Pemetaan Potensi Sebaran Tanaman Gambir (Uncaria gambir ROXB) di Kecamatan Pangkalan Kabupaten Lima Puluh Kota

(1)

 

PEM

(

Unc

METAAN

aria gamb

KA

PR

UN

POTENS

bir

ROXB

ABUPATE

ROGRAM

FAKU

NIVERSIT

SI SEBAR

B) DI KE

EN LIMA

SKRIP

Oleh MUHAMM

0912010

M STUDI

ULTAS PE

TAS SUM

2013

RAN TAN

ECAMAT

A PULUH

PSI

: MEDI 042

I KEHUT

ERTANIA

MATERA

3

NAMAN

AN PANG

H KOTA

TANAN

AN

UTARA

GAMBIR

GKALAN

R

N


(2)

 

ABSTRACT

MUHAMMEDI . Mapping the potential distribution of Gambier’s plant ( Uncaria gambier ROXB) In Pangkalan sub-district, Lima Puluh Kota district. Supervised by Siti Latifah and Yunus Afifuddin.

Gambier’s commodity is the sap extracted from the leaves and twigs of the gambier’s plant (Uncaria gambier ROXB) were included in the Rubiceae family (coffee’s family). Gambier’s commodity used as pharmaceutical raw materials, cosmetics, foods and textiles. One of gambir’s commodity producer is located in Pangkalan sub-district, Lima Puluh Kota district. The purpose of this research is to analyze the distribution of the gambier’s plants in various topography, soil type, rainfall intensity and also to analyze the prospect of gambier’s production development in Pangkalan sub-district. The results shown that the best place for gambier’s plant to grow is at 312.94 mm/month rainfall with a rather steep topography (15% - 25%) to steep (25% - 40%) and on the type of soil Dystropepts, Haplohumults, Hapludox, Humitropepts. The production of gambier’s still categorized as low, so we need to increase production activities and quality of gambier’s product .


(3)

 

ABSTRAK

MUHAMMEDI. Pemetaan Potensi Sebaran Tanaman gambir (Uncaria gambir ROXB) Di Kecamatan Pangkalan, Kabupaten Lima Puluh Kota. Dibimbing oleh Siti Latifah dan Yunus Afifuddin.

Komoditi gambir adalah getah hasil ekstraksi dari daun dan ranting tanaman gambir (Uncaria gambir ROXB) yang termasuk dalam famili Rubiceae (kopi-kopian). Komoditi gambir digunakan sebagai bahan baku industri farmasi, kosmetik, makanan dan tekstil. Salah satu penghasil komoditi gambir adalah Kecamatan Pangkalan Kabupaten Lima Puluh Kota. Tujuan dari penelitian ini adalah analisis sebaran tanaman gambir pada berbagai kondisi topografi, jenis tanah, intensitas curah hujan dan analisis prospek pengembangan produksi gambir di Kecamatan Pangkalan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tempat tumbuh yang baik untuk tanman gambir yakni pada curah hujan 312,94 mm/bulan dengan topografi agak curam (15% - 25%) sampai curam (25% - 40%) dan pada jenis tanah Dystropepts, Haplohumults, Hapludox, Humitropepts. Produksi gambir yang dihasilkan masih dikategorikan rendah, sehingga perlu dilakukan kegiatan peningkatan produksi dan mutu produk gambir.


(4)

 

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Jorong Balai Mansiro yang merupakan buah cinta dan kasih sayang dari ayah H. Wirman dan ibu Hj. Yulidarti pada tanggal 10 Agustus 1991 silam. Penulis merupakan anak keempat dari empat bersaudara. Pendidikan umum penulis dimulai dari SDN 45 Ompek diateh pada tahun 1997 dan tamat pada tahun 2003, kemudian melanjutkat pendidikan ke Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Negri (SLTPN) 1 Kecamatan Guguak pada tahun 2003 - 2006. Pada tahun yang sama penulis melanjutkan sekolah di Sekolah Menengah Atas Negri (SMAN) 1 Kecamatan Suliki dan penulis lulus pada tahun 2009.

Pada tahun 2009 penulis lulus seleksi masuk USU melalui jalur Ujian Masuk Bersama (UMB) dengan pilihan Program Studi Kehutanan, Fakultas Pertanian.

Penulis mengikuti Praktek Pengenalan Ekosistem Hutan (P2EH) pada tahun 2011 di Taman Hutan Raya Bukit Barisan (TAHURA BB) dan pada tanggal 28 Februari – 04 Maret 2013 penulis melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL) di Tanaman Nasional Sebangau, Palangkaraya Kalimantan Tengah. Selain mengikuti perkuliahan penulis juga aktif dalam organisasi Badan Kenaziran Mushollah Kehutanan, HIMAS USU, dan organisasi kedaerahan IMAPALIKO.


(5)

 

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas berkat rahmat dan karunia-Nyalah penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pemetaan Potensi Sebaran Tanaman Gambir (Uncaria gambir ROXB) di Kecamatan Pangkalan Kabupaten Lima Puluh Kota”. Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk mendapatkan gelar sarjana di Program Studi Kehutanan, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara.

Penulis persembahkan skripsi ini untuk kedua orang tua penulis atas setiap kasih sayang dan pengorbanan yang tulus dan tak kenal lelah membimbing penulis. Penulis mengucapkan terima kasih kepada Siti Latifah S.Hut., M.Si., Ph.D dan Yunus Afifuddin., S.Hut., M.Si., selaku komisi pembimbing yang telah membimbing dan mengarahkan penulis hingga penyelesaian skripsi ini. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua staf pengajar dan pegawai di Program Studi Kehutanan serta semua rekan mahasiswa yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan hasil penelitian ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan hasil penelitian ini. Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih dan semoga hasil penelitian ini bermanfaat bagi pihak yang membutuhkan.


(6)

 

DAFTAR ISI

Hal

ABSTRACT ... i

ABSTRAK ... ii

RIWAYAT HIDUP ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR GAMBAR ... vii

DAFTAR TABEL ... viii

PENDAHULUAN Latar Belakang ... 1

Tujuan Penelitian ... 3

Manfaat Penelitian ... 3

TINJAUAN PUSTAKA Komoditi Gambir ... 4

Taksonomi Gambir ... 4

Manfaat / Kegunaan Gambir ... 5

Kondisi Tempat Tumbuh Gambir ... 7

Sistem Informasi Geografis (SIG) ... 8

Kondisi Umum Lokasi Penelitian ... 11

Geografis ... 11

Batas Wilayah ... 12

Topografi ... 12

Kependudukan ... 12

METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat ... 14

Alat dan Bahan ... 14

Metode Penelitian ... 14

Pengumpulan Data ... 14

Persiapan Data ... 15

Analisis Data ... 15

Prospek Pengembangan Produksi Gambir ... 16

HASIL DAN PEMBAHASAN Deskripsi Tanaman dan Produksi Gambir ... 18

Sebaran tanaman gambir pada berbagai kondisi topografi ... 21

Sebaran tanaman gambir berdasarkan curah hujan ... 25

Sebaran tanaman gambir pada berbagai jenis tanah ... 26

Prospek pengembangan produksi gambir ... 31


(7)

 

Peningkatan mutu produk yang dihasilkan ... 32 KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan ... 34 Saran 34

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(8)

 

DAFTAR GAMBAR

Hal

1. Alur pelaksanaan penelitian ... 17

2. Produk gambir berbentuk betel bite atau plan masala ... 18

3. Tanaman gambir (Uncaria gambir ROXB)... 19

4. Peta topografi dan persebaran lahan gambir di Kecamatan Pangkalan ... 24

5. Lahan gambir tanpa naungan ... 26

6. Sisa kempaan daun dan ranting ... 29

7. Peta jenis tanah dan persebaran lahan gambir di Kecamatan Pangkalan ... 30


(9)

 

DAFTAR TABEL

Hal

1. Data primer dan data sekunder yang digunakan dalam penelitian ... 15 2. Sebaran lahan gambir ... 20 3. Jumlah dan luas lahan gambir berdasarkan topografi di Kecamatan

Pangkalan ... 22 4. Jumlah dan luas lahan gambir berdasarkan jenis tanah di Kecamatan


(10)

 

ABSTRACT

MUHAMMEDI . Mapping the potential distribution of Gambier’s plant ( Uncaria gambier ROXB) In Pangkalan sub-district, Lima Puluh Kota district. Supervised by Siti Latifah and Yunus Afifuddin.

Gambier’s commodity is the sap extracted from the leaves and twigs of the gambier’s plant (Uncaria gambier ROXB) were included in the Rubiceae family (coffee’s family). Gambier’s commodity used as pharmaceutical raw materials, cosmetics, foods and textiles. One of gambir’s commodity producer is located in Pangkalan sub-district, Lima Puluh Kota district. The purpose of this research is to analyze the distribution of the gambier’s plants in various topography, soil type, rainfall intensity and also to analyze the prospect of gambier’s production development in Pangkalan sub-district. The results shown that the best place for gambier’s plant to grow is at 312.94 mm/month rainfall with a rather steep topography (15% - 25%) to steep (25% - 40%) and on the type of soil Dystropepts, Haplohumults, Hapludox, Humitropepts. The production of gambier’s still categorized as low, so we need to increase production activities and quality of gambier’s product .


(11)

 

ABSTRAK

MUHAMMEDI. Pemetaan Potensi Sebaran Tanaman gambir (Uncaria gambir ROXB) Di Kecamatan Pangkalan, Kabupaten Lima Puluh Kota. Dibimbing oleh Siti Latifah dan Yunus Afifuddin.

Komoditi gambir adalah getah hasil ekstraksi dari daun dan ranting tanaman gambir (Uncaria gambir ROXB) yang termasuk dalam famili Rubiceae (kopi-kopian). Komoditi gambir digunakan sebagai bahan baku industri farmasi, kosmetik, makanan dan tekstil. Salah satu penghasil komoditi gambir adalah Kecamatan Pangkalan Kabupaten Lima Puluh Kota. Tujuan dari penelitian ini adalah analisis sebaran tanaman gambir pada berbagai kondisi topografi, jenis tanah, intensitas curah hujan dan analisis prospek pengembangan produksi gambir di Kecamatan Pangkalan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tempat tumbuh yang baik untuk tanman gambir yakni pada curah hujan 312,94 mm/bulan dengan topografi agak curam (15% - 25%) sampai curam (25% - 40%) dan pada jenis tanah Dystropepts, Haplohumults, Hapludox, Humitropepts. Produksi gambir yang dihasilkan masih dikategorikan rendah, sehingga perlu dilakukan kegiatan peningkatan produksi dan mutu produk gambir.


(12)

 

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Gambir (Uncaria gambir ROXB) merupakan salah satu hasil hutan ikutan termasuk ke dalam famili Rubiaceae. Indonesia adalah negara pengekspor gambir dunia. Data dari Badan Pusat Statistik menunjukkan bahwa volume ekspor gambir Indonesia dari tahun ke tahun terus meningkat. Sumatera barat adalah barometer produksi gambir Indonesia karena merupakan daerah sentra produksi gambir. Komoditas ini termasuk tanaman khas daerah tropis dengan manfaat serbaguna. Prospek pasar dan potensi pengenbangannya cukup baik karena digunakan sebagai bahan baku dalam berbagai industri. Gambir banyak diusahakan dalam skala usaha tani perkebunan rakyat di Sumatera Barat dan termasuk dalam sepuluh komoditi ekspor utama propinsi ini.

Ekspor gambir Indonesia lebih dari 80 persen berasal dari Sumatera Barat, disamping itu gambir juga diusahakan dalam skala yang lebih kecil dipropinsi lain seperti Aceh, Sumatera Utara, Riau, Bengkulu, Jambi, Sumatera Selatan, Bangka Belitung, Kalimantan Barat, Maluku dan Papua (Nazir dkk. 2007). Disamping sebagai penyumbang devisa, usaha gambir juga merupakan mata pencarian bagi lebih kurang 125.000 kepala keluarga petani atau sekitar 15 persen penduduk Sumatera Barat (Erniati, 2004).

Penghasil utama gambir di Indonesia adalah Sumatera Barat yang memasok sekitar 90 persen dari total produksi. Dari publikasi BPS (2013), diketahui gambir juga diusahakan di beberapa provinsi lain yaitu Sumatera Utara, Riau dan Sumatera Selatan. Sentra penghasil gambir Sumatera Barat terbagi dua yaitu Kabupaten Lima Puluh Kota yang berkontribusi sebesar 69.79 persen dari


(13)

 

total produksi Sumatera Barat dan Kabupaten Pesisir Selatan dengan kontribusi sebesar 23.87 persen. Di samping itu, tanaman gambir juga terdapat di beberapa kabupaten lain di Sumatera Barat yaitu Padang Pariaman, Pasaman, Sawahlunto Sijunjung dan Kabupaten Agam. Di Kabupaten Lima Puluh Kota, daerah penghasil gambir terpenting adalah Kecamatan Kapur IX, Kecamatan Pangkalan Koto Baru dan Kecamatan Bukit Barisan.

