Penyakit Jantung Berdasarkan Standar Kompetensi Dokter Indonesia

32 Dalam metode ini, pendekatan yang dimotori tujuan goal-driven. Dalam pendekatan ini pelacakan dimulai dari tujuan, selanjutnya dicari aturan yang memiliki tujuan tersebut untuk kesimpulannya. Selanjutnya proses pelacakan menggunakan premis untuk aturan tersebut sebagai tujuan baru dan mencari aturan lain dengan tujuan baru sebagai kesimpulannya. Proses berlanjut sampai semua kemungkinan ditemukan. Gambar 2.3 menunjukkan proses backward chaining. Gambar 2.3 Proses Backward Chaining

2.3 Penyakit Jantung Berdasarkan Standar Kompetensi Dokter Indonesia

Jantung adalah organ berupa otot, berbentuk kerucut, berongga dan dengan basisnya di atas dan puncaknya di bawah. Apex-nya puncak miring ke sebelah kiri. Berat jantung kira-kira 300 gram. Jantung berada di dalam torak, antara kedua paru-paru di belakang sternum, dan lebih menghadap ke kiri dari pada ke kanan. Ukuran jantung kira-kira sebesar kepalan tangan. Jantung terbagi oleh sebuah septum, sekat menjadi dua belahan, yaitu kiri dan kanan. Sesudah lahir tidak ada hubungan satu dengan yang lain antara kedua belahan ini. Setiap belahan kemudian dibagi lagi dalam dua ruang, yang atas disebut atrium dan yang bawah disebut ventrikel. Maka di kiri terdapat satu atrium dan satu ventrikel, dan di kanan juga ada satu atrium satu ventrikel. Jantung merupakan organ yang sangat penting bagi manusia. Jantung adalah pusat kehidupan bagi manusia. Faktor kesehatan jantung juga dipengaruhi oleh pola makanan dan pola fikir manusia tersebut. Tanda-tanda penyakit jantung pada manusia antara lain adalah nafas berat, rasa sakit pada rahang, rasa sakit pada punggung, berkeringat dingin, pingsan, gemetaran, rasa panas pada dada. Observasi B Aturan R2 Fakta D Aturan R4 Tujuan 1 Kesimpulan Aturan R3 Fakta Aturan R1 Observasi A Universitas Sumatera Utara 33 Perlu disadari bahwa akhir-akhir ini dirasakan peningkatan keluhan masyarakat baik di media elektronik maupun media cetak terhadap tenaga dokter dalam memberikan pelayanan kesehatan. Baik buruknya pelayanan kesehatan ditentukan dari proses pendidkan profesi kedokteran yang dijalani tenaga kesehatan tersebut. Maka, diperlukan suatu standar kompetensi pendidikan dokter, sehingga sebelum terjun di tengah-tengah masyarakat sudah memiliki kemampuan dan ketrampilan yang memadai. Standar Kompetensi Dokter ini merupakan standar nasional keluaran program studi dokter dan telah divalidasi oleh Perkumpulan Dokter Keluarga Indonesia, Kolegium Dokter Indonesia, Kolegium-Kolegium Spesialis terkait serta seluruh Bagian atau Departemen terkait dari seluruh institusi pendidikan kedokteran di Indonesia yang berjumlah 52 lima puluh dua. Standar Kompetensi Dokter ini merupakan satu kesatuan dengan Standar Pendidikan Profesi Dokter. Standar Kompetensi Dokter adalah standar output atau keluaran dari program studi dokter [18]. Tingkat kemampuan yang diharapkan dicapai pada akhir pendidikan dokter: Tingkat Kemampuan 3 3a. Mampu membuat diagnosis klinik berdasarkan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan tambahan yang diminta oleh dokter misalnya: pemeriksaan laboratorium sederhana atau X-ray. Dokter dapat memutuskan dan memberi terapi pendahuluan, serta merujuk ke spesialis yang relevan bukan kasus gawat darurat. 3b. Mampu membuat diagnosis klinik berdasarkan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan tambahan yang diminta oleh dokter misalnya: pemeriksaan laboratorium sederhana atau X-ray. Dokter dapat memutuskan dan memberi terapi pendahuluan, serta merujuk ke spesialis yang relevan kasus gawat darurat. Universitas Sumatera Utara 34 Tingkat Kemampuan 4 Mampu membuat diagnosis klinik berdasarkan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan tambahan yang diminta oleh dokter misalnya: pemeriksaan laboratorium sederhana atau X-ray. Dokter dapat memutuskan dan mampu menangani problem itu secara mandiri hingga tuntas.

