Analisis Pengaruh Sektor Pertanian Dan Sektor Industri Pengolahan Terhadap Indeks Perkembangan PDRB Kabupaten Aceh Selatan

(1)

ANALISIS PENGARUH SEKTOR PERTANIAN DAN SEKTOR INDUSTRI PENGOLAHAN TERHADAP INDEKS PERKEMBANGAN PDRB

KABUPATEN ACEH SELATAN

RENI HARPIANTI 102407075

PROGRAM STUDI D3 STATISTIKA DEPARTEMEN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2013


(2)

ANALISIS PENGARUH SEKTOR PERTANIAN DAN SEKTOR INDUSTRI PENGOLAHAN TERHADAP INDEKS PERKEMBANGAN PDRB

KABUPATEN ACEH SELATAN

Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat mencapai gelar Ahli Madya

RENI HARPIANTI 102407075

PROGRAM STUDI D3 STATISTIKA DEPARTEMEN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2013


(3)

PERSETUJUAN

Judul : ANALISIS PENGARUH SEKTOR PERTANIAN

DAN SEKTOR INDUSTRI PENGOLAHAN TERHADAP INDEKS PERKEMBANGAN PDRB KABUPATEN ACEH SELATAN

Kategori : TUGAS AKHIR

Nama : RENI HARPIANTI

Nomor Induk Mahasiswa : 102407075

Program Studi : D-3 STATISTIKA

Departemen : MATEMATIKA

Fakultas : MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN

ALAM (FMIPA) UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Diluluskan di Medan, Juli 2013

Diketahui / Disetujui oleh

Departemen Matematika FMIPA USU

Ketua Pembimbing

Prof. Dr. Tulus, M.Si Drs. Suwarno Ariswoyo, M.Si Nip. 19620901 198803 1 002 Nip. 19502103 198003 1 001


(4)

PERNYATAAN

ANALISIS PENGARUH SEKTOR PERTANIAN DAN SEKTOR INDUSTRI PENGOLAHAN TERHADAP INDEKS PERKEMBANGAN PDRB KABUPATEN

ACEH SELATAN

TUGAS AKHIR

Saya mengakui bahwa tugas akhir ini adalah hasil kerja saya sendiri, kecuali beberapa kutipan dan ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya.

Medan, Juli 2013

RENI HARPIANTI NIM. 102407075


(5)

PENGHARGAAN

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Pemurah dan Maha Penyayang, dengan limpah karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan Tugas Akhir ini dengan judul Analisis Pengaruh Sektor Pertanian dan Sektor Industri Pengolahan Terhadap Indeks Perkembangan PDRB Kabupaten Aceh Selatan.

Terimakasih penulis sampaikan kepada Bapak Drs.Suwarno Ariswoyo, M.Si selaku pembimbing yang telah meluangkan waktunya selama penyusunan tugas akhir ini. Terimakasih kepada Bapak Drs.Faigiziduhu Bu’ulolo, M.Si selaku ketua Program Studi D3 Statistika FMIPA USU, Bapak Prof.Dr.Tulus, M.Si.PhD dan Ibu Dra.Mardiningsih, M.Si selaku Ketua dan Sekretaris Departemen Matematika FMIPA USU Medan, Bapak Dr.Sutarman, M.Sc selaku Dekan FMIPA USU Medan, seluruh staff dan Dosen Program Studi D3 Statistika FMIPA USU, Pegawai FMIPA USU dan rekan-rekan kuliah. Akhirnya tidak terlupakan kepada Ayahanda tercinta Saharman dan Ibunda tercinta Mariana, kakanda dan seluruh keluarga yang selama ini memberikan bantuan dan dorongan yang diperlukan. Semoga Tuhan Yang Maha Esa akan membalasnya.


(6)

DAFTAR ISI

Halaman Persetujuan

Pernyataan

Penghargaan i

Daftar Isi ii

Daftar Tabel iv

Daftar Gambar v

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang 1

1.2Perumusan Masalah 2

1.3Batasan Masalah 3

1.4Tujuan Penelitian 4

1.5Manfaat Penelitian 4

1.6Lokasi Penelitian 4

1.7Metode Penelitian 5

1.8Sistematika penulisan 5

BAB 2 LANDASAN TEORI

2.1Konsep dan Definisi 7

2.1.1 Metode Perhitungan PDRB atas Dasar Harga Berlaku 7

2.2 Metode Analisis 8

2.3 Persamaan Regresi 8

2.3.1 Persamaan Regresi Linier Sederhana 9

2.3.2 Persamaan Regresi Linier Berganda 10

2.4 Uji Regresi Linier Berganda 12

2.4.1 Uji F (Simultan) 12

2.4.2 Uji T (Parsial) 12

2.5 Koefisien Determinasi ( ) 14

2.6 Analisis Korelasi (Correlation) ` 15

BAB 3 SEJARAH SINGKAT TEMPAT RISET

3.1Sejarah Singkat BPS Kabupaten Aceh Selatan 17

3.2Visi dan Misi BPS Aceh Selatan 18

3.3Struktur Organisasi BPS Aceh Selatan 19

BAB 4 PENGOLAHAN DATA

4.1Data dan Pembahasan 20

4.2Membentuk Persamaan Linier Regresi Berganda 21


(7)

4.4Uji Regresi Berganda 26

4.4.1 Uji F (Simultan) 26

4.4.2 Uji T (Parsial) 29

4.5 Koefisien Determinasi ( ) 31

4.6 Koefisien Korelasi (r) 32

4.6.1 Perhitungan Korelasi Antara Variabel Y dengan ( ) 32

BAB 5 IMPLEMENTASI SISTEM

5.1Perkenalan Software SPSS 35

5.2Membuka Program SPSS Versi 16.0 35

5.3Pengolahan Data dengan SPSS Versi 16.0 37

5.3.1 Memasukan Variabel 37

5.3.2 Pengisian Data 38

5.3.3 Analisis Data Dengan Regresi 39

5.3.4 Analisis Data Dengan Korelasi 41

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

6.1Kesimpulan 44

6.2Saran 45

Daftar Pustaka Lampiran


(8)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Bentuk Umum Data Observasi 11

Tabel 2.2 Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai r 16 Tabel 4.1 Data Indeks Perkembangan PDRB yang akan diolah 20

Tabel 4.2 Perhitungan masing-masing variabel 22


(9)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 5.1 Membuka SPSS 36

Gambar 5.2 Tampilan awal SPSS 36

Gambar 5.3 Layar Variabel View 37

Gambar 5.4Data yang Diolah 38

Gambar 5.5 Tampilan Analisis Regresi 39

Gambar 5.6 Kotak Dialog Regression 40

Gambar 5.7 Statistic pada Kotak Dialog Regression 40

Gambar 5.8 Plots pada Kotak Dialog Regression 41

Gambar 5.9 Tampilan Analisis Korelasi 42

Gambar 5.10 Tampilan Bivariate correlations 42


(10)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1Latar belakang Masalah

Pembangunan ekonomi adalah serangkaian usaha dan kebijaksanaan yang bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat, memperluas lapangan kerja, memeratakan pembagian pendapatan masyarakat. Untuk mengetahui tingkat dan pertumbuhan pendapatan masyarakat, perlu disajikan statistik Pendapatan Regional secara berkala, untuk digunakan sebagai bahan perencanaan pembangunan nasional atau regional khususnya di bidang ekonomi. Angka-angka pendapatan regional dapat dipakai juga sebagai bahan evaluasi dari hasil pembangunan ekonomi yang telah dilaksanakan oleh berbagai pihak, baik pemerintah pusat/daerah, maupun swasta.

Salah satu data yang dapat digunakan sebagai indikator untuk perencanaan dan evaluasi hasil pembangunan regional adalah data Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) dihitung untuk mengetahui total produksi barang dan jasa suatu daerah pada satu periode tertentu. Yang dimaksud dengan produksi adalah aktifitas suatu usaha menggunakan ‘input’ untuk memproduksi ‘output’. PDRB merupakan neraca makro ekonomi yang dihitung secara konsisten dan terintegrasi dengan berdasar pada konsep, definisi, klasifikasi dan cara penghitungan yang telah disepakati secara Internasional.


(11)

Perubahan nilai PDRB dari waktu ke waktu terjadi karena dua hal, yaitu terjadinya perubahan harga barang dan jasa atau karena terjadinya perubahan volume. Penggunaan harga yang berlaku pada periode yang telah lalu menghasilkan PDRB atas harga konstan. PDRB atas harga konstan disebut sebagai PDRB volume atau PDRB real. Dalam publikasi ini selain disajikan PDRB atas harga berlaku yang bisa menggambarkan pergeseran struktur ekonomi, juga disajikan PDRB dengan menggunakan tahun dasar 2000 yang bisa menggambarkan pertumbuhan ekonomi dari tahun ke tahun sejak tahun 2000.

Indeks perkembangan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) setiap tahun mengalami perubahan sehingga perlu dilakukan penyusunan.Perkembangan positif menunjukkan adanya peningkatan perekonomian sedangkan perkembangan negatif menunjukkan penurunan perekonomian.Nilai produk domestik regional setiap daerah berbeda-beda dan dipengaruhi oleh faktor-faktor yang berbeda juga. Seberapa besar sektor pertanian dan sektor industri pengolahan berpengaruh menyumbang PDRB suatu daerah ?

Dari uraian diatas, maka penulis memilih judul “Analisis Pengaruh Sektor Pertanian dan Sektor Industri Pengolahan Terhadap Indeks Perkembangan PDRB Kabupaten Aceh Selatan”.

1.2Rumusan Masalah

Sebagai rumusan masalah yang akan dianalisis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :


(12)

1. Apakah sektor pertanian dan sektor industri pengolahan memiliki hubungan yang signifikan dalam indeks perkembangan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Aceh Selatan ?

2. Apakah sektor pertanian dan sektor industri pengolahan memberikan pengaruh yang besar dalam indeks perkembangan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Aceh Selatan ?

1.3Batasan Masalah

Angka nominal PDRB adalah penjumlahan dari seluruh lapangan usaha. Dalam penghitungan PDRB, seluruh lapangan usaha di bagi menjadi Sembilan sektor yang dirinci sebagai berikut :

1. Pertanian

2. Pertambangan dan Penggalian 3. Industri Pengolahan

4. Listrik, Gas dan Air minum 5. Bangunan

6. Perdagangan, Hotel dan Restoran 7. Pengangkutan dan Komunikasi

8. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya 9. Jasa-jasa

Penulis membatasi pokok permasalahan hanya dua sektor yaitu, sektor pertanian dan sektor industri pengolahan. Hal ini dikarenakan penulis menganggap kedua sektor itu


(13)

memberikan kontribusi yang cukup besar dalam indeks perkembangan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB).

1.4Tujuan Penelitian

Tujuan dari penulisan Tugas Akhir ini adalah :

1. Untuk mengetahui peranan kedua sektor tersebut dalam indeks perkembangan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Aceh Selatan.

2. Seberapa besar pengaruh dan hubungan sektor pertanian dan sektor industri pengolahan.

1.5 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini adalah menghasilkan data sektor pertanian dan sektor industri pengolahan terhadap indeks perkembangan PDRB Kabupaten Aceh Selatan.

1.6 Lokasi Penelitian

Penelitian serta pengumpulan data mengenai Analisis Pengaruh Sektor Pertanian dan Sektor Indistri Pengolahan Terhadap Indeks Perkembangan PDRB Kabupaten Aceh Selatan diperoleh dari Badan Pusat Statistika (BPS) Kabupaten Aceh Selatan, Jl. T.Raja Angkasah No. 01 Tapaktuan.


(14)

1.7 Metode Penelitian

Dalam penulisan Tugas Akhir ini menggunakan beberapa langkah dalam metode penelitian, yaitu :

1. Lokasi Penelitian

Tempat melakukan penelitian atau pengumpulan data dilakukan di Badan Pusat Statistik ( BPS ) Kabupaten Aceh Selatan.

2. Penelitian Kepustakaan

Yaitu suatu cara penelitian yang dipergunakan untuk memperoleh data dan informasi dari perpustakaan, yaitu dengan membaca buku-buku, referensi dan bahan-bahan yang bersifat teoritis yang mendukung serta relevan dengan penulisan Tugas Akhir ini.

1.8 Sistematika Penulisan

Adapun sistematika penulisan yang digunakan penulis adalah antara lain :

BAB 1 : PENDAHULUAN

Pada bab ini akan diuraikan latar belakang, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian manfaat penelitian, lokasi penelitian, metode penelitian, tinjauan pustaka, dan sistemattika penulisan.

BAB 2 : LANDASAN TEORI

Pada bab ini penulis menjelaskan teori-teori singkat tentang hal- hal yang berhubungan dengan judul dan persamaan regresi yang digunakan penulis.


(15)

BAB 3 : SEJARAH SINGKAT TEMPAT RISET

Bab ini menguraikan tentang sejarah singkat berdirinya Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Aceh Selatan, visi, misi, dan struktur organisasi BPS kabupaten aceh selatan.

BAB 4 : PENGOLAHAN DATA

Pada bab ini penulis membahas tentang proses pembentukan regresi linier berganda, analisis residu, uji regresi linier ganda, mencari koefisien determinasi dan koefisien korelasi.

BAB 5 : IMPLEMENTASI SISTEM

Bab ini menguraikan tentang pengertian dan tujuan implementasi sistem, rancangan program yang dipakai, dan hasil outputnya.

BAB 6 : KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini merupakan bab penutup yang merupakan hasil dan kesimpulan dari pembahasan serta saran penulis berdasarkan kesimpulan yang didapat.


(16)

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Konsep dan Definisi

Pendapatan Regional adalah tingkat (besarnya) pendapatan masyarakat pada wilayah analisis. Tingkat pendapatan dapat diukur dari total pendapatan wilayah maupun pendapatan rata-rata masyarakat pada wilayah tersebut. Dalam menghitung pendapatan regional hanya dipakai konsep Domestik, yang berarti seluruh nilai tambah yang ditimbulkan oleh berbagai sektor/lapangan usaha yang melakukan kegiatan usahanya disuatu wilayah/region (baik kabupaten maupun provinsi) dihitung dan dimasukkan ke produk wilayah tersebut tanpa memperhatikan kepemilikan faktor-faktor produksi tersebut, dengan kata lain PDRB menunjukkan gambaran ‘Product

Originated’.

2.1.1 Metode Penghitungan PDRB Atas Dasar Harga Berlaku

PDRB atas dasar harga berlaku dapat dihitung melalui 2 metode yaitu, Metode Langsung dan Metode tidak Langsung. Yang dimaksud dengan metode langsung adalah metode penghitungan dengan menggunakan data yang bersumber dari daerah


(17)

dan dapat memperlihatkan karakteristik sosial ekonomi setiap daerah. Sedangkan metode tidak langsung adalah metode penghitungan dengan cara alokasi dengan memakai berbagai macam indikator produksi/indikator lainnya yang cocok sebagai alokator. Metode langsung dapat dilakukan dengan menggunakan 3 macam pendekatan yaitu, Pendekatan Produksi, Pendekatan Pendapatan, Pendekatan Pengeluaran.

2.2 Metode Analisis

Metode analisis yang digunakan adalah regresi berganda dengan menggunakan metode kuadrat terkecil (Least square method). Analisis regresi (Regression analysis) merupakan suatu teknik untuk membangun persamaan dan menggunakan tersebut untuk membuat pikiran (Prediction). Analisis regresi didefinisikan sebagai metode statistika yang digunakan untuk menentukan kemungkinan bentuk hubungan antara variabel-variabel, dengan tujuan pokok dalam penggunaan metode ini adalah untuk meramalkan atau memperkirakan nilai dari variabel lain yang belum diketahui.

2.3 Persamaan Regresi

Sifat hubungan antar variabel dalam persamaan regresi merupakan hubungan sebab akibat (causal relationship). Oleh karena itu, sebelum menggunakan persamaan regresi dalam menjelaskan hubungan antara dua atau lebih variabel, maka perlu diyakini terlebih dahulu bahwa secara teoritis atau perkiraan sebelumnya, dua atau lebih variabel tersebut memiliki hubungan sebab akibat.


(18)

Variabel yang nilainya akan mempengaruhi nilai variabel lain disebut dengan variabel bebas (independent variable), sedangkan variabel yang nilainya dipengaruhi oleh nilai lain disebut variabel tergantung (dependent variable).

2.3.1 Persamaan regresi linier sederhana

Regresi sederhana bertujuan mempelajari hubungan linier antara dua variabel. Variabel ini dibedakan atas variabel bebas (X) dan variabel tak bebas (Y). Bentuk persamaan regresi linier sederhana dinyatakan dalam:

X

Sedangkan model penduganya adalah

X

Keterangan :

Ŷ = Variabel tak bebas (dependent variable)

X = Variabel bebas (independent variable

= Parameter Intersep ( penduga α / titik potong kurva terhadap sumbu Y

b = kemiringan (slope/penduga β) kurva linier


(19)

dan

b

Jika koefisien b terlebih dahulu dihitung, maka koefisien dapat dihitung dengan rumus :

b

dengan dan masing-masing rata-rata untuk variabel-variabel X dan Y.

2.3.2Persamaan regresi linier berganda

Dalam banyak kasus variabel terikat tidak hanya dipengaruhi oleh satu variabel bebas. Untuk menguji atau melakukan estimasi dari satu permasalahan yang terdiri dari lebih dari satu variabel bebas tidak bias dengan regresi sederhana. Alat analisis yang digunakan adalah regresi berganda. Regresi berganda adalah analisis regresi yang menjelaskan hubungan antara variabel tak bebas dengan faktor-faktor yang mempengaruhi lebih dari satu variabel bebas.

Untuk model dengan tiga variabel berarti k = 3, satu variabel tak bebas Y dan dua variabel babas X1 dan X2.Secara umum model populasi regresi berganda ditulis

sebagai berikut :


(20)

Keterangan :

Ŷ = Variabel tak bebas (dependent variable) atau nilai estimasi Y

= Variabel bebas (independent variable) X1 dan X2.

= Parameter Intersep ( penduga α / titik potong kurva terhadap sumbuY

b1b2 = Slope (parameter koefisien regresi Variabel bebas X1 dan X2

εi = Pengamatan ke-i variabel kesalahan

Bentuk data yang akan diolah adalah sebagai berikut :

Tabel 2.1 Bentuk Umum Data Observasi Nomor

Observasi

Respon (Yi) Variabel Bebas

1 …

2 …

. . . . … .

. . . . … .

. . . . … .

N

Persamaan regresi dari suatu data observasi dapat dibuat dengan menentukan besarnya , b1 dan b2 melalui persamaan normal berikut ini :


(21)

Nilai , b1 dan b2 yang telah didapat kemudian disubstitusikan kedalam

persamaan regresi.

Kemudian dari persamaan regresi tersebut memungkinkan adanya suatu kekeliruan yang dapat diukur dengan rumus sebagai berikut :

= Keterangan :

= nilai data sebenarnya = nilai taksiran

2.4 Uji Regresi Linier Berganda

Uji regresi linier ganda perlu dilakukan karena untuk mengetahui apakah sekelompok variabel bebas secara bersamaan mempunyai pengaruh terhadap variabel tak bebas. Dalam pengujian persamaan regresi terutama menguji hipotesis tentang parameter koefisien regresi secara keseluruhan melibatkan intercept serta k buah variabel.

Pengujian hipotesis dalam regresi linier berganda perlu dilakukan agar tidak terjadi kasalahan penarikan kesimpulan.Pengujian hipotesis tersebut dapat dilakukan secara simultan (gabungan) dan secara parsial.


(22)

2.4.1 Uji F (Simultan)

Langkah-langkah dalam pengujian hipotesis adalah sebagai berikut : 1. Menentukan formulasi hipotesis

H0 : b1 = b2= … =bn = 0 (X1, X2,…,Xk tidak mempengruhi Y)

H1 : b1,b2, ≠ 0 (minimal ada satu parameter koefisien regresi tidak sama

dengan nol atau mempengaruhi Y)

2. Menentukan taraf nyata α dan nilai Ftabel dengan derajat kebebasan v1= k dan

v2= n-k-1.

3. Menentukan kriteria pengujian H0 diterima bila Fhitung≤ Ftabel

H1 ditolak bila Fhitung > Ftabel

4. Menentukan nilai statistik F dengan rumus:

F

hitung =

JK(Reg)dan JK(Res)masing-masing didapat dari rumus berikut :

Keterangan :

k = jumlah variabel bebas (n-k-1) = derajat kebebasan JK(Reg) = jumlah kuadrat regresi

JK(Res) = jumlah kuadrat residu


(23)

2.4.2 Uji t (Parsial)

Langkah-langkah dalam pengujian hipotesis parsial adalah sebagai berikut : 1. Menentukan formula hipotesis

H0 :bn = 0 (Xn tak mempengaruhi Y)

H1 :bn≠ 0 (Xn mempengaruhi Y)

2. Menentukan taraf nyata dan nilai ttabel dengan derajat kebebasan t(1-1/2α); n-k-1

3. Menentukan kriteria pengujian H0 diterima bila thitung ≤ ttabel

H1 ditolak bila thitung > ttabel

4. Menentukan nilai thitung

t

hitung=

dan

Keterangan :

= Kesalahan standarkoefisien regresi = Koefisien korelasi antara variabel 1 dan 2 5. Membuat kesimpulan apakah H0 diterima atau ditolak.

2.5 Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi adalah nilai statistik yang dapat digunakan untuk mengetahui apakah ada hubungan antara dua variabel.Nilai koefisien determinasi menunjukkan


(24)

persentase variasi nilai variabel tak bebas yang dapat dijelaskan oleh persamaan regresi yang dihasilkan. Dihitung dengan rumus:

Keterangan :

JKreg = Jumlah kuadrat regresi

Harga yang diperoleh sesuai dengan variansi yang dijelaskan masing-masing variabel yang tinggal dalam regresi.Hal ini mengakibatkan variansi yang dijelaskan penduga yang disebabkan oleh variabel yang berpengaruh saja (yang bersifat nyata).

2.6 Analisa Korelasi (Correlation)

Analisa korelasi dilakukan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel (bivariate

correlation) atau lebih dari dua variabel (multivariate correlation) dalam suatu

penelitian. Untuk menentukan seberapa besar hubungan antar variabel tersebut, dapat dihitung dengan menggunakan rumus koefisien korelasi antara X dan Y adalah :


(25)

ryx = Koefisien korelasi antara variabel Y dan X

Xi = Koefisien variabel bebas Xi

Yi = Koefisien variabel terikat Yi

Besarnya nilai koefisien korelasi (r) selalu terletak antara -1 dan 1, sehingga nila i r tersebut dapat ditulis : . Jika r = +1, maka terdapat korelasi positif sempurna antara variabel X dan Y artinya jika nilai variabel X tinggi, maka nilai variabel Y akan tinggi pula. Sebaliknya jika r = -1, maka terdapat korelasi negatip sempurna antara variabel X dan Y artinya jika nilai variabel X tinggi, maka nilai variabel Y rendah. Sedangkan jika r = 0, berarti tidak ada korelasi antara variabel X dan Y. Interpretasi harga r akan disajikan dalam tabel berikut :

Tabel 2.2 : Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai r

R Interpretasi

0 0,01 – 0,20 0,21 – 0,40 0,41 – 0,60 0,61 – 0,80 0,81 – 0,99

1 Tidak berkorelasi Sangat rendah Rendah Agak rendah Cukup Tinggi Sangat tinggi


(26)

BAB 3

SEJARAH SINGKAT TEMPAT RISET

3.1 Sejarah Singkat BPS Kabupaten Aceh Selatan

Kabupaten Aceh Selatan adalah salah satu kabupaten yang terletak dibibir pantai barat Provinsi Aceh yang ibu kota nya Tapaktuan dengan jumlah penduduk nya 202.003 jiwa (sensus penduduk 2010) terdiri dari 18 Kecamatan dan 248 Desa.

Badan Pusat Statistik (BPS) merupakan salah satu badan yang ditunjuk / diberi wewenang oleh pemerintah untuk memenuhi kebutuhan dalam Perencanaan dan Evaluasi Pembangunan, sehingga mutlak dibutuhkan data statistik. Untuk mendapatkan data secara tepat dan akurat, salah satu unsur nya adalah pembenahan organisasi BPS yang menangani Sensus Penduduk, Sensus Pertanian dan Sensus Ekonomi.

BPS Kabupaten Aceh Selatan pada awalnya dibuka oleh Pemerintah tahun 1965 dengan nama Kantor Sensus Penduduk, kemudian berganti nama menjadi Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 1990 sampai sekarang.

3.2 Visi dan Misi BPS Aceh Selatan 3.2.1 Visi


(27)

SEBAGAI PELOPOR DATA STATISTIK TERPERCAYA UNTUK SEMUA.

3.2.2 Misi

Adapun misi BPS Aceh Selatan adalah sebagai berikut :

a. Memperkuat landasan konstitusional dan operasional lembaga statistik untuk penyelenggaraan statistik yang efektif dan efisien.

b. Menciptakan insan statistik yang kompeten dan profesional di dukung pemanfaatan teknologi informasi mutakhir untuk kemajuan perstatistikan Indonesia.

c. Meningkatkan penerapan standar klasifikasi, konsep dan definisi, pengukuran, dan kode etik statistik yang bersifat universal dalam setiap penyelengaraan statistik.

d. Meningkatkan kualitas pelayanan informasi statistik bagi semua pihak. e. Meningkatkan koordinasi, integrasi dan sinkronisasi kegiatan statistik

yang diselengarakan pemerintah dan swasta, dalam kerangka Sistem Statistik Nasional (SSN) yang efektif dan efisien.


(28)

STRUKTUR ORGANISASI BPS KABUPATEN ACEH SELATAN

KEPALA SUB BAG TATA USAHA SEKSI STAT SOSIAL SEKSI STAT PRODUKSI SEKSI STAT DISTRIBUSI SEKSI NERACA WILAYAH dan ANALISIS STAT SEKSI INTEGRASI PENGOLAH AN dan DISEMINASI STAT KSK Pasie Raja KSK Kluet Selatan KSK Kluet Timur KSK Kluet Utara KSK Bakongan 5 KSK Bak. Timur KSK Tr. Timur KSK Trumon


(29)

BAB 4

PENGOLAHAN DATA

4.1 Data dan Pembahasan

Data yang diolah pada tugas akhir ini adalah data sekunder yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS). Yaitu data Indeks Perkembangan Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Aceh Selatan Atas Dasar Harga Berlaku dari tahun 2001-2010. Datanya adalah sebagai berikut:

Tabel 4.1 Data Indeks Perkembangan PDRB yang akan diolah Tahun

2001 114,16 115,28 107,12

2002 110,63 109,64 108,88

2003 122,79 125,10 121,55

2004 135,16 139,55 132,39

2005 167,51 175,46 153,55

2006 181,90 187,87 164,86

2007 195,10 198,60 178,72

2008 219,45 219,36 194,67

2009 245,37 236,57 210,71

2010 267,29 251,94 229,69


(30)

Keterangan :

Yi = Indeks Perkembangan PDRB

X1i = Sektor Pertanian

X2i = Sektor Industri Pengolahan

4.2 Membentuk Persamaan Linier Regresi Berganda

Untuk membentuk persamaan regresi linier berganda, diperlukan penghitungan masing-masing satuan variabel yang disusun dalam tabel berikut ini :


(31)

Tabel 4.2 Perhitungan masing-masing variabel

Tahun Yi X1i X2i Yi2 X1i2 X2i2 X1i .Yi X2i .Yi X1i . X2i

2001 114,16 115,28 107,12 13.032,506 13.289,478 11.474,694 13.160,365 12.228,819 12.348,794 2002 110,63 109,64 108,88 12.238,997 12.020,929 11.854,854 12.129,473 12.045,394 11.937,603 2003 122,79 125,10 121,55 15.077,384 15.650,01 14.774,402 15.361,029 14.925,124 15.205,905 2004 135,16 139,55 132,39 18.268,226 19.474,202 17.527,112 18.861,578 17.893,832 18.475,024 2005 167,51 175,46 153,55 28.059,6 30.786.212 23.577,602 29.391,305 25.721,160 26.941,883 2006 181,90 187,87 164,86 33.087,61 35.295,137 27.178,819 34.173,553 29.988,034 30.972,248 2007 195,10 198,60 178,72 38.064,01 39.441,96 31.940,838 38.746,86 34.868,272 35.493,792 2008 219,45 219,36 194,67 48.158,303 48.118,809 37.896,409 48.138,552 42.720,331 42.702,811 2009 245,37 236,57 210,71 60.206,437 55.965,365 44.398,704 58.047,181 51.701,913 49.847,665 2010 267,29 251,94 229,69 71.443,944 63.473,764 52.757,496 67.341,043 61.393,840 57.868,099 Jumlah 1.759,36 1.759,37 1.602,14 337.637,016 333.515,867 273.380,93 335.350,938 303.486,721 301.793,824


(32)

Dari tabel diatas diperoleh :

n = 10 = 333.515,867

= 1.759,36 = 273.380,93

= 1.759,37 = 335.350,938

= 1.602,14 = 303.486,721

= 337.637,016 = 301.793,824

Dari data tersebut diperoleh persamaan normal sebagai berikut :

+

+

Harga-harga koefisien regresi a, b1 dan b2 dicari dengan subtitusi dan eliminasi dari

persamaan normal diatas. Selanjutnya subtitusi nilai-nilai pada tabel 4.2 kedalam persamaan normal, sehingga diperoleh :

10a + 1.759,37b1 + 1.602,14b2` = 1.759,36 (1)

1.759,37a + 333.515,867b1 + 301.793,824b2 = 335.350,938 (2)

1.602,14a + 301.793,824b1 + 273.380,93b2 = 303.486,721 (3)

Selanjutnya dilakukan langkah-langkah sebagai berikut : 1. Eliminasi persamaan (1) dan persamaan (2)


(33)

Persamaan (1) x 1759,37 = 10a + 1759,37b1 + 1602,14b2

= 1759,36

Persamaan (2) x 10 = 1.759,37a + 333515,867b1 + 301793,824b2

= 335350,938

17593,7a + 3095382,797b1 + 2818757,052b2= 3095365,203

17593,7a + 3335158,67b1 + 3017938,24b2 = 3353509,38

-239775,873b1 199181,188b2 = -258144,177 (4)