Provinsi Sumatera Barat adalah penghasil komoditi gambir terbesar di Indonesia, yakni di Kabupaten Lima Puluh Kota. Berdasarkan data dinas perkebunan Provinsi Sumatera Barat, total luas areal tanaman gambir di Sumatera Barat adalah 13.749.75 Ha dengan daerah penghasil utama Kabupaten Lima Puluh Kota dan produksi pertahun berjumlah 8.166.40 ton dalam bentuk gambir mentah. Penghasil terbesar gambir di Kabupaten Lima Puluh Kota adalah Kecamatan Pangkalan dengan luas lahan 3.739 hektar, dengan total produksi 3.178 ton per tahun (Dinas Perkebunan, 2012).

Salah satu daerah penghasil gambir di Sumatera Barat adalah Kecamatan Pangkalan Kabupaten Lima Puluh Kota. Lahan gambir yang dikelola masyarakat didaerah ini berlokasi dikawasan milik masyarakat dikaki bukit. Berdasarkan data yang diperoleh, pemanfaatan dan potensi pengembangan produksi gambir telah memberikan kontribusi terhadap penerimaan wilayah. Selain itu pengusahaan gambir selama ini menyerap banyak keterlibatan tenaga kerja karena masih diusahakan secara tradisional.

Berdasarkan kondisi tersebut, mengingat besarnya potensi komoditi gambir yang dimiliki, dalam penyerapan tenaga kerja yang cukup besar dan juga kontribusinya terhadap perekonomian daerah kabupaten Lima Puluh Kota pada


(14)

 

umumnya dan Kecamatan Pangkalan pada khususnya, maka penulis ingin mengkaji lebih jauh dalam sebuah bentuk penelitian.

Tujuan Penelitian

1. Analisis sebaran tanaman gambir pada berbagai kondisi topografi, jenis tanah dan intensitas curah hujan di Kecamatan Pangkalan.

2. Analisis prospek pengembangan produksi gambir di Kecamatan Pangkalan.

Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian yang telah ditetapkan, maka kegunaan atau kontribusi penelitian yang diharapkan adalah:

1. Sebagai landasan dan rujukan bagi pemerintah daerah dalam membuat kebijakan guna mendorong produktivitas usahatani gambir secara berkelanjutan, dalam rangka memperluas kesempatan kerja, peningkatan daya saing, serta peningkatan pendapatan petani.

2. Sebagai bahan referensi maupun informasi bagi kalangan akademisi dan peneliti untuk penelitian lebih lanjut secara lebih mendalam dalam pengembangan metodologi maupun pengembangan introduksi teknologi gambir yang tepat guna.


(15)

 

TINJAUAN PUSTAKA

Komoditi Gambir

Gambir adalah ekstrak daun dan ranting tanaman Uncatia gambir ROXB yang dikeringkan. Gambir termasuk kedalam famili Rubiaceae dengan bentuk keseluruhan dari tanaman gambir seperti pohon bougenvil. Tanaman ini umumnya tumbuh baik pada ketinggian 800 mdpl (meter diatas permukaan laut), pada kondisi tanah yang tidak selalu tergenang (kering), karena itu tanaman ini baik tumbuh pada tanah yang berlereng. Komoditi gambir memiliki beberapa keunggulan antara lain gambir mulai bisa dipanen pada saat tanaman berumur satu setengah tahun, selain itu gambir juga dapat bertahan lebih lama bila disimpan dan tidak cepat rusak. Faktor lain yang lebih penting adalah tanaman ini dapat dipanen secara berkelanjutan (sustainable), tergantung pada perawatan yang kita lakukan. Tanaman ini bisa berumur puluhan tahun dan tetap masih bisa menghasilkan getah dengan baik (Nazir,2010).

Taksonomi Gambir

Klasifikasi ilmiah :

Kerajaan : Plantae

Divisi : Angiospermae

Kelas : Asterids

Ordo : Gentianales

Familia : Rubiaceae

Genus : Uncaria


(16)

 

Gambir merupakan liana yang batang mudanya berbentuk persegi dan batang utamanya tegak, dilengkapi dengan kait yang melengkung. Kait tersebut adalah modifikasi dari gagang perbungaan. Daunnya berhadapan, agak menjangat, pinggirannya rata, berbentuk bundar telur sampai lonjong, gundul, pertulangan daun bagian bawah menonjol dengan rambut-rambut domatia, penumpunya rata, gundul, panjangnya 7.5-12.5 cm. Perbungaannya bertipe bongkol, tumbuh di ketiak daun dan di ujung ranting, bongkol itu berdiameter 6-8 cm, tangkai bunga mencapai panjang 3 mm, gundul, hipantium bergaris tengah 1-2 mm, berambut rapat, berwarna kuning sampai merah tua, tabung mahkota berbentuk benang, bagian luar berbulu jarang, panjangnya 10-15 mm, daun kelopak panjangnya 5-7 mm, tabungnya + 2.5 mm. Buahnya berbentuk bulat agak lonjong, berdiameter 15-17.5 mm (Djarwaningsih, 1993).

Manfaat / Kegunaan Gambir

Indonesia gambir pada umumnya digunakan untuk menyirih. Gambir diketahui merangsang keluarnya getah empedu sehingga membantu kelancaran proses dalam perut dan usus (Djarwaningsih, 1993). Fungsi gambir yang lain adalah untuk campuran obat seperti untuk luka bakar, obat sakit kepala, obat diare, obat disentri, obat kumur-kumur, obat sariawan, serta obat sakit kulit yang digunakan dengan cara dibalurkan, penyamak kulit dan bahan pewarna tekstil. Fungsi yang tengah dikembangkan juga adalah sebagai perekat kayu lapis atau papan partikel (Nazir, 2003). Menurut Ridsdale (1993), gambir memiliki tiga kegunaan utama yaitu: (1) untuk penyamak kulit, (2) untuk menyirih yang dikonsumsi bersama buah pinang (Areca catechu L), kapur dan daun sirih (Piper


(17)

 

Gambir sudah lama dikenal sebagai ramuan untuk makan sirih sebagai bahan penambah kenikmatan, dan kemudian berkembang menjadi bahan penyamak kulit. Gambir juga digunakan untuk menyamak jala-jala ikan, disebabkan penyamakannya sangat cepat dan mencegah membusuknya kulit. Tanin gambir memiliki khasiat sebagai algisida juga anti bakteri dan anti jamur. Penggunaan gambir sebagai bahan penyamak kulit akan menghasillkan kulit samak yang agak berpori. Akan tetapi, gambir ini sangat cocok, baik untuk kulit samak yang ringan maupun yang berat, jika dicampur atau dilebur dengan bahan penyamak lainnya, seperti akasia (Acacia sp.) atau myrobalans (Terminalia sp) (Lammens, 1998).

Menurut Lammens (1998) daun gambir segar dapat digunakan penghilang kerak dalam penggodokan. Seduhan daun gambir segar dan tunasnya dapat digunakan sebagai obat penyakit disentri, diare, dan penyakit tenggorokan.

Gambir juga dapat digunakan sebagai bahan pencelup (dyeing) pada industri tekstil dan bahan pengawet ikan hasil tangkapan laut. Gambir digunakan pada batik soga tetapi warna kecoklat-cokelatan itu baru muncul jika ditambah suatu garam diazonium. Pada proses pencelupan, gambir diutamakan untuk mewarnai sutera dan bahan pakaian militer. Selain itu gambir juga berguna sebagai bahan penjernih bir pada industri bir (Heyne, 1987).

Kandungan tanin pada gambir dapat pula digunakan sebagai penawar racun dan logam berat. Tanin akan mengendapkan alkaloid dan logam berat dengan membentuk senyawa yang tidak larut. Oleh karenanya gambir digunakan di laboratorium untuk reaksi uji alkoloid protein dan garam-garam logam berat (Bakhtiar, 1991).


(18)

 

Kondisi Tempat Tumbuh Gambir

Kesesuaian tempat tumbuh tanaman gambir belum banyak diketahui, tetapi disebaran tanaman yang ada diperkirakan tanaman gambir dapat tumbuh baik pada daerah dengan ketinggian 200 - 800 meter diatas permukaan laut dengan berbagai bentuk topografi terutama topografi lereng dan berbukit, maupu pH antara 4,80 - 5,50, suhu 260C - 280C, kelembaban 70% - 80%, dengan curah hujan 140 hari/tahun. Tanaman gambir merupakan tanaman yang tidak tahan pada kondisi tanah yang selalu tergenang, maka petani lebih memilih bertani di tanah yang berlereng (Nazir, 2000).

Gambir dibudidayakan pada lahan dengan ketinggian 200-800 m di atas permukaan laut, mulai dari topografi agak datar sampai di lereng bukit. Biasanya gambir ditanam sebagai tanaman perkebunan di pekarangan atau kebun di pinggir hutan. Budidaya gambir biasanya semiintensif, jarang diberi pupuk tetapi pembersihan dan pemangkasan dilakukan (Djarwaningsih, 1993).

Gambir sudah dibudidayakan secara tradisional secara turun temurundan sangat sesuai dengan iklim dan topografi daerah Lima Puluh Kota. Tanaman ini merupakan tanaman spesifik lokasi, dapat tumbuh dam berkembang baik pada kondisi lahan dengan jenis tanah podsolik merah kuning sampai kecoklatan, tipe iklim B2 menurut klasifikasi schmidt dan ferguson, ketinggian sekitar 500 m dpl dan rata-rata curah hujan sekitar 3000 – 3353 mm per tahun (Tinambunan, 2007).

Tanaman gambir termasuk tanaman tropis dan dapat beradaptasi dengan berbagai lingkungan tumbuh dan perubahan cuaca seperti sinar matahari dan curah hujan, curah hujan yang ideal untuk pertumbuhan gambir sekitar 100 mm/bulan atau 500 mm/bulan. Pada curah hujan 2500 - 3000 mm/tahun tanaman


(19)

 

ini juga masih bisa tumbuh, tetapi tanaman ini tidak tahan dengan genangan air, hujan yang terlalu deras dan berkepanjangan bisa menyebabkan kerusakan tanaman terutama pembusukan akar dan merambat sampai pangkal batang, intensitas sinar matahari yang dibutuhkan sekitar 70-80%, karena itulah tanaman ini sebaiknya ditanam di lahan tanpa naungan dan sirkulasi udara juga baik (Eviza, 2002).

Untuk dapat tumbuh dan berproduksi dengan baik tanaman gambir paling baik ditanam pada ketinggian < 900 meter dari permukaan laut. Kondisi tanah yang gembur, porous, banyak mengandung bahan organik dan banyak mengandung unsur hara, pH tanah 4,8- 5,5 sangat cocok untuk pertumbuhan tanaman gambir.

Sistem Informasi Geografis (SIG)

Sistem Informasi Geografis atau Geographic Information Sistem (GIS) merupakan suatu sistem informasi yang berbasis komputer, dirancang untuk bekerja dengan menggunakan data yang memiliki informasi spasial (bereferensi keruangan). Sistem ini meng-capture, mengecek, mengintegrasikan, memanipulasi, menganalisis, dan menampilkan data yang secara spasial mereferensikan kepada kondisi bumi. Teknologi SIG mengintegrasikan operasi-operasi umum database, seperti query dan analisis statistik, dengan kemampuan visualisasi dan analisis yang unik yang dimiliki oleh pemetaan. Kemampuan inilah yang membedakan SIG dengan sistem informasi lainnya yang membuatnya menjadi berguna untuk berbagai kalangan untuk menjelaskan kejadian, merencanakan strategi, dan memprediksi apa yang terjadi. Sistem ini pertama kali diperkenalkan di Indonesia pada tahun 1972 dengan nama Data Banks for


(20)

 

Devolopment. Munculnya istilah sisitem informasi geografis seperti sekarang ini

setelah dicetuskan oleh General Assembly dari International Geographical Union

di Ottawa Kanada pada tahun 1967. Dikembangkan oleh Roger Tomlinson, yang kemudian disebut CGID (Canadian GIS), digunakan untuk menyimpan, menganalisis dan mengolah data yang dikumpulkan untuk Inventarisasi Tanah Kanada (Canadian Land Inventory) sebuah inisiatif untuk mengetahui kemampuan lahan diwilayah pedesaan Kanada dengan memetakan berbagai informasi pada tanah, pertanian, pariwisata, alam bebas, unggas dan penggunaan tanah pada skala 1:250.000. Sejak saat itu Sistem Informasi Geografis berkembang dibeberapa benua. Seperti di negara-negara lain, di Indonesia pengembangan SIG dimulai dari lingkungan pemerintahan dan militer. Perkembangan SIG menjadi pasat semenjak ditunjang oleh sumberdaya yang bergerak dilingkungan akademis (Aini,2007).

