Perumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian Menopause

B. Perumusan Masalah

Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah ” Bagaimanakah Hubungan Pengetahuan dan Sikap Suami tentang Aktifitas Seksual pada Istri Menopause di Kelurahan Simalingkar B Kecamatan Medan Tuntungan ?’’

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum Untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap suami tentang aktifitas seksual pada istri menopause di Kelurahan Simalingkar B Kecamatan Medan Tuntungan. 2. Tujuan Khusus a. Untuk mengetahui pengetahuan suami tentang aktifitas seksual pada istri menopause. b. Untuk mengetahui sikap suami tentang aktifitas seksual pada istri menopause. c. Untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap suami tentang aktifitas seksual pada istri menopause.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini bermanfaat antara lain bagi : 1. Bagi Peneliti Universitas Sumatera Utara Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan peneliti tentang hubungan seksual pada masa menopause, sehingga dapat menerapkan dalam pelayanan dilapangan. 2. Bagi Tempat Peneliti Memberikan informasi tentang aktifitas seksual pada masa menopause bagi Kelurahan Simalingkar B Kecamatan Medan Tungtungan. 3.Bagi pelayanan kesehatan Dapat menambah pengetahuan bidantenaga kesehatan sehingga dapat memberikan konseling kepada pasangan suami istri tentang hubungan seksual pada masa menopause sehingga dapat menjadi dasar untuk mengatasi masalah- masalah hubungan seks yang dihadapi pasangan suami istri selama menopause. 4. Bagi Institusi Pendidikan Sebagai bahan informasi dan referensi bagi mahasiswa khususnya mata kuliah kesehatan reproduksi. Universitas Sumatera Utara BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengetahuan

1.Pengertian Pengetahuan merupakan hasil tahu yang terjadi melalui proses sensoris khususnya mata dan telinga terhadap objek tertentu Sunaryo, 2004. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia yakni indera pengliahatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang Notoatmodjo, 2003. 2. Kategori pengetahuan a.Awarenes, dimana orang tersebut menyadaridalam arti mengetahui terlebih dahulu terhadap stimulasi objek.

b.Interest, terhadap stimulus atau objek tersebut. Disini sikap subjek sudah

mulai timbul. c.Evaluation, terhadap baik dan tidaknya stimulasi tersebut bagi dirinya d.Trial, dimana subjek mulai mencoba melakukan sesuatu sesuai dengan yang dikehendaki oleh stimulus. e.Adaption, dimana subjek telah berperilaku barubsesuai dengan pengetahuan, kesadaran, dan sikapnya terhadap stimulus. Universitas Sumatera Utara 3. Tingkat Pengetahuan a.Know Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya, termasuk kedalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima oleh sebab itu tahu ini merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari antara lain menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan, menyatakan, dan sebagainya. b.Comprehension Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterprestasikan materi tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan terhadap objek yang dipelajari. c.Aplication Kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi sebenarnya. Aplikasi disini dapat diartikan sebagi aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip dalam kontek atau situasi lain. d.Analyisis Kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek kedalam komponen-komponen, tetapi masih dalam satu organisasi dan masih ada Universitas Sumatera Utara kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis dapat dilihat dari penggunaan kata kerja.

