Pengaruh Rasio Pembayaran dan Tingkat Suku Bunga Terhadap Harga Saham Perusahaan Manufaktur Sub Sektor Properti dan Real estate pada Bursa Efek Indonesia 2010-2014
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Syara Diena Hidayat
Tempat, TanggalLahir : Ciamis, 5 Maret 1993
Alamat : Jl. Holis Cibuntu Barat No.495 RT.05/09 Kel.Cibuntu Kec.Bandung Kulon, Bandung
NomorTelepon : 085974995425
Agama : Islam
E-Mail : syara_diena@yahoo.com
Pendidikan Formal
1999 – 2005 : SDN 1 Sukamantri Ciamis 2005– 2008 : SMPN 1 Sukamantri Ciamis 2008– 2011 : SMA Angkasa Bandung
2011 – Sekarang : Universitas Komputer Indonesia
Pendidikan Non Formal
1.Pelatihan Kerja Input Output Data AIL (No Induk Pelanggan) pada Perusahaan PT.PLN (Persero) KOPO
2.Character Building oleh Fakultas Ekonomi UNIKOM dan SECAPA TNI/AD 2012
3.Seminar "Sistem Ekonomi Syariah Berbasis IT", Auditorium UNIKOM Bandung, 2013
4.Seminar Bedah Buku “ Entrepreneur Menjadi Pebisnis Ulung”, Auditorium UNIKOM Bandung, 2013
(2)
PENGARUH RASIO PEMBAYARAN(DPR) DAN TINGKAT SUKU
BUNGA SBI TERHADAP HARGA SAHAM PERUSAHAAN
MANUFAKTUR SUB SEKTOR PROPERTY DAN REALESTATE PADA
BURSA EFEK INDONESIA (BEI) PERIODE 2010
–
2014
“Effect Of Dividend Payout Ratio (DPR) And Interest Rate On Stock Price SBI Manufacturing Sector Sub Realestate Property In Indonesia Stock Exchange (IDX) Period
2010-2014”
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat dalam memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Manajemen
Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia
OLEH :
Syara Diena Hidayat
21211079
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
BANDUNG
2016
(3)
vii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur tak henti peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan penyusunan Skripsi yang berjudul “Pengaruh Rasio Pembayaran (DPR) Dan Tingkat Suku Bunga BI Terhadap Harga Saham Perusahaan Manufaktur Sub Sektor Property Dan Realestate Pada Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2010 – 2014”
Penyusunan Skripsi ini ditujukan untuk memenuhi salah satu syarat sidang guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Komputer Indonesia.
Peneliti menyadari dalam penyusunan Skripsi ini masih jauh dari sempurna, karena didalamnya tidak terlepas dari kekurangan-kekurangan. Hal ini dikarenakan keterbatasan peneliti baik dalam hal kemampuan, pengetahuan dan pengalaman peneliti. Untuk itu peneliti mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun agar dalam penyusunan karya tulis selanjutnya dapat lebih baik lagi.
Selama penyusunan Skripsi ini peneliti banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak, baik itu berupa dorongan moril maupun materil. Terutama kepada Windi Novianti, SE.,MM Selaku Dosen Pembimbing yang penuh keikhlasan berkenan memberikan bimbingan, membina dan mengarahkan penulis sehingga laporan ini dapat selesai.
(4)
viii
Pada kesempatan ini, dengan tulus dan dengan segala kerendahan hati peneliti mengucapkan terima kasih kepada:
1.Dr. Ir. H. Eddy Soeryanto Soegoto selaku Rektor Universitas Komputer Indonesia.
2.Prof. Dr. Hj. Dwi Kartini, SE., Spec.Lic selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.
3.Dr. Raeni Dwi Santy, SE., M.Si selaku Ketua Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.
4.Ibu Windi Novianti, SE.,MM selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak memberi masukkan yang sangat berharga bagi penulis.
5.Ibu Linna Ismawati, SE., M.Si Selaku Dosen Penguji I yang telah memberikan petunjuk, dorongan, serta nasehat dalam ujian skripsi ini. 6.Ibu Trustorini Handayani, SE., M.Si Selaku Dosen Penguji II yang juga
memberikan masukkan untuk penyelesaian skripsi ini.
7.Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Manajemen Komputer Indonesia. 8.Seluruh Staf dan Karyawan Fakultas Ekonomi Universitas Komputer
Indonesia.
9.Kedua Orang Tua dan adiku terkasih yang telah memberikan perhatian serta doanya.
10.Gilang Ramadhan, Asep Furqon, Wahyu M.Ikhsan, Siti Hajar Rizkya dan teman-teman Manajemen 1 angkatan 2011 yang selalu membantu, mensupport, dan memotivasi hingga selesainya skripsi ini.
(5)
ix
11.Sahabatku tercinta Anis Lestari S.Pd, Dhea Amelia S.H, Eva Rianti, dan Hani Mustika Amd yang selalu memberikan dukungan, doa serta semangat. 12.Teman-teman Fakultas Ekonomi dan manajemen yang telah memberikan
bantuan, dan spiritnya kepada penulis.
13.Semua pihak yang ikut membantu dan terlibat dalam penyusunan laporan Skripsi ini.
Harapan peneliti semoga apa yang disajikan dalam Skripsi ini memberikan manfaat khususnya bagi peneliti dan umumnya bagi para pembaca.
Akhir kata peneliti panjatkan do’a kepada Allah SWT, semoga amal berupa bantuan, dorongan dan do’a yang telah diberikan kepada peneliti akan mendapatkan balasan yang berlipat ganda.
“Amin Ya Rabbal ‘Alamin”
Bandung Agustus 2016 Peneliti,
Syara Diena.H NIM.21211079
(6)
x
Daftar Isi Halaman
LEMBAR PENGESAHAN ... i
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN ... ii
MOTTO ... iii
ABSTRACT ... iv
ABSTRAK ... v
KATA PENGANTAR ... vii
DAFTAR ISI ... x
DAFTAR GAMBAR ... xiv
DAFTAR TABEL... xv
DAFTAR LAMPIRAN ... xvii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1
1.2 Identifikasi dan perumusan masalah ... 8
1.2.1 Identifikasi masalah... 8
1.2.2 Rumusan masalah... 9
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ... 9
1.3.1. Maksud Penelitian ... 9
1.3.2. Tujuan Penelitian ... 10
1.4 Kegunaan Penelitian ... 10
1.4.1. KegunaanAkademis ... 10
(7)
xi
1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 11
1.5.1. Lokasi Penelitian ... 11
1.5.2. Waktu Penelitian ... 12
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka ... 14
2.1.1. Devidend ... 14
2.1.1.1.Pengertian Dividend ... 14
2.1.2.1.KebijakanDevidend ... 16
2.1.2.3.Rasio Pembayaran (DPR) ... 17
2.1.2. Tingkat Suku Bunga BI ... 19
2.1.2.1. Pengertian Suku Bunga ... 19
2.1.2.2. Pengertian Sertifikat Bank Indonesia (SBI) ... 20
2.1.2.3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tingkat Suku Bunga ... 21
2.1.3.Harga Saham... ... 22
2.1.3.1. Pengertian Saham ... 22
2.1.3.2. Jenis-Jenis Saham... 23
2.1.3.3. Harga Saham ... 26
2.1.3.4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Harga Saham ... 26
(8)
xii
2.2 Kerangka Pemikiran ... 33
2.2.1. Hubungan Rasio Pembayaran (DPR) Terhadap Harga Saham... 34
2.2.2. Hubungan Suku Bunga SBI Terhadap Harga Saham ... 34
2.2.3. Hubungan Rasio Pembayaran (DPR) dan Suku Bunga Terhadap Harga Saham ... 35
2.3 Hipotesis ... 37
BAB III METODE PENELITIAN ... 38
3.1 ObjekPenelitian ... 38
3.2 MetodePenelitian ... 38
3.2.1. DesainPenelitian ... 40
3.2.2. Operasional Variable ... 44
3.2.3. Sumber Data dan Teknik Penentuan data... 47
3.2.3.1. Sumber Data ... 47
3.2.3.2.Teknik Penentuan Data ... 47
3.2.4.Teknik Pengumpulan Data ... 49
3.2.5. Rancangan Analisis dan Penguji Hipotesis ... 49
3.2.5.1. Rancangan Analisis ... 49
3.2.5.1.1 Analisis Deskriptif (Kualitatif) ... 49
3.2.5.1.2 Analisis Verivikatif (Kuantitatif) ... 50
3.2.6. Pengujian Hipotesis... ... 58
(9)
xiii
4.1 Hasil Penelitian ... 62
4.1.1. Sejarah Perusahaan... 62
4.1.2. Struktur Organisasi Perusahaan ... 71
4.2 Analisis Deskriptif ... 77
4.2.1. Perkembangan Rasio Pembayaran (DPR) ... 77
4.2.2. Perkembangan Tingkat Suku Bunga SBI ... 85
4.2.3. Perkembangan Harga Saham ... 88
4.3 Analisis Verifikatif ... 94
4.3.1. Pengujian Hipotesis ... 104
4.3.1.1 Pengujian Hipotesis Secara Simultan... 104
4.3.1.2 Pengujian Hipotesis Secara Parsial ... 107
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 111
5.1 Kesimpulan ... 111
(10)
xiv
Daftar Gambar
Gambar 2.1 SkemaParadigmaPenelitian ... 36
Gambar 3.2 Daerah Penerimaan dan Penolakan Hipotesis ... 61
Gambar 4.1 Struktur Organisasi PT.Ciputra Development Tbk ... 72
Gambar 4.2 Struktur Organisasi PT. Duta Anggada Reality Tbk ... 73
Gambar 4.3 Struktur Organisasi PT.Perdana Gapura Prima Tbk ... 74
Gambar 4.4 Struktur Organisasi PT. Kawasan Industri Jababeka Tbk .... 75
Gambar 4.5 Struktur Organisasi PT. Global Land Ana Development Tbk 76 Gambar 4.6 Struktur Organisasi PT. Agung Podomoro Land Tbk ... 77
Gambar 4.7 Perkembangan DPR Pada PerusahaanProperty dan Realestate ... 79
Gambar 4.8 Grafik Perkembangan Ukuran Perusahaan Pada Perusahaan Property dan Realestate yang terdaftar di BEI periode 2010-2014 ... 83
Gambar 4.9 Grafik Pertumbuhan Rata-Rata SBI ... 86
Gambar 4.10 Grafik Perkembangan Rata-Rata Harga Saham ... 90
Gambar 4.11 Grafik Pertumbuhan Rata-Rata Harga Saham ... 92
Gambar 4.12 Grafik Normality Of P-P Plot ... 96
Gambar 4.13 Kurva Pengujian Hipotesis Simultan ... 107
Gambar 4.14 Kurva Pengujian Hipotesis Parsial Pengaruh DPR terhadap Harga Saham ... 110