Sistem Informasi Geografis dapat dimanfaatkan untuk mempermudah dalam mendapatkan data-data yang telah diolah dan tersimpan sebagai atribut suatu lokasi atau objek. Data-data yang diolah dalam SIG pada dasarnya terdiri atas data spasial dan datal atribut dalam bentuk dijital. Sistem ini merelasikan data spasial (lokasi geografis) dengan data non spasial., sehingga para penggunanya dapat membuat peta dan menganalisis informasinya dengan berbagai cara. SIG merupakan alat yang handal untuk menangani data spasial, dimana dalam SIG data dipelihara dalam bentuk digital sehingga data ini lebih padat dibanding dalam bentuk peta cetak, tabel atau dalam bentuk konvensional lainnya yang akhirnya akan mempercepat pekerjaan dan meringankan biaya yang diperlukan. Menurut


(21)

 

Prahasta (2009), ada beberapa alasan yang mendasari mengapa perlu menggunakan SIG yakni :

1. SIG menggunakan data spasial maupunatribut secara terintegrasi 2. SIG dapat memisahkanantara bentuk presentasi dan basis data

3. SIG memiliki kemampuan menguraikan unsur-unsur yang ada dipermukaan bumi kedalam bentuk layer atau coverage data spasial

4. SIG memiliki kemampuan yang sangat baik dalam menvisualisasikan data spasial berikut atributnya

5. Semua operasi SIG dapat dilakuakn secara interaktif 6. SIG dengan mudah menghasilkan peta-peta tematik

7. SIG sangat membantu pekerjaan yang erat kaitannya dengan bidang spasial dan geoinformatika.

Aplikasi dan pengembangan SIG dimulai di negara maju, terutama Amerika Utara. Komponen utama SIG meliputi perangkat keras, perangkat lunak, data dan sumber daya manusia. Perangkat keras meliputi komputer, digitizer, scanner, plotter, printer, sedangkan perangkat lunak bisa dipilih baik yang komersial maupunyang tersedia dengan bebas. Contoh perangkat lunak yang banya dipakai adalah ARC/INFO, ArcView, IDRISI, ER Mapper, GRASS,

MapInfo. Beberapa cara memasukkan data kedalam SIG adalah melalui keyboard,

digitizer, scanner, sistem pengindraan jauh, survei lapangan dan GPS. Sumber

daya manusia sebagai komponen SIG bukan hannya meliputi staf teknikal, yaitu yang bertugas dalam hal pemasukan data maupun pemprosesan dan penganalisisan data, tetapi juga koordinator yang bertugas untuk mengontrol kualitas dari SIG. Adapun elemen fungsional SIG meliputi pengambilan data,


(22)

 

pemprosesan awal, pengolalaan data, manipulasi dan analisis data, dan pembuatan output akhir. Sistem Informasi Geografis (GIS) merupakan sistem pengelolaan informasi yang juga menyediakan berbagai afasilitas analisis data. Sistem ini sangat bermanfaat dalam perencanaan dan pengelolaan SDA, antara lain untuk aplikasi inventarisasi dan monotoring hutan, kebakaran hutan, perencanaan penebangan hutan, rehabilitasi hutan, konservasi Daerah Aliran Sungai (DAS) dan konservasi keanekaragaman hayati. Untuk SIG bisa dipakai secara efektif dalam membantu perencanaan dan pengeloaan SDA diperlukan sumber daya manusia (SDM) dengan keterampilan yang memadai (Puntodewo, dkk.2003).

Kondisi Umum Lokasi Penelitian

Geografis

Kecamatan Pangkalan Koto Baru merupakan salah satu wilayah Administrasi Pemerintahan dalam Kabupaten Limapuluh Kota dengan ibukota Kecamatan adalah Nagari Pangkalan Koto Baru. Luas wilayah adalah 712,06 Km2 yang berarti 21,23 % dari luas wilayah Kabupaten Limapuluh Kota yang luasnya 3.354,30 Km2 yang terdiri dari 6 nagari dan 33 jorong . Luas Daerah menurut nagari adalah sebagai berikut :

1. Nagari Koto Alam (42,75 Km2) dengan 4 jorong, yaitu: Simpang Tigo, Koto Tangah, Koto Ranah, Polong Duo

2. Nagari Manggilang (58,75 Km2) dengan 4 jorong, yaitu: Pasa, Mudiak Pasa, Subarang Pasa, Lubuak Jantan

3. Nagari Pangkalan (124,3 Km2) dengan 11 jorong, yaitu: Sopang, Pauh Anok, Tigo Balai, Pasar Baru, Pasar Usang, Koto Panjang, Kampung Baru, Lakuak Gadang, Lubuk Nago, Lubuk Tabuan, Banjaranah


(23)

 

4. Nagari Gunung Malintang (249,43 Km2) dengan 8 jorong, yaitu: Batu Balah, Koto Lamo, Bancah Lumpur, Balik Bukik, Koto Mesjid, Bukit Talao, Sungai Pimping, Lubuk Ameh

5. Nagari Tanjung Balik (124,57 Km2) dengan 3 jorong, yaitu: Koto Lamo, Kulangan, Panang, dan

6. Nagari Tanjung Pauh (112,26 Km2) dengan 3 jorong, yaitu: Pasa Buyuah, Koto Lamo, Pulau Panjang.

Batas Wilayah

Luas wilayah Kecamatan Pangkalan adalah 712,06 Km2 dengan batas-batas wilayah sebagai berikut :

a. Sebelah Utara dengan Kabupaten Kampar Propinsi Riau b. Sebelah Selatan dengan Kecamatan Harau

c. Sebelah Timur dengan Kabupaten Kampar Propinsi Riau

d. Sebelah Barat dengan Kecamatan Pangkalan Koto Baru dan Bukit Barisan

Topografi

Topografi Kecamatan Pangkalan bervariasi antara datar atau berbukit-bukit dengan tingggi tempat terendah dari permukaan laut berada di waduk PLTA di Kenagarian Tanjung Pauh ( 90 mdpl ) dan daerah tertinggi berada pada Bukit Gadih ( 1330 mdpl) di Kenagarian Koto Alam.

Kependudukan

Jumlah penduduk Kecamatan Pangkalan Koto Baru adalah 27.853 jiwa yang terdiri dari laki-laki sebanyak 14.146 jiwa dan perempuan sebanyak 13.707 jiwa dengan sex Rasio sebesar 103,20 % dan tingkat kepadatan penduduk sebesar


(24)

 

39 jiwa/Km2. Sumber mata pencaharian penduduk adalah petani gambir dan karet sebesar 85%, Pedagang sebesar 10% dan lain lain 5%.

Tanaman Pangan dari total luas sawah 543 Ha dengan luas panen 951 Ha /tahun dengan produksi 3.233,40 ton GKP pertahun belum dapat memenuhi kebutuhan penduduk. Potensi pengembangan tanaman padi adalah di Kenagarian Koto Alam, Pangkalan dan Gunung Malintang. Potensi Tanaman Karet terdapat di Kenagarian Gunung Malintang dengan PTP VI seluas 3.600 Ha yang dimanfaatkan untuk plasma seluas 2.000 Ha dan Inti 1.600 Ha. Potensi lain adalah tanaman Gambir dari luas tanam 3.739 Ha diperkirakan produksinya 3.178 ton /tahun tanaman ini merupakan andalan ekonomi bagi masyarakat di Kecamatan Pangkalan Koto Baru.


(25)

 

METODE PENELITIAN

Waktu dan Tempat

Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan 23 April – 20 Juni 2013 di Kecamatan Pangkalan, Kabupaten Lima Puluh Kota, Sumatera Barat dan Laboratorium Manajemen Hutan Terpadu Program Studi Kehutanan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara.

Alat

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah seperangkat komputer,

software AreView Gis 3.3, alat tulis, Global Positioning System (GPS), Kamera

digital. Data spasial penutupan lahan Kecamatan Pangkalan adalah data peta jenis tanah, data peta intensitas curah hujan, data peta topografi, data peta administrasi.

Metode Penelitian

Langkah-langkah pelaksanaan penelitian secara garis besar terdiri dari kegiatan persiapan, pengambilan titik koordinat gambir di lapangan, pemasukan data, analisis data.

1. Pengumpulan Data

Metode penelitian menggunakan metode pengumpulan data berupa data primer dan sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh dengan cara pengambilannya dilakukan langsung dilapangan. Data primer dan sekunder yang dipergunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 1.


(26)

 

Tabel 1. Data primer dan data sekunder yang dipergunakan dalam penelitian

No. Nama Data Jenis Data Sumber Data Tahun

1. Jumlah individu gambir Primer Penelitian lapangan 2013 2. Luas lahan gambir Primer Penelitian lapangan 2013 3. Titik sampel Primer Penelitian lapangan (GPS) 2013 4. Kelerengan Primer Penelitian lapangan (GPS) 2013

5. Responden Primer Penelitian lapangan 2013

6. Peta jenis tanah Sekunder BPKH 2013

7. Peta intensitas curah hujan Sekunder BPKH 2013

8. Peta administrasi Sekunder BPKH 2013

9. Peta kelerengan / topografi Sekunder BPKH 2013 2. Persiapan Data

Data Spasial

Data spasial merupakan data yang bersifat keruangan terdiri dari peta jenis tanah, peta intensitas curah hujan, peta topografi, peta administrasi Kecamata Pangkalan. Data ground Control Point (GCP) merupakan data yang menyatakan posisi keberadaan suatu vegetasi di permukaan bumi dalam bentuk titik koordinat. Data tersebut diperoleh dengan melakukan survey dilapangan. Selanjutnya data GCP ini digunakan sebagai salah satu bahan dalam menentukan sebaran tanaman gambir di Kecamatan Pangkalan.

3. Analisis Data

Pemetaan Penyebaran Tanaman Gambir

Pengambilan titik koordinat gambir dilakukan dengan menggunakan GPS pada setiap kebun gambir yang diteliti. Data yang diolah berupa data titik (point). Seluruh titik dimasukkan dalam peta administrasi Kecamatan Pangkalan dan dilakukan penggabungan (overlay) dengan peta jenis tanah, peta kelerengan dan peta intensitas curah hujan. Peta penyebaran dibuat dengan menggunakan


(27)

 

Overlay Data Sebaran Titik Gambir Dengan Peta

Data sebaran titik koordinat dalam bentuk koordinat dalam penelitian ini diolah menggunakan sistem informasi geografis dengan software ArcView GIS 3.3

melalui beberapa tahapan yakni :

1. Data titik dalam bentuk koordinat yang ditabulasi sesuai dengan tanggal, bulan dan tahun dengan Spreadsheet Microsoft Excel

2. Data sebaran gambir disimpan dalam bentuk file berekstensi dbf (dbase file)

3. Data dalam bentuk dbf dibuka dalam ArcView dengan menggunakan toolbar view pada perangkat tersebut dengan menggunakan Add Event Theme

4. Data yang telah dimasukkan dalam menu tersebut kemudian degabungkan dengan informasi yang telah ada dengan menggunakan Extention

GeoProcessing Wizard Spasial Join pada sistem yang telah ada.

5. Peta sebaran tumbuhan yang telah terbentuk kemudian digabungkan dengan peta jenis tanah, peta kelerengan dan peta intensitas curah hujan melalui teknik tumpang tindih (overlay) antara seri titik koordinat sehingga diperoleh sebaran tanaman pada suatu daerah.

Prospek Pengembangan Produksi Gambir

Potensi tanaman gambir dihitung dari banyaknya tanaman gambir

(Uncaria gambir ROXB) pada setiap lahan gambir dan hasil dari wawancara

dengan petani.

Penelitian ini diawali dengan overley titik koordinat GPS hasil tinjau lapangan dengan peta jenis tanah, kelerengan dan intensitas curah hujan.


(28)

 

Kemudian dilakukan analisis potensi sebaran tanaman gambir dan diakhiri dengan analisis prospek pengembangan tanaman gambir tersebut. Prosedur kegiatan yang dilakukan dalam penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 1.

