ANALISIS PENGARUH RASIO LIKUIDITAS, LEVERAGE DAN PROFITABILITAS TERHADAP RETURN SAHAM (Studi Kasus pada Perusahaan Properti Yang Terdaftar Di PT. Bursa Efek Indonesia).

(1)

ANALISIS PENGARUH RASIO LIKUIDITAS, LEVERAGE

DAN PROFITABILITAS TERHADAP RETURN SAHAM

(Studi Kasus pada Perusahaan Properti Yang Terdaftar Di PT. Bursa Efek Indonesia)

SKRIPSI

Oleh :

SAGITA DARYONO 0612010114/FE/EM

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”

JAWA TIMUR


(2)

SKRIPSI

ANALISIS PENGARUH RASIO LIKUIDITAS, LEVERAGE

DAN PROFITABILITAS TERHADAP RETURN SAHAM

(Studi Kasus pada Perusahaan Properti Yang Terdaftar Di PT. Bursa Efek Indonesia) Yang Diajukan Oleh

SAGITA DARYONO 0612010092/ FE/EM

Telah Dipertahankan Dihadapan Dan Diterima Oleh Tim Penguji Skripsi Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur Pada Tanggal 27 Mei 2011

Pembimbing : Tim Penguji :

Pembimbing Utama Ketua

Dra. Ec. Kustini, MSi. Drs. Ec. H. R. A. Suwaidi, MS Sekretaris

Dra. Ec. Kustini, MSi. Anggota

Wiwik Handayani, SE., Msi

Mengetahui

Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur

   

Dr. Dhani Ichsanudin Nur. SE., MM. NIP. 030 202 389


(3)

SKRIPSI

ANALISIS PENGARUH RASIO LIKUIDITAS, LEVERAGE

DAN PROFITABILITAS TERHADAP RETURN SAHAM

(Studi Kasus pada Perusahaan Properti Yang Terdaftar Di PT. Bursa Efek Indonesia)

Yang Diajukan Oleh

SAGITA DARYONO 0612010092/ FE/EM

disetujui untuk ujian Skripsi oleh: Pembimbing Utama

Dra. Ec. Kustini, MSi Tanggal : ……….

Mengetahui

Pembantu Dekan I Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”

Jawa Timur

Drs. Ec. Saiful Anwar, MSi NIP. 030.194.437


(4)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulisan skripsi dengan judul ANALISIS PENGARUH RASIO LIKUIDITAS, LEVERAGE DAN PROFITABILITAS TERHADAP RETURN SAHAM (Studi Kasus pada Perusahaan Properti Yang Terdaftar Di PT. Bursa Efek Indonesia), dapat diselesaikan dengan baik dan dengan kesungguhan hati.

Penulisan skripsi ini yang merupakan salah satu persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi, Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

Penulis menyadari bahwa tanpa adanya bantuan dari beberapa pihak, maka akan sulit sekali bagi penulis untuk dapat menyusun skripsi ini. Pada kesempatan yang baik ini, perkenankan penulis dengan segenap kerendahan dan ketulusan hati untuk menyampikan ucapan terimakasih kepada seluruh pihak yang telibat secara langsung maupun tidak langsung dalam mendukung kelancaran penyusunan skripsi ini.

Penulis dengan rasa hormat yang mendalam mengucapkan terimakasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Ir. Teguh Soedarto, MP., Rektor Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

2. Bapak Dr. Dhani Ichsanudin Nur, MM., Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.


(5)

3. Bapak Dr. Muhadjir Anwar, MM., Ketua Program Studi Manajemen Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

4. Ibu Dra. Ec. Kustini, M.Si, Sebagai Dosen Pembimbing yang telah mengarahkan dan meluangkan waktu guna membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

5. Seluruh Dosen dan Staf Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur yang telah mendidik penulis selama menjadi mahasiswa.

6. Ucapan terima kasih kepada Keluargaku, Bapak dan Ibu yang senantiasa memberikan do’a dan dukungan baik moral maupun materiil dengan tulus ikhlas.

7. Untuk Teman – teman kantor RAPP terima kasih atas dukungan dan supportnya selama ini.

8. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang telah membantu penulis dalam melakukan penulisan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa isi dan cara penyajian skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, segala kritik dan saran sangat penulis harapkan guna meningkatkan mutu dari penulisan skripsi ini. Penulis juga berharap, penulisan skripsi ini dapat bermanfaat dan menjadi acuan bagi peneliti lain yang tertarik untuk mendalaminya di masa yang akan datang.

Surabaya, April 2010


(6)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

ABSTRAKSI ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Perumusan Masalah ... 7

1.3. Tujuan Penelitian ... 7

1.4. Manfaat Penelitian ... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 9

2.1. Hasil Penelitian Terdahulu ... 9

2.2. Landasan Teori ... 10

2.2.1. Pasar Modal ... 10

2.2.1.1. Pengertian Pasar Modal... 10

2.2.1.2. Macam-macam Pasar Modal... 11

2.2.1.3. Para Pelaku Pasar Modal... 14

2.2.2. Laporan Keuangan ... 21


(7)

2.2.2.2. Asumsi Dasar Laporan Keuangan ... 22

2.2.2.3. Tujuan Laporan Keuangan... 23

2.2.2.4. Manfaat Laporan Keuangan... 23

2.2.2.5. Jenis-jenis Laporan Keuangan ... 25

2.2.3. Analisis Rasio Keuangan ... 28

2.2.3.1. Pengertian Analisis Rasio Keuangan ... 28

2.2.3.2. Kegunaan Analisis Rasio Keuangan ... 29

2.2.3.3. Keunggulan Analisis Rasio Keuangan... 30

2.2.3.4. Keterbatasan Analisis Rasio Keuangan ... 31

2.2.3.5. Jenis-jenis Analisis Rasio Keuangan ... 32

2.2.4. Saham ... 38

2.2.4.1. Pengertian Saham ... 38

2.2.4.2. Jenis-jenis Saham ... 38

2.2.5. Return Saham ... 41

2.2.6. Pengaruh Rasio Likuiditas Terhadap Return Saham . 42 2.2.7. Pengaruh Rasio Leverage Terhadap Return Saham... 43

2.2.8. Pengaruh Rasio Profitabilitas Terhadap Return Saham ... 43

2.3. Kerangka Konseptual ... 43

2.4. Hipotesis ... 46

BAB III METODE PENELITIAN ... 47

3.1. Definisi Operasional Variabel dan Pengukuran Variabel ... 47


(8)

3.2.1. Populasi ... 49

3.2.2. Sampel ... 50

3.3. Teknik Pengumpulan Data ... 52

3.3.1. Jenis dan Sumber Data ... 52

3.3.2. Pengumpulan Data ... 52

3.4. Teknik Analisis Dan Uji Hipotesis ... 52

3.4.1. Uji Normalitas ... 52

3.4.2. Uji Asumsi Klasik ... 53

3.4.3. Regresi Linier Berganda ... 55

3.4.4. Uji Hipotesis ... 56

3.4.4.1 Uji t atau Uji Parsial ... 56

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 58

4.1. Deskripsi Obyek Penelitian ... 58

4.1.1. Gambaran Umum Perusahaan Properti ... 58

4.2. Deskripsi Hasil Penelitian ... 61

4.2.1. Rasio Likuiditas (X1) ... 61

4.2.2. Rasio Leverage (X2) ... 63

4.2.3. Rasio Profitabilitas (X3) ... 64

4.2.4. Return Saham (Y) ... 66

4.3. Analisis Data ... 67

4.3.1. Uji Normalitas ... 67

4.3.2. Uji Asumsi Klasik ... 68


(9)

4.3.4. Pengujian Hipotesis... 74

4.3.4.1. Uji t ... 74

4.4. Pembahasan ... 76

4.4.1. Pengaruh Variabel Likuiditas (X1) Terhadap Return Saham ... 76

4.4.2. Pengaruh Variabel Leverage (X2) Terhadap Return Saham ... 77

4.4.3. Pengaruh Variabel Profitabilitas (X3) Terhadap Return Saham ... 78

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 80

5.1. Kesimpulan ... 80

5.2. Saran ... 81

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(10)

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 1.1. Data Tingkat Return Saham Perusahaan Properti Yang Go Publik

Di Bursa Efek Indonesia Periode 2006 s/d 2008 ... 5

Tabel 4.1. Rekapitulasi Data : Currrent Ratio (X1) Periode 2006 - 2008 ... 62

Tabel 4.2. Rekapitulasi Data : Debt To Equity Ratio (DER) (X2) Periode 2006 - 2008 ... 63

Tabel 4.3. Rekapitulasi Data : Return On Assets (ROA) (X3) Periode 2006 - 2008 ... 65

Tabel 4.4. Rekapitulasi Data : Return Saham (Y) Periode 2004 - 2008 ... 66

Tabel 4.5. Hasil Uji Normalitas ... 68

Tabel 4.6. Hasil Uji Multikolinieritas ... 70

Tabel 4.7. Hasil Uji Heteroskedastisitas ... 71

Tabel 4.8. Hasil Uji Regresi Linier Berganda ... 73


(11)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1. Bagan Kerangka Konseptual... 45 Gambar 3.1. Gambar 3.1. Kurva Durbin Watson ... 54 Gambar 4.1. Daerah Keputusan Autokorelasi ... 69


(12)

ANALISIS PENGARUH RASIO LIKUIDITAS, LEVERAGE

DAN PROFITABILITAS TERHADAP RETURN SAHAM

(Studi Kasus pada Perusahaan Properti Yang Terdaftar Di PT. Bursa Efek Indonesia)

Sagita Daryono

Abstraksi

Tujuan utama perusahaan yang mencari keuntungan biasanya mengutamakan keuntungan bagi pemiliknya atau pemegang saham. Pemegang saham dengan membeli saham berarti mengharapkan return tertentu dengan resiko minimal. Dengan tingginya tingkat return yang diperoleh pemegang saham maka para pemegang saham akan tertarik dan harga saham semakin tinggi. Dipilihnya perusahaan Properti sebagai sampel dikarenakan Bisnis ini tidak akan pernah mati karena kebutuhan akan papan merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia, dan setiap manusia berusaha untuk dapat memenuhinya. Selain itu kebutuhan properti akan terus meningkat khususnya di daerah perkotaan, hal ini disebabkan melonjaknya urbanisasi sebagai konsekuensi pesatnya pertumbuhan industri. Oleh karena itu investor yakin bahwa dana yang di investasikan dalam bentuk saham akan memperoleh return (tingkat pengembalian) sebesar-besarnya dengan risiko tertentu. Investor akan sangat senang apabila mendapatkan return investasi yang semakin tinggi dari waktu ke waktu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis apakah likuiditas, leverage dan profitabilitas berpengaruh terhadap return saham.

Sampel penelitian ini adalah 6 perusahaan Properti yang terdaftar pada BEI pada tahun 2006-2008. Teknik analisis yang digunakan untuk menguji hipotesis yang diajukan adalah Analisis Regresi Linier Berganda untuk mengetahui pengaruhnya.

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan diperoleh hasil bahwa Likuiditas dan Leverage tidak berpengaruh secara signifikan terhadap Return Saham pada perusahaan Properti yang go publik di PT. Bursa Efek Indonesia. Sedangkan Profitabilitas berpengaruh secara signifikan terhadap Return Saham pada perusahaan Properti yang Go publik di PT. Bursa Efek Indonesia.


(13)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Dalam menghadapi persaingan dalam era globalisasi saat ini setiap perusahaan dituntut untuk dapat melakukan pengelolaan terhadap fungsi-fungsi penting yang ada dalam perusahaan secara efektif dan efisien sehingga perusahaan dapat lebih unggul dalam persaingan yang dihadapi. Tujuan utama perusahaan yang mencari keuntungan biasanya mengutamakan keuntungan bagi pemiliknya atau pemegang saham. Pemegang saham dengan membeli saham berarti mengharapkan return tertentu dengan resiko minimal. Dengan tingginya tingkat return yang diperoleh pemegang saham maka para pemegang saham akan tertarik dan harga saham semakin tinggi.

Menurut Jogiyanto, (2000:109) Return saham merupakan pendapatan yang berhak diperoleh investor karena menginvestasikan dana dalam bentuk saham. Sebagai seorang investor yang rasional, tentunya hasil pengembalian saham perlu diperhatikan sehingga keuntungan atau kerugian dapat selalu dipantau guna memperoleh kepastian bisnis.

Para pelaku bisnis (Investor) dan pemerintah dalam pengambilan keputusan investasi membutuhkan informasi yang relevan tentang


(14)

perusahaan. Investor membutuhkan informasi mengenai perusahaan sebagai dasar analisis bagi keputusan investasinya.

Sumber informasi yang digunakan untuk mengetahui kinerja keuangan perusahaan sehubungan dengan pengambilan keputusan yang dilakukan oleh pihak manajemen adalah dengan melihat laporan keuangannya. Melalui laporan keuangan tersebut pihak yang berkepentingan dapat mengetahui kinerja keuangan manajemen. Karena dalam laporan keuangan tersebut berisi informasi yang menyangkut posisi dan kinerja keuangan. Akan tetapi hanya dengan melihat laporan keuangan saja belum cukup untuk menilai kinerja keuangan manajemen perusahaan. Untuk itu perlu dilakukan analisis lebih lanjut terhadap laporan keuangan tersebut, sehingga dari hasil analisis tersebut dapat diketahui kelebihan dan kelemahan yang dihadapi oleh manajemen perusahaan dalam bidang keuangan.

Analisis rasio merupakan suatu bentuk atau cara yang umum digunakan dalam menganalisis laporan finansial suatu perusahaan. Dengan menggunakan alat analisis berupa rasio ini akan dapat menjelaskan atau memberi gambaran kepada penganalisa tentang baik buruknya keadaan atau posisi keuangan suatu perusahaan. (Munawir, 2000 : 64).

Menurut Sutrisno (2003:247-254) ada beberapa cara menggolongkan atau mengklasifikasi dari analisa rasio, yaitu Rasio likuiditas, Rasio leverage dan Rasio keuntungan.


(15)

Rasio likuiditas adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban-kewajibannya yang segera harus dipenuhi. Pada penelitian ini Rasio Likuiditas di proksikan dengan Current Rasio, dengan rasio ini kita dapat mengukur tingkat keamanan kreditur jangka pendek, serta mengukur apakah operasi perusahaan tidak akan terganggu bila kewajiban jangka pendek ini segera ditagih, dengan makin kuatnya posisi likuiditas perusahaan, berarti makin besar kemampuan untuk membayar deviden (Riyanto, 1998 : 267). Penelitian yang dilakukan Suharli (2005) menyimpulkan bahwa Current Rasio mempunyai pengaruh signifikan terhadap tingkat keuntungan (return) saham. hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Wijaya (2008) menunjukkan bahwa Current Rasio berpengaruh terhadap Return Saham.

Rasio leverage adalah rasio yang digunakan untuk mengukur sampai seberapa jauh aktiva perusahaan dibiayai oleh hutang. Pada penelitian ini Rasio leverage di proksikan dengan Debt to equity ratio, dengan rasio ini kita dapat mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi seluruh kewajibannya yang ditunjukkan oleh beberapa bagian modal sendiri yang dipergunakan untuk membayar hutang. Leverage yang semakin besar akan memperbesar perubahan arus laba bersih perusahaaan. Leverage akan menimbulkan beban bunga hutang, jumlah bunga pinjaman yang dibayar mempengaruhi hubungan antara return atas jumlah aktiva setelah pajak dengan return atas modal sendiri. Penelitian yang dilakukan oleh Zulbahridar dan Jonius (2002) dalam


(16)

Suharli (2005) menyimpulkan bahwa leverage keuangan (Debt on equity dan debt to equity ratio) secara bersama-sama mempunyai pengaruh signifikan terhadap tingkat keuntungan (return) saham. hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Wijaya (2008) menunjukkan bahwa Debt to equity ratio berpengaruh terhadap Return Saham.

Rasio Profitabilitas adalah rasio yang digunakan untuk mengukur efektifitas perusahaan dalam mendapatkan keuntungan. Pada penelitian ini Rasio Profitabilitas di proksikan dengan Return on Assets, dengan rasio ini kita dapat mengukur tingkat efektifitas pengelolah (manajemen) perusahan yang ditunjukan oleh jumlah keuntungan yang dihasilkan dari penjualan dan investasi seperti profit margin, earning power, return on total assets, return on equity, return on investment. Semakin tingginya rasio ROA maka semakin baik posisi keuangan perusahaan hal ini akan berpengaruh terhadap Return Saham. Penelitian yang dilakukan oleh Suharli (2005) menunjukkan bahwa variabel investasi yang diukur dari aktiva tetap (bersih) operasi dapat digunakan untuk memprediksikan Retun Saham. hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Wijaya (2008) menunjukkan bahwa Return On Assets berpengaruh terhadap Return Saham.

Dipilihnya perusahaan Properti sebagai sampel dikarenakan Bisnis ini tidak akan pernah mati karena kebutuhan akan papan merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia, dan setiap manusia berusaha untuk dapat memenuhinya. Selain itu kebutuhan properti akan


(17)

terus meningkat khususnya di daerah perkotaan, hal ini disebabkan melonjaknya urbanisasi sebagai konsekuensi pesatnya pertumbuhan industri. Oleh karena itu investor yakin bahwa dana yang di investasikan dalam bentuk saham akan memperoleh return (tingkat pengembalian) sebesar-besarnya dengan risiko tertentu. Investor akan sangat senang apabila mendapatkan return investasi yang semakin tinggi dari waktu ke waktu.

Berikut ini merupakan data tingkat return saham perusahaan properti selama peride 2006 – 2008, yang dapat disajikan pada tabel 1.1, sebagai berikut :

Tabel 1.1

Data Tingkat “Return Saham” Perusahaan Properti Yang Go Publik Di Bursa Efek Indonesia Periode Tahun 2006 – 2008

No Nama Perusahaan Tahun Return Saham

1 PT. Ciputra Development, Tbk 2006 1.49

2007 11.09

2008 2.24

2 PT. Duta Anggada Realty, Tbk 2006 14.09

2007 8.14

2008 3.98

3 PT. Duta Pertiwi, Tbk 2006 1.32

2007 1.61

2008 1.31

4 PT. Jaya Real Property, Tbk 2006 4.64

2007 5.00

2008 5.77

5 PT. Lippo Cikarang, Tbk 2006 0.34

2007 0.28

2008 0.86

6 PT. Summarecon Agung, Tbk 2006 8.11

2007 7.67

2008 5.28


(18)

Berdasarkan tabel. 1.1. terlihat bahwa tingkat retun saham perusahaan property selama periode 2006 - 2008, sebagian besar perusahaan mengalami penurunan, sehingga menyebabkan investor ragu dalam melakukan investasi pada perusahaan tersebut.

Ekspetasi dari para investor terhadap investasinya adalah memperoleh return (tingkat pengembalian) sebesar-besarnya dengan risiko tertentu. Return tersebut yang menjadi indikator untuk meningkatkan wealth para investor, termasuk di dalamnya para pemegang saham. (Suharli 2005). Investor akan sangat senang apabila mendapatkan return investasi yang semakin tinggi dari waktu ke waktu. Investor selalu mencari alternatif investasi yang memberikan return tertinggi dengan tingkat risiko tertentu. Mengingat risiko yang melekat pada investasi saham lebih tinggi dari pada investasi pada perbankan. Hal ini sesuai dengan teori investasi oleh Widiatmodjo (2000:84). Seorang investor akan dihadapkan pada dua macam risiko yaitu risiko fundamental dan risiko pasar. Risiko fundamental dapat diketahui dengan melihat kebijakan keuangan emiten yaitu leverage keuangan.

Sesuai dengan latar balakang yang telah dikemukakan, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Analisis Pengaruh Rasio Likuiditas, Leverage dan Profitabilitas terhadap

Return Saham (Studi Kasus pada Perusahaan Properti yang


(19)

1.2. Perumusan Masalah

Sesuai dengan latar belakang tersebut di atas, maka dirumuskan suatu masalah, yaitu :

1. Apakah rasio likuiditas berpengaruh terhadap return saham pada perusahaan properti yang terdaftar di PT. Bursa Efek Indonesia? 2. Apakah rasio leverage berpengaruh terhadap return saham pada

perusahaan properti yang terdaftar di PT. Bursa Efek Indonesia? 3. Apakah rasio profitabilitas berpengaruh terhadap return saham pada

perusahaan properti yang terdaftar di PT. Bursa Efek Indonesia?

1.3. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui pengaruh dari rasio likuiditas terhadap return

saham pada perusahaan properti yang terdaftar di PT. Bursa Efek Indonesia.

2. Untuk membuktikan pengaruh dari rasio leverage terhadap return saham pada perusahaan properti yang terdaftar di PT. Bursa Efek Indonesia.

3. Untuk menganalisis pengaruh dari rasio profitabilitas terhadap return saham pada perusahaan properti yang terdaftar di PT. Bursa Efek Indonesia.


(20)

8

1.4. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini ini adalah sebagai berikut:

1. Bagi Praktisi

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai solusi alternatif dalam pengambilan keputusan untuk memecahkan permasalahan yang berhubungan dengan pengaruh dari rasio likuiditas, rasio leverage dan rasio profitabilitas berpengaruh terhadap return saham.

2. Bagi Akademis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai tambahan khasanah perpustakaan, bahan referensi, dan bahan masukan bagi penelitian lebih lanjut, yang berhubungan dengan masalah yang ada.

3. Bagi Peneliti

Sebagai langkah kongkrit untuk penerapan ilmu berdasarkan teori yang selama ini didapat, serta dapat menambah pengetahuan tentang kondisi perusahaan dan permasalahan yang dihadapinya.


(21)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Hasil Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu yang pernah dilakukan oleh pihak lain yang dapat dipakai sebagai bahan pengkajian yang berkaitan dengan faktor – faktor yang berpengaruh terhadap pertumbuhan laba, pernah dilakukan oleh :

1. Suharli (2005)

Judul penelitian : “Studi Empiris Terhadap Dua Faktor Yang Mempengaruhi Return Saham Pada Industri Food and Beverage di Bursa Efek Jakarta”

Perumusan Masalah : Apakah ada pengaruh Debt to Equity Ratio dan Beta terhadap Return Saham Pada Industri Food and Beverage di Bursa Efek Jakarta”.

Dari hasil penelitian diperoleh kesimpulan : Bahwa ada pengaruh Debt to Equity Ratio dan Beta secara bersama – sama terhadap Return Saham Pada Industri Food and Beverage di Bursa Efek Jakarta, dan secara parsial Debt to Equity Ratio berpengaruh positif terhadap Return Saham Pada Industri Food and Beverage di Bursa Efek Jakarta,

2. Suharli dan Oktorina (2005)

Judul penelitian : “Memprediksi Tingkat Pengembalian Investasi Pada Equity Securitas Melalui Rasio Profitabilitas, Likuiditas Dan Hutang Pada Perusahaan Publik di Jakarta.“


(22)

Perumusan Masalah : Apakah ada pengaruh Rasio Profitabilitas, Likuiditas Dan Hutang terhadap Tingkat Pengembalian Investasi pada Perusahaan Publik di Jakarta.

Dari hasil penelitian diperoleh kesimpulan : Bahwa ada pengaruh Rasio Profitabilitas, Likuiditas Dan Hutang terhadap tingkat pengembalian investasi pada Perusahaan Publik di Jakarta, sedangkan secara parsial Rasio Profitabilitas, dan Likuiditas berpengaruh signifikan terhadap tingkat pengembalian investasi, akan tetapi untuk variabel hutang srcara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap tingkat pengembalian investasi pada Perusahaan Publik di Jakarta.

Adapun persamaan penelitian sekarang dengan penelitian sebelumnya adalah sama - sama membahas mengenai faktor – faktor yang berpengaruh terhadap retun saham, sedangkan perbedaannya yaitu dari segi variabel, periode penelitian an objek penelitian, maka penelitian yang pernah dilakukan tersebut di atas digunakan sebagai pendukung penelitian yang dilakukan sekarang ini, oleh karena itu penelitian sekarang bukan merupakan duplikasi.

2.2. Landasan Teori 2.2.1. Pasar Modal

2.2.1.1. Pengertian Pasar Modal

Pasar modal secara umum adalah suatu sitem keuangan yang terorganisasi, termasuk di dalamnya adalah bank-bank komersial dan semua lembaga perantara di bidang keuangan, serta keseluruhan


(23)

surat-surat berharga yang beredar, dalam arti sempit, pasar modal adalah suatu pasar atau tempat yang berupa gedung yang disiapkan guna memperdagangkan saham-saham obligasi dan jenis surat berharga lainnya dengan memakai jasa perantara pedagang efek. (Sunariyah, 2003: 2-3).

Pasar modal bisa didefinisikan sebagai pasar untuk berbagai instrument keuangan (sekurutas) jangka panjang yang bisa diperjual belikan baik dalam bentuk hutang maupun modal sendiri, baik yang diterbitkan pemerintah, public euthorities, maupun perusahaan swasta. (Husnan, 2001: 3).

Dari beberapa pengertian diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa Pasar Modal adalah tempat diperdagangkannya surat-surat berharga jangka panjang.

2.2.1.2. Macam – Macam Pasar Modal

Menurut Sunariyah (2003: 13-14) dilihat dari tempat transaksi jenis-jenis pasar modal terdiri dari:

1. Pasar Perdana (Primary Market)

Pasar perdana adalah “Penawaran saham dari perusahaan yang menerbitkan saham (emiten) kepada pemodal selama waktu yang ditetapkan oleh pihak sebelum saham tersebut diperdagangkan dipasar sekunder”.

Pengertian tersebut manunjukkan, bahwa pasar perdana merupakan pasar modal yang memperdagangkan saham-saham atas


(24)

sekuritas lainnya yang dijual untuk pertama kalinya (penawaran umum) sebelum saham tersebut dicatat di bursa. Harga saham di pasar perdana ditentukan oleh penjamin emisi dan perusahaan yang akan go public (emiten), berdasarkan analisa fundamental perusahaan yang bersangkutan. Peranan penjamin emisi pada pasar perdana selain menentukan harga saham, juga melaksanakan penjualan saham kepada masyarakat sebagai calon pemodal.

2. Pasar Sekunder (Seconder Market)

Pasar sekunder didefinisikan sebagai perdagangan saham setelah melewati masa penawaran pada pasar perdana, jadipasar sekunder dimana saham dan sekuritas lain diperjual-belikan secara luas, setelah melalui masa penjualan di pasar perdana.

Harga saham di pasar sekunder ditentukan oleh permintaan dan penawaran antara pembeli dan penjual, besarnya permintaan dan penawaran ini dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu : (a) faktor internal perusahaan, yang berhubungan dengan kebijakan internal pada suatu perusahaan beserta kinerja yang telah dicapai, halini berkaitan dengan hal-hal yang seharusnya dapat dikendalikan oleh manajemen. Misalnya, pendapatan per lembar saham, besarnya deviden yang dibagi, kinerja manajemen perusahaan, prospek perusahaan dimasa yang akan datang dan lain sebagainya, (b) faktor eksternal perusahaan, yaitu hal-hal di luar kemampuan perusahaan atau di luar kemampuan manajemen untuk mengendalikan. Sebagao contoh : munculnya gejolak pilitik pada suatu Negara, perubahan


(25)

kebijakan moneter dan laju inflasi yang tinggi. Perdagangan pasar sekunder, bila dibandingkan dengan perdagangan pasar perdana mempunyai volume perdangangan yang jauh lebih besar.

3. Pasar Ketiga (Third Market)

Pasar ketiga adalah tempat perdagangan saham atau sekuritas lain di luar bursa (over the counter market). Bursa parallel merupakan suatu sistem perdagangan efek yang terorganisasi di luar bursa resmi, dalam bentuk pasar sekunder yang diatur dan dilaksanakan oleh perserikatan perdagangan uang dan efek dengan diawasi dan dibina oleh badan pengawas pasar modal. Jadi, dalam pasar ketiga initidak memiliki pusat lokasi perdagangan yang dinamakan floor trading (lantai bursa).

Operasi yang ada pada pasar ketiga berupa pemusatan informasi yang disebut “trading information”. Informasi yang diberikan meliputi harga saham, jumlah transaksi dan keterangan lainnya mengenai surat bergarga yang bersangkutan. Dalam sistem perdagangan ini pialang dapat bertidak dalam kedudukan sebagai pedagang efek maupun sebagai perantara pedagang.

4. Pasar Keempat

Pasar keempat merupakan bentuk perdagangan efek antara pemodal atau pengalihan saham dari satu pemegang saham ke pemegang saham lain tanpa melalui perantara pedagang efek. Bentuk transaksi dalam perdagangan semacam ini biasanya dilakukan dalam jumlah besar (block sale). Sebagai contoh : PT. Nusamba mengambil


(26)

alih pemilikan saham PT. Astra Internasional dari beberapa investor sehingga menguasai 15% saham beredar. Meskipun transaksi pengalihan saham tersebut terjadi secara langsung antara pemodal yang satu dengan pemodal yang lain, mekanisme kerja dalam pasar modal menghendaki pelaporan terhadap transaksi block sale tersebut kepada BEJ secara terbuka. Jadi, pada akhirnya transaksi antar pemodal tersebut juga harus dicatat pula di bursa efek.

2.2.1.3. Para Pelaku Pasar Modal

Pelaku pasar modal memiliki keterlibatan terhadap pasar modal secara terus menerus dan kehidupannya tidak dapat dipindahkan dengan kehidupan pasar modal karena memang itu dunianya, adapun lembaga yang menjadi pelaku pasar modal (Usman, 1990: 27-35) adalah:

1. Emiten

Emiten adalah badan usaha yang bermaksud mengeluarkan dan menawarkan efek kepada masyarakat. Perusahaan dapat memperoleh dana jangka panjang baik berupa modal sendiri maupun modal pinjaman. Modal diperoleh perusahaan masyarakat investor baik secara lembaga maupun individu.

Perusahaan memanfaatkan pasar modal untuk menarik dana dan pada umumnya mempunyai tujuan-tujuan, sebagai berikut: a. Untuk Memperluas Perusahaan

Apabila perusahaan itu telah berkembang sehingga memerlukan dana untuk memperluas usahanya dengan harapan perluasan tersebut dapat menghasilkan laba yang lebih besar.


(27)

b. Untuk Memperbaiki struktur pasar modal

Perusahaan dapat memperbaiki struktur pasar modalnya denga mendapatkan dana dari pasar modal. Dengan menjual saham di pasar modal maka perusahaan mendapatkan keuntungan ganda antara modal asing dan modal sendiri.

c. Untuk melaksanakan pengalihan pemegang saham

Pemilik perusahaan kemungkinan ingin berusaha pada bidang yang lain yang lebih menguntungkan, sehingga pemilik perusahaan mengalihkan sebagian atau seluruh saham yang dimilikinya kepada pihak lain.

2. Lembaga Penunjang Pasar

Lembaga penunjang pasar modal berfungsi sebagai pendukung beroperasinya pasar modal. Adapun jenis-jenis sebagai penunjang pasar modal (Usman, 1990: 36-58) adalah sebagai berikut:

a. Underwriter (Penjamin Emisi)

Pinjaman emisi memberikan jasa dalam menjamin dijualnya saham atau obligasi dalam waktu tertentu dan dapat menerima seluruh dana hasil penjualan tersebut. Kesepakatan emiten untuk mempercayakan penjualan surat berharga kepada penjamin emisi akan diikat ke dalam suatu perjanjian yang dibuat bersama. Dalam praktek penjamin emisi dapat dibedakan menjadi 4 tipe (Usman, 1990: 38-39), yaitu:

i. Full Firm commitmen

Penjamin emisi model ini mengambil resiko penuh dalam penjualan saham dan obligasi emiten, apabila saham


(28)

dan obligasi tersebut tidak terjual seluruhnya, dalam hal ini penjamin akan membeli seluruh saham atau obligasi yang tidak terjual dengan harga yang sama seperti yang ditawarkan kepada pemodal umum.

ii. Best effort commitmen

Kesanggupan model ini hanya untuk menjamin emisi agar berusaha sebak mungkin menjual saham dan obligasi emiten. Apabila terdapat saham atau obligasi yang tidak terjual maka akan dikembangkan kepada emiten.

iii. Standbay commitmen

Apabila terdapat saham atau obligasi yang tidak terjual pada batas penjualan, penjamin emisi akan bersedia pula membeli saham atau obligasi yang tidak terjual tersebut hanya saja pembelian tersebut dengan harga di bawah harga pembelian umum.

iv. All or one commitmen

Penjamin emisi akan berusaha menjual saham atau obligasi emiten sampai terjual semuanya, apabila terdapat saham atau obligasi yang tidak terjual maka semua penjualan akan dibatalkan.

b. Guarantor

Untuk memperkuat kepercayaan pemodal terhadap emiten dalam hal pinjaman pokok dan bunga akan dibayar tepat waktunya, diperluakan adanya guarantor (penanggung). Apabila karena suatu hal perusahaan dilikuidasi sehingga tidak dapat


(29)

memenuhi kewajibannya sebagai pemodal, maka yang bertanggung jawab adalah penanggung kapada pemodal akan timbul emiten tidak mampu lagi memenuhi kewajiban- kewajibannya.

c. Trustee

Obligasi yang diterbitkan perusahaan melalui pasar modal selama ini adalah obligasi dengan jaminan, artinya pinjaman tersebut dijamin oleh kekayaan perusahaan. Oleh karena itu dalam emisi obligasi harus terdapat juga hak pemodal untuk mengawasi perusahaan. Untuk keperluan tersebut maka emitenobligasi dapat menunjuk trustee (wali amanat) untuk mewakili dan melindungi kepentingan pemodal.

d. Broker

Broker akan menjadi perantara jual beli atau beli dari pemodal, pesan jual atau beli dapat disampaikan kepada tiap broker (pialang) yang ditunjuk, atas jasanya maka broker akan mendapatkan fee yang besarnya ditentukan oleh pemodal atau broker tersebut. Untuk meningkatkan pelayanan, biaya broker yang bonafit akan menerbitkan informasi atau data pokok dari emiten untuk keperluan pemodal.

e. Securities Company

Banyak kegiatan yang dilakukan perusahaan surat berharga ini yaitu tidak saja perdagangan efek akan tetapi juga meliputi kegiatan underwriter, perantara perdagangan efek dan penyedia jasa pengelola dana (fund management). Dengan


(30)

adanya securitas company potensi penyerapan dana emisi menjadi kuat, keaktifan di pasar sekunder akan meningkat. Demikian pula kemampuan lembaga underwriter membentuk sindikat semakin kuat, sehingga memungkinkan proses underwriter secara keseluruhan menjadi kuat untuk menampung keinginan perusahaan yang akan go publik.

f. Investment Company

Perusahaan pengelola dana mempunyai keahlian kusus dalam hal investasi pada efek. Pemodal mempercayakan dananya pada perusahaan pengelola dana ini karena profesionalismenya yang dimiliki, dalam menjalankan kegiatannya, perusahaan mengelola dana ini mempunyai dau unit kegiatan yang utama yaitu sebagai pengelola dana (find management) dan mempunyai (qustodion). Unit-unit inilah yang menentukan saham-saham apa yang harus dijual supaya memperoleh keuntungan atau mengurangi kerugian.

g. Biro Administrasi Efek

Biro ini melakukan aktifitas yang diminta emiten maupun pemodal, adapun kegiatan biro administrasi ini adalah (Usman, 1990 : 59-60) sebagai berikut:

i. Membantu emiten dan pinjaman emisi dalam emisi efek, bantuan ini dapat berbentuk mencetak sertifikat saham emiten atau mencatat permohonan pembelian efek pada pasar perdana dan lain-lain.


(31)

ii. Melaksanakan kegiatan penyimpangan dan pengalihan hak atas saham para pemodal.

iii. Menyusun daftar pemegang saham dan perubahannya, untuk melakukan pembukuan pemegang saham dapat diserahkan oleh emiten kepada biro administrasi efek.

iv. Menyiapkan korespondensi emiten kepada para pemegang saham.

v. Membuat laporan bila diminta oleh pihak instansi yang berwenang.

Para pelaku pasar modal inilah yang menentukan mekanisme kegiatan operasionalpasar modal sebagai wadah yang membutuhkan modal bagi pembiayaan kegiatan operasionalnya.

b. Investor (Pemodal)

Pada perusahaan yang sudah berdiri, pemodal pertama adalah pemegang saham pendiri perusahaan tersebut. Apabila perusahaan melakukan modal untuk perluasan kegiatan usahanya, maka perusahaan dapat memberikan kesempatan pada pihak lain untuk menanamkan dananya pada perusahaan tersebut. Penawaran pada pihak lain dapat dilakukan dengan dua cara yaitu pertama dengan menawarkan secara terbatas pada pihak tertentu yang menurut peraturan di Indonesia atau badan penawaran umum melalui media masa. Kedua adalah dengan


(32)

cara penawaran umum melalui pasar modal dengan cara go publik.

Sesuai dengan tujuannya, pemodal ini dapat dikelompokkan (Usman, 1990: 33-34) sebagai berikut:

1. Pemodal yang brtujuan memperoleh deviden

Kelompok pemodal ini lebih menyukai perusahaan-perusahaan yang stabil untuk menjamin stabilitas keuntungan yang akan diperoleh, dengan harapan deviden yang akan dibagikan bersifat stabil setiap tahunnya.

2. Pemodal yang bertujuan mendapatkan capital gain

Seperti diketahui harga saham di pasar modal mengalami fluktuasi sesuai dengan permintaan dan penawaran, dengan demikian maka pemodal golongan ini mengharapkan harga saham yang akan diperolehnya berubah menjadi lebih tinggi, sehingga terdapat selisih positif yang disebut capital gain.

3. Pemodal yang berkepentingan dengan kepemilikan perusahaan

Kelompok ini tidak aktif dalam perdagangan di bursa. mereka adalah orang-orang yang telah mempunyai kehidupan mapan dan benar-benar berniat melakukan investasi dalam perusahaan.

4. Kelompok speculator

Kelompok ini lebih menyukai sahamperusahaan yang belum berkembang dengan baik di masa mendatang.


(33)

2.2.2. Laporan Keuangan

2.2.2.1. Pengertian Laporan Keuangan

Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antar data keuangan atau aktivitas suatu peusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan data atau aktivitas perusahaan tersebut (Munawir, 2000 : 3).

Menurut Baridwan (2000 : 17) laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu proses pencatatan, ringkasan dari transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama tahun buku yang bersangkutan, laporan keuangan inilah yang menjadi dasar bagi para pemakainya dalam proses pengambilan keputusan.

Selanjutnya Sutrisno (2003: 243) mendefinisikan Laporan Keuangan adalah merupakan cerminan dari prestasi manajemen pada satu periode tertentu. Dengan melihat keuangan suatu perusahaan kita bisa melihat bagaimana prestasi manajemen dalam periode tersebut.

Dari beberapa pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa laporan keuangan adalah merupakan hasil akhir dari suatu proses pembukuan yang merupakan suatu ringkasan dari transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama satu periode akuntansi dan dinyatakan dalam satuan uang.


(34)

2.2.2.2. Asumsi Dasar Laporan Keuangan

Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2009: 6), penyusunan untuk penyajian laporan keuangan mendasarkan pada dua asumsi dasar, yaitu: 1. Dasar Akrual

Untuk mencapai tujuannya, laporan keuangan disusun atas dasar akrual. Dengan dasar ini, pengaruh transaksi dan peristiwa lain diakui pada saat kejadian dan dicatat dalam catatan akuntansi serta dilaporkan dalam laporan keuangan pada periode yang bersangkutan. Laporan keuangan yang disusun atas dasar akrual memberikan informasi kepada pemakai tidak hanya transaksi masa lalu yang melibatkan penerimaan dan pembayaran kas, tetapi juga kewajiban pembayaran kas di masa depan, serta sumber dana yang mempresentasikan kas yang akan diterima di masa depan. Oleh karena itu, laporan keuangan menyediakan jenis informasi yang paling berguna untuk pemakai laporan keuangan dalam pengambilan keputusan ekonomi.

2. Kelangsungan Usaha

Laporan keuangan biasanya disusun atas dasar asumsi kelangsungan usaha perusahaan dan akan melanjutkan usahanya di masa depan, jika maksud atau keinginan tersebut timbul, laporan keuangan mungkin harus disusun dengan dasar yang berbeda dan dasar yang digunakan harus diungkapkan.


(35)

2.2.2.3. Tujuan Laporan Keuangan

Laporan keuangan dibuat oleh manajemen yang merupakan hasil akhir dari suatu proses pencatatan yang memuat tentang posisi keuangan dengan tujuan untuk : (Munawir, 2000 : 3),

1. Mengukur tingkat biaya dari berbagai kegiatan perusahaan.

2. Untuk menentukan atau mengukur efisiensi tiap-tiap bagian, proses atau produksi serta untuk menentukan derajat keuntungan yang dapat dicapai perusahaan yang bersangkutan.

3. Untuk menilai dan mengukur hasil kerja tiap-tiap individu yang telah diserahi wewenang dan tanggung jawab.

4. Untuk menentukan perlu tidaknya digunakan kebijaksanaan atau prosedur yang baru untuk mencapai hasil yang lebih baik.

Selanjutnya menurut Prastowo (2005 : 5) laporan keuangan disusun dengan tujuan untuk menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan dan perubahan-perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi.

2.2.2.4. Manfaat Laporan keuangan

Laporan keuangan dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara data keuangan atau aktifitas suatu perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan data atau aktivitas perusahaan tersebut, yaitu antara lain (Munawir, 2000 : 2).


(36)

1. Pemilik perusahaan

Pemilik perusahan sangat berkepentingan terhadap laporan keuangan, karena dengan laporan keuangan perusahaan tersebut pemilik perusahaan akan dapat menilai sukses atau tidaknya manajer dalam memimpin perusahaannya dan kesuksesan seorang manajer biasanya diukur dengan laba yang diperoleh perusahaan. Laporan keuangan juga diperlukan untuk menilai kemampuan yang akan dicapai di masa datang sehingga bisa menaksir keuntungan yang akan diterima.

2. Manajer atau pimpinan perusahaan

Dengan mengetahui posisi keuangan perusahan, manajer dapat menyusun rencana yang lebih baik dan menentukan kebijakan-kebijakan yang lebih tepat dan merupakan alat untuk mempertanggungjawabkan kepada para pemilik perusahaan atas kepercayaan yang telah diberikan kepadanya.

3. Kreditur dan bankers

Sebelum mengambil keputusan untuk memberi atau menolak permintaan kredit dari suatu perusahaan, kreditur atau bankers perlu mengetahui terlebih dahulu posisi keuangan dari perusahaan tersebut, sehingga dapat diketahui kemampuannya untuk membayar hutang dan beban bunganya, serta untuk mengetahui apakah kredit yang diberikan cukup mendapat jaminan yang terlihat pada kemampuan perusahaan untuk mendapatkan keuntungan di masa datang.


(37)

4. Investor

Mereka (para investor) berkepentingan terhadap prospek keuntungan perusahaan di masa mendatang dan perkembangan perusahaan selanjutnya untuk mengetahui jaminan investasinya, dan menentukan langkah-langkah yang harus ditempuh selanjutnya. 5. Pemerintah

Laporan keuangan dapat digunakan untuk menentukan besarnya pajak yang harus di tanggung oleh perusahaan, selain itu juga diperlukan oleh Biro Pusat Statistik, Dinas Perindustrian, Perdagangan, dan Tenaga Kerja untuk dasar perencanaan pemerintah.

2.2.2.5. Jenis – Jenis Laporan Keuangan

Di dalam penyajian suatu informasi keuangan perusahaan, biasanya mencakup semua laporan keuangan, yang terdiri atas neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas dan catatan atas laporan keuangan.

Berikut ini akan dijelaskan masing-masing laporan keuangan yang dihasilkan pada tiap periode sebagai berikut:

1. Neraca (Balance Sheet)

Menurut Baridwan, (2000 : 18) Neraca adalah laporan yang menunjukkan keadaan keuangan suatu unit usaha pada tanggal tertentu.


(38)

Selanjutnya Munawir (2000 : 13) mendefinisikan neraca sebagai laporan yang sistematis tentang aktiva, hutang serta modal dari suatu perusahaan pada suatu saat tertentu.

Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa neraca (Balance Sheet) adalah merupakan daftar yang menggambarkan posisi keuangan suatu perusahaan yang disusun secara sistematis yang meliputi aktiva, kewajiban, dan ekuitas pada saat tertentu.

2. Laporan Laba-Rugi (Income Statement)

Menurut Baridwan (2000 : 30) Laporan Laba Rugi adalah suatu laporan yang menunjukkan pendapatan-pendapatan dan biaya-biaya dari suatu unit usaha untuk suatu periode tertentu.

Selanjutnya Munawir (2000 : 26) mendefinisikan laporan laba rugi merupakan suatu laporan yang sistematis tentang penghasilan, biaya, laba rugi yang di peroleh oleh perusahaan selama periode tertentu.

Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa laporan laba-rugi (Income Statement) adalah laporan yang menggambarkan hasil dari aktivitas operasional perusahaan yang berupa pendapatan-pendapatan dan biaya-biaya untuk suatu perioda tertentu.

3. Laporan Perubahan Ekuitas (Owners Equity)

Menurut Munawir (2000 : 30) laporan perubahan modal adalah merupakan laporan atau ringkasan transaksi keuangan yang terjadi


(39)

selama satu periode dan memberikan alasan mengenai perubahan-perubahan tersebut.

Selanjutnya menurut Standar Akuntansi Keuangan (2009: 1.17) laporan perubahan ekuitas perusahaan menggambarkan peningkatan atau penurunan aktiva atau kekayaan selama periode yang bersangkutan berdasarkan prinsip pengukuran tertentu yang dianut dan harus diungkapkan dalam aporan keuangan.

4. Laporan Arus Kas (Statement of Cash Flow)

Tujuan utama laporan aliran kas adalah untuk menyajikan informasi yang relevan tentang penerimaan dan pengeluaran kas suatu perusahaan selama periode tertentu. Untuk mencapai tujuan ini, aliran kas diklasifikasikan dalam tiga kelompok yang berbeda yaitu penerimaan dan pengeluaran kas yang berasal dari kegiatan investasi, pembelanjaan, dan kegiatan usaha. (Baridwan, 2000 : 43-44).

Selanjutnya menurut Munawir (2000 : 32), laporan arus kas adalah merupakan laporan yang disusun untuk menunjukkan perubahan kas selama satu periode dan memberikan alasan mengenai perubahan kas tersebut dengan menunjukkan dari mana sumber-sumber kas dan pengeluarannya.

Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa laporan arus kas (Statement of Cash Flow) adalah laporan yang menggambarkan aliran kas baik penerimaan maupun pengeluaran kas untuk periode tertentu.


(40)

5. Catatan Atas Laporan Keuangan (Notes to The Financial

Statements)

Catatan atas laporan keuangan harus disajikan secara sistematis. Setiap pos dalam neraca, laporan laba rugi dan laporan arus kas harus berkaitan dengan informasi yang terdapat dalam catatan atas laporan keuangan. (PSAK 2009, No. 1: Alenia 69). Catatan atas laporan keuangan mengungkapkan:

a. Informasi tentang dasar penyusunan laporan keuangan dan kebijakan akuntansi yang dipilih dan diterapkan terhadap peristiwa dan transaksi yang penting.

b. Informasi yang diwajibkan dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan tetapi tidak disajikan di neraca, laporan laba rugi, laporan arus kas dan laporan perubahan ekuitas.

c. Informasi tambahan yang tidak disajikan dalam laporan keuangan tetapi diperlukan dalam rangka penyajian secara wajar.

2.2.3. Analisis Rasio Keuangan

2.2.3.1. Pengertian Analisis Rasio Keuangan

Analisa rasio keuangan perusahaan pada dasarnya merupakan perhitungan rasio-rasio yang pada dasarnya tidak hanya berguna bagi kepentingan intern perusahaan melainkan juga bagi pihak luar. Penganalisa harus mampu untuk menyesuaikan faktor-faktor yang ada pada periode atau waktu ini dengan faktor-faktor dimasa yang akan


(41)

datang yang mungkin akan mempengaruhi posisi keuangan atau hasil operasi perusahaan yang bersangkutan (Munawir, 2000 : 64).

Menurut Harahap (2002 : 297). Analisis rasio adalah angka yang diperoleh dari hasil perbandingan dari suatu pos laporan keuangan dengan pos lainnya yang mempunyai hubungan yang relevan dan signifikan Bagi manajemen finansial, dengan menghitung rasio-rasio akan memperoleh suatu informasi tentang kekuatan dan kelemahan yang dihadapi oleh perusahaan dibidang finansial, sehingga dapat digunakan dalam pengambilan keputusan bagi kepentingan perusahaan untuk masa yang akan datang. Sedangkan bagi investor merupakan bahan pertimbangan apakah menguntungkan untuk membeli saham perusahaan yang bersangkutan atau tidak.

2.2.3.2. Kegunaan Analisis Rasio Keuangan

Analisis rasio seperti halnya alat-alat analisa yang Iain adalah "future oriented", oleh karena itu penganalisa harus mampu untuk menyesuaikan faktor-faktor yang sudah ada pada periode atau waktu ini dengan faktor-faktor dimasa yang akan datang yang mungkin akan mempengaruhi posisi keuangan atau hasil operasi perusahaan yang bersangkutan. Dengan demikian kegunaan atau manfaat suatu angka rasio sepenuhnya tergantung pada kemampuan atau kecerdasan penganalisa dalam menginterpretasikan data yang bersangkutan (Munawir, 2000 : 64).


(42)

Menurut Alwi (1993 : 95-96) Analisa Rasio pada dasarnya tidak hanya berguna bagi intern perusahaan, tetapi juga bagi pihak luar. Dalam hal ini adalah calon investor atau kreditor yang akan menanamkan dana mereka kedalam perusahaan melalui pasar modal dengan cara membeli saham perusahaan yang go public. Bagi manajer finansial, dengan menghitung resiko-resiko tertentu akan diperoleh suatu informasi, kelemahan apa yang sedang dihadapi, dan kekuatan apa yang sedang dimiliki dibidang finansial sehingga dapat ditentukan cara-cara mengatasinya, sedangkan bagi calon investor maupun kreditur, dapat dijadikan pegangan, apakah akan membeli saham yang ditawarkan perusahaan, dan apakah wajar untuk memberikan kredit kepada perusahaan yang bersangkutan atau tidak.

2.2.3.3. Keunggulan Analisis Rasio Keuangan

Analisis rasio keuangan mencakup pengaplikasian berbagai alat dan teknik analisis pada laporan dan data keuangan dalam rangka untuk memperoleh ukuran-ukuran dan hubungan-hubungan yang berarti dan berguna dalam proses pengambilan keputusan (Prastowo dan Juliaty, 2005 : 52).

Menurut Harahap (2002: 298). Analisa Rasio memiliki keunggulan di banding teknik analisis lainnya, keunggulan tersebut adalah sebagai berikut:

1. Rasio merupakan angka-angka atau ikhtisar statistik yang lebih mudah dibaca dan ditafsirkan.


(43)

2. Merupakan pengganti yang lebih sederhana dari informasi yang disajikan laporan keuangan yang sangat rinci dan rumit.

3. Mengetahui posisi keuangan ditengah industri Iain.

4. Sangat bermanfaat untuk bahan dalam mengisi model-model pengambilan keputusan dan model-model prediksi (Z-score)

5. Menstandarisir size perusahaan

6. Lebih mudah membandingkan dengan perusahaan lain atau melihat perkembangan perusahaan secara periodik atau “time series”

7. Lebih mudah melihat trend perusahaan serta melakukan prediksi di masa yang akan datang.

2.2.3.4. Keterbatasan Analisis Rasio Keuangan

Menurut Harahap (2002 : 298) Disamping keunggulan yang dimiliki analisa rasio ini, teknik ini juga memiliki beberapa keterbatasan yang harus disadari sewaktu penggunaannya agar kita tidak salah dalam penggunaanya. Adapun keterbatasan analisa rasio itu adalah :

1. Kesulitan dalam memilih rasio yang tepat untuk digunakan untuk kepentingan pemakainya.

2. Keterbatasan yang dimiliki akuntansi dan laporan keuangan juga menjadi keterbatasan teknik ini seperti :

a. Bahan perhitungan rasio keuangan atau laporan keuangan itu banyak mengandung taksiran dan judgement yang dapat dinilai bebas atau subyektif.

b. Nilai yang terkandung dalam laporan keuangan dan rasio adalah nilai perolehan (cost) bukan harga pasar.


(44)

c. Klasifikasi dalam laporan keuangan bisa berdampak pada angka rasio.

d. Metode pencatatan yang tergambar dalam Standar Akuntansi Keuangan bisa diterapkan berbeda oleh perusahaan yang berbeda.

3. Jika data yang tersedia untuk menghitung rasio keuangan, maka akan menimbulkan kesulitan menghitung rasio.

a. Sulit jika data yang tersedia tidak sinkron.

b. Jika dua perusahaan dibandingkan, maka bisa saja teknik dan Standar Akuntansi yang dipakai oleh perusahaan tersebut tidak sama. Oleh karenanya jika dilakukan perbandingan akan menimbulkan kesalahan.

2.2.3.5. Jenis-Jenis Analisis Rasio Keuangan

Rasio keuangan digunakan untuk mengevaluasi kondisi keuangan dan kinerja perusahaan. Dari hasil rasio keuangan ini akan terlihat kondisi kesehatan perusahaan yang bersangkutan.

Menurut Sutrisno (2003: 247-254) ada beberapa cara menggolongkan atau mengklasifikasi dari analisa rasio, yaitu sebagai berikut :

1. Rasio Likuiditas

Rasio likuiditas adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban-kewajibannya yang segera harus dipenuhi.


(45)

a. Rasio Lancar (Current Ratio)

Rasio lancar adalah rasio yang paling sering membandingkan antara aktiva lancar yang dimiliki perusahaan dengan hutang jangka pendek. Aktiva lancar disini meliputi kas, piutang dagang, efek, persediaan, dan aktiva lancar lainnya. Sedangkan hutang jangka pendek meliputi hutang dagang, hutang wesel, hutang bank, hutang gaji, dan hutang lainnya yang harus dibayar.

Current Rasio dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut : (Sutrisno, 2003 : 247)

b. Rasio Cepat (Quick Ratio)

Rasio cepat merupakan rasio antara aktiva lancar sesudah dikurangi persediaan dengan hutang lancar. Rasio ini menunjukkan besarnya alat likuid yang paling cepat yang bisa dipergunakan untuk melunasi hutang lancar.

Rasio Cepat dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut : (Sutrisno, 2003 : 248)

Lancar Hutang

lancar Aktiva Rasio

Current 

Lancar Hutang

Persediaan Lancar

Aktiva Cepat


(46)

c. Cash Ratio (CR)

Cash ratio (CR) adalah merupakan rasio yang membandingkan antara kas dan aktiva lancar yang bisa segera menjadi uang kas dengan hutang lancar.

Cash Ratio (CR) dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut : (Sutrisno, 2003 : 248).

Lancar Hutang

Efek Kas

Ratio

ash   C

Dalam penelitian ini jenis rasio likuiditas yang digunakan adalah Current Ratio, dengan alasan bahwa dengan rasio ini kita dapat mengukur tingkat keamanan kreditur jangka pendek, serta mengukur apakah operasi perusahaan tidak akan terganggu bila kewajiban jangka pendek ini segera ditagih, semakin kuat Current Rasio, hal ini menunjukan bahwa investor akan memperoleh return (tingkat pengembalian) sebesar-besarnya dengan risiko tertentu. Return tersebut yang menjadi indikator untuk meningkatkan wealth para investor, atau para pemegang saham. (Suharli 2005).

Penelitian yang dilakukan Suharli (2005) menyimpulkan bahwa Current Rasio mempunyai pengaruh signifikan terhadap tingkat keuntungan (return) saham. hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Wijaya (2008) menunjukkan bahwa Current Rasio berpengaruh terhadap Return Saham.

2. Rasio Leverage

Rasio leverage adalah rasio yang digunakan untuk mengukur sampai seberapa jauh aktiva perusahaan dibiayai oleh hutang.


(47)

a. Debt Ratio (DR)

Debt ratio (DR) adalah rasio yang digunakan untuk mengukur berapa besar aktiva perusahaan yang dibiayai oleh kreditur.

Debt Ratio dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut : (Sutrisno, 2003 : 289)

Aktiva Total

Hutang Total

DR

b. Debt to Equity Ratio (DER)

DER merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa besar perusahaan di belanjai oleh pihak kreditur.

Debt to Equity Ratio (DER) dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut : (Sutrisno, 2003 : 250)

Modal Hutang Total

DER

Dalam penelitian ini jenis rasio leverage yang digunakan adalah Debt to equity ratio, dengan rasio ini kita dapat mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi seluruh kewajibannya yang ditunjukkan oleh beberapa bagian modal sendiri yang dipergunakan untuk membayar hutang. Leverage yang semakin besar akan memperbesar perubahan arus laba bersih perusahaaan. Leverage akan menimbulkan beban bunga hutang, jumlah bunga pinjaman yang dibayar dan akan mempengaruhi hubungan antara


(48)

return atas jumlah aktiva setelah pajak dengan return atas modal sendiri..

Penelitian yang dilakukan oleh Zulbahridar dan Jonius (2002) dalam Suharli (2005) menyimpulkan bahwa leverage keuangan (Debt on equity dan debt to equity ratio) secara bersama-sama mempunyai pengaruh signifikan terhadap tingkat keuntungan (return) saham. hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Wijaya (2008) menunjukkan bahwa DER berpengaruh terhadap Return Saham.

3. Rasio Profitabilitas

Rasio profitabilitas adalah rasio yang digunakan untuk mengukur efektifitas perusahaan dalam mendapatkan keuntungan. a. Net Profit Margin (NPM)

Net Profit margin (NPM) merupakan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan dibandingkan dengan penjualan yang dicapai.

Net Profit Margin dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut : (Sutrisno, 2003 : 254).

% 100 Penjualan

Bersih Laba

NPM x

b. Return On Assets (ROA)

Return On Assets (ROA) juga disebut sebagai rentabilitas ekonomis, merupakan ukuran kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dengan semua aktiva yang dimiliki.


(49)

Return On Assets (ROA) dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut : (Sutrisno, 2003 : 254)

c. Return On Equity (ROE)

Return On Equity (ROE) merupakan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan dengan modal sendiri yang dimiliki.

Return On Equity (ROE) dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut : (Sutrisno, 2003 : 255)

% 100 Aktiva Total

Bersih Laba

ROA x

% 100 Sendiri Modal

Bersih Laba

ROE x

Dalam penelitian ini jenis rasio profitabilitas yang digunakan adalah Return on Assets, dengan rasio ini kita dapat mengetahui kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dengan semua aktiva yang dimiliki. Semakin tingginya ratio ROA maka semakin baik posisi keuangan perusahaan hal ini akan berpengaruh terhadap Return Saham

Penelitian yang dilakukan oleh Suharli (2005) menunjukkan bahwa variabel investasi yang diukur dari aktiva tetap (bersih) operasi dapat digunakan untuk memprediksikan Return Saham. hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Wijaya (2008) yang juga menunjukkan bahwa Return On Assets berpengaruh terhadap Return Saham.


(50)

2.2.4. Saham

2.2.4.1. Pengertian Saham

Saham merupakan bagian dari salah satu efek atau surat berharga yang dikeluarkan oleh suatu perusahaan yang berbentuk Perseroan Terbatas (PT) yang dapat diperjualbelikan atau diperdagangkan di pasar modal. Menurut Sunariyah (2003: 28) saham atau stock adalah surat bukti atau tanda kepemilikan bagian modal dari suatu Perseroan Terbatas. Sedangkan menurut Harianto (2002: 66) saham merupakan surat bukti pemilik bagian modal atau tanda penyertaan modal pada perseroan terbatas yang memberikan hak atas deviden dan lain-lain menurut besar kecil modal disetor.

Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa saham adalah surat berharga sebagai bukti kepemilikan terhadap suatu perusahaan.

2.2.4.2. Jenis-Jenis Saham

Saham yang dikeluarkan perusahaan dapat digolongkan berdasarkan atas perbedaan hak dari pemegang saham yang bersangkutan.

Menurut Sitompul (2001: 4-8) jenis–jenis saham berdasarkan tingkatannya dalam perdagangan saham dibedakan atas:

1. Ditinjau dari segi kemampuan dalam hak tagih klaim maka saham terbagi atas:


(51)

a. Saham biasa (common size)

Merupakan saham yang menempatkan pemiliknya paling yunior terhadap pembagian deviden dan atas harta kekayaan perusahaan apabila perusahaan tersebut dilikuidasi.

b. Saham preferen (preferred stocks)

Merupakan saham yang memiliki karakteristik gabungan antara obligasi dan saham biasa, karena bisa menghasilkan pendapatan (seperti bunga obligasi) tetapi juga bisa tidak mendatangkan hasil seperti yang dikehendaki investor.

2. Dilihat dari cara peralihannya saham dapat dibedakan atas: a. Saham atas unjuk (bearer stocks)

Artinya pada saham tersebut tidak tertulis nama pemiliknya, agar mudah dipindahtangankan dari satu investor lainnya. Secara hukum, siapa yang memegang saham tersebut, maka dia-lah diakui sebagai pemiliknya dan berhak ikut hadir dalam RUPS.

b. Saham atas nama (registered stocks)

Merupakan saham yang tertulis jelas siapa nama pemiliknya, dimana cara peralihannya harus melalui prosedur tertentu.

3. Ditinjau dari kinerja perdagangan maka saham dapat dikategorikan atas:


(52)

a. Blue chip stocks

Blue chip stocks yaitu saham biasa dari suatu perusahaan yang memiliki reputasi tinggi, memiliki leader di industri sejenis, memiliki pendapatan yang stabil dan konsisten dalam membayar deviden.

b. Income stocks

Income stocks yaitu saham dari suatu emiten yang memiliki kemampuan membayar deviden lebih tinggi dari rata-rata deviden yang dibayarkan sebelumnya.

c. Growth stocker (well-known)

Growth stocker (well-known) yaitu saham-saham dari emiten yang memiliki pertumbuhan pendapatan yang tinggi, sebagai leader di industri sejenis yang mempunyai reputasi tinggi. Selain itu terdapat juga growth stock (lesser-known), yaitu saham dari emiten yang tidak sebagai leader dalam industri namun memiliki ciri growth stocks. Umumnya saham ini berasal dari daerah dan kurang populer dikalangan emiten. d. Spektakuler stocks

Spektakuler stocks yaitu saham suatu perusahaan yang tidak bisa secara konsisten memperoleh penghasilan dari tahun ke tahun, akan tetapi mempunyai kemungkinan penghasilan yang tinggi di masa mendatang meskipun belum pasti.


(53)

e. Counter cycilical stocks

Counter cycilical stocks yaitu saham yang tidak terpengaruh oleh kondisi ekonomi mikro maupun situasi bisnis secara umum, pada saat resesi ekonomi, harga saham ini tetap tinggi, dimana emitennya mampu memberikan penghasilan yang tinggi pada masa resesi. Emiten seperti biasanya bergerak dalam produk yang selalu dibutuhkan oleh mayarakat seperti misalnya consumer goods.

2.2.5. Return Saham

Konsep risiko tidak terlepas kaitannya dengan return, karena investor selalu mengharapkan tingkat return yang sesuai atas setiap risiko investasi yang dihadapinya.

Menurut Jones (2000 : 124) “return is yield dan capital gain (loss)”. (1) Yield, yaitu cash flow yang dibayarkan secara periodik kepada pemegang saham (dalam bentuk dividen), (2) Capital gain (loss), yaitu selisih antara harga saham pada saat pembelian dengan harga saham pada saat penjualan.

Sedangkan Return saham menurut Jogiyanto (2003: 109) merupakan pendapatan yang berhak diperoleh investor karena menginvestasikan dana dalam bentuk saham. Sebagai seorang investor yang rasional, tentunya hasil pengembalian saham perlu diperhatikan sehingga keuntungan atau kerugian dapat selalu dipantau guna memperoleh kepastian bisnis.


(54)

Berdasarkan dari beberapa pengertian diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa return saham adalah keuntungan yang diperoleh dari kepemilikan saham investor atas investasi yang dilakukannya.

Pada penelitian ini Return Saham dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut (Wijaya, 2008:139) :

Return = Harga Penutupan Saham – Harga Awal Saham + Deviden Kas Harga Awal Saham

2.2.6. Pengaruh Rasio Likuiditas Terhadap Return Saham

Rasio likuiditas adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban-kewajibannya yang segera harus dipenuhi. dengan rasio ini kita dapat mengukur tingkat keamanan kreditur jangka pendek, serta mengukur apakah operasi perusahaan tidak akan terganggu bila kewajiban jangka pendek ini segera ditagih, semakin kuat Current Rasio, hal ini menunjukan bahwa investor akan memperoleh return (tingkat pengembalian) sebesar-besarnya dengan risiko tertentu. Return tersebut yang menjadi indikator untuk meningkatkan wealth para investor, atau para pemegang saham. (Suharli, 2005).

2.2.7. Pengaruh Rasio Leverage Terhadap Return Saham

Rasio leverage adalah rasio yang digunakan untuk mengukur sampai seberapa jauh aktiva perusahaan dibiayai oleh hutang, dengan rasio ini kita dapat mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi


(55)

seluruh kewajibannya yang ditunjukkan oleh beberapa bagian modal sendiri yang dipergunakan untuk membayar hutang. Leverage yang semakin besar akan memperbesar perubahan arus laba bersih perusahaaan. Leverage akan menimbulkan beban bunga hutang, jumlah bunga pinjaman yang dibayar dan akan mempengaruhi hubungan antara return atas jumlah aktiva setelah pajak dengan return atas modal sendiri. (Suharli, 2005).

2.2.8. Pengaruh Rasio Profitabilitas Terhadap Return Saham

Rasio profitabilitas adalah rasio yang digunakan untuk mengukur efektifitas perusahaan dalam mendapatkan keuntungan, dengan rasio ini kita dapat mengetahui kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dengan semua aktiva yang dimiliki. Semakin tingginya ratio ROA maka semakin baik posisi keuangan perusahaan hal ini akan berpengaruh terhadap Return Saham. (Suharli, 2005).

2.3. Kerangka Konseptual

Return saham merupakan pendapatan yang berhak diperoleh investor karena menginvestasikan dana dalam bentuk saham. Sebagai seorang investor yang rasional, tentunya hasil pengembalian saham perlu diperhatikan sehingga keuntungan atau kerugian dapat selalu dipantau guna memperoleh kepastian bisnis.(Jogiyanto, 2003: 109)

Penelitian yang dilakukan Suharli (2005) menyimpulkan bahwa Current Rasio mempunyai pengaruh signifikan terhadap tingkat


(56)

keuntungan (return) saham. hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Wijaya (2008) menunjukkan bahwa Current Rasio berpengaruh terhadap Return Saham. Sehingga dapat disimpulkan bahwa Rasio Likuiditas berpengaruh terhadap return saham.

Penelitian yang dilakukan oleh Zulbahridar dan Jonius (2002) dalam Suharli (2005) menyimpulkan bahwa leverage keuangan (Debt on equity dan debt to equity ratio) secara bersama-sama mempunyai pengaruh signifikan terhadap tingkat keuntungan (return) saham. hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Wijaya (2008) menunjukkan bahwa DER berpengaruh terhadap Return Saham. Sehingga dapat disimpulkan bahwa Rasio Leverage berpengaruh terhadap return saham.

Penelitian yang dilakukan oleh Suharli (2005) menunjukkan bahwa variabel investasi yang diukur dari aktiva tetap (bersih) operasi dapat digunakan untuk memprediksikan Return Saham. hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Wijaya (2008) menunjukkan bahwa Return On Assets berpengaruh terhadap Return Saham. Sehingga dapat disimpulkan bahwa Rasio Profitabilitas berpengaruh terhadap return saham.

Sesuai dengan landasan teori dan fakta-fakta pendukung yang telah diuraikan sebelumnya, maka untuk memudahkan analisis dan menguji hipotesis, maka dapat digambarkan dalam suatu bagan kerangka konseptual, ynag disajikan pada gambar 2.1 sebagai berikut :


(57)

Gambar 2.1

Bagan Kerangka Konseptual

Rasio Likuiditas (X1)

Rasio Profitabilitas (X3)

Rasio Leverage (X2)

Return Saham (Y)


(58)

46

2.4. Hipotesis

Berdasarkan perumusan masalah dan tujuan penelitian yang telah diuraikan sebelumnya, maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut : 1. Diduga rasio likuiditas berpengaruh terhadap return saham pada

perusahaan properti yang terdaftar di PT. Bursa Efek Indonesia.

2. Diduga rasio leverage berpengaruh terhadap return saham pada perusahaan properti yang terdaftar di PT. Bursa Efek Indonesia.

3. Diduga rasio profitabilitas berpengaruh terhadap return saham pada perusahaan properti yang terdaftar di PT. Bursa Efek Indonesia.


(59)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Definisi operasional adalah suatu definisi yang diberikan pada suatu variabel dengan cara memberikan arti atau menspesifikasikan kegiatan (Nazir, 2005: 126).

Penelitian ini menggunakan 3 (tiga) variabel bebas (X) yaitu Rasio Likuiditas (X1), Rasio Leverage (X2), dan Rasio Profitabilitas (X3)

dan 1 (satu) variabel terikat (Y) yaitu Return Saham, Agar dapat memperjelas definisi dan untuk memudahkan pengukuran terhadap masing-masing variabel yang digunakan, maka diperlukan definisi operasional atas variabel-variabel tersebut.

Adapun definisi operasional dari masing-masing variabel penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Variabel Bebas (X) 1. Rasio Likuiditas

Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban-kewajibannya yang segera harus dipenuhi (Sutrisno, 2003 : 248). Dalam penelitian ini jenis rasio likuiditas yang digunakan adalah Current Ratio. Variabel ini diukur dengan menggunakan skala rasio dan satuan pengukurannya adalah kali.


(60)

Current Ratio dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut : (Sutrisno, 2003 : 248)

Lancar

Hutang

lancar

Aktiva

Rasio

Current

2. Rasio Leverage

Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur sampai seberapa jauh aktiva perusahaan dibiayai oleh hutang. (Sutrisno, 2003 : 289). Dalam penelitian ini jenis rasio Leverage yang digunakan adalah Debt to Equity Ratio (DER) Variabel ini diukur dengan menggunakan skala rasio dan satuan pengukurannya adalah kali (x).

Debt to Equity Ratio (DER) dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut : (Sutrisno, 2003 : 289)

Modal Hutang Total

DER 

3. Rasio Profitabilitas

Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur efektifitas perusahaan dalam mendapatkan keuntungan. (Sutrisno, 2003 : 254). Dalam penelitian ini jenis rasio Profitabilitas yang digunakan adalah Return On Assets (ROA) Variabel ini diukur dengan menggunakan skala rasio dan satuan pengukurannya adalah persen (%).


(61)

Return On Assets (ROA) dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut : (Sutrisno, 2003 : 254)

% 100 Aktiva Total

Bersih Laba

Assets On

Return  x

b. Variabel Terikat (Y)

Return Saham

Merupakan keuntungan yang diperoleh dari kepemilikan saham investor atas investasi yang dilakukannya. Variabel ini diukur dengan menggunakan skala ratio dan satuan pengukurannya adalah rupiah (Rp).

Pada penelitian ini Return Saham dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut (Wijaya, 2008:139) :

Return = Harga Penutupan Saham – Harga Awal Saham + Deviden Kas

Harga Awal Saham

Keterangan :

Ri = Return Saham

Pt = Harga saham sekarang

Pt-1 = Harga saham periode sebelumnya

3.2. Teknik Penentuan Populasi dan Sampel 3.2.1. Populasi

Populasi adalah himpunan individu, unit, elemen, yang memiliki ciri atau karakteristik yang sama (Sugiyono, 2006 : 55), Dari pengertian tersebut maka populasi yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah


(62)

perusahaan properti yang terdaftar di PT. Bursa Efek Indonesia tahun 2006 sampai dengan tahun 2008, tercatat sebanyak 48 perusahaan.

3.2.2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2006 : 56). Teknik pengambilan sampel merupakan bagian dalam melaksanakan suatu penelitian, untuk itu teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Purposive Sampling yaitu teknik penentuan sampel yang ditujukan untuk tujuan tertentu dan berdasarkan kriteria – kriteria yang telah ditetapkan. (Sugiyono, 2006 : 78).

Adapun kriteria – kriteria dalam pengambilan sampel tersebut yaitu antara lain :

1. Perusahaan sampel adalah perusahaan properti yang terdaftar di PT. Bursa Efek Indonesia (BEI) per 31 Desember 2006 sampai per 31 Desember 2008, serta yang masih aktif dalam melakukan perdagangan saham.

2. Perusahaan sampel adalah perusahaan properti yang mempunyai laporan keuangan yang telah diaudit oleh auditor independen per 31 Desember 2006 sampai per 31 Desember 2008.

3. Perusahaan sampel adalah perusahaan properti yang selama 3 (tiga) tahun yaitu per 31 Desember 2006 sampai per 31 Desember 2008.memperoleh laba.


(63)

4. Perusahaan sampel adalah perusahaan properti yang mempunyai kelengkapan data tahun 2006 – 2008 yang dibutuhkan dalam penelitian.

Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan dalam pengambilan sampel tersebut di atas, maka jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 6 perusahaan properti yang terdaftar di PT. Bursa Efek Indonesia (BEI).

Dengan kriteria tersebut, maka jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 6 perusahaan, antara lain sebagai berikut : 1. PT. Ciputra Development, Tbk

2. PT. Duta Anggada Realty, Tbk 3. PT. Duta Pertiwi, Tbk

4. PT. Jaya Real Property, Tbk 5. PT. Lippo Cikarang, Tbk 6. PT. Summarecon Agung, Tbk.

Dari populasi 48 perusahaan hanya enam perusahaan tersebut yang memenuhi kriteria sebagai sampel sedangkan 42 perusahaan property lainnya tidak memiliki kelengkapan data yang dibutuhkan dalam penelitian sehingga tidak dapat dijadikan sebagai sampel penelitian.


(64)

3.3. Teknik Pengumpulan Data 3.3.1. Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan adalah data sekunder yaitu berupa laporan Neraca dan Laporan Laba Rugi perusahaan properti per 31 Desember 2005 sampai per 31 Desember 2008, dan sumber data berasal dari PT. Bursa Efek Indonesia.

3.3.2. Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan adalah dokumentasi yaitu mengkopi, mencatat, mempelajari, dan menganalisa laporan keuangan tahunan (Anual report), dari perusahaan yang dijadikan sampel dan tersedia di PT. Bursa Efek Indonesia dan terdiri dari laporan Neraca dan Laporan Laba Rugi per 31 Desember 2005 sampai per 31 Desember 2008, sedangkan untuk harga saham adalah harga saham penutupan per 31 Desember 2004 sampai per 31 Desember 2008.

3.4. Teknik Analisis Dan Uji Hipotesis 3.4.1. Uji Normalitas

Menurut Ghozali, (2002 : 74) Uji Normalitas merupakan suatu alat uji yang digunakan untuk menguji apakah dari variabel – variabel yang digunakan dalam model regresi mempunyai distribusi normal atau tidak. Untuk mengetahui apakah data tersebut berdistribusi normal, dapat diuji dengan metode Kolmogorov Smirnov


(65)

Dasar analisis yang digunakan yaitu nilai signifikansi atau nilai probabilitasnya (Asymp sig (2-tailed) > 5%, maka data tersebut berdistribusi normal(Sumarsono, 2004 :40).

3.4.2. Uji Asumsi Klasik

Teknik Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi linier berganda. Dalam persamaan regresi linier berganda harus bersifat BLUE (Best Linier Unbiased Estimator), artinya pengambilan keputusan melalui uji regresi ini tidak bias (Sesuai dengan tujuan)

Untuk mengambil keputusan BLUE, maka harus dipenuhi diantaranya tiga asumsi klasik yang tidak boleh dilanggar oleh persamaan tersebut, yaitu tidak boleh ada autokorelasi, multikolinearitas, dan heteroskedasitas (Gujarati, 1999 : 153)

1. Autokorelasi

Uji Autokorelasi bertujuan untuk menentukan apakah dalam suatu model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya (Ghozali, 2002 : 61). Alat uji yang digunakan untuk mengetahui ada tidaknya gejala autokorelasi adalah uji Durbin Watson.

Untuk menguji apakah terjadi autokorelasi atau tidak, dapat digunakan uji Durbin Watson, dengan ketentuan sebagai berikut :. 1. Apabila (4 – dW) > dU, hal ini berarti bahwa Ho diterima : Jadi


(66)

54

2. Apabila (4 – dW) < dL, hal ini berarti bahwa Ho ditolak : Jadi P = 0, berarti terdapat autokorelasi pada model

3. Apabila dL < (4 – dW) < dU, hal ini berarti bahwa Uji ini hasilnya tidak konklusif, sehingga tidak dapat ditentukan apakah ada autokorelasi atau tidak dalam model tersebut.

Identifikasi gejala autokorelasi dapat dilakukan dengan kurva statistik  Durbin Watson di bawah ini :

Gambar. 3.1 : Kurva Durbin Watson

Tidak ada autokorelasi positif dan tidak ada

autokorelasi negatif

dL dU 4 - dU 4 - dL 4

0 ada a ut o kore la si pos it if daerah keragu raguan ada a ut o kore la si ne ga ti f daerah keragu raguan

Sumber : Gujarati, Damodar, Zain, Sumarno, 1999, Ekonometrika Dasar. Edisi Pertama, Cetakan Keenam, Penerbit Erlangga Jakarta, hal : 128

2. Multikolinieritas

Uji Multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah dalam persamaan regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. (Ghozali, 2002 : 57). Alat uji yang digunakan untuk mengetahui ada tidaknya multikolinieritas dalam penelitian ini dengan melihat besarnya nilai Variance Inflation Factor (VIF).

Dasar analisis yang digunakan yaitu jika nilai VIF (Variance Inflation Factor) < 10, maka hal ini berarti dalam persamaan regresi


(67)

tidak ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas atau bebas Multikolinieritas (Ghozali, 2002 : 57-59)

3. Heteroskedastisitas

Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain (Ghozali, 2002: 69). Alat uji yang digunakan untuk mengetahui adanya heteroskedastisitas secara kuantitatif dalam suatu persamaan regresi dapat dilakukan dengan uji korelasi Rank Spearman’s.

Dasar analisis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu jika nilai Sig (2-tailed) > 0,05, maka maka hal ini berarti dalam model regresi tidak terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lainnya atau bebas Heteroskedastisitas (Santoso, 2001 : 301).

3.4.3. Regresi Linier Berganda

Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi linier berganda. Adapun model persamaan regresi yang digunakan yaitu sebagai berikut:

Y= o + 1 X1 + 2 X2 + 3 X3 + e... (Santoso, 2001: 167)

Keterangan :

Y = Return Saham X1 = Ratio Likuiditas


(68)

X3 = Rasio Profitabilitas

0 = Konstanta

1,2,3 = Koefisien regresi variabel

e = Standart Error

3.4.4. Uji Hipotesis

Untuk menguji dan membuktikan secara empiris pengaruh dari rasio likuiditas, rasio leverage dan rasio profitabilitas terhadap return saham pada perusahaan properti yang terdaftar di PT. Bursa Efek Indonesia, digunakan Analisis Regresi Linier Berganda.

3.4.4.1. Uji t atau Uji Parsial

Uji t ini dilakukan untuk mengetahui dan membuktikan secara empiris pengaruh dari rasio likuiditas, rasio leverage dan rasio profitabilitas secara parsial terhadap return saham pada perusahaan properti yang terdaftar di PT. Bursa Efek Indonesia,

Prosedur Uji t

1. H0 : bj = 0 (artinya tidak ada pengaruh dari rasio likuiditas, rasio

leverage dan rasio profitabilitas secara parsial terhadap return saham pada perusahaan properti yang terdaftar di PT. Bursa Efek Indonesia).


(1)

Tabulasi Data : Rasio Profitabilitas (Return On Assets) (ROA) (X

3

)

Perusahaan Properti Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

Tahun 2006 – 2008

(Dalam Jutaan Rupiah)

Rumus :

%

100

Aktiva

Total

Bersih

Laba

Assets

On

Return

x

No Nama

Perusahaan Tahun

Laba Bersih

Total Aktiva

ROA

1

PT. Ciputra Development, Tbk

2006

79,231.00

5,306,703.00 1.49

2007

572,100.00

5,156,691.00 11.09

2008

167,961.00

7,484,109.00 2.24

2

PT. Duta Anggada Realty, Tbk

2006

197,510.00

1,402,170.00 14.09

2007

121,878.00

1,496,888.00 8.14

2008

100,103.00

2,512,971.00 3.98

3

PT. Duta Pertiwi, Tbk

2006

60,857.00

4,612,140.00 1.32

2007

72,943.00

4,518,812.00 1.61

2008

58,938.00

4,513,454.00 1.31

4

PT. Jaya Real Property, Tbk

2006

67,226.00

1,448,366.00 4.64

2007

84,120.00

1,682,386.00 5.00

2008

110,128.00

1,907,357.00 5.77

5

PT. Lippo Cikarang, Tbk

2006

3,733.00

1,110,566.00 0.34

2007

3,270.00

1,161,980.00 0.28

2008

11,061.00

1,284,391.00 0.86

6

PT. Summarecon Agung, Tbk

2006

151,210.00

1,864,759.00 8.11

2007

168,099.00

2,191,817.00 7.67

2008

159,839.00

3,029,483.00 5.28


(2)

Tabulasi Data : Return Saham (Y)

Perusahaan Properti Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

Tahun 2006 – 2008

(Rupiah)

Rumus :

Return =

Harga Peutupan Saham-Harga Awal Saham + Deviden Kas

Harga Awal Saham

No Nama

Perusahaan Tahun

Harga Saham

(Pt)

(Pt – Pt-1)

Return

Saham

1

PT. Ciputra Development, Tbk

2005

470.00

2006

300.00

-170.00 -0.36

2007

760.00

460.00 1.53

2008

890.00

130.00 0.17

2

PT. Duta Anggada Realty, Tbk

2005

165.00

2006

280.00

115.00 0.70

2007

600.00

320.00 1.14

2008

540.00

-60.00 -0.10

3

PT. Duta Pertiwi, Tbk

2005

1,000.00

2006

650.00

-350.00 -0.35

2007

670.00

20.00 0.03

2008

910.00

240.00 0.36

4

PT. Jaya Real Property, Tbk

2005

1,500.00

2006

1,890.00

390.00 0.26

2007

1,030.00

-860.00 -0.46

2008

1,530.00

500.00 0.49

5

PT. Lippo Cikarang, Tbk

2005

390.00

2006

255.00

-135.00 -0.35

2007

285.00

30.00 0.12

2008

640.00

355.00 1.25

6

PT. Summarecon Agung, Tbk

2005

625.00

2006

750.00

125.00 0.20

2007

1,170.00

420.00 0.56

2008

1,170.00

0.00 0.00


(3)

Uji Normalitas

Kolmogorov Smirnov

DENGAN PROGRAM SPSS. 16.0. FOR WINDOWS

NPar Tests

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

18 .0000000 .43566111 .162 .162 -.119 .689 .730 N

Mean Std. Deviation

Normal Parametersa,b

Absolute Positive Negative Most Extreme

Differences

Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed)

Unstandardized Residual

Test distribution is Normal. a.

Calculated from data. b.


(4)

Uji Regresi Linier Berganda

DENGAN PROGRAM SPSS. 16.0. FOR WINDOWS

Regression

Descriptive Statistics

.2883 .57537 18

1.3550 1.09213 18

-1.1333 11.38709 18

4.6233 3.95107 18

Return Saham (Y) Rasio Likuiditas (X1) Rasio Leverage (X2) Rasio Profitabilitas (X3)

Mean Std. Deviation N

Variables Entered/Removedb

Rasio Profitabilitas (X3) , Rasio Leverage (X2),

Rasio Likuiditas (X1)a . Enter

Model 1

Variables Entered Variables Removed Method

All requested variables entered. a.

Dependent Variable: Return Saham (Y) b.

Model Summaryb

.653a .427 .304 .48008 2.597

Model 1

R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

Predictors: (Constant), Rasio Profitabilitas (X3) , Rasio Leverage (X2), Rasio Likuiditas (X1) a.

Dependent Variable: Return Saham (Y) b.

ANOVAb

2.401 3 .800 3.473 .045a

3.227 14 .230

5.628 17 Regression Residual Total Model 1

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Predictors: (Constant), Rasio Profitabilitas (X3) , Rasio Leverage (X2), Rasio Likuiditas (X1) a.

Dependent Variable: Return Saham (Y) b.

Coefficientsa

-.357 .264 -1.349 .199

.191 .111 1.718 .108 .921 1.086

.006 .011 .613 .550 .932 1.073

.085 .031 2.713 .017 .882 1.134

(Constant)

Rasio Likuiditas (X1) Rasio Leverage (X2) Rasio Profitabilitas (X3) Model

1

B Std. Error

Unstandardized Coefficients

t Sig. Tolerance VIF

Collinearity Statistics

Dependent Variable: Return Saham (Y) a.


(5)

Uji Nonparametric Correlation

Rank Spearman

DENGAN PROGRAM SPSS. 16.0. FOR WINDOWS

Nonparametric Correlations

Correlations

1.000 . 18 -.036 .887 18 .150 .553 18 -.046 .855 18 Correlation Coefficient

Sig. (2-tailed) N

Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N

Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N

Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N

Unstandardized Residual

Rasio Likuiditas (X1)

Rasio Leverage (X2)

Rasio Profitabilitas (X3) Spearman's rho

Unstandardized Residual


(6)

Dokumen yang terkait

Pengaruh Profitabilitas dan Leverage Terhadap Return Saham Pada Sektor Properti Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

1 57 80

PENGARUH RASIO LIKUIDITAS, LEVERAGE, PROFITABILITAS, AKTIVITAS, DAN RETURN SAHAM TERHADAP PENGUNGKAPAN SUSTAINABILITY REPORT PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

2 9 16

Pengaruh faktor-faktor fundamental terhadap tingkat pengungkapan laporan keuangan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia 2005-2009

1 4 98

ANALISIS PENGARUH RASIO LIKUIDITAS, LEVERAGE DAN PROFITABILITAS TERHADAP RETURN SAHAM PADA Analisis Pengaruh Rasio Likuiditas, Leverage Dan Profitabilitas Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (2011-2013

0 12 11

ANALISIS PENGARUH RASIO LIKUIDITAS, LEVERAGE DAN PROFITABILITAS TERHADAP RETURN SAHAM PADA Analisis Pengaruh Rasio Likuiditas, Leverage Dan Profitabilitas Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (2011-2013

0 2 15

PENDAHULUAN Analisis Pengaruh Rasio Likuiditas, Leverage Dan Profitabilitas Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (2011-2013).

0 2 8

TERHADAP RETURN SAHAM (Studi Kasus pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2008-2011) Pengaruh Rasio Profitabilitas Dan Leverage Terhadap Return Saham(Studi Kasus Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek I

0 1 15

ANALISIS PENGARUH RASIO LIKUIDITAS, LEVERAGE, AKTIVITAS, DAN PROFITABILITAS TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 0 26

PENGARUH PROFITABILITAS, LIKUIDITAS DAN LEVERAGE TERHADAP RETURN SAHAM PADA BANK YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 0 89

Pengaruh Likuiditas, Leverage, dan Profitabilitas Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 15