Analisis Pengaruh Faktor-Faktor Fundamental Terhadap Harga Saham Perusahaan Real Estate Dan Property Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

(1)

ANALISIS PENGARUH FAKTOR-FAKTOR FUNDAMENTAL

TERHADAP HARGA SAHAM PERUSAHAAN REAL ESTATE

DAN PROPERTY YANG TERDAFTAR

DI BURSA EFEK INDONESIA

T E S I S

Oleh

KORPRI SITOMPUL

087017105/Akt

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2011

S

EK

O L

A H

P A

S C

A S A R JA

N


(2)

ANALISIS PENGARUH FAKTOR-FAKTOR FUNDAMENTAL

TERHADAP HARGA SAHAM PERUSAHAAN REAL ESTATE

DAN PROPERTY YANG TERDAFTAR

DI BURSA EFEK INDONESIA

T E S I S

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Sains dalam Program Studi Akuntansi pada Sekolah Pascasarjana

Universitas Sumatera Utara

Oleh

KORPRI SITOMPUL

087017105/Akt

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2011


(3)

Judul Tesis : ANALISIS PENGARUH FAKTOR-FAKTOR

FUNDAMENTAL TERHADAP HARGA SAHAM

PERUSAHAAN REAL ESTATE DAN PROPERTY YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA Nama Mahasiswa : Korpri Sitompul

Nomor Pokok : 087017105

Program Studi : Akuntansi

Menyetujui Komisi Pembimbing,

(Prof. Dr. Ade Fatma Lubis, MAFIS, MBA, CPA) (Drs. Syarief Fauzie, MAK, Ak)

Ketua Anggota

Ketua Program Studi,

(Prof. Dr. Ade Fatma Lubis, MAFIS, MBA, CPA)

Direktur,


(4)

Telah diuji pada

Tanggal: 24 Januari 2011

PANITIA PENGUJI TESIS

Ketua : Prof. Dr. Ade Fatma Lubis, MAFIS, MBA, CPA Anggota : 1. Drs. Syarief Fauzie, MAK, Ak

2. Drs. Iskandar Muda, M.Si. Ak 3. Drs. Firman Syarif, M.Si. Ak


(5)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis yang berjudul Analisis Pengaruh Faktor-faktor Fundamental terhadap Harga Saham Perusahaan Real Estate dan Property yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”.

Adalah benar hasil karya saya sendiri dan belum dipublikasikan oleh siapapun sebelumnya. Sumber-sumber data dan informasi yang digunakan telah dinyatakan secara benar dan jelas.

Medan, Januari 2011 Yang membuat pernyataan,


(6)

ANALISIS PENGARUH FAKTOR-FAKTOR FUNDAMENTAL TERHADAP HARGA SAHAM PERUSAHAAN REAL ESTATE DAN PROPERTY

YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

Korpri Sitompul, Prof. Dr. Ade Fatma Lubis, MAFIS, MBA, CPA dan Drs. Syarief Fauzie, MAK, Ak

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh faktor-faktor fundamental yang terdiri dari Earning Per Share (EPS), Book Value Per Share (BVS), Price

Earning Ratio (PER), Debt to Equity Ratio (DER), Return On Asset (ROA) dan Return on Equity (ROE) terhadap harga saham perusahaan Real Estate dan Property

yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia, baik secara parsial maupun secara simultan. Analisis data dalam penelitian ini dilakukan secara statistik deskriptif dan secara statistik inferensial. Analisis statistik inferensial yang dilakukan meliputi analisis regresi linier bergada yang ditransformasikan kedalam bentuk Loglinier (Ln), uji asumsi klasik, uji F, Uji t dan Analisis Koefisien Determinan.

Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan, disimpulkan bahwa secara simultan faktor-faktor fundamental yang terdiri dari Earning Per Share (EPS), Book

Value Per Share (BVS), Price Earning Ratio (PER), Debt to Equity Ratio (DER), Return On Asset (ROA) dan Return on Equity (ROE) berpengaruh terhadap harga

saham. Secara parsial hanya Earning Per Share (EPS), Book Value Per Share (BVS) dan Price Earning Ratio (PER) yang berpengaruh signifikan terhadap harga Saham perusahaan Real Estate dan Property yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia, sedangkan Debt to Equity Ratio (DER), Return On Asset (ROA) dan Return on

Equity (ROE) tidak berpengaruh signifikan terhadap Harga Saham perusahaan Real

Estate dan Property yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Kata Kunci: Earning Per Share (EPS), Book Value Per Share (BVS), Price Earning

Ratio (PER), Debt to Equity Ratio (DER), Return On Asset (ROA), Return on Equity (ROE) dan Harga Saham.


(7)

THE ANALYSIS ON THE INFLUENCES OF FUNDAMENTAL FACTORS TOWARDS THE STOCK PRICE OF REAL ESTATE AND PROPERTY

COMPANIES ENLISTED IN THE INDONESIAN STOCK EXCHANGE

Korpri Sitompul, Prof. Dr. Ade Fatma Lubis, MAFIS, MBA, CPA and Drs. Syarief Fauzie, MAK, Ak

ABSTRACT

This research aimed to analysis the influence of factors - fundamentals, which consisted of Earning Per Share (EPS), Book Value Per Share (BVS), Price Earning Ratio (PER), Debt to Equity Ratio (DER), Return On Assets (ROA) and Return on Equity (ROE) of the company's stock price Real Estate and Property is Listed on Indonesia Stock Exchange, either partially or simultaneously.

The data analysis was done by descriptive statistics and inferential statistics. Inferential statistical analysis was conducted on the multiple linear regression analysis are transformed into the form Loglinier (Ln), the classic assumption test, F test, t test and analysis of determinant coefficients.

Based on the results of the analysis conducted, it was concluded that simultaneous factors - fundamentals, which consisted of Earning Per Share (EPS), Book Value Per Share (BVS), Price Earning Ratio (PER), Debt to Equity Ratio (DER), Return On Asset (ROA) and Return on Equity (ROE) effect on stock prices. Partially, only Earning Per Share (EPS), Book Value Per Share (BVS) and Price Earning Ratio (PER) that significantly influence stock prices Real Estate and Property company which listed in Indonesia Stock Exchange, while Debt to Equity Ratio (DER), Return On Assets (ROA) and Return on Equity (ROE), no significant effect on Stock Price Real Estate and Property company which listed in Indonesia Stock Exchange.

Keywords: Earning Per Share (EPS), Book Value Per Share (BVS), Price Earning Ratio (PER), Debt to Equity Ratio (DER), Return On Assets (ROA), Return on Equity (ROE) and Stock Price.


(8)

KATA PENGANTAR

Dengan segala kerendahan hati, tulus dan ikhlas, penulis menyampaikan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, oleh karena dorongan rahmat, karunia dan anugerahNya yang berkelimpahan, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan tesis ini.

Dalam menyelesaikan tesis ini tentu saja penulis banyak menemui kesulitan-kesulitan, kendala-kendala dan hambatan-hambatan, akan tetapi berkat bantuan, bimbingan, petunjuk dan masukan dari berbagai pihak lainnya penulis dapat menyelesaikannya. Untuk itu, dengan segala kerendahan hati, tulus dan ikhlas penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Prof. Dr. dr. Syahril Pasaribu, DTM&H, M.Sc, (CTM), Sp.A(K), selaku Rektor Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan kesempatan dan fasilitas untuk mengikuti dan menyelesaikan Sekolah Pascasarjana.

2. Bapak Prof. Dr. Ir. A. Rahim Matondang, MSIE, selaku Direktur Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara, yang senantiasa dengan sabar dan secara berkesinambungan meningkatkan layanan pendidikan di Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Prof. Dr. Ade Fatma Lubis, MAFIS, MBA, CPA selaku Ketua Program Studi Akuntansi Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara, sekaligus sebagai Ketua Komisi Pembimbing yang telah banyak memberikan saran dan kritik yang konstruktif dalam membimbing penulis sejak awal hingga selesainya tesis ini. 4. Bapak Drs. Syarief Fauzie, MAK, Ak, selaku Anggota Komisi Pembimbing yang

telah banyak memberikan saran dan kritik yang konstruktif dalam membimbing penulis sejak awal hingga selesainya tesis ini.


(9)

5. Bapak Drs. Iskandar Muda, M.Si. Ak, selaku Anggota Dosen Pembanding yang yang telah banyak memberikan saran dan kritik yang konstruktif dalam membimbing penulis sejak awal hingga selesainya tesis ini.

6. Bapak Drs. Firman Syarif, M.Si. Ak, selaku Anggota Dosen Pembanding yang telah banyak memberikan saran dan kritik yang konstruktif dalam membimbing penulis sejak awal hingga selesainya tesis ini.

7. Ibu Dra. Tapi Anda Sari Lubis, M.Si. Ak, selaku Anggota Dosen Pembanding yang yang telah banyak memberikan saran dan kritik yang konstruktif dalam membimbing penulis sejak awal hingga selesainya tesis ini.

8. Kedua orang tua tercinta Ayahanda Alm. Alfred Sitompul dan Ibunda Nurmilan br Sinaga, serta kedua mertua penulis Bapak A. Sipayung dan Ibu M. Br Sinaga yang telah memberikan dukungan, doa, dan kasih sayang kepada penulis dan keluarga.

9. Istri tercinta Meirina Dernawati Sipayung, SE dan anak-anak tersayang: Angel Theresa Sitompul dan Monang Jerikho Sitompul yang senantiasa memberikan motivasi dan semangat kepada penulis sejak memulai perkuliahan hingga penulisan tesis ini.

10.Rekan-rekan mahasiswa di Program Studi Akuntansi Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.

Penulis menyadari bahwa tesis ini masih jauh dari sempurna baik dari segi penyajian maupun dari segi penyusunannya. Untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari para pembaca guna penyempurnaan tesis ini pada masa yang akan datang.


(10)

Akhir kata penulis mengucapkan semoga tesis ini bermanfaat bagi para pembaca, khususnya bagi rekan mahasiswa/i.

Medan, Januari 2011 Penulis,

Korpri Sitompul 087017005/Akt


(11)

RIWAYAT HIDUP

Data Pribadi

Nama : Korpri Sitompul

Tempat/Tgl. Lahir : Onan Joro, 22 Nopember 1981 Jenis Kelamin : Laki-laki

Agama : Kristen

Alamat : Jl. Karya Kasih Komplek Prima Indah Blok A-3 Medan

Telepon : 08126580707

Orang Tua (Ayah) : Alm. Alfred Sitompul (Ibu) : Nurmilan br Sinaga Pendidikan

2008 - 2010 : S2 Akuntansi, Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara, Medan.

2000 - 2004 : S1 Pendidikan Akuntansi, Universitas Negeri Medan, Medan.

1999 - 2000 : AMIK D1 Medicom, Medan. 1996 - 1999 : SMA Negeri 14 Medan. 1993 - 1996 : SMP Negeri 1 Sarulla. 1987 - 1993 : SD Negeri Pangaloan.

Pekerjaan

2006 s.d Sekarang : Pimpinan SBEC Education Center Medan

2006 s.d. Sekarang : Staff Accounting Medan International School, Medan 2005 – 2007 : Dosen Akuntansi AMIK D-3 Medicom

2005 – 2006 : Staff Accounting PT. Asuransi Tri Pakarta, Medan 2004 – 2005 : Kabag Ekonomi/Akuntansi BT/BS Bima Medan 2000 – 2005 : Staff Pengajar Ekonomi/Akuntansi BT/BS Bima Medan


(12)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

RIWAYAT HIDUP ... v

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I : PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang Masalah ... 1

1.2. Perumusan Masalah ... 7

1.3. Tujuan Penelitian ... 7

1.4. Manfaat Penelitian ... 7

1.5. Originalitas Penelitian ... 8

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA ... 11

2.1. Landasan Teoritis ... 11

2.1.1. Pengertian Saham ... 11

2.1.2. Harga Saham ... 13

2.1.3. Analisis Saham ... 15

2.1.4. Faktor Fundamental ... 17

2.2. Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 31

BAB III : KERANGKA KONSEP DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS ... 37

3.1. Kerangka Konsep ... 37

3.2. Hipotesis ... 39

BAB IV : METODE PENELITIAN ... 40

4.1. Rancangan Penelitian ... 40

4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 41

4.3. Populasi dan Sampel Penelitian ... 41

4.3.1. Populasi Penelitian ... 41

4.3.2. Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel ... 42 4.4. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel


(13)

Penelitian ... 45

4.5. Metode Pengumpulan Data ... 48

4.6. Metode Analisis Data ... 49

4.6.1. Analisis Deskriptif ... 50

4.6.2. Uji Asumsi Klasik ... 50

4.6.3. Model Analisis ... 52

4.6.4. Pengujian Hipotesis ... 53

4.6.5. Analisis Koefisien Determinan ... 55

BAB V : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 56

5.1. Hasil Pengumpulan Data ... 56

5.2. Hasil Analisis Deskriptif ... 61

5.3. Analisis Statistik Inferensial ... 71

5.3.1. Uji Asumsi Klasik ... 73

5.3.2. Model Analisis Data ... 75

5.3.3. Pengujian Hipotesis ... 77

5.3.4. Analisis Koefisien Determinan ... 79

5.4. Pembahasan ... 80

BAB VI : KESIMPULAN DAN SARAN ... 85

6.1. Kesimpulan ... 85

6.2. Keterbatasan Penelitian ... 85

6.3. Saran ... 86


(14)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

2.1. Matriks Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 34

4.1. Populasi Penelitian ... 42

4.2. Studi Dokumentasi Kriteria Sampel... 43

4.3. Sampel Penelitian ... 45

4.4. Matriks Definisi Operasionalisasi dan Pengukuran Variabel Penelitian ... 48

5.1. Data Penelitian ... 57

5.2. Hasil Analisis Deskriptif ... 61

5.3. Hasil Analisis Deskriptif Variabel Earning per Share (EPS) Perusahaan Real Estate dan Property yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2005-2009 ... 62

5.4. Hasil Analisis Deskriptif Variabel Book Value per Share (BVS) Perusahaan Real Estate dan Property yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2005-2009 ... 64

5.5. Hasil Analisis Deskriptif Variabel Price Earning Ratio (PER) Perusahaan Real Estate dan Property yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2005-2009 ... 65

5.6. Hasil Analisis Deskriptif Variabel Debt to Equity Ratio (DER) Perusahaan Real Estate dan Property yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2005-2009 ... 66

5.7. Hasil Analisis Deskriptif Variabel Return on Assets (ROA) Perusahaan Real Estate dan Property yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2005-2009 ... 68


(15)

5.8. Hasil Analisis Deskriptif Variabel Return on Equity (ROE)

Perusahaan Real Estate dan Property yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2005-2009 ... 69 5.9. Hasil Analisis Deskriptif Variabel Harga Saham Perusahaan Real

Estate dan Property yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2005-2009 ... 70 5.10. Hasil Analisis Statistik Inferensial ... 71 5.11. Hasil Uji Simultan (Uji F) Pengaruh Faktor-faktor Fundamental

terhadap Harga Saham Perusahaan Real Estate dan Property yang

Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2005-2009 ... 77 5.12. Hasil Uji Parsial (Uji t) atas Pengaruh Faktor-faktor Fundamental

terhadap Harga Saham Perusahaan Real Estate dan Property yang

Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2005-2009 ... 78 5.13. Hasil Analisis Koefisien Determinan atas Pengaruh Faktor-faktor

Fundamental terhadap Harga Saham Perusahaan Real Estate dan


(16)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

3.1. Kerangka Konsep Hubungan Faktor-faktor Fundamental dengan

Harga Saham ... 37 4.1. Diagram Durbin – Watson ... 52 5.1. Hasil Uji Autokorelasi... 75


(17)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul Halaman

1. Tabulasi Data Variabel Penelitian ... 91 2. Transformasi Data ke Lognatural (Ln) ... 94 3. Output SPSS ... 97


(18)

ANALISIS PENGARUH FAKTOR-FAKTOR FUNDAMENTAL TERHADAP HARGA SAHAM PERUSAHAAN REAL ESTATE DAN PROPERTY

YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

Korpri Sitompul, Prof. Dr. Ade Fatma Lubis, MAFIS, MBA, CPA dan Drs. Syarief Fauzie, MAK, Ak

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh faktor-faktor fundamental yang terdiri dari Earning Per Share (EPS), Book Value Per Share (BVS), Price

Earning Ratio (PER), Debt to Equity Ratio (DER), Return On Asset (ROA) dan Return on Equity (ROE) terhadap harga saham perusahaan Real Estate dan Property

yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia, baik secara parsial maupun secara simultan. Analisis data dalam penelitian ini dilakukan secara statistik deskriptif dan secara statistik inferensial. Analisis statistik inferensial yang dilakukan meliputi analisis regresi linier bergada yang ditransformasikan kedalam bentuk Loglinier (Ln), uji asumsi klasik, uji F, Uji t dan Analisis Koefisien Determinan.

Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan, disimpulkan bahwa secara simultan faktor-faktor fundamental yang terdiri dari Earning Per Share (EPS), Book

Value Per Share (BVS), Price Earning Ratio (PER), Debt to Equity Ratio (DER), Return On Asset (ROA) dan Return on Equity (ROE) berpengaruh terhadap harga

saham. Secara parsial hanya Earning Per Share (EPS), Book Value Per Share (BVS) dan Price Earning Ratio (PER) yang berpengaruh signifikan terhadap harga Saham perusahaan Real Estate dan Property yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia, sedangkan Debt to Equity Ratio (DER), Return On Asset (ROA) dan Return on

Equity (ROE) tidak berpengaruh signifikan terhadap Harga Saham perusahaan Real

Estate dan Property yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Kata Kunci: Earning Per Share (EPS), Book Value Per Share (BVS), Price Earning

Ratio (PER), Debt to Equity Ratio (DER), Return On Asset (ROA), Return on Equity (ROE) dan Harga Saham.


(19)

THE ANALYSIS ON THE INFLUENCES OF FUNDAMENTAL FACTORS TOWARDS THE STOCK PRICE OF REAL ESTATE AND PROPERTY

COMPANIES ENLISTED IN THE INDONESIAN STOCK EXCHANGE

Korpri Sitompul, Prof. Dr. Ade Fatma Lubis, MAFIS, MBA, CPA and Drs. Syarief Fauzie, MAK, Ak

ABSTRACT

This research aimed to analysis the influence of factors - fundamentals, which consisted of Earning Per Share (EPS), Book Value Per Share (BVS), Price Earning Ratio (PER), Debt to Equity Ratio (DER), Return On Assets (ROA) and Return on Equity (ROE) of the company's stock price Real Estate and Property is Listed on Indonesia Stock Exchange, either partially or simultaneously.

The data analysis was done by descriptive statistics and inferential statistics. Inferential statistical analysis was conducted on the multiple linear regression analysis are transformed into the form Loglinier (Ln), the classic assumption test, F test, t test and analysis of determinant coefficients.

Based on the results of the analysis conducted, it was concluded that simultaneous factors - fundamentals, which consisted of Earning Per Share (EPS), Book Value Per Share (BVS), Price Earning Ratio (PER), Debt to Equity Ratio (DER), Return On Asset (ROA) and Return on Equity (ROE) effect on stock prices. Partially, only Earning Per Share (EPS), Book Value Per Share (BVS) and Price Earning Ratio (PER) that significantly influence stock prices Real Estate and Property company which listed in Indonesia Stock Exchange, while Debt to Equity Ratio (DER), Return On Assets (ROA) and Return on Equity (ROE), no significant effect on Stock Price Real Estate and Property company which listed in Indonesia Stock Exchange.

Keywords: Earning Per Share (EPS), Book Value Per Share (BVS), Price Earning Ratio (PER), Debt to Equity Ratio (DER), Return On Assets (ROA), Return on Equity (ROE) and Stock Price.


(20)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Setiap perusahaan yang menjalankan suatu usaha pasti membutuhkan dana. Pemenuhan dana suatu perusahaan dapat disediakan dari sumber intern maupun sumber ekstern. Dana dari sumber intern adalah dana atau modal yang dibentuk atau dihasilkan sendiri di dalam perusahaan. Sedangkan sumber ekstern dananya berasal dari luar perusahan, seperti dari kreditur, atau orang yang turut ambil bagian dalam perusahaan. Pada dasarnya yang menjadi sumber ekstern dana adalah pemasok, bank dan pasar modal. Pemasok memberikan modal kepada perusahaan dalam bentuk penjualan barang. Sedang bank adalah lembaga keuangan yang mempunyai tugas utama memberikan kredit di samping pemberian jasa-jasa lain di bidang keuangan. Sumber lainnya adalah pasar modal. Pasar modal merupakan suatu tempat yang mempertemukan investor (pemodal) dengan emiten. Yang dimaksud pemodal adalah perorangan atau lembaga yang menanamkan dananya dalam bentuk efek, sedangkan emiten adalah perusahaan yang menjual efek untuk ditawarkan kepada masyarakat. (Riyanto, 1999).

Pasar modal merupakan salah satu cara bagi para investor untuk dapat berinvestasi, dan juga bagi perusahaan untuk mendapatkan modal dari para investor. Banyak investor di pasar modal berlomba-lomba membeli dan bahkan memborong sejumlah saham dari suatu perusahaan. Karena dengan memiliki saham maka investor


(21)

tersebut memiliki hak dalam pengambilan keputusan perusahaan sebesar modal yang ditanamkan. Di samping merupakan investasi yang sangat menguntungkan, saham juga merupakan investasi yang berisiko tinggi karena sifatnya yang peka terhadap perubahan yang terjadi atas faktor-faktor yang mempengaruhinya baik dari dalam maupun dari luar perusahaan, oleh karena itu sebelum investor melakukan investasi ke sejumlah portofolio saham, investor tersebut harus memperhatikan bahwa investasi yang dilakukan adalah tepat. Artinya investor tersebut harus menilai dari berbagai alternatif yang akan mendatangkan pengembalian (return) positif di masa yang akan datang, baik pada deviden, yaitu pola investasi jangka panjang maupun penerimaan perubahan harga saham itu sendiri atau yang sering terjadi pada investasi jangka pendek.

Secara teoritis bahwa tingkat pengembalian investasi merupakan penghasilan yang diperoleh selama periode investasi per sejumlah dana yang diinvestasikan (Bodie, 1993). Secara praktis, tingkat pengembalian suatu investasi adalah persentase penghasilan total selama periode inventasi dibandingkan harga beli investasi tersebut. Apabila harga jual suatu sekuritas melebihi harga belinya maka terjadilah capital

gain. Demikian sebaliknya, apabila harga jual lebih kecil daripada harga beli maka

terjadilah capital loss. Dapat dikatakan bahwa pendapatan yang diperoleh investor dari saham merupakan pendapatan yang tidak tetap baik itu pendapatan yang berasal dari capital gain maupun dividen. Dikatakan tidak tetap karena jumlah capital gain yang diperoleh bergantung pada transaksi jual beli yang terjadi di pasar, sedangkan


(22)

Selanjutnya Bodie (1993) menguraikan bahwa selisih antara tingkat pengembalian yang diharapkan dengan tingkat bebas resiko (risk free rate) yang dikenal dengan risk premium dapat berubah-ubah karena pengaruh berbagai faktor yang mempengaruhi risk free rate. Apabila risk free rate berubah maka risk premium juga akan berubah. Variabel-variabel yang mempengaruhi risk premium inilah yang nantinya dikenal sebagai resiko investasi. Dengan kata lain dapat dikatakan bahwa Investasi saham sangat rentan terhadap situasi politik dan ekonomi. Bursa saham akan bereaksi negatif bila terjadi kemelut dalam negeri seperti kerusuhan dan seringnya aksi demonstrasi yang terjadi. Keadaan-keadaan seperti itu sering menyebabkan investor luar negeri dan bahkan dalam negeri kehilangan kepercayaan terhadap investasi, demikian juga halnya di Indonesia. Akhirnya dapat ditebak akibatnya adalah merosotnya nilai harga saham. Naik turunnya harga saham dapat juga tergantung dari kekuatan tarik menarik antara permintaan dan penawaran akan saham di pasar modal. Mengingat pentingnya informasi mengenai harga saham maka perlu diketahui faktor-faktor yang mempengaruhinya, salah satu diantaranya adalah kondisi fundamental emiten.

Kondisi fundamental emiten ditentukan oleh faktor-faktor fundamental yang dimiliki emiten tersebut. Faktor fundamental adalah faktor yang berhubungan dengan kondisi internal perusahaan yang dapat mempengaruhi suatu kondisi dalam perusahaan tersebut (Jogiyanto, 2000). Semakin baik kerja emiten maka semakin besar pengaruhnya terhadap kenaikan harga saham. Begitu juga sebaliknya, semakin menurunnya kinerja emiten maka semakin besar kemungkinan merosotnya harga


(23)

saham yang diterbitkan dan diperdagangkan. Selain itu keadaan emiten akan menjadi tolak ukur seberapa besar resiko yang bakal ditanggung oleh investor. Saham-saham yang bagus atau saham blue chip, tentu memiliki resiko yang lebih kecil jika dibandingkan dengan saham jenis yang lain. Karena faktor fundamental penerbitnya sangat bagus, baik strategi bisnisnya, kondisi keuangannya, produknya, manajemennya hingga keunggulan lainnya, sehingga menyebabkan kebanyakan investor tertarik berinvestasi. Banyaknya investor yang tertarik menyebabkan harga saham yang diperdagangkan akan mengalami kenaikan.

Analisis fundamental mencoba memperkirakan harga saham di masa yang akan datang dengan mengestimasi nilai-nilai faktor-faktor fundamental yang mempengaruhi di masa yang akan datang dan menerapkan hubungan-hubungan variabel-variabel tersebut terhadap harga saham. Arifin (2004) menyebutkan bahwa Faktor fundamental adalah faktor yang berkaitan langsung dengan kinerja emiten itu sendiri. Semakin baik kinerja emiten maka semakin besar pengaruhnya terhadap kenaikan harga saham, begitu pula sebaliknya. Untuk memastikan apakah kondisi emiten dalam posisi baik atau buruk didapat dilakukan dengan pendekatan analisis rasio keuangan. Faktor-faktor fundamental yang akan diteliti dalam penelitian ini terdiri dari: Earning Per Share (EPS), Book Value Per Share (BVS), Price Earning

Ratio (PER), Debt to Equity Ratio (DER), Return On Asset (ROA) dan Return on Equity (ROE). Di samping secara teoritis keenam variabel di atas berhubungan


(24)

Subiyantoro dan Andreani (2003) dalam jurnalnya menemukan bahwa harga saham dipengaruhi oleh book value equity per share dan return on equity. Faktor-faktor lain seperti return on asset (ROA), debt to equity ratio, stock return, market

risk dan return on the market index ternyata tidak berpengaruh terhadap harga saham.

Aziz (2005) menemukan bahwa secara simultan EPS dan pertumbuhan penjualan berpengaruh terhadap harga saham, sedangkan secara parsial hanya EPS berpengaruh secara signifikan terhadap perubahan harga saham, pertumbuhan penjualan tidak berpengaruh terhadap harga saham perusahaan makanan dan minuman.

Hasil penelitian Setyawan (2006) bertolak belakang dengan temuan Subiyantoro dan Andreani (2003) tentang keberadaan DER dan ROE di dalam mengkonfirmasi harga saham, di mana Setiyawan (2006) menemukan bahwa hanya tiga variabel bebas yang terdiri dari DER, ROI, dan EPS yang mempengaruhi harga saham, sedangkan variabel lainnya ROE dan NPM tidak berpengaruh terhadap harga

saham perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEJ. Untuk keberadaan EPS di dalam mengkonfirmasi harga saham, Hasil penelitian Setiyawan (2006) sejalan

dengan hasil penelitian Azis (2005).

Temuan tidak adanya pengaruh ROE terhadap harga saham didukung oleh Nainggolan (2008), namun untuk hubungan DER dengan Harga saham, Nainggolan (2008) tidak sejalan dengan temuan Setiyawan (2006), di mana Nainggolan (2008) menemukan bahwa DER berpengaruh terhadap harga saham. Temuan ini sejalan dengan temuan Subiyantoro dan Andreani (2003). Untuk hubungan ROA dengan harga saham, Nainggolan (2008) tidak sejalan dengan Subiyantoro dan Andreani


(25)

(2003), di mana Nainggolan (2008) tidak menemukan adanya pengaruh ROA terhadap harga saham.

Temuan penelitian keempat peneliti di atas ternyata belum dapat mengeneralisasi teori hubungan faktor fundamental dengan harga saham sebagaimana dikemukakan Arifin (2004) bahwa Faktor fundamental adalah faktor yang berkaitan langsung dengan kinerja emiten itu sendiri. Semakin baik kinerja emiten maka semakin besar pengaruhnya terhadap kenaikan harga saham, begitu pula sebaliknya. Bahkan keempat peneliti di atas memberikan temuan yang tidak seragam. Fenomena teoritis dan hasil penelitian di atas, merupakan ide yang mendasari dilakukannya penelitian kembali tentang hubungan faktor fundamental dengan harga saham dalam penelitian ini.

Penelitian ini akan mencoba mengkonfirmasi hubungan faktor fundamental yang terdiri dari Earning Per Share (EPS), Book Value Per Share (BVS), Price

Earning Ratio (PER), Debt to Equity Ratio (DER), Return On Asset (ROA) dan Return on Equity (ROE). Diambilnya keenam rasio ini sebagai variabel penelitian

untuk mengkonformasi hubungan faktor fundamental terhadap harga saham, di samping secara teoritis keenam rasio ini merupakan unsur-unsur fundamental, juga

didasarkan oleh hasil penelitian terdahulu (Subiyantoro dan Andreani, 2003; Aziz, 2005; Setiyawan, 2006; dan Nainggolan, 2008) yang masih dalam perdebatan.

Fenomena inkonsistensi di atas merupakan ide yang mendasari dilakukannya replikasi dalam penelitian ini.


(26)

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dirumuskan permasalahan sebagai berikut: Apakah faktor-faktor fundamental yang terdiri dari Earning Per Share (EPS),

Book Value Per Share (BVS), Price Earning Ratio (PER), Debt to Equity Ratio

(DER), Return On Asset (ROA) dan Return on Equity (ROE) berpengaruh secara parsial maupun simultan terhadap harga saham perusahaan Real Estate dan Property yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia?

1.3. Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh faktor-faktor fundamental yang terdiri dari Earning Per Share (EPS), Book Value Per Share (BVS), Price Earning Ratio (PER), Debt to Equity

Ratio (DER), Return On Asset (ROA) dan Return on Equity (ROE) terhadap harga

saham perusahaan Real Estate dan Property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, baik secara parsial maupun secara simultan.

1.4. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi berbagai pihak, khususnya:

1. Peneliti

Sebagai bahan masukan bagi penulis di dalam menambah khasanah ilmu pengetahuan dan mengembangkan wawasan dalam bidang manajemen


(27)

keuangan dan pasar modal, khususnya tentang pengaruh faktor-faktor fundamental yang terdiri dari Earning Per Share (EPS), Book Value Per

Share (BVS), Price Earning Ratio (PER), Debt to Equity Ratio (DER), Return On Asset (ROA) dan Return on Equity (ROE) terhadap harga saham.

2. Perusahaan/Manajer Investasi

Sebagai bahan masukan bagi perusahaan/manajer investasi di dalam menyikapi fenomena yang berkembang sehubungan dengan pengambilan keputusan investasi yang didasarkan atas faktor-faktor fundamental.

3. Referensi

Sebagai bahan referensi bagi peneliti-peneliti lainnya di dalam mengembangkan dan memperluas penelitian.

1.5. Originalitas Penelitian

Hubungan faktor fundamental terhadap harga saham sudah banyak diteliti oleh peneliti terdahulu, namun hasil penelitian yang dilakukan masih belum mampu mengeneralisasi teori yang ada, bahkan hasil penelitian cenderung berkontradiksi antara satu peneliti dengan peneliti lainnya. Oleh karena itu, sangat diperlukan penelitian dalam bentuk replikasi tentang hubungan faktor fundamental terhadap harga saham, sehingga apa yang telah digariskan secara teori dapat dibuktikan kebenarannya.


(28)

Replikasi dilakukan terhadap penelitian Nainggolan (2008). Perbedaan penelitian Nainggolan (2008) dengan replikasi penelitian ini diuraikan sebagai berikut:

1. Objek Penelitian

Nainggolan (2008) meneliti perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, sedangkan replikasi ini meneliti perusahaan Real Estate dan Property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Perbedaan cukup mendasar, di mana kedua perusahaan ini ini memiliki perbedaan karakteristik saham yang diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia.

2. Variabel Penelitian

Nainggolan (2008) menggunakan 4 (tiga) variabel independen (Return on

Asset, Debt to Equity Ratio, Return on Equity dan Book Value per Share)

di dalam mengkonfirmasi harga saham, sedangkan replikasi penelitian ini menggunakan 6 (enam) variabel bebas (Earning Per Share, Book Value Per

Share, Price Earning Ratio, Debt to Equity Ratio, Return On Asset dan Return on Equity) di dalam mengkonfirmasi harga saham. Sekalipun ada kesamaan

variabel dari keenam variabel yang diteliti dalam replikasi penelitian ini dengan Nainggolan (2008), namun keberadaan variabel tersebut masih dalam perdebatan.

3. Tahun Penelitian

Nainggolan meneliti pada tahun 2008 dengan dasar data amatan tahun 2004 - 2006, sedangkan replikasi penelitian ini dilakukan pada tahun 2010 dengan


(29)

data amatan tahun 2005 - 2009. Perbedaan tahun amatan membedakan situasi dan kondisi perekonomian yang mempengaruhi keberadaan variabel yang diteliti, sedangkan perbedaan jumlah tahun amatan membedakan kemampuan mengakomodir berbagai perubahan-perubahan situasi dan kondisi perekonomian.


(30)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Landasan Teoritis 2.1.1. Pengertian Saham

Saham merupakan tanda penyertaan modal pada suatu perseroan terbatas (Anoraga, 2003). Saham adalah tanda pernyataan atau pemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas (Darmadji, 2001). Saham merupakan bukti tanda kepemilikan atas suatu perusahaan (Husnan, 2001). Berdasarkan pengertian-pengertian tersebut, dapat ditarik kesimpulan saham adalah tanda penyertaan modal atau tanda bukti pengambilan bagian atau peserta dalam suatu perseroan terbatas.

Secara garis besar, saham suatu perusahaan dapat dibedakan berdasarkan hak tagih atau klaim, berdasarkan peralihan hak, dan berdasarkan kinerja saham itu sendiri. Berdasarkan hak tagih atau klaim dibagi menjadi:

1. Saham Biasa

Saham biasa adalah saham yang tidak memperoleh hak istimewa. Pemegang saham biasa mempunyai hak untuk memperoleh deviden sepanjang perseroan memperoleh keuntungan. Pemilik saham mempunyai hak suara pada RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham), sesuai dengan jumlah lembar saham yang dimilikinya (one man one vote). Pada likuidasi persero, pemilik perusahaan memiliki hak memperoleh sebagian dari kekayaan setelah semua dilunasi.


(31)

2. Saham Preferen

Saham Preferen merupakan saham yang diberikan atas hak untuk mendapatkan deviden dan atau bagian kekayaan lebih dahulu pada saat perusahan dilikuidasi daripada saham biasa. Di samping itu saham preferen mempunyai preferensi untuk mengajukan usul pencalonan direksi/komisaris. Sedangkan berdasarkan peralihan hak dibagi menjadi:

1. Saham Atas Tunjuk (Bearer Stock)

Saham jenis ini tidak menyertakan nama pemilik dengan tujuan agar saham tersebut dapat dengan mudah dipindah tangankan atau mudah berganti pemilik dan siapapun yang memegang saham tersebut secara sah menjadi pemilik saham tersebut dan berhak ikut dalam RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham).

2. Saham Atas Nama (Registered Stock)

Saham ini mencantumkan nama dari pemilik saham pada lembar sahamnya. Saham ini dapat dipindah tangankan tetapi harus melalui prosedur tertentu. Berdasarkan kinerja saham, jenis saham dibagi menjadi:

1. Blue Chip Stock

Merupakan saham unggulan karena diterbitkan oleh perusahaan yang memiliki kinerja baik, dapat membagikan deviden secara stabil dan konsisten. Perusahaan yang menerbitkan saham ini biasanya perusahaan besar yang telah memiliki pangsa pasar tetap.


(32)

2. Growth Stock

Jenis saham yang telah diterbitkan perusahaan yang memiliki pertumbuhan pendapatan tertinggi.

3. Income Stock

Saham yang memiliki deviden progresif atau besarnya deviden yang dibagikan lebih tinggi dari rata-rata deviden tahun sebelumnya.

4. Speculative Stock

Saham ini menghasilkan deviden yang tidak tetap karena perusahaan yang menerbitkan memiliki pendapatan yang berubah-ubah dan memungkinkan memiliki prospek yang bagus di masa yang akan datang.

5. Counter Cyclical Stock

Perusahaan yang menerbitkan saham ini operasionalnya tidak banyak dipengaruhi oleh kondisi ekonomi makro. Perusahaan ini biasanya bergerak di bidang produksi atau layanan jasa vital.

2.1.2. Harga Saham

Harga saham adalah harga pasar, yaitu harga yang terbentuk di pasar jual beli saham, baik sebelum maupun sesudah tanggal neraca. Harga saham dimaksud dalam penelitian ini adalah harga yang terbentuk di pasar jual beli saham sesudah tanggal Neraca. Menurut standar akuntansi, untuk saham yang tidak ada nilai pasarnya, maka harga saham pada tanggal transaksi perseroan terbatas disepakati oleh RUPS. Menurut Anoraga (2003), berdasarkan fungsinya nilai suatu saham dibagi atas tiga jenis, yaitu:


(33)

1. Par Value (Nilai Nominal)/Stated Value/Vase Value

Adalah nilai yang tercantum pada saham untuk tujuan akuntansi (Ketentuan UU PT No. 1/1995).

a. Nilai nominal dicantumkan dalam mata uang RI. b. Saham tanpa nilai nominal tidak dapat dikeluarkan. 2. Base Price (Harga Dasar)

Harga perdana (untuk menentukan nilai dasar), dipergunakan dalam perhitungan indeks harga saham. Harga dasar akan berubah sesuai dengan aksi emiten. Untuk saham baru, harga dasar merupakan harga perdananya. 3. Market Price (Harga Pasar)

Market Price merupakan harga pada pasar riil, dan merupakan harga yang

paling mudah ditentukan karena merupakan harga dari suatu saham pada saat pasar sedang berlangsung atau jika pasar sudah tutup.

Nilai buku saham sangat menentukan harga pasar saham yang bersangkutan. Oleh karena itu, sebelum investor memutuskan untuk membeli atau menjual saham, mereka harus memperhatikan nilai buku saham yang bersangkutan dan membandingkan dengan harga yang ditawarkan. Nilai buku saham mencerminkan nilai perusahaan, dan nilai perusahaan tercermin dalam nilai kekayaan bersih ekonomis yang dimilikinya. Nilai buku saham bersifat dinamis tergantung pada nilai kekayaan bersih ekonomis perusahaan pada suatu saat.


(34)

adalah selisih total aktiva dengan total kewajiban. Sedangkan harga pasar adalah harga yang terbentuk di pasar jual beli saham. Sementara itu nilai intrinsik adalah nilai saham yang seharusnya terjadi (Halim, 2005).

Terlalu sedikitnya informasi yang mengalir ke bursa saham cenderung mengakibatkan harga saham ditentukan dari tekanan psikologis penjual atau pembeli (tindakan irasional). Tindakan irasional ini mengakibatkan salah satu pihak untung besar sedangkan pihak lain rugi besar. Hal tersebut bisa terjadi di bursa saham dan tidak salah menurut hukum. Untuk mencegah hal tersebut di atas, maka sebaiknya perusahaan yang go publik memberikan informasi yang cukup setiap saat sepanjang informasi tersebut berpengaruh terhadap harga saham dan secara periodik menerbitkan informasi rutin.

Harga saham setelah mengalami fluktuasi, tergantung naik atau turunnya dari satu waktu ke waktu yang lain. Fluktuasi harga tergantung dari kekuatan penawaran dan permintaan. Apabila suatu saham mengalami kelebihan permintaan maka harga saham tersebut akan cenderung naik, demikian pula sebaliknya apabila terjadi kelebihan penawaran maka harga saham cenderung turun.

2.1.3. Analisis Saham

Dalam konteks teori, untuk melakukan analisis dan memilih saham ada dua pendekatan dasar yakni:

1. Analisis Teknikal

Analisis ini merupakan upaya untuk memperkirakan harga saham (kondisi pasar) dengan mengamati perubahan harga saham tersebut (kondisi pasar)


(35)

di waktu yang lalu (Husnan, 2001). Model analisis teknikal lebih menekankan pada tingkah laku pemodal di masa yang akan datang berdasarkan kebiasaan di masa lalu (nilai psikologis). Di dalam analisis teknikal informasi tentang harga dan volume perdagangan merupakan alat utama untuk analisis. Misalnya peningkatan atau penurunan harga biasanya berkaitan dengan peningkatan atau penurunan volume perdagangan. Analisis teknikal pada dasarnya merupakan upaya untuk menentukan kapan akan membeli atau menjual saham dengan memanfaatkan indikator-indikator teknis ataupun menggunakan analisis grafis.

2. Analisis Fundamental

Analisis ini merupakan upaya untuk memperkirakan harga saham di masa yang akan datang dengan mengestimasi 24343 i-nilai faktor-faktor fundamental yang mempengaruhi harga saham di masa yang akan datang dan menerapkan hubungan-hubungan variabel-variabel tersebut sehingga diperoleh taksiran harga saham (Husnan, 2001).

Analisis fundamental lebih menekankan pada penentuan nilai intrinsik dari suatu saham. Untuk melakukan analisis yang bersifat fundamental, analis perlu memahami variabel-variabel yang mempengaruhi nilai intrinsik saham. Nilai inilah yang akan diestimasi oleh para investor, dan hasil dari estimasi ini dibandingkan dengan nilai pasar sekarang (current market price) sehingga dapat diketahui saham-saham yang overprice maupun yang underprice.


(36)

Tahapan-tahapan dalam melakukan analisis fundamental, yaitu: 1. Analisis Ekonomi

Analisis ini menyangkut penilaian umum perekonomian dan pengaruh potensialnya terhadap hasil sekuritas. Foster (1986) dalam Husnan (2001) menunjukkan bahwa faktor ekonomi mampu menjelaskan sekitar 17 persen perubahan laba perusahan.

2. Analisis Industri

Analisis industri akan memberikan pemahaman tentang sifat dan operasi dari suatu industri yang dapat digunakan untuk memperkirakan prospek pertumbuhan industri perusahaan-perusahaan di dalamnya serta prestasi saham-sahamnya.

3. Analisis Kondisi Spesifik Perusahaan

Analisis ini menyangkut penilaian keadaan keuangan perusahaan. Alat yang digunakan dalam analisis ini adalah analisis laporan keuangan.

2.1.4. Faktor Fundamental

Faktor fundamental adalah faktor yang berkaitan langsung dengan kinerja emiten itu sendiri. Semakin baik kinerja emiten maka semakin besar pengaruhnya terhadap kenaikan harga saham, begitu pula sebaliknya. Untuk memastikan apakah kondisi emiten dalam posisi baik atau buruk kita bisa melakukan pendekatan analisis rasio keuangan (Arifin, 2004).


(37)

Adapun faktor-faktor fundamental yang mempengaruhi harga saham: 1. Earning Per Share (EPS)

Earning Per Share (EPS) adalah jumlah laba yang menjadi hak untuk setiap

pemegang satu lembar saham biasa. Earning Per Share (EPS) hanya dihitung untuk saham biasa. Earning Per Share (EPS) sederhana dihitung dengan cara berikut:

Beredar yang

Saham Jumlah

dibagikan yang

Deviden Pajak

Setelah Laba

EPS 

(Ang, 1997)

Pemodal seringkali memusatkan perhatiannya pada Earning Per Share (EPS) dalam melakukan analisis. Hal ini dikarenakan EPS menggambarkan jumlah rupiah yang diperoleh untuk setiap lembar saham biasa. Para calon investor tertarik dengan EPS yang besar, karena hal ini merupakan salah satu indikator keberhasilan perusahaan. Jumlah EPS yang besar belum menjamin akan didistribusikan semua kepada pemegang saham, karena hal ini tergantung dari kebijakan perusahaan dalam hal pembayaran deviden.

EPS yang besar menunjukkan kemampuan perusahaan yang lebih besar dalam menghasilkan keuntungan bersih dari setiap lembar saham. Peningkatan EPS menandakan bahwa perusahaan berhasil meningkatkan kemakmuran para investor, dan dari hal tersebut akan mendorong investor untuk menambah jumlah modal yang ditanamkan pada perusahaan. Dan itu akan


(38)

mengakibatkan kenaikan laba yang pada akhirnya ada kecenderungan kenaikan harga saham, begitu juga sebaliknya.

2. Book Value per Share (BVS)

Book Value per Share (BVS) adalah rasio yang menunjukkan jumlah stockholders’ equity (modal sendiri) yang berkaitan dengan setiap lembar

saham yang beredar. Formula untuk menghitung Book Value per Share (BVS) adalah:

Saham Jumlah

Ekuitas Total

BVS

(Arifin, 2004)

Semakin tinggi rasio nilai buku per lembar saham semakin baik hasil yang diperoleh perusahaan (Fabozzi, 2000). Beberapa nilai yang berhubungan dengan saham antara lain nilai buku (book value), nilai pasar (market value), dan nilai intrinsik (intrinsic value). Nilai buku merupakan nilai saham menurut pembukuan perusahaan emiten. Nilai pasar merupakan nilai saham di pasar dan nilai intrinsik merupakan nilai sebenarnya dari saham.

Dengan mengetahui nilai buku dan nilai pasar, pertumbuhan perusahaan dapat diketahui. Pertumbuhan perusahaan (growth) menunjukkan investment

opportunity cost set (IOS), atau set kesempatan di masa yang akan datang.

Perusahaan yang tumbuh mempunyai rasio lebih besar dari nilai satu yang berarti pasar percaya bahwa nilai pasar perusahaan tersebut lebih besar daripada nilai bukunya (Jogiyanto, 2000).


(39)

Cara untuk meningkatkan nilai buku per lembar saham:

a. Perusahaan dapat melakukan penahanan laba. Dengan cara ini ekuitas pemilik akan meningkat, namun tidak terjadi perubahan dalam jumlah lembar saham yang beredar. Hal ini mengasumsikan laba ditahan dapat digunakan seefektif ekuitas pemilik sebelumnya, dengan kata lain pengembalian atas ekuitas pemilik dapat dipertahankan.

b. Membeli kembali saham perusahaan pada harga yang lebih rendah daripada nilai buku per lembar saham.

c. Melakukan merger dapat menghasilkan peningkatan nilai buku per lembar saham bagi perusahaan yang bertahan.

3. Dividend Payout Ratio (DPR)

Dividend Payout Ratio (DPR) adalah perbandingan antara deviden yang

dibayarkan dengan laba bersih yang didapatkan dan biasanya disajikan dalam bentuk persentase. Formula untuk menghitung Dividend Payout Ratio adalah:

Share per Earning

Share per Paid Deviden DPR

Terdapat tiga kebijakan dalam menentukan kebijakan deviden:

a. Modgliani-Miller berpendapat bahwa kebijakan deviden tidak relevan

(Ir-relevan Dividend), hal ini berarti bahwa tidak ada kebijakan deviden yang

optimal, karena kebijakan deviden tidak mempengaruhi nilai perusahaan ataupun biaya modal.


(40)

b. Gordon-Lintner mempunyai pendapat lain, bahwa deviden lebih kecil resikonya dibanding capital gain, sehingga Gordon-Lintner menyarankan perusahaan untuk menentukan Dividend Payout Ratio atau bagian laba setelah pajak yang dibagikan dalam bentuk deviden yang tinggi dan menawarkan dividend yield yang tinggi untuk meminimumkan biaya modal, teori ini terkenal dengan sebutan The Bird In The Hand Fallacy. c. Kelompok ketiga berpendapat bahwa karena deviden cenderung

dikenakan yang lebih tinggi daripada capital gain, maka investor akan meminta tingkat keuntungan yang lebih tinggi untuk saham dengan

dividend yield yang lebih tinggi.

Kelompok terakhir ini menyarankan bahwa perusahaan lebih baik menentukan Dividend Payout Ratio yang rendah atau bahkan tidak membagikan deviden sama sekali untuk meminimumkan biaya modal dan memaksimalkan nilai perusahaan (Jogiyanto, 2000).

Besar kecilnya Dividend Payout Ratio, dipengaruhi beberapa faktor: a. Faktor Likuiditas

Semakin tinggi likuiditas akan meningkatkan Dividend Payout Ratio dan sebaliknya, semakin rendah likuiditas akan menurunkan Dividend Payout


(41)

b. Kebutuhan Dana untuk Melunasi Utang

Semakin besar dana untuk melunasi utang baik untuk obligasi, hipotik dalam tahun tersebut yang diambilkan dari kas maka akan berakibat menurunkan Dividend Payout Ratio dan sebaliknya.

c. Tingkat Ekspansi yang Direncanakan

Semakin tinggi tingkat ekspansi yang direncanakan oleh perusahaan berakibat mengurangi Dividend Payout Ratio karena laba yang diperoleh diprioritaskan untuk penambahan modal yang dipergunakan untuk pengadaan aktiva.

d. Faktor Pengawasan

Semakin terbukanya perusahaan atau semakin banyaknya pengawas cenderung akan memperkuat modal sendiri sehingga mengakibatkan kenaikan Dividend Payout Ratio, dan sebaliknya semakin tertutupnya perusahaan akan menurunkan Dividend Payout Ratio.

e. Ketentuan-ketentuan Dari Pemerintah

Ketentuan-ketentuan dimaksud adalah yang berkaitan dengan laba perusahaan maupun pembayaran deviden.

f. Pajak Kekayaan atau Penghasilan dari Pemegang Saham

Apabila para pemegang saham adalah ekonomi lemah yang bebas pajak maka Dividend Payout Ratio lebih tinggi dibandingkan apabila pemegang saham para ekonomi kuat yang kena pajak (Gitosudarno, 2002).


(42)

4. Debt to Equity Ratio (DER)

Debt to Equity Ratio (DER) adalah rasio yang menunjukkan bagian dari setiap

rupiah modal sendiri yang dijadikan jaminan untuk keseluruhan utang. Keseimbangan proporsi antara aktiva yang didanai oleh kreditor dan yang didanai oleh pemilik perusahaan diukur dengan Debt to Equity Ratio (DER), dengan cara perhitungan sebagai berikut:

DER

(Arifin, 2004)

DER mengidentifikasikan sejauhmana perusahaan dapat menanggung kerugian tanpa harus membahayakan kepentingan krediturnya. Kreditur jangka panjang umumnya lebih menyukai angka DER yang kecil. Semakin kecil rasio ini, berarti semakin besar jumlah aktiva yang didanai oleh pemilik perusahaan dan semakin besar penyangga risiko kreditur.

Jika DER meningkat maka menunjukkan kinerja perusahaan yang semakin memburuk, selain itu semakin tinggi DER menunjukkan struktur permodalan lebih banyak dibiayai oleh pinjaman sehingga ketergantungan perusahaan terhadap kreditur meningkat, sehingga apabila perusahaan memperoleh laba usaha, maka akan diserap untuk melunasi kewajiban, dan akhirnya laba yang dibagikan kepada para pemegang saham akan semakin kecil. Akibatnya adalah para investor enggan membeli saham perusahaan tersebut, sehingga harga saham perusahaan itu akan turun, demikian pula sebaliknya.

Total Hutang Total Ekuitas


(43)

Hal tersebut bertentangan dengan pemikiran yang menyatakan bahwa pada suatu saat utang bisa dijadikan sebagai alat untuk pertumbuhan perusahaan. Perusahaan dapat meminjam dengan tingkat bunga yang relatif rendah sampai pada suatu titik tertentu penggunaan utang dapat menurunkan biaya kapital (Gitosudarno, 2002). Utang yang ideal adalah utang yang mampu digunakan untuk pertumbuhan perusahaan. Dalam hal ini, meskipun perusahaan mengambil utang bukan berarti perusahaan tersebut angka ketergantungan terhadap utangnya tinggi. Karena utang yang diambil perusahaan tersebut malah bisa untuk menambah kepercayaan investor terhadap perusahaan. Cara untuk mengetahui utang itu ideal atau tidak yaitu dengan membandingkan antara DER dengan rata-rata industri pada tahun tersebut.

5. Return On Invesment (ROI)

Manajer perusahaan mempunyai dua tanggung jawab, yaitu tanggung jawab untuk memperoleh dana pembiayaan terhadap aktiva, dan tanggung jawab untuk menggunakan aktiva yang dimiliki perusahaan dalam rangka memperoleh penghasilan. Return On Invesment mengukur tingkat kembalian investasi yang telah dilakukan oleh perusahaan, baik dengan menggunakan total aktiva yang dimiliki perusahaan tersebut maupun dengan menggunakan dana yang berasal dari pemilik (modal). Return On Invesment sering disebut dengan istilah Rentabilitas Ekonomi. ROI dapat dihitung dengan menggunakan rumus:


(44)

(Munawir, 2000).

Tinggi rendahnya ROI ditentukan oleh dua faktor, yaitu:

a. Profit Margin, yaitu perbandingan antara Net Operating Income dengan Net Sales, yang dinyatakan dalam persentase:

Sale Net

Income Operating

Net NPM

(Riyanto, 1999)

b. Turnover of Operating Aseets (tingkat perputaran aktiva usaha), yaitu

kecepatan berputarnya operating assets dalam suatu periode tertentu.

Turnover tersebut dapat ditentukan dengan membagi net sales dengan operating assets.

Assets Operating

Sales Net TOA

(Riyanto, 1999)

Dengan demikian dapatlah dikatakan bahwa profit margin dimaksudkan untuk mengetahui efisiensi perusahaan dengan melihat kepada besar kecilnya laba usaha dalam hubungannya dengan sales. Sedangkan operating assets turnover dimaksudkan untuk mengetahui efisiensi perusahaan dengan melihat kepada kecepatan perputaran operating assets dalam satu periode tertentu. Hasil akhir dari percampuran kedua efisiensi profit margin dan operating aseets turnover menentukan tinggi rendahnya ROI, oleh karena itu makin tinggi tingkat profit


(45)

akan mengakibatkan naiknya ROI. Naiknya ROI akan mempengaruhi minat investor untuk memiliki saham perusahaan tersebut. Meningkatnya permintaan pembelian saham perusahaan yang memiliki ROI tinggi akan berpengaruh terhadap pergerakan harga saham perusahaan.

Sunariyah (2004) mengatakan bahwa untuk mengetahui sejauhmana investasi yang akan ditanamkan investor di suatu perusahaan mampu memberikan return yang sesuai dengan harga saham yang diisyaratkan investor dipengaruhi faktor-faktor fundamental:

1. Return on Asset (ROA)

Rasio ini menggambarkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dengan menggunakan asset yang dimiliki. Dengan mengetahui rasio ini dapat dinilai apakah perusahaan efisien dalam memanfaatkan aktivanya dalam kegiatan operasional perusahaan. Rasio ini juga memberikan ukuran yang lebih baik atas profitabilitas perusahaan karena menunjukkan efektivitas manajemen dalam menggunakan aktiva untuk memperoleh pendapatan. Formulasi yang digunakan untuk menghitung rasio ini:

% 100

x Aktiva Total

Bersih Laba ROA


(46)

2. Debt to Equity Ratio (DER)

Rasio ini menunjukkan persentase penyediaan dana oleh pemegang saham terhadap pemberi pinjaman. Semakin tinggi rasio ini semakin rendah pendanaan perusahaan yang disediakan oleh pemegang saham. Dari perspektif kemampuan membayar kewajiban jangka panjang, semakin rendah rasio ini akan semakin baik kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka panjang. Formulasi yang digunakan untuk menghitung rasio ini:

% 100

x DER

3. Return on Equity (ROE)

Rasio ini berguna untuk mengukur tingkat kemampuan perusahaan di dalam memperoleh laba yang tersedia bagi pemegang saham. Formulasi yang digunakan untuk menghitung rasio ini:

% 100 x Ekuitas Total Bersih Laba ROE

4. Book Value per Share (BVS)

Rasio ini digunakan untuk mengukur shareholders equity atas setiap lembar saham. Rasio ini dihitung dengan menggunakan formulasi:

% 100 tanding x Outs Shares Total Equity rs Shareholde Total BVS

Nainggolan (2004) menyebutkan terdapat 3 (tiga) rasio keuangan yang merupakan proxy informasi akuntansi yang mempengaruhi harga saham, diantaranya:

Total Hutang Total Ekuitas


(47)

1. Return On Asset (ROA)

Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba besih berdasarkan tingkat asset yang tertentu. ROA sering juga disebut sebagai

Return On Investment (ROI). ROA merupakan suatu ukuran keseluruhan

profitabilitas perusahaan. Rasio ini lebih luas dari return on common

stockholders’ equity. Karena rasio ini membandingkan imbalan untuk para

pemegang saham dan kreditur dengan jumlah asset. % 100

x Aktiva Total

Bersih Laba

ROA.

ROA yang tinggi menunjukkan efisiensi manajemen aktiva. Rendahnya rasio ini disebabkan oleh:

a. Rendahnya Basic Earning Power (BEP) perusahaan.

b. Tingginya tingkat bunga karena penggunaan kewajiban di atas rata-rata yang menyebabkan laba bersih relatif rendah.

Pengembalian atas aktiva atau modal berguna bagi evaluasi manajemen, analisis profitabilitas, peramalan laba, serta perencanaan dan pengendalian. Menggunakan angka pengembalian atas aktiva modal untuk tujuan tersebut membutuhkan pemahaman mendalam mengenai ukuran pengembalian ini. Karena ukuran pengembalian mencakup komponen-komponen yang berpotensi memberikan kontribusi pada pemahaman kinerja perusahaan. Bagian ini membahas tingkat pengembalian jika investasi modal dipandang


(48)

(total aktiva), atau biasanya disebut sebagai pengembalian atas aktiva (Return

On Asset).

2. Dividend Payout Ratio (DPR)

Dividend Payout diukur sebagai deviden yang dibayarkan dibagi dengan laba

perusahaan yang tersedia untuk pemegang saham umum. Dividend Payout merupakan perbandingan antara dividend per share dengan earning per share.

Dividend per share merupakan jumlah dari deviden per lembar saham yang

dibagikan kepada para pemegang saham, sedangkan earning per share merupakan jumlah laba bersih setelah pajak per lembar saham. Para pemodal yang menekankan hasil atas investasi mereka mungkin pula berminat pada rasio pembayaran deviden (dividend payout ratio), yakni persentase laba saham biasa yang dibayarkan dalam bentuk deviden. Rasio ini mengindikasikan apakah perusahaan menganut kebijakan deviden konservatif ataukah liberal dan dapat pula menunjukkan apakah perusahaan menahan dana untuk pendanaan internal pertumbuhan perusahaan. Rumus untuk menghitung rasio pembayaran deviden adalah:

% 100

x Bersih Laba

Dividen

DPR.

3. Earning per Share (EPS)

EPS merupakan salah satu indikator dari keberhasilan perusahaan. EPS adalah laba per lembar yang merupakan keuntungan yang dapat dihasilkan dari perubahan setiap unit saham selama periode tertentu. Apabila EPS mengalami


(49)

kenaikan maka kemungkinan akan diikuti oleh kenaikan dari harga saham perusahaan tersebut. Hal ini terjadi karena pergerakan harga saham dipengaruhi pendapatan perlembar saham, sedangkan laba per lembar saham dipengaruhi oleh pendapatan dari perusahaan. EPS dapat dirumuskan sebagai berikut:

% 100 tan

x Beredar Yang

Saham Lembar

Jumlah

Pajak Setelah Pendapa

EPS.

Dengan mengetahui EPS, investor akan mengetahui seberapa besar kemampuan perusahaan dalam membayar deviden kepada pemegang saham. Deviden sering digunakan oleh para investor untuk menilai risiko dan keuntungan perusahaan. Deviden mempunyai informasi, dalam arti meningkatnya pembayaran deviden sering ditafsirkan sebagai tanda meningkatnya kinerja perusahaan dimasa mendatang dan menurunnya pembayaran deviden sering ditafsirkan sebagai tanda menurunnya kinerja perusahaan. Besarnya deviden yang dibayarkan kepada para investor tergantung dari kebijakan deviden yang diterapkan oleh masing-masing perusahaan. Kebijakan deviden hakikatnya adalah keputusan apakah laba yang diperoleh perusahaan akan dibagikan kepada pemegang saham atau ditahan dalam bentuk laba ditahan (retained earnings) untuk investasi di masa yang akan datang.


(50)

4. Price Earning Ratio (PER)

Rahardjo (2003) mengatakan bahwa PER (Price Earning Ratio) merupakan rasio harga dengan penghasilan atau price earning ratio sering digunakan untuk membandingkan peluang investasi. Suatu rasio harga dan penghasilan saham dihitung dengan membagi harga pasar per lembar saham (market price

share) dengan penghasilan per lembar saham (PER). Harahap (2002)

mengatakan bahwa price earning ratio ini menunjukkan perbandingan antara harga saham di pasar atau harga perdana yang ditawarkan dibandingkan dengan pendapatan yang diterima. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan PER yang tinggi menunjukkan prestasi suatu perusahaan sangat baik di masa yang akan datang sehingga digunakan para investor untuk menanamkan modalnya. Formula yang digunakan untuk menghitung PER:

% 100 arg

x am nPerlbrSah Penghasila

brSaham aPasarPerl

H PER

2.2. Tinjauan Penelitian Terdahulu

Purnomo (1998) meneliti DER, ROE, PER, DPR. Yang akhirnya menghasilkan bahwa secara parsial semua variabel berpengaruh positif terhadap harga saham, kecuali variabel DER. Natarsyah (2000) yang melakukan penelitian dengan variabel ROA, ROE, DER, dan BVS, menemukan bahwa semua variabel berpengaruh positif terhadap harga saham, baik secara parsial maupun secara simultan.


(51)

Anggreani (2003) melakukan penelitian dengan menggunakan variabel independen EPS, BVS, DPR, DER, dan ROI. Hasil penelitian menunjukkan, bahwa hanya variabel BVS yang berpengaruh secara parsial terhadap harga saham. Sedangkan secara simultan, semua variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen. Sukmawatiningsih (2003) mengemukakan mengenai pengaruh

performance financial terhadap harga saham. Penelitian ini menggunakan Return On Asset, Return On Equity, Dividend Payout Ratio, Dbtt Equity Ratio dan Book Value

sebagai variabel bebas dan harga saham sebagai variabel terikatnya. Populasi yang diteliti adalah semua kelompok industri barang konsumsi yang telah Go Publik. Sukmawatiningsih (2003) mengemukakan bahwa secara parsial (Uji t) ROA, ROE, DPR, DER, dan BV yang berpengaruh terhadap harga saham hanya BV. Namun secara simultan semua variabel tersebut berpengaruh terhadap harga saham. Subiyantoro dan Andreani (2003) menemukan bahwa harga saham dipengaruhi oleh

book value equity per share dan return on equity. Faktor-faktor lain seperti return on asset, debt to equity ratio, stock return, market risk dan return on the market index

ternyata tidak berpengaruh terhadap harga saham.

Arwata (2004) yang mengemukakan bahwa rasio-rasio keuangan secara serentak berpengaruh terhadap harga saham satu tahun ke depan. Penelitian ini dilakukan pada tahun 2004 dan sampel yang digunakan adalah perusahaan yang telah go publik yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta dari tahun 1994 - 1996. Aziz (2005) meneliti pengaruh Earning Per Share dan pertumbuhan penjualan terhadap harga


(52)

dari tahun 2000-2003. Penelitian ini mengemukakan bahwa secara parsial EPS berpengaruh secara signifikan terhadap perubahan harga saham dan pertumbuhan penjualan tidak berpengaruh terhadap harga saham perusahaan makanan dan minuman. Namun secara simultan EPS dan pertumbuhan penjualan berpengaruh terhadap harga saham.

Wicaksono (2007) menganalisis pengaruh rasio keuangan terhadap harga saham perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Dalam penelitiannya Wicaksono (2007) menggunakan 3 (tiga) variabel prediktor harga saham, yaitu

Earning per Share (EPS), Dividend Payout Ratio (DPR) dan Return on Asset (ROA).

Dari hasil analisis yang dilakukan Wicaksono (2007) menemukan bahwa secara simultan Earning per Share (EPS), Dividend Payout Ratio (DPR) dan Return on

Asset (ROA) berpengaruh terhadap harga saham perusahaan yang terdaftar di Bursa

Efek Indonesia, sedangkan secara parsial hanya Earning per Share (EPS) dan

Dividend Payout Ratio (DPR) yang berpengaruh terhadap harga saham perusahaan

di Bursa Efek Indonesia. Return on Asset (ROA) secara parsial tidak berpengaruh terhadap harga saham perusahaan di Bursa Efek Indonesia. Pada tahun yang sama juga Wihjohyo (2007) melakukan penelitian Faktor-faktor yang Mempengaruhi Harga Saham di Bursa Efek Indonesia. Dalam penelitiannya Wihjoyo (2007) menyimpulkan walaupun ROE, cash dividend, kurs valuta asing, volume perdagangan saham, tingkat inflasi, dan kondisi politik di Indonesia secara simultan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap harga saham, tetapi secara partial hanya


(53)

ROE dan tingkat inflasi yang dominan memberikan pengaruh yang signifikan terhadap harga saham.

Nainggolan (2008) meneliti Pengaruh Variabel Fundamental terhadap Harga Saham Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Nainggolan (2008) menggunakan 4 (empat) faktor fundamental yang mempengaruhi harga saham yaitu Return on Asset, Debt to Equity Ratio, Return on Equity dan Book Value per

Share. Hasil penelitian Nainggolan (2008) menunjukkan bahwa variabel fundamental

ROA, DER, ROE dan BVS secara simultan tidak berpengaruh terhadap harga saham perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, sedangkan secara parsial hanya BVS yang berpengaruh terhadap harga saham perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.


(54)

Tabel 2.1. Matriks Tinjauan Penelitian Terdahulu

No. Nama

Peneliti Judul Peneliti

Variabel yang

Digunakan Kesimpulan

1 Purnomo (1998)

Keterkaitan Kinerja Keuangan dengan Harga Saham

DER, ROE, PER, DPR dan Harga Saham

Secara parsial variabel ROE, PER, DPR berpengaruh positif terhadap harga saham, kecuali variabel DER.

2 Natarsyah (2000)

Analisis Pengaruh Beberapa Faktor Fundamental dan Resiko Sistematik terhadap Harga Saham (Kasus Industri Barang Konsumsi yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta)

ROA, ROE, DER, BV, beta dan Harga Saham

Variabel ROA, ROE, DER, BV, dan beta berpengaruh positif baik secara parsial maupun secara simultan terhadap harga saham.

3 Sukmawat-ningsih

(2003)

Pengaruh

Performance

Financial terhadap

Harga Saham

Kelompok Industri Barang Konsumsi yang telah Go Public

Return On Asset, Return On Equity, Dividend Payout Ratio, Dept Equity Ratio, Book Value dan Harga

Saham

Secara parsial (Uji T) ROA, ROE, DPR, DER, dan BV yang berpengaruh terhadap harga saham hanya BV. Namun secara simultan semua variabel tersebut berpengaruh terhadap harga saham.

4 Anggraini (2003)

Pengaruh Faktor-faktor Fundamental terhadap Harga

Saham pada

Perusahaan yang Go

Public di BEJ

EPS, BVS, DPR, DER, ROI dan Harga Saham

Hanya variabel BVS yang berpengaruh secara parsial terhadap harga saham. Sedangkan secara simultan, semua variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen.

5 Subiayntor o dan Andreani

(2003)

Analisis Faktor-

faktor yang

Mempengaruhi

Harga Saham

(Kasus Perusahaan Jasa Perhotelan yang Terdaftar di Pasar Modal Indonesia

Book value equity per share, return on equity, Return on asset (ROA), debt to equity ratio, stock return, market risk dan return on the market index, dan

harga saham

Harga saham dipengaruhi oleh

book value equity per share

dan return on equity. Faktor-faktor lain seperti return on

asset (ROA), debt to equity ratio, stock return, market risk

dan return on the market index ternyata tidak berpengaruh terhadap harga saham.


(55)

6 Aziz (2005) Pengaruh Earning Per Share dan pertumbuhan

penjualan terhadap

harga saham

Perusahaan

Makanan dan

Minuman yang Terdaftar di BEJ

Earning Per Share,

pertumbuhan penjualan dan harga saham

Secara parsial EPS berpengaruh secara signifikan terhadap perubahan harga saham dan pertumbuhan penjualan tidak berpengaruh terhadap harga saham perusahaan makanan dan minuman. Namun secara simultan EPS dan pertumbuhan penjualan berpengaruh terhadap harga saham.

7 Setyawan (2006)

Faktor-faktor

Fundamental yang Mempengaruhi Harga Saham di Bursa Efek Jakarta (Studi Kasus pada Saham LQ45)

DER, ROI, EPS, ROE, NPM dan Harga Saham

Dari kelima variabel yang

digunakan dalam

penelitiannya, ternyata hanya tiga variabel bebas yang terdiri dari DER, ROI, dan EPS yang mempengaruhi harga saham, sedangkan variabel lainnya ROE dan NPM tidak berpengaruh terhadap harga saham perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEJ.

8 Wicaksono (2007)

Analisis Pengaruh Rasio Keuangan terhadap Harga Saham Perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta

Earning per Share

(EPS), Dividend Payout Ratio

(DPR), Return on

Asset (ROA) dan

Harga Saham

Secara simultan Earning per

Share (EPS), Dividend Payout Ratio (DPR) dan Return on Asset (ROA) berpengaruh terhadap harga saham perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta, sedangkan secara parsial hanya

Earning per Share (EPS) dan Dividend Payout Ratio (DPR)

yang berpengaruh terhadap harga saham perusahaan di Bursa Efek Jakarta. Return

on Asset (ROA) secara parsial

tidak berpengaruh terhadap harga saham perusahaan di Bursa Efek Jakarta.

9 Wihjohyo (2007)

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Harga Saham di Bursa Efek Jakarta

ROE, Cash

deviden, Kurs valuta asing, Volume

perdagangan

Walaupun ROE, cash dividend, kurs valuta asing, volume perdagangan saham, tingkat inflasi, dan kondisi politik di Indonesia secara simultan Lanjutan Tabel 2.1


(56)

saham, Tingkat inflasi, Kondisi politik dan Harga Saham

memiliki pengaruh yang signifikan terhadap harga saham, tetapi secara parsial hanya ROE dan tingkat inflasi yang dominan memberikan pengaruh yang signifikan terhadap harga saham.

10 Nainggolan (2008)

Pengaruh Variabel Fundamental

terhadap Harga Saham Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

Return on Asset

(ROA), Debt to

Equity Ratio

(DER), Return on

Equity (ROE),

Book Value per Share (BVS) dan

Harga Saham

Variabel fundamental ROA, DER, ROE dan BVS secara simultan tidak berpengaruh terhadap harga saham perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, sedangkan secara parsial hanya BVS yang berpengaruh terhadap harga saham perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.


(57)

BAB III

KERANGKA KONSEP DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

3.1. Kerangka Konsep

Hubungan variabel dalam penelitian ini digambarkan melalui kerangka konsep berikut ini.

Gambar 3.1. Kerangka Konsep Hubungan Faktor-faktor Fundamental dengan Harga Saham

Arifin (2004) menyebutkan bahwa faktor fundamental adalah faktor yang berkaitan langsung dengan kinerja emiten itu sendiri. Semakin baik kinerja emiten maka semakin besar pengaruhnya terhadap kenaikan harga saham, begitu pula sebaliknya. Lebih lanjut Arifin (2004) menyebutkan faktor-faktor fundamental suatu perusahaan dapat diukur melalui rasio EPS, BVS, DPR, DER, ROI. Nainggolan (2004) menyebutkan faktor-faktor fundamental yang digunakan untuk mengkonfirmasi harga saham terdiri dari: ROA, DPR, EPS dan PER.

Seorang investor akan membeli dan mempertahankan suatu saham dengan harapan akan memperoleh deviden atau capital gain. Laba biasanya menjadi dasar

FAKTOR-FAKTOR FUNDAMENTAL (X)

INDEPENDENT VARIABLE

1. Earning per Share (EPS) (X1)

2. Book Value per Share (BVS) (X2)

3. Price Earning Ratio (PER) (X3)

4. Debt to Equity Ratio (DER) (X4)

5. Return on Assets (ROA) (X5)

6. Return on Equity (ROE) (X6)

HARGA SAHAM (Y)


(58)

penentuan pembayaran deviden, dan kenaikan nilai saham di masa yang akan datang. Oleh karena itu, para pemegang saham biasanya tertarik dengan angka EPS yang dilaporkan perusahaan. Rasio BVS menunjukkan suatu perkiraan approxiamate atau perkiraan nilai (tidak pasti) dari setiap lembar saham biasa yang didasarkan atas asumsi bahwa setiap perubahan assets dapat dilikuidasi menurut nilai bukunya. Apabila harga pasar berada di bawah nilai bukunya, investor memandang bahwa perusahaan tidak cukup potensial. Bila investor pesimis atas proyek suatu saham, banyak saham dijual di bawah nilai bukunya. Sebaliknya jika investor optimis, banyak saham dijual di atas nilai bukunya.

