Sekitar 20 pria dan wanita mengalami fenomena seks padam pada pertengahan usia. Menopause terjadi karena penurunan kadar hormon estrogen
sampai mendekati nol ditandai dengan berhentinya menstruasi, pada saat ini sel telur ovum tidak diperoduksi lagi Jones, 2005.
Vagina kering disebabkan oleh menurunyahilangnya hormon estrogen, kehilangan hormon ini menyebabkan terjadinya atrofi lapisan vagina dan
mengurangi kemampuan untuk menghantarkannya cairan dari jaringan sekitarnya Siti candra, 2009.
Mengurangi kekeringan dan ketidaknyamanan vagina dengan melakukan hubungan seksual, tetapi nyeri dirasakan sehingga hasrat untuk melakukan
hubungan seksual hilang dan mengakibatkan pelumasan semakin berkurang dan semakin memperparah ketidaknyamanan Gilly, 2009.
E. Penatalaksanaan Masalah Menopause
1. Terapi Hormon Terapi sulih hormon TSH menyangkut suplai hormon estrogen bagi
wanita yang mengalami menopause juga dapat membantu memulihkan hasrat seks serta mengurangi kekeringan pada vagina Prawirohardjo, 2009.
2. Penggunaan Hormon Pertumbuhan HCG Sebagai treatment untuk gangguan seksual serta mempengaruhi libido
namn bisa memperkuat otot dan mengencangkan kulit Hutapea, 2005. 3.Latihan Keqel
Universitas Sumatera Utara
Latihan ini dapat dilakukan secara teratur minimal 5 kali setiap latihan bermanfaat untuk mengencangkan saluran vagina dan memperbaiki orgasme
Hutapea, 2005. 4. Manfaat Penggunaan TSH Terapi Sulih Hormon
Banyak ahli menganjurkan menggunakan TSH dengan tujuan : a.Mengurangi resiko osteoporosis
b.Menghilangkan Hot Flashes c.Mengurangi insomnia
d.Memulihkan hasrat seks e.Membantu mengurangi kekeringan vagina Hutapea, 2005.
Namun tidak selamanya terapi sulih hormon selalu dapat mengatasi masalah pada masa menopause, menangani masalah menopause dapat juga
dengan konseling Gilly, 2009. Masa menopause bukan merupakan halangan untuk melakukan aktifitas
seksual. Sebagian mereka dengan masa menopause masih dapat menikmati hubungan seksual. Sekalipun sudah dapat dipastikan kuantitasnya berkurang yang
menjadi perhatian dalam hubungan seksual pada masa menopause adalah kualitasnya Manuaba, 2005.
Semua anggapan salah tentang aktifitas seksual pada masa menopause dapat diberi informasi yang benar. Dengan pengetahuan yang benar,dapat
mempengaruhi sikap yang diberikan sehingga pasangan suami-istri tetap bisa menikmati kehidupan seksual yang menyenangkan. Tiada resiko hamil setelah
menopause justru bisa menjadi hal positif yang akan membuat hubungan intim bisa dilakukan.
Universitas Sumatera Utara
BAB III KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS DAN DEFINISI OPERASIONAL
A.Kerangka konsep
Adapun kerangka konsep penelitian adalah kerangka hubungan antara konsep-konsep yang diamati atau diukur pada penelitian yang akan dilakukan.
Variabel Independen Variabel Dependen
PPPPPP a a a
Skema 1. Kerangka Penelitian Hubungan Pengetahuan dan Sikap tentang Aktifitas Seksual pada Istri Menopause .
B.Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini adalah hipotesis alternatif Ha yaitu ada hubungan pengetahuan dan sikap suami tentang aktifitas seksual pada istri
menopause.
C.Definisi Operasional
Sikap suami tentang aktifitas seksual pada istri menopause
Pengetahuan suami tentang aktifitas seksual
pada istri menopause
17
Universitas Sumatera Utara
NO Variabel Definisi
Operasional Alat ukur
Cara ukur
Hasil ukur Skala
1 Pengetahuan
suami Kemampuan
suami untuk
mengungkap kembali apa
yang diketahuinya
tentang aktifitas
seksual pada istri
menopause yang meliputi
a.Pengertian menopause
b.Pengertian aktifitas
seksual c.Masalah
seksual pada masa
menopause d.Penatalaksan
aan masalah seksual pada
menopause Kuesioner
dengan 20 pertanyaan
dengan 3 pilihan jawaban, jika
Benar = 1 Salah = 0
Menghi tung
jawaba n
kuesion er
Skor
Baik : bila skor 76-100
Cukup : bila skor 51-75
Kurang : bila 50
Rasio
2 Sikap suami
Reaksi atau respon suami
tentang aktifitas
seksual pada istri
menopause Kuesioner
Dengan 10 pernyataan
dengan 3 pilihan jawaban
Sangat Setuju = 3
Setuju = 2 Tidak Setuju = 1
Menghi tung
jawaba n
kuesion er
Skor
Positif : bila skor 51-100
Negatif : bila skor 50
Rasio
Universitas Sumatera Utara
BAB IV METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian