13
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Komputer telah berkembang sebagai alat pengolah data dan penghasil informasi. Bahkan komputer juga turut berperan dalam pengambilan keputusan. Tidak puas
hanya dengan fungsi tersebut, para ahli komputer masih terus mengembangkan kecanggihan komputer agar dapat memiliki kemampuan seperti manusia.
Dewasa ini, disadari bahwa komputer dapat memiliki kemampuan seperti manusia, seperti menciptakan seorang pakar dalam salah satu bidang ilmu yang
dibutuhkan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat misalnya bidang kedokteran yang sangat mahal dan sangat lama, yang memerlukan waktu puluhan
tahun. Jumlahnya pun sangat terbatas dan tidak banyak. Namun dengan teknologi kecerdasan buatan dengan sistem pakar, barangkali untuk membuat pakar-pakar
kedokteran salah satu bidang keahlian, misalnya dokter-dokter ahli jantung yang masih langka dapat dibuat dalam waktu kurang dari 5 tahun. Jumlahnya bisa
dilipatkan, sehingga dalam 5 tahun misalnya, rumah-rumah sakit daerah seluruh kabupaten dan kota di Indonesia sudah memiliki komputer pintar yang dilengkapi
program sistem pakar tentang penyakit jantung dan penyakit lain yang dibutuhkan [12].
Penerapan sistem pakar ini baik digunakan untuk mendiagnosis penyakit secara dini, salah satunya yaitu pada penerapan penyakit jantung yang dapat
digunakan dalam cakupan pelayanan kesehatan yang meliputi penyakit jantung yang dapat berpengaruh dalam membantu masyarakat.
Universitas Sumatera Utara
14 Sebagaimana diketahui jumlah penduduk di Indonesia adalah yang kelima
terbesar di dunia. Dengan bergesernya derajat kesehatan, maka semakin banyak penduduk usia dewasa muda dan orang-orang yang menjadi tua. Dengan pergeseran
pola kependudukan ini bergeser pula pola penyakit di masyarakat yang pada saat ini masih menduduki sebab kematian yang utama kepada penyakit-penyakit degeneratif,
seperti penyakit jantung dan pembuluh darah, penyakit kanker dan lainnya. Penyakit jantung dan pembuluh darah dengan perkataan lain penyakit kardiovaskuler, dalam
kurun waktu 20 tahun terakhir menunjukkan kenaikan yang jelas. Survei Kesehatan Rumah Tangga SKRT yang dilakukan Departemen Kesehatan tahun 2004
menunjukkan bahwa penyakit jantung menduduki urutan ke-2 sebagai penyebab kematian dengan catatan pada golongan umur 45 tahun ke atas penyakit
kardiovaskuler menempati urutan pertama sebagai penyebab kematian. Prevalensi penyakit berdasarkan gejala penyakit dalam satu tahun terakhir, penyakit jantung
berada pada urutan ke-2. Responden dengan prevalensi gejala penyakit jantung 8 dalam 1 tahun terakhir yang belum terdiagnosis oleh nakes masing-masing 95 persen
dan 91 persen, yang belum pernah diobati untuk penyakit jantung sebesar 92 persen [17]. Selain faktor kependudukan, yang mempengaruhi meningkatnya penyakit
jantung adalah faktor berubahnya masyarakat agraris menjadi masyarakat industri dimana terdapat ketegangan jiwa, berubahnya kebiasaan hidup, berubahnya pola
makan, kebiasaan merokok dan lain-lain.
Melihat permasalahan di atas, maka penulis tertarik untuk membuat sistem pakar yang menggunakan metode backward chaining untuk mendiagnosis penyakit
jantung yang terdiri dari 12 jenis penyakit berdasarkan Standar Kompetensi Dokter Indonesia sesuai dengan tingkat kemampuan 3A, 3B, dan 4. Sebagai pelengkap dan
alat bantu yang masih terbatas, sistem pakar ini diharapkan dapat membantu masyarakat khususnya penderita penyakit jantung, mahasiswa kedokteran atau sarjana
muda, dan dokter umum dalam melakukan diagnosis serta memberikan solusi pengobatan di setiap jenis penyakit yang berbeda.
Universitas Sumatera Utara
15
1.2 Rumusan Masalah