Pengaruh Profitabilitas (ROE) Dan Leverage keuangan Terhadap Harga Saham (Studi Kasus Pada Perusahaan Properti yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia)

(1)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Pasar modal menjadi ikon ekonomi modern, hiruk pikuk industri pasar modal

sering menjadi simbol dan gambaran ekonomi masyarakat masa kini, selain itu pasar modal menjadi pilar perekonomian negara-negara maju dan

menjadi cermin pertumbuhan ekonomi, pertumbuhan dan perkembangan pasar modal yang turut menentukan maju tidaknya ekonomi suatu negara (Hendy M. Fakhruddin, 2008). Dengan adanya pasar modal, maka perusahaan-perusahaan akan lebih mudah memperoleh dana sehingga kegiatan ekonomi di berbagai sektor dapat ditingkatkan, hal ini disebabkan oleh terjadinya peningkatan kegiatan ekonomi akan menciptakan dan mengembangkan lapangan kerja yang luas, dengan sendirinya dapat menyerap tenaga kerja dalam jumlah besar sehingga secara langsung dapat berpengaruh dalam mengurangi jumlah pengangguran (Anoraga, 2006). Pasar modal

(Capital Market) merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik dalam bentuk utang, ekuitas (saham), instrumen derivatif, maupun instrumen lainnya dan oleh sebab itu, pasar modal merupakan sarana pendanaan bagi kegiatan berinvestasi (Tjiptono Darmadji & Hendy M. Fakhruddin, 2008:1).

Pasar Modal menghasilkan investasi, investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan


(2)

memperoleh sejumlah keuntungan di masa datang (Tandelilin, 2010:2). Investasi selain memberikan hasil, juga mengandung risiko, besar kecilnya risiko pasar modal sangat dipengaruhi oleh keadaan negara khususnya di bidang ekonomi, politik dan sosial serta harga komoditas produk utama perusahaan, selain itu keadaan di dalam perusahaan dapat juga mempengaruhi naik atau turunnya harga saham (Robin & Anastasia, 2008). Dalam investasi, investor melakukan analisis terhadap berbagai alternatif keputusan tentang dimana alokasi investasi akan dilakukan (saham, obligasi, kas, properti, dan lainnya)dan tahap yang didasari tahap sebelumnya bertujuan untuk menentukan perusahaan-perusahaan atau saham mana saja yang menguntungkan sehingga layak dijadikan pilihan investasi (Eduardus Tandelilin, 2010:338-339).

Pada investasi harta didanai dari dua sumber, yaitu dari investor (pemegang saham) dan kreditor, untuk membuat para investor senang, perusahaan harus selalu menjaga kebijakan dividennya, harga saham yang menguntungkan di pasar, dan pertumbuhan internal dan tidak hanya itu, perusahaan juga harus dapat menjaga agar para kreditor (pihak yang meminjamkan uang kepada perusahaan) senang melalui angka-angka solvabilitas yang baik (Kuswadi, 2006:5). Dalam investasi, kita perlu mengetahui kondisi pasar secara umum yakni mengenai naik turunnya harga saham (Sawidji, 2008:250). Harga-harga saham yang meningkat akan meningkatkan investasi (Musdalifah, 2015:213).

Dalam menilai harga saham, rasio keuangan dapat membantu investor menganalisis posisi potensi keuangan perusahaan di masa depan (Musdalifah,


(3)

3

2015:213). Saat menilai harga saham dalam gambaran kelola perusahaan, akan jauh lebih baik jika kita mengetahui keadaan faktual (sebenarnya) perusahaan tersebut, hal yang dimaksud mencakup kesehatan keuangan perusahaan, problem-problem yang sedang dihadapi dan penyebab-penyebabnya, serta hal-hal lain yang berhubungan dengan perusahaan, oleh karena itu pengetahuan yang baik tentang hal tersebut akan dapat meningkatkan mutu atau efektivitas manajemen, baik pada tahap perencanaan, pelaksanaan, pengarahan,maupun pengendalian, salah satu cara untuk mendeteksi kesehatan suatu perusahaan dan problem-problem yang sedang dihadapinya adalah melalui analisis rasio-rasio keuangannya (Kuswadi, 2006:2). Rasio profitabilitas disebut juga dengan rasio efisiensi atau rasio yang digunakan untuk mengukur efisiensi penggunaan aktiva perusahaan, selain itu digunakan pula untuk mengaitkan dengan penjualan yang berhasil diciptakan, ada perusahaan yang mengambil keuntungan relatif cukup tinggi dan ada pula yang relatif cukup rendah (Bambang Wahyudiono, 2014:81).

Menurut (Arief Sugiono & Eddy Untung, 2008:58) Ukuran baik tidaknya kinerja perusahaan dari segi manajemen keuangan adalah kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban (hutang) yang akan jatuh tempo (liquidity), kemampuan perusahaan untuk menyusun struktur pendanaan yaitu perbandingan antara hutang dan modal (leverage), kemampuan perusahaan memperoleh keuntungan

(profitability), kemampuan untuk berkembang (growth) dan kemampuan perusahaan untuk mengelola asset secara maksimal (activity). Rasio-rasio dalam investasi salah satunya adalah profitabilitas, salah satunya adalah Return on equity (ROE)


(4)

mencerminkan pengaruh dari seluruh rasio lain dan merupakan ukuran kinerja tunggal yang terbaik dilihat dari kacamata akuntansi, karena investor sudah pasti menyukai nilai Return on equity (ROE) yang tinggi dan Return on equity (ROE) umumnya memiliki kolerasi positif dengan harga saham yang tinggi (Brigham & Houston, 2010:150). Hubungan antara harga saham seharusnya (nilai intrinsik) dengan ROE adalah positif, yaitu semakin besar hasil yang diperoleh dari equity, semakin besar harga dari saham (David & Kurniawan, 2010: 283).

Bagi investor keberhasilan dari upaya menghasilkan laba bagi perusahaan adalah

return on equity semakin tinggi rasio ini semakin tinggi permintaan investor untuk membeli saham namun sebaliknya makin rendah rasio ini maka investor akan menjual sahamnya, sehingga permintaan dan penawaran tersebut akan mempengaruhi harga saham di bursa (Supriyanto, 2007:93-106). Rasio selanjutnya dalam investasi yaitu likuiditas, salah satunya yakni Leverage keuangan yang besar menandakan tingginya risiko kegagalan perusahaan untuk mengembalikan hutang-hutangnya sehingga investor memandangnya sebagai risiko yang akhirnya menyebabkan harga saham turun (Misnen Ardiansyah, 2003). Penggunaan utang atau leverage keuangan mengosentrasikan risiko bisnis perusahaan pada para pemegang sahamnya, konsentrasi risiko bisnis ini terjadi karena para pemegang utang, yang menerima pembayaran bunga secara tetap tidak menanggung risiko bisnis, perubahan dalam penggunaan utang akan menyebabkan terjadinya perubahan pada laba per lembar saham (Earning Per Share) dan juga perubahan risiko dimana keduanya akan dapat mempengaruhi harga saham perusahaan (Brigham Eugene dan Houston Joel, 2006:


(5)

5

17). Leverage keuangan mempengaruhi harga saham dengan arah yang terbalik, berpengaruh negatif terhadap harga saham karena variabel ini mengandung risiko keuangan yang tinggi ( Faisal Matriadi, 2007).

Tabel 1.1 FENOMENA

Besaran Profitabilitas (ROE), Leverage Keuangan dan Harga Saham Beberapa Perusahaan Properti Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Kode Perusahaan Tahun Profitabilitas (ROE)

Leverage

Keuangan Harga Saham

BKDP

(PT Bukit Darmo Property Tbk)

2011

-2.93 0.12 115

2012

-9 0.51 88

2013

-10 -0.83 98

2014

1.2 -4.86 80

Akuntan Publik : Hadori sugiarto ardi, dkk.

BKSL

(PT Sentul CityTbk)

2011

2.74 1.26 109

2012

4.85 0.94 265

2013

1.00 1.06 189

2014

2.91 1.29 157

Akuntan Publik : Tanubrata Sutanto Fahmi, dkk.

SMRA

(PT Summarecon Agung Tbk)

2011

16 1.10 1240

2012

21 1.09 1900

2013

24 -1.99 780

2014

23 0.97 1520 Akuntan Publik : Purwanto Suherman & Surja.


(6)

Harga saham BKDP (PT Bukit Darmo Property Tbk) mengalami penurunan di tahun 2014, kinerja keuangan di tahun sebelumnya yang cenderung menurun terutama pada perolehan laba (profit) yang mengalami kemerosotan berdampak pada

harga saham BKDP (PT Bukit Darmo Property Tbk)

(http://mobile.seruu.com/artikel/pt-bukit-darmo-property-menderita-rugi//2 desember 2015//Regi).

Dari data Tabel 1.1 dapat dilihat besaran profitabilitas perusahaan dengan menggunakan rasio return on equity (ROE) dan tingkat penggunaan utang (leverage

keuangan) dari 3 (tiga) perusahaan properti yang terdaftar di bursa efek indonesia selama 4 (empat) tahun dari 2011-2014 diantaranya BKDP (PT Bukit Darmo Property Tbk), BKSL (PT Sentul City Tbk), SMRA (PT Summarecon Agung Tbk).

Harga saham BKDP (PT Bukit Darmo Property Tbk) mengalami penurunan pada tahun 2014 sebesar 80 saat leverage keuangan perusahaan yang mengalami penurunan pada tahun 2013 sebesar -0,83 dan hal ini disebabkan profitabilitas (ROE) perusahaan yang menurun hingga -10 pada tahun 2013, investor menilai perusahaan mengalokasikan laba perusahaan untuk membayar utang yang merupakan beban tetap perusahaan selain itu investor juga menganggap dengan adanya penurunan profitabilitas (ROE) tersebut, keuntungan investasi saham nya pada Bukit Darmo Property Tbk (BKDP) akan berkurang, sehingga menurunkan minat investor untuk berinvestasi.


(7)

7

Harga saham BKSL (PT Sentul City Tbk) mengalami penurunan pada tahun 2014 sebesar 157 saat profitabilitas (ROE) tahun 2013 mengalami penurunan sebesar 1,00, sedangkan leverage keuangan perusahaan mengalami kenaikan pada tahun 2013 sebesar 1.06 investor menilai risiko perusahaan saat itu cukup tinggi dilihat dari tingkat leverage keuangan yang meningkat sehingga investor menilai perusahaan akan mengalokasikan laba perusahaan untuk membayar utang yang merupakan beban tetap perusahaan, selain itu investor juga menganggap dengan adanya penurunan profitabilitas (ROE)tersebut, keuntungan investasi saham nya pada BKSL (PT Sentul City Tbk) akan berkurang, sehingga menurunkan minat investor untuk berinvestasi.