e.Syntesis

Menunjuk pada suatu kemampuan ntuk meletakan atau menghubungkan bagian-bagian kedalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada. f.Evaluation Berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek.Penilaian-penilaian itu didasarkan pada suatu kriteria yang telah ada Notoatmodjo, 2003. B.Sikap 1.Pengertian Sikap Thustone 2004, berpendapat bahwa sikap merupakan suatu tingkatan afeksi,baik bersifat positif maupun negatif dalam hubungannya dengan objek psikologis, seperti : simbol, prase, slogan, orang, lembaga, cita-cita dan gagasan. Paul Massen dan David Krech 2004, berpendapat sikap itu merupakan suatu sistem pengenalan, perasaan, dan kecendrungan untuk bertindak . Sarlito Wirawan Sarwono 2004, mengemukakan bahwa sikap adalah kesiapan seseorang bertindak terhadap hal-hal tertentu Dari pengertian tersebut, pengertian sikap adalah kondisi mental relatif menetap untuk merespon suatu objek atau perangsang tertentu yang mempunyai arti,baik bersifat positif,atau netral atau negatif, mangangkat aspek-aspek kognisi, afeksi dan kecendrungan untuk bertindak Sunaryo, 2004. Universitas Sumatera Utara 2.Komponen Sikap Sikap mengandung tiga komponen yang membentuk struktur sikap,yaitu komponen kognitif merupakan hal-hal yang berhubungan dengan bagaimana persepsi orang terhadap objek sikap. Merupakan representati apa yang dipercayai oleh individu pemilik sikap. Seringkali komponen kognitif disamakan dengan pandangan opini apabila menyngkut masalah issu atau problem controversial. Sedangkan komponen afektif merupakan komponen yang berhubungan dengan rasa senang atau tidak senag terhadap objek sikap. Merupakan perasaan individu terhadap objek sikap dan menyangkut masalah emosi. Komponen afeksi disamakan dengan perasaan yang dimilki terhadap sesuatu. Serta komponen yang terakhir adalah komponen konatif yaitu komponen yang berhubungan kecendrungan bertindak terhadap objek sikap. Merupakan aspek kecendrungan berperilaku sesuai dengan sikap yang dimiliki seseorang. Berisi tendensi untuk bertindak atau bereaksi terhadap dengan cara-cara tertentu dan berkaitan dengan objek yang dihadapi Sunaryo, 2004. 3.Berbagai Kategori Sikap Sikap terdiri dari 4 kategori yaitu menerima diartikan bahwa individu ingin dan memperhatikan stimulus yang diberikan, dan merespon adalah memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dan sikap. Suatu usaha untuk menjawab pertanyaan atau mengerjakan tugas yang diberikan, lepas dari pekerjaan itu benar atau salah adalah berarti orang tersebut menerima ide tersebut. Universitas Sumatera Utara Sedangkan menghargai adalah mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu masalah. Kategori yang terakhir adalah bertanggung jawab atas segala sesuatu yang dipilihnya dan siap dengan segala risiko. 4. Cara Pembentukan atau Perubahan Sikap Sikap dapat dibentuk atau berubah, menurut Sarlito 2000 ada beberapa cara yaitu : 1. Adopsi adalah suatu cara pembentukan dan perubahan sikap melalui kejadian-kejadian dan peristiwa-peristiwa yang telah terjadi dan terus - menerus dan berulang secara bertahap mempengaruhi terbentuknya sikap 2.Diferensiasi adalah dengan berkembangnya intelegensi, bertambahnya pengalaman, sejalan dengan bertambahnya usia, maka ada hal-hal yang tadinya dianggap sejenis, sekarang dipandang tersendiri lepas dari jenisnya 3.Intelegensi terjadi secara bertahap, dimulai dengan berbagai pengetahuan dan pengalaman yang berhubungan dengan suatu hal tertentu. 4.Trauma terjadi dari pengalaman yang tiba-tiba mengejutkan yang meninggalkan kesan mendalam pada jiwa orang yang bersangkutan.Pengalaman-pengalaman yang traumatis dapat juga menyebabkan terbentuknya sikap Sunaryo, 2004. 5. Pengukuran Sikap Dalam pengukuran sikap ada beberapa macam cara, secara garis besar dapat dibedakan yaitu secara langsung yaitu subjek secara langsung dimintai Universitas Sumatera Utara pendapat bagaimana sikapnya terhadap sesuatu masalah atau hal yang diharapkannya kepadanya.

