METODE PENELITIAN
Waktu dan Tempat
Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan 23 April – 20 Juni 2013 di Kecamatan Pangkalan, Kabupaten Lima Puluh Kota, Sumatera Barat dan
Laboratorium Manajemen Hutan Terpadu Program Studi Kehutanan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara.
Alat
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah seperangkat komputer, software AreView Gis 3.3, alat tulis, Global Positioning System GPS, Kamera
digital. Data spasial penutupan lahan Kecamatan Pangkalan adalah data peta jenis tanah, data peta intensitas curah hujan, data peta topografi, data peta administrasi.
Metode Penelitian
Langkah-langkah pelaksanaan penelitian secara garis besar terdiri dari kegiatan persiapan, pengambilan titik koordinat gambir di lapangan, pemasukan
data, analisis data.
1. Pengumpulan Data
Metode penelitian menggunakan metode pengumpulan data berupa data primer dan sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh dengan cara
pengambilannya dilakukan langsung dilapangan. Data primer dan sekunder yang dipergunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 1.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 1. Data primer dan data sekunder yang dipergunakan dalam penelitian
No. Nama Data
Jenis Data Sumber Data
Tahun 1.
Jumlah individu gambir Primer
Penelitian lapangan 2013
2. Luas lahan gambir
Primer Penelitian lapangan
2013 3. Titik
sampel Primer
Penelitian lapangan GPS 2013
4. Kelerengan
Primer Penelitian lapangan GPS
2013 5. Responden
Primer Penelitian
lapangan 2013
6. Peta jenis tanah
Sekunder BPKH 2013
7. Peta intensitas curah hujan
Sekunder BPKH
2013 8. Peta
administrasi Sekunder BPKH
2013 9.
Peta kelerengan topografi Sekunder BPKH
2013
2. Persiapan Data
Data Spasial
Data spasial merupakan data yang bersifat keruangan terdiri dari peta jenis tanah, peta intensitas curah hujan, peta topografi, peta administrasi Kecamata
Pangkalan. Data ground Control Point GCP merupakan data yang menyatakan posisi keberadaan suatu vegetasi di permukaan bumi dalam bentuk titik koordinat.
Data tersebut diperoleh dengan melakukan survey dilapangan. Selanjutnya data GCP ini digunakan sebagai salah satu bahan dalam menentukan sebaran tanaman
gambir di Kecamatan Pangkalan.
3. Analisis Data
Pemetaan Penyebaran Tanaman Gambir
Pengambilan titik koordinat gambir dilakukan dengan menggunakan GPS pada setiap kebun gambir yang diteliti. Data yang diolah berupa data titik point.
Seluruh titik dimasukkan dalam peta administrasi Kecamatan Pangkalan dan dilakukan penggabungan overlay dengan peta jenis tanah, peta kelerengan dan
peta intensitas curah hujan. Peta penyebaran dibuat dengan menggunakan software ArcView GIS 3.3.
Universitas Sumatera Utara
Overlay Data Sebaran Titik Gambir Dengan Peta
Data sebaran titik koordinat dalam bentuk koordinat dalam penelitian ini diolah menggunakan sistem informasi geografis dengan software ArcView GIS 3.3
melalui beberapa tahapan yakni : 1.
Data titik dalam bentuk koordinat yang ditabulasi sesuai dengan tanggal, bulan dan tahun dengan Spreadsheet Microsoft Excel
2. Data sebaran gambir disimpan dalam bentuk file berekstensi dbf dbase
file 3.
Data dalam bentuk dbf dibuka dalam ArcView dengan menggunakan toolbar view pada perangkat tersebut dengan menggunakan Add Event
Theme 4.
Data yang telah dimasukkan dalam menu tersebut kemudian degabungkan dengan informasi yang telah ada dengan menggunakan Extention
GeoProcessing Wizard Spasial Join pada sistem yang telah ada. 5.
Peta sebaran tumbuhan yang telah terbentuk kemudian digabungkan dengan peta jenis tanah, peta kelerengan dan peta intensitas curah hujan
melalui teknik tumpang tindih overlay antara seri titik koordinat sehingga diperoleh sebaran tanaman pada suatu daerah.
Prospek Pengembangan Produksi Gambir
Potensi tanaman gambir dihitung dari banyaknya tanaman gambir Uncaria gambir ROXB pada setiap lahan gambir dan hasil dari wawancara
dengan petani. Penelitian ini diawali dengan overley titik koordinat GPS hasil tinjau
lapangan dengan peta jenis tanah, kelerengan dan intensitas curah hujan.
Universitas Sumatera Utara
Kemudian dilakukan analisis potensi sebaran tanaman gambir dan diakhiri dengan analisis prospek pengembangan tanaman gambir tersebut. Prosedur kegiatan yang
dilakukan dalam penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 1.
Titik Koordinat GPS Peta
1. Peta Jenis Tanah
2. Peta Kelerengan
3. Peta Intensitas Curah Hujan
Peta Kesesuaian Lahan Tanaman Gambir
Peta Penyebaran Tanaman Gambir
Overlay
Analisis Evaluasi Kesesuaian Lahan Tanaman
Gambir
Analisis Pengembangan Tanaman Gambir
Gambar 1. Alur pelaksanaan penelitian
Universitas Sumatera Utara
Deskripsi
Ga perdu, dan
adalah se dikeringka
bernama s dibuat me
2. Bentuk kehitaman
Be adalah ca
perdagang
G
i Tanaman
ambir meru n dalam tak
ejenis geta an yang b
sama Unca enjadi produ
k cetakan b n.
entuk lainny atechu, gu
gan antarneg
Gambar 2. P
HASIL D
dan Produ
upakan tanam sonomi term
ah yang d erasal dari
aria gambir uk ini, yang
biasanya si
ya adalah b utta gambi
gara gambir
Produk gam
DAN PEM
uksi Gambi
aman daerah masuk fami
disedimenta ekstrak r
r Roxb.. H g dinamakan
ilinder dala
bubuk atau ir, catechu
r dikenal de
mbir berbentu
MBAHAS
ir
h tropis yan ili Rubiacea
asikan dan emasan da
Hampir 95 n betel bite
am ukuran
berbentuk u pallidum
engan nama
uk betel bite
SAN
ng berbentu ae atau kopi
n kemudia aun dan ran
produksi atau plan m
kecil denga
seperti koin m pale ca
gambier.
e atau plan uk seperti s
i-kopian. Ga an dicetak
anting tumb tanaman ga
masala Ga an warna c
n. Nama la atechu. D
masala semak
ambir dan
buhan ambir
ambar coklat
innya Dalam
Universitas Sumatera Utara
Ta diusahaka
sumber pe Lima Pulu
banyak m komoditas
Tin Pangkalan
baik tenta gambir, ya
dihasilkan membutuh
memenuhi anaman gam
an secara tu endapatan
uh Kota kh mengalami
s unggulan p
Gamba ngginya mi
n Kabupaten ang gambir,
ang dapat m n karena bel
hkan biaya i kebutuhan
mbir di dae urun-temuru
bagi masya hususnya d
penambaha pendapatan
ar 3. Tanam inat petani
n Lima Pul , terutama
mempengaru lum seband
a yang ba n dan permin
erah Sumat un, dan dia
arakat. Pert di Kecamata
an areal b n daerah.