Gambar 4.15 Kurva Pengujian Hipotesis Parsial Pengaruh SBI terhadap Harga Saham ... 112
(11)
xv
Daftar Tabel
Tabel 1.1 Rasio Pembayaran (DPR), Tingkat SukuBunga SBI,Dan Harga
Saham perusahaan property dan realestate periode 2010- 2014 5
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ... 31
Tabel 3.1 Desain Penelitian... 42
Tabel 3.2 Operasionalisasi Variabel ... 46
Tabel 3.3 Uji Autokorelasi ... 55
Tabel 3.4 Pedoman untuk memberikan Interpretasi terhadap koefisien korelasi ... 57
Tabel 4.1 Rasio Pembayaran(DPR) Pada Perusahaan Property dan Realestate yang terdaftar di BEI periode 2010-2014 ... 77
Tabel 4.2 Rata-Rata Perkembangan DPR pada Perusahaan Property dan Realestate yang terdaftar di BEI periode 2010-2014 ... 83
Tabel 4.3 Tingkat SBI periode 2010-2014 ... 86
Tabel 4.4 Harga Saham Pada Perusahaan Property dan Realestate yang Dilisting di BEI periode 2010-2014 ... 88
Tabel 4.5 Rata-Rata Harga Saham Perusahaan Property dan Realestate yang Dilisting di BEI periode 2010-2014 ... 91
Tabel 4.6 Estimasi Regresi Liner Berganda antara DPR dan SBI terhadap Harga Saham ... 94
Tabel 4.7 Uji Normalitas Kolmogorov-Smirrnov One Sample Kolmogorof -Smirrnov Test ... 97
(12)
xvi
Tabel 4.9 Uji Heteroskedastisitas ... 100
Tabel 4.10 Uji Autokorelasi ... 101
Tabel 4.11 Uji Durbin-Watson ... 101
Tabel 4.12 Korelasi Parsial antara DPR dengan Harga Saham ... 102
Tabel 4.13 Korelasi Parsial antara SBI dengan Harga Saham ... 103
Tabel 4.14 Koefisien Determenasi Simultan ... 104
Tabel 4.15 Koefisien Determenasi Parsial ... 105
Tabel 4.16 Pengujian Hipotesis Secara Simultan DPR,Tingkat Suku Bunga Terhadap Harga Saham ... 107
Tabel 4.17 (uji t) DPR Terhadap Harga Saham ... 108
Tabel 4.18 Pengujian Hipotesis Secara Parsial (uji t) DPR Terhadap Harga Saham ... 109
Tabel 4.19 (uji t) SBI Teradap Harga Saham ... 111
Tabel 4.20 Pengujian Hipotesis Secara Parsial (uji t) SBI Terhadap Harga Saham ... 111
(13)
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
No. Judul Lampiran
Lampiran 1 Surat Pengantar Perusahaan Lampiran 2 Surat Balasan Perusahaan Lampiran 3 Surat Keterangan Publikasi Lampiran 4 Surat Pernyataan Keaslian Lampiran 5 Lembar Bimbingan Skripsi
Lampiran 6 Daftar Kehadiran Seminar Usulan Penelitian
Lampiran 7 Lembar Revisi Usulan Penelitian Lampiran 8 Lembar Revisi Sidang Akhir Lampiran 9 Laporann Keuangan
Lampiran 10 Hasil Output SPSS Lampiran 11 Daftar Riwayat Hidup
(14)
(15)
DAFTAR PUSTAKA
Ahmed Imran Hunjra. 2014 . Impact of Dividend Policy, Earning per Share, Return on Equity, Pro_t after Tax on Stock Prices . International Journal of Economics and Empirica . 109-115
Andre Wellan Rumengan Parengkuan. 2015. Tingkat Inflasi, Suku Bunga, Earning Pershare, Dan Devidend Payout Ratio Pengaruhnya Terhadap Harga Saham Perusahaan Telekomunikasi Yang Go Public Di Bursa Efek Indonesia. Jurnal EMBA 757 Vol.3
Anggraeni Puspitasari Linda Purnamasari . 2013. Pengaruh Perubahan Dividend Payout Ratio Dan Dividend Yield Terhadap Return Saham (Studi Pada Perusahaan Manufakturdi Bursa Efek Indonesia). Journal Of Business And Banking . STIE Perbanas Surabaya 213 – 222.
Arifin. 2001. MembacaSaham. Yogyakarta. UPP AMP YKPN
Bodie, Z., Kane Z., Markus, AJ., 2006. Investasi.Terjemahan Dalimunthe Z. Buku 2, Edisi 6, Jakarta: SalembaEmpat.
Della Feranti. 2015. Analisis Inflasi Tingkat Suku Bunga, Devidend Payout Ratio, dan Current Ratio Terhadap Risiko Sisitematis.
Draper, N. dan Smith, H. 1992. Analisis Regresi Terapan. Edisi Kedua.
Elvira Zeyn. 2007. Pengaruh Devidend Per Share dan Devidend Payout Ratio Terhadap Harga Saham Di Pasar Sekunder.Jurnal Trikomonika,6(2)
Glenda Kalengkongan . 2013 . Tingkat Suku Bunga Dan Inflasi Pengaruhnya Terhadap Return On Asset (Roa) Pada Industri Perbankan Yang Go Public Di Bursa Efek Indonesia . Jurnal EMBA . 737-747 Vol.1
Hamdan Ali. 2014 . Impact Of Interest Rate On Stock Market; Evidence From Pakistani Market . International Journal of Business and Management . 2319-7668. Vol.16
Husein Umar. 2005. Metode Penelitian. Jakarta :SalembaEmpat
(16)
Mamduh M Hanafi. 2000. Standar Akuntansi Keuangan. Yogyakarta: UPP AMP Michael Aldo Carlo . 2014 . Pengaruh Return On Equity, Dividend Payout Ratio,
Dan Price To Earnings Ratio Pada Return Saham. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana . 150-164.
Mishkin. 2007. Will Monetary Policy bwcome more of a science. Finance and economics Discussion series 2007-44.
MohamadSamsul. 2006. Pasar Modal &Manajemen Portofolio.Jakarta: Erlangga Nazir, Mohammad. 2010. Metode Penelitian Sosial. Jakarta: Ghalia Indonesia NurIndriantoro. 2002. Metodologi Penelitia Bisnis untuk Akuntansi dan
Manajemen.Cetakan 2. Yogyakarta: BPFE
Rusdin.(2005). Pasar Modal.CetakanPertama. Bandung: Alfabeta
Rusdin. 2006. Pasar Modal: Teori, Masalah, dan Kebijakan Dalam Praktik. Bandung: Alfabeta
Sembiring, R.K. 2003. Analisis Regresi. Edisi Kedua. Bandung: Institut Teknologi Bandung.
Stella. 2009. Pengaruh Price To Earnings Ratio, Debt To Equity Ratio, Return on Asset dan Price tobook Value TerhadapHargaSaham. JurnalBisnisdanAkuntansi 97- 106.Vol11 No. 2
Sugiyono, 2012.Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung:CV Alphabeta Sugiyono, 2005.Statistik Untuk Penelitian. Bandung : CV Alphabeta Sugiyono. 2011. Statistik untuk Penelitian. Bandung: CV. Alphabeta
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatifdan R&D. Bandung :Alphabeta
Sunariyah, 2006.PengantarPengantarPengetahuanPasar Modal.Yogykarta: UPP STIM YKPN
Sutrisno. 2009. Manajemen Keuangan : Teori, Konsep, dan Aplikasi. Edisi 7. Yogyakarta: Ekonisia.
(17)
UmiNarimawati. 2007. Riset Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Agung Media
UmiNarimawati. 2008. Analisis Multifariat Untuk Penelitian Ekonomi. Yogyakarta: Grahailmu
(www.voaindonesia.com) (www.SahamOK.com) (www.bi.go.id)
(http://ekonomi.metrotvnews.com)
(http://idx.co.id//idid/beranda/perusahaantercatat/laporankeuangandan tahunan.aspxz)
Lestari A.Pasar Properti diprediksi Melambat.April 2014.
(http://bisnis.news.viva.co.id/news/read/469495-2014--pasar-properti-diprediksi-melambat)
Ariyono Suteja.Bisnis Properti.17 Oktober 2013.
Dewi Rachmat Kusuma.Bisnis Properti Mulai Lesu di 2014.Kamis, 17/10/2013. (http://finance.detik.com/read/2013/10/17/135944/2388157/1016/bisnis-properti-diperkirakan-mulai-lesu-di-2014)
Sumianti Rohima.Laba Bersih Duta Anggada.Januari 2011
(https://www.ipotnews.com/m/article.php?jdl=Beban_Tinggi__Laba_Bersih_Duta _Anggada_Merosot_13_55%&level2=&level3=&level4=national&news_id)
Satelit.co.Belanja Iklan Menurun MNC Grup Melempeng.11/04/2014. (http://satelit.co/2016/04/11/belanja-iklan-menurun-mnc-group-melempem)
(18)
Yuan Adriles. Target Harga Fundamental Saham KIJA.8 Oktober
2014.(http://idsaham.com/news-saham-Target-Harga-Fundamental-Saham-KIJA--Inilahcom-541401.html)
KabarBisnis. Pelemahan properti diprediksi hanya jangka pendek.SELASA, 12 JULI 2014.(http://www.rei.or.id/liputan-3-PelemahanIndustri%20Properti.php)
Raisa Adila.IHSG 4.841, Saham Agung Podomoro Anjlok hingga 10%.Senin, 4 April 2016.(http//economy.okezone.com/read/2016http// /saham-agung
podomoro-anjlok)
Indonesia Investment.Analisis Pasar Properti Indonesia;Overviuew&Kepemilikan Asing.10 Juli 2014.(http://www.indonesia-investments.com/id/berita/kolom-berita/analisis-pasar-properti-indonesia-overview-kepemilikan-asing/item5728) Evo Templates.Penyebab Harga Saham Turun.Mei 2015.
(http://www.onlenpedia.com/2015/07/penyebab-harga-saham-naik-turun.html) Ellen May.Dampak Suku Bunga Terhadap Sektor Property.Jumat,29 Januari. (http://finance.detik.com/read/2016/01/29/105840/3130249/5/dampak-suku-bunga-terhadap-sektor-properti-dan-perbankan)
CNNIndonesia.Naiknya risiko Valas Hantui Kinerja MNC.Agustus
2014.(http://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20150401121335-78-43480/laba-bersih-2014-naik-risiko-valas-hantui-kinerja-mnc-2015/)
(19)
14
BAB II
KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka
2.1.1 Dividend
Modal saham merupakan inti dari modal sendiri yang mempunyai ikatan abadi dengan perseroan. Pada saat terjadi pembubaran perseroan maka pada saat itulah diperhitungkan perubahan-perubahan yang berupa kenaikkan atau penurunan nilai dari apa yang menjadi milik perseroan yang pada mulanya dipermodali dan hak atas pelunasannya dapat dilakukan sesudah modal pinjaman.
Dalam hal ini harus diingat bahwa para pemegang saham ingin melihat dan merasakan hasil penanaman modalnya dalam perseroan. Untuk itu haruslah ada suatu perhitungan suatu penghasilan perusahaan dalam suatu periode tertentu sehinggaatas dasar perhitungan itu diadakan pembagian laba kepada para pemegang saham. Bagian dari laba perseroan yang dibagikan pada pemegang saham itu disebut Dividend Payout Ratio.
2.1.1.1 Pengertian Dividend
Investor menanamkan modalnya pada perusahaan melalui pembelian saham adalah agar ia memdapatkan keuntungan atas pertanyaan tersebut. Ada dua macam keuntungan yang dapat diperoleh investor adalah salah satunya dividend. Dividen diharuskan yang disisihkan untuk memegang saham perusahaan sebagai hasil dari modal yang ditanamkannya hal ini seperti yang dikemukakan oleh Zaki
(20)
15
Baridwan (2006:545) bahwa: “Dividend adalah pembagian kepada pemegang saham PT yang sebanding dengan jumlah lembar yang dimiliki” . Dari definisi di atas menunjukkan ada hubungan antara pemegang saham dengan pemegang laba yang diperoleh perusahaan. Sehingga mereka dalam hal ini pemegang saham mempunyai hak atas laba tersebut sesuai dengan besarnya modal (saham) yang dimilikinya.
Dengan memiliki saham berarti pemegang saham tersebut membuktikan bahwa dirinya adalah pemilik perusahaan tersebut. Jika perusahaan memilki laba besar maka dividend yang dibagikan kepada para pemegang saham akan meningkat. Hal ini akan semakin banyaknya minat para investor atau calon investor untuk membeli saham tersebut. Sedangkan menurut Richard. A Beadley (2002:108) mendefinisikan bahwa: “Dividens is periodic cash distribution from the firmto its sharckholder” Definisi di atas, menjelaskan bahwa dividend merupakan kas yang disalurkan oleh perusahaan kepada para pemegang saham atas penyertaan modalnya para perusahaan dalam periode tertentu.
Dividend yang dibagikan kepada pemegang saham sangat terutang kepada laba yang diperoleh perusahaan. Jika perusahaan mendapatkan keuntungan yang besar maka pemegang saham akan menikmati kenaikan peneriman dividend, sebaliknya apabila tidak mendapatkan keuntungan yang besar maka para investor akan mendapatkan dividend yang kurang memuaskan bahwa bisa jadi tidak akan mendapatkan dividend.
(21)
16
2.1.1.2 Kebijakan Dividend
Perusahaan yang telah go publik pada umumnya bersifat profit oriented maksudnya mereka ingin meraih keuntungan dengan sebesar-besarnya. Modal yang dimilikinya sebagian milik publik atau masyarakat. Oleh karena itu laba yang diperoleh perusahaan harus dibagikan kepada yang berhak dalam hal ini adalah pemegang saham dalam bentuk dividend. Sedangkan yang sebagiannya lagi ditanamkan kembali dalam betuk laba ditahan. Dalam hal ini manajemen perusahaan harus cermat didalam mengambil keputusan sehingga akan menguntungkan semua pihak yaitu dengan membuat kebijakan dividend secara cepat.
Menurut Agus Sartono (2006:369) medefinisikan: “Kebijakan dividend adalah keputusan laba yang diperoleh perusahaan akan dibagikan kepada pemegang saham sebagai dividend atau akan ditahan dalam bentuk laba yang ditahan guna pembiayaan investasi dimasa yang akan datang”. Dari definisi diatas, jelas bahwa kebijakan dividend merupakan suatu kebijakan yang berhubungan dengan sebagaimana melakukan pengelolaan terhadap laba operasi perusahaan apakah laba tersebut akan dibagikan sebagai dividend atau ditahan untuk ekspansi perusahaan.
Menurut Bambang Riyanto (2005:265) mendefinisikan: “Politik dividend bersangkutan dengan penentuan pembagian pendapatan (earning) antara penggunaan pendapatan untuk dibayar kepada pemegang saham sebagai dividend atau digunakan dalam perusaahan yang berarti pendapatan tersebut harus ditahan
(22)
17
dalam bentuk laba ditahan”. Dari uraian di atas jelas bahwa perusahaan dividend didalam memutuskan penyaluran laba yang diperoleh apakah akan dibagikan atau tidak sebagai dividend.
Perusahaan harus menentukan kebijakan dividend yang optimal agar terjadi keseimbangan dalam struktur modalnya. Apabila perusahaan memutuskan untuk membagikan dividend maka pihak manajemen harus menjalankan prosedur-prosedur pembayaran dividend yang telah ditetapkan Agus Sartono (2005:123) menyatakan “Prosedur-prosedur pembayaran dividend yang cukup penting harus diketahui adalah sebagai berikut, tanggal deklarasi, tanggal pencacatan, pemegang saham, tanggal pemisahan dividend dan tanggal pembayaran”.
2.1.1.3 Rasio Pembayaran (DPR)
Investor yang berinvestasi akan mengharapkan tingkat pengembalian yang tinggi. Dividend dan capital gain merupakan dua jenis pendapatan yang dapat diperoleh investor dari berinvestasi dalam saham di Bursa Efek, tetapi dalam kenyataannya para investor lebih menyukai memperoleh dividend dari pada capital gain, hal ini dikarenakan dividend lebih aman dan lebih mudah diperkirakan dibandingkan dengan capital gain.
Dividend adalah proporsi laba atau keuntungan yang dibagikan kepada para pemegang saham dalam jumlah yang sebanding dengan jumlah lembar saham yang dimiliki oleh investor tersebut. Menurut Waston and Head (2004: 178) menyatakan : “Devidend is a cash payment made on quarterly or semi annual basis by company to it`s shareholders, it is a distribution of after tax
(23)
18
profit”. Artinya, dividend adalah pembayaran tunai yang dilakukan setiap tiga bulan atau setengah tahun sekali kepada para pemegang saham yang merupakan distribusi dari keuntungan sesudah pajak. Menurut Ridwan S.Sundjaja dan Inge S.Berlian (2003:437) mengemukakan: “Dividend merupakan pembagian keuntungan yang diberikan perusahaan penerbit saham atas keuntungan yang dihasilkan perusahaan”.
Menurut Gitman (2003:570) mengatakan bahwa : Devidend payout ratio menunjukkan persentase dari setiap dolar yang diterima yang didistribusikan kepada pemilik dalam bentuk uang tunai. Hal ini dihitung dengan membagi dividen kas perusahaan per saham dengan laba per saham perusahaan.
Pemegang saham biasa tidak dijanjikan dividend, tetapi dia mengharapkan pembayaran yang pasti didasarkan kepada pola pembayaran dividend sebelumnya dari perusaahaan. Sebelum dividend dibayarkan kepada para pemegang saham biasa, tuntutan dari pemerintah, semua kreditur dan pemegang saham preferen harus dipenuhi terlebih dahulu.
Karena keputusan pemberian dividend berpengaruh kepada penilaian dan pertumbuhan perusahaan. Perusahaan umumnya menaikkan dividend hingga satu tingkatan tertentu apabila perusahaan tersebut yakin akan dapat mempertahankannyadi masa mendatang. Jadi, kebijakan dividend yang harus di ambil oleh perusahaan adalah kebijakan yang menciptakan keseimbangan antara dividend saat ini dan pertumbuhan dimasa mendatang yang memaksimumkan harga saham.
(24)
19
Sumber : Gitman (2003: 221)
Tingkat pengembalian yang tinggi memungkinkan untuk membiayai sebagian besar kebutuhan pendanaan dengan dana yang dihasilkan secara internal.
2.1.2 Tingkat Suku Bunga SBI 2.1.2.1 Pengertian Suku Bunga
Agar kelangsungan hidup perekonomian suatu negara tetap stabil, pemerintah mengeluarkan kebijakan moneter yang ditentukan oleh Bank Indonesia dan tingkat suku bunga adalah salah satu kebijakan moneter tersebut. Menurut Brigham & Houston (2009:164) : Suku bunga adalah harga yang dibayarkan untuk meminjam modal utang.
Sedangkan menurut Dewi Astuti (2004:52), menerangkan bahwa :
Suku bunga atau interest rate adalah harga yang dibayar oleh peminta dana untuk meminjam modal atau hutang. Selain itu investor yang memiliki modal hutang ekuitas atau saham juga berharap menerima deviden dan keuntungan modal, yang merupakan biaya ekuitas.
Menurut situs Bank Indonesia (bi.go.id), Suku Bunga Bank Indonesia (BI Rate) adalah suku bunga kebijakan yang mencerminkan sikap atau stance
(25)
20
kebijakan moneter yang ditetapkan oleh bank Indonesia dan diumumkan kepada publik.
Menurut Keynes, dalam Wardane (2003), tingkat bunga ditentukan oleh permintaan dan penawaran akan uang (ditentukan dalam pasar uang). Perubahan tingkat suku bunga selanjutnya akan mempengaruhi keinginan untuk mengadakan investasi, misalnya pada surat berharga, dimana harga dapat naik atau turun tergantung pada tingkat bunga (bila tingkat bunga naik maka surat berharga turun dan sebaliknya), sehingga ada kemungkinan pemegang surat berharga akan menderita capital loss atau capital gain. Suku bunga dibedakan menjadi dua, yaitu:
1. Suku bunga nominal adalah suku bunga dalam nilai uang. Suku bunga ini merupakan nilai yang dapat dibaca secara umum. Suku bunga ini menunjukkan sejumlah rupiah untuk setiap satu rupiah yang diinvestasikan.
2. Suku bunga riil adalah suku bunga yang telah mengalami koreksi akibat inflasi dan didefinisikan sebagai suku bunga nominal dikurangi laju inflasi.
2.1.2.2 Pengertian Sertifikat Bank Indonesia (SBI)
Menurut Dahlan Siamat (2005 : 89) Sertifikat Bank Indonesia yang sering disebut SBI adalah surat berharga dalam mata uang rupiah yang diterbitkan oleh Bank Indonesia sebagai pengakuan utang berjangka waktu pendek.
(26)
21
Menurut Adler Haymans Manurung, (2003:19) “Sertifikat Bank Indonesia adalah surat berharga atas unjuk dalam Rupiah yang diterbitkan oleh Bank Indonesia sebagai pengakuan utang berjangka waktu pendek dengan sistem dikonto”.
Dari pendapat tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa Sertifikat Bank Indonesia (SBI) adalah surat berharga atas unjuk yang diterbitkan oleh Bank Indonesia sebagai pengakuan utang jangka pendek dengan sistem diskonto. SBI adalah salah satu instrumen BI untuk mengendalikan jumlah uang yang beredar
2.1.2.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tingkat Suku Bunga
Setiap investor selalu mengharapkan agar uang atau dana yang ditanam menjadi berkembang oleh karena memperoleh suku bunga. Akan tetapi kalau terjadi inflasi (akibat tingkat harga naik), jumlah uang yang diterima daya belinya akan berkurang. Jadi bunga yang diterima harus sudah memperhitungkan tingkat inflasi (premi inflasi). Seorang investor harus mengorbankan konsumsinya sekarang karena uangnya untuk di investasikan, maka untuk itu wajar jika investor menuntut agar dalam menentukan tingkat bunga dipertimbangkan adanya preferensi waktu (premi preferensi waktu). Investor harus membayar pajak atas bunga yang diterimanya, maka investor juga menghendaki agar pajak (premi pajak) juga dipertimbangkan dalam menentukan besarnya tingkat bunga.
Darmawi (2006:182) menyatakan beberapa faktor yang dapat mempengaruhi tingkat suku bunga yaitu harapan akan inflasi, jatuh tempo
(27)
22
sekuritas atau kredit, keberadaan risiko pada peminjaman, risiko tentang penarikan sekuritas sebelum jatuh tempo, kemampuan pemasaran dan pajak. Yang dimaksud dengan tingkat suku bunga adalah persentase dari pokok pinjaman yang harus dibayar oleh peminjam kepada pemberi pinjaman sebagai imbal jasa yang dilakukan dalam suatu periode tertentu yang telah disepakati kedua belah pihak. Suku bunga yang digunakan adalah tingkat suku bunga SBI .
2.1.3 Harga Saham 2.1.3.1 Pengertian Saham
Saham sebagai surat berharga yang banyak diperdagangkan di Bursa Efek Jakarta dapat didefinisikan sebagai tanda bukti kepemilikan terhadap suatu perusahaan atau perseroan terbatas oleh seseorang atau badan yang diwujudkan pada selembar kertas yang menyatakan bahwa pemilik perusahaan yang menerbitkan surat berharga tersebut besar kepemilikannya sebesar penyertaan yang ditanamkan dalam perusahaan.
Pengertian saham Menurut Suad Husnan (2005 : 29) :
Saham merupakan secarik kertas yang menunjukkan hak pemodal yaitu pihak yang memiliki kertas tersebut untuk memperoleh bagian dari prospek atau kekayaan organisasi yang menerbitkan sekuritas tersebut, dan berbagai kondisi yang memungkinkan pemodal tersebut menjalankan haknya.
(28)
23
Berdasarkan pendapat Rusdin (2005 :72) :
“Saham adalah sertifikat yang menunjukkan bukti kepemilikan suatu perusahaan, dimana pemegang saham memiliki hak klaim atas penghasilan dan aktiva perusahaan serta berhak hadir dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS)”.
Dengan membeli saham suatu perusahaan, berarti kita telah menginvestasikan dana dengan harapan akan mendapatkan keuntungan dari hasil penjualan kembali saham tersebut. Wujud saham adalah selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas adalah pemilik perusahaan yang menerbitkan surat tersebut. Porsi kepemilikan ditentukan oleh seberapa besar penyertaan yang ditanamkan di perusahaan.
2.1.3.2 Jenis-Jenis Saham
Dalam praktiknya terdapat beberapa saham yang diperdagangkan dibedakan menurut cara peralihan dan manfaat yang diperoleh bagi pemegang saham (Rusdin, 2006:69):
1. Berdasarkan atas cara peralihan, saham dibedakan menjadi dua, yaitu:
a. Saham atas unjuk (bearer stock), adalah saham yang tidak ditulis nama pemiliknya agar mudah dipindahtangankan dari satu investor ke investor yang lain.
b. Saham atas nama (registered stock), adalah saham yang tertulisdengan jelas siapa nama pemiliknya, sehingga cara peralihannya harus melalui prosedur tertentu.
(29)
24
2. Berdasarkan manfaat yang diperoleh pemegang saham, dibedakan menjadi: a. Saham biasa (common stock), yaitu suatu sertifikat atau piagam yang
memiliki fungsi sebagai bukti kepemilikan suatu perusahaan dengan berbagai aspek-aspek penting bagi perusahaan. Saham biasa memiliki karakteristik seperti:
1) Hak klaim terakhir atas aktiva perusahaan jika perusahaan dilikuidasi. 2) Hak suara proporsional pada pemilihan direksi serta keputusan lain
yang ditetapkan pada Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).
3) Deviden, jika peruahaan memperoleh laba dan disetujui didalam Rapat Umum Pemegang Saham.
4) Hak memesan efek terlebih dahulu sebelum efek tersebut ditawarkan kepad amasyarakat.
Jenis Saham biasa dibedakan menjadi 6 jenis, yaitu:
1) Blue-chip stock, yaitu saham biasa dari suatu perusahaan yang memiliki reputasi tinggi, sebagai leader di industri sejenis, memiliki pendapatan yang stabil dan konsisten dalam membayarkan deviden.
2) Income stock, yaitu saham dari suatu emiten yang memiliki kemampuan membayar dividen lebih tinggi dari rata-rata deviden tahun sebelumnya. 3) Growth stock, saham dari emiten merupakan pemimpin dalam industrinya dan beberapa tahun terakhir berturut-turut mampu mendapatkan hasil diatas rata-rata.
4) Cylical stocks, yaitu saham yang mempunyai sifat mengikuti pergerakan situasi ekonomi makro atau kondisi bisnis secara umum.
(30)
25
5) Defensife stock, saham yang tidak terlalu terpengaruh oleh kondisi ekonomi makro, maupun situasi bisnis secara umum.
6) Speculative stock, yaitu suatu saham perusahaan yang tidak bisa secara konsisten memperoleh penghasilan dari tahun ke tahun, akan tetapi mempunyai kemungkinan penghasilan yang tinggi dimasa mendatang, meskipun belum pasti.
b. Saham preferen (preferred stock) merupakan saham yang memiliki karakteristik gabungan antara obligasi dan saham biasa. Saham preferen memiliki karakteristik sebagai berikut:
1) Pembayaran deviden dalam jumlah yang tetap.
2) Hak klaim lebih dahulu disbanding saham biasa jika perusahaan dilikuidasi.
3) Dapat dikonversikan menjadi saham biasa. Jenis saham preferen:
1) Commulative preferred stock, saham ini memberikan kepada pemiliknya atas pembagian deviden yang sifatnya kumulatif dalam suatu persentase atau jumlah tertentu.
2) Non commulative preferred stock, saham ini mendapat prioritas dalam pembagian deviden sampai pada suatu persentase atau jumlah tertentu, tetapi tidak bersifat kumulatif, seperti saham preferen diatas.
Participating preferred stock, saham ini disamping memperoleh dividen
tetap seperti yang telah ditentukan, juga memperoleh ekstra dividen apabila perusahaan dapat mencapai sasaran yang telah ditetapkan.
(31)
26
2.1.3.3 Harga Saham
Definisi harga saham menurut R. Agus Sartono (2001:141) adalah sebagai berikut :
“Sebesar nilai sekarang atau present value dari aliran kas yang diharapkan akan diterima”.
Sedangkan definisi harga saham menurut Eugene F. Brigham dan Joel F. Houston(2006:409) adalah sebagai berikut :
“Nilai pasar dari selembar saham perusahaan”.
2.1.3.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Harga Saham
Harga saham dibursa biasanya dipengaruhi oleh kekuatan permintaan dan penawaran, namun permasalahannya adalah para investor sering menghadapi kendala untuk menentukan apakah saat ini harga sudah rendah atau masih tinggi, terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi harga saham yang harus diperhatikan oleh investor.
Menurut Suad Husnan (2005:283) : “faktor-faktor yang mempengaruhi harga saham yaitu faktor fundmental dan faktor teknikal”
1. Faktor Fundamental
Beberapa faktor fundamental yang menggerakkan harga saham adalah:
a. Faktor makro adalah faktor-faktor yang mempengaruhi ekonomi secara keseluruhan. Tingkat suku bunga yang tinggi, inflasi, tingkat produktifitas nasional, politik dan lain sebagainya dapat memiliki dampak penting pada
(32)
27
potensi keuntungan perusahaan hingga pada akhirnya juga akan mempengaruhi harga sahamnya.
b. Faktor mikro adalah faktor-faktor yang berdampak secara langsung pada perusahaan itu sendiri. Perubahan manajemen, harga dan ketersediaan bahan mentah, produktivitas pekerja dan lain sebagainya yang akan dapat mempengaruhi kinerja keuntungan perusahaan secara individual.
2. Faktor teknis
Beberapa faktor teknis yang menggerakkan harga saham adalah: a.Adanya demand dan supply
Harga saham akan cenderung naik apabila terdapat lebih banyak pembeli daripada penjual, begitu juga sebaliknya.
b.Antisipasi investor
Antisipasi hasil kinerja suatu emiten, baik itu per tahun, per semester, maupun per triwulan akan mendorong investor untuk memburu saham emiten tersebut atau bahkan akan melepasnya.
c.Corporate action
Merupakan langkah-langkah strategis yang diambil oleh perusahaan, seperti pengumuman/pembayaran dividend atau bonus, right issue, warrant, stock split, hasil RUPS dan lain-lain.
d.Berita dikoran atau rekomendasi saham
Harga saham sering bergerak atas dasar berita di koran atau rekomendasi saham yang ditulis oleh wartawan atau analisis saham.
(33)
28
Walaupun jarang terjadi, namun pemerintah terkadang melakukan intervensi secara diam-diam melalui lembaga tertentu untuk membeli/menjual saham sebagai upaya untuk mengembalikan kepercayaan pasar.
f. Koreksi teknis
Pergerakan saham jarang yang terus menerus bergerak naik atau selalu turun. Sesudah periode kenaikan atau penuruan yang cukup lama, biasanya akan dijumpai koreksi teknis.
g.Sentimen pasar
Berita atau issue dari bidang politik, ekonomi dan lain lain akan mampu mempengaruhi aktivitas ekonomi, termasuk harga-harga saham di bursa. Salah satu pengaruh kuat dan konsisten pada pasar modal Indonesia adalah kinerja harga saham di bursa-bursa luar negeri yang sering terefleksi pada harga saham di Indonesia.
2.1.4 Penelitian Terdahulu
Penelitian Terdahulu yang menggambarkan persamaan dan perbedaan dengan penelitian sebelumnya untuk mempermudah penulis dalam membandingkan dengan penelitian yang akan diteliti, dapat dilihat sebagai berikut:
(34)
29
1. Linna Ismawati dan Beni Hermawan (2013)
Jurnal Ekonomi Insentif Kopwil4, Volume 7 No. 2, Oktober 2013 yang berjudul Pengaruh Kurs Mata Uang Rupiah Atas Dollar As, Tingkat Suku Bunga Sertifikat Bank Indonesia Dan Tingkat Inflasi Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (Ihsg) Pada Bursa Efek Indonesia (BEI) mengemukan bahwa Secara parsial kurs mata uang rupiah atas dollar AS tidak berpengaruh negatif signifikan terhadap Indeks Harga Saham Gabungan IHSG), tingkat suku bunga SBI berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)
2. Michael Aldo Carlo (2013)
Dalam jurnalnya yang berjudul Pengaruh Return On Equity, Dividend Payout Ratio, Dan Price To Earnings Ratio Pada Return Saham menjelaskan bahwa Hasil penelitian menyimpulkan bahwa semua variabel berpengaruh signifikan secara parsil terhadap return saham.
