8 j. Pippa Noris, Choosing Electoral System: Proportional, Majoritarian and
Mixed Systems; International Political Science Review Vol. 18 3. k. IFES, Sistem Pemilu, 2001.
l. Topo Santoso Didik Supriyanto, Mengawasi Pemilu Mengawal Demokrasi, Murai Kencana, 2004.
m. Janedjri, Politik Hukum Pemilu. Jakarta: Konstitusi Press, 2012.
12. Resiko Kegagalan
No. Risiko Kegagalan
Antisipasi 1.
Jumlah pertemuan tidak lengkap Dilakukan pertemuan
pengganti dengan jadwal disepakati bersama mahasiswa
2. Ada mahasiswa yang kurang aktif
Test tertulis pada UTS dan UAS untuk mengukur hasil
pembelajaran.
3. Perubahan aturan
Penyesuaian tema diskusi dan perubahan aturan
13. Skenario Pertemuan 1:
Tujuan Pertemuan: Mahasiswa memahami urgensi memahami hukum Pemilu dalam kerangka
konsentrasi Hukum Tata Negara, ruang lingkup Hukum Pemilu, keterkaitan Hukum Pemilu dengan bidang hukum dan ilmu lain, materi Hukum Pemilu, dan
profesi-profesi yang harus memahami hukum Pemilu. Skenario:
a Tutor menyampaikan tentang urgensi mata kuliah Hukum Pemilu. b Tutor menyampaikan ruang lingkup dan substansi hukum Pemilu
berdasarkan Silabus dan SAP. c Tutor menyampaikan hubungan antara Hukum Pemilu dengan bidang
hukum dan ilmu lain. d Tutor menyampaikan rencana strategi dan metode pembelajaran dan
manual mahasiswa. e Tutor menyepakati hal-hal yang diperlukan dalam proses pembelajaran.
Bahan Bacaan: SAP, Silabus, dan RPKPS.
Pertemuan 2: Tujuan Pertemuan:
9 Mahasiswa memahami kedudukan dan makna Pemilu dalam negara
demokrasi, tujuan pelaksanaan Pemilu, serta asas-asas Pemilu yang demokratis.
Skenario: 1. Tutor menjelaskan tentang:
a. Hubungan antara Pemilu sebagai mekanisme pelaksanaan demokrasi prosedural.
b. Mengapa Pemilu harus dilakukan secara berkala dalam negara demokrasi.
c. Apa saja asas-asas yang harus terwujud dalam pelaksanaan Pemilu yang demokratis yang meliputi:
a. langsung b. umum
c. bebas d. rahasia
e. jujur; dan f. adil
d. Menguraikan contoh-contoh pelaksanaan Pemilu di negara demokrasi dan di negara otoriter.
2. Tutor harus memastikan mahasiswa memahami materi dengan membuka ruang tanya jawab atau mendorong mahasiswa untuk menyampaikan
pendapat. Sebagai contoh: a. Apakah ada negara demokrasi yang tidak menyelenggarakan Pemilu?
b. Apakah setiap negara yang menyelenggarakan Pemilu adalah negara
yang demokratis? c. Apa akibatnya jika asas-asas Pemilu tidak dijalankan?
3. Di akhir pertemuan, Tutor menyampaikan rencana dan skenario pertemuan selanjutnya.
Bahan Bacaan: a. Jimly Asshiddiqie, Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara, Cetakan ke – 3,
Rajawali Press, Jakarta, 2011. b. Sigit Pamungkas, Perihal Pemilu, Laboratorium Jurusan Ilmu Pemerintahan
FISIPOL UGM, Yogyakarta, 2009.
Pertemuan 3 dan 4: Tujuan Pertemuan:
Mahasiswa memahami dimensi-dimensi yang terdapat dalam sistem dan Hukum Pemilu yang saling mempengaruhi serta mampu menggunakannya
untuk menentukan contoh kasusnya di Indonesia.
Skenario 1. Langkah 1: Penjelasan singkat topik yang akan dibahas
10 Pada pertemuan sebelumnya Tutor menjelaskan secara singkat dimensi-
dimensi atau aspek-aspek yang terdapat dan saling berpengaruh dalam suatu sistem Pemilu.
2. Langkah 2: Penetapan Konsep dan Isu Hukum yang harus dijawab