Harga saham SMRA (PT Summarecon Agung Tbk) mengalami penurunan pada tahun 2013 sebesar 780 saat leverage keuangan perusahaan mengalami penurunan pada tahun 2013 sebesar 1.09 padahal profitabilitas perusahaan yang meningkat sebesar 21 sehingga investor menilai walaupun saat itu profitabilitas (ROE) perusahaan meningkat perusahaan tetap mengalokasikan laba perusahaan untuk membayar utang yang merupakan beban tetap perusahaan, investor menganggap keuntungan investasi saham nya pada SMRA (PT Summarecon Agung Tbk) akan berkurang, sehingga menurunkan minat investor untuk berinvestasi.

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka peneliti mengambil judul mengenai “Pengaruh Profitabilitas (ROE) Dan Leverage Keuangan Terhadap Harga Saham (Studi Kasus Pada Perusahaan Properti Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia)”.


(8)

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas,maka identifikasi masalah pada penelitian ini adalah :

1) Harga saham BKDP (PT Bukit Darmo Property Tbk) mengalami penurunan saat leverage keuangan perusahaan yang mengalami penurunan hal ini disebabkan profitabilitas (ROE) perusahaan yang menurun, investor menilai perusahaan mengalokasikan laba perusahaan untuk membayar utang yang merupakan beban tetap perusahaan selain itu investor juga menganggap dengan adanya penurunan profitabilitas (ROE) tersebut, keuntungan investasi saham nya pada Bukit Darmo Property Tbk (BKDP) akan berkurang, sehingga menurunkan minat investor untuk berinvestasi.

2) Harga saham BKSL (PT Sentul City Tbk) mengalami penurunan pada saat profitabilitas (ROE) mengalami penurunan, sedangkan leverage keuangan perusahaan mengalami kenaikan, investor menilai risiko perusahaan saat itu cukup tinggi dilihat dari tingkat leverage keuangan yang meningkat sehingga investor menilai perusahaan akan mengalokasikan laba perusahaan untuk membayar utang yang merupakan beban tetap perusahaan, selain itu investor juga menganggap dengan adanya penurunan profitabilitas (ROE) tersebut, keuntungan investasi saham nya pada BKSL (PT Sentul City Tbk) akan berkurang, sehingga menurunkan minat investor untuk berinvestasi.


(9)

9

3) Harga saham SMRA (PT Summarecon Agung Tbk) mengalami saat leverage

keuangan perusahaan mengalami padahal profitabilitas perusahaan yang sehingga investor menilai walaupun saat itu profitabilitas (ROE) perusahaan meningkat perusahaan tetap mengalokasikan laba perusahaan untuk membayar utang yang merupakan beban tetap perusahaan, investor menganggap keuntungan investasi saham nya pada SMRA (PT Summarecon Agung Tbk) akan berkurang, sehingga menurunkan minat investor untuk berinvestasi.

1.3 Rumusan Masalah

Dari latar belakang yang telah peneliti uraikan sebelumnya diatas, peneliti merumuskan beberapa permasalahan sebagai berikut :

1)Seberapa besar pengaruh profitabilitas (ROE) terhadap harga saham (studi kasus pada Perusahaan properti yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia). 2)Seberapa besar pengaruh leverage keuangan terhadap harga saham (studi

kasus pada Perusahaan properti yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia).

1.4 Maksud dan Tujuan Penelitian 1.4.1 Maksud Penelitian

Penelitian mengenai pengaruh profitabilitas (ROE) dan leverage keuangan terhadap harga saham (studi kasus pada perusahaan properti yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia) ini dilakukan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh Profitabilitas (ROE) dan Leverage Keuangan terhadap Harga Saham (Studi kasus pada perusahaan properti yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia).


(10)

Maksud penelitian adalah subbab dimana penelitian mengemukakan manfaat atau kegunaan yang bisa diperoleh apabila tujuan penelitian tercapai (Azuar, Irfan dan Saprinal, 2014:105). Maksud peneliti melaksanakan penelitian ini adalah untuk mengumpulkan data dan informasi guna mengetahui profitabilitas (ROE) dan

leverage keuangan terhadap harga saham.

1.4.2 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian adalah hal-hal objektif apa sebenarnya yang ingin dicapai oleh peneliti, berkaitan dengan hal-hal yang dipertanyakan pada rumusan masalah (Azuar, Irfan dan Saprinal, 2014:104). Adapun tujuan peneliti dalam melaksanakan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1) Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh profitabilitas (ROE) terhadap harga saham (studi kasus pada Perusahaan properti yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia).

2) Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh leverage keuangan terhadap harga saham (studi kasus pada Perusahaan properti yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia).

1.5Kegunaan Penelitian

Menurut Uma Sekaran (2006:10), kegunaan penelitian untuk kepentingan praktis atau basic research maka penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai berikut: “Meningkatkan pemahaman terhadap masalah pada judul yang diangkat yang kerap terjadi dan mencari metode untuk memecahkannya.”


(11)

11

Sedangkan menurut Sugiyono (2013:283), kegunaan praktis berkaitan dengan kontribusi praktis yang diberikan dari penyelenggaraan penelitian terhadap objek penelitian, baik individu, kelompok maupun organisasi.

1.5.1 Kegunaan Praktis (Kegunaan Operasional)

Adapun kegunaan praktis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) Bagi Peneliti

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memecahkan masalah yang terjadi pada fenomena yang ada sehingga memperoleh informasi yang bermanfaat mengenai pengaruh profitabilitas (ROE) dan leverage keuangan terhadap harga saham (studi kasus pada Perusahaan properti yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia). Berdasarkan teori yang mendukung dan bukti empiris yang dihasilkan, maka fenomena pada harga saham yang dihasilkan dari investasi pada perusahaan propertidapat ditingkatkan dengan memperhatikan kondisi profitabilitas (ROE) dan leverage keuangan pada perusahaan tersebut.

2) Bagi Perusahaan

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak perusahaan, yang dapat digunakan sebagai masukan atau dasar untuk meningkatkan kinerja perusahaan yang dapat dilihat dari profitabilitas (ROE).

Penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi masukan bagi perusahaan untuk menstabilkan penggunaan leverage keuangan, sehingga dapat meningkatkan harga saham perusahaan di pasar modal.


(12)

3) Bagi Peneliti Lain

Dapat dijadikan sebagai sumber referensi dan tambahan informasi bagi peneliti selanjutnya mengenai pengaruh profitabilitas (ROE) dan leverage

keuangan pada harga saham.

1.5.2 Kegunaan Akademis (Pengembangan Ilmu)

Menurut Uma Sekaran (2006:10), untuk kepentingan pengembangan keilmuan, penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai berikut:

“Menerapkan kembali hasil penelitian terdahulu untuk memecahkan masalah spesifik yang terjadi pada penelitian tersebut.”

Sedangkan menurut Sugiyono (2013:283), kegunaan teoritis / akademis terkait dengan kontribusi tertentu dari penyelenggaraan penelitian terhadap perkembangan teori dan ilmu pengetahuan serta dunia akademis,kegunaan akademis memberikan kontribusi bagi pihak akademis dan untuk peneliti lain. Adapun kegunaan akademis dalam penelitian ini, adalah sebagai berikut:

1) Bagi Peneliti

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memecahkan masalah yang terjadi pada fenomena yang ada sehingga memperoleh informasi dan pengetahuan yang bermanfaat mengenai pengaruh profitabilitas (ROE) dan leverage keuangan terhadap harga saham (studi kasus pada Perusahaan properti yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia).


(13)

13

2) Bagi Pengembangan Ilmu Akuntansi

Diharapkan dapat menambah khazanah ilmu pengetahuan mengenai profitabilitas (ROE) dan leverage keuangan terhadap harga saham. Sehingga diperoleh gambaran antara fakta di lapangan dengan teori yang dipelajari.


(14)

14

2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Profitabilitas

2.1.1.1 Pengertian Profitabilitas

Menurut S. Munawir (2004:33) profitabilitas adalah :

“Menunjukan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu”.

Sedangkan menurut Sutrisno (2009:16) :

“Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan semua modal yang bekerja di dalamnya”.

Menurut Sofyan Syafri Harahap (2009:304) :

“Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan mendapatkan laba melalui semua kemampuan dan sumber daya yang ada seperti kegiatan penjualan, kas, modal, jumlah karyawan, jumlah cabang perusahaan, dan lain sebagainya”.

Berdasarkan pernyataan tersebut di atas maka dapat dikatakan bahwa profitabilitas merupakan kemapuan suatu perusahaan untuk menghasilkan laba melalui aktivitas perusahaan selama periode tertentu dengan memanfaatkan semua kemampuan dan sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan.


(15)

15

2.1.1.2 Rasio Profitabilitas

Rasio profitabilitas menurut Brigham and Houston (2009:107) :

“Sekelompok rasio yang menunjukkan gabungan efek-efek dari likuiditas, manajemen aktiva, dan utang pada hasil operasi. Rasio ini meliputi margin laba atas penjualan, rasio kemampuan dasar untuk menghasilkan laba, tingkat pengembalian atas total aktiva, dan tingkat pengembalian ekuitas saham biasa”. Berikut jenis - jenis rasio profitabilitas :

1) Gross profit margin (Margin Laba Kotor)

Gross profit margin merupakan persentase laba kotor dibandingkan dengan sales (Syamsuddin, 2009:61). Semakin besar gross profit margin semakin baik keadaan operasi perusahaan, karena hal ini menunjukkan bahwa harga pokok penjualan relatif lebih rendah dibandingkan dengan penjualan, demikian pula sebaliknya, semakin rendah gross profit margin semakin kurang baik operasi perusahaan (Syamsuddin, 2009:61).

2) Net profit margin (Margin Laba Bersih)

Net profit margin adalah perbandingan antara laba bersih dengan penjualan (Bastian dan Suhardjono, 2006). Rasio ini sangat penting bagi manajer operasi karena mencerminkan strategi penetapan harga penjualan yang diterapkan

Penjualan – Harga Pokok Penjualan

Gross profit margin =


(16)

perusahaan dan kemampuannya untuk mengendalikan beban usaha (Bastian dan Suhardjono, 2006).

3) Rentabilitas Ekonomi

Rentabilitas ekonomi adalah Rasio yang mengukur kemampuan aktiva perusahaan memperoleh laba dari operasi perusahaan karena hasil operasi yang diukur maka dipergunakan laba sebelum bunga dan pajak (Husnan 2004:73).

4) Return on Investment ( ROI )

Return on investment merupakan perbandingan antara laba bersih setelah pajak dengan total aktiva (Syamsuddin, 2009:63). Return on investment merupakan rasio yang mengukur kemampuan perusahaan secara keseluruhan didalam menghasilkan keuntungan dengan jumlah keseluruhan aktiva yang tersedia di dalam perusahaan (Syamsuddin, 2009:63).

Laba bersih setelah pajak

Net profit margin =

Penjualan

Laba bersih setelah pajak Rentabilitas Ekonomi =

Total Aktiva

Laba bersih setelah pajak ROI =


(17)

17

5) Return on equity ( ROE )

Return on equity merupakan perbandingan antara laba bersih sesudah pajak dengan total ekuitas (Syafri, 2008:305). Return on equity merupakan suatu pengukuran dari penghasilan (income) yang tersedia bagi para pemilik perusahaan (baik pemegang saham biasa maupun pemegang saham preferen) atas modal yang mereka investasikan di dalam perusahaan (Syafri, 2008:305).