man gambir untuk men
luh Kota tid tentang lah
uhi kualitas ding luas are
anyak untu ntaan pasar
tera Barat, anggap seb
tanaman ga an Pangkal
baru tapi
Uncaria ga nanam tana
dak diiringi han-lahan y
s dan banya eal dengan h
uk produks r semaksima
merupakan bagai tabun
ambir rakya lan, meskip
komoditas
ambir ROXB man gambi
i dengan pe yang sesuai
aknya produ hasil yang d
sinya, sert al mungkin.
n tanaman ngan hidup
at di Kabu pun tidak b
ini merup
XB ir di Kecam
engetahuan i untuk dita
uksi gambir didapat seh
ta belum .
yang serta
upaten begitu
pakan
matan yang
anami yang
ingga dapat
Universitas Sumatera Utara
Tanaman gambir tersebar merata diseluruh kawasan Kecamatan Pangkalan ini yang memiliki luasan yang bervariasi dapat dilihat pada Tabel 2. Hasil ini telah
disimpulkan dari data yang diperoleh di lapangan yang dapat dilihat pada
Lampiran 1.
Tabel 2. Sebaran lahan gambir
No. Nagari Jumlah
Petani Luas Lahan
Jumlah Rumpun Jumlah Produksi
Luas ha
Rata-rata haorang
Jumlah Rata-rata Jumlah
tonha Rata-rata
tonhaorang A b
C cb d db e eb
1. Pangkalan 200 671,45
3,36 743.324 3.716 811,9
4,01 2. Koto
Alam 232 707,20
3,04 782.800 3.374 850,7
3,67 3. Manggilang
187 469,10 2,50 526.891
2.817 585,5 3,13
4. Gunuang
Malintang 168 925,06
5,50 1.030.970
6.136 1.119,4 6,66
5. Tanjung
Balik 97 357,69
3,68 398.197 4.063 430,8
4,41 6.
Tanjung Pauah
99 381,02 3,84 422.956
4.272 459,9 4,65
Jumlah 983 3511,52
21,95 3.905.138
24.378 4258,2 26,53
Berdasarkan Tabel 2 diketahui luas lahan tanaman gambir pada Kenagarian Pangkalan sebesar 671,54 ha, di Kenagarian Koto Alam sebesar
707,20 ha, di Kenagarian Manggilang sebesar sebesar 469,10 ha, di Kenagarian Gunuang Malintang sebesar 925,06 ha, di Kenagarian Tanjung Balik sebesar
357,69 ha, dan di Kenagarian Tanjung Pauah sebesar 381,08 ha. Lahan gambir di Kecamatan Pangkalan yang terluas terletak di Kenagarian
Gunuang Malintang seluas 925,061 hektar dan lahan yang paling kecil terdapat di Kenagarian Tanjung Balik seluas 357,698 hektar, hal ini dikarenakan topografi di
Kenagarian Gunuang Malintang berlereng agak curam sampai curan sedangkan di Kenagarian Tanjung Balik adalah landai. Pada kelerengan agak curam sampai
curam tidak terdapat genangan air, berbeda dengan lahan dengan kelerengan landai terkadang terkadang terdapat genangana air hal ini sesuai dengan
pernyataan Nazir 2000 yang menyatakan bahwa tanaman gambir merupakan
Universitas Sumatera Utara
tanaman yang tidak tahan pada kondisi tanah yang selalu tergenang, maka petani lebih memilih bertani di tanah yang berlereng.
Masyarakat Kecamatan Pangkalan memanen gambir mereka sebanyak 2 kali dalam satu tahun. Pemanenan ini dilaksanakan pada Bulan April dan Bulan
September. Masyarakat memanen pada bulan-bulan tersebut dengan alasan pada bulan tersebut merupakan musim kering dan daun gambir sudah tumbuh kembali
hal ini sesuai dengan pernyataan Buharman dkk, 200l yang menyatakan bahwa Tanaman gambir dipanen pertama kalinya pada saat tanaman berumur 1,5 – 2
tahun. Sedangkan panen berikutnya tidak ada kriteria tertentu, biasanya petani hanya melihat jumlah daun yang cukup banyak dengan usia daun berkisar antara 6
– 8 bulan setelah panen sebelumnya. Panen menggunakan dua orang tenaga menggunakan alat ani-ani atau tuai memotong seluruh ranting-ranting yang
terdapat pada cabang tanaman dengan jarak 2-3 cm dari pangkalnya, kecuali ranting muda yang terdapat pada ujung-ujung cabang.
Sebaran tanaman gambir pada berbagai kondisi topografi
Tanaman gambir di Kecamatan Pangkalan tersebar pada berbagai kondisi topografi. Jenis topografi pada penelitian ini dikelompokkan menjadi lima
kategori yaitu jenis topografi datar dengan kelerengan 0 - 8, topografi landai dengan kelerengan 8-14, topografi agak curam memiliki kelerengan 15-
25, topografi curam 25-40 dan topografi sangat curam apabila kelerengan lebih besar dari 40.
Sebaran tanaman gambir pada berbagai jenis topografi di kecamatan pangkalan dapat dilihat pada Gambar 4 tampak bahwa lahan tanaman gambir
paling banyak penyebarannya di kelerengan agak curam 15 - 25 dan paling
Universitas Sumatera Utara
sedikit terdapat di kelerengan sangat curam 40 atau lebih. Jumlah dan luas lahan gambir di berbagai jenis topografi dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3. Jumlah dan luas lahan gambir berdasarkan topografi di Kecamatan Pangkalan
No. Jenis Topografi
Persen Kelerengan
Jumlah Lahan Gambir
Luas Lahan Gambir ha
Produksi tontahun
1 Datar
0 - 8 188
564,12 684,23
2 Landai
8 - 14 186
887,43 1076,26
3 Agak Curam
15 - 25 307
1066,72 1293,23
4 Curam
25 - 40 273
848,82 1029,31
5 Sangat Curam
40 atau lebih 29
144,43 175,17
Total 983 3511,52
4258,2
Berdasarkan Tabel 3 diketahui jumlah lahan tanaman gambir pada kelerengan 0 – 8 adalah 188 petak dengan total luas sebesar 564.12 ha, pada
kelerengan 8 - 14 adalah 186 petak dengan total luas sebesar 887,43 ha, pada kelerengan 15 - 25 adalah 307 petak dengan total luas sebesar 1.066,72 ha,
pada kelerengan 25 - 40 adalah 273 petak dengan total luas sebesar 848,82 ha, dan pada kelerengan 40 atau lebih adalah 29 petak dengan total luas sebesar
144,43 ha. Masyarakat menanam gambir di topografi datar pada kelerengan 0 - 8
seluas 564,12 hektar dengan banyak lahan gambir sebanyak 188 lahan pada topografi datar ini masyarakat menanam gambir di tanah belakang rumah saja
karena masyarakat berpendapat dari pada lahan kosong lebih baik ditanami walaupun hasil yang diperoleh tidah cukup besar dibandingkan ditanam pada
kelerengan, masyarakat sudah mengetahui bahwa tanaman gambir tersebut tidak cocok ditanam pada daerah yang datar melainkan lebih cocok di kelerengan landai
dan agak curam. Luas lahan yang ditanami gambir pada topografi agak curam atau dengan
kelerengan 15 - 25 seluas 1.066,72 hektar atau dengan jumlah lahan gambir
Universitas Sumatera Utara
307 lahan, pada kelerengan ini merupakan lahan yang paling luas ditanami gambir.
Luas lahan yang paling sedikit ditanami gambir oleh masyarakat yakni pada topografi sangat curam yakni seluas 144,43 hektar atau dengan jumlah lahan
29 lahan. Hal ini dikarenakan pada kelerengan yang sangat curam masyarakat sulit mengolah tanahnya dan beresiko mengalami erosi, sehingga tidak banyak
masyarakat yang menanam gambir di lahan dengan kelerengan tersebut. Beberapa masyarakat terpaksa menanam di kelerengan sangat curam dikarenakan tidak
memiliki lahan sendiri pada kelerengan yang landai dan agak curam. Berdasarkan wawancara dengan masyarakat Kecamatan Pangkalan,
banyak masyarakat yang menanam tanaman gambir di lahan yang berbukit dengan alasan lahan yang mereka usahakan merupakan tanah turun-temurun, dan
pemerintah telah memberikan sosialisasi kepada masyarakat untuk menanam tanaman gambir tersebut dilahan yang miring, karena gambir merupakan tanaman
yang tidak tahan terhadap genangan. Selain itu mereka juga telah mencoba menanam di lahan yang datar, meskipun tanaman gambir tersebut tetap tumbuh,
namun hasil produksinya tidak sebanyak hasil produksi tanaman yang ditanam di lahan yang miring.
Berdasarkan uraian yang telah disebutkan, dapat disimpulkan bahwa tanaman gambir tumbuh baik pada kelerengan berbukit seperti agak curam 15 -
25 dan curam 25 - 40. Hal ini sesuai dengan pernyataan Nazir 2000 bahwa kesesuaian tumbuh tanaman gambir baik pada daerah dengan ketinggian
200-800 mdpl dan berbagai bentuk topografi terutama topografi lereng berbukitan.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4. Petaa topografi dan p persebaran lahan gambir di Kecam
matan Pangkalaan
Universitas Sumatera Utara
Sebaran tanaman gambir berdasarkan curah hujan
Tanaman gambir termasuk tanaman tropis dan dapat beradaptasi dengan berbagai lingkungan tumbuh dan perubahan cuaca seperti sinar matahari dan
curah hujan. Tanaman gambir tumbuh dikawasan hutan yang memiliki curah hujan rata sepanjang tahun dan cukup cahaya matahari, daerah dengan suhu
berkisar antara 26 – 28 C serta kelembaban 70 – 85.
Kecamatan Pangkalan memiliki curah hujan bulanan yang cukup tinggi yakni dengan curah hujan sebesar 312,94 mmbulan atau dengan curah hujan rata-
rata tahunan sebesar 3063,30 mmtahun. Intensitas curah hujan yang berada di kecamatan ini dapat dinilai ideal untuk pertumbuhan tanaman gambir. Hal ini
sesuai dengan pernyataan Eviza 2002 yang menyatakan bahwa curah hujan yang ideal untuk pertumbuhan gambir sekitar 100 mmbulan atau 500mmbulan dan
untuk curah hujan tahunan berkisar antara 2500 – 3000 mmtahun. Hasil dari penelitian yang dilakukan Tambunan di Kabupaten Pakpak
Baharat 2007 yang menyatakan bahwa tanaman gambir dapat tumbuh baik dengan rata-rata curah hujan per tahun berkisar antara 3000 – 3353 mm per tahun
dan hai ini sesuai dengan hasil yang diperoleh di Kecapatan Pangkalan yang memiliki rata-rata tahunan berkisar 3063,30 mm per tahun yang berada di antara
kisaran curah hujan tersebut. Intensitas curah hujan di Kecamatan Pangkalan mengalami peningkatan
pada bulan November dan Desember dengan jumlah curah hujan sebesar 866 mmbulan dan 522 mmbulan pada kondisi ini tanaman gambir masih dapat
tumbuh, tetapi tanaman ini tidak tahan dengan genangan air, hujan yang terlalu deras dan berkepanjangan yang bisa menyebabkan kerusakan tanaman terutama
Universitas Sumatera Utara
pembusuk yang dibu
dilahan tan
Ha gambir ad
petani gam
Sebaran t
Se Dystropep
hektar den gambir di
kan akar dan utuhkan sek
npa naunga
asil wawanc dalah pada
mbir memili
tanaman ga
baran la pts, Haplohu
ngan banyak setiap jenis
n merambat itar 70 – 80
an dan sirku
Gambar 5. cara dengan
kondisi tan ih menanam
ambir pada
ahan gamb umults, Ha
k petak lah s tanah dapa
t sampai pa 0, karena
ulasi udara ju
Lahan gam n petani ga
nah yang ti m gambir di
a berbagai
bir paling apludox, Hu
han 229 peta at dilihat pa
angkal batan itulah tana
uga baik G
bir tanpa na ambir, syara
idak tergena daerah berb
jenis tanah
banyak te umitropepts
ak Gambar da Tabel 4.
ng. Intensita aman ini seb
Gambar 5.
aungan at penting d
ang. Sehun bukit atau b
h
erdapat pa dengan lu
r 7. Jumlah as sinar mat
baiknya dit
dalam men ngga kebany
berlereng.
ada jenis uas lahan 7
h dan luas tahari
tanam
nanam yakan
tanah 00,48
lahan
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4. Jumlah dan luas lahan gambir berdasarkan jenis tanah di Kecamatan Pangkalan
No. Jenis Tanah
Jumlah Lahan Gambir
Luas Lahan Gambir ha
Produksi tontahun
1 Dystropepts -
- -
2 Dystropepts, Haplohumults, Hapludox,
Humitropepts 229 700,48 849,35
3 Dystropepts, Hapludox
- -
- 4 Dystropepts,
Hapludox, Hapludults
67 421,14
510,73 5 Dystropepts,
Hapludox, Paleudults
8 25,16
30,51 6 Dystropepts,
Hapludults, Hapludox
9 29,17
35,30 7 Dystropepts,
Kandiudults -
- -
8 Dystropepts, Kanhapludults, Hapludults
- -
- 9 Humitropepts,
Dystropepts 4
17,27 20,78
10 Humitropepts, Hapludults, Dystropepts
176 643,71
780,55 11 Kandiudults,
Dystropepts, Hapludox
168 561,66
681,28 12 Kandiudults,
Hapludults, Dystropepts,
123 398,80
483,47 13
Paleudults, Kandiudults, Dystropepts -
- -
14 Tropaquepts, Dystropepts,
Tropopsamments -
- -
15 Tropaquepts, Troposaprists, Tropofibrists,
Tropohemists 199 714,13 866,23
Total 983 3511,52
4258,20
Berdasarkan Tabel 4 luas lahan gambir yang terluas yakni pada jenis tanah Tropaquepts, Troposaprists, Tropofibrists, Tropohemists sebesar 714,13 ha, dan
lahan yang paling kecil yakni pada jenis tanah Humitropepts, Dystropepts sebesar 17,27 ha. Sehingga dapat dikatakan bahwa tanaman gambir tumbuh dengan baik
pada jenis tanah Dystropepts, Haplohumults, Hapludox, Humitropepts. Hasil observasi di lapangan menunjukkan respon pertumbuhan gambir
hampir dapat tumbuh di setiap jenis tanah yang memiliki unsur hara yang cukup untuk pertumbuhan gambir hal ini sesuai dengan pernyataan Hadad 2007 yang
menyatakan bahwa tanaman gambir dapat tumbuh pada semua jenis tanah, dengan kondisi tanah yang gembur, porous, banyak mengandung bahan organik dan
banyak mengandung unsur hara, termasuk tanah podzolik merah kecoklatan sampai podzolik merah kuning yang mempunyai pH tanah 4,8 - 5,5 sangat cocok
untuk pertumbuhan tanaman gambir.