C. Menopause

1. Pengertian Menopause adalah berhentinya menstruasi secara permanen sebagai akibat hilangnya aktivitas ovarium dan bila terjadi amenore selama 12 bulan berturut- turut, tanpa ditemukan penyebab patologi atau fisiologi yang jelas Djamhoer, 2005. Menopause merupakan periode peralihan dari fase reproduksi menuju usia tua Senium yang terjadi akibat menurunnya fungsi generatif atau endokrinologik dari ovarium, penurunan produksi hormon estrogen menimbulkan berbagai keluhan pada seorang wanita. Menopause adalah apabila ovarium berhenti berfungsi haid berhenti secara permanen selama 1 tahun Sinclair, 2009. Menopause adalah adalah haid terakhir atau saat terjadi haid terakhir. Diagnosis menopause dibuat setelah terdapat amenorea sekurang-kurangnya satu tahun Prawirohardjo, 2009. Wanita menopouse terjadi antara 50 dan 55 tahun dan rata-rata pada umur 51 tahun ,sementara sebagian kecil mungkin masih mengalami haid hingga mereka berumur 60 - tahunan Gilly, 2009. 2.Penyebab Menopause terjadi dimana siklus menstruasi yang dikontrol oleh dua hormon yang diproduksi di kelenjar yang ada di otak dan dua hormon yang dihasilkan oleh ovarium yaitu estrogen dan progesteron. Saat menopause, hormon Universitas Sumatera Utara yang dihasilkan otak tetap diproduksi oleh hipofise tetapi ovarium tidak dapat meresponnya, sehingga produksi estrogen dan progesteron tidak dapat diproduksi lagi dan siklus menstruasi tidak dapat dipertahankan lagi Rebecca, 2007. 3. Gejala-Gejala Menopause Gejala menopause dapat dibagi : a.Hot flushes mulai dari pipi terasa panas dan merah menjalar ke leher, tengkok, dada bahkan seluruh badan saat timbul panas diikuti pengeluaran keringat malam hari b.Gejala psikologis merasa kurang menarik terhadap suami, perasaan murung tanpa sebab c.Gejala fisik penurunan estrogen akan mempengaruhi semua endrogen sehingga menimbulkan gejala klinis-gejala klinis ini mungkin dapat diterima,tetapi sebagian memerlukan pengobatan hormon pengganti Manuaba, 2005. d.Gejala-gejala seksual : kekeringan vagina, mengakibatkan rasa tidak nyaman selama berhubungan seksual dan menurunya libido Rebecca, 2007. D.Definisi Aktifitas Seksual Aktifitas seksual merupakan naluri asasi manusia atau hasrat manusia yang dapat dinikmati kedua belah pihak, yang bukan hanya tindakan senggama secara fisik, tetapi melibatkan emosi kedua pasangan Jones, 2005. Universitas Sumatera Utara Freud menyatakan seks adalah naluri asasi manusia dan harus dinikmati kedua belah pihak, seks haruslah tidak sekedar tindakan bersenggama secara fisik, tetapi melibatkan emosi kedua pasangan, dengan kata lain kedua belah pihak perlu memahami dan sepenuhnya melibatkan diri dalam tindakan seksual Jones, 2005,. 1. Perubahan Hasrat Seks Fungsi seksual merupakan area lain yang sangat dipengaruhi oleh menopause. Gangguan seksual tidak selalu diakibatkan menopause. Keinginan seks biasanya menurun pada masa menopause, tetapi dapat pulih sesudah gejala menghilang. Salah satu penyebab perubahan hasrat seks pada wanita menopause yakni vagina menjadi kering karena penipisan jaringan pada dinding vagina, sehingga ketika melakukan hubungan seksual bisa menimbulkan rasa nyeri Hutapea, 2005. 2. Masalah Aktivitas Seksual Selama Menopause Pria memiliki jumlah sperma yang tidak terbatas sedangkan wanita memiliki suplai telur yang sangat terbatas. Oleh karena itu disimpulkan bahwa pria memiliki dorongan untuk memastikan keanekaragaman dan keberhasilan reproduksi, yang berarti mendukung persetubuhan dengan siapa saja, sedangkan wanita memiliki minat ke arah insting untuk melindungi diri sehingga lebih mendukung monogami Gilly, 2009. Kebanyakan wanita pada masa menopause mengalami penurunan kemampuan gairah seksual, tetapi sebenarnya kita dapat menerima seksualitas sepanjang hidup, sejak lahir hingga mati Manuaba, 2005. Universitas Sumatera Utara Sekitar 20 pria dan wanita mengalami fenomena seks padam pada pertengahan usia. Menopause terjadi karena penurunan kadar hormon estrogen sampai mendekati nol ditandai dengan berhentinya menstruasi, pada saat ini sel telur ovum tidak diperoduksi lagi Jones, 2005. Vagina kering disebabkan oleh menurunyahilangnya hormon estrogen, kehilangan hormon ini menyebabkan terjadinya atrofi lapisan vagina dan mengurangi kemampuan untuk menghantarkannya cairan dari jaringan sekitarnya Siti candra, 2009. Mengurangi kekeringan dan ketidaknyamanan vagina dengan melakukan hubungan seksual, tetapi nyeri dirasakan sehingga hasrat untuk melakukan hubungan seksual hilang dan mengakibatkan pelumasan semakin berkurang dan semakin memperparah ketidaknyamanan Gilly, 2009.

E. Penatalaksanaan Masalah Menopause