Penghitungan Atas Dasar Harga Berlaku Pertanian Persamaan regresi linier sederhana Uji F Simultan

ini, perhitungan NTB bertitik tolak pada penggunaan akhir dari barang dan jasa yang diproduksi.

2.2.2 Metode tidak langsungalokasi

Menghitung nilai tambah suatu kelompok ekonomi dengan mengalokasikan nilai tambah provinsi ke dalam masing-masing kelompok kegiatan ekonomi pada tingkat kabupatenkota. Sebagai alokator digunakan indikator yang paling besar pengaruhnya atau erat kaitannya dengan produktivitas kegiatan ekonomi tersebut. Pemakaian masing-masing metode pendekatan sangat tergantung pada ketersediaan data. Pemakaian kedua metode akan saling menunjang satu sama lain, karaena metode langsung cenderung akan mendorong peningkatan kualitas data daerah, sedang metode tidak langsung merupakan koreksi dalam perbandingan bagi data daerah. Untuk sektor ekonomi yang mempunyai manajemen terpusat seperti listrik, telkom, bank dan PJKA terpaksa menggunakan metode alokasi.

2.3 Penghitungan Atas Dasar Harga Berlaku dan Harga Konstan

Hasil penghitungan PDRB disajikan atas dasar harga berlaku dan harga konstan.

2.3.1 Penghitungan Atas Dasar Harga Berlaku

PDRB atas dasar harga berlaku merupakan jumlah seluruh Nilai Tambah Bruto NTB atau nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh unit-unit produksi di dalam periode tertentu, biasanya satu tahun yang dinilai dengan harga tahun yang bersangkutan. NTB atas dasar harga berlaku menggambarkan perubahan volumekuantum produksi yang dihasilkan dari tingkat perubahan harga dari masing-masing kegiatan, subsektor, dan sektor.

2.3.2 Penghitungan Atas Dasar Harga Konstan

Penghitungan atas dasar harga konstan, pengertiannya sama dengan atas dasar harga berlaku, tetapi nilainya dilakukan dengan harga suatu tahun dasar tertentu. NTB atas dasar harga konstan ini, hanya menggambarkan perubaha volumekuantum produksi saja. Pengaruh perubahan harga telah dihilangkan dengan cara menilai dengan harga suatu tahun dasar tertentu. Penghitungan atas dasar harga konstan berguna untuk melihat pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan dan sektoral. Juga untuk melihat perubahan struktur perekonomian suatu kabupaten dan kota di provinsidaerah dari tahun ketahun tanpa dipengaruhi oleh perubahan harga. Pada dasarnya dikenal empat macam cara penghitungan nilai tambah atas dasar harga konstan,yaitu:

2.3.2.1 Revaluasi

Dilakukan dengan cara menilai produksi dan biaya antara masing-masing tahun dengan hrga pada tahun dasar. Hasilnya merupakan output dan biaya antara atas dasar harga konstan. Selanjutnya nilai tambah aas dasar harga konstan, diperoleh dari selisih antara output dan biaya antara atas dasar harga konstan.

2.3.2.2 Ekstrapolasi

Nilai tambah masing-masing tahun dasar atas dasar harga konstan diperoleh dengan cara mengalikan nilai tambah pada tahun dasar dengan indeks produksi. Indeks produksi sebagai ekstrapolator dapat merupakan indeks dari masing-masing produksi yang dihasilkan ataupun indeks dari berbagai indikator produksi seperti tenaga kerja, jumlah perusahaan dan lainnya, yang dianggap cocok dengan kegiatan subsektor, dan sektor yang dihitung.

2.3.2.3 Deflasi

Nilai tambah atas dasar harga konstan diperoleh dengan cara membagi nilai tambah atas dasar harga berlaku masing-masing tahun dengan indeks harga. Indeks harga yang digunakan sebagai deflator biasanya merupakan indeks harga konsumen IHK, indeks harga perdagangan besar IHPB dan sebagainya, tergantung mana yang lebih cocok.

2.3.2.4 Deflasi Berganda

Dalam deflasi berganda ini yang dideflasi adalah output dan biaya antaranya, sedangkan nilai tambah diperoleh dari selisih antara output dan biaya antara hasil biaya tersebut. Indeks harga yang digunakan sebagai deflator untuk perhitungan output atas dasar harga konstan adalah IHK atau IHPB sesuai cakupan komoditinya, sedangkan indeks harga untuk biaya antara adalah indefks hargadari komponen input terbesar. Dalam kenyataanya sangat sulit melakukan deflasi terhadap biaya antara, disamping karena komponennya terlalu banyak juga karena indeks harganya belum tersedia secara baik. Oleh karena itu dalam perhitungannya harga konstan deflasi berganda belum banyak dipakai.

2.4 Pemilihan Tahun Dasar Penghitungan PDRB

Dalam penghitungan PDRB diperlukan adanya tahun dasar sebagai acuan dalam menghitung perkembangan dan pertumbuhan beberapa data egregat seperti nilai nominal, perubahan struktur ekonomi, laju pertumbuhan dan harga indeks implisit. Tahun dasar akan menjadi tahun konstan tetap dalam pengukuran PDRB terutama jka berkaitan dengan kondisi ekonomi tahun tersebut. Tahun dasar yang digunakan adalah tahun 2000, sesuai dengan rekomendasi Perserikatan Bangsa-Bangsa PBB sebagaimana tertuang dalam buku panduan ”Sitem Neraca Nasional” dinyatakan bahwa estimasi PDRB atas dasar harga konstan sebaiknya dimutakhirkan secara periodik dengan menggunakan tahun referensi yang berakhiran 0 dan 5. Hal itu dimaksudkan agar besaran angka-angka PDRB dapat saling diperbandingkan antar negara dan antar waktu untuk keperluan analisis perekonomian dunia.

2.5 Klasifikasi Lapangan Usaha

Seperti yang diketahui angka nominal PDRB adalah penjumlahanagregasi dari seluruh kegiatanlapangan usaha. Dalam penghitungan PDRB, seluruh lapangan usaha dibagi menjadi sembilan sektor, ini sesuai dengan pembagian yang digunakan dalam penghitungan PDRB ditingkat nasional yang sesuai dengan System of National Accounts SNA. Hal ini juga memudahkan para analisis untuk membandingkan PDRB antar kabupaten dan kota dengan PDRB provinsi. Dengan demikian, kegiatan ekonomilapangan usaha dirinci menjadi : 1. Pertanian 2. Industri Pengolahan 3. Pertambangan dan Penggalian 4. Listrik, Gas dan Air Minum 5. Bangunan 6. Perdagangan, Hotel dan restoran 7. Pengangkutan dan Komunikasi 8. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya 9. Jasa-Jasa

2.5.1 Pertanian

Sektor ini meliputi kegiatan pengusahaan dan pemanfaatan benda-benda biologis hidup yang diperoleh dari alam dengan tujuan konsumsi. Sektor pertanian meliputi rasio Tanaman Bahan Makanan, Tanaman Perkebunan, peternakan dan hasil-hasilnya, kehutanan dan perikanan.

2.5.2 Industri Pengolahan

Sektor ini mencakup kegiatan untuk mengubah atau mengolah suatu barang organik dan anorganik menjadi barang baru yang mempunyai nilai lebih tinggi, sedangkan pengolahannya dapat dilakukan dengan tangan atau mesin. Kegiatan sektor industri amat beragam dilihat dari komoditi yang dihasilkan dengan cara pengolahannya, sehingga pengelompokkan kegiatan industri antar provinsi yang telah dilakukan oleh BPS didasarkan pada proses pembuatan dan banyaknya tenaga kerja yang terlibat. Disini dibedakan empat kelompok industri yang meliputi industri besar lebih dari atau sama dengan 100 orang, sedang 20 sampai 99 orang, kecil 5 sampai 19 orang dan industri rumah tangga lebih kecil atau sama dengan 4 orang. Berdasarkan jenis komoditi utama yang dihasilkan oleh masing-masing perusahaan, industri dikelompokkan menjadi : 1. Industri makanan, minuman dan tembakau 2. Industri tekstil, barang dari kulit dan alas kaki 3. Industri barang dari kayu termasuk alat-alat rumah tangga 4. Industri kertas dan barang cetakan 5. Industri pupuk, kimia dan barang dari karet 6. Industri semen, kimia barang galian bukan logam 7. Industri logam dasar besi dan baja 8. Industri alat angkutan, mesin dan peralatannya 9. Industri pengolahan lainnya Penulis hanya menguraikan dua jenis lapangan usaha karena dua sektor ini yang menjadi variabel dalam penelitian.