Titik Koordinat GPS

Peta 1.Peta Jenis Tanah 2.Peta Kelerengan

3.Peta Intensitas Curah Hujan

Peta Kesesuaian Lahan Tanaman Gambir

Peta Penyebaran Tanaman Gambir

Overlay

Analisis Evaluasi Kesesuaian Lahan Tanaman

Gambir

Analisis Pengembangan Tanaman Gambir


(29)

  Deskripsi Ga perdu, dan adalah se dikeringka bernama s dibuat me 2). Bentuk kehitaman

Be adalah ca

perdagang

G

i Tanaman

ambir meru n dalam tak ejenis geta an yang b sama (Unca

enjadi produ k cetakan b n.

entuk lainny

atechu, gu

gan antarneg

Gambar 2. P

HASIL D

dan Produ

upakan tanam sonomi term ah yang d erasal dari

aria gambir

uk ini, yang biasanya si

ya adalah b

utta gambi gara gambir Produk gam

DAN PEM

uksi Gambi aman daerah masuk fami disedimenta ekstrak r

r Roxb.). H g dinamakan ilinder dala

bubuk atau

ir, catechu

r dikenal de

mbir berbentu

MBAHAS

ir

h tropis yan ili Rubiacea

asikan dan emasan da Hampir 95%

n betel bite

am ukuran

berbentuk

u pallidum

engan nama

uk betel bite

SAN

ng berbentu ae atau kopi n kemudia aun dan ran % produksi

atau plan m

kecil denga

seperti koin

m (pale ca

gambier.

e atau plan

uk seperti s i-kopian. Ga an dicetak anting tumb

tanaman ga

masala (Ga

an warna c

n. Nama la

atechu). D

masala semak ambir dan buhan ambir ambar coklat innya Dalam


(30)

 

Ta diusahaka sumber pe Lima Pulu banyak m komoditas Tin Pangkalan baik tenta gambir, ya dihasilkan membutuh memenuhi anaman gam an secara tu

endapatan uh Kota kh mengalami

s unggulan p

Gamba ngginya mi n Kabupaten ang gambir,

ang dapat m n karena bel

hkan biaya i kebutuhan

mbir di dae urun-temuru bagi masya hususnya d

penambaha pendapatan

ar 3. Tanam inat petani n Lima Pul , terutama mempengaru

lum seband a yang ba n dan permin

erah Sumat un, dan dia arakat. Pert di Kecamata

an areal b n daerah.

man gambir ( untuk men luh Kota tid

tentang lah uhi kualitas ding luas are

anyak untu ntaan pasar tera Barat, anggap seb tanaman ga an Pangkal baru tapi

(Uncaria ga

nanam tana dak diiringi han-lahan y s dan banya eal dengan h uk produks r semaksima merupakan bagai tabun ambir rakya lan, meskip komoditas

ambir ROXB

man gambi i dengan pe yang sesuai aknya produ

hasil yang d sinya, sert al mungkin.

n tanaman ngan hidup at di Kabu pun tidak b

ini merup

XB)

ir di Kecam engetahuan i untuk dita uksi gambir didapat seh ta belum . yang serta upaten begitu pakan matan yang anami yang ingga dapat


(31)

 

Tanaman gambir tersebar merata diseluruh kawasan Kecamatan Pangkalan ini yang memiliki luasan yang bervariasi dapat dilihat pada Tabel 2. Hasil ini telah disimpulkan dari data yang diperoleh di lapangan yang dapat dilihat pada Lampiran 1.

Tabel 2. Sebaran lahan gambir

No. Nagari Jumlah

Petani

Luas Lahan Jumlah Rumpun Jumlah Produksi

Luas (ha)

Rata-rata

(ha/orang) Jumlah Rata-rata

Jumlah (ton/ha)

Rata-rata (ton/ha/orang)

A b C c/b d d/b e e/b

1. Pangkalan 200 671,45 3,36 743.324 3.716 811,9 4,01

2. Koto Alam 232 707,20 3,04 782.800 3.374 850,7 3,67

3. Manggilang 187 469,10 2,50 526.891 2.817 585,5 3,13

4. Gunuang

Malintang 168 925,06 5,50 1.030.970 6.136 1.119,4 6,66

5. Tanjung

Balik 97 357,69 3,68 398.197 4.063 430,8 4,41

6. Tanjung

Pauah 99 381,02 3,84 422.956 4.272 459,9 4,65

Jumlah 983 3511,52 21,95 3.905.138 24.378 4258,2 26,53

Berdasarkan Tabel 2 diketahui luas lahan tanaman gambir pada Kenagarian Pangkalan sebesar 671,54 ha, di Kenagarian Koto Alam sebesar 707,20 ha, di Kenagarian Manggilang sebesar sebesar 469,10 ha, di Kenagarian Gunuang Malintang sebesar 925,06 ha, di Kenagarian Tanjung Balik sebesar 357,69 ha, dan di Kenagarian Tanjung Pauah sebesar 381,08 ha.

Lahan gambir di Kecamatan Pangkalan yang terluas terletak di Kenagarian Gunuang Malintang seluas 925,061 hektar dan lahan yang paling kecil terdapat di Kenagarian Tanjung Balik seluas 357,698 hektar, hal ini dikarenakan topografi di Kenagarian Gunuang Malintang berlereng agak curam sampai curan sedangkan di Kenagarian Tanjung Balik adalah landai. Pada kelerengan agak curam sampai curam tidak terdapat genangan air, berbeda dengan lahan dengan kelerengan landai terkadang terkadang terdapat genangana air hal ini sesuai dengan pernyataan Nazir (2000) yang menyatakan bahwa tanaman gambir merupakan


(32)

 

tanaman yang tidak tahan pada kondisi tanah yang selalu tergenang, maka petani lebih memilih bertani di tanah yang berlereng.

Masyarakat Kecamatan Pangkalan memanen gambir mereka sebanyak 2 kali dalam satu tahun. Pemanenan ini dilaksanakan pada Bulan April dan Bulan September. Masyarakat memanen pada bulan-bulan tersebut dengan alasan pada bulan tersebut merupakan musim kering dan daun gambir sudah tumbuh kembali hal ini sesuai dengan pernyataan (Buharman dkk, 200l) yang menyatakan bahwa Tanaman gambir dipanen pertama kalinya pada saat tanaman berumur 1,5 – 2 tahun. Sedangkan panen berikutnya tidak ada kriteria tertentu, biasanya petani hanya melihat jumlah daun yang cukup banyak dengan usia daun berkisar antara 6 – 8 bulan setelah panen sebelumnya. Panen menggunakan dua orang tenaga menggunakan alat ani-ani atau tuai memotong seluruh ranting-ranting yang terdapat pada cabang tanaman dengan jarak 2-3 cm dari pangkalnya, kecuali ranting muda yang terdapat pada ujung-ujung cabang.

Sebaran tanaman gambir pada berbagai kondisi topografi

Tanaman gambir di Kecamatan Pangkalan tersebar pada berbagai kondisi topografi. Jenis topografi pada penelitian ini dikelompokkan menjadi lima kategori yaitu jenis topografi datar dengan kelerengan 0% - 8%, topografi landai dengan kelerengan 8%-14%, topografi agak curam memiliki kelerengan 15%-25%, topografi curam 25%-40% dan topografi sangat curam apabila kelerengan lebih besar dari 40%.

Sebaran tanaman gambir pada berbagai jenis topografi di kecamatan pangkalan dapat dilihat pada Gambar 4 tampak bahwa lahan tanaman gambir paling banyak penyebarannya di kelerengan agak curam (15% - 25%) dan paling


(33)

 

sedikit terdapat di kelerengan sangat curam (40% atau lebih). Jumlah dan luas lahan gambir di berbagai jenis topografi dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Jumlah dan luas lahan gambir berdasarkan topografi di Kecamatan Pangkalan

No. Jenis Topografi Persen

Kelerengan

Jumlah Lahan Gambir

Luas Lahan Gambir (ha)

Produksi (ton/tahun)

1 Datar 0% - 8 % 188 564,12 684,23

2 Landai 8% - 14% 186 887,43 1076,26

3 Agak Curam 15% - 25% 307 1066,72 1293,23

4 Curam 25% - 40% 273 848,82 1029,31

5 Sangat Curam 40% atau lebih 29 144,43 175,17

Total 983 3511,52 4258,2

Berdasarkan Tabel 3 diketahui jumlah lahan tanaman gambir pada kelerengan 0% – 8% adalah 188 petak dengan total luas sebesar 564.12 ha, pada kelerengan 8% - 14% adalah 186 petak dengan total luas sebesar 887,43 ha, pada kelerengan 15% - 25% adalah 307 petak dengan total luas sebesar 1.066,72 ha, pada kelerengan 25% - 40% adalah 273 petak dengan total luas sebesar 848,82 ha, dan pada kelerengan 40% atau lebih adalah 29 petak dengan total luas sebesar 144,43 ha.

Masyarakat menanam gambir di topografi datar pada kelerengan 0% - 8% seluas 564,12 hektar dengan banyak lahan gambir sebanyak 188 lahan pada topografi datar ini masyarakat menanam gambir di tanah belakang rumah saja karena masyarakat berpendapat dari pada lahan kosong lebih baik ditanami walaupun hasil yang diperoleh tidah cukup besar dibandingkan ditanam pada kelerengan, masyarakat sudah mengetahui bahwa tanaman gambir tersebut tidak cocok ditanam pada daerah yang datar melainkan lebih cocok di kelerengan landai dan agak curam.

Luas lahan yang ditanami gambir pada topografi agak curam atau dengan kelerengan 15% - 25% seluas 1.066,72 hektar atau dengan jumlah lahan gambir


(34)

 

307 lahan, pada kelerengan ini merupakan lahan yang paling luas ditanami gambir. Luas lahan yang paling sedikit ditanami gambir oleh masyarakat yakni pada topografi sangat curam yakni seluas 144,43 hektar atau dengan jumlah lahan 29 lahan. Hal ini dikarenakan pada kelerengan yang sangat curam masyarakat sulit mengolah tanahnya dan beresiko mengalami erosi, sehingga tidak banyak masyarakat yang menanam gambir di lahan dengan kelerengan tersebut. Beberapa masyarakat terpaksa menanam di kelerengan sangat curam dikarenakan tidak memiliki lahan sendiri pada kelerengan yang landai dan agak curam.

Berdasarkan wawancara dengan masyarakat Kecamatan Pangkalan, banyak masyarakat yang menanam tanaman gambir di lahan yang berbukit dengan alasan lahan yang mereka usahakan merupakan tanah turun-temurun, dan pemerintah telah memberikan sosialisasi kepada masyarakat untuk menanam tanaman gambir tersebut dilahan yang miring, karena gambir merupakan tanaman yang tidak tahan terhadap genangan. Selain itu mereka juga telah mencoba menanam di lahan yang datar, meskipun tanaman gambir tersebut tetap tumbuh, namun hasil produksinya tidak sebanyak hasil produksi tanaman yang ditanam di lahan yang miring.

Berdasarkan uraian yang telah disebutkan, dapat disimpulkan bahwa tanaman gambir tumbuh baik pada kelerengan berbukit seperti agak curam (15% - 25%) dan curam (25% - 40%). Hal ini sesuai dengan pernyataan Nazir (2000) bahwa kesesuaian tumbuh tanaman gambir baik pada daerah dengan ketinggian 200-800 mdpl dan berbagai bentuk topografi terutama topografi lereng berbukitan.


(35)

 


(36)

 

Sebaran tanaman gambir berdasarkan curah hujan

Tanaman gambir termasuk tanaman tropis dan dapat beradaptasi dengan berbagai lingkungan tumbuh dan perubahan cuaca seperti sinar matahari dan curah hujan. Tanaman gambir tumbuh dikawasan hutan yang memiliki curah hujan rata sepanjang tahun dan cukup cahaya matahari, daerah dengan suhu berkisar antara 26 – 28 0C serta kelembaban 70 – 85%.

Kecamatan Pangkalan memiliki curah hujan bulanan yang cukup tinggi yakni dengan curah hujan sebesar 312,94 mm/bulan atau dengan curah hujan rata-rata tahunan sebesar 3063,30 mm/tahun. Intensitas curah hujan yang berada di kecamatan ini dapat dinilai ideal untuk pertumbuhan tanaman gambir. Hal ini sesuai dengan pernyataan Eviza (2002) yang menyatakan bahwa curah hujan yang ideal untuk pertumbuhan gambir sekitar 100 mm/bulan atau 500mm/bulan dan untuk curah hujan tahunan berkisar antara 2500 – 3000 mm/tahun.

Hasil dari penelitian yang dilakukan Tambunan di Kabupaten Pakpak Baharat (2007) yang menyatakan bahwa tanaman gambir dapat tumbuh baik dengan rata-rata curah hujan per tahun berkisar antara 3000 – 3353 mm per tahun dan hai ini sesuai dengan hasil yang diperoleh di Kecapatan Pangkalan yang memiliki rata-rata tahunan berkisar 3063,30 mm per tahun yang berada di antara kisaran curah hujan tersebut.