3. Glenda Kalengkongan (2013)
Dalam Jurnalnya Tingkat Suku Bunga Dan Inflasi Pengaruhnya Terhadap Return On Asset (Roa) Pada Industri Perbankan Yang Go Public di Bursa Efek Indonesia menjelaskan bahwa Tingkat suku bunga dan inflasi secara simultan berpengaruh secara signifikan terhadap profitabilitas yang diukur dengan Return On Asset (ROA)
(35)
30
4. Anggraeni Puspitasari dan Linda Purnamasari (2013)
Dalam Jurnalnya yang berjudul Perubahan Dividend Payout Ratio Dan Dividend Yield Terhadap Return Saham (Studi Pada Perusahaan manufaktur menjelaskan bahwa antara pengujianpada dividend payout ratio meningkat dan dividend payout ratio menurun terhadap retur saham
5. A.W. Rumengan., P. Dan Tommy., R. Taroreh. (2015)
Dalam jurnal yang berjudul Tingkat Inflasi, Suku Bunga, Earning Pershare, Dan Devidend Payout Ratio Pengaruhnya Terhadap Harga Saham Perusahaan Telekomunikasi Yang Go Public Di Bursa Efek Indonesiamenjelaskan bahwa Inflasi dan tingkat suku bunga deposito mempunyai hubungan yang negative dengan harga saham, yang berarti jika inflasi dan suku bunga naik maka harga saham akan menurun begitu juga sebaliknya. Sedangkan untuk earning pershare dan devidend payout ratio mempunyai pengaruh yang positive terhadap harga saham. Dengan kata lain, disaat eps dan dpr naik maka akan diikuti dengan harga saham. 6. Ahmed Imran Hunjra, Muhammad Shahzad Ijaz, Muhammad Irfan
Chani,Sabih ul Hassan , Umer Mustafa (2014)
Dalam jurnal Internasional yang berjudul Impact Of Dividend Policy, Earning Per Share, Return On Equity, Pro After Tax On Stock
Pricesmenjelaskan bahwa variable Deviden Payout Ratio (DPR) memiliki
(36)
31
7. Hamdan Ali(2014)
Dalam jurnal internasional yang Berjudul Impact Of Interest Rate On Stock Market; Evidence From Pakistani Marketmenjelaskan bahwa dari
penelitian sebelumnya menyatakan bahwa bahwa suku bunga memiliki dampak negative pada harga saham. Lebih tinggi tingkat suku bunga menurunkan efesiensi harga saham. Jadi untuk ekonomi yang lebih baik maka pemerintah harus menurunkan tingkat suku bunga sehingga perekonomian negara akan berkembang. Salah satunya tingkat inflasi juga juga memiliki faktor negative terhadap harga saham.
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
No Nama Judul Persamaan Perbedaan Hasil Penelitian
1 Linna Ismawati dan Beni Hermawan (2013)
ISSN: 1907 – 0640
Pengaruh Kurs Mata Uang Rupiah Atas Dollar As,
Tingkat Suku Bunga Sertifikat Bank Indonesia Dan Tingkat Inflasi Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (Ihsg) Pada Bursa Efek Indonesia (BEI)
Ada Variabel tingkat suku bunga
Tidak ada Dividend Payout Ratio (DPRdan harga saham
Secara parsial kurs mata uang rupiah atas dollar AS tidak berpengaruh negatif signifikan terhadap Indeks Harga Saham Gabungan IHSG), tingkat suku bunga SBI berpengaruh negatif dan signifikan terhadap
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) 2 Michael Aldo
Carlo (2013)
ISSN:
2302-8556
PENGARUH RETURN ON EQUITY, DIVIDEND PAYOUT RATIO, DAN PRICE TO EARNINGS RATIO PADA RETURN SAHAM Ada Variabel Dividend Payout Ratio (DPR
Tidak ada tingkat suku bunga dan harga saham
Hasil penelitian menyimpulkan bahwa semua varuabel berpengaruh signifikan secara parsil terhadap return saham.
(37)
32
3
Glenda Kalengkongan (2013)
ISSN 2303-1174
TINGKAT SUKU
BUNGA DAN
INFLASI
PENGARUHNYA TERHADAP RETURN ON ASSET (ROA) PADA INDUSTRI PERBANKAN YANG GO PUBLIC DI BURSA EFEK INDONESIA
Ada Variabel tingkat suku bunga
Tidak ada Dividend Payout Ratio (DPR dan harga saham
Tingkat suku bunga dan inflasi secara simultan berpengaruh secara signifikan terhadap profitabilitas yang diukur dengan Return On Asset (ROA)
4 Anggraeni Puspitasari dan Linda Purnamasari (2013) ISSN 2088-7841 PENGARUH PERUBAHAN DIVIDEND PAYOUT RATIO DAN DIVIDEND YIELD
TERHADAP RETURN SAHAM (STUDI PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA) Ada variabel Dividend Payout Ratio (DPR) dan harga saham
Tidak ada tingkat suku bunga
Dapat ditarik kesimpulan bahwa antara pengujian pada dividend payout ratio meningkat dan dividend payout ratio menurun terhadap retur saham
harga saham tidak memiliki pengaruh
5 A.W.
Rumengan., P. Dan Tommy., R. Taroreh. (2015)
ISSN 2303-11
TINGKAT
INFLASI, SUKU BUNGA, EARNING PERSHARE, DAN DEVIDEND PAYOUT RATIO PENGARUHNYA TERHADAP HARGA SAHAM PERUSAHAAN TELEKOMUNIKA SI YANG GO
PUBLIC DI
BURSA EFEK INDONESIA Ada variabel DEVIDEND PAYOUT RATIO DPR, tingkat suku bunga dan harga saham
-
Inflasi dan tingkat suku bunga deposito mempunyai hubungan yang negative dengan harga saham, yang berarti jika inflasi dan suku bunga naik maka harga saham akan menurun begitu juga sebaliknya. Sedangkan untuk earning pershare dan devidend payout ratio mempunyai pengaruh yang positive terhadap harga saham. Dengan kata lain, disaat eps dan dpr naik maka akan diikuti dengan harga saham .
6 Ahmed Imran Hunjra, Muhammad Shahzad Ijaz, Muhammad Irfan Chani,Sabih ul Hassan , Umer Mustafa
IMPACT OF
DIVIDEND POLICY,
EARNING PER SHARE, RETURN ON EQUITY, PROFIT AFTER TAX ON STOCK PRICES Ada variable DEVIDEN PAYOUT RATION DPR, dan Harga Saham
Tidak ada tingkat suku bunga
menyatakan bahwa variable Deviden Payout Ratio (DPR) memiliki hubungan negative yang signifikan dengan variable harga saham.
(38)
33 2014, 2(3), 109-115. 7 Hamdan Ali(2014) ISSN: 2278-487
IMPACT OF
INTEREST RATE
ON STOCK
MARKET;
EVIDENCE FROM PAKISTANI MARKET Ada variable Tingkat Suku Bunga dan Harga Saham
Tidak ada DEVIDEN PAYOUT RATION(DP R)
Dari penelitian sebelumnya
menyatakan bahwa bahwa suku bunga memiliki dampak negative pada harga saham. Lebih tinggi tingkat suku bunga menurunkan efesiensi harga saham. Jadi untuk ekonomi yang lebih baik maka pemerintah harus menurunkan tingkat suku bunga sehingga perekonomian
negara akan
berkembang. Salah satunya tingkat inflasi juga juga memiliki faktor negative terhadap harga saham.
2.2 Kerangka Pemikiran
Pasar modal merupakan sarana pendanaan bagi perusahaan maupun institusi lain (misalnya pemerintah) dan sarana bagi kegiatan berinvestasi. Pasar modal dikatakan juga tempat untuk berinvestasi bagi para investor. Pasar modal Indonesia merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kegiatan bursa saham global. Para investor berinvestasi melihat harga saham yang ada di BEI atau juga Indeks Harga Saham Gabungan yang dipengaruhi oleh faktor eksternal maupun internal.
(39)
34
Para investor selaku pemilik modal dalam menentukan keputusan investasi terutama dalam bentuk saham tentunya mengharapkan pengembalian atau return investasi. Return investasi tersebut dapat digolongkan dalam dua jenis yakni dividen dan capital gain. Pasar modal yang biasa dikenal dengan Bursa Efek Indonesia (BEI) merupakan sarana atau media yang menyediakan dan membantu investor dalam rangka melakukan investasi terutama dalam bentuk saham. Dari pasar modal ini terjadi perdagangan saham yang nantinya dapat memberikan keuntungan bagi investor.
2.2.1 Hubungan Rasio Pembayaran (DPR) Terhadap Harga Saham
Menurut Suad dan Enny (2002:334) menyatakan bahwa “Kalau perusahaan mampu meningkatkan pembayaran dividen karena peningkatan laba, maka harga saham akan naik. Meskipun demikian kenaikan harga saham tersebut adalah disebabkan karena kenaikan laba dan bukan kenaikan pembayaran dividen.
Michael Aldo Carlo (2014) dalam penelitiannya menyebutkan Dividend Payout Ratio (DPR) berpengaruh positif terhadap return saham. Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian Detiana (2011) yang juga menyatakan terdapat pengaruh yang signifikan antara jumlah devidend payout ratio terhadap harga saham.
2.2.2 Hubungan Suku Bunga SBI Terhadap Harga Saham
Kaitan antara suku bunga dan harga saham dikemukakan pula oleh Boedie et al (1995) yang menyatakan bahwa perubahan harga saham dipengaruhi oleh
(40)
35
beberapa faktor, yang salah satunya adalah suku bunga. Hal tersebut didukung pula dengan penelitian yang dilakukan oleh Utami dan Rahayu (2003) yang menemukan secara empiris pengaruh suku bunga SBI terhadap harga saham di Indonesia.
Sunariyah (2003:87) meyatakan bahwa tingkat suku bunga mengakibatkan keseimbangan antara jumlah tabungan dan investasi.Apabila tingkat bunga meningkat maka jumlah tabungan juga meningkat. Hal ini sangat rasional karena bunga adalah sebagai suatu daya tarik agar individu yang kelebihan dana akan menabung. Sebaliknya apabila tingkat bunga meningkat, maka jumlah permintaan investasi akan menurun. Pemodal dalam mengambil keputusan investasi, mempertimbangkan beberapa faktor-faktor.Faktor tersebut salah satunya tingkat suku bunga.
2.2.3 Hubungan Rasio Pembayaran (DPR) dan Suku Bunga Terhadap Harga Saham
A.W. Rumengan dan R. Taroreh (2015) dalam penelitiannyapadaharga saham perusahaan telekomunikasi dengan menggunakan metode penelitian analisis persamaan regresi linear bergandamenyatakan bahwa Dividend Payout Ratio (DPR) dan Tingkat Suku bunga memiliki pengaruh terhadap harga saham secara simultan. Sehingga akan mempengaruhi seorang investor untuk mempertimbangkan akan menanamkan modalnya atau tidak disuatu perusahaan.
(41)
36
Berdasarkan keterkaitan antar variabel di atas, maka penulis merumuskan paradigma penelitian sebagai berikut :
Gambar 2.1 Paradigma Penelitian
Variabel X1
Dividend Payout Ratio (DPR)
Deviden Laba Bersih
Earning Per Share (EPS)
Gitman (2003: 221)
Variabel X2 Tingkat Suku Bunga SBI
SBI
Brigham & Houston (2009:164)
Variabel Y Harga saham
Closing Price
Rusdin 2002:68
Sunariyah (2006:105) Michael Aldo Carlo (2014)
A.W. Rumengan dan R. Aroreh (2015)
(42)
37
2.3 Hipotesis
Menurut Sugiyono (2012:99), “Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, di mana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan.”. Berdasarkan definisi diatas, hipotesis adalah dugaan atau jawaban sementara terhadap masalah yang akan diuji kebenarannya, melalui analisis data yang relevan dan kebenaranya akan diketahui setelah dilakukan penelitian.
Berdasarkan paradigma penelitian yang telah diuraikan, dapat dirumuskan hipotesis sementara bahwa :
Hipotesis 1 : Rasio Pembayaran (DPR) berpengaruh terhadap harga saham pada Perusahaan Property dan Realestate.
