INSTANSI PEMUNGUT PEMUNGUTAN RETRIBUSI

2. Mobil Barang; 3. Mobil Penumpang; 4. Sepeda Motor; 5. Kereta Gandeng; 6. Kereta Tempelan; 7. Kendaraan khusus; dan 8. Kendaraan Umum. 2 Masa berlaku uji berkala ditetapkan dalam selang waktu 6 enam bulan dengan ketentuan dan peraturan yang berlaku. Pasal 11 1 Pengujian kendaraan bermotor yang sebagaimana dimaksud dalam pasal 7, dilakukan pemilik kendaraan yang bersangkutan dengan menujukan surat-surat sebagai keterangan kelompok kendaraan bermotor yang akan diuji sesuai dengan peraturan perundang- undangan yang berlaku; 2 Terhadap kendaraan bermotor yang dalam pengujian telah memenuhi persyaratan teknis layak jalan, diberikan buku uji dan tanda uji kendaraan bermotor; 3 Persyaratan dan tata cara permohonan pengujian sebagaimana dimaksud pada ayat 1 ditetapkan oleh Bupati atau pejabat yang ditunjuk sesuai dengan kewenangan dan fungsinya. Pasal 12 1 Pengujian kendaraan bermotor dilaksanakan oleh dinas perhubungan sesuai dengan pedoman teknis yang ditetapkan oleh Menteri Perhubungan Republik Indonesia; 2 Lokasi pengujian kendaraan bermotor ditetapkan oleh Bupati. Pasal 13 Kendaraan bermotor wajib uji setelah dilakukan pengujian dan dinyatakan belum memenuhi persyaratan tehnis layak jalan dapat diuji ulang setelah dipenuhi persyaratan tehnis layak jalan yang telah ditentukan.

BAB VII JANGKA WAKTU PENGUJIAN

Pasal 14 Jangka waktu pengujian 6 enam bulan.

BAB VIII INSTANSI PEMUNGUT

Pasal 15 1 Pelaksanaan pemungutan biaya pengujian, sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Daerah ini dilakukan oleh bendahara khusus penerima pada dinas perhubungan Kabupaten Tojo Una-Una; 2 Dinas Perhubungan member laporan pertanggungjawaban tentang realisasi pungutan kepada Bupati Cq. Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Tojo Una-Una secara teratur dan terus menerus setiap bulan atau sewaktu-waktu apabila diminta.

BAB IX PEMUNGUTAN RETRIBUSI

Bagian Pertama Tata cara Pemungutan Pasal 16 1 Pemungutan retribusi tidak diborongkan. 2 Retribusi dipungut dengan menggunakan SKRD atau dokumen lain yang disamakan. 3 Dokumen lain yang disamakan sebagaimana dimaksud pada ayat 2 dapat berupa karcis dan kupon. 4 Dalam hal wajib retribusi tertentu tidak dibayarkan tepat pada waktunya atau kurang membayar, dikenakan sanksi adminitrasi berupa bunga sebesar 2 dua persen setiap bulan dari retribusi yang terutang yang tidak atau kurang dibayar dan ditangih dengan menggunakan STRD. 5 Penagihan retribusi terutang sebagaimana dimaksud pada ayat 4 didahului dengan surat teguran. 6 Tata cara pelaksanaan pemungutan retribusi ditetapkan dengan Peraturan Bupati. 7 Retribusi yang terutang dipungut di wilayah Kabupaten Tojo Una-Una. Bagian Kedua Tata Cara Penagihan Pasal 17 1 Retribusi yang terutang berdasarkan SKRD atau dokunen lain yang dipersamakan SKRDKBT, STRD dan surat keputusan keberatan yang tidak atau kurang dibayar oleh wajib retribusi dapat ditangih melalui badan piutang dan lelang Negara BUPLN. 2 Penangihan Retribusi melalui BUPLN dilaksanakan berdasarkan peraturan perundang- undangan yang berlaku. Bagian Ketiga Keberatan Pasal 18 1 Wajib retribusi mengajukan keberatan hanya kepada Bupati atau Pejabat yang ditunjuk. 2 Keberatan diajukan secara tertulis dengan disertai alasan-alasan yang jelas. 3 Keberatan harus dalam jangka waktu paling lama 2 dua bulan sejak tanggal Surat Ketetapan Retribusi Daerah SKRD diterbitkan, kecuali apabila wajib retribusi dapat menunjukan bahwa jangka waktu itu tidak dapat dipenuhi karena keadaan diluar kekuasaannya. 4 Keadaan diluar kekuasaannya sebagimana pada ayat 3 adalah suatu keadaan yang terjadi diluar kehendak atau kekuasaan wajib retribusi. 5 Pengajuan keberatan tidak menunda kewajiban membayar retribusi dan pelaksanaan penagihan retribusi. Pasal 19 1 Bupati dalam jangka waktu paling lama 6 enam bulan sejak tanggal surat keberatan diterima harus memberi keputusan atas keberatan yang diajukan dengan menerbitkan surat keputusan keberatan. 2 Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 adalah untuk memberikan kepastian hukum bagi wajib retribusi, bahwa keberatan yang diajukan harus diberi keputusan oleh Bupati. 3 Keputusan Bupati atas keberatan dapat berupa menerima seluruhnya atau sebagian, menolak atau menambah besarnya retribusi yang terutang. 4 Apabila jangka waktu sebagaimana dimaksud ayat 1, telah lewat dan Bupati tidak memberi suatu keputusan, maka keberatan yang diajukan tersebut dianggap dikabulkan. Pasal 20 1 Jika pengajuan keberatan dikabulkan sebagian atau seluruhnya, kelebihan pembayaran retribusi dikembalikan dengan ditambah imbalan bunga sebesar 2 dua persen sebulan untuk paling lama 12 dua belas bulan. 2 Imbalan bunga sebagiamana dimaksud pada ayat 1 dihitung sejak bulan pelunasan sampai dengan diterbitkannya SKRDLB. Bagian Keempat Kedaluwarsa Pasal 21 1 Hak untuk melakukan penagihan Retribusi Daluarsa setelah melampaui jangka waktu 3 tiga tahun, terhitung sejak saat terutangnya retribusi, kecuali apabila wajib retribusi melakukan tindak pidana dibidang retribusi. 2 kadaluarsa Penagihan retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat 1, tertangguh apabila : a. Diterbitkan Surat Teguran; b. Ada pengakuan ulang retribusi dari wajib retribusi baik langsung maupun tidak langsung. 3 Tata cara penghapusan piutang retribusi yang sudah kadaluwarsa diatur dengan Peraturan Bupati. Bagian Kelima Sanksi Administratif Pasal 22 Dalam hal wajib retribusi tidak membayar tepat pada waktunya atau kurang membayar, dikenakan sanksi administrative berupa bunga sebesar 2 dua persen setiap bulan dari besarnya retribusi yang terutang yang tidak atau kurang bayar dan ditagih dengan menggunakan STRD.

BAB X PENINJAUAN TARIF RETRIBUSI