Universitas Sumatera Utara
Beberapa jenis tanah yakni a Dystropepts; b Dystropepts, Hapludox; c Dystropepts, Kandiudults; d Dystropepts, Kanhapludults, Hapludults; e
Paleudults, Kandiudults, Dystropepts dan f Tropaquepts, Dystropepts, Tropopsamments; masyarakat tidak menanam gambir dikarenakan sudah berada
di batas wilayah sehingga pada tanah ini tidak terdapat lahan gambir meskipun gambir dapat tumbuh pada lahan ini.
Hasil yang diperoleh di lapangan tanaman gambir dapat tummbuh disemua jenis tanah mulai dari tanah dengan kandungan hara yang cukup sampai dengan
tanah miski hara yang dapat menghasilkan getah gambir yang baik walau pun dengan hasil yang berbeda-beda Tabel 4 hal ini sesuai dengan pernyataan Manan
2008, yang menyatakan bahwa tanaman gambir bisa tumbuh di lahan kritis dan tak perlu perawatan khusus meski tak berarti bisa dibiarkan. Gambir hanya
memerlukan pupuk kandang atau urea bagi daunnya yang akan diambil sebagai bahan baku cat, pewarna pakaian, dan obat sakit perut diare.
Ermiati 2004 melakukan penelitian tentang budidaya, pengolahan hasil, dan kelayakan usaha tani gambir Uncaria gambir Roxb. di Kabupaten Lima
Puluh Kota. Hasil penelitian menunjukkan petani tidak pernah melakukan pemupukan, kecuali hanya dengan ranting dan daun sisa kempaan yang diletakkan
pada pokok tanaman Gambar 6 yang dijadikan sebagai pupuk. Petani tidak melakukan pemupukan karena, dengan pemberian pupuk Urea, daun menjadi
rimbun, akan tetapi kandungan getahnya berkurang.
Universitas Sumatera Utara
Ha sangat jar
mengemba letakkan d
menebas s menghind
miring, a dilakukan
Gamb asan dkk 2
rang dilaku alikan amp
di sekitar p semak-sema
dari terjadiny apalagi pen
petani. bar 6. Sisa k
2000 meng ukan petan
pas dari pe pohon tanam
ak yang ber ya erosi, me
ngendalian kempaan da
gemukakan ni, seperti p
erasan daun man gambi
rada disekita engingat lah
erosi den aun dan ran
bahwa pem pemupukan
n gambir y ir. Penyiang
ar pohon ga han yang d
ngan pemb ting gambir
meliharaan n dilakukan
yang telah gan dilakuk
ambir. Hal i igunakan ke
buatan tera r
tanaman ga n hanya de
mengompo kan dengan
ini sebagai u ebanyakan
as tidak p ambir
engan os, di
n cara usaha
lahan ernah
Universitas Sumatera Utara
G Gambar 7. Peta jjenis tanah dan p
persebaran lahan n gambir di Kecaamatan Pangkalaan
Universitas Sumatera Utara
Prospek Pengembangan Produksi Gambir
Berdasarkan hasil survei dan berbagai kajian tentang permasalahan tanaman gambir di Kecamatan Pangkalan maka berbagai kemungkinan
pengembangan tanaman gambir dilakukan dengan berbagai tujuan sebagai berikut:
1. Peningkatan Produksi Gambir
Jumlah produksi gambir di Kecamatan Pangkalan saat ini adalah 4258,2 tontahun dengan rata-rata luas lahan gambir perorang 3,57 Ha dengan rata-rata
produksi sebanyak 4,33 tontahun dimana total luas lahan gambir yang dikelola adalah 3511,52 Ha Tabel 2. Jumlah produksi gambir tersebut masih dibawah
standar produksi gambir. Oleh sebab itu, perlu dilakukan upaya-upaya untuk meningkatkan kapasitas produksi gambir.
Berdasarkan hasil penelitian Direktorat Jendral Kebudayaan, Museum Sumatera Barat Tahun 2000, untuk luas 1 Ha lahan gambir akan menghasilkan 2,3
ton gambir kering, panen dilakukan 1 kali dalam enam bulan dan lama memanen dua bulan, jadi dalan satu tahun dapat dilakukan 2 kali panen. Untuk
pengolahannya dilakukan di lingkungan keluarga tanpa melibatkan orang lain. Upaya peningkatan produksi dapat ditempuh melalui beberapa langkah
antara lain meliputi penambahan dan perluasan areal kebun gambir untuk peningkatan kemampuan penyediaan bahan baku, peremajaan tanaman gambir
yang telah tua dan perbaikan teknologi pengolahan. Perbaikan teknologi pengolahan dilakukan pada teknologi yang digunakan masyarakat, ataupun
penggunaan teknologi yang sama sekali berbeda dengan yang digunakan selama ini. Berbagai teknologi pengolahan yang digunakan saat ini meliputi teknologi
Universitas Sumatera Utara
perebusanpemasakan, teknologi ekstraksi, teknologi pengurangan kadar air pasta dan teknologi pengeringan. Peningkatan teknologi ekstraksi bertujuan untuk
meningkatkan kecepatan produksi ataupun peningkatan efisiensi ekstraksi dan perolehan produk gambir. Perbaikan proses ekstraksi antara lain dapat dilakukan
dengan menggunakan teknologi pengecilan ukuran daun dan penggunaan mesin ekstraksi antara lain:
Penggunaan penggiling daun Penggunaan hydraulic press dengan motor listrik
Penggunaan penggiling daun dan hydraulic press dengan motor listrik Penggunaan penggiling daun dan screw press
Penggilingan daun dan penggunaan teknologi maserasiekstraksi dengan pelarut
Selanjutnya, karena proses pengeringan juga merupakan tahapan proses yang membutuhkan waktu yang lama, maka peningkatan kecepatan pengeringan
dengan menggunakan peralatan pengering juga akan mampu meningkatkan kapasitas produksi gambir masyarakat. Perbaikan proses pengeringan dilakukan
dengan penggunaan pengering mekanis misalnya cabinet dryer untuk produksi dengan teknologi pengolahan gambir yang ada ataupun penggunaan spray dryer
untuk produk gambir berbentuk bubuk. Di samping peningkatan kapasitas dan efisiensi produksi, perlu juga dikaji upaya peningkatan efisiensi penanganan
bahan baku dan penggunaan sumber energibahan bakar alternatif.
2. Peningkatan Mutu Produk yang Dihasilkan
Hasil survey gambir yang diproduksi masyarakat menunjukkan bahwa di Kecamatan ini terdapat dua macam mutu produk gambir asalan Gambar 8.
Universitas Sumatera Utara
Melihat da masih me
meningkat yang telah
diperlukan memberik
yang dipr produksin
Up penyiapan
dilakukan menjaga k
proses aka tersebut m
perbaikan mungkin
diperoleh penjamina
ari kondisi f emiliki mu
tkan harga h ada saat in
n perbaika kan jaminan
roduksi pad nya pada wa
a. Bo
Gamb paya pening
n sistem jam pengemba
konsistensi an menjadi
mengacu pad proses ya
dilakukan dari rumah
an mutu, un fisiknya be
utu yang jual gamb
ni. Untuk pe n mutu se
n mutu prod da saat ter
aktu sebelum
ootch bar 8. Bentu
gkatan mutu minan mutu
angan tekno mutu prod
pembatas p da tuntutan
ang memba melalui p
h-rumah ke ntuk pembel
entuk dan u rendah. K
bir serta me engembanga
erta adany duk gambir
rtentu oleh mnya ataupu
uk produk g u produk di
dengan pro ologi dan
duk, karena peningkatan
konsumen angun mutu
pemrosesan empa di lu
lian produk ukuran, pro
Kondisi ter emperluas p
an pada ma ya sistem
r. Hal terseb rumah kem
un rumah ke
b. gambir yang
ilakukan me osedur opera
peralatan p a kondisi ar
n mutu prod atas mutu p
u produk s ulang pro
ar petani y k maka grad
duk gambir sebut sang
pasar gamb sa yang aka
manajemen but diperluk
mpa terten empa lain d
Lumpang g dihasilkan
elalui perba asi standar.
proses yan rea produks
duk gambir. produk gam
ejak awal, oduk gamb
yang terbina ding mutu y
r yang dihas gat menyul
bir di luar an datang, s
n yang m kan agar ga
ntu sama se dan daerah l
n aikan prose
Untuk itu, ng lebih m
ksi dan pera Perbaikan
mbir. Di sam perbaikan
bir asalan a. Dalam u
yang berko silkan
litkan pasar
sangat ampu
ambir eperti
ain.
es dan perlu
ampu alatan
mutu mping
juga yang
upaya orelasi
Universitas Sumatera Utara
langsung dengan harga produk menjadi keharusan. Tanpa insentif harga yang lebih baik untuk produk dengan mutu yang lebih baik, maka usaha peningkatan
mutu akan sia-sia. Penelitian Yuhono 2004 di Kecamatan Pangkalan Kotobaru, Kabupaten
Lima Puluh Kota pada tahun 2003 menunjukkan bahwa usaha tani gambir, teknik budidaya dan pengolahan yang masih bersifat tradisional, merupakan salah satu
penyebab rendahnya mutu, rendemen dan pendapatan petani. Pendapatan atas biaya total yang diperoleh sebesar Rp. 4.840.625,- per ha per tahun, sedang
pendapatan atas biaya tunai sebesar Rp. 6.238.125,- per ha per tahun. Pemasaran yang terjadi masih cukup efisien, ditunjukkan oleh marjin harga yang diterima
petani cukup tinggi 67, besarnya marjin pemasaran antara lembaga-lembaga pemasaran seimbang 12,49 - 20,88, dan keuntungan dari lembaga
pemasaran berkisar antara 10 - 20. .
Universitas Sumatera Utara
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
1. Tanaman gambir di Kecamatan Pangkalan banyak ditanami pada
kelerengan agak curan 15 - 25 dan curan 25 - 40, dengan jenis tanah Dystropepts, Haplohumults, Hapludox, Humitropepts, dan curah
hujan 312,94 mmbulan. 2.
Produksi gambir di Kecamatan Pangkalan masih dikategorikan rendah, sehingga perlu dilakukan kegiatan peningkatan produksi dan mutu produk
gambir.
Saran
Sebaiknya pemerintah
melakuan penyuluhan secara berkala kepada
masyarakat tentang budidaya tanaman gambir dan produksi produk gambir untuk meningkatkan ekonomi masyarakat.
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR PUSTAKA
Aini, Anisa .2007. Sistem Informasi Geografis dan Aplikasinya. STMIK Amikom. Yogyakarta
Badan Pusat Statistik. 2003. Sensus Pertanian 2003: Hasil Pendaftaran Rumahtangga Kabupaten Lima Puluh Kota. Badan Pusat Statistik
Kabupaten Lima Puluh Kota. Sarilamak
____________________. 2008. Kabupaten Lima Puluh Kota dalam Angka 2007. Badan Pusat Statistik Kabupaten Lima Puluh Kota. Sarilamak
____________________. 2009. Kabupaten Lima Puluh Kota dalam Angka 2008. Badan Pusat Statistik Kabupaten Lima Puluh Kota. Sarilamak
____________________. 2012. Provinsi Sumatera Barat dalam Angka 2012. Badan Pusat Staristik Sumatera Barat. Padang
Bakhtiar, A. 1991. Manfaat Gambir. Laporan Pelaksanaan Penataan Petani dan Pedagang Pengumpul Gambir di Kecamatan Pangkalan Kabupaten Lima
Puluh Kota. FMIPA. Universitas Andalas. Padang
Buharman, Bharnel, dan M. Ali 200l. Kelayakan finansial usahatani gambir perkebunan rakyat Kabupaten Lima Puluh Kota, Sumatera Barat. Stigma
IX l : 62 – 68.
Djaenudin D, Marwan H, Subagjo H, dan Hidayat A. 2003. Petunjuk Teknis Evaluasi Lahan untuk Komoditas Pertanian. Edisi ke-1. Pusat Penelitian
dan Pengembangan Tanah dan Agroklimat. Balai Penelitian Tanah. Bogor.
Djarwaningsih, T. 1993. Gambir. Di dalam H. Sutarno dan H. Pujaatmaka eds.. Pemberdayaan Tanaman Penghasil Bahan Pewarna dan Penyamak pada
Lahan Kritis. Seri Pengembangan PROSEA 3. Yayasan PROSEA, Bogor dan MAB Indonesia. UNESCO PROSEA. Jakarta
Ermiati. 2004. Budidaya, Pengolahan Hasil dan Kelayakan Usaha Tani Gambir di Kabupaten Lima Puluh Kota. Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat.
Buletin TRO, 151:50-64
Eviza, A. 2002. Budidaya dan Pengelolaan Gambir. Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh. Payakumbuh
Hadad, M.A. 2007. Teknologi Budi Daya dan Pengolahan Hasil Gambir. httpbalittri.litbang.deptan.go.iddatabase 30 September 2013
Universitas Sumatera Utara
Hardjowigeno S dan Widiatmaka. 2007. Evaluasi Kesesuaian Lahan Perencanaan Tataguna Lahan. Bogor: Gadjah Mada University Press.
Jakarta.