2.3.1 Angina Pectoris Angina Pektoris

Angina pektoris adalah “jeritan” otot jantung yang merupakan sakit dada kekurangan oksigen. Suatu gejala klinik yang disebabkan oleh iskemia miokard yang sementara. Ini adalah akibat dari tidak adanya keseimbangan antara kebutuhan oksigen miokard dan kemampuan pembuluh darah koroner menyediakan oksigen secukupnya untuk kontraksi miokard. Gejala-gejala pada penderita angina pektoris adalah sakit dada yang menyebar ke tangan, leher atau punggung, sakit kepala, sesak nafas, keringat dingin, mual, gelisah, dan merasa lelah. Faktor pencetus yang paling banyak menyebabkan angina adalah kegiatan fisik, emosi yang berlebihan dan kadang-kadang sesudah makan.

2.3.2 Unstable Angina Angina Pektoris Tidak Stabil

Angina pektoris tidak stabil pada dasarnya sama dengan angina pektoris stabil tetapi berbeda karena polanya berubah, frekuensi bertambah, lebih hebat dan lama, faktor pencetus kurang. Subset pertama, pola progresip-angina kresendo baik waktu kegiatan maupun istirahat. Subset kedua, angina baru timbul dalam waktu 30 hari terakhir baik pada kegiatan maupun istirahat. Gejala-gejala pada penderita angina pektoris tidak stabil adalah sakit dada pada saat istirahat, stres, nafas dangkal dan cepat, gelisah, dan keringat dingin. Pada Universitas Sumatera Utara 35 angina pektoris tidak stabil umumnya terjadi perubahan-perubahan pola meningkatnya frekuensi, parahnya dan atau lama sakitnya dan faktor pencetusnya.

2.3.3 Myocardial Infraction Infark Miokard

Infark miokard biasanya disebabkan oleh thrombus arteri koroner. Terjadinya trombus disebabkan oleh rupture plak yang kemudian diikuti oleh pembentukan trombus oleh trombosit. Setelah 20 menit terjadinya sumbatan, dan bila berlanjut terus rata-rata dalam 4 jam telah terjadi infark transmural. Hal ini karena daerah sekitar infark masih dalam bahaya bila proses iskemia masih berlanjut. Gejala-gejala pada penderita infark miokard adalah sesak nafas, sakit dada yang menjalar dan terasa seperti terhimpit, muntah, mual, stres, berkeringat dingin, dan pingsan. Kadang-kadang rasa sakit yang tidak jelas karena tejadinya infark waktu sedang dianastesi atau waktu terjadi sumbatan pembuluh darah otak.

2.3.4 Heart Failure Gagal Jantung

Gagal jantung adalah suatu keadaan dimana jantung tidak lagi mampu memompa darah ke jaringan untuk memenuhi kebutuhan metabolisme tubuh, walaupun darah balik masih normal. Dengan perkataan lain, gagal jantung adalah suatu keadaan patofisiologis dimana jantung kemampuannya hanya ada kalau disertai peninggian volume diastolik secara abnormal [10]. Gejala-gejala pada penderita gagal jantung adalah sesak nafas tengah malam, merasa lelah, jantung berdebar cepat, sakit dada, pembengkakan pada kaki, susah bernafas pada saat tidur, penurunan berat badan, dan batuk di malam hari. Universitas Sumatera Utara 36

2.3.5 Cardiorespiratory Arrest Henti Jantung

Henti jantung adalah terhentinya kontraksi jantung yang efektif. Yang paling sering menyebabkan cardiac arrest adalah fibrilasi ventrikel, cardiac standstill dan disosiasi elektromagnetik. Cardiac arrest akan diikuti oleh respiratory arrest dalam beberapa detik. Sangat jarang terjadi respiratory arrest terjadi terlebih dahulu. Bila ini terjadi, jantung dapat berdenyut sampai dengan 30 menit [3]. Gejala-gejala pada penderita cardiorespiratory arrest adalah pingsan, stres, sakit dada, penurunan kesadaran, nyeri pada tangan, punggung, dan perut, tidak ada denyut jantung, dan napas dangkal dan cepat.