Intensitas curah hujan di Kecamatan Pangkalan mengalami peningkatan pada bulan November dan Desember dengan jumlah curah hujan sebesar 866 mm/bulan dan 522 mm/bulan pada kondisi ini tanaman gambir masih dapat tumbuh, tetapi tanaman ini tidak tahan dengan genangan air, hujan yang terlalu deras dan berkepanjangan yang bisa menyebabkan kerusakan tanaman terutama


(37)

  pembusuk yang dibu dilahan tan Ha gambir ad petani gam Sebaran t Se Dystropep hektar den gambir di

kan akar dan utuhkan sek npa naunga asil wawanc dalah pada mbir memili tanaman ga

baran la pts, Haplohu

ngan banyak setiap jenis

n merambat itar 70 – 80 an dan sirku

Gambar 5. cara dengan kondisi tan ih menanam ambir pada ahan gamb umults, Ha k petak lah s tanah dapa

t sampai pa 0%, karena ulasi udara ju

Lahan gam n petani ga nah yang ti m gambir di

a berbagai

bir paling apludox, Hu han 229 peta at dilihat pa

angkal batan itulah tana uga baik (G

bir tanpa na ambir, syara idak tergena daerah berb jenis tanah banyak te umitropepts ak (Gambar da Tabel 4.

ng. Intensita aman ini seb Gambar 5).

aungan at penting d ang. Sehun bukit atau b

h

erdapat pa dengan lu r 7). Jumlah

as sinar mat baiknya dit

dalam men ngga kebany

berlereng.

ada jenis uas lahan 7 h dan luas

tahari tanam nanam yakan tanah 00,48 lahan


(38)

 

Tabel 4. Jumlah dan luas lahan gambir berdasarkan jenis tanah di Kecamatan Pangkalan

No. Jenis Tanah Jumlah Lahan

Gambir

Luas Lahan Gambir (ha)

Produksi (ton/tahun)

1 Dystropepts - - -

2 Dystropepts, Haplohumults, Hapludox,

Humitropepts 229 700,48 849,35

3 Dystropepts, Hapludox - - -

4 Dystropepts, Hapludox, Hapludults 67 421,14 510,73

5 Dystropepts, Hapludox, Paleudults 8 25,16 30,51

6 Dystropepts, Hapludults, Hapludox 9 29,17 35,30

7 Dystropepts, Kandiudults - - -

8 Dystropepts, Kanhapludults, Hapludults - - -

9 Humitropepts, Dystropepts 4 17,27 20,78

10 Humitropepts, Hapludults, Dystropepts 176 643,71 780,55

11 Kandiudults, Dystropepts, Hapludox 168 561,66 681,28

12 Kandiudults, Hapludults, Dystropepts, 123 398,80 483,47

13 Paleudults, Kandiudults, Dystropepts - - -

14 Tropaquepts, Dystropepts, Tropopsamments - - -

15 Tropaquepts, Troposaprists, Tropofibrists,

Tropohemists 199 714,13 866,23

Total 983 3511,52 4258,20

Berdasarkan Tabel 4 luas lahan gambir yang terluas yakni pada jenis tanah Tropaquepts, Troposaprists, Tropofibrists, Tropohemists sebesar 714,13 ha, dan lahan yang paling kecil yakni pada jenis tanah Humitropepts, Dystropepts sebesar 17,27 ha. Sehingga dapat dikatakan bahwa tanaman gambir tumbuh dengan baik pada jenis tanah Dystropepts, Haplohumults, Hapludox, Humitropepts.

Hasil observasi di lapangan menunjukkan respon pertumbuhan gambir hampir dapat tumbuh di setiap jenis tanah yang memiliki unsur hara yang cukup untuk pertumbuhan gambir hal ini sesuai dengan pernyataan Hadad (2007) yang menyatakan bahwa tanaman gambir dapat tumbuh pada semua jenis tanah, dengan kondisi tanah yang gembur, porous, banyak mengandung bahan organik dan banyak mengandung unsur hara, termasuk tanah podzolik merah kecoklatan sampai podzolik merah kuning yang mempunyai pH tanah 4,8 - 5,5 sangat cocok untuk pertumbuhan tanaman gambir.


(39)

 

Beberapa jenis tanah yakni (a) Dystropepts; (b) Dystropepts, Hapludox; (c) Dystropepts, Kandiudults; (d) Dystropepts, Kanhapludults, Hapludults; (e) Paleudults, Kandiudults, Dystropepts dan (f) Tropaquepts, Dystropepts, Tropopsamments; masyarakat tidak menanam gambir dikarenakan sudah berada di batas wilayah sehingga pada tanah ini tidak terdapat lahan gambir meskipun gambir dapat tumbuh pada lahan ini.

Hasil yang diperoleh di lapangan tanaman gambir dapat tummbuh disemua jenis tanah mulai dari tanah dengan kandungan hara yang cukup sampai dengan tanah miski hara yang dapat menghasilkan getah gambir yang baik walau pun dengan hasil yang berbeda-beda (Tabel 4) hal ini sesuai dengan pernyataan Manan (2008), yang menyatakan bahwa tanaman gambir bisa tumbuh di lahan kritis dan tak perlu perawatan khusus meski tak berarti bisa dibiarkan. Gambir hanya memerlukan pupuk kandang atau urea bagi daunnya yang akan diambil sebagai bahan baku cat, pewarna pakaian, dan obat sakit perut (diare).

Ermiati (2004) melakukan penelitian tentang budidaya, pengolahan hasil, dan kelayakan usaha tani gambir (Uncaria gambir Roxb.) di Kabupaten Lima Puluh Kota. Hasil penelitian menunjukkan petani tidak pernah melakukan pemupukan, kecuali hanya dengan ranting dan daun sisa kempaan yang diletakkan pada pokok tanaman (Gambar 6) yang dijadikan sebagai pupuk. Petani tidak melakukan pemupukan karena, dengan pemberian pupuk Urea, daun menjadi rimbun, akan tetapi kandungan getahnya berkurang.


(40)

 

Ha sangat jar mengemba letakkan d menebas s menghind miring, a dilakukan

Gamb asan dkk (2

rang dilaku alikan amp di sekitar p semak-sema dari terjadiny

apalagi pen petani.

bar 6. Sisa k 2000) meng

ukan petan pas dari pe pohon tanam ak yang ber

ya erosi, me ngendalian

kempaan da gemukakan ni, seperti p

erasan daun man gambi rada disekita

engingat lah erosi den

aun dan ran bahwa pem pemupukan n gambir y ir. Penyiang ar pohon ga han yang d ngan pemb ting gambir meliharaan n dilakukan yang telah gan dilakuk ambir. Hal i

igunakan ke buatan tera

r

tanaman ga n hanya de mengompo kan dengan ini sebagai u

ebanyakan as tidak p

ambir engan os, di n cara usaha lahan ernah


(41)

 


(42)

 

Prospek Pengembangan Produksi Gambir

Berdasarkan hasil survei dan berbagai kajian tentang permasalahan tanaman gambir di Kecamatan Pangkalan maka berbagai kemungkinan pengembangan tanaman gambir dilakukan dengan berbagai tujuan sebagai berikut:

1. Peningkatan Produksi Gambir

Jumlah produksi gambir di Kecamatan Pangkalan saat ini adalah 4258,2 ton/tahun dengan rata-rata luas lahan gambir perorang 3,57 Ha dengan rata-rata produksi sebanyak 4,33 ton/tahun dimana total luas lahan gambir yang dikelola adalah 3511,52 Ha (Tabel 2). Jumlah produksi gambir tersebut masih dibawah standar produksi gambir. Oleh sebab itu, perlu dilakukan upaya-upaya untuk meningkatkan kapasitas produksi gambir.

Berdasarkan hasil penelitian Direktorat Jendral Kebudayaan, Museum Sumatera Barat Tahun 2000, untuk luas 1 Ha lahan gambir akan menghasilkan 2,3 ton gambir kering, panen dilakukan 1 kali dalam enam bulan dan lama memanen dua bulan, jadi dalan satu tahun dapat dilakukan 2 kali panen. Untuk pengolahannya dilakukan di lingkungan keluarga tanpa melibatkan orang lain.

Upaya peningkatan produksi dapat ditempuh melalui beberapa langkah antara lain meliputi penambahan dan perluasan areal kebun gambir untuk peningkatan kemampuan penyediaan bahan baku, peremajaan tanaman gambir yang telah tua dan perbaikan teknologi pengolahan. Perbaikan teknologi pengolahan dilakukan pada teknologi yang digunakan masyarakat, ataupun penggunaan teknologi yang sama sekali berbeda dengan yang digunakan selama ini. Berbagai teknologi pengolahan yang digunakan saat ini meliputi teknologi


(43)

 

perebusan/pemasakan, teknologi ekstraksi, teknologi pengurangan kadar air pasta dan teknologi pengeringan. Peningkatan teknologi ekstraksi bertujuan untuk meningkatkan kecepatan produksi ataupun peningkatan efisiensi ekstraksi dan perolehan produk gambir. Perbaikan proses ekstraksi antara lain dapat dilakukan dengan menggunakan teknologi pengecilan ukuran daun dan penggunaan mesin ekstraksi antara lain:

 Penggunaan penggiling daun

 Penggunaan hydraulic press dengan motor listrik

 Penggunaan penggiling daun dan hydraulic press dengan motor listrik

 Penggunaan penggiling daun dan screw press

 Penggilingan daun dan penggunaan teknologi maserasi/ekstraksi dengan pelarut

Selanjutnya, karena proses pengeringan juga merupakan tahapan proses yang membutuhkan waktu yang lama, maka peningkatan kecepatan pengeringan dengan menggunakan peralatan pengering juga akan mampu meningkatkan kapasitas produksi gambir masyarakat. Perbaikan proses pengeringan dilakukan dengan penggunaan pengering mekanis misalnya cabinet dryer untuk produksi dengan teknologi pengolahan gambir yang ada ataupun penggunaan spray dryer

untuk produk gambir berbentuk bubuk. Di samping peningkatan kapasitas dan efisiensi produksi, perlu juga dikaji upaya peningkatan efisiensi penanganan bahan baku dan penggunaan sumber energi/bahan bakar alternatif.

2. Peningkatan Mutu Produk yang Dihasilkan

Hasil survey gambir yang diproduksi masyarakat menunjukkan bahwa di Kecamatan ini terdapat dua macam mutu produk gambir asalan (Gambar 8).


(44)

  Melihat da masih me meningkat yang telah diperlukan memberik yang dipr produksin Up penyiapan dilakukan menjaga k proses aka tersebut m perbaikan mungkin diperoleh penjamina

ari kondisi f emiliki mu tkan harga h ada saat in

n perbaika kan jaminan

roduksi pad nya pada wa

a. Bo

Gamb paya pening n sistem jam pengemba konsistensi an menjadi mengacu pad proses ya dilakukan dari rumah an mutu, un

fisiknya (be utu yang jual gamb ni. Untuk pe

n mutu se n mutu prod da saat ter aktu sebelum

ootch bar 8. Bentu gkatan mutu minan mutu angan tekno mutu prod pembatas p da tuntutan ang memba melalui p h-rumah ke ntuk pembel

entuk dan u rendah. K bir serta me

engembanga erta adany duk gambir rtentu oleh mnya ataupu

uk produk g u produk di dengan pro ologi dan duk, karena peningkatan konsumen angun mutu pemrosesan empa di lu lian produk

ukuran), pro Kondisi ter emperluas p

an pada ma ya sistem

r. Hal terseb rumah kem un rumah ke

b. gambir yang ilakukan me osedur opera peralatan p a kondisi ar n mutu prod

atas mutu p u produk s

ulang pro ar petani y k maka grad

duk gambir sebut sang pasar gamb sa yang aka manajemen but diperluk

mpa terten empa lain d

Lumpang g dihasilkan elalui perba asi standar. proses yan rea produks duk gambir. produk gam ejak awal, oduk gamb yang terbina

ding mutu y

r yang dihas gat menyul bir di luar an datang, s n yang m kan agar ga ntu sama se dan daerah l

n

aikan prose Untuk itu, ng lebih m ksi dan pera

Perbaikan mbir. Di sam

perbaikan bir asalan a. Dalam u yang berko silkan litkan pasar sangat ampu ambir eperti ain. es dan perlu ampu alatan mutu mping juga yang upaya orelasi


(45)

 

langsung dengan harga produk menjadi keharusan. Tanpa insentif harga yang lebih baik untuk produk dengan mutu yang lebih baik, maka usaha peningkatan mutu akan sia-sia.

Penelitian Yuhono (2004) di Kecamatan Pangkalan Kotobaru, Kabupaten Lima Puluh Kota pada tahun 2003 menunjukkan bahwa usaha tani gambir, teknik budidaya dan pengolahan yang masih bersifat tradisional, merupakan salah satu penyebab rendahnya mutu, rendemen dan pendapatan petani. Pendapatan atas biaya total yang diperoleh sebesar Rp. 4.840.625,- per ha per tahun, sedang pendapatan atas biaya tunai sebesar Rp. 6.238.125,- per ha per tahun. Pemasaran yang terjadi masih cukup efisien, ditunjukkan oleh marjin harga yang diterima petani cukup tinggi (67%), besarnya marjin pemasaran antara lembaga-lembaga pemasaran seimbang (12,49% - 20,88%), dan keuntungan dari lembaga pemasaran berkisar antara 10% - 20%.


(46)

 

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

1. Tanaman gambir di Kecamatan Pangkalan banyak ditanami pada kelerengan agak curan (15% - 25%) dan curan (25% - 40%), dengan jenis tanah Dystropepts, Haplohumults, Hapludox, Humitropepts, dan curah hujan 312,94 mm/bulan.