Hasan, A. Denian, Irfan, A.J.P. Tamsin dan Burhaman. 2000. Teknologi budidaya dan pengolahan gambir. Deptan. Badan litbang. Balai Pengkajian
Teknologi Pertanian Sukarami
Nazir, N. Hakimi dan A. Bakhtiar. 2007. Kajian Teknologi Pengolahan Gambir untuk Obat-obatan dan Kosmetik. Balai Penelitian dan Pengembangan
Daerah Sumatera Barat, Padang
Nazir, N. 2010. Gambir Budidaya, Pengelolaan dan Prospek Diverfikasinya. Yayasan Hutanku. Padang
Prahasta, W. 2009. Sistem Informasi Geografis Konsep-konsep Dasar Perspektif Geodesi dan Geomatika. Penerbit informatika. Bandung
Puntodewo, A, Sonya Dewi dan Jusupta Tarigan. 2003. Sistem Informasi Geografis Untuk Pengelolaan Sumber Daya Alam. Informatika. Banung
Tinambunan, A. 2007. Analisis Pendapatan Usahatani dan Pemasaran Gambir di Kabupaten Pakpak Bharat Provinsi Sumatera Utara. Tesis Magister Sains.
Sekolah Pascasarjana. Universitas Gajah Mada. Yogyakarta
Universitas Sumatera Utara
LAMPIRAN
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 1. Lahan gambir pernagari 1.
Nagari Koto Alam
No. Pemilik Lahan
Luas Lahan
Jarak Tanam
Jumlah Rumpun
Frekuensi Panen
Hasil Produksi ton
1. M. Harifin
2,532 3 X 3
2813 2 kali per tahun
3 2.
Akhiyati 3,781
3 X 3 4201
2 kali per tahun 4,6
3. Zulbaidah
3,153 3 X 3
3503 2 kali per tahun
3,8 4.
Nurhelda 1,961
3 X 3 2178
2 kali per tahun 2,3
5. Rosdiani
3,612 3 X 3
4013 2 kali per tahun
4,4 6.
Mardiati 3,994
3 X 3 4437
2 kali per tahun 4,8
7. Sani
5,631 3 X 3
6256 2 kali per tahun
6,8 8.
Zetriadi 5,440
3 X 3 6044
2 kali per tahun 6,6
9. Zenhedri
5,747 3 X 3
6386 2 kali per tahun
7 10.
Yulik 5,631
3 X 3 6256
2 kali per tahun 6,8
11. M. Nizar
6,018 3 X 3
6686 2 kali per tahun
7,3 12.
Feri Salim 6,788
3 X 3 7542
2 kali per tahun 8,2
13. Yendrizal
5,928 3 X 3
6586 2 kali per tahun
7,2 14.
Sudirman 6,874
3 X 3 7637
2 kali per tahun 8,3
15. Sudarmaji
7,518 3 X 3
8353 2 kali per tahun
9,1 16.
M. Kholidi 6,449
3 X 3 7165
2 kali per tahun 7,8
17. Yunaidi
4,614 3 X 3
5126 2 kali per tahun
5,6 18.
Erman Darwis 5,661
3 X 3 6290
2 kali per tahun 6,9
19. Gustinur
4,671 3 X 3
5190 2 kali per tahun
5,6 20.
Salma 3,152
3 X 3 3500
2 kali per tahun 3,8
21. Hazairin
5,197 3 X 3
5774 2 kali per tahun
6,3 22.
Nurlaila 4,752
3 X 3 5280
2 kali per tahun 5,7
23. Endang
Asmarini 4,104
3 X 3 4560
2 kali per tahun 5
24. Zulfahmi
3,656 3 X 3
4062 2 kali per tahun
4,4 25.
Yudika Asmanta
3,207 3 X 3
3563 2 kali per tahun
3,9 26.
Asman 4,975
3 X 3 5527
2 kali per tahun 6
27. Safwir Munir
5,288 3 X 3
5875 2 kali per tahun
6,4 28.
Devi Yeni 4,491
3 X 3 4990
2 kali per tahun 5,4
29. Warhamni
3,275 3 X 3
3668 2 kali per tahun
3,9 30.
Ernida 4,142
3 X 3 4602
2 kali per tahun 5
31. Yudarmi
3,330 3 X 3
3700 2 kali per tahun
4 32.
Erlinda 5,663
3 X 3 6292
2 kali per tahun 6,9
33. Sahrial
5,154 3 X 3
5726 2 kali per tahun
6,2 34.
Tosman 5,186
3 X 3 5762
2 kali per tahun 6,3
35. Nelida Badra
4,992 3 X 3
5546 2 kali per tahun
6 36.
Eriswandi 5,879
3 X 3 6532
2 kali per tahun 7,1
37. Erianto
5,371 3 X 3
5667 2 kali per tahun
6,5 38.
Akmal 6,080
3 X 3 6755
2 kali per tahun 7,4
Universitas Sumatera Utara
39. Rosmali Jamal
4,312 3 X 3
4791 2 kali per tahun
5,2 40.
Hamdi Sakban 5,903
3 X 3 6558
2 kali per tahun 7,2
41. Mardiah
1,265 3 X 3
1405 2 kali per tahun
1,5 42.
Efniwati 0,817
3 X 3 907
2 kali per tahun 0,9
43. Elda fadma
0,590 3 X 3
655 2 kali per tahun
0,7 44.
Emura elmalda 1,243
3 X 3 1381
2 kali per tahun 1,5
45. Ira yulianti
0,950 3 X 3
1055 2 kali per tahun
1 46.
Erni yunalnati 0,786
3 X 3 873
2 kali per tahun 0,9
47. Zulfa efendi
0,810 3 X 3
900 2 kali per tahun
0,9 48.
Reflin 0,737
3 X 3 818
2 kali per tahun 0,8
49. Tetia murni
0,591 3 X 3
656 2 kali per tahun
0,7 50.
Harlen 0,753
3 X 3 836
2 kali per tahun 0,9
51. Mustika sari
0,999 3 X 3
1110 2 kali per tahun
1,2 52.
Efi maria 1,014
3 X 3 1126
2 kali per tahun 1,2
53. Dewi putri
1,105 3 X 3
1227 2 kali per tahun
1,2 54.
Riswarni 0,786
3 X 3 873
2 kali per tahun 0,9
55. Yuli erlinda
0,972 3 X 3
1080 2 kali per tahun
1 56.
Desweli 0,602
3 X 3 668
2 kali per tahun 0,7
57. Yendrizal
0,707 3 X 3
785 2 kali per tahun
0,8 58.
Samsir hidayat 0,807
3 X 3 896
2 kali per tahun 0,9
59. Jamaludim
0,902 3 X 3
1000 2 kali per tahun
1,2 60.
Emira zatulhima 0,822
3 X 3 913
2 kali per tahun 1
61. Mil novia
0,942 3 X 3
1046 2 kali per tahun
1,2 62.
Dolisa 0,807
3 X 3 898
2 kali per tahun 0,9
63. Afrianto
0,627 3 X 3
696 2 kali per tahun
0,7 64.
Afrida 1,040
3 X 3 1155
2 kali per tahun 1,2
65. Helmi
1,059 3 X 3
1176 2 kali per tahun
1,2 66.
Budianti 1,177
3 X 3 1307
2 kali per tahun 1,4
67. Saidarti
1,148 3 X 3
1275 2 kali per tahun
1,4 68.
