Kecernaan energi semu marmot (Cavia porcellus) jantan dan betina lokal pada berbagai level pemberian vitamin C

KECERNAAN ENERGI SEMU MAPMOT (CmtioporceUus)
JANTAN DAN BETINA-LOKALPADA BERBAGAI LEVEL
PEMBERIAN VITAMIN C

AFRIDHA ADELLIA FACHRUDIEN

PROGRAM STUD1 NUTRISI DAN NW(ANAN TERNAK
PAKULTAS PETERKAKAN
INSTITlTT PERTANIAN BOGOR
2006

AFRlDHA ADELLIA FACHRUDIEN. D24 102031. 2006. Keeernaan Energi
Semu Marmot (CnvioporuUus) Jantan dan Betina h k a l Pada Berbagai Level
Pemberian Vitamin C. Skripsi. Program Studi Nutrisi dan Makanan Ternak,
Fakultas Peternakan. lnstitut Pertanian Bogor.
Pembimbing Utama- : Dr. Ir. H. Rachjan G. Pratas, hlSc.
Pembimbing Anggota : Ir. Lilis Khotijah, MSi.
Marmot merupakan salah satu kelompok hewan yang tidak dapat mensintesis
vitamin C di dalam tubuhnya, dikarenakan tidak memiliki enzim L-gulano-y-lakton
oksidase. Enzim ini berperan u ~ ~ t umengubah
k

glukosa menjadi asam askorbarPeranan vitamin C salah satunya adalah membantu penyerapan Fe yang dapat
mengubah zat besi bentukfeni (Fe") menjadi bentuk tereduksi ferrc (F$'), sehingga
vitamin C ini dapat meningkatkan ketersediaan secara biologis (biovailabilitas) dari
zat besi pakan. Peningkatan Fe akan meningkatkan hemoglobin d a d sehingga akan
meningkatkan pengikatan oksigen yang menyebabkan peningkatan metabolisme
tubuh. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membandingkan pengaruh pemberian
vitamin C dengan level yang berbeda terhadap kecerriaan energi yemu pada marmot
jantan dan marmot betina lokal
Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Lapang Nutrisi Temak Daging dan
Kerja, Departemen llmu Nutrisi dan Teknologi Pakan, lnstitut Pertanian Bogor.
Penelitian dilakukan selama 10 minggu dari bulan Januari - Maret 2006. Hewan
yang digunakan dalam penelitian ini yaitu 18 ekor marmot jantan lokal dan 18 ekor
marmot betina Rataan bobot badan marmot pada awval penelitian 250-500 gram.
Perlakuan yang dikrikan yaitu RO = Ransum komplit tanpa penambahan vitamin C,
R1 = ransum komplit + vitamin C 3 mglekorhari, R2 = ransum komplit + vitamin C
4 mglekorhari, R3 = ransum komplit + vitamin C 5 mglekorhari, R4 = ransum
komplit + vitamin C 6 mglekorhari, RS = ransum komplit + vitamin C 7
mglekorhari.
Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan .\cakLengkap pola
Faktorial, dengan Faktor A yaitu jenis kelamin jantan dan betina dan Faktor B yaitu

Level pemberian Vitamin C, terdiri dari tiga kelompok berdasarican bobot badan
tinggi (450-500 g), sedang (350-450 g) dan, rendah (250-350 g). Pengaruh periakuan
dianalisa dengan analisis of vminn (ANOVA) dan jika terdapat perbedaan dilakukan
uji jar& Duncan.
Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa pemberian vitamin C dari 4
mglekorhari sampai 7 mglekorhari dapat meningkatkan konsumsi energi dan tidak
mempenganrhi energi feses serta koefisien cema energi semu marmot jantan dan
betina Konsumsi energi dan energi feses pada marmot jantail lebih tin& dari
marmot betina, tetapi koefisien cema energi semu marmot betina lebih tinggi dari
marmot jantan, selain itu tidak ada interaksi antara level pemberian vitamin C dengan
jenis kelamin marmot Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pemberian
vitamin C 3, 4, 5, 6 dan 7 mglekorhari tidak memberikan pengaruh temadap
kecemaan energi semu pada marmot jantan dan betina lokal.
Kafa-ha h c i : marmot, vitamin C clan kecemaan energi semu

ABSTRACT
Apparent Energy Digestible of Lndigenous Male and Female Guinea Pig (Ccnia
p o r c c l l ~a~t~.Ynmerons
)
Levels of Vitamin C Intake.