2. Produksi gambir di Kecamatan Pangkalan masih dikategorikan rendah, sehingga perlu dilakukan kegiatan peningkatan produksi dan mutu produk gambir.

Saran

Sebaiknya pemerintah melakuan penyuluhan secara berkala kepada masyarakat tentang budidaya tanaman gambir dan produksi produk gambir untuk meningkatkan ekonomi masyarakat.


(47)

 

DAFTAR PUSTAKA

Aini, Anisa .2007. Sistem Informasi Geografis dan Aplikasinya. STMIK Amikom. Yogyakarta

Badan Pusat Statistik. 2003. Sensus Pertanian 2003: Hasil Pendaftaran Rumahtangga Kabupaten Lima Puluh Kota. Badan Pusat Statistik Kabupaten Lima Puluh Kota. Sarilamak

____________________. 2008. Kabupaten Lima Puluh Kota dalam Angka 2007. Badan Pusat Statistik Kabupaten Lima Puluh Kota. Sarilamak

____________________. 2009. Kabupaten Lima Puluh Kota dalam Angka 2008. Badan Pusat Statistik Kabupaten Lima Puluh Kota. Sarilamak

____________________. 2012. Provinsi Sumatera Barat dalam Angka 2012. Badan Pusat Staristik Sumatera Barat. Padang

Bakhtiar, A. 1991. Manfaat Gambir. Laporan Pelaksanaan Penataan Petani dan Pedagang Pengumpul Gambir di Kecamatan Pangkalan Kabupaten Lima Puluh Kota. FMIPA. Universitas Andalas. Padang

Buharman, Bharnel, dan M. Ali 200l. Kelayakan finansial usahatani gambir perkebunan rakyat Kabupaten Lima Puluh Kota, Sumatera Barat. Stigma IX (l) : 62 – 68.

Djaenudin D, Marwan H, Subagjo H, dan Hidayat A. 2003. Petunjuk Teknis Evaluasi Lahan untuk Komoditas Pertanian. Edisi ke-1. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanah dan Agroklimat. Balai Penelitian Tanah. Bogor. Djarwaningsih, T. 1993. Gambir. Di dalam H. Sutarno dan H. Pujaatmaka (eds.).

Pemberdayaan Tanaman Penghasil Bahan Pewarna dan Penyamak pada Lahan Kritis. Seri Pengembangan PROSEA 3. Yayasan PROSEA, Bogor dan MAB Indonesia. UNESCO/ PROSEA. Jakarta

Ermiati. 2004. Budidaya, Pengolahan Hasil dan Kelayakan Usaha Tani Gambir di Kabupaten Lima Puluh Kota. Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat. Buletin TRO, 15(1):50-64

Eviza, A. 2002. Budidaya dan Pengelolaan Gambir. Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh. Payakumbuh

Hadad, M.A. 2007. Teknologi Budi Daya dan Pengolahan Hasil Gambir. http//balittri.litbang.deptan.go.id/database/ 30 September 2013


(48)

 

Hardjowigeno S dan Widiatmaka. 2007. Evaluasi Kesesuaian Lahan & Perencanaan Tataguna Lahan. Bogor: Gadjah Mada University Press. Jakarta.

Hasan, A. Denian, Irfan, A.J.P. Tamsin dan Burhaman. 2000. Teknologi budidaya dan pengolahan gambir. Deptan. Badan litbang. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sukarami

Nazir, N. Hakimi dan A. Bakhtiar. 2007. Kajian Teknologi Pengolahan Gambir untuk Obat-obatan dan Kosmetik. Balai Penelitian dan Pengembangan Daerah Sumatera Barat, Padang

Nazir, N. 2010. Gambir Budidaya, Pengelolaan dan Prospek Diverfikasinya. Yayasan Hutanku. Padang

Prahasta, W. 2009. Sistem Informasi Geografis Konsep-konsep Dasar Perspektif Geodesi dan Geomatika. Penerbit informatika. Bandung

Puntodewo, A, Sonya Dewi dan Jusupta Tarigan. 2003. Sistem Informasi Geografis Untuk Pengelolaan Sumber Daya Alam. Informatika. Banung Tinambunan, A. 2007. Analisis Pendapatan Usahatani dan Pemasaran Gambir di

Kabupaten Pakpak Bharat Provinsi Sumatera Utara. Tesis Magister Sains. Sekolah Pascasarjana. Universitas Gajah Mada. Yogyakarta


(49)

 


(50)

 

Lampiran 1. Lahan gambir pernagari 1. Nagari Koto Alam

No. Pemilik Lahan Luas Lahan Jarak Tanam Jumlah Rumpun Frekuensi Panen Hasil Produksi (ton)

1. M. Harifin 2,532 3 X 3 2813 2 kali per tahun 3

2. Akhiyati 3,781 3 X 3 4201 2 kali per tahun 4,6

3. Zulbaidah 3,153 3 X 3 3503 2 kali per tahun 3,8

4. Nurhelda 1,961 3 X 3 2178 2 kali per tahun 2,3

5. Rosdiani 3,612 3 X 3 4013 2 kali per tahun 4,4

6. Mardiati 3,994 3 X 3 4437 2 kali per tahun 4,8

7. Sani 5,631 3 X 3 6256 2 kali per tahun 6,8

8. Zetriadi 5,440 3 X 3 6044 2 kali per tahun 6,6

9. Zenhedri 5,747 3 X 3 6386 2 kali per tahun 7

10. Yulik 5,631 3 X 3 6256 2 kali per tahun 6,8

11. M. Nizar 6,018 3 X 3 6686 2 kali per tahun 7,3

12. Feri Salim 6,788 3 X 3 7542 2 kali per tahun 8,2

13. Yendrizal 5,928 3 X 3 6586 2 kali per tahun 7,2

14. Sudirman 6,874 3 X 3 7637 2 kali per tahun 8,3

15. Sudarmaji 7,518 3 X 3 8353 2 kali per tahun 9,1

16. M. Kholidi 6,449 3 X 3 7165 2 kali per tahun 7,8

17. Yunaidi 4,614 3 X 3 5126 2 kali per tahun 5,6

18. Erman Darwis 5,661 3 X 3 6290 2 kali per tahun 6,9

19. Gustinur 4,671 3 X 3 5190 2 kali per tahun 5,6

20. Salma 3,152 3 X 3 3500 2 kali per tahun 3,8

21. Hazairin 5,197 3 X 3 5774 2 kali per tahun 6,3

22. Nurlaila 4,752 3 X 3 5280 2 kali per tahun 5,7

23. Endang

Asmarini 4,104 3 X 3 4560 2 kali per tahun 5

24. Zulfahmi 3,656 3 X 3 4062 2 kali per tahun 4,4

25. Yudika

Asmanta 3,207 3 X 3 3563 2 kali per tahun 3,9

26. Asman 4,975 3 X 3 5527 2 kali per tahun 6

27. Safwir Munir 5,288 3 X 3 5875 2 kali per tahun 6,4

28. Devi Yeni 4,491 3 X 3 4990 2 kali per tahun 5,4

29. Warhamni 3,275 3 X 3 3668 2 kali per tahun 3,9

30. Ernida 4,142 3 X 3 4602 2 kali per tahun 5

31. Yudarmi 3,330 3 X 3 3700 2 kali per tahun 4

32. Erlinda 5,663 3 X 3 6292 2 kali per tahun 6,9

33. Sahrial 5,154 3 X 3 5726 2 kali per tahun 6,2

34. Tosman 5,186 3 X 3 5762 2 kali per tahun 6,3

35. Nelida Badra 4,992 3 X 3 5546 2 kali per tahun 6

36. Eriswandi 5,879 3 X 3 6532 2 kali per tahun 7,1

37. Erianto 5,371 3 X 3 5667 2 kali per tahun 6,5


(51)

 

39. Rosmali Jamal 4,312 3 X 3 4791 2 kali per tahun 5,2

40. Hamdi Sakban 5,903 3 X 3 6558 2 kali per tahun 7,2

41. Mardiah 1,265 3 X 3 1405 2 kali per tahun 1,5

42. Efniwati 0,817 3 X 3 907 2 kali per tahun 0,9

43. Elda fadma 0,590 3 X 3 655 2 kali per tahun 0,7

44. Emura elmalda 1,243 3 X 3 1381 2 kali per tahun 1,5

45. Ira yulianti 0,950 3 X 3 1055 2 kali per tahun 1

46. Erni yunalnati 0,786 3 X 3 873 2 kali per tahun 0,9

47. Zulfa efendi 0,810 3 X 3 900 2 kali per tahun 0,9

48. Reflin 0,737 3 X 3 818 2 kali per tahun 0,8

49. Tetia murni 0,591 3 X 3 656 2 kali per tahun 0,7

50. Harlen 0,753 3 X 3 836 2 kali per tahun 0,9

51. Mustika sari 0,999 3 X 3 1110 2 kali per tahun 1,2

52. Efi maria 1,014 3 X 3 1126 2 kali per tahun 1,2

53. Dewi putri 1,105 3 X 3 1227 2 kali per tahun 1,2

54. Riswarni 0,786 3 X 3 873 2 kali per tahun 0,9

55. Yuli erlinda 0,972 3 X 3 1080 2 kali per tahun 1

56. Desweli 0,602 3 X 3 668 2 kali per tahun 0,7

57. Yendrizal 0,707 3 X 3 785 2 kali per tahun 0,8

58. Samsir hidayat 0,807 3 X 3 896 2 kali per tahun 0,9

59. Jamaludim 0,902 3 X 3 1000 2 kali per tahun 1,2

60. Emira zatulhima 0,822 3 X 3 913 2 kali per tahun 1

61. Mil novia 0,942 3 X 3 1046 2 kali per tahun 1,2

62. Dolisa 0,807 3 X 3 898 2 kali per tahun 0,9

63. Afrianto 0,627 3 X 3 696 2 kali per tahun 0,7

64. Afrida 1,040 3 X 3 1155 2 kali per tahun 1,2

65. Helmi 1,059 3 X 3 1176 2 kali per tahun 1,2

66. Budianti 1,177 3 X 3 1307 2 kali per tahun 1,4

67. Saidarti 1,148 3 X 3 1275 2 kali per tahun 1,4

68. Faidar 0,945 3 X 3 1050 2 kali per tahun 1,2

69. Zulnatri 1,400 3 X 3 1555 2 kali per tahun 1,6

70. Zambri ernita 0,990 3 X 3 1100 2 kali per tahun 1,2

71. Elia martati 0,767 3 X 3 852 2 kali per tahun 0,9

72. Elia

mulawarman 1,031 3 X 3 1145 2 kali per tahun 1,2

73. Yeti andena 1,199 3 X 3 1332 2 kali per tahun 1,4

74. Putra devi 0,837 3 X 3 930 2 kali per tahun 1

75. Delvi 1,008 3 X 3 1120 2 kali per tahun 1,2

76. Safridar 0,953 3 X 3 1058 2 kali per tahun 1,2

77. Masrida wati 0,995 3 X 3 1105 2 kali per tahun 1,2

78. Dafid estinta 1,351 3 X 3 1500 2 kali per tahun 1,6

79. Netriati 1,142 3 X 3 1268 2 kali per tahun 1,4


(52)

 

