Pertemuan Pembinaan Kelembagaan Asosiasi Agribisnis Peternakan Di Sumatera Barat

Laporan Tahunan 2008 tanggal 18 Desember 2008 bertempat di Hotel Pangeran City Padang dengan Narasumber terdiri dari : 1. Kepala Dinas Peternakan Prop. Sumatera Barat 2. Dekan Fakultas Peternakan UNAND Padang 3. Divisi Mikro Banking Bank Nagari BPD Sumbar Biaya pelaksanaan pertemuan Pembinaan Pelaksanaan Kemitraan Perunggasan di Sumatera Barat ini dibebankan pada Dokumen Pelaksanaan Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah DPA – SKPD Dinas Peternakan Sumatera Barat Tahun Anggaran 2008. Hasil Pertemuan Pertemuan Pembinaan Pelaksanaan Kemitraan Perunggasan: 1. Seandainya ditemukan kendala di Bank Nagari sewaktu mengajukan kredit KKP-E agar berkoordinasi dengan Bapak Zulfaksi dan Dinas Peternakan Propinsi Sumatera Barat. 2. Rancangan Perda Kemitraan Ayam Potong akan segera diselesaikan, sebelumnya akan disebarkan kepada pihak terkait untuk koreksi tentang konsepnya. 3. Pada pertemuan kemitraan tahun 2009 dari pihak inti akan dihadiri oleh penentu kebijakan, yang akan mengundang adalah Sekretaris Daerah Propinsi Sumatera Barat. Nama-nama dari pihak inti yang akan hadir yaitu ; Eko Priyono PKP, Boby SMM, Drh. Darmansyah MTS. 4. Dinas yang membidangi fungsi peternakan kabupatenkota agar lebih aktif dalam membinamenginventarisasi jumlah inti maupun plasma di KabupatenKotanya masing-masