. RPP Siklus II Pertemuan II 69 Lampiran 6. Instrumen Penelitian 73 Lampiran 7. Lembar Jawaban Instrumen Penelitian 81 Lampiran 8. Jawaban Instrumen Penelitian 82 Lampiaran 9. Tabel Perhitungan Validitas Soal 83 Lampiran 10. Perhitungan Validitas Soal 84 Lampiran 11. Perhitungan Reliabilitas Soal 86 Lampiran 12. Analisis Varians Butir Soal 87 Lampiran 13. Perhitungan Tingkat Kesukaran Soal 88 Lampiran 14. Perhitungan Daya Beda Soal 90 Lampiran 15. Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa 92 Lampiran 16. Tabel Rekapitulasi Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa pada Siklus I 116 Lampiran 17. Tabel Rekapitulasi Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa pada Siklus II 117 Lampiran 18. Perhitungan Peningkatan Hasil Belajar Siswa 118 Lampiran 19. Rekapitulasi Jawaban Siswa Terhadap Soal Pre-Tes 121 Lampiran 20. Rekapitulasi Jawaban Siswa Terhadap Soal Pos-Tes Siklus I 122 Lampiran 21. Rekapitulasi Jawaban Siswa Terhadap Soal Pos-Tes Siklus II 123 Lampiran 22. Perhitungan Peningkatan Hasil Belajar Siswa 124 Lampiran 23. Tingkat Ketuntasan Belajar Siswa pada Siklus I 125 Lampiran 24. Tingkat Ketuntasan Belajar Siswa pada Siklus II 126 Lampiran 25. Dokumentasi Penelitian 127

BAB I PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang Masalah Salah satu komponen penting dalam pendidikan adalah guru, oleh karena itu, sudah layaknya guru mempunyai kompetensi yang berkaitan dengan tugas dan tanggung jawabnya, salah satunya adalah guru dituntut memiliki wawasan yang sangat luas dan penggunaan strategi pembelajaran yang bervariasi dan menarik bagi siswa untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Disamping itu salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan adalah masalah lemahnya proses pembeljaran, siswa kurang didorong untuk `mengembangkan kemampuan berpikir. Proses pembelajaran diarahkan pada kemampuan anak untuk menghapal informasi yang dapat diingat itu untuk menghubungkan dengan kehidupan sehari-hari. Akibatnya ketika anak didik lulus dari sekolah, mereka pintar teoritis tetapi mereka lemah aplikasi. Pendidikan tidak diarahkan untuk mengembangkan dan membangun karakter serta potensi yang dimiliki. Dengan kata lain, proses pendidikan tidak diarahkan membentuk manusia cerdas, memilki kemampuan memecahkan masalah hidup, serta tidak diarahkan untuk membentuk manusia yang kreatif dan inovatif. Selain masalah di atas, mutu pendidikan di Indonesia juga rendah khususnya pada pendidikan dasar dan menengah. Salah satunya disebabkan oleh dominannya penerapan metode pengajaran konvensional, yang menitik beratkan guru sebagai sumber informasi dalam jumlah yang besar Dasna, 2007. Metode konvensional juga sudah banyak dikritik dan dituntut untuk diperbaiki, karena sifatnya searah yaitu dari guru ke siswa dan siswa hanya pasif menerima materi dari guru, sekarang dianggap cara yang kurang tepat. Selama ini guru kurang memberikan perhatian sains biologi di SMA cenderung diarahkan semata-mata untuk menyiapkan anak didik melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Berdasarkan observasi yang dilakukan penulis di sekolah SMA Negeri 1 Sunggal, juga mengalami permasalahan yang sama. Guru jarang menggunakan variasi metode mengajar dan belum pernah menerapkan model Pembelajaran Berbasis Masalah. Selain hal itu, aktivitas dan motivasi belajar siswa juga rendah. Untuk mengatasi berbagai problematika dalam pelaksanaan pembelajaran di atas, tentu diperlukan modelmetode pembelajaran yang lebih efektif dan inovatif yaitu membuat siswa lebih aktif selama pembelajaran. Sehingga terjadi peubahan paradigma belajar, dari belajar berpusat pada guru kepada berpusat belajar pada siswa. Dengan kata lain, ketika menghajar di kelas, guru harus berupaya menciptakan kondisi lingkungan belajar, atau memberi kesempatan kepada siswa untuk berperan aktif mengkonstruktif konsep-konsep yang dipelajarinya. Kondisi belajar dimana siswa hanya menerima materi dari pengajar, mencatat, menemukan pengetahuan secara aktif sehingga terjadi peningkatan pemahaman. Pembelajaran Berbasis Masalah Problem Based Learning, disingkat PBL merupakan salah satu model pembelajaran inovatif yang dapat memberikan kondisi belajar aktif kepada siswa. Pembelajaran Berbasis Masalah adalah suatu konteks bagi peserta didik untuk belajar tentang cara berpikir kritis dan konsep yang enssensial dari materi pelajaran. Pembelajaran Berbasis Masalah bertujuan untuk membantu siswa mengembangkan keterampilan dan memecahakan masalah. Secara garis besar, PBL terdiri dari menyajikan kepada siswa situasi masalah yang autentik dan bermakna yang dapat memberikan kemudahan kepada siswa untuk melakukan penyelidikan dan mencatat. Dan penerapan pengajaran dengan menggunakan PBL diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa dan meningkatkan motivasi belajar siswa. Model Pembelajaran Berbasis Masalah memiliki beberapa kelebihankekunggulan yaitu : 1 merupakan teknik yang cukup bagus memahami isi pelajaran, 2 dapat menantang kemampuan siswa serta memberikan kepuasan untuk menentukan pengetahuan baru bagi siswa, 3 dapat meningkatkan aktivitas pembelajaran siswa, 4 dapat membantu siswa bagaimana mentransfer pengetahuan mereka untuk memahami masalah dalam kehidupan nyata, 5 dapat membantu siswa untuk mengembangkan pengetahuan barunya

Dokumen yang terkait

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 UNGGUL DARUL IMARAH PADA MATERI LAJU REAKSI

0 2 1

ENERAPAN PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PROBLEM BASED LEARNING) PADA POKOK BAHASAN TEOREMA PYTHAGORAS KELAS VIIIE SMP NEGERI 1 BALUNG SEMESTER GANJIL TAHUN AJARAN 2011/2012

0 63 18

PRENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PROBLEM BASED LEARNING) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA FISIKA (PTK di Kelas VII 2 SMPN 1 Kedondong Tahun Pelajaran 2011/2012)

0 11 50

PRENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PROBLEM BASED LEARNING) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA FISIKA

1 17 50

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE EXAMPLES NON EXAMPLES TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK PENCEMARAN LINGKUNGAN

1 7 60

PENGGUNAAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK LINGKUNGAN

0 5 69

PENGGUNAAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK LINGKUNGAN

1 19 69

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PROBLEM BASED LEARNING) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA MATERI POKOK PENGELOLAAN LINGKUNGAN

0 7 63

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PROBLEM BASED LEARNING) PADA PEMBELAJARAN MENULIS TEKS NEGOSIASI DI KELAS X SMK LENTERA BANGSA

1 10 8

View of PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK (PROJECT BASED LEARNING) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KELAS XII MIPA 3 SMA NEGERI 3 CIREBON TAHUN PELAJARAN 2016/2017 PADA MATERI KONVERSI PUISI DI MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA

0 0 12