Faidar 0,945
3 X 3 1050
2 kali per tahun 1,2
69. Zulnatri
1,400 3 X 3
1555 2 kali per tahun
1,6 70.
Zambri ernita 0,990
3 X 3 1100
2 kali per tahun 1,2
71. Elia martati
0,767 3 X 3
852 2 kali per tahun
0,9 72.
Elia mulawarman
1,031 3 X 3
1145 2 kali per tahun
1,2 73.
Yeti andena 1,199
3 X 3 1332
2 kali per tahun 1,4
74. Putra devi
0,837 3 X 3
930 2 kali per tahun
1 75.
Delvi 1,008
3 X 3 1120
2 kali per tahun 1,2
76. Safridar
0,953 3 X 3
1058 2 kali per tahun
1,2 77.
Masrida wati 0,995
3 X 3 1105
2 kali per tahun 1,2
78. Dafid estinta
1,351 3 X 3
1500 2 kali per tahun
1,6 79.
Netriati 1,142
3 X 3 1268
2 kali per tahun 1,4
80. Erion
1,796 3 X 3
1995 2 kali per tahun
2
Universitas Sumatera Utara
81. Erna warti
1,989 3 X 3
2210 2 kali per tahun
2,4 82.
Sahri rahmi 1,442
3 X 3 1600
2 kali per tahun 1,8
83. Yuli sofia
1,228 3 X 3
1364 2 kali per tahun
1,4 84.
Yudi faisal 1,234
3 X 3 1371
2 kali per tahun 1,5
85. Hafnizal
1,822 3 X 3
2024 2 kali per tahun
2,2 86.
Rismaida 1,785
3 X 3 1983
2 kali per tahun 2
87. ambri mirin
2,240 3 X 3
2488 2 kali per tahun
2,6 88.
Gusmaida 3,996
3 X 3 4440
2 kali per tahun 4,8
89. Nurlalah
2,191 3 X 3
2434 2 kali per tahun
2,6 90.
Neli elisa 2,275
3 X 3 2527
2 kali per tahun 2,6
91. Riza marlina
3,015 3 X 3
3350 2 kali per tahun
3,6 92.
Yusnakalif 2,565
3 X 3 2850
2 kali per tahun 3
93. Sahril kamin
2,839 3 X 3
3154 2 kali per tahun
3,4 94.
Yesi 2,337
3 X 3 2596
2 kali per tahun 2,8
95. Titi sumarni
1,461 3 X 3
1623 2 kali per tahun
1,8 96.
Eldri yeti 1,647
3 X 3 1830
2 kali per tahun 1
97. zamanir
3,583 3 X 3
3981 2 kali per tahun
4,2 98.
Ernita 2,921
3 X 3 3245
2 kali per tahun 3,6
99. Suryetni
3,062 3 X 3
3400 2 kali per tahun
3,8 100.
Rosni marilon 2,100
3 X 3 2333
2 kali per tahun 2,5
101. Gian angraini
2,628 3 X 3
2920 2 kali per tahun
3,2 102.
Yusma sari 1,747
3 X 3 1941
2 kali per tahun 2,1
103. Teguh im anto
3,541 3 X 3
3934 2 kali per tahun
4,3 104.
Yulia ninsih 5,322
3 X 3 5313
2 kali per tahun 6,5
105. Yuri anugrah
4,013 3 X 3
4458 2 kali per tahun
4,8 106.
Yunedi aziz 4,327
3 X 3 4807
2 kali per tahun 5,2
107. Sarah laila
3,605 3 X 3
4005 2 kali per tahun
4,3 108.
Zerianto 2,738
3 X 3 3042
2 kali per tahun 3,3
109. Mona
mutmainah 2,855
3 X 3 3172
2 kali per tahun 3,4
110. Irwan hamdani
3,411 3 X 3
3790 2 kali per tahun
4 111.
Yusra ermanto 2,027
3 X 3 2252
2 kali per tahun 2,4
112. Jerizon harli
2,691 3 X 3
2990 2 kali per tahun
3,2 113.
Rahmi handani 3,497
3 X 3 3885
2 kali per tahun 4,2
114. Didi warman
3,159 3 X 3
3510 2 kali per tahun
3,8 115.
Deva yusrina 3,774
3 X 3 4193
2 kali per tahun 4,6
116. Ayu suspita sari
4,642 3 X 3
5157 2 kali per tahun
5,6 117.
Gino afriono 2,782
3 X 3 3091
2 kali per tahun 3,4
118. Riko yulianda
2,629 3 X 3
2921 2 kali per tahun
3,2 119.
Yulfi rahman 2,841
3 X 3 3156
2 kali per tahun 3,4
120. Rani mustika
2,653 3 X 3
2947 2 kali per tahun
3,2 121.
Gustika parma 3,173
3 X 3 3525
2 kali per tahun 3,8
122. Anggi anggara
3,358 3 X 3
3731 2 kali per tahun
4
Universitas Sumatera Utara
123. Farmi zein
3,816 3 X 3
4240 2 kali per tahun
4,6 124.
Aditia maisa 2,878
3 X 3 2197
2 kali per tahun 3,5
125. Nurahma
3,525 3 X 3
3916 2 kali per tahun
4,3 126.
Riski kerniawan
3,965 3 X 3
4405 2 kali per tahun
4,8 127.
Setiawan putra 4,137
3 X 3 4596
2 kali per tahun 5
128. M ridwan
4,933 3 X 3
5481 2 kali per tahun
6 129.
Anisa furqoni 1,004
3 X 3 1115
2 kali per tahun 1,2
130. Gita erlinda
1,411 3 X 3
1567 2 kali per tahun
1,7 131.
Bettian tari 1,458
3 X 3 1620
2 kali per tahun 1,7
132. Nurfa dila
0,948 3 X 3
1053 2 kali per tahun
1,1 133.
Sari dewila 0,559
3 X 3 621
2 kali per tahun 0,6
134. Rifda wahyuni
0,952 3 X 3
1057 2 kali per tahun
1,1 135.
Leonardo 2,791
3 X 3 3100
2 kali per tahun 3,4
136. Panji agung
2,740 3 X 3
3044 2 kali per tahun
3,3 137.
Agung ramadona
2,298 3 X 3
2553 2 kali per tahun
2,8 138.
Junaini 2,828
3 X 3 3142
2 kali per tahun 3,4
139. Rahmat
andertin 2,927
3 X 3 3252
2 kali per tahun 3,5
140. Candra
3,004 3 X 3
3337 2 kali per tahun
3,6 141.
Bobi putra 2,734
3 X 3 3037
2 kali per tahun 3,3
142. Alistri
3,235 3 X 3
3594 2 kali per tahun
3,9 143.
M ali 3,895
3 X 3 4327
2 kali per tahun 4,7
144. Ambri
3,298 3 X 3
3664 2 kali per tahun
4 145.
Annisa 3,769
3 X 3 4187
2 kali per tahun 4,5
146. Radiles
3,308 3 X 3
3675 2 kali per tahun
4 147.
Aprianto 3,037
3 X 3 3374
2 kali per tahun 3,7
148. Aris yunaldi
2,442 3 X 3
2713 2 kali per tahun
2,9 149.