2.6 Laju Pertumbuhan PDRB

Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari keberhasilan program pembangunan yang telah dilaksanakan khususnya dalam bidang ekonomi. Petumbuhan tersebut merupakan rangkuman laju pertumbuhan dari berbagai sektor ekonomi dan juga menggambarkan tingkat perubahan struktur ekonomi yang terjadi pada suatu periode. Sektor pertanian sebagai kontributor terbesar menyumbang pereonomian Serdang Bedagai sebesar 41,23 persen pada tahun 2005, turun menjadi 41,15 persen pada tahun 2006 dan 40,73 persen tahun 2008. Sedangkan sektor industri pengolahan menyumbang sebesar 20,44 persen pada tahun 2005, turun menjadi 19,94 persen tahun 2006 dan 19,31 persen pada tahun 2008.

2.7 Hipotesis Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah dan uraian tersebut di atas, maka hipotesis penelitian ini adalah : 1. Sektor pertanian berpengaruh positif terhadap laju pertumbuhan PDRB Kabupaten Serdang Bedagai. 2. Sektor industri pengolahan berpengaruh positif terhadap laju pertumbuhan PDRB Kabupaten Serdang Bedagai. 3. Sektor pertanian dan sektor industri pengolahan berpengaruh secara simultan dan signifikan terhadap laju pertumbuhan PDRB Kabupaten Serdang Bedagai.

2.8 Kerangka Pemikiran

Gambar 2.1Kerangka pemikiran pengaruh sektor pertanian dan sektor industri pengolahan terhadap laju pertumbuhan Serdang Bedagai Sektor Pertanian Sektor Industri Pengolahan Laju Pertumbuhan PDRB Serdang Bedagai Regresi dan korelasi BAB 3 METODE PENELITIAN

3.1 Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup Tugas Akhir ini adalah sektor pertanian dan sektor industri pengolahan serta pengaruhnya terhadap laju pertumbuhan PDRB Kabupaten Serdang Bedagai.

3.2 Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang dianalisis dalam Tugas Akhir ini adalah data kuantitatif, yaitu data sekunder yang diperoleh dari instansi terkait yaitu BPS Provinsi Sumatera Utara.

3.3 Model Analisis

Untuk model dengan tiga variabel berarti k =3, satu variabel tak bebas Y dan dua vaiabel bebas 1 X dan 2 X . Secara umum model populasi regresi berganda ditulis sebagai berikut: i n n X X X Y            .... 2 2 1 1 Sedangkan model penduganya adalah: n n X b X b X b a Y      .... 2 2 1 1

3.4 Metode Analisis

Metode analisis yang digunakan adalah regresi berganda dengan menggunakan metode kuadrat terkecil Least square method . Analisis regresi regression analyisis merupakan suatu teknik untuk membangun persamaan dan menggunakan persamaan tersebut untuk membuat perkiraan prediction . Analisis regresi didefinisikan sebagai metode statistika yang digunakan untuk menetukan kemungkinan bentuk hubungan antara variabel-variabel, dengan tujuan pokok dalam penggunaan metode ini adalah untuk meramalkan atau memperkirakan nilai dari variabel lain yang belum diketahui.

3.5 Persamaan Regresi

Sifat hubungan antar variabel dalam persamaan regresi merupakan hubungan sebab akibat causal relationship . Oleh karena itu, sebelum menggunakan persamaan regresi dalam menjelaskan hubungan antara dua atau lebih variabel, maka perlu diyakini terlebih dahulu bahwa secara teoritis atau perkiraan sebelumnya, dua atau lebih variabel tersebut memilik hubungan sebab akibat. Variabel yang nilainya akan mempengaruhi niali variabel lain disebut dengan variabel bebas independent variable , sedangkan variabel yang nilainya dipengaruhi oleh nilai variabel lain disebut variabel tergantung dependent variable .

3.5.1 Persamaan regresi linier sederhana

Regresi sederhana bertujuan mempelajari hubungan linier antara dua variabel. Variabel ini dibedakan atas variabel bebas X dan variabel tak bebas Y . Bentuk persamaan regresi linier sederhana dinyatakan dalam: X Y     Sedangkan model penduganya adalah bX a Y   Dengan: Y = Variabel tak bebas dependent variable X = Variabel bebas independent variable a = parameter intersep penduga α titik potong kurva terhadap sumbu Y b = kemiringan slope penduga β kurva linier

3.5.2 Persamaan regresi linier berganda

Dalam banyak kasus variabel terikat tidak hanya dipengaruhi oleh satu variabel bebas. Untuk menguji atau melakukan estimasi dari satu permasalahan yang terdiri dari lebih dari satu variabel bebas tidak bisa dengan regresi sederhana. Alat analisis yang digunakan adalah regresi berganda. Regresi berganda adalah analisis regresi yang menjelaskan hubungan antara variabel tak bebas dengan faktor-faktor yang mempengaruhi lebih dari satu variabel bebas. Model populasi regresi berganda dengan dua variabel bebas : i X X Y         2 2 1 1 Sedangkan model penduganya adalah : 2 2 1 1 X b X b a Y    Dimana : Y = Variabel tak bebas dependent variable atau nilai estimasi Y 2 1 , X X = Variabel bebas independent variable 1 X dan 2 X a = parameter intersep penduga α titik potong kurva terhadap sumbu Y 2 1 , b b = slope parameter koefisien regresi variabel bebas 1 X dan 2 X i  = pengamatan ke i variabel kesalahan Bentuk data yang akan di olah adalah sebagai berikut : Tabel 3.1 Bentuk Umum Data Observasi Nomor Observasi Respon Y i Variabel bebas X 1i X 2i … X ki 1 Y 1 X 11 X 21 … X k 1 2 Y 2 X 12 X 22 … X k 2 . . . . … . . . . . … . . . . . … . N .Y n X 1 n X 2 n … X kn ∑ ∑Y i ∑X 1i ∑X 2i … ∑X kn Persamaan regresi dari suatu data observasi dapat dibuat dengan menentukan besarnya a , b 1 dan b 2 yang terdapat dari persamaan tersebut. Besarnya a , b 1 dan b 2 dapat ditentukan dengan persamaan normal berikut ini : i i i X b X b an Y 2 2 1 1       i i i i i i X X b X b X a Y X 2 1 2 2 1 1 1 1        2 2 2 2 1 1 2 2 i i i i i i X b X X b X a Y X        Persamaan normal dalam bentuk matriks dapat dituliskan :                                            2 1 2 2 2 1 2 2 1 2 1 1 2 1 2 1 b b a X X X X X X X X X X n Y X Y X Y i i i i i i i i i i i i i i i Nilai-nilai a, b 1 dan b 2 yang telah didapat kemudian disubtitusikan kedalam persamaan regresi . Dari model regresi linier yang didapat, persamaan regresi memungkinkan adanya suatu kekeliruan yang dapat di ukur dengan rumus sebagai berikut : 1 2 2 .... 2 1 .      k n Y Y S i i k y

3.6 Uji Regresi Linier Berganda

Pengujian hipotesis dalam regresi linier berganda perlu dilakukan agar tidak terjadi kesalahan penarikan kesimpulan. Pengujian hipotesis tersebut dapat dilakukan secara simultan gabungan dan secara parsial.

3.6.1 Uji F Simultan

Langkah-langkah dalam pengujian hipotesis adalah sebagai berikut : 1. Menentukan formulasi hipotesis H : b 1 = b 2 =…= b n =0 X 1 , X 2 , …. , X k tidak mempengaruhi Y . H 1 : b 1 , b 2 , ≠ 0 minimal ada satu parameter koefisien regresi tidak sama dengan nol atau mempengaruhi Y 2. M enentukan taraf nyata α dan nilai F tabel dengan derajat kebebasan v 1 = k dan v 2 = n-k-1. 3. Menentukan kriteria pengujian H diterima bila F hitung ≤ F tabel H 1 ditolak bila F hitung F tabel 4. Menentukan nilai statistik F dengan rumus : 1    k n JK k JK F r es r eg hitung JK reg dan JK res masing-masing didapat dari rumus berikut Sudjana, 1996: 77 :        y x b y x b y x b JK k k g ... 2 2 1 1 Re JK res = 2 1        n i i i Y Y Dimana : k = jumlah variabel bebas n-k-1 = derajat kebebasan JK reg = Jumlah kuadrat regresi JK res = Jumlah kuadrat residu sisa

3.6.2 Uji t Parsial