6) Earning Per Share ( EPS )

Earning per share merupakan rasio yang menggambarkan jumlah rupiah yang diperoleh untuk setiap lembar saham biasa (Syamsuddin, 2009:66).

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan Rasio Return on Equity , karena dapat mengukur laba yang dihasilkan oleh perusahaan dan keuntungannya bagi pemegang saham.

Laba bersih setelah pajak ROE =

Ekuitas

Laba bersih setelah pajak – Deviden Saham Preferen EPS =


(18)

2.1.2 Leverage

2.1.2.1 Pengertian Leverage Menurut Sartono (2001:157) :

Leverage adalah Penggunaan asset dan sumber dana (sourch of funds) oleh pihak yang memiliki biaya tetap (beban tetap) dengan maksud agar meningkatkan keuntungan potensial pemegang saham”.

Sedangkan menurut Brigham dan Houston (2009:101) :

Leverage adalah, seberapa jauh perusahaan menggunakan pendanaan melalui hutang”.

Sedangkan menurut Warsono (2003:204) :

Leverage adalah Penggunaan aset atau dana, dan sebagai konsekuensi dari penggunaan tersebut perusahaan harus mengeluarkan biaya dan beban tetap”.

2.1.2.2 Leverage Keuangan (Financial leverage) Menurut Agus Sartono (2001:263) :

Leverage Keuangan (Financial leverage) adalah Penggunaan sumber dana yang memiliki beban tetap dengan harapan akan memberikan keuntungan yang lebih besar dari pada beban tetapnya sehingga akan meningkatkan keuntungan yang tersedia bagi pemegang saham”.


(19)

19

Menurut Brigham dan Houston (2006:17) :

Leverage Keuangan (Financial leverage) adalah tingkat sampai sejauh mana sekuritas dengan laba tetap (hutang dan saham preferen) digunakan dalam struktur modal dalam sebuah perusahaan”.

Menurut Lukman Syamsyudin dalam bukunya Manajemen Keuangan (2004 : 113) :

Leverage Keuangan (Financial leverage) dapat didefinisikan sebagai kemampuan perusahaan dalam menggunakan kewajiban-kewajiban financial

yang bersifat tetap untuk memperbesar pengaruh perubahan EBIT terhadap perdapatan perlembar saham biasa (Earning per share/ EPS)”.

Berdasarkan pernyataan tersebut di atas maka dapat dikatakan bahwa Leverage

Keuangan (Financial leverage) merupakan kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban yang bersifat tetap yang bertujuan untuk meningkatkan keuntungan bagi pemegang saham.

2.1.2.3 Rasio Leverage Keuangan

Leverage keuangan menunjukkan perubahan laba per lembar saham (earning pe share atau EPS) sebagai akibat perubahan EBIT (Agus Sartono, 2001:263). Degree Financial leverage (DFL) adalah perubahan laba per lembar saham karena perubahan laba sebelum bunga dan pajak (EBIT). Atau rasio antara persentase perubahan EPS dibanding dengan persentase perubahan EBIT (Agus Sartono, 2001:265).


(20)

Yang dapat diformulasikan menjadi :

Dimana:

DFL = Degree of financial leverage

EPS = Earning per share, didapat dari laba bersih setelah bunga dan pajak dibagi jumlah saham yang beredar

EBIT = Earning Before Interest and Taxes, didapat dari pendapatan Penjualan dikurangi biaya operasi

Δ EPS = Perubahan EPS Δ EBIT = Perubahan EBIT 2.1.3 Pengertian Harga Saham 2.1.3.1 Harga Saham

Menurut Sunariyah (2003:111) :

“Harga saham adalah Harga suatu saham pada pasar yang sedang berlangsung di bursa efek”.

% perubahan EPS DFL pada X =

% perubahan EBIT

Δ EPS : Δ EBIT DFL pada X =


(21)

21

Sedangkan menurut Pandji Anoraga dan Piji Pakari (2003:59) :

“Harga saham adalah Harga pada pasar riil, dan merupakan harga yang paling mudah ditentukan karena merupakan harga dari suatu saham pada pasar yang sedang berlangsung atau jika pasar ditutup, maka harga pasar adalah harga penutupannya”.

Berdasarkan pernyataan tersebut di atas maka dapat dikatakan bahwa harga saham adalah nilai saham suatu perusahaan yang terdapat di bursa efek yang merupakan harga pasar sebenarnya yang sedang berlangsung.

2.1.3.2 Jenis Harga Saham

Menurut Sawidji Widoatmojo (1996;46) harga saham dapat dibedakan menjadi 3 (tiga) yaitu:

1) Harga Nominal

Harga yang tercantum dalam sertifikat saham yang ditetapkan oleh emiten untuk menilai setiap lembar saham yang dikeluarkan. Besarnya harga nominal memberikan arti penting saham karena deviden minimal biasanya ditetapkan berdasarkan nilai nominal.

2) Harga Perdana

Harga ini merapakan pada waktu harga saham tersebut dicatat di bursa efek. Harga saham pada pasar perdana biasanya ditetapkan oleh penjamin emisi


(22)

emiten itu akan dijual kepada masyarakat biasanya untuk menentukan harga perdana.

3) Harga Pasar

Kalau harga perdana merupakan harga jual dari perjanjian emisi kepada investor, maka harga pasar adalah harga jual dari investor yang satu dengan investor yang lain. Harga ini terjadi setelah saham tersebut dicatatkan di bursa. Transaksi disini tidak lagi melibatkan emiten dari penjamin emisi harga ini yang disebut sebagai harga di pasar sekunder dan harga inilah yang benar-benar mewakili harga perusahaan penerbitnya, karena pada transaksi di pasar sekunder, kecil sekali terjadi negosiasi harga investor dengan perusahaan penerbit. Harga yang setiap hari diumumkan di surat kabar atau media lain adalah harga pasar.

2.1.3.3 Pengertian Saham

Menurut (Gitman:2000, 7) :

“Saham adalah bentuk paling murni dan sederhana dari kepemilikan perusahaan”. Menurut (Bernstein:1995, 197) :

“Saham adalah selembar kertas yang menyatakan kepemilikan dari sebagian perusahaaan”.

Sedangkan menurut Tjiptono dan Hendy (2006:6) :

”Saham adalah Tanda penyertaan atau kepemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas”.


(23)

23

Berdasarkan pernyataan tersebut di atas maka dapat dikatakan bahwa saham merupakan tanda bukti keikutsertaan pemodal untuk memperoleh keuntungan dari suatu perusahaan atau perseroan terbatas yang disebut juga sebagai investor.

2.1.3.4 Jenis Saham

Jenis saham terbagi menjadi dua yaitu : 1) Common Stock (Saham Biasa)

Jika perusahaan hanya mengeluarkan satu kelas saham saja, saham ini biasanya dalam bentuk saham biasa (common stock) (Jogiyanto Hartono, 2008:112).

Menurut Dahlan Siamat (1995:385), ciri – ciri dari saham biasa adalah sebagai berikut:

a) Dividen dibayarkan sepanjang perusahaan memperoleh laba. b) Memiliki hak suara (one share one vote).

c) Hak memperoleh pembagian kekayaan perusahaan apabila bangkrut dilakukan setelah semua kewajiban perusahaan dilunasi.

2) Saham Preferen (prefered stock)

Saham preferen merupakan saham yang mempunyai sifat gabungan antara obligasi dan saham biasa (Jogiyanto Hartono, 2008:107).

Adapun ciri – ciri dari saham preferen menurut Dahlan Siamat (1995:385) adalah:

a) Memiliki hak paling dahulu memperoleh deviden. b)Tidak memiliki hak suara.


(24)

c) Dapat mempengaruhi manajemen perusahaan terutama dalam pencalonan pengurus.

d)Memiliki hak pembayaran maksimum sebesar nilai nominal saham lebih dahulu setelah kreditur apabila perusahaan dilikuidasi.

2.1.3.5 Faktor Penentu Harga Saham Naik atau Turun

Faktor Penentu harga saham naik atau turun (Irham Fahmi, 276:2012) : 1)Kondisi mikro dan makro ekonomi

2)Kebijakan perusahaan dalam memutuskan untuk ekspansi (perluasan usaha), seperti membuka kantor cabang (branch office), kantor cabang pembantu (Sub Branch Office) baik yang dibuka di domestik maupun luar negeri.

3)Pergantian direksi secara tiba-tiba.

4)Adanya direksi atau pihak komisaris perusahaan yang terlibat tindak pidana dan kasusnya sudah masuk ke pengadilan.

5)Kinerja perusahaan yang terus mengalami penurunan dalam setiap waktunya 6)Risiko sistematis, yaitu suatu bentuk risiko yang terjadi secara menyeluruh dan

telah ikut menyebabkan perusahaan ikut terlibat.

7)Efek dari Psikologis pasar yang ternyata mampu menekan kondisi teknikal jual beli saham.


(25)

25

2.2 Kerangka Pemikiran

2.2.1 Pengaruh Profitabilitas (ROE) Terhadap Harga Saham

Return on equity (ROE) mencerminkan pengaruh dari seluruh rasio lain dan merupakan ukuran kinerja tunggal yang terbaik dilihat dari kacamata akuntansi, karena investor sudah pasti menyukai nilai Return on equity (ROE) yang tinggi dan

Return on equity (ROE) umumnya memiliki kolerasi positif dengan harga saham yang tinggi (Brigham & Houston, 2010:150).

Hubungan antara harga saham seharusnya (nilai intrinsik) dengan ROE adalah positif, yaitu semakin besar hasil yang diperoleh dari equity, semakin besar harga dari saham (David Sukardi dan Kurniawan Indonanjaya, 2010: 283).

Bagi investor keberhasilan dari upaya menghasilkan laba bagi perusahaan adalah

return on equity semakin tinggi rasio ini semakin tinggi permintaan investor untuk membeli saham namun sebaliknya makin rendah rasio ini maka investor akan menjual sahamnya, sehingga permintaan dan penawaran tersebut akan mempengaruhi harga saham di bursa (Supriyanto, 2007:93-106).

Selain itu ada Penelitian dari Putu Laksmi dan Ida Bagus Badjra menyatakan bahwa Return on equity (ROE) berpengaruh positif Signifikan terhadap harga saham Perusahaan Properti dan Real Estate di Bursa Efek Indonesia.

2.2.2 Pengaruh Leverage Keuangan terhadap Harga Saham

Penggunaan utang atau leverage keuangan (financial leverage)


(26)

konsentrasi risiko bisnis ini terjadi karena para pemegang utang, yang menerima pembayaran bunga secara tetap tidak menanggung risiko bisnis, perubahan dalam penggunaan utang akan menyebabkan terjadinya perubahan pada laba per lembar saham (EPS) dan juga perubahan risiko dimana keduanya akan dapat mempengaruhi harga saham perusahaan (Brigham Eugene dan Houston Joel, 2006: 17).