2.3.6 Supraventricular Tachycardia Takikardia Supraventrikular

Takikardia supraventrikular adalah pada umumnya penyakit jantung yang komplikasi pada kehamilan. Pengobatan sama dengan pada pasien tidak hamil, dan toleransi janin dari obat-obatan seperti adenosin dan calcium channel blockers diterima. Bila perlu, electrocardioversion dapat dilakukan dan umumnya dapat ditoleransi dengan baik oleh ibu dan janin [4]. Gejala-gejala pada penderita takikardia supraventrikular adalah jantung berdebar cepat, pingsan, buang air kecil lebih sering, nafas dangkal dan cepat, dan stres.

2.3.7 Atrial Flutter Flutter Atrium

Flutter atrium adalah disritmia serius, dimana fokus irritable merangsang cepat 300-350 per menit atrial kontraksi. Ventrikel berespon kepada beberapa stimulant atrial, dan konsekuensinya denyut ventrikel juga cepat. Angina atau congestive adalah hasil dari kegagalan jantung. Flutter atrium jarang terjadi tanpa adanya kelainan jantung. Kelainan ini bisa terlihat pada kelainan katup mitral atau trikuspid, kor Universitas Sumatera Utara 37 pulmonal akut atau kronis, dan penyakit jantung koroner, namun jarang sebagai manifestasi intoksikasi digitalis [6]. Gejala-gejala pada penderita flutter atrium adalah nyeri pada dada, kelelahan, sesak nafas, dan jantung berdebar cepat.

2.3.8 Ventricular Extrasystole Ekstrasistol Ventrikular

Ekstrasistol ventrikular diikuti dengan ketukan dengan jeda kompensasi, dan hati ketukan pertama setelah jeda mungkin luar biasa kuat karena peningkatan ventrikel kiri dan kontradiksi disempurnakan. Semburan berkelanjutan dari denyut jantung secepat mungkin dan berkelanjutan irama tidak teratur. Gejala-gejala pada penderita ekstrasistol ventrikular adalah nyeri dada, sesak nafas, perubahan status mental, demam dan menggigil, dan berkeringat dingin.

2.3.9 Essential Hypertension Hipertensi Esensial

Hipertensi esensial primer merupakan lebih kurang 90 dari seluruh penderita hipertensi dan tidak ada penyebab yang mengidentifikasikannya dan perlahan-lahan perkembangan meningkat tinggi pada tekanan darah dalam periode bertahun-tahun. Gejala-gejala pada penyakit hipertensi esensial adalah sakit kepala, jantung berdebar cepat, berkeringat dingin, mual, merasa gelisah, gemetaran, dan muntah.

2.3.10 Secondary Hypertension Hipertensi Sekunder

Hipertensi sekunder adalah keadaan terjadinya tekanan darah tinggi akibat penyakit tertentu. Angka kekerapan berkisar antara 10-20 dari semua penderita hipertensi. Universitas Sumatera Utara 38 Hipertensi sekunder adalah adanya atribut kondisi pathologis, jika pengobatan, akan menyebabkan tekanan darah kembali menjadi normal. Gejala-gejala pada penderita hipertensi sekunder adalah sakit kepala, jantung berdebar cepat, berkeringat, muntah, mual, merasa gelisah, gemetaran, dan merasa lelah.

2.3.11 Septic Shock Syok Septik

Syok septik disebabkan oleh jaringan penurunan perfusi dan pengiriman oksigen sebagai hasil dari berat infeksi dan sepsis. Hal ini dapat menyebabkan kegagalan organ dan kematian, hampir kebanyakan korbannya adalah anak-anak dan orang tua, karena sistem kekebalan tubuhnya tidak bisa menghadapi infeksi seefektif orang dewasa yang sehat. Gejala-gejala pada penderita syok septik adalah demam dan menggigil, peningkatan nadi, merasa gelisah, lemah badan dan nafsu tidur yang berlebihan, dan penurunan kesadaran.

2.3.12 Hypovelmic Shock Syok Hipovolemik

Syok hipovolemik adalah bentuk yang paling umum dari hasil syok, baik dari hilangnya merah massa sel darah dan plasma dari perdarahan atau dari hilangnya volume plasma saja yang timbul dari penyerapan cairan ekstravaskular atau pencernaan, kemih, dan kerugian pingsan. Gejala-gejala pada penderita syok hipovolemik adalah pendarahan, muntah, peningkatan nadi, dehidrasi, lemah badan dan nafsu tidur berlebih, merasa gelisah, cepat bernafas, dan penurunan tingkat kesadaran. Universitas Sumatera Utara 39 BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM Analisis dan perancangan sistem, berupaya menganalisis input data atau aliran data secara sistematis, memproses atau mentransformasikan data, menyimpan data, dan menghasilkan output.

3.1 Analisis Sistem