Arlek 3,494
3 X 3 3882
2 kali per tahun 4,2
150. Asnita
5,304 3 X 3
5893 2 kali per tahun
6,4 151.
Atiqa 2,398
3 X 3 2664
2 kali per tahun 2,9
152. Alwi
2,826 3 X 3
3140 2 kali per tahun
3,4 153.
Abdul aziz 2,229
3 X 3 2476
2 kali per tahun 2,7
154. Etita
1,609 3 X 3
1787 2 kali per tahun
1,9 155.
Nelinda 1,946
3 X 3 2162
2 kali per tahun 2,3
156. Yetri yeti
3,439 3 X 3
3821 2 kali per tahun
4,1 157.
Budianti 4,110
3 X 3 4566
2 kali per tahun 5
158. Zulhelmi
3,356 3 X 3
3728 2 kali per tahun
4 159.
Ibra weldi 2,865
3 X 3 3183
2 kali per tahun 3,4
160. Ayudiah
2,623 3 X 3
2914 2 kali per tahun
3,2 161.
Erdati 2,437
3 X 3 2707
2 kali per tahun 2,9
162. Emiwati
3,516 3 X 3
3906 2 kali per tahun
4,2 163.
Erlinda 3,724
3 X 3 4137
2 kali per tahun 4,5
Universitas Sumatera Utara
164. Gusni
4,977 3 X 3
5530 2 kali per tahun
6 165.
Murliati 4,932
3 X 3 5480
2 kali per tahun 6
166. Nengsih
4,394 3 X 3
4882 2 kali per tahun
5,3 167.
Osin 3,426
3 X 3 3806
2 kali per tahun 4,1
168. Rosna
5,989 3 X 3
6654 2 kali per tahun
7,3 169.
Idamiar 5,884
3 X 3 6536
2 kali per tahun 7,1
170. Sevia
3,696 3 X 3
4106 2 kali per tahun
4,5 171.
Amril 2,899
3 X 3 3221
2 kali per tahun 3,5
172. Wanto
5,032 3 X 3
5591 2 kali per tahun
6,1 173.
Yogi pratama 4,440
3 X 3 4933
2 kali per tahun 5,4
174. Suhatimar
5,284 3 X 3
5871 2 kali per tahun
6,4 175.
Eli alba 5,227
3 X 3 5807
2 kali per tahun 6,4
176. Sridesi
4,316 3 X 3
4795 2 kali per tahun
5,2 177.
Zian putri 3,284
3 X 3 3648
2 kali per tahun 4
178. Riskanuzah
5,455 3 X 3
6061 2 kali per tahun
6,6 179.
Elfiada 3,403
3 X 3 3781
2 kali per tahun 4,5
180. Muhaimin
3,900 3 X 3
4333 2 kali per tahun
4,7 181.
Cacan 4,663
3 X 3 5181
2 kali per tahun 5,6
182. Yanti
2,762 3 X 3
3068 2 kali per tahun
3,3 183.
Anton 2,608
3 X 3 2897
2 kali per tahun 3,1
184. Budi
2,440 3 X 3
2711 2 kali per tahun
2,9 185.
Susan 2,799
3 X 3 3110
2 kali per tahun 3,4
186. Suran
2,488 3 X 3
2764 2 kali per tahun
3 187.
Sulaiman 2,603
3 X 3 2892
2 kali per tahun 3,1
188. Jamaludim
2,330 3 X 3
2588 2 kali per tahun
2,8 189.
Umiri 2,534
3 X 3 2515
2 kali per tahun 3
190. Romblah
2,216 3 X 3
2462 2 kali per tahun
2,7 191.
Rustam 1,714
3 X 3 1904
2 kali per tahun 2
192. Safna
2,588 3 X 3
2875 2 kali per tahun
3 193.
Nurbaiti 2,341
3 X 3 2600
2 kali per tahun 2,8
194. Basir
2,889 3 X 3
3210 2 kali per tahun
3,5 195.
Ernida 3,564
3 X 3 3960
2 kali per tahun 4,3
196. Irmi
4,546 3 X 3
5050 2 kali per tahun
5,5 197.
Mismarti 3,113
3 X 3 3458
2 kali per tahun 3,7
198. Yulianis
3,760 3 X 3
4177 2 kali per tahun
4,5 199.
Yanto 4,233
3 X 3 4000
2 kali per tahun 5,1
200. Asrianto
4,501 3 X 3
5000 2 kali per tahun
5,4 201.
Zainal 4,260
3 X 3 4733
2 kali per tahun 5,1
202. Samik
2,036 3 X 3
2262 2 kali per tahun
2,4 203.
Darman 2,424
3 X 3 2693
2 kali per tahun 2,9
204. Khairanti
2,166 3 X 3
2406 2 kali per tahun
2,6 205.
Djaludin 2,205
3 X 3 2450
2 kali per tahun 2,6
206. Suriani
2,035 3 X 3
2261 2 kali per tahun
2,4
Universitas Sumatera Utara
207. Salman
3,337 3 X 3
3707 2 kali per tahun
4 208.
Nusal 2,485
3 X 3 2761
2 kali per tahun 3
209. Yahya
4,400 3 X 3
4888 2 kali per tahun
5,3 210.
Gojali 4,837
3 X 3 5374
2 kali per tahun 5,9
211. Sapri
4,023 3 X 3
4470 2 kali per tahun
4,9 212.
Rosnidar 3,930
3 X 3 4366
2 kali per tahun 4,7
213. Musdalizar
3,863 3 X 3
4292 2 kali per tahun
4,7 214.
Sabirin 4,253
3 X 3 4725
2 kali per tahun 5,1
215. Yasmi
4,240 3 X 3
4711 2 kali per tahun
5,1 216.
Ise 5,090
3 X 3 5655
2 kali per tahun 6,2
217. Juran
4,535 3 X 3
5038 2 kali per tahun
5,5 218.
Jumik 3,014
3 X 3 3348
2 kali per tahun 3,6
219. m nasir
3,939 3 X 3
4376 2 kali per tahun
4,8 220.
Marasad 3,183
3 X 3 3536
2 kali per tahun 3,8
221. Saimin
3,369 3 X 3
3743 2 kali per tahun
4 222.
Ardek 2,888
3 X 3 3208
2 kali per tahun 3,5
223. Khaisar
2,610 3 X 3
2900 2 kali per tahun
3,8 224.
Suryanti 3,308
3 X 3 3675
2 kali per tahun 4
225. Salasman
3,725 3 X 3
4138 2 kali per tahun
4,5 226.
Boni 1,524
3 X 3 1693
2 kali per tahun 1,8
227. Basarudin
2,030 3 X 3
2255 2 kali per tahun
2,4 228.
Dodi 1,852
3 X 3 2057
2 kali per tahun 2,2
229. Nursamsiah
2,801 3 X 3
3112 2 kali per tahun
3,4 230.
Samsidar 3,068
3 X 3 3408
2 kali per tahun 3,7
231. Sulasman
2,903 3 X 3
3225 2 kali per tahun
3,5 232.
Mulasmin 2,144
3 X 3 2382
2 kali per tahun 2,6
Total 707,204 782800 850,7
2. Nagari Tanjung Balik