2. Eliminasi persamaan (1) dan (3)

Persamaan (1) x 1602,14 = 10a + 1759,37b1 + 1602,14b2

= 1759,36

Persamaan (3) x 10 = 1602,14a + 301793,824b1 + 273380,93b2

= 303486,721

16021,4a + 2818757,052b1+ 2566852,58b2= 2818741,03

16021,4a + 3017938,24b1 + 2733809,3b2 = 3034867,21

-199181,188b1 166956,72b2 = -216126,18 (5)

3. Eliminasi persamaan (4) dan (5)

Persamaan (4) x -199181,188 = -239775,873b1 199181,188b2

= -258144,177

Persamaan (5) x -239775,873 = -199181,188b1 166956,72b2

= -216126,18


(34)

4775884324b1 + 4003219329b2 = 5182184349

-35904764b2 = -40437964

b2 = 1,126

4. Subtitusi harga koefisien b2ke persamaan (5)

-199181,188b1 166956,72 (1,126) = -216126,18

-199181,188b1= -28132,913

b1 = 0,141

5. Subtitusi harga koefisien b1dan b2 ke persamaan (1)

10a + 1759,37 (0,141) + 1602,14 (1,126) = 1759,36 10a = -292,721 a = -29,272 Sehingga persamaan regresinya adalah :

Ŷ

Ŷ = -29,272 + 0,141X1 + 1,126X2

4.3 Analisis Residu

Untuk mengetahui seberapa besar terjadi kekeliruan baku terhadap indeks perkembangan PDRB yang sebenarnya, diperlukan harga-harga Ŷ yang didapat dari persamaan regresi linier diatas untuk tiap-tiap harga X1 dan X2, yaitu sebagai berikut :

Tabel 4.3 Harga Ŷ untuk data pada tabel 4.1

114,16 107,599 6,561 43,047

110,63 108,786 1,844 3,400

122,79 125,232 -2,442 5,963


(35)

Sambungan tabel 4.3

167,51 168,365 -0,855 0,731

181,90 182,850 -0,95 0,902

195,10 199,969 -4,869 23,707

219,45 220,856 -1,406 1,977

245,37 241,344 4,026 16,209

267,29 264,883 2,407 5,794

1759,36 1759,36 0,00 120,36

Dengan k = 2, n = 10 dan ∑ = 120,36 maka kesalahan bakunya dapat dihitung sebagai berikut :

=

=

= 4,146

Ini berarti rata-rata indeks perkembangan PDRB yang sebenarnya akan menyimpang dari rata-rata taksiran indeks perkembangan PDRB sebesar 4,146 persen.

4.4 Uji Regresi Berganda

Pengujian hipotesis dalam regresi linier berganda perlu dilakukan agar tidak terjadi kesalahan penarikan kesimpulan.

4.4.1 Uji F (Simultan)

H0 :b1= b2= 0 Sektor pertanian dan sektor industri pengolahan tidak

berpengaruh secara simultan dan signifikan terhadap indeks perkembangan PDRB Kabupaten Aceh Selatan.


(36)

H1 :b1, b2≠ 0 Sektor pertanian dan sektor industri pengolahan

berpengaruh secara simultan dan signifikan terhadap indeks perkembangan PDRB Kabupaten Aceh Selatan.

Dengan taraf nyata α = 0,05 dan nilai Ftabel dengan dk pembilang (v1) = k = 2

dan dk penyebut (v2) = n-k-1 = 7 maka diperoleh F v1; v2(0,05) = 4,74

H0 diterima bila Fhitung ≤ Ftabel

H1 ditolak bila Fhitung > Ftabel

F

hitung =

Untuk menguji model regresi yang telah terbentuk, maka dapat dipakai rumus berikut :

=

-

=

-

=

-

=

-

Sehingga diperoleh : ∑ = 335350,938 -

∑ = 25814,418

dan

∑ = 303486,721 -


(37)

Sehingga

JK(reg) = ∑ + ∑ menjadi :

JK(reg) = 0,141 (25814,418) + 1,126 (21612,618)

JK(reg) = 27975,641

Kemudian dihitung jumlah kuadrat residualnya (JK(res)) sebagai berikut :

JK(res) = ∑(Yi Ŷi)2

JK(res) = 120,36

Sehingga diperoleh :

F

hitung=

F

hitung =

F

hitung =813,522

Dari perhitungan diatas dapat dilihat bahwa Fhitung > Ftabel sehingga H1

ditolak yang berarti sektor pertanian dan sektor industri pengolahan berpengaruh secara simultan dan signifikan terhadap indeks perkembangan PDRB Kabupaten Aceh Selatan.


(38)

4.4.2 Uji t (Parsial)

1. Pengaruh antara indeks perkembangan PDRB dengan sektor pertanian

H0 :b1 = 0 Sektor pertanian tidak berpengaruh positif terhadap

indeks perkembangan PDRB Kabupaten Aceh Selatan. H1 :b1> 0 Sektor pertanian berpengaruh positif terhadap indeks

perkembangan PDRB Kabupaten Aceh Selatan.

Dengan taraf nyata α = 0,05 maka nilai ttabel dengan derajat kebebasan ;n -k-1 sehingga = 2,36 (Uji sisi kanan)

H0 diterima bila thitung ≤ ttabel

H1 ditolak bila thitung > ttabel

Menentukan nilai thitung.Digunakan rumus berikut :

=

= 23977,588

=

=

=

=0,995


(39)

=

= 0,268

Maka :

t

hitung= =

t

hitung= 0,526

Dapat dilihat bahwa thitung ≤ ttabel sehingga H0 diterima yang berarti

sektor pertanian tidak berpengaruh positif terhadap indeks perkembangan PDRB Kabupaten Aceh Selatan.

2. Pengaruh antara indeks perkembangan PDRB dengan sektor industri pengolahan

H0 :b2 = 0 Sektor industri pengolahan tidak berpengaruh positif terhadap

indeks perkembangan PDRB Kabupaten Aceh Selatan.