Fachrudien A. A., R G. Pratas, L. Khotijah
The object of this research is to compare the effect of vitamin C intake at
numerous levels to apparent energy digestible of male and female indigenous guinea
pig. The animals that used in this research are 18 indigenous male guinea pigs and
18 indigenous female guinea pigs. The average guiaea pig weight at the beginning of
the research is around 250 to 500 gmms. The treatments are RO (complete ration
without vitamin C adding), R1 (complete ratio with vitamin C 3 mg/animdday), R2
(complete ration with vitamin C 4 mglanimallday), R3 (complete ration with vitamin
C 5 mglanimal/day), R4 (complete ration with vitamin C 6 mglanimalld~y)and RS
(complete ration with vitamin C 7 mglanimallday). Research d e s i y used is Factorial
Completely Randomize Design, with factor A as genitalia male and female and
factor B as vitamin C intake level, which divided into 3 groups based on v.eight, high
(450-500g), medium (350-450g) and low (250-350g). The result shows rnat vitamin
C intake From 4 mglanimal/day to 7 mglanimallday can increase erergy cmsumption
and do not effect fecei energy and digest coefficient of apparent energy of male and
female guinea pig. Energy consumption and feces energy of male guinea pig is
higher than the female, but the digest coefficient of apparent energy of female guinea
pig is higher than the male. Besides that, there's no interaction behveen vitamin C
intake level and the genitalia of guinea pig. From this research, we can conclude that
3 ,4, 5, 6 and 7 mglanimallday of vitamin C intake do not effect apparent energy

digestible of .nale ;md female indigenous guinea pig.
Keywords: guinea pig, vitamin C, apparenf energy digestible

KECERNAAN ENERGI SEMU MARMOT (Cmia PorceUus)
JANTAN DAN BETINA LOKAL PADA BERBAGAI LEVEL
PEMBERIAN VITAMIN C

Skripsi ini meropakan salah sato syarat ootuk
mempemleb gelar Sarjana Peternakan pada
Paknltas Peternakan
InsMot Pertanian Bogor

PROGRAM STUD1 NUTRISI DAN MAKANAN TERNAK
FAKULTAS PETERNAKAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2006

KECEXlrJAAN E W R G I SEMU MARWIOT (Cmtia PorcelIm)
JANTAN DAN BETINA L O W PADA BERBAGAI LEVEL

$EMBEWAN VITAMIN C

Oleh
APftfDHA ADEUIA FACEIRUDIEN

D24102031

Skripi ini tdab diretnjui dan disidangkan di hadapan
Kornisi Ujhn Idsan pada tanggal 29 September 2006

Pembimbing Anggota

Dr. Ir. H. Rac5jac G. Pratas, MSc
NIP. 131 517 038

Ir. JAs Kbotijah, MSL
NIP. 131 999 587

Penulis dilahikan di Bandar Lampung pada tanggal 17 April 1984. Penulis
adalah anak kedua dari dua bersaudara dari pasangan Bapak D. Fachrudien Putra dan

Ibu Noerhayarie Fachrudien.
Pendidikan Penulis diawali di TK Satya Dharrna Sudjana, PT.Gunung Madu
Plantations, Lampung pada tahun 1989. Pendidikan dasar diselesaikan pada tahun
1996 di SDN 02 PT.Gunung Madu Plantations, Lampung. Pendidikan menengah
pertama diselesaikan pada tahun 1999 di SLTP Satya Dharma Sudjana, PT.Gunung
Madu Plantations, Lampung dan pendidikm menengah atas diselesaikan pada tahun

2002 di SMUN I Cibaddc, Sukabumi.
Penulis diterirna sebagai rnahasiswa pada Program Studi Nutrisi dan
~ a k a n a n .Ternak, Fakultas Peternakan, lnstitut Pertanian Bogor rnelalui Jalur
UndanganSeleksi Masuk IPB (USMI).

KATA PENGANTAR
Bismillahirrohmanirrohim
Alhamdulillah, segala puji syukur Penulis pmjatlran kehadirat ~ i l a hSWT
atas segala nikmaf rahrnat serta hidayah-Nya seh&&a Penulis dapat rnenyelesaikan

skripsi yang bejudul "Kecernaan Energi Semo Marmot Jantan dan Betina

Lokal Pada Berbagai Level Pemberian Vitamin C".


Skripsi ini ditulis

berdasarkan hasil penelitian dari bulan Januari sampai Maret 2006 di Lahratorium
Lapang Nutrisi Ternak Daging dan Keja, Departernen llrnu Nutrisi dan Teknologi
Pakan, Fakultas Peternakan, Lnstitut Pertanian Bogor.
Marmot rnerupakan hewan pcliharaan atau hewan percobaan karena hewan ini
tidak rnenggigit dan rnernpunyai tingkah laku yang baik dalam perneliharaannya.
Marmot mendapatkan energi dari pakan yang diberikan dan energi tersebut
d i p e r g u n a h atau dirnanfaatkan oleh tubuhnya untuk rnernenuhi kebutuhan akan
energi di dalam tubuhnya, seperti kebutuhan hidup pokok, perhrmbuhan, produksi

dan reproduksi.
Vitamin C pada marmot sangat diburuhkan dikarenakan marmot rnerupakan
kelornpok he.van yang tidak rnampu rnensintesis vitamin C dalarr. tubuhnya sendiri.
Vitamin C rne~pakanvim-in yang mudah rusak, selain itu vitamin ini sangat lanrt
dalam air, rnudah terohidasi clan prosesnya dapat dipercepat oleh panas, sinar, alkali,

enzirn, ohidator, katalis ternbaga serta besi.
Penulis rnengharapkan skripsi ini &pat bermanfaat untuk k a l a n w akademis,

peternak, penggernar hewan kesayangan dan semua pihak yang rnernbutuhkan
sebagai sumber refereosi.
Bogor, September 2006

Penulis