Beberapa penelitian terkait pengaruh leverage keuangan juga telah dilakukan. Diantaranya Faisal Matriadi (2007), financial leverage mempengaruhi harga saham dengan arah yang terbalik, berpengaruh negatif terhadap harga saham karena variabel ini mengandung risiko keuangan yang tinggi . Penelitian tersebut juga didukung oleh penelitian Iswadi & Yunina (2006) yang menyatakan bahwa financial leverage

berpengaruh negatif terhadap harga saham karena variabel ini mengandung risiko keuangan yang tinggi. Financial leverage yang besar menandakan tingginya risiko kegagalan perusahaan untuk mengembalikan hutang-hutangnya sehingga investor memandangnya sebagai risiko yang akhirnya menyebabkan harga saham turun (Misnen Ardiansyah, 2003)

Berdasarkan pernyataan tersebut, maka dapat dikatakan bahwa semakin profitabilitas (ROE) maka semakin besar laba dan dividennya, dan hal ini akan membuat investor tertarik untuk berinvestasi sehingga permintaan terhadap saham akan meningkat dan berarti semakin besar pula harga sahamnya. Akan tetapi, semakin besar leverage keuangan maka semakin tinggi risiko perusahaan dari beban


(27)

27

tetap yang timbul akibat utang maka harga saham nya cenderung akan turun dan menurunkan investasi para investor

Gambar 2.1 Paradigma Penelitian

2.3 Hipotesis

Menurut Husein Umar (2008:80) Hipotesis adalah:

“Sebuah kesimpulan tetapi kesimpulan tersebut belum final, dan masih harus dibuktikan kebenarannya”.

Jelas sekali pernyataan tersebut diatas bahwa hipotesis adalah suatu pernyataan terhadap suatu hal yang bersifat sementara dan harus dibuktikan kebenarannya melalui suatu penelitian.

Dari penelitian diatas maka dapat dirumuskan hipotesis yaitu sebagai berikut : H1 : Profitabilitas (ROE) berpengaruh terhadap Harga Saham (Studi kasus pada perusahaan properti yang terdaftar di Bura Efek Indonesia).

Profitabilitas (ROE)

S. Munawir (2004:33) Sutrisno (2009:16) Sofyan S. Harahap

(2009:304)

Leverage Keuangan

Agus Sartono (2001:263) Brigham Houston (2006:17)

Lukman Syamsudin (2004:113)

Harga Saham

Sunariah (2003:111) Pandji Anoraga dan Piji

Pakari (2003:59)

(Brigham Eugene dan Houston Joel, 2006: 17) (Misnen Ardiansyah, 2003)

(Faisal Matriadi , 2007) (Iswadi & Yunina, 2006)

(Brigham & Houston, 2010:150)

(David Sukardi dan Kurniawan Indonanjaya, 2010: 283) (Supriyanto, 2007:93-106)


(28)

H2 : Leverage Keuangan berpengaruh terhadap Harga Saham (Studi kasus pada perusahaan properti yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia).


(29)

29 BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Pengertian metode penelitian menurut Sugiono (2004:21) menyatakan bahwa: “Metode penelitian adalah suatu metode yang digunakan untuk mengambarkan atau menganalisis suatu hasil penelitian tetapi tidak digunakan untuk memberikan kesimpulan yang kuat.”

Sedangkan menurut Umi Narimawati (2010:29) menyatakan bahwa :

“Metode penelitian merupakan cara penelitian yang digunakan untuk mendapatkan data untuk mencapai tujuan tertentu.”

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dan regresi.

Menurut Sugiyono (2005:21):

“ Metode deskriptif adalah metode yang digunakan untuk menggambarkan atau menganalisis suatu hasil penelitian tetapi tidak digunakan untuk membuat kesimpulan yang lebih luas”.

Menurut Andi Supangat (2008:325) metode regresi adalah:

“Model hubungan antara dua variabel atau lebih, yaitu antara variabel tergantung (dependent variable) dengan variabel bebasnya (independent variable) sedangkan yang dimaksud dengan garis regresi (regretion line/line of the best fit/estimating line) adalah suatu garis yang ditarik di antara titik-titik

(scatter diagram) sedemikian rupa sehingga dapat digunakan untuk menaksir besar variabel yang lain dan dapat juga digunakan untuk mengetahui macam korelasinya (positif atau negatifnya).”


(30)

Berdasarkan pernyataan tersebut diatas, maka dapat dikatakan bahwa metode penelitian deskriptif digunakan untuk menggambarkan hasil penelitian, sedangkan metode penelitian regresi digunakan untuk menguji kebenaran teori dan hipotesis yang telah dikemukakan oleh para ahli mengenai pengaruh profitabilitas (ROE) dan

leverage keuangan terhadap harga saham.

Peneliti menggunakan metode tersebut, karena penelitian ini ditujukan untuk menggambarkan dengan jelas bagaimana pengaruh profitabilitas (ROE) dan leverage

keuangan terhadap harga saham (Studi kasus pada perusahaan properti yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia). Data yang dibutuhkan adalah data yang sesuai dengan masalah-masalah yang ada dan sesuai dengan tujuan penelitian, sehingga dapat diketahui pengaruhnya berdasarkan teori dan pengujian hipotesis.

3.2 Operasionalisasi Variabel

Operasionalisasi variabel diperlukan untuk menentukan jenis, indikator, serta skala dari variabel-variabel yang terkait dalam penelitian, sehingga pengujian hipotesis dengan alat bantu statistik dapat dilakukan secara benar sesuai dengan judul penelitian.

Umi Narimawati (2007:61) menyatakan bahwa operasionalisasi variabel adalah proses penguraian variabel penelitian ke dalam sub variabel, dimensi, indikator sub variabel dan pengukuran.


(31)

31

Variabel – variabel yang terkait dalam penelitian ini adalah : 1) Variabel Bebas atau Independent Variable (X1 dan X2)

Menurut Sugiyono (2013:39), variabel bebas didefinisikan sebagai berikut: “Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat).”

Dalam penelitian ini, terdapat dua variabel independen, yaitu: a) Profitabilitas (ROE)

Menurut Sofyan Syafri Harahap (2009:304) :

“Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan mendapatkan laba melalui semua kemampuan dan sumber daya yang ada seperti kegiatan penjualan, kas, modal, jumlah karyawan, jumlah cabang perusahaan, dan lain sebagainya”.

b) Leverage Keuangan

Menurut Agus Sartono (2001:263) :

Financial leverage adalah Penggunaan sumber dana yang memiliki beban tetap dengan harapan akan memberikan keuntungan yang lebih besar dari pada beban tetapnya sehingga akan meningkatkan keuntungan yang tersedia bagi pemegang saham”.

2) Variabel Terkait/Dependent (Y)

Variabel terikat/dependent adalah variabel yang dipengaruhi variabel lain, faktor yang diamati dan diukur untuk menentukan ada tidaknya hubungan atau pengaruh dari variabel bebas. Variabel dependent atau variabel terikat (Y) pada penelitian ini adalah Harga Saham. Menurut Sunariyah (2003:111) :


(32)

“Harga saham adalah Harga suatu saham pada pasar yang sedang berlangsung di bursa efek.”

Untuk memperjelas dan mempertegas variabel-variabel yang diteliti, maka operasionalisasi variabel penelitian dapat dilihat pada Tabel 3.1 berikut ini :

Tabel 3.1

Operasionalisasi Variabel

Variabel Konsep Indikator Skala

Profitabilitas (ROE) (X1)

“Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan mendapatkan laba melalui semua kemampuan dan sumber daya yang ada seperti kegiatan penjualan, kas, modal, jumlah karyawan, jumlah cabang perusahaan dan lain sebagainya.” Sofyan Syafri Harahap (2009:304)

Laba Bersih Setelah Pajak Retun on equity =

Ekuitas Syafri (2008:305) Rasio Leverage Keuangan (X2)

Financial Leverage adalah penggunaan sumber dana yang memiliki beban tetap dengan harapan akan memberikan keuntungan yang lebih besar daripada beban tetapnya sehingga akan meningkatkan keuntungan yang tersedia bagi pemegang saham.” Agus Sartono (2001:263)

������= ΔEPS : � �� � ��

Agus Sartono (2001:263)

Rasio

Harga Saham (Y)

“Harga saham adalah harga suatu saham pada pasar yang sedang berlangsung di bursa efek.” Sunariyah (2003:111)

Harga Penutupan pada kuartal ke-4 (empat)

Pandji Anoraga dan Piji Pakari (2003:59)

Rasio

Penelitian ini menggunakan skala rasio, Menurut Moh.Nazir (2009:13) skala atau ukuran rasio didefinisikan sebagai berikut :

“Skala atau ukuran rasio adalah ukuran yang mencakup semua ukuran yang memberikan keterangan tentang nilai absolute dari objek yang diukur”.


(33)

33

Dalam skala rasio angka nol mempunyai makna, sehingga angka nol dalam skala ini diperlukan sebagai dasar dalam perhitungan dan pengukuran terhadap objek yang diteliti.

3. 3 Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data 3.3.1 Sumber Data

Sumber data dibagi menjadi dua yaitu data primer dan data sekunder. Dalam melakukan penelitian ini, peneliti menggunakan data sekunder yaitu berupa laporan keuangan. Definisi data primer dan data sekunder menurut Jonathan Sarwono (2006:209) adalah:

1) Data primer berupa teks hasil wawancara dan diperoleh melalui wawancara dengan informan yang sedang dijadikan sampel dalam penelitiannya. Data dapat direkam atau dicatat oleh peneliti.

2) Data sekunder berupa data-data yang sudah tersedia dan dapat diperoleh oleh peneliti dengan cara membaca, melihat atau mendengarkan. Data ini biasanya berasal dari data primer yang sudah diolah oleh peneliti sebelumnya.

Berdasarkan pernyataan tersebut di atas dapat dikatakan bahwa sumber data yang diambil dalam penelitian ini adalah sumber data sekunder, dimana data yang diperoleh oleh peneliti merupakan data yang di peroleh secara tidak langsung, artinya data-data tersebut berupa data kedua yang telah di olahlebih lanjut oleh pihak lain. Data-data tersebut diperoleh dari Kantor Perwakilan Bursa Efek Indonesia (BEI) yang beralamatkan di Jl.Veteran No.10 Bandung.


(34)

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang bersifat kuantitatif yaitu data diolah, disajikan, dan dianalisa untuk melihat pengaruh profitabilitas (ROE) dan leverage keuangan terhadap harga saham. Data sekunder umumnya berupa bukti, catatan, laporan historis yang telah tersusun dalam arsip yang dipublikasikan dan tidak dipublikasikan.

3.4 Populasi, Sampel dan Tempat serta waktu penelitian 3.4.1 Populasi

Menurut Sugiyono (2009:80) populasi adalah:

“Wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.”

Berdasarkan pengertian di atas, populasi merupakan obyek atau subyek yang berada pada suatu wilayah dan memenuhi syarat tertentu yang berkaitan dengan masalah dalam penelitian. populasi yang digunakan peneliti pada penelitian ini yaitu 200 Laporan Keuangan dari 34 Perusahaan Properti yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2011 sampai tahun 2014.

Berikut ditampilkan Tabel Daftar Perusahaan Properti yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari Tahun 2011 sampai Tahun 2014.

Tabel 3.2

Daftar Populasi Perusahaan Properti yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

No Kode

Saham

Nama Emiten


(35)

35

2 ASRI PT Alam Sutera Reality Tbk

3 BEST PT Bekasi Fajar Industrial Estate Tbk 4 BIPP PT Bhuawanatala Indah Permai Tbk 5 BKDP PT Bukit Darmo Property Tbk 6 BKSL PT Sentul City Tbk

7 BSDE PT Bumi Serpong Damai Tbk 8 COWL PT Cowell Development Tbk 9 CTRA PT Ciputra Development Tbk 10 CTRP PT Ciputra Property Tbk 11 DART PT Duta Anggada Realty Tbk 12 DUTI PT Duta Pertiwi Tbk

13 EMDE PT Megapolitan Development Tbk 14 FMII PT Fortune Mate Indonesia Tbk 15 GAMA PT Gading Development Tbk

16 GMTD PT Goa Makassar Tourism Development Tbk 17 GWSA PT Greenwood Sejahtera Tbk

18 JRPT PT Jaya Real Property Tbk

19 KIJA PT Kawasan Industri Jababeka Tbk 20 LPCK PT Lippo Cikarang Tbk

21 LPKR PT Lippo Karawaci Tbk 22 MDLN PT Modernland Realty Tbk 23 MKPI PT Metropolitan Kentjana Tbk 24 MTLA PT Metropolitan Land Tbk 25 NIRO PT Nirvana Development Tbk 26 OMRE PT Indonesia Prima Property Tbk 27 PLIN PT Plaza Indonesia Realty Tbk 28 PUDP PT Pudjiati Prestige Tbk

29 RBMS PT Rista Bintang Mahkota Sejati Tbk 30 RDTX PT Roda Vivatex Tbk

31 RODA PT Pikko Land Development Tbk 32 SCBD PT Dadanayasa Arthatama Tbk 33 SMDM PT Suryamas Dutamakmur Tbk 34 SMRA PT Summarecon Agung Tbk

Sumber : Bursa Efek Indonesia kantor cabang bandung 2014

Berdasarkan tabel di atas, terdapat 34 perusahaan properti yang terdaftar di BEI dimana populasi yang diambil adalah laporan keuangan perusahaan selama


(36)

kurun waktu 4 (empat) tahun mulai dari 2011-2014. Sehingga, jumlah populasi yang di pakai oleh peneliti sebanyak 136 populasi.

3.4.2 Penarikan Sampel

Dalam penelitian ini peneliti mengambil sebagian data perusahaan untuk dijadikan sampel.

Pengertian sampel menurut Sugiyono (2009:81) adalah :

“Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”.

Sampel dipilih secara purposive sampling yang menurut Nur Indriantoro (2002:131), yaitu :

”Tipe pemilihan sampel secara tidak acak yang informasinya diperoleh dengan menggunakan pertimbangan tertentu” .

Alasan pemilihan sampel dengan menggunakan teknik Purposive Sampling

adalah karena tidak semua sampel memiliki kriteria yang sesuai dengan yang peneliti tentukan.Oleh karena itu, peneliti memilih teknik purposive sampling dengan menetapkan pertimbangan-pertimbangan atau kriteria-kriteria tertentu yang harus dipenuhi oleh sampel-sampel yang digunakan dalam penelitian ini.

Menurut Uma Sekaran (2006:136) memberikan acuan umum untuk menentukan ukuran sampel, yaitu sebagai berikut:

“Dalam penelitian multivariate (termasuk analisis regresi berganda), ukuran sampel adalah 10 kali lebih besar dari jumlah variabel dalam penelitian dan untuk ukuran sampel minimum adalah 30 yang dipecah ke dalam sub sampel adalah tepat untuk kebanyakan penelitian.”


(37)

37

Adapun kriteria yang digunakan dalam pemilihan sampel penelitian ini adalah sebagai berikut:

1) Perusahaan properti tersebut masih aktif melakukan kegiatan properti per tanggal 1 januari 2011 sampai 31 Desember 2014.

2) Perusahaan yang konsisten menerbitkan laporan keuangan periode 2011 sampai dengan 2014.

3) Perusahan properti Periode 2011-2014 di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang memiliki data lengkap terkait dengan variabel yang dibutuhkan dalam penelitian ini.

4) Sampel yang diambil sebanyak empat tahun dari periode 2011-2014 karena sudah dianggap respresentatif (mewakili) untuk dilakukan uji penelitian.

Tabel 3.3 Sampel Penelitian

No Kode Saham Nama Perusahaan Tahun

1. BIPP PT Bhuawanatala Indah Permai Tbk 2011-2014 2. BKDP PT Bukit Darmo Property Tbk 2011-2014 3. BKSL PT Sentul City Tbk 2011-2014 4. CTRA PT Ciputra Development Tbk 2011-2014 5. CTRP PT Ciputra Property Tbk 2011-2014 6. COWL PT Cowell Development Tbk 2011-2014 7. EMDE PT Megapolitan Development Tbk 2011-2014 8. GMTD PT Goa Makassar Tourism Development Tbk 2011-2014 9. MTLA PT Metropolitan Land Tbk 2011-2014 10. SMRA PT Summarecon Agung Tbk 2011-2014 Sumber : Bursa Efek Indonesia kantor cabang bandung 2014


(38)

Sampel yang diambil peneliti dalam penelitian ini adalah neraca dan laporan laba rugi dan daftar harga saham 10 (sepuluh) perusahaan properti dari tahun 2011-2014 dengan pertimbangan sebagai berikut:

1) Data yang diambil merupakan laporan keuangan Perusahaan Properti yang sudah diaudit.

2) Data yang diambil merupakan laporan keuangan Perusahaan Properti tahun 2011-2014.

3) Perusahaan yang sudah terdaftar di Bursa Efek Indonesia maksimal tahun 2010. 4) Perusahaan yang menghasilkan laba dari tahun 2010-2014.

5) Perusahaan yang labanya tidak selalu meningkat dari tahun 2010-2014.

Berdasarkan uraian di atas maka jumlah sampel yang di gunakan oleh peneliti adalah Laporan Keuangan 10 (sepuluh) Perusahaan dengan kurun waktu 4 (empat) tahun dari tahun 2011-2014, sehingga jumlah sampel yang diambil oleh peneliti adalah 40 (empat puluh) sampel.

3.4.3 Tempat dan Waktu Penelitian

Peneliti melakukan penelitian di Bursa Efek Indonesia (BEI) kantor perwakilan bandung yang beralamat Jln. Veteran No. 10 Bandung 40112 - Indonesia dengan memperoleh data sekunder melalui www.idx.co.id.

Dalam melakukan penelitian ini, peneliti membuat jadwal penelitian yang di mulai dengan tahap persiapan sampai ke tahap akhir yaitu pelaporan hasil penelitian dapat dilihat pada tabel berikut :


(39)

39

Tabel 3.4

Tabel Lokasi dan Waktu Penelitian

No. Prosedur

Bulan

Juli Agst Sep Okt Nov Des Jan Feb Mar 2015

I Tahap persiapan : 1) Membuat Outline dan proposal UP

2) Pengambilan Formulir dan Penyusunan UP 3)Menentukan Tempat Penelitian

II

Tahap Pelaksanaan 1) Membuat Outline dan Proposal UP

2) Penyusunan UP dan Bimbingan UP 3) Seminar sidang UP 4) Revisi UP setelah seminar sidang UP 5) Bimbingan Skripsi 6) Pendaftaran Sidang Skripsi

7)Sidang Skripsi III

Tahap Akhir

1) Revisi setelah sidang skripsi

2) Penggandaan Skripsi

3.5 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data menurut Sugiyono (2012:62), didefinisikan sebagai berikut:

“Metode pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian ini adalah mendapatkan data.” Metode pengumpulan data penelitian ini adalah sebagai berikut :


(40)

1) Penelitian Lapangan (Field Research)

Pada tahap ini, peneliti mengunakan data-data sekunder berupa dokumen berbentuk laporan keuangan perusahaan properti periode 2011-2014 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang diperoleh melalui www.idx.co.id dan kantor perwakilan Bursa Efek Indonesia (BEI). Metode pengumpulan data yang berhubungan dengan masalah yang akan diteliti dari dokumen-dokumen yang dimiliki perusahaan. Berdasarkan penelitian ini diharapkan akan memperoleh data mengenai profitabilitas (ROE), leverage keuangan dan informasi-informasi lain yang diperlukan dalam penelitian.

2) Penelitian Kepustakaan (Library Research)

Penelitian kepustakaan ini adalah pengumpulan data dengan cara mempelajari berbagai literatur, buku, hasil penelitian yang sejenis dan media lain yang mempunyai kaitan dengan masalah yang akan di teliti. Dalam hal ini peneliti menggunakan buku yang berkaitan dengan metodologi penelitian, dan sebagainya. Selain itu, peneliti juga menggunakan media internet sebagai penelusuran informasi mengenai teori maupun data-data penelitian yang dilakukan.

3) Riset Internet (Online Research)

Pengumpulan data berasal dari situs-situs yang berhubungan dengan berbagai informasi yang dibutuhkan dalam penelitian yaitu www.idx.co.id.


(41)

41

3.6 Metode Pengujian Data

Metode Pengujian pengaruh profitabilitas (ROE) dan leverage keuangan terhadap harga saham pada perusahaan perbankan periode 2011-2014 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dapat diteliti dengan beberapa metode. Peneliti menggunakan metode statistik analisis berganda dan korelasi. Perhitungan dengan metode statistik tersebut menggunakan program Komputer IBM SPSS versi 20 (Statistical Program for Social Science).

3.6.1 Rancangan Analisis

Menurut Umi Narimawati (2010:41) mendefinisikan rancangan analisis adalah sebagai berikut:

“Rancangan analisis adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang telah diperoleh dari hasil observasi lapangan, dan dokumentasi dengan cara mengorganisasikan data kedalam kategori, menjabarkan kedalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun kedalam pola, memilih mana yang lebih penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain.”

Peneliti melakukan analisa terhadap data yang telah diuraikan dengan menggunakan metode analisis deskriptif (kualitatif) dan regresi (kuantitatif) dengan pendekatan kuantitatif.

Menurut Sugiyono (2012:14) mendefinisikan analisis kualitatifsebagai berikut: “Metode penelitian kualitatif itu dilakukan secara intensif, peneliti ikut berpartisipasi lama dilapangan, mencatat secara hati-hati apa yang terjadi, melakukan analisis reflektif terhadap berbagai dokumen yang ditemukan dilapangan, dan membuat laporan penelitian secara mendetail.”


(42)

Penelitian deskriptif digunakan untuk menggambarkan bagaimana pengaruh profitabilitas (ROE) dan leverage keuanganterhadap harga saham.

Menurut Sugiyono (2012:31) mendefinisikan analisis kuantitatif sebagai berikut:

“Dalam penelitian kuantitatif analisis data menggunakan statistik. Statistik yang digunakan dapat berupa statistik deskriptif dan inferensial/induktif. Statistik inferensial dapat berupa statistik parametris dan statistik nonparametris. Peneliti menggunakan statistik inferensial bila penelitian dilakukan pada sampel yang dilakukan secara random. Data hasil analisis selanjutnya disajikan dan diberikan pembahasan. Penyajian data dapat berupa tabel, tabel ditribusi frekuensi, grafik garis, grafik batang, piechart (diagram lingkaran), dan pictogram. Pembahasan hasil penelitian merupakan penjelasan yang mendalam dan interpretasi terhadap data-data yang telah disajikan.”

Metode pengujian datapada statistik deskriptif adalah statistik yang memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari rata-rata, standar deviasi, variance, maksimum, minimum, kurtosis, skewnes (kemencengan distribusi). Statistik deskriptif mendeskripsikan data menjadi sebuah informasi yang lebih jelas dan mudah dipahami.Dalam melakukan analisis statistik ada beberapa langkah pengujian statistik yang harus dilakukan. Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:

1) Uji Asumsi Klasik

Untuk memperoleh hasil yang lebih akurat pada analisis regresi berganda maka dilakukan pengujian asumsi klasik agar hasil yang diperoleh merupakan persamaan regresi yang memiliki sifat Best Linier Unbiased Estimator (BLUE). Beberapa asumsi klasik regresi yang harus dipenuhi terlebih dahulu sebelum menggunakan


(43)

43

analisis regresi berganda (Multiple Linear Regression) sebagai alat untuk menganalisis pengaruh variabel-variabel yang diteliti. Terdapat empat jenis pengujian pada uji asumsi klasik ini, diantaranya:

a) Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah model regresi mempunyai distribusi normal ataukah tidak. Asumsi normalitas merupakan persyaratan yang sangat penting pada pengujian signifikansi koefisien regresi. Model regresi yang baik adalah model regresi yang memiliki distribusi normal atau mendekati normal, sehingga layak dilakukan pengujian secara statistik.

Dasar pengambilan keputusan bisa dilakukan berdasarkan probabilitas (Asymtotic Significance), yaitu:

 Jika probabilitas > 0,05 maka distribusi dari populasi adalah normal.

 Jika probabilitas < 0,05 maka populasi tidak berdistribusi secara normal

Pengujian secara visual dapat juga dilakukan dengan metode gambar normal

Probability Plots dalam program SPSS. Dengan dasar pengambilan keputusan sebagai berikut:

 Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal,

maka dapat disimpulkan bahwa model regresi memenuhi asumsi normalitas.

 Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan tidak mengikuti arah garis

diagonal, maka dapat disimpulkan bahwa model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.


(44)

Selain itu uji normalitas digunakan untuk mengetahui bahwa data yang diambil berasal dari populasi berdistribusi normal. Uji yang digunakan untuk menguji kenormalan adalah uji Kolmorogov-Smirnov. Berdasarkan sampel ini akan diuji hipotesis nol bahwa sampel tersebut berasal dari populasi berdistribusi normal melawan hipotesis tandingan bahwa populasi berdistribusi tidak normal.

b) Uji Multikolinieritas

Multikolinieritas memiliki arti antara variabel bebas yang satu dengan variabel bebas lain dalam model regresi terjadi hubungan yang mendekati sempurna. Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah pada sebuah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Jika terjadi korelasi, maka dinamakan terdapat problem multikolinieritas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. Jika terbukti ada multikolinieritas, sebaiknya salah satu dari variabel independen yang ada dikeluarkan dari model, lalu pembuatan model regresi diulang kembali (Singgih Santoso, 2012:234). Untuk mendeteksi ada tidaknya multikolinieritas dapat dilihatpada besaran Variance Inflation Factor (VIF) dan Tolerance. Pedoman suatu model regresi yang bebas multikolinieritas adalah mempunyai angka tolerance mendekati 1. Batas VIF adalah 10, jika nilai VIF di bawah 10, maka tidak terjadi gejala multikolinieritas (Gujarati, 2012:432). Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:


(45)

45

(Sumber: Singgih Santoso, 2012:236) c) Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi, terjadi ketidaksamaan varians pada residual (error) dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varians dari residual suatu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homokedastisitas dan jika varians berbeda disebut sebagai heteroskedastisitas. Sebuah model regresi dikatakan baik jika tidak terjadi heteroskedastisitas. Deteksi adanya heteroskedastisitas, yaitu dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot (Singgih Santoso, 2012:240). Dasar pengambilan keputusannya adalah:

 Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik (point- point) yang ada membentuk

suatu pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka terjadi heteroskedastisitas.

 Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik- titik menyebar di atas dan di bawah

angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heterokedastisitas atau terjadi homosdkedastisitas.

d) Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi yang dilakukan dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah dalam sebuah model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya). Jika


(46)

terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi. Tentu saja model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi (Singgih Santoso, 2012:241). Pada prosedur pendeteksian masalah autokorelasi dapat digunakan besaran Durbin-Watson. Singgih Santoso (2012:241) menguraikan patokan/standar untuk autokorelasi sebagai berikut:

 Angka D-W di bawah -2 berarti ada autokorelasi positif.

 Angka D-W di antara -2 sampai +2, berarti tidak ada autokorelasi.

 Angka D-W di atas +2 berarti ada autokorelasi negatif.

2) Analisis Regresi Linier Berganda

Analisis regresi didasarkan pada hubungan fungsional ataupun kausal antara variabel independen dengan variabel dependen. Adapun bentuk persamaan regresi linier sederhana adalah:

(Sumber: Sugiyono, 2012:270) Dimana:

Y : Subjek dalam variabel dependen yang diprediksikan

X : Subjek pada variabel independen yang mempunyai nilai tertentu a : Harga Y bila X = 0 (harga konstan)

b : Angka arah atau koefisien regresi, yang menunjukkan angka peningkatan ataupun penurunan variabel dependen yang didasarkan pada variabel independen.

ε : Error atau pengaruh faktor lain

Analisis regresi menjadi alat untuk mengukur bagaimana pengaruh dari variabel independen terhadap variabel dependen dalam penelitian. Tujuan dari analisis regresi adalah untuk memprediksi besarnya variabel dependen dengan menggunakan data


(47)

47

variabel independen yang sudah diketahui besarnya. Melalui analisis regresi ini akan dilakukan pengujian terhadap pengaruh profitabilitas (ROE), dan leverage keuangan terhadap harga saham. Karena dalam penelitian ini terdapat lebih dari satu variabel bebas yang akan diuji untuk mengetahui pengaruhnya terhadap variabel terikat, maka proses analisis regresi yang dilakukan adalah menggunakan analisis regresi linier berganda (Multiple linier regression).

Menurut Sugiyono (2012:277):

“Analisis regresi linier ganda digunakan oleh peneliti, bila peneliti bermaksud meramalkan bagaimana keadaan (naik turunnya) variabel dependen (kriterium), bila dua atau lebih variabel independen sebagai faktor prediktor dimanipulasi (dinaik turunkan nilainya).”

Analisis regresi linier berganda merupakan suatu teknik statistika yang digunakan untuk mencari persamaan regresi yang bermanfaat untuk meramal nilai variabel dependen berdasarkan nilai-nilai variabel independen dan mencari kemungkinan kesalahan dan menganalisa hubungan antara satu variabel dependen dengan dua atau lebih variabel independen baik secara simultan maupun parsial.

Analisis regresi linier berganda dapat dirumuskan sebagai berikut:

(Sumber:Sugiyono, 2012:277) Dimana:

Y : Harga Saham Α : Konstanta

β1, β2, : Koefisien regresi : Profitabilitas (ROE) : Leverage keuangan

ε : Eror atau pengaruh faktor lain


(48)

3) Analisis Korelasi

Analisis korelasi ini digunakan untuk mengetahui kekuatan hubungan antara korelasi kedua variabel (independen dan dependen) dan ukuran yang dipakai untuk menentukan derajat atau kekuatan hubungan korelasi tersebut. Pengukuran koefisien ini dilakukan dengan menggunakan koefisien pearson correlation product moment, untuk menguji hubingan asosiatif/hubungan bila datanya berbentuk interval atau rasio (Sugiyono, 2012:216). Penentuan koefisien korelasi dengan menggunakan metode analisis korelasi Pearson Product Moment dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

(Sumber: Sugiyono, 2012:248) Dimana :

r : Koefisien korelasi pearson x : Variabel independen y : Variabel dependen n : Banyak sampel

Koefisien korelasi (r) menunjukkan derajat korelasi antara variabel independen

(X) dan variabel dependen (Y). Nilai koefisien korelasi harus terdapat dalam batas-batas -1 hingga +1 (-1 ≤ r ≤ +1). Hasil perhitungan akan memberikan tiga alternatif, yaitu:

1) Apabila nilai r mendekati positif (+) satu variabel berarti variabel X mempunyai hubungan yang kuat dengan positif terhadap variabel Y.


(49)

49

2) Apabila nilai r mendekati negatif (-) berarti variabel X mempunyai pengaruh yang kuat dan negatif terhadap perkembangan variabel Y.

3) Apabila nilai r mendekati nol (0) maka variabel X kurang mempengaruhi perkembangan variabel Y, hal ini berarti bahwa bertambah atau berkurangnya variabel X tidak mempengaruhi variabel Y.

Untuk dapat memberikan penafsiran terhadap koefisien korelasi yang ditemukan besar atau kecil, maka dapat berpedoman pada ketentuan berikut ini:

Tabel 3.6

Pedoman untuk memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,00 – 0,199 0,20 – 0,399 0,40 – 0,599 0,60 – 0,799 0,80 – 1,000

Sangat rendah Rendah Sedang Kuat Sangat Kuat

(Sumber: Sugiyono, 2012:250)

4) Analisis Koefisiensi Determinasi

Analisis koefisiensi determinasi (KD) digunakan untuk melihat seberapa besar variabel independen (X) berpengaruh terhadap variabel dependen (Y) yang dinyatakan dalam persentase.

Dalam analisis korelasi terdapat suatu angka yang disebut dengan koefisien determinasi yang sering disebut koefisien penentu, karena besarnya adalah kuadrat dari koefisien korelasi ( . Sehingga koefisien ini berguna untuk mengetahui


(50)

besarnya kontribusi pengaruh Profitabilitas (ROE) dan Leverage keuanganterhadap

Harga saham, dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

(Sumber: Umi Narimawati, 2007:89) Keterangan :

Kd = Koefisien Determinasi = Koefisien Korelasi

Nilai Kd tidak pernah negatif dan paling besar sama dengan satu. dengan demikian berlakulah rumus 0≤Kd≤1. Koefisien determinasi ini dinyatakan dalam persen sehingga hasilnya perlu dikalikan 100%.

3.6.2 Metode Pengujian Hipotesis

Rancangan pengujian hipotesis ini dinilai dengan penetapan hipotesis nol dan hipotesis alternatif, penelitian uji statistik dan perhitungan nilai uji statistik, perhitungan hipotesis, penetapan tingkat signifikan dan penarikan kesimpulan.

Hipotesis yang akan digunakan dalam penelitian ini berkaitan dengan ada tidaknya pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Hipotesis nol (H0) tidak terdapat pengaruh yang signifikan dan Hipotesis alternatif (Ha) menunjukkan adanya pengaruh antara variabel bebas dan variabel terikat. Rancangan pengujian hipotesis penelitian ini untuk menguji ada tidaknya pengaruh antara variabel independent (X) yaitu Profitabilitas (ROE)( ) dan Return on equity( ) terhadap Harga saham sebagai variabel dependen (Y).

1) Penetapan Hipotesis


(51)

51

a) Hipotesis Penelitian

Menurut Sugiyono (2009:377) menyatakan bahwa hipotesis adalah sebagai berikut:

“Merupakan dugaan atas jawaban sementara mengenai suatu masalah yang masih perlu diuji secara empiris untuk mengetahui apakah pernyataan atau dugaan jawaban itu dapat diterima atau tidak. Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data.” Hipotesis dinyatakan sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan masalah penelitian, dalam penelitian ini hipotesis yang digunakan adalah Hipotesis nol (H0) dan Hipotesis alternative (Ha). Kedua hipotesis tersebut adalah sebagai berikut:

H0: Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara profitabilitas (ROE) dan

leverage keuangan terhadap harga saham

Ha: Terdapat pengaruh yang signifikan antara antara profitabilitas (ROE) dan

leverage keuangan terhadap harga saham.

b) Hipotesis Statistik

Hipotesis statistik merupakan jenis hipotesis yang dirumuskan dalam bentuk notasi statistik. Hipotesis ini dirumuskan berdasarkan pengamatan peneliti terhadap populasi dalam bentuk angka-angka (kuantitatif). Kedua hipotesis tersebut adalah sebagai berikut:


(52)

Dalam pengujian hipotesis ini menggunakan uji satu pihak (one tail test) dilihat dari bunyi hipotesis statistik yaitu Hipotesis nol (H0) : β = 0 dan Hipotesis alternative (Ha) : β ≠ 0.

H0 : β = 0 : profitabilitas (ROE) tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham.

Ha : β ≠ 0 : Profitabilitas (ROE) berpengaruh signifikan terhadap harga saham.

H0 : β = 0 : leverage keuangan tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham.

Ha : β ≠ 0 : leverage keuangan berpengaruh signifikan terhadap harga saham.

 Menentukan tingkat signifikan

Ditentukan dengan 5% dari derajat bebas (dk) = n – k – l, untuk menentukan tabel sebagai batas daerah penerimaan dan penolakan hipotesis. Tingkat signifikan yang digunakan adalah 0,05 atau 5% karena dinilai cukup untuk mewakili hubungan variabel-variabel yang diteliti dan merupakan tingkat signifikasi yang umum digunakan dalam suatu penelitian.


(53)

53

 Selanjutnya menghitung nilai Fhitung sebagai berikut:

(Sumber: Sugiyono, 2009)

Dimana:

R = Koefisien kolerasi ganda K = Jumlah variabel independen

N = Jumlah anggota sampel

 Menggambar Daerah Penerimaan dan Penolakan

Untuk menggambar daerah penerimaan atau penolakan maka digunakan kriteria sebagai berikut:

1) Hasil thitung dibandingkan dengan Ftabel dengan kriteria:

Jika t hitung ≥ t tabel maka H0 ada di daerah penolakan, berarti Ha diterima artinya antara variabel X dan variabel Y ada pengaruhnya. Jika t hitung ≤ t tabel maka H0 ada di daerah penerimaan, berarti Ha ditolak artinya antara variabel X dan variabel Y tidak ada pengaruhnya.

 t hitung; dicari dengan rumus perhitungan t hitung, dan

 t tabel; dicari didalam tabel distribusi t student dengan ketentuan sebagai berikut,α = 0,05 dan dk = (n-k-1) atau 24-2-1=21

 HasilFhitung dibandingkan dengan Ftabel dengan kriteria:

Tolak ho jika Fhitung > Ftabel pada alpha 5% untuk koefisien positif. 1) k (n ) R (1 k R F 2 2    


(54)

Tolak Ho jika Fhitung < Ftabel pada alpha 5% untuk koefisien negatif. Tolak Ho jika nilai F-sign <ɑ ),05.

 Menggambar Daerah Penerimaan dan Penolakan

Gambar 3.1

DaerahPenerimaan dan Penolakan Hipotesis

 PenarikanKesimpulan

Daerah yang diarsir merupakan daerah penolakan, dan berlaku sebaliknya. Jika thitung dan Fhitungjatuh di daerah penolakan (penerimaan), maka Ho ditolak (diterima) dan Ha diterima (ditolak). Artinya koefisian regresi signifikan (tidak signifikan). Kesimpulannya,Harga Profitabilitas (ROE) dan leverage keuangan berpengaruh atau tidak berpengaruh terhadap harga saham yang diberikan. Tingkat signifikannya yaitu 5 % (α = 0,05), artinya jika hipotesis nol ditolak (diterima) dengan taraf kepercayaan 95 %, maka kemungkinan bahwa hasil dari penarikan kesimpulan mempunyai


(55)

55

kebenaran 95 % dan hal ini menunjukan adanya dan tidak adanya pengaruh yang meyakinkan (signifikan) antara dua variabel tersebut.


(56)

56

4.1 Hasil Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah, tujuan penelitian, hipotesis dan jenis data yang dikumpulkan maka metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah Analisis Deskriptif dan Analisis Regresi Berganda. Analisis deskriptif yang dilakukan dalam penelitian ini adalah rata-rata, maksimum dan minimum dengan tujuan mengetahui perkembangan masing-masing variabel pada periode 2010-2014 sedangkan Analisis regresi berganda digunakan untuk mengetahui besarnya hubungan dan pengaruh langsung dari faktor eksternal dan internal yang meliputi Profitabilitas (ROE) (X1) dan Leverage Keuangan (X2) terhadap Harga Saham (Y) pada perusahaan properti terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

4.1.1 Analisis Deskriptif

Sebelum membahas perubahan Harga Saham melalui Profitabilitas (ROE) dan

Leverage Keuangan, terlebih dahulu akan dibahas mengenai perkembangan yang menjadi fokus dalam penelitian ini yaitu Harga Saham melalui Profitabilitas (ROE) dan Leverage Keuangan pada perusahaan properti yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2011-2014. Berikut disajikan data-data dari variabel dalam penelitian dengan pendekatan tabel deskriptif statistik.


(57)

57

4.1.1.1 Deskriptif Profitabilitas (ROE) Pada Perusahaan Properti yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

Return on equity merupakan perbandingan antara laba bersih sesudah pajak dengan total ekuitas (Syafri, 2008:305). Yaitu mengukur tingkat penghasilan

(income) pemegang saham dari kegiatan investasinya di perusahaan tersebut, dengan Rumus sebagai berikut :

Adapun Profitabilitas (ROE) pada perusahaan properti yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2011 – 2014 disajikan dalam tabel berikut ini:

Tabel 4.1

Profitabilitas(ROE) Perusahaan Properti yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2014

Kode Perusahaan

Tahun

2011 2012 2013 2014

BKDP -2.93 -9 -10 1.2

BKSL 2.74 4.85 1.00 2.91

MTLA 11.58 13.12 13.65 15.18

CTRA 6.4 10.5 15.3 17.9

SMRA 16 21 24 23

BIPP -27.21 -17.8 25.2 4.3

CTRP 5 8 9 8

EMDE 0.39 0.8 6.09 7.47

GMTD 28.3 27.5 22.8 18

COWL 20.33 6.14 4.12 12.26

MEAN 6.0600 6.5110 11.1160 11.0220

Laba bersih setelah pajak ROE =


(58)

Dalam perkembangannya Profitabilitas (ROE) perusahaan properti di Indonesia mengalami kenaikan dan penurunan yang berbeda di masing-masing perusahaan berikut data yang disajikan dalam bentuk grafik :

Gambar 4.1

Grafik Perkembangan Profitabilitas (ROE)Perusahaan Properti Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2014

Penjelasan mengenai kenaikan dan penurunan Profitabilitas (ROE) adalah sebagai berikut :

1) Tahun 2011

Pada tahun 2011 profitabilitas (ROE) tercatat sebesar 6.0600, profitabilitas (ROE) terendah terjadi pada PT Bhuawanatala Indah Permai Tbk (BIPP) hal ini dikarenakan dikarenakan penurunan ekuitas yang disebabkan oleh kerugian yang dialami oleh perusahaan sehingga meningkatkan rasio hutang,

6.0600 6.5110

11.1160 11.0220

0.0000 2.0000 4.0000 6.0000 8.0000 10.0000 12.0000

2011 2012 2013 2014


(59)

59

profitabilitas (ROE) tertinggi terjadi pada PT Goa Makassar Tourism Development Tbk (GMTD) hal ini dikarenakan adanya peningkatan ekuitas karena adanya peningkatan saldo laba ditahan akibat meningkatnya laba bersih.

2) Tahun 2012

Pada tahun 2012 profitabilitas (ROE) tercatat sebesar 6.5110 atau naik dari tahun 2011, profitabilitas (ROE) terendah terjadi pada PT Bhuawanatala Indah Permai Tbk (BIPP) hal ini dikarenakan dikarenakan penurunan ekuitas yang disebabkan oleh kerugian yang dialami oleh perusahaan sehingga meningkatkan rasio hutang, profitabilitas (ROE) tertinggi terjadi pada PT Goa Makassar Tourism Development Tbk (GMTD) hal ini dikarenakan adanya peningkatan ekuitas karena adanya peningkatan saldo laba ditahan akibat meningkatnya laba bersih.

3) Tahun 2013

Pada tahun 2013 profitabilitas (ROE) tercatat sebesar 11.1160 atau naik dari tahun 2012, profitabilitas (ROE) terendah terjadi pada PT Bukit Darmo Property Tbk (BKDP) hal ini dikarenakan penurunan ekuitas yang disebabkan oleh kerugian yang dialami oleh perusahaan sehingga meningkatkan rasio hutang, profitabilitas (ROE) tertinggi terjadi pada PT Bhuawanatala Indah Permai Tbk (BIPP) hal ini dikarenakan adanya peningkatan ekuitas karena adanya peningkatan saldo laba ditahan akibat meningkatnya laba bersih.


(60)

4) Tahun 2014

Pada tahun 2014 profitabilitas (ROE) tercatat sebesar 11.0220 turun sedikit dari tahun 2013, profitabilitas (ROE) terendah terjadi pada PT Bukit Darmo Property Tbk (BKDP) hal ini dikarenakan perusahaan mengalami kerugian tahun berjalan yang ditandai penurunan laba bersih dan ekuitas, profitabilitas (ROE) tertinggi terjadi pada PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) hal ini disebabkan oleh peningkatan laba bersih yang cukup tinggi yang terjadi karena adanya peningkatan pertumbuhan pendapatan dan laba seluruh unit perusahaan.

Berdasarkan data di atas berikut hasil Analisa Stastitik Deskriptif Profitabilitas (ROE) perusahaan properti pada tiap tahunnya selama periode 2011-2014 :

a) Profitabilitas(ROE) Tahun 2011

Apabila dilihat dari statistik deskriptif berdasarkan hasil pengolahan data dengan menggunakan software IBM SPSS versi 20 maka akan diperoleh gambaran statistik bahwa besarnya Profitabilitas (ROE) untuk tahun 2011 adalah sebagai berikut:

Tabel 4.2

Deskriptif Statistik Profitabilitas(ROE) Tahun 2011

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

ROE2011 10 -27.21 28.30 6.0600 15.12778


(61)

61

Dari Tabel 4.2 diatas dapat diketahui bahwa nilai Profitabilitas (ROE) minimum adalah sebesar -27,21 yang dialami oleh PT Bhuawanatala Indah Permai Tbk (BIPP) sedangkan maksimumnya sebesar 28.30 yang dialami oleh PT Goa Makassar Tourism Development Tbk (GMTD) dan nilai rata-rata Profitabilitas (ROE) tahun 2011 sebesar 6,0600.

b) Profitabilitas(ROE) tahun 2012

Apabila dilihat dari statistik deskriptif berdasarkan hasil pengolahan data dengan menggunakan software IBM SPSS versi 20 maka akan diperoleh gambaran statistik bahwa besarnya nilai Profitabilitas (ROE) untuk tahun 2012 adalah sebagai berikut :

Tabel 4.3

Deskriptif Statistik Profitabilitas(ROE) Tahun 2012 Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation ROE2012 10 -17.80 27.50 6.5110 13.24724 Valid N (listwise) 10

Dari Tabel 4.3 diatas dapat diketahui bahwa nilai Profitabilitas (ROE) minimum adalah sebesar -17,80 yang dialami oleh PT Bhuawanatala Indah Permai Tbk (BIPP) sedangkan maksimumnya sebesar 27,50 yang dialami oleh PT Goa Makassar Tourism Development Tbk (GMTD) dan nilai rata-rata Profitabilitas (ROE) tahun 2012 sebesar 6,5110.


(62)

Apabila dilihat dari statistik deskriptif berdasarkan hasil pengolahan data dengan menggunakan software IBM SPSS versi 20 maka akan diperoleh gambaran statistik bahwa besarnya nilai Profitabilitas (ROE) untuk tahun 2013 adalah sebagai berikut:

Tabel 4.4

Deskripsi Statistik Profitabilitas(ROE) Tahun 2013

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

ROE2013 10 -10.00 25.20 11.1160 11.31224

Valid N (listwise) 10

Dari Tabel 4.4 diatas dapat diketahui bahwa nilai Profitabilitas (ROE) minimum adalah sebesar -10,00 yang dialami oleh PT Bukit Darmo Property Tbk (BKDP) sedangkan maksimumnya sebesar 25,20 yang dialami oleh PT Bhuawanatala Indah Permai Tbk (BIPP) dan nilai rata-rata Profitabilitas (ROE) tahun 2013 sebesar 11,1160.

d) Profitabilitas (ROE) tahun 2014

Apabila dilihat dari statistik deskriptif berdasarkan hasil pengolahan data dengan menggunakan software IBM SPSS versi 20 maka akan diperoleh gambaran statistik bahwa besarnya nilai Profitabilitas (ROE) untuk tahun 2014 adalah sebagai berikut:


(63)

63

Tabel 4.5

Deskripsi Statistik Profitabilitas(ROE) Tahun 2014

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

roe2014 10 1.20 23.00 11.0220 7.35983

Valid N (listwise) 10

Dari Tabel 4.5 diatas dapat diketahui bahwa nilai Profitabilitas (ROE) minimum adalah sebesar 1,20 yang dialami oleh PT Bukit Darmo Property Tbk (BKDP) sedangkan maksimumnya sebesar 23,00 yang dialami oleh PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) dan nilai rata-rata Profitabilitas (ROE) tahun 2014 sebesar 11,0220.

4.1.1.2 Deskriptif Leverage Keuangan Pada Perusahaan Properti yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

Leverage keuangan adalah Penggunaan sumber dana yang memiliki beban tetap dengan harapan akan memberikan keuntungan yang lebih besar dari pada beban tetapnya sehingga akan meningkatkan keuntungan yang tersedia bagi pemegang saham (Agus Sartono, 2001:263). Leverage keuangan dapat dihitung dengan menggunakan Degree of Financial Leverage (DFL). DFL ini dihitung dengan cara membandingkan antara perubahan earning per share dan earning per share dan juga dibandingkan dengan perubahan earning before interest and tax dan earning before interest and tax dari tahun 2011 – 2014 dari 10 (sepuluh) perusahaan yang dijadikan sampel. Penggunaan leverage keuangan yang makin tinggi mengakibatkan risiko


(64)

finansial juga meningkat. Dengan demikian semakin tinggi DFL maka akan semakin tinggi pula risiko finansialnya.

Berikut ini rumus untuk mengukur besarnya Degree of Financial Leverage:

DFL pada X = Δ EPS : Δ EBIT EPS EBIT

Adapun leverage keuangan pada perusahaan properti yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2011 – 2014 yang disajikan dalam tabel berikut ini:

Tabel 4.6

Leverage Keuangan Perusahaan Properti yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2012-2014

Kode Perusahaan

Tahun

2011 2012 2013 2014

BKDP 0.12 0.51 -0.83 -4.86

BKSL 1.26 0.94 1.06 1.29

MTLA 0.57 0.91 0.43 0.43

CTRA -0.0002 1.15 1.05 1.40

SMRA 1.10 1.09 -1.99 0.97

BIPP 0.90 0.77 1.10 1.56

CTRP 1.98 1.04 0.96 1.18

EMDE 5.16 2.01 1.16 1.01

GMTD 1.00 1.00 1.04 1.15

COWL 1.13 0.50 50.69 1.11


(65)

65

Dalam perkembangannya Leverage Keuangan perusahaan properti di Indonesia mengalami kenaikan dan penurunan yang berbeda di masing-masing perusahaan berikut data yang disajikan dalam bentuk grafik :

Gambar 4.2

Grafik Pertumbuhan Leverage Keuangan pada Perusahaan Properti yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2014

Penjelasan mengenai kenaikan dan penurunan Leverage Keuangan adalah sebagai berikut :

1) Tahun 2011

Pada tahun 2011 Leverage keuangan tercatat sebesar 1.3269, Tingkat leverage terendah terjadi pada PT Ciputra Development Tbk (CTRA) dikarenakan adanya pembayaran hutang oleh perusahaan, Tingkat leverage keuangan

1.3269

0.9981

5.4704

0.5289 0

1 2 3 4 5 6

2011 2012 2013 2014


(1)

iii

KATA PENGANTAR

Bismillahirahmanirahim, Puji dan syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan Skripsi dengan judul “PENGARUH PROFITABILITAS (ROE)

DAN LEVERAGE KEUANGAN TERHADAP HARGA SAHAM (Studi Kasus

Pada Perusahaan Properti yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia)”.

Skripsi ini ditujukan untuk memenuhi salah satu syarat dalam menempuh Program Strata 1 Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Pada Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.

Peneliti menyadari sepenuhnya bahwa Skripsi ini masih memiliki banyak kekurangan baik dari segi materi maupun teknisnya. Untuk itu, peneliti mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari para pembaca.

Dalam penyusunan Skripsi ini tidak lepas dari dukungan dan kerjasama berbagai pihak yang telah memberikan saran yang bersifat moril maupun materiil yang bermanfaat bagi peneliti. Oleh karena itu, peneliti mengucapkan terima kasih kepada:

1. Dr. Ir. Eddy Soeryanto Soegoto, selaku Rektor Universitas Komputer Indonesia.

2. Prof. Dr.Hj.Dwi Kartini,SE.,Spec.Lic, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.


(2)

iv

3. Dr. Siti Kurnia Rahayu SE.,M.Ak.,Ak,CA, selaku Ketua Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.

4. Inta Budi Setyanusa, SE.,M. Ak selaku Dosen Pembimbing yang telah memberikan saran dan kritik dalam penelitian laporan ini.

5. Dr. Surtikanti SE.,M.Si., Ak , selaku Dosen Wali AK-1 yang telah memberikan Motivasi sehingga peneliti dapat menyelesaikan laporan ini. 6. Lilis Puspitawati., SE., M.Si., Ak.,CA. & Sri Dewi Anggadini, SE., M.Si.,

Ak, selaku Dosen Penguji I dan II.

7. Ayahanda “Nana Supriatna” dan Ibunda “Herawati” juga Ibu Mertua “Sri Suyati dan Ayah Mertua (Alm) “Syamsul Hadi” tercinta yang telah banyak mencurahkan segala doa, dukungan, tenaga dan amanahnya. Semoga Allah senantiasa memberikan kalian kesehatan, Amin.

8. “Suamiku Tersayang” Ferry Ariwibowo dan “Buah Cinta Pertama Kami” Hanif Izzan Syafiq. Cinta, Kasih, Sayangku hanya untuk kalian yang sudah memberikan segalanya bagi hidup peneliti.

9. Keluarga Cigadung dan Keluarga Ciumbuleuit.

10. “Sahabatku Tersayang” yang walaupun jauh dan jarang jumpa tapi senantiasa menghibur dan menyemangati, Yunida „Kidot‟ Widiyati,Anissa „Echa Pedeh‟ Noorlatifah, Fynna „Empin‟ Lestari, Makasih Buat dukungannya..

11. Teman-teman kelas AK-1 serta teman-teman kampus yang namanya tidak dapat peneliti sebut satu-persatu.


(3)

v

12. Adik-adik kelasku teman seperjuangan selama UP hingga Akhir Skripsi. 13. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan Skripsi ini, semoga

mendapat imbalan yang sesuai dari Allah SWT.

Akhir kata semoga Skripsi ini dapat bermanfaat bagi peneliti khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya.

Bandung, Maret 2016 Peneliti


(4)

(5)

(6)

Dokumen yang terkait

Pengaruh Profitabilitas, Leverage Dan Makro Ekonomi Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Properti Dan Real Estate Di Bursa Efek Indonesia

4 72 96

Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Real Estate Dan Properti Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

4 102 103

Pengaruh Kinerja Keuangan Perusahaan Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Telekomunikasi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

13 104 77

Pengaruh Profitabilitas dan Leverage Terhadap Return Saham Pada Sektor Properti Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

1 57 80

Pengaruh Tingkat Likuiditas dan Profitabilitas Terhadap Perubahan Harga Saham Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

1 27 87

Pengaruh Variabel Fundamental Terhadap Harga Saham Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

2 25 94

Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Real Estate Dan Properti Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia 2008-2011

0 43 88

Pengaruh faktor-faktor fundamental terhadap tingkat pengungkapan laporan keuangan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia 2005-2009

1 4 98

ANALISIS PENGARUH RASIO LIKUIDITAS, LEVERAGE DAN PROFITABILITAS TERHADAP RETURN SAHAM (Studi Kasus pada Perusahaan Properti Yang Terdaftar Di PT. Bursa Efek Indonesia).

0 0 103

PENGARUH PROFITABILITAS, LEVERAGE, DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP KUALITAS LABA (STUDI EMPIRIS PADA PERUSAHAAN MISCELLANEOUS INDUSTRY YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA)

4 7 58