H1 :b2> 0 Sektor industri pengolahan berpengaruh positif terhadap indeks

perkembangan PDRB Kabupaten Aceh Selatan.

Dengan taraf nyata α = 0,05 maka nilai ttabel dengan derajat kebebasan ;n -k-1 sehingga = 2,36 (Uji sisi kanan)

H0 diterima bila thitung ≤ ttabel


(40)

Menentukan nilai thitung.Digunakan rumus berikut :

=

= 16695,672

= 0,995

=

=

= 0,321

Maka :

t

hitung= =

t

hitung= 3,508

Dapat dilihat bahwa thitung > ttabel sehingga H1 ditolak yang berarti

sektor industri pengolahan berpengaruh positif terhadap indeks perkembangan PDRB Kabupaten Aceh Selatan.

4.5 Koefisien Determinasi

=


(41)

i2 =

i2 = 28102,255

Maka :

=

=0,99

R

=

= 0,99

Dari hasil perhitungan dapat dilihat bahwa

R

2sebesar 0,99 yang berarti, besarnya sumbangan (hubungan) sektor pertanian dan sektor industri pengolahan terhadap indeks perkembangan PDRB Kabupaten Aceh Selatan adalah 99% dan 1% lagi dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak dapat dijelaskan dalam penelitian ini.

4.6 Koefisien Korelasi (r)

Untuk mengetahui besarnya korelasi dari masing-masing antar variabel, maka dapat dihitung sebagai berikut :

4.6.1 Perhitungan korelasi antara variabel Y dengan Xi (ry12)

a. Besar korelasi antara Indeks Perkembangan (Y) dengan Sektor Pertanian (X1)


(42)

=

= 0,99

Nilai r sebesar 0,99. Hal ini menunjukkan bahwa Indeks Perkembangan dengan Sektor Pertanian memiliki korelasi positif yang tinggi.Nilai yang positif menandakan hubungan yang searah antara Indeks Perkembangan PDRB dengan Sektor Pertanian.

b. Besar korelasi antara Indeks Perkembangan (Y) dengan Sektor Industri Pengolahan (X2).

=

=

= 0,99

Nilai r sebesar 0,99. Hal ini menunjukkan bahwa Indeks Perkembangan dengan Sektor Industri Pengolahan memiliki korelasi positif yang tinggi.Nilai yang positif menandakan hubungan yang searah antara Indeks Perkembangan PDRB dengan Sektor Industri Pengolahan.

Dari hasil perhitungan nilai korelasi (r) antara variabel bebas (X1, X2)

terhadap variabel terikat (Y), didapat hasil korelasi yang sama besar antara Indeks Perkembangan (Y) dengan Sektor Pertanian (X1), dan Indeks


(43)

Perkembangan (Y) dengan Sektor Industri Pengolahan (X2) yaitu sebesar 0,99.

Artinya bahwa kedua sektor tersebut memberikan pengaruh yang besar terhadap Indeks Perkembangan PDRB Kabupaten Aceh Selatan.


(44)

BAB 5

IMPLEMENTASI SISTEM

Tahapan implementasi sistem merupakan tahapan penerapan hasil desain tertulis ke dalam programming atau komputerisasi. Dalam pengolahan data yang telah dikumpulkan penulis menggunakan perangkat lunak sebagai implementasi sistem yaitu software SPSS versi 16.0.

5.1 Perkenalan Software SPSS

SPSS merupakan paket dalam program aplikasi komputer untuk menganalisis data yang digunakan pada berbagai disiplin ilmu, terutama analisis statistik. Pada awalnya SPSS (StatisticalPackage for the Social Science) digunakan untuk proses data statistik, ilmu sosial dan lainnya. Dan seiring perkembangannya, SPSS berubah nama sesuai kebutuhan menjadi Statistical Product and Service Solutions. Penggunaan SPSS dimaksudkan untuk melakukan analisis dengan praktis, cepat dan akurat.


(45)

5.2 Membuka Program SPSS Versi 16.0

Dalam pengolahan data menggunakan SPSS Versi 16.0 harus dipastikan terlebih dahulu bahwa SPSS Versi 16.0 telah terinstal di computer, kemudian SPSS dibuka dengan cara sebagai berikut :

1. Klik kanan softwareSPSS Versi 16.0 pada icon shortcut di tampilan desktop komputer, kemudian klik Open.

Gambar 5.1 Membuka SPSS


(46)

Gambar 5.2 Tampilan awal SPSS

5.3 Pengolahan Data dengan SPSS Versi 16.0 5.3.1 Memasukkan Variabel

Dalam proses ini akan dibuat variabel yang akan dianalisis. Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut :

Buka variable view.

1. Tulis nama variabel yang digunakan di bawah kolom Name. 2. Pada kolom Label, ketikkan nama variable yang digunakan 3. Pada kolom Measure, pilih Scale


(47)

Gambar 5.3 Layar Variable View

Berikut penjelasan menu-menu pada variable view :

a. Name : Nama variabel yang diinginkan

b. Type : Sesuaikan tipe data yang diinginkan

c. Width : Untuk menentukan jarak/lebar kolom

d. Decimals : Menentukan banyak decimal

e. Label : Ketikkan nama sesuai dengan identitas dari nama variabel

yang terdiri dari 8 digit/karakter

f.Value : Untuk mengisi penjelasan nama (label) pada variabel

g.Missing : Menjelaskan data yang hilang

h.Columns : Untuk menentukan lebar kolom

i.Align : Menentukan letak pengisian data


(48)

Ketik X1 sebagai sektor pertanian, X2 sebagai sektor industri pengolahan dan Y sebagai

indeks perkembangan PDRB.

5.3.2 Pengisian Data

Untuk mengisi data, dilakukan langkah sebagai berikut :

1. Klik data view yang berada disudut kiri bawah jendela editor

2.Input data yang akan diolah

Gambar 5.4 Data yang Diolah

5.3.3 Analisis Data dengan Regresi

Pada proses ini komputer akan menganalisis data yang telah dimasukkan dalam sheet data view. Dari proses ini akan diperoleh persamaan regresi linier yang dibutuhkan.


(49)

Gambar 5.5 Tampilan analisis Regresi

2. Muncul kotak dialog, kemudian masukkan variabel terikat pada kotak Variable


(50)

Gambar 5.6 Kotak Dialog Regression

3. Klik statistic pada kotak dialog regression, lalu aktifkan Estimate, Model Fit

dan Casewise Diagnostic lalu klik continue


(51)

4. Untuk menampilkan grafik klik plots pada kotak dialog regression lalu aktifkan

Histogram, Normal probability plot, Produce partial plots lalu klik continue.

Klik OK untuk menampilkan outputnya.

Gambar 5.8 Plots pada Kotak Dialog Regression

Hasil analisis (input) terdapat pada lampiran dari Tugas Akhir ini.

5.3.4 Analisis Data dengan Korelasi

Langkah-langkah analisis dengan korelasi adalah sebagai berikut :


(52)

Gambar 5.9 Tampilan analisis korelasi

2. Pindahkan semua variabel kemudian pilih Pearson pada Correlation Coefficients dan lalu pilih two tailed pada Test of Significance lalu klik OK.


(53)

3. Akan MunculOutputkorelasinya sebagai berikut :


(54)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Dari hasil analisis yang dilakukan, maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut :

1. Dari perhitungan diatas dapat dilihat bahwa Fhitung > Ftabel sehingga H1 ditolak

yang berarti sektor pertanian dan sektor industri pengolahan berpengaruh secara simultan dan signifikan terhadap indeks perkembangan PDRB Kabupaten Aceh Selatan.

2. Untuk sektor pertanian didapat bahwa thitung ≤ ttabel sehingga H0 diterima yang

berarti sektor pertanian tidak berpengaruh positif terhadap indeks perkembangan PDRB Kabupaten Aceh Selatan.

3. Untuk sektor industri pengolahan didapat bahwa thitung > ttabel sehingga H1

ditolak yang berarti sektor industri pengolahan berpengaruh positif terhadap indeks perkembangan PDRB Kabupaten Aceh Selatan.


(55)

4. R2 sebesar 0,99 yang berarti, besarnya sumbangan sektor pertanian dan sektor industri pengolahan terhadap indeks perkembangan PDRB Kabupaten Aceh Selatan adalah 99% dan 1% lagi dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak dapat dijelaskan dalam penelitian ini.

6.2 Saran

Beberapa saran yang diberikan penulis yang mungkin berguna bagi semua pihak adalah :

1. Untuk penelitian selanjutnya, sebaiknya menggunakan lebih banyak data untuk hasil analisis yang lebih baik dan akurat.

2. Untuk mengetahui indeks perkembangan dan upaya peningkatan laju pertumbuhan PDRB Kabupaten Aceh Selatan, sebaiknya sektor-sektor lapangan usaha lain (sebagai variabel bebas) yang mempengaruhi harus di analisis juga.


(56)

DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik. 2010. Produk domestik Regional bruto (PDRB) Kabupaten aceh Selatan 2000 - 2009.

Badan Pusat Statistik. 2012. Produk domestik Regional bruto (PDRB) Kabupaten aceh Selatan 2005 - 2011.

Hakim, Abdul.2002. Statistik Induktif untuk Ekonomi dan Bisnis. Yogyakarta: Ekonisia.

Hasan, Iqbal.1999. Pokok-pokok Materi Statistik 2 (Statistik Inferensi). Jakarta: Bumi Aksara.

Sudjana.2002. Metode Statistika. Bandung: Tarsito.


(1)

4. Untuk menampilkan grafik klik plots pada kotak dialog regression lalu aktifkan

Histogram, Normal probability plot, Produce partial plots lalu klik continue. Klik OK untuk menampilkan outputnya.

Gambar 5.8 Plots pada Kotak Dialog Regression

Hasil analisis (input) terdapat pada lampiran dari Tugas Akhir ini.

5.3.4 Analisis Data dengan Korelasi

Langkah-langkah analisis dengan korelasi adalah sebagai berikut :


(2)

Gambar 5.9 Tampilan analisis korelasi

2. Pindahkan semua variabel kemudian pilih Pearson pada Correlation Coefficients dan lalu pilih two tailed pada Test of Significance lalu klik OK.


(3)

3. Akan MunculOutputkorelasinya sebagai berikut :


(4)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Dari hasil analisis yang dilakukan, maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut :

1. Dari perhitungan diatas dapat dilihat bahwa Fhitung > Ftabel sehingga H1 ditolak yang berarti sektor pertanian dan sektor industri pengolahan berpengaruh secara simultan dan signifikan terhadap indeks perkembangan PDRB Kabupaten Aceh Selatan.

2. Untuk sektor pertanian didapat bahwa thitung ≤ ttabel sehingga H0 diterima yang berarti sektor pertanian tidak berpengaruh positif terhadap indeks perkembangan PDRB Kabupaten Aceh Selatan.


(5)

4. R2 sebesar 0,99 yang berarti, besarnya sumbangan sektor pertanian dan sektor industri pengolahan terhadap indeks perkembangan PDRB Kabupaten Aceh Selatan adalah 99% dan 1% lagi dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak dapat dijelaskan dalam penelitian ini.

6.2 Saran

Beberapa saran yang diberikan penulis yang mungkin berguna bagi semua pihak adalah :

1. Untuk penelitian selanjutnya, sebaiknya menggunakan lebih banyak data untuk hasil analisis yang lebih baik dan akurat.

2. Untuk mengetahui indeks perkembangan dan upaya peningkatan laju pertumbuhan PDRB Kabupaten Aceh Selatan, sebaiknya sektor-sektor lapangan usaha lain (sebagai variabel bebas) yang mempengaruhi harus di analisis juga.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik. 2010. Produk domestik Regional bruto (PDRB) Kabupaten aceh Selatan 2000 - 2009.

Badan Pusat Statistik. 2012. Produk domestik Regional bruto (PDRB) Kabupaten aceh Selatan 2005 - 2011.

Hakim, Abdul.2002. Statistik Induktif untuk Ekonomi dan Bisnis. Yogyakarta: Ekonisia.

Hasan, Iqbal.1999. Pokok-pokok Materi Statistik 2 (Statistik Inferensi). Jakarta: Bumi Aksara.

Sudjana.2002. Metode Statistika. Bandung: Tarsito.