Hipotesis 2 : Tingkat Suku Bunga berpengaruh terhadap harga saham pada Perusahaan Property dan Realestate.
Hipotesis 3: Rasio Pembayaran (DPR) dan Tingkat Suku Bunga berpengaruh terhadap Harga Saham pada Perusahaan Property dan Realestate.
(43)
38
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Objek Penelitian
Menurut Sugiyono (2012:38) menyatakan bahwa :
“Objek Penelitian merupakan Suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang,objek atau kegiatan yang mempunyai variabel tertentu yang ditetapkan
untuk dipelajari dan ditarik kesimpulan.”
Berdasarkan pernyataan diatas, dapat disimpulkan bahwa objek penelitian merupakan sasaran yang ingin dicapai oleh peneliti untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu suatu hasil. Dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitian adalah Rasio Pembayaran (DPR), Tingkat Suku Bunga BI , dan Harga Saham. Penelitian ini dilakukan pada perusahaan manufaktur sub sektor Property dan realeatate listing di BEI.
3.2 Metode Penelitian
Metode penelitan menurut Sugiyono (2012:2) adalah sebagai berikut :Metode Penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dibuktikan, dan dikembangkan suatu pengetahuan sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan dan mengantisipasi masalah.
(44)
39
Dari pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa metode penelitian merupakan suatu cara untuk mencari, memperoleh, mengumpulkan, atau mencatat data baik berupa data primer maupun data sekunder yang dapat digunakan untuk dianalisa faktor-faktor yang berhubungan dengan masalah yang terjadi sehinggadidapat kebenaran atas data yang diperoleh untuk keperluan menyusun karya ilmiah.
Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dan metode verifikatif yang dijelaskan melalui pengumpulan data dilapangan.
Menurut (Sugiyono, 2005:21 ) “Metode deskriptif adalah metode yang digunakan untuk menggambarkan atau menganalisis suatu hasil penelitian tetapi
tidak digunakan untuk membuat kesimpulan yang lebih luas “.
Pengertian metode verifikatif menurut Narimawati (2008:21) adalah sebagai berikut:
”Metode verifikatif yaitu pengujian hipotesis penelitian melalui alat analisis statistik.”
Metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif ini digunakan untuk menjawab tujuan penelitian :
1. Mengenai perkembangan Rasio Pembayaran(DPR) 2. Mengenai perkembangan Tingkat Suku Bunga (SBI) 3. Mengenai perkembangan Harga Saham
(45)
40
Metode verifikatif pada penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui besarnya pengaruh Rasio Pembayaran dan Tingkat Suku Bunga SBI terhadap Harga Saham pada perusahaan Property dan Realeatate yang ada di Bursa Efek Indonesia baik secara parsial serta menguji teori dengan pengujian suatu hipotesis apakah diterima atau ditolak.
3.2.1 Desain Penelitian
Desain penelitian merupakan rancangan penelitian yang digunakan sebagai pedoman dalam melakukan proses penelitian. Dalam melakukan penelitian perlu desain penelitian yang bertujuan agar data dan informasi yang diperoleh lengkap dan akurat.
Sedangkan menurut Nazir (2010:30) desain penelitian adalah :
”Semua proses yang diperlukan dalam perencanaan dan pelaksanaan penelitian. Dalam pengertian yang lebih sempit, desaian penelitian hanya
mengenai penggumpulan dan analisis data saja.”
Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa desain penelitian merupakan semua proses penelitian yang akan dilakukan mulai dari perencanaan sampai dengan pelaksanaan penelitian.
Langkah-langkah desain penelitian menurut Sugiyono (2009:13) adalah : 1. Sumber masalah
2. Rumusan masalah
(46)
41
4. Pengajuan hipotesis
5. Metode penelitian
6. Menyusun instrumen penelitian
7. Kesimpulan.
Dalam penelitian ini, penulis menerapkan desain penelitian yang lebih luas, yang mencangkup proses-proses berikut ini:
1. Mencari dan menetapkan fenomena yang terjadi.
2. Menetapkan masalah-masalah yang akan diteliti dalam penelitian ini Pengaruh Rasio Pembayaran (DPR) (variable X1) dan Tingkat Suku
Bunga (variabel X2), yang menjadi variabel bebas. Dan Harga Saham
(variabel Y), yang menjadi variabel terikat.
3. Mengumpulkan teori-teori yang relevan dengan masalah untuk menjawab rumusan masalah yang sifatnya sementara.
4. Melakukan pembahasan terhadap masalah melalui data dan informasi yang diperoleh dari Bursa Efek Indonesia dan didukung bukti penelitian yang relevan tetapi belum ada pembuktian secara empiris maka jawaban itu masih hipotesis.
5. Memilih metode penelitian yang sesuai untuk menguji hipotesis sementara. Pada penelitian ini menggunakan metode deskriptif verifikatif dengan pendekatan kuantitatif.
(47)
42
6. Membuat desain penelitian dan melakukan analisis statistic pada data-data yang telah diperoleh serta menguji kebenaran hipotesis.
7. Menyimpulkan penelitian dengan menjawab rumusan masalah, sehingga akan diperoleh penyelesaian dan jawaban atas identifikasi masalah dan penelitian.
Dari penjelasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa desain penelitian merupakan proses keseluruhan penelitian yang dilakukan oleh penulis dalam pelaksanaan penelitian dimulai dari perencanaan sampai dengan pelaksanaan.
Dari penjelasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa desain penelitian merupakan proses keseluruhan penelitian yang dilakukan oleh penulis dalam pelaksanaan penelitian dimulai dari perencanaan sampai dengan pelaksanaan penelitian yang dilakukan dengan cara pemilihan, pengumpulan, dan analisis data. Oleh sebab itu, membuat desain penelitian sangat penting agar penelitian yang dilakukan dapat berjalan dengan baik dan sistematis.
Adapun tabel desain penelitian yang digunakan oleh penulis adalah sebagai berikut :
Tabel 3.1 Desain Penelitian
No. Tujuan Penelitian Metode yang
digunakan
Jenis Data
1. Mengetahui perkembangan Tingkat Rasio Pembayaran pada perusahaan manufaktur sub sektor Property dan realeatate
Deskriptif Sekunder
2. Mengetahui perkembangan tingkat suku bunga pada perusahaan manufaktur sub sektor Property dan
(48)
43
realesatate
3. Mengetahui perkembangan harga saham pada perusahaan manufaktur sub sektor Property dan realeatate
Deskriptif Sekunder
4. Mengetahui pengaruh Rasio Pembayaran, dan Tingkat Suku Bunga terhadap Harga Saham pada perusahaan Property dan realestate
Verifikatif Sekunder
Berdasarkan penjelasan diatas, maka dapat digambarkan desain penelitian dari penelitian ini, yaitu sebagai berikut :
Gambar 3.1 Desain Penelitian
Keterangan :
X1 : Rasio Pembayaran (DPR)
X2 : Tingkat Suku Bunga
Y : Harga Saham
X1
X2
(49)
44
3.2.2 Operasionalisasi Variabel
Operasional variabel merupakan suatu tindakan dalam membuat batasan-batasan yang akan digunakan dalam analisis. Adapun yang akan dianalisis adalah hubungan antara variabel bebas (variabel independen) dengan variabel terikat (variabel dependen).
Operasional variabel menurut Nur Indriantoro (2002:69) adalah sebagai berikut :
Penentuan construct sehingga menjadi variabel yang dapat diukur. Definisi operasional menjelaskan cara tertentu dapat digunakan oleh peneliti dalam mengoperasionalkan construct. Sehingga memungkinkan bagi peneliti yang lain untuk melakukan replika pengukuran dengan cara yang sama atau mengembangkan cara pengukuran construct yang lebih baik.
Operasionalisasi variabel diperlukan untuk menentukan jenis, indikator, ukuran, serta skala dari variabel-variabel yang terkait dalam penelitian.Variabel-variabel yang terkait dalam penelitian ini adalah :
1. Variabel independen (X).
Menurut Sugiyono (2012:39) pengertian variabel independen adalah sebagai berikut :
Variabel independen merupakan variabel yang sering disebut sebagai variabel stimulasi, predictor, antecedent. Dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai variabel bebas. Variabel bebas adalah merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variable dependent (terikat).
(50)
45
Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas (variabel X) pada adalah: a. Rasio Pembayaran (DPR) (X1)
Pengertian DividendPayoutRatio Zaki Baridwan (2006:545) bahwa:
“Dividend adalah pembagian kepada pemegang saham PT yang sebanding dengan jumlah lembar yang dimiliki” .
b. Tingkat Suku Bunga (X2)
Suku Bunga dengan tenor 1 bulan yang diumumkan oleh Bank Indonesia secara periodic untuk jangka waktu tertentu berfungsi sebagai sinyal atau stance kebijakan moneter (Suwaldjo Puspo pranoto 2004:60). Indikatornya adalah Tingkat suku bunga / akhirtahun.
2. Variabel dependen (Y)
Menurut Sugiyono (2012:39) pengertian variabel dependen adalah sebagai berikut:Variabel dependen sering disebut sebagai variabel output, kriteria, konsekuen. Dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai variabel terikat. Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas.
Dapat disimpulkan bahwa variabel dependen atau variabel terikat yaitu variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Dalam hal ini, variabel Y adalah Harga Saham.
Skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rasio. Skala ratio adalah angka nol yang mempunyai makna, sehingga angka nol dalam skala ini diperlukan sebagai dasar dalam penghitungan dan pengukuran terhadap objek yang diteliti.
(51)
46
Dari uraian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa operasionalisasi variabel yang dapat diambil dari judul yang telah ditetapkan adalah :
Tabel 3.2
Operasionalisasi Variabel
Variabel Konsep Variabel Indikator Ukuran Skala
Rasio Pembayaran (DPR) (X1)
Devidend payout ratio
menunjukkan persentase dari setiap dolar yang diterima yang didistribusikan kepada pemilik dalam bentuk uang tunai. Hal ini dihitung dengan membagi dividen kas perusahaan per saham dengan laba per saham perusahaan
(Gitman 2003:570)
- dividen laba bersih - earning per share
�
= �� � �� �ℎ %
% Ratio
Tingkat Suku Bunga (X2)
Suku bunga adalah harga yang dibayarkan untuk meminjam modal utang.
(Brigham & Houston
2009:164)
Tingkat Suku Bunga / Tahun
% Ratio
Harga Saham (Y)
Sertifikat yang menunjukkan bukti kepemilikan suatu perusahaan, dan pemegang saham memiliki hak klaim atas penghasilan dan aktiva perusahaan.
(Rusdin 2002:68)
(52)
47
3.2.3 Sumber Data dan Teknik Penentuan Data 3.2.3.1 Sumber Data
Data yang digunakan oleh peneliti mengenai “Rasio Pembayaran (DPR) dan Tingkat Suku Bunga terhadap Harga saham adalah Laporan keuangan tahunan, yang merupakan data sekunder.
Data Sekunder adalah data primer yang telah diolah lebih lanjut dan disajikan baik oleh pihak pengumpul data primer atau oleh pihak lain misalnya dlam bentuk table- table atau diagram (Umar Husein, 2005:41).
Metode yang digunakan dalam penelitian kali ini dilakukan dengan cara pengumpulan data. Pengumpulan data ini dilakukan bertujuan untuk memperoleh data sekunder. Pengumpulan data seperti ini langsung melibatkan organisasi atau instansi yang akan kita teliti.