Selain deviden, investor juga mengharapkan capital gain, untuk mendapatkan keuntungan tentunya saham tersebut harus dibeli ketika harganya murah dan menjualnya pada saat harga mahal. Untuk menilai murah atau mahal suatu saham biasanya digunakan analisis rasio PER. Semakin kecil hasil PER sebuah saham maka semakin baik atau murah harganya untuk diinvestasikan.

Kesehatan perusahaan dinilai dari kemampuannya memenuhi kewajiban. Untuk mengetahui tingkat kesehatan perusahaan, bisa diukur dengan analisis rasio hutang terhadap modal DER. Rasio ini mengukur seberapa besar kemampuan perusahaan untuk melunasi hutangnya dengan total hutang sendiri. Rasio profitabilitas adalah rasio yang mengukur seberapa besar kemampuan perusahaan untuk mencetak laba. Kinerja suatu perusahaan akan baik apabila penggunaan aset-aset dilakukan secara tepat dan benar, sehingga dengan demikian laba yang dihasilkan dapat dimaksimalkan. Ini sejalan dengan tujuan investor yaitu memperoleh


(59)

deviden, dan deviden akan diperoleh jika perusahaan mendapatkan laba. Untuk mengukur efektivitas perusahaan dalam menghasilkan laba dengan memanfaatkan aset yang dimilikinya digunakan rasio ROA. Rentabilitas ekonomi merupakan salah satu rasio untuk mengukur efisiensi penggunaan modal di dalam suatu perusahaan, maka rentabilitas ekonomi sering pula dimaksudkan sebagai kemampuan suatu perusahaan dengan seluruh modal yang bekerja di dalamnya untuk menghasilkan laba yaitu dengan rasio ROE.

3.2. Hipotesis

Sinkron dengan perumusan masalah dimuka, didukung paparan teoritis, tinjauan penelitian terdahulu dan analogi kerangka konseptual, maka diajukan hipotesis yang akan dibuktikan secara empiris dalam penelitian ini: Faktor-faktor fundamental yang terdiri dari Earning Per Share (EPS), Book Value Per Share (BVS), Price Earning Ratio (PER), Debt to Equity Ratio (DER), Return On Asset (ROA) dan Return on Equity (ROE) berpengaruh secara parsial maupun simultan terhadap harga saham perusahaan Real Estate dan Property yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.


(1)

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Replikasi penelitian ini berhasil menyimpulkan bahwa secara simultan faktor- faktor fundamental yang terdiri dari Earning Per Share (EPS), Book Value Per Share (BVS), Price Earning Ratio (PER), Debt to Equity Ratio (DER), Return On Asset (ROA) dan Return on Equity (ROE) berpengaruh terhadap harga saham, sedangkan secara parsial hanya Earning Per Share (EPS), Book Value Per Share (BVS) dan Price Earning Ratio (PER) berpengaruh signifikan secara parsial terhadap harga Saham perusahaan Real Estate dan Property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Debt to Equity Ratio (DER), Return On Asset (ROA) dan Return On Equity (ROE) tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham perusahaan Real Estate dan Property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Secara simultan kesimpulan penelitian ini bertentangan dengan temuan Nainggolan, namun secara parsial keberadaan book value per share yang ditemukan Nainggolan (2004) sejalan dengan temuan replikasi penelitian ini.

6.2. Keterbatasan Penelitian

Hasil penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini belum mampu mengeneralisir teori dan hasil penelitian-penelitian terdahulu, hal ini disebabkan berbagai keterbatasan, diantaranya:


(2)

1. Penelitian ini dimaksudkan untuk mencari kejelasan variabel yang mempengaruhi harga saham. Variabel bebas yang digunakan dalam penelitian hanya terbatas pada variabel Earning Per Share (EPS), Book Value Per Share (BVS), Price Earning Ratio (PER), Debt to Equity Ratio (DER), Return On Asset (ROA) dan Return On Equity (ROE). Masih banyak variabel lain yang juga mempengaruhi harga saham, baik teknikal maupun fundamental yang tidak diungkap dalam penelitian ini, seperti diantaranya Dividend Payout Ratio (DPR), Kurs Valuta Asing dan lain sebagainya, baik yang berfungsi sebagai variabel moderating, intervening, controlling maupun dummy variable.

2. Populasi penelitian ini hanya terbatas pada perusahaan Real Estate dan Property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun amatan 2005 - 2009, masih banyak perusahaan-perusahaan lain yang tidak diungkap dalam penelitian ini.

6.3. Saran

1. Di dalam menjaga dan memelihara kepercayaan investor terhadap investasi yang dilakukan pada perusahaan-perusahaan Real Estate dan Property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, hendaknya agency perusahaan selalu menjaga dan memelihara kinerja finansial perusahaan berada dalam kondisi yang baik, dalam konteks penelitian ini: Earning Per Share (EPS), Book


(3)

Value Per Share (BVS), Price Earning Ratio (PER), Debt to Equity Ratio (DER), Return On Asset (ROA) dan Return On Equity (ROE).

2. Faktor-faktor Fundamental Earning Per Share (EPS), Book Value Per Share (BVS), Price Earning Ratio (PER), Debt to Equity Ratio (DER), Return On Asset (ROA) dan Return On Equity (ROE) memiliki kekuatan sebesar 49.60% di dalam mengestimasi harga saham perusahaan Real Estate dan Property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, sedangkan sisanya sebesar 50.40% lagi dipengaruhi oleh faktor fundamental lainnya yang tidak diungkapkan dalam penelitian ini. Untuk itu, hendaknya peneliti berikutnya meneliti faktor fundamental lainnya di dalam menjelaskan harga saham.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Anastasia, et.al. 2003. “Analisis Faktor Fundamental dan Risiko Sitematik terhadap Harga Saham Perusahaan Properti di BEJ”. Jurnal Akuntansi dan Keuangan Vol. 5, No. 2.

Ang, Robert. 1997. Buku Pintar Pasar Modal Indonesia. Mediasoft Indonesia. Jakarta.

Anggraini, Vera D. 2003. “Pengaruh Faktor-faktor Fundamental terhadap Harga Saham pada Perusahaan yang Go Public di BEJ. Tesis. PPs-UNNES. Semarang.

Anoraga, Pandji dan Pakarti, Piji. 2003. Pengantar Pasar Modal. Rineka Cipta. Jakarta.

Arifin, Ali. 2004. Membaca Saham. Andi. Yogyakarta.

Arikunto, Suharsimi. 2003. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Rineka Cipta. Jakarta.

Aziz, Abdul M. 2005. “Pengaruh Earning Per Share dan Pertumbuhan Penjualan terhadap Perusahaan yang Telah Go Public yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta”. Tesis. Program Pascasarjana Universitas Indonesia. Jakarta.

Basuki, Ismu. 2006. “Pengaruh Rasio-rasio Keuangan terhadap Return Saham Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta”. Tesis. Program Pascasarjana Universitas Indonesia. Jakarta.

Beza, Berhanu, dan Ainun Na’im. 1998. “The Information Content of Annual Earningss Announcements A Trading Volume Approach”. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia. Vol.1, No. 2, Juli. Yogyakarta.

Bodie, Z., A. Kane, dan A.J. Marcus. 1993. Investments. 2nd Edition. Richard D.Irwin.

Ghozali, Imam. 2003. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang.


(5)

Halim, Abdul. 2005. Analisis Investasi. Gadjahmada University Press. Yogyakarta.

http://www.idx.co.id/JSXStatistics/MONTHLY/tabid/184/lang/id-ID/language/id-ID/Default.aspx.

http://202.155.2.90/_dl.asp?cmd=dl&id=undefined&TODIR=&CURDIR=/corporate _actions/New_Info_JSX/Jenis_Informasi/01_Laporan_Keuangan/02_Soft_Co py_Laporan_Keuangan/Laporan%20Keuangan%20Tahun%202006/Auditan/ Husnan, Suad. 2001. Dasar-dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas. UPP AMP

YKPN. Yogyakarta.

_________. 2003. Dasar-dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas. UPP AMP YKPN. Yogyakarta.

IDX Statistik 2006-2009.

Ikatan Akuntan Indonesia. 2008. Standar Akuntansi Keuangan. Salemba Empat. Jakarta.

Indra Wijaya K. 2001. An Event Study of The Impact of SFAS 95 On The U.S. Banks and Investment Companies’ Stock Returns. JEBI Vol. 16 No. 3.

Jakarta Stock Exchange. Fact Book 2006-2009.

Jogiyanto. 2000, Portofolio dan Analisis Investasi. Edisi Kedua. BPFE. Yogyakarta. Kim, D. 1991. Dividend Yields and Stock Return. Journal of Finance Economics. Vol

3.

Munawir, S. 2000. Analisis Laporan Keuangan. Liberty. Yogyakarta.

Nainggolan, Pahala. 2004. Cara Mudah Memahami Akuntansi. PPM. Jakarta.

Nainggolan, Susan Grace Veranita. 2008. “Pengaruh Variabel Fundamental terhadap Harga Saham Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”. Tesis. Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara. Medan. Nugroho, A.B. 2005. Strategi Jitu Memilih Metode Statistika dengan SPSS. Andi.

Yogyakarta.

Purnomo, Yogo. 1998. “Keterkaitan Kinerja Keuangan dan Harga Saham” Usahawan. No. 12. BPFE UI. Jakarta.


(6)

Riyanto, Bambang. 1998. Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan. Edisi Ketiga. Yayasan Badan Penerbit Gadjah Mada. Yogyakarta.

Setyawan, Ageng. 2006. “Faktor-faktor Fundamental yang Mempengaruhi Harga Saham di Bursa Efek Jakarta (Studi Kasus pada Saham LQ45)”. Tesis. Sekolah Pascasarjana Universitas Negeri Semarang. Semarang.

Subiyantoro, Edi dan Andreani Fransisca. 2003. “Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Harga Saham (Kasus Perusahaan Jasa Perhotelan yang Terdaftar di Pasar Modal Indonesia”. Jurnal Manajemen & Kewirausahaan Vol. 5, No. 2, September 2003: 171 – 180.

Sukmawatiningsih, Yeni. 2007. “Pengaruh Performance Financial terhadap Harga Saham Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Tesis. Sekolah Pascasarjana. Universitas Diponegoro. Semarang.

Sunariyah. 2004. Pengantar Pengetahuan Pasar Modal. Edisi Keempat. UPP AMP YKPN. Yogyakarta.

Wicaksono, Ananto Sarono. 2007. “Analisis Pengaruh Rasio Keuangan terhadap Harga Saham Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta”. Tesis. PSMA-SPs Universitas Negeri Semarang. Semarang.

Wihjoyo, Ruk Santo. 2007. “Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Harga Saham di Bursa Efek Jakarta”. Tesis. Program Pascasarjana. Universitas Indonesia. Jakarta.

.