81. Erna warti 1,989 3 X 3 2210 2 kali per tahun 2,4

82. Sahri rahmi 1,442 3 X 3 1600 2 kali per tahun 1,8

83. Yuli sofia 1,228 3 X 3 1364 2 kali per tahun 1,4

84. Yudi faisal 1,234 3 X 3 1371 2 kali per tahun 1,5

85. Hafnizal 1,822 3 X 3 2024 2 kali per tahun 2,2

86. Rismaida 1,785 3 X 3 1983 2 kali per tahun 2

87. ambri mirin 2,240 3 X 3 2488 2 kali per tahun 2,6

88. Gusmaida 3,996 3 X 3 4440 2 kali per tahun 4,8

89. Nurlalah 2,191 3 X 3 2434 2 kali per tahun 2,6

90. Neli elisa 2,275 3 X 3 2527 2 kali per tahun 2,6

91. Riza marlina 3,015 3 X 3 3350 2 kali per tahun 3,6

92. Yusnakalif 2,565 3 X 3 2850 2 kali per tahun 3

93. Sahril kamin 2,839 3 X 3 3154 2 kali per tahun 3,4

94. Yesi 2,337 3 X 3 2596 2 kali per tahun 2,8

95. Titi sumarni 1,461 3 X 3 1623 2 kali per tahun 1,8

96. Eldri yeti 1,647 3 X 3 1830 2 kali per tahun 1

97. zamanir 3,583 3 X 3 3981 2 kali per tahun 4,2

98. Ernita 2,921 3 X 3 3245 2 kali per tahun 3,6

99. Suryetni 3,062 3 X 3 3400 2 kali per tahun 3,8

100. Rosni marilon 2,100 3 X 3 2333 2 kali per tahun 2,5

101. Gian angraini 2,628 3 X 3 2920 2 kali per tahun 3,2

102. Yusma sari 1,747 3 X 3 1941 2 kali per tahun 2,1

103. Teguh im anto 3,541 3 X 3 3934 2 kali per tahun 4,3

104. Yulia ninsih 5,322 3 X 3 5313 2 kali per tahun 6,5

105. Yuri anugrah 4,013 3 X 3 4458 2 kali per tahun 4,8

106. Yunedi aziz 4,327 3 X 3 4807 2 kali per tahun 5,2

107. Sarah laila 3,605 3 X 3 4005 2 kali per tahun 4,3

108. Zerianto 2,738 3 X 3 3042 2 kali per tahun 3,3

109. Mona

mutmainah 2,855 3 X 3 3172 2 kali per tahun 3,4

110. Irwan hamdani 3,411 3 X 3 3790 2 kali per tahun 4

111. Yusra ermanto 2,027 3 X 3 2252 2 kali per tahun 2,4

112. Jerizon harli 2,691 3 X 3 2990 2 kali per tahun 3,2

113. Rahmi handani 3,497 3 X 3 3885 2 kali per tahun 4,2

114. Didi warman 3,159 3 X 3 3510 2 kali per tahun 3,8

115. Deva yusrina 3,774 3 X 3 4193 2 kali per tahun 4,6

116. Ayu suspita sari 4,642 3 X 3 5157 2 kali per tahun 5,6

117. Gino afriono 2,782 3 X 3 3091 2 kali per tahun 3,4

118. Riko yulianda 2,629 3 X 3 2921 2 kali per tahun 3,2

119. Yulfi rahman 2,841 3 X 3 3156 2 kali per tahun 3,4

120. Rani mustika 2,653 3 X 3 2947 2 kali per tahun 3,2

121. Gustika parma 3,173 3 X 3 3525 2 kali per tahun 3,8


(53)

 

123. Farmi zein 3,816 3 X 3 4240 2 kali per tahun 4,6

124. Aditia maisa 2,878 3 X 3 2197 2 kali per tahun 3,5

125. Nurahma 3,525 3 X 3 3916 2 kali per tahun 4,3

126. Riski

kerniawan 3,965 3 X 3 4405 2 kali per tahun 4,8

127. Setiawan putra 4,137 3 X 3 4596 2 kali per tahun 5

128. M ridwan 4,933 3 X 3 5481 2 kali per tahun 6

129. Anisa furqoni 1,004 3 X 3 1115 2 kali per tahun 1,2

130. Gita erlinda 1,411 3 X 3 1567 2 kali per tahun 1,7

131. Bettian tari 1,458 3 X 3 1620 2 kali per tahun 1,7

132. Nurfa dila 0,948 3 X 3 1053 2 kali per tahun 1,1

133. Sari dewila 0,559 3 X 3 621 2 kali per tahun 0,6

134. Rifda wahyuni 0,952 3 X 3 1057 2 kali per tahun 1,1

135. Leonardo 2,791 3 X 3 3100 2 kali per tahun 3,4

136. Panji agung 2,740 3 X 3 3044 2 kali per tahun 3,3

137. Agung

ramadona 2,298 3 X 3 2553 2 kali per tahun 2,8

138. Junaini 2,828 3 X 3 3142 2 kali per tahun 3,4

139. Rahmat

andertin 2,927 3 X 3 3252 2 kali per tahun 3,5

140. Candra 3,004 3 X 3 3337 2 kali per tahun 3,6

141. Bobi putra 2,734 3 X 3 3037 2 kali per tahun 3,3

142. Alistri 3,235 3 X 3 3594 2 kali per tahun 3,9

143. M ali 3,895 3 X 3 4327 2 kali per tahun 4,7

144. Ambri 3,298 3 X 3 3664 2 kali per tahun 4

145. Annisa 3,769 3 X 3 4187 2 kali per tahun 4,5

146. Radiles 3,308 3 X 3 3675 2 kali per tahun 4

147. Aprianto 3,037 3 X 3 3374 2 kali per tahun 3,7

148. Aris yunaldi 2,442 3 X 3 2713 2 kali per tahun 2,9

149. Arlek 3,494 3 X 3 3882 2 kali per tahun 4,2

150. Asnita 5,304 3 X 3 5893 2 kali per tahun 6,4

151. Atiqa 2,398 3 X 3 2664 2 kali per tahun 2,9

152. Alwi 2,826 3 X 3 3140 2 kali per tahun 3,4

153. Abdul aziz 2,229 3 X 3 2476 2 kali per tahun 2,7

154. Etita 1,609 3 X 3 1787 2 kali per tahun 1,9

155. Nelinda 1,946 3 X 3 2162 2 kali per tahun 2,3

156. Yetri yeti 3,439 3 X 3 3821 2 kali per tahun 4,1

157. Budianti 4,110 3 X 3 4566 2 kali per tahun 5

158. Zulhelmi 3,356 3 X 3 3728 2 kali per tahun 4

159. Ibra weldi 2,865 3 X 3 3183 2 kali per tahun 3,4

160. Ayudiah 2,623 3 X 3 2914 2 kali per tahun 3,2

161. Erdati 2,437 3 X 3 2707 2 kali per tahun 2,9

162. Emiwati 3,516 3 X 3 3906 2 kali per tahun 4,2


(54)

 

164. Gusni 4,977 3 X 3 5530 2 kali per tahun 6

165. Murliati 4,932 3 X 3 5480 2 kali per tahun 6

166. Nengsih 4,394 3 X 3 4882 2 kali per tahun 5,3

167. Osin 3,426 3 X 3 3806 2 kali per tahun 4,1

168. Rosna 5,989 3 X 3 6654 2 kali per tahun 7,3

169. Idamiar 5,884 3 X 3 6536 2 kali per tahun 7,1

170. Sevia 3,696 3 X 3 4106 2 kali per tahun 4,5

171. Amril 2,899 3 X 3 3221 2 kali per tahun 3,5

172. Wanto 5,032 3 X 3 5591 2 kali per tahun 6,1

173. Yogi pratama 4,440 3 X 3 4933 2 kali per tahun 5,4

174. Suhatimar 5,284 3 X 3 5871 2 kali per tahun 6,4

175. Eli alba 5,227 3 X 3 5807 2 kali per tahun 6,4

176. Sridesi 4,316 3 X 3 4795 2 kali per tahun 5,2

177. Zian putri 3,284 3 X 3 3648 2 kali per tahun 4

178. Riskanuzah 5,455 3 X 3 6061 2 kali per tahun 6,6

179. Elfiada 3,403 3 X 3 3781 2 kali per tahun 4,5

180. Muhaimin 3,900 3 X 3 4333 2 kali per tahun 4,7

181. Cacan 4,663 3 X 3 5181 2 kali per tahun 5,6

182. Yanti 2,762 3 X 3 3068 2 kali per tahun 3,3

183. Anton 2,608 3 X 3 2897 2 kali per tahun 3,1

184. Budi 2,440 3 X 3 2711 2 kali per tahun 2,9

185. Susan 2,799 3 X 3 3110 2 kali per tahun 3,4

186. Suran 2,488 3 X 3 2764 2 kali per tahun 3

187. Sulaiman 2,603 3 X 3 2892 2 kali per tahun 3,1

188. Jamaludim 2,330 3 X 3 2588 2 kali per tahun 2,8

189. Umiri 2,534 3 X 3 2515 2 kali per tahun 3

190. Romblah 2,216 3 X 3 2462 2 kali per tahun 2,7

191. Rustam 1,714 3 X 3 1904 2 kali per tahun 2

192. Safna 2,588 3 X 3 2875 2 kali per tahun 3

193. Nurbaiti 2,341 3 X 3 2600 2 kali per tahun 2,8

194. Basir 2,889 3 X 3 3210 2 kali per tahun 3,5

195. Ernida 3,564 3 X 3 3960 2 kali per tahun 4,3

196. Irmi 4,546 3 X 3 5050 2 kali per tahun 5,5

197. Mismarti 3,113 3 X 3 3458 2 kali per tahun 3,7

198. Yulianis 3,760 3 X 3 4177 2 kali per tahun 4,5

199. Yanto 4,233 3 X 3 4000 2 kali per tahun 5,1

200. Asrianto 4,501 3 X 3 5000 2 kali per tahun 5,4

201. Zainal 4,260 3 X 3 4733 2 kali per tahun 5,1

202. Samik 2,036 3 X 3 2262 2 kali per tahun 2,4

203. Darman 2,424 3 X 3 2693 2 kali per tahun 2,9

204. Khairanti 2,166 3 X 3 2406 2 kali per tahun 2,6

205. Djaludin 2,205 3 X 3 2450 2 kali per tahun 2,6


(1)

 

154. siu'd ibrahim 2,736 3 X 3 3040 2 kali per tahun 3,3

155. nurminar 1,288 3 X 3 1431 2 kali per tahun 1,5

156. ahmad jambang 2,445 3 X 3 2716 2 kali per tahun 2,9

157. rosminar 2,071 3 X 3 2301 2 kali per tahun 2,5

158. irnawati 1,401 3 X 3 1556 2 kali per tahun 1,7

159. Masri 4,286 3 X 3 4762 2 kali per tahun 5,2

160. moneng saman 4,127 3 X 3 4585 2 kali per tahun 5

161. ahmad khotib 2,562 3 X 3 2846 2 kali per tahun 3,1

162. yil nasri 2,359 3 X 3 2621 2 kali per tahun 2,8

163. Firdaus 1,981 3 X 3 2201 2 kali per tahun 24

164. eli darmi 2,564 3 X 3 2848 2 kali per tahun 3,1

165. abdul aziz 2,548 3 X 3 2831 2 kali per tahun 3,1

166. Ahmat 1,908 3 X 3 2120 2 kali per tahun 2,3

167. suryanis 2,706 3 X 3 3006 2 kali per tahun 3,3

168. Suryatti 2,671 3 X 3 2967 2 kali per tahun 3,2

169. Rusli 1,942 3 X 3 2157 2 kali per tahun 2,3

170. aunimar 2,007 3 X 3 2230 2 kali per tahun 2,4

171. djamal andiko 4,104 3 X 3 4560 2 kali per tahun 5

172. basni 3,271 3 X 3 3634 2 kali per tahun 3,9

173. bismar 2,367 3 X 3 2630 2 kali per tahun 2,8

174. amri rasid 5,032 3 X 3 5591 2 kali per tahun 6,1

175. sanibar jalil 4,103 3 X 3 4558 2 kali per tahun 5

176. suwardi 3,956 3 X 3 4394 2 kali per tahun 4,8

177. abdu rashud 4,016 3 X 3 4462 2 kali per tahun 4,8

178. arizal 4,161 3 X 3 4623 2 kali per tahun 5

179. muktar maini 3,385 3 X 3 3761 2 kali per tahun 4,1

180. eriniati 3,955 3 X 3 4394 2 kali per tahun 4,8

181. jamaran jamin 3,657 3 X 3 4063 2 kali per tahun 4,4

182. salneti 2,822 3 X 3 3135 2 kali per tahun 3,4

183. saii janah 2,621 3 X 3 2912 2 kali per tahun 3,1

184. rusda 3,713 3 X 3 4125 2 kali per tahun 4,5

185. nursiah 6,905 3 X 3 7672 2 kali per tahun 8,4

186. samin windo 4,495 3 X 3 4994 2 kali per tahun 5,4

187. desfariati 6,568 3 X 3 7297 2 kali per tahun 8

Total 469,109 526891 585,5

6. Nagari Gunuang Malintang

No. Pemilik Lahan

Luas Lahan

Jarak Tanam

Jumlah

Rumpun Frekuensi Panen

Hasil Produksi (ton)

1. H. Caan 6,928 3 X 3 7697 2 kali per tahun 8,4

2. H. Liat 6,453 3 X 3 7170 2 kali per tahun 7,8

3. Imus 2,626 3 X 3 2917 2 kali per tahun 3,2


(2)

 