3.2.3.2 Teknik Penentuan Data
Adapun teknik penentuan data terbagi menjadi dua bagian, yaitu populasi dansampel.Pengertian dari populasi dan sampel itu adalah sebagai berikut :
1. Populasi Penelitian
Populasi adalah karakteristik tertentu untuk dapat ditarik kesimpulan. Adapun Pengertian populasi menurut Sugiyono (2009:80) mengemukakan bahwa:
(53)
48
“Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atau obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.”
Berdasarkan penjelasan diatas maka populasi dalam penelitian ini adalah laporan keuangan perusahaan sub sector Property dan Realestate.
2. Sampel Penelitian
Bila jumlah populasi besar dan tidak mungkin dilakukan penelitian terhadap seluruh anggota populasi maka dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi tersebut.
Menurut Sugiyono (2008:81) mengemukakan bahwa:
“Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.”
Berdasarkan pernyataan di atas, dapat disimpulkan bahwa sampel adalah sebagian dari populasi. Adapun dalam penelitian ini digunakan kriteria sebagai berikut:
1. Perusahaan manufaktur sub sektor Property dan realestate di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada periode 2010- 2014
2. Tersedia laporan keuangan selama periode penelitian 2010- 2014 (Cross Section).
Penelitian ini menggunakan sampel sebanyak 6 perusahaan sub Property dan real estate dengan periode laporan keuangan selama 5 tahun (time series). Total keseluruhan data yang dijadikan sampel adalah 30 buah data panel.
(54)
49
3.2.4 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah studi pustaka. Studi Pustaka (Library Research) adalah teori diperoleh dari literatur, artikel, jurnal, dan hasil penelitian terdahulu. Metode ini digunakan untuk mempelajari dan memahami literatur-literatur yang memuat pembahasan yang berkaitan dengan penelitian.
3.2.5 Rancangan Analisis dan Pengujian Hipotesis 3.2.5.1Rancangan Analisis
3.2.5.1.1 Analisis Deskriptif (Kualitatif)
Analisis deskriptif digunakan untuk menjawab rumusan masalah yaitu mengetahui kondisi Rasio Pembayaran (DPR) Tingkat Suku Bunga dan Harga
Saham pada perusahaan sub sector Property dan realestate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Dengan cara membandingkan selisih perkembangan tahun dasar dengan perkembangan thun berikutnya dbandingkan dengan perkembangan tahun dasar kemudian dikalikan 100%, dengan rumus perkembangan :
Keterangan :
Pn = Perkembangan tahun yang dianalisa
Pn-1 = Perkembangan Sebelumnya
a) Rasio Pembayaran (DPR)
Perkembangan = �n −�n
-�n
(55)
50
Dividend Payout Ratio (DPR) yang membandingkan dividen laba
bersih dengan earning per share. Skala yang digunakan adalah skala rasio dengan satuan persen.
b)Tingkat Suku Bunga SBI
Tingkat suku bunga diadopsi dari sertifikasi Bank Indonesia (SBI). Skala yang digunakan adalah skala rasio dengan menggunakan satuan persen.
c) Harga Saham
Harga Saham yang diambil dalam penelitian ini harga saham penutupan akhir tahun. Harga saham yang diambil dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2013. Skala yang digunakan adalah rasio dengan menggunakan rupiah.
3.2.5.1.2 Analisis Verifikatif (Kuantitatif)
Analisis Verifikatif ( kuantitatif) dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui bagaimana hubungan Rasio Pembayaran dan Tingkat Suku Bunga terhadap Harga Saham Perusahaan Property dan realestate di Bursa Efek Indonesia baik simultan. Untuk mendukung analisis verifikatif, peneliti menggunakan beberapa metode analisis statistik.
(56)
51
1. Analisis Regresi Linear Berganda
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi berganda. Regresi berganda berguna untuk membuktikan ada atau tidaknya hubungan antara dua buah variabel bebas (X) atau lebih dengan sebuah variabel terikat (Y).
Menurut Jonathan Sarwono (2006:79) pengertian regresi linear berganda adalah :
Regresi linier berganda mengestimasi besarnya koefisien-koefisien yang dihasilkan dari persamaan yang bersifat linier yang melibatkan dua variabel bebas untuk digunakan sebagai alat prediksi besarnya nilai variabel tergantung.
Adapun persamaan Regresi Linier Berganda adalah :
Dimana :
Y = variabel dependen
X1,X2 = variabel independen
A = konstanta
�1,�2 = koefisien masing- masing faktor
Adapun perumusan model analisis regresi berganda yang digunakan dalam penelitian sebagai berikut :
Y=�0+�1X1+�2X1...+�nXn+�
(57)
52
Keterangan :
Y = Harga Saham
X1 = Rasio Pembayaran (DPR)
X2 = Tingkat Suku Bunga
Α = Konstanta
β1X1 = Koefesien regresi Rasio Pembayaran
β2X2 = Koefesien regresi Tingkat Suku Bunga
� = Kesalahan residual (error)
2. Uji Asumsi Klasik
Dalam mencari keabsahan analisis regresi berganda, penelitian ini akan diuji dengan menggunakan uji asumsi klasik yang bertujuan untuk mengetahui apakah model regresi yang diperoleh dapat meghasilkan estimator yang baik. Adapun keempat uji asumsi klasik itu adalah :
a) Uji Normalitas
Uji normalitas untuk mengetahui apakah variabel dependen, independen atau keduanya berdistribusi normal, mendekati normal atau tidak. Asumsi normalitas merupakan persyaratan yang sangat penting pada pengujian kebermaknaan (signifikansi) koefisien regresi. Model regresi yang baik hendaknya berdistribusi normal atau mendekati normal. Mendeteksi apakah data terdistribusi normal atau tidak dapat diketahui dengan menggambarkan penyebaran data melalui sebuah garfik. Jika data menyebar disekitar garis
(58)
53
diagonal dan mengikuti arah garis diagonalnya, model regresi memenuhi asumsi normalitas (Husein Umar, 2011:118).
Dasar pengambilan keputusan bisa dilakukan berdasarkan probabilitas (Asymtotic Significance), yaitu :
a. Jika probabilitas > 0,05 maka distribusi dari populasi adalah normal. b. Jika probabilitas < 0,05 maka populasi tidak berdistribusi secara normal. b) Uji Multikolinearitas
Menurut Imam Ghozali (2006:95) bahwa uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Pada model regresi yang baik seharusnya antar variabel independen tidak terjadi kolerasi. Untuk mendeteksi ada tidaknya multikoliniearitas dalam model regresi dapat dilihat dari tolerance value atau variance inflation factor (VIF).
Sebagai dasar acuannya dapat disimpulkan:
a. Jika nilai tolerance > 10 persen dan nilai VIF < 10, maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikolinearitas antar variabel independen dalam model regresi.
b. Jika nilai tolerance < 10 persen dan nilai VIF > 10, maka dapat disimpulkan bahwa ada multikolinearitas antar variabel independen dalam model regresi.
c) Uji Heteroskedastisitas
Menurut Gujarati (2005:406), situasi heteroskedastisitas akan menyebabkan penaksiran koefisien regresi menjadi tidak efisien dan hasil taksiran
(59)
54
dapat menjadi kurang atau melebihi dari yang semestinya. Dengan demikian, agar koefisien-koefisien regresi tidak menyesatkan, maka situasi heteroskedastisitas tersebut harus dihilangkan dari model regresi. Untuk menguji ada tidaknya heteroskedastisitas digunakan uji Rank Spearman yaitu dengan mengkorelasikan masing-masing variabel bebas terhadap nilai absolut dari residual. Jika nilai koefisien korelasi dari masing-masing variabel bebas terhadap nilai absolut dari residual (error) ada yang signifikan, maka kesimpulannya terdapat heteroskedastisitas (varian dari residual tidak homogen).
d) Uji Autokorelasi
Autokorelasi didefinisikan sebagai korelasi antar observasi yang diukur berdasarkan deret waktu dalam model regresi atau dengan kata lain error dariobservasi yang satu dipengaruhi oleh error dari observasi yang sebelumnya. Akibat dari adanya autokorelasi dalam model regresi, koefisien regresi yang diperoleh menjadi tidak efisien, artinya tingkat kesalahannya menjadi sangat besar dan koefisien regresi menjadi tidak stabil. Untuk menguji ada tidaknya autokorelasi, dari data residual terlebih dahulu dihitung nilai statistik Durbin-Watson (D-W). Kriteria uji: bandingkan nilai D-W dengan nilai d dari tabel Durbin-Watson:
a. Jika D-W < dL atau D-W > 4 – dL, kesimpulannya pada data terdapat autokorelasi.
b. Jika dU < D-W < 4 – dU, kesimpulannya pada data tidak terdapat autokorelasi.
(60)
55
Apabila hasil uji Durbin-Watson tidak dapat disimpulkan apakah terdapat autokorelasi atau tidak maka dilanjutkan dengan runs test. Pengambilan keputusan ada tidaknya korelasi, dijabarkan sebagai berikut :
Tabel 3.3 Uji Autokorelasi
Hipotesis Nol Keputusan Jika
Tidak ada autokorelasi positif Tolak 0<d<dl
Tidak ada autokorelasi positif No decision dl<d<du
Tidak ada autokorelasi negatif Tolak 4-dl<d<4
Tidak ada autokorelasi negatif No decision 4-du<d<4-dl
Tidak ada autokorelasi positif atau negatif Tidak ditolak du<d<4-du
Sumber: Imam Gozali (2006:96)
3. Koefisien Korelasi
Analisis koefisien korelasi digunakan untuk mengukur ada atau tidaknya hubungan antara variabel bebas (X1) terhadap variabel terikat (Y) dan varibel
bebas (X2) terhadap variabel terikat (Y) serta mempunyai tujuan untuk
meyakinkan bahwa pada kenyataannya terdapat pengaruh faktor fundamental dan aliran kas bebas terhadap harga saham, berikut signifikansinya.
Koefisien korelasi dinyatakan dengan “r” dari korelasi pearson product moment dapat dicari antara variabel X1 dan Y, variabel X2 dan Y dengan
� = � ∑ � � − ∑ � ∑
(61)
56
Keterangan :
Rxy = Koefisien Korelasi
N = Jumlah pengamatan
∑ � = Variabel Bebas (independent)
∑ � = Variabel Terikat (dependent)
Koefisien korelasi mempunyai nilai -1 < r < +1, dimana:
a. Apabila r = +1 atau mendekati +1, maka terdapat hubungan antara Rasio Pembayaran (X1) dan Tingkat Suku Bunga (X2) terhadap Harga Saham (Y) pada Perusahaan Property dan realestate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia kuat dan positif.
b. Apabila r = 0 atau mendekati 0, maka terdapat hubungan antara Rasio Pembayaran (X1) dan Tingkat Suku Bunga (X2) terhadap Harga Saham
(Y).
c. Apabila r = -1 atau mendekati -1, maka terdapat hubungan yang berlawanan antara Rasio Pembayaran (DPR) (X1) dan Tingkat Suku
Bunga (X2) terhadap Harga Saham (Y).
(62)
57
Tabel 3.4
Pedoman untuk memberikan Interpretasi Terhadap koefisien Korelasi Interval
Koefisien
Tingkat Hubungan
0,00-0,199 Sangat Rendah 0,20-0,399 Rendah
0,40-0,599 Sedang 0,60-0,799 Kuat 0,80-1,000 Sangat kuat
Sumber: Sugiyono (2012:184)
4. Koefisien Determinasi
Analisis Koefisiensi Determinasi (KD) digunakan untuk melihat seberapa besar variabel independen (X) berpengaruh terhadap variabel dependen (Y) yang dinyatakan dalam persentase.
Besarnya koefisien determinasi dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
Umi Narimawati (2007:89) Keterangan :
KD = Koefisien Determinasi
r2 = Koefisien Korelasi
(63)
58
3.2.6 Pengujian Hipotesis
Dalam penelitian ini yang akan diuji adalah korelasi dari ketiga variabel yang akan diteliti antara Rasio Pembayaran dan Tingkat Suku Bunga terhadap Harga saham.
Langkah- langkah dalam analisi sebagai berikut : 1) Pengujian Secara Parsial
Melakukan Uji-T, untuk menguji pengaruh masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat hipotesis sebagai berikut :
a. Penetapan Hipotesis
1) Hipotesis secara parsial (Uji-t)
Untuk menguji apakah ada pengaruh signifikan dari variable- variable bebas (X) terhadap variable terikat (Y), selanjutnya pengujian dilakukan dengan menggunakan uji statistik t dengan langkah- langkah sebagai berikut :
a. Menentukan hipotesis parsial antara variable bebas Rasio Pembayaran (DPR) terhadap variable terikat Harga Saham. Hipotesis statistik dari penelitian ini adalah :
Ho: �1<0 Rasio Pembayaran (DPR) berpengaruh tidak signifikan terhadap
Harga Saham.
Ha: �1≥0 Rasio Pembayaran (DPR) berpengaruh signifikan terhadap
(64)
59
b. Menentukan hipotesis parsial antara variable bebas Tingkat Suku Bunga terhadap variable terikat Harga Saham.Hipotesis dari penelitian ini adalah : Ho: �2<0 Tingkat Suku Bunga berpengaruh tidak signifikan terhadap
Harga Saham.
Ha: �2 ≥0 Tingkat Suku Bunga berpengaruh signifikan terhadap Harga
Saham.
Untuk menguji signifikansi suatu koefisien korelasi, maka dapat menggunakan statistic uji t student dengan rumus sebagai berikut :
Sumber: Andi Supangat (2008:342)
Keterangan :
t = nilai uji t
r : koefisien korelasi
n : jumlah sampel
2) Hipotesis secara simultan (Uji-F)
Untuk menguji adanya hubungan antar variabel bebas (X) secara simultan terhadap variabel terikat (Y) maka pengujian dilakukan dengan menggunakan uji statistic F dengan langkah- langkah sebagai berikut :
thitung = r �−
(65)
60
a. Menentukan hipotesis secara keseluruhan antara variabel bebas Rasio Pembayaran (DPR) dan Tingkat Suku Bunga terhadap variabel terikat Harga Saham.
Ho �1 �2<0, Rasio Pembayaran (DPR), dan Tingkat Suku Bunga
berpengaruh tidak signifikan terhadap Harga Saham.
Ha �1 �2≥ 0, Rasio Pembayaran (DPR), dan Tingkat Suku Bunga
berpengaruh signifikan terhadap Harga Saham.
b. Menentukan nilai signifikan ɑyaitu 5% atau 0,05 dan derajat bebas (db= n-k-l), untuk mengetahui daerah F tabelsebagai batas daerah penerimaan dan penolakkan.
Selanjutnya menghitung nilai F hitung sebagai berikut :
F= −� / �−�−� /�
Hasil F hitung dibandingkan dengan F tabel dengan krteria :
1. Tolak H0 jika Fhitung >Ftabel pada alpha 5% untuk koefisien positif. 2. Tolak H0 jika Fhitung<Ftabel pada alpha 5% untuk koefisien negatif. 3. Tolak H0 jika nilai F-sign <ɑ ),05
(66)
61
3. Menggambar Daerah Penerimaan dan Penolakan
Gambar 3.2
Daerah Penerimaan dan penolakan hipotesis
Sumber: Sugiyono (2009:185)
d. Penarikan Kesimpulan
Daerah yang diarsir merupakan daerah penolakan, dan berlaku sebaliknya. Jika thitung jatuh di daerah penolakan (penerimaan), maka Ho ditolak (diterima) dan H1 diterima (ditolak). Artinya koefisian regresi signifikan (tidak signifikan).
Kesimpulannya, Rasio Pembayaran (DPR),dan Tingkat Suku Bunga berpengaruh (tidak berpengaruh) terhadap Harga Saham. Daerah yang diarsir merupakan daerah penolakan, dan berlaku sebaliknya. Jika thitung jatuh di daerah penolakan (penerimaan), maka H0 ditolak (diterima) dan Ha diterima (ditolak). Artinya koefisian regresi signifikan (tidak signifikan). Kesimpulannya, Rasio Pembayaran (DPR) dan Tingkat Suku Bunga berpengaruh (tidak berpengaruh) terhadap Harga Saham.
(1)
Keterangan :
Rxy = Koefisien Korelasi
N = Jumlah pengamatan
∑ � = Variabel Bebas (independent)
∑ � = Variabel Terikat (dependent)
Koefisien korelasi mempunyai nilai -1 < r < +1, dimana:
a. Apabila r = +1 atau mendekati +1, maka terdapat hubungan antara Rasio Pembayaran (X1) dan Tingkat Suku Bunga (X2) terhadap Harga Saham (Y) pada Perusahaan Property dan realestate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia kuat dan positif.
b. Apabila r = 0 atau mendekati 0, maka terdapat hubungan antara Rasio Pembayaran (X1) dan Tingkat Suku Bunga (X2) terhadap Harga Saham
(Y).
c. Apabila r = -1 atau mendekati -1, maka terdapat hubungan yang berlawanan antara Rasio Pembayaran (DPR) (X1) dan Tingkat Suku
Bunga (X2) terhadap Harga Saham (Y).
(2)
Tabel 3.4
Pedoman untuk memberikan Interpretasi Terhadap koefisien Korelasi Interval
Koefisien
Tingkat Hubungan
0,00-0,199 Sangat Rendah 0,20-0,399 Rendah
0,40-0,599 Sedang
0,60-0,799 Kuat 0,80-1,000 Sangat kuat
Sumber: Sugiyono (2012:184)
4. Koefisien Determinasi
Analisis Koefisiensi Determinasi (KD) digunakan untuk melihat seberapa besar variabel independen (X) berpengaruh terhadap variabel dependen (Y) yang dinyatakan dalam persentase.
Besarnya koefisien determinasi dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
Umi Narimawati (2007:89) Keterangan :
KD = Koefisien Determinasi r2 = Koefisien Korelasi
(3)
3.2.6 Pengujian Hipotesis
Dalam penelitian ini yang akan diuji adalah korelasi dari ketiga variabel yang akan diteliti antara Rasio Pembayaran dan Tingkat Suku Bunga terhadap Harga saham.
Langkah- langkah dalam analisi sebagai berikut : 1) Pengujian Secara Parsial
Melakukan Uji-T, untuk menguji pengaruh masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat hipotesis sebagai berikut :
a. Penetapan Hipotesis
1) Hipotesis secara parsial (Uji-t)
Untuk menguji apakah ada pengaruh signifikan dari variable- variable bebas (X) terhadap variable terikat (Y), selanjutnya pengujian dilakukan dengan menggunakan uji statistik t dengan langkah- langkah sebagai berikut :
a. Menentukan hipotesis parsial antara variable bebas Rasio Pembayaran (DPR) terhadap variable terikat Harga Saham. Hipotesis statistik dari penelitian ini adalah :
Ho: �1<0 Rasio Pembayaran (DPR) berpengaruh tidak signifikan terhadap
Harga Saham.
Ha: �1≥0 Rasio Pembayaran (DPR) berpengaruh signifikan terhadap
(4)
b. Menentukan hipotesis parsial antara variable bebas Tingkat Suku Bunga terhadap variable terikat Harga Saham.Hipotesis dari penelitian ini adalah : Ho: �2<0 Tingkat Suku Bunga berpengaruh tidak signifikan terhadap
Harga Saham.
Ha: �2 ≥0 Tingkat Suku Bunga berpengaruh signifikan terhadap Harga
Saham.
Untuk menguji signifikansi suatu koefisien korelasi, maka dapat menggunakan statistic uji t student dengan rumus sebagai berikut :
Sumber: Andi Supangat (2008:342)
Keterangan :
t = nilai uji t
r : koefisien korelasi
n : jumlah sampel
2) Hipotesis secara simultan (Uji-F)
Untuk menguji adanya hubungan antar variabel bebas (X) secara simultan terhadap variabel terikat (Y) maka pengujian dilakukan dengan menggunakan uji statistic F dengan langkah- langkah sebagai berikut :
thitung = r �− −�2
(5)
a. Menentukan hipotesis secara keseluruhan antara variabel bebas Rasio Pembayaran (DPR) dan Tingkat Suku Bunga terhadap variabel terikat Harga Saham.
Ho �1 �2<0, Rasio Pembayaran (DPR), dan Tingkat Suku Bunga
berpengaruh tidak signifikan terhadap Harga Saham.
Ha �1 �2≥ 0, Rasio Pembayaran (DPR), dan Tingkat Suku Bunga
berpengaruh signifikan terhadap Harga Saham.
b. Menentukan nilai signifikan ɑyaitu 5% atau 0,05 dan derajat bebas (db= n-k-l), untuk mengetahui daerah F tabelsebagai batas daerah penerimaan dan penolakkan.
Selanjutnya menghitung nilai F hitung sebagai berikut : F= −� / �−�−� /�
Hasil F hitung dibandingkan dengan F tabel dengan krteria :
1. Tolak H0 jika Fhitung >Ftabel pada alpha 5% untuk koefisien positif. 2. Tolak H0 jika Fhitung<Ftabel pada alpha 5% untuk koefisien negatif. 3. Tolak H0 jika nilai F-sign <ɑ ),05
(6)
3. Menggambar Daerah Penerimaan dan Penolakan
Gambar 3.2
Daerah Penerimaan dan penolakan hipotesis
Sumber: Sugiyono (2009:185)
d. Penarikan Kesimpulan
Daerah yang diarsir merupakan daerah penolakan, dan berlaku sebaliknya. Jika thitung jatuh di daerah penolakan (penerimaan), maka Ho ditolak (diterima) dan H1 diterima (ditolak). Artinya koefisian regresi signifikan (tidak signifikan).
Kesimpulannya, Rasio Pembayaran (DPR),dan Tingkat Suku Bunga berpengaruh (tidak berpengaruh) terhadap Harga Saham. Daerah yang diarsir merupakan daerah penolakan, dan berlaku sebaliknya. Jika thitung jatuh di daerah penolakan (penerimaan), maka H0 ditolak (diterima) dan Ha diterima (ditolak). Artinya koefisian regresi signifikan (tidak signifikan). Kesimpulannya, Rasio Pembayaran (DPR) dan Tingkat Suku Bunga berpengaruh (tidak berpengaruh) terhadap Harga Saham.