5. Firdaus 0,692 3 X 3 768 2 kali per tahun 0,8

6. Moll 1,198 3 X 3 1331 2 kali per tahun 1,4

7. Isep 0,903 3 X 3 1003 2 kali per tahun 1,1

8. Erpi 1,025 3 X 3 1138 2 kali per tahun 1,2

9. Jambri 2,124 3 X 3 2360 2 kali per tahun 2,5

10. Edison 2,112 3 X 3 2346 2 kali per tahun 2,5

11. Imi 3,153 3 X 3 3503 2 kali per tahun 3,8

12. Kenek 2,055 3 X 3 2283 2 kali per tahun 2,5

13. Haria 2,649 3 X 3 2943 2 kali per tahun 3,2

14. Sahir 2,743 3 X 3 3046 2 kali per tahun 3,3

15. Kasri 6,326 3 X 3 7028 2 kali per tahun 7,7

16. Ibud 3,359 3 X 3 3732 2 kali per tahun 4

17. Imam 1,667 3 X 3 1852 2 kali per tahun 2

18. Kosmardi 1,455 3 X 3 1616 2 kali per tahun 1,7

19. Imbron 2,726 3 X 3 3028 2 kali per tahun 3,3

20. Ewin 1,572 3 X 3 1746 2 kali per tahun 1,9

21. Emi 2,357 3 X 3 2618 2 kali per tahun 2,8

22. Desi 1,417 3 X 3 1574 2 kali per tahun 1,7

23. nursal 1,439 3 X 3 1598 2 kali per tahun 1,7

24. bahar 7,637 3 X 3 8485 2 kali per tahun 9,3

25. mazid 4,601 3 X 3 5112 2 kali per tahun 5,6

26. alismarajo 2,682 3 X 3 2980 2 kali per tahun 3,2

27. wisman

piliang 2,559 3 X 3 2843 2 kali per tahun 3,1

28. safrizon 6,065 3 X 3 6738 2 kali per tahun 7,3

29. basrial 8,582 3 X 3 9535 2 kali per tahun 10,4

30. rahmatika 9,314 3 X 3 10348 2 kali per tahun 11,3

31. mulyati 4,187 3 X 3 4652 2 kali per tahun 5,1

32. deficosandres 2,521 3 X 3 2801 2 kali per tahun 3

33. yuliasmi 3,131 3 X 3 3478 2 kali per tahun 3,8

34. masrizal 2,405 3 X 3 2672 2 kali per tahun 2,9

35. zakiah 3,941 3 X 3 4378 2 kali per tahun 4,8

36. nurwaji 3,839 3 X 3 4265 2 kali per tahun 4,6

37. jaruni 8,250 3 X 3 9166 2 kali per tahun 10

38. m falo 3,352 3 X 3 3724 2 kali per tahun 4

39. budi 9,082 3 X 3 10091 2 kali per tahun 11

40. hilda 6,994 3 X 3 7771 2 kali per tahun 8,5

41. marbana 8,923 3 X 3 9914 2 kali per tahun 10,8

42. nilam suri 6,935 3 X 3 7705 2 kali per tahun 8,4

43. netti 3,401 3 X 3 3778 2 kali per tahun 4,1


(3)

 

45. malamo 8,811 3 X 3 9790 2 kali per tahun 10,7

46. ernawati 6,450 3 X 3 7166 2 kali per tahun 7,8

47. akhiran 6,188 3 X 3 6875 2 kali per tahun 7,5

48. surin 5,838 3 X 3 6486 2 kali per tahun 7,1

49. budarmis 4,891 3 X 3 5434 2 kali per tahun 5,9

50. burhan 4,567 3 X 3 5074 2 kali per tahun 5,5

51. dine 0,636 3 X 3 706 2 kali per tahun 0,7

52. kasno 0,716 3 X 3 795 2 kali per tahun 0,8

53. hakim 1,449 3 X 3 1610 2 kali per tahun 1,7

54. didi 2,526 3 X 3 2806 2 kali per tahun 3

55. novi 6,163 3 X 3 6847 2 kali per tahun 7,5

56. bkar 6,523 3 X 3 7247 2 kali per tahun 7,9

57. mustofa 4,004 3 X 3 4448 2 kali per tahun 4,8

58. kamal 6,467 3 X 3 7185 2 kali per tahun 7,8

59. khairul 6,344 3 X 3 7048 2 kali per tahun 7,7

60. nurman 7,308 3 X 3 8120 2 kali per tahun 8,9

61. bani 8,204 3 X 3 9115 2 kali per tahun 10

62. mainal 7,472 3 X 3 8302 2 kali per tahun 9,1

63. yumiri 5,964 3 X 3 6626 2 kali per tahun 7,2

64. jumik 5,071 3 X 3 5634 2 kali per tahun 6,1

65. jahari 2,589 3 X 3 2876 2 kali per tahun 3,1

66. kayunan 6,327 3 X 3 7030 2 kali per tahun 7,7

67. darwis 6,991 3 X 3 7767 2 kali per tahun 8,5

68. jamil 7,439 3 X 3 8265 2 kali per tahun 9

69. nujiati 6,198 3 X 3 6886 2 kali per tahun 7,5

70. sarimin 4,298 3 X 3 4775 2 kali per tahun 5,2

71. dinamis 4,801 3 X 3 5334 2 kali per tahun 5,8

72. malik 6,596 3 X 3 7328 2 kali per tahun 8

73. zainabun 2,417 3 X 3 2685 2 kali per tahun 2,9

74. kasim 7,067 3 X 3 7852 2 kali per tahun 8,6

75. sabri 8,514 3 X 3 9460 2 kali per tahun 10,3

76. makarif 8,440 3 X 3 9377 2 kali per tahun 10,2

77. basril 8,086 3 X 3 8984 2 kali per tahun 9,8

78. yasir 7,976 3 X 3 8863 2 kali per tahun 9,7

79. amin 6,123 3 X 3 6803 2 kali per tahun 7,4

80. dasril 8,635 3 X 3 9594 2 kali per tahun 10,5

81. ramolis 5,091 3 X 3 5656 2 kali per tahun 6,2

82. jaik 6,282 3 X 3 6980 2 kali per tahun 7,6

83. iis 8,511 3 X 3 9456 2 kali per tahun 10,3

84. sarman 8,025 3 X 3 8916 2 kali per tahun 9,7


(4)

 

86. ernita 9,498 3 X 3 10553 2 kali per tahun 11,5

87. hasan 7,315 3 X 3 8127 2 kali per tahun 8,9

88. basri 8,983 3 X 3 9981 2 kali per tahun 10,9

89. misdar 4,895 3 X 3 5438 2 kali per tahun 5,9

90. m zain 6,688 3 X 3 7431 2 kali per tahun 8,1

91. elisan 8,187 3 X 3 9056 2 kali per tahun 9,9

92. fina 7,092 3 X 3 7880 2 kali per tahun 8,6

93. amelia 8,116 3 X 3 9017 2 kali per tahun 9,9

94. salim 6,113 3 X 3 6792 2 kali per tahun 7,4

95. darma 5,868 3 X 3 6520 2 kali per tahun 7,1

96. yuni 7,259 3 X 3 8065 2 kali per tahun 8,8

97. suwardi 5,898 3 X 3 6553 2 kali per tahun 7,1

98. faisal 5,629 3 X 3 6254 2 kali per tahun 6,8

99. fanani 6,001 3 X 3 6667 2 kali per tahun 7,3

100. lili 8,579 3 X 3 9532 2 kali per tahun 10,4

101. suriani 9,035 3 X 3 10038 2 kali per tahun 11

102. ambil 1,504 3 X 3 1671 2 kali per tahun 1,8

103. novian 0,610 3 X 3 677 2 kali per tahun 0,7

104. suran 0,844 3 X 3 937 2 kali per tahun 1

105. yunaldi 1,771 3 X 3 1967 2 kali per tahun 2,1

106. busni 1,557 3 X 3 1730 2 kali per tahun 1,8

107. m yunus 1,769 3 X 3 1965 2 kali per tahun 2,1

108. faisal 2,695 3 X 3 2994 2 kali per tahun 3,2

109. fuiin karim 2,029 3 X 3 2254 2 kali per tahun 2,4

110. samin 2,434 3 X 3 2704 2 kali per tahun 2,9

111. yefri 2,308 3 X 3 2564 2 kali per tahun 2,8

112. murdiati 3,242 3 X 3 3602 2 kali per tahun 3,9

113. isman 2,972 3 X 3 3302 2 kali per tahun 3,6

114. resmainar 2,984 3 X 3 3315 2 kali per tahun 3,6

115. misnar 4,303 3 X 3 4781 2 kali per tahun 5,2

116. samin 3,065 3 X 3 3405 2 kali per tahun 3,7

117. alianis 4,457 3 X 3 4952 2 kali per tahun 5,4

118. kamarinan 4,934 3 X 3 5482 2 kali per tahun 6

119. marasid 6,961 3 X 3 7734 2 kali per tahun 8,4

120. asril 9,567 3 X 3 10630 2 kali per tahun 11,6

121. zawawi 8,710 3 X 3 9677 2 kali per tahun 10,6

122. salim 6,688 3 X 3 7431 2 kali per tahun 8,1

123. ernita 7,362 3 X 3 8180 2 kali per tahun 8,9

124. hamzah 8,519 3 X 3 9465 2 kali per tahun 10,3

125. riswarman 9,301 3 X 3 10334 2 kali per tahun 11,3


(5)

 

127. putra

nasarudin 8,498 3 X 3 9442 2 kali per tahun 10,3

128. ainil khairati 8,704 3 X 3 9671 2 kali per tahun 10,6

129. khaitil 9,058 3 X 3 10064 2 kali per tahun 11

130. awizar 6,014 3 X 3 9982 2 kali per tahun 7,3

131. saimin 7,860 3 X 3 8733 2 kali per tahun 9,5

132. rahmatika 6,323 3 X 3 7025 2 kali per tahun 7,7

133. khairizal 7,107 3 X 3 7896 2 kali per tahun 8,6

134. hamdani 6,441 3 X 3 7156 2 kali per tahun 7,8

135. salim 4,938 3 X 3 5486 2 kali per tahun 6

136. sarwati 9,391 3 X 3 10434 2 kali per tahun 11,4

137. rusli 9,022 3 X 3 10024 2 kali per tahun 11

138. marzuki 5,629 3 X 3 6254 2 kali per tahun 6,8

139. darmis 6,224 3 X 3 6915 2 kali per tahun 7,5

140. darwis 8,470 3 X 3 9411 2 kali per tahun 10

141. martinus 5,539 3 X 3 6154 2 kali per tahun 6,7

142. sekrawati 7,435 3 X 3 8251 2 kali per tahun 9

143. bakri 6,948 3 X 3 7720 2 kali per tahun 8,4

144. ardek 6,858 3 X 3 7620 2 kali per tahun 8,3

145. markisa 6,746 3 X 3 7495 2 kali per tahun 8,2

146. akbar 8,041 3 X 3 8934 2 kali per tahun 9,8

147. afisar 5,711 3 X 3 6345 2 kali per tahun 6,9

148. nasri 7,759 3 X 3 8621 2 kali per tahun 9,4

149. rasyat 5,269 3 X 3 5854 2 kali per tahun 6,4

150. yunis 7,034 3 X 3 7815 2 kali per tahun 8,5

151. samin 6,205 3 X 3 6894 2 kali per tahun 7,5

152. retnawilis 8,650 3 X 3 9611 2 kali per tahun 10,5

153. sasmiati 6,424 3 X 3 7137 2 kali per tahun 7,8

154. jamal 6,450 3 X 3 7166 2 kali per tahun 7,8

155. rusdi 5,093 3 X 3 5658 2 kali per tahun 6,2

156. rusli 4,180 3 X 3 4644 2 kali per tahun 5

157. masdirun 3,905 3 X 3 4338 2 kali per tahun 4,7

158. deswafi 3,289 3 X 3 3654 2 kali per tahun 4

159. oktafia 8,251 3 X 3 9167 2 kali per tahun 10

160. umiri 5,018 3 X 3 5575 2 kali per tahun 6,1

161. elisa 6,134 3 X 3 6815 2 kali per tahun 7,4

162. mulianis 6,003 3 X 3 6670 2 kali per tahun 7,3

163. khairana 5,565 3 X 3 6183 2 kali per tahun 6,7

164. munir 5,436 3 X 3 6040 2 kali per tahun 6,6

165. akbarni 5,518 3 X 3 6131 2 kali per tahun 6,7


(6)

 

167. lisan 7,858 3 X 3 8731 2 kali per tahun 9,5

168. yasnisar 6,256 3 X 3 6951 2 kali per tahun 7,6

Total 925,016 1030970 1119,4

Lampiran 2. Jumlah curah hujan dan hari hujan di Kecamatan Pangkalan

tahun 2012

Bulan

Periode : Bulanan

Maks Min Rata-rata Jumlah Hari

Januari 33 1 11,2 56 5

Februari 41 2 15,84 269,3 17

Maret 95 1 23,33 280 12

April 96 5 20,21 384 19

Mei 44

1

18,55

204

11

Juni 40

1

17,87

268

15

Juli 100

2 24,3 486 20

Agustus 26 4 13,91 153 11

September 37 15 24,67

74

3

Oktober 97 1 21,5 301 14

November 125 1 36,08

866

24

Desember 90 1 19,33 522 27

Sumber: Stasiun Klimatologi Pangkalan (Tempat Pemeriksaan Tanjung Pati) di dalam BPS

Kabupaten Lima Puluh Kota (2013)

Lampiran 3. Daftar pertanyaan

1.

Nama pemilik

:

2.

Alamat

:

3.

Status kepemilikan

:

4.

Pola tanam

Jarak tanam

:

Kombinasi :

Umur tanaman

:

5.

Pola panen

Frekuensi panen :

Metode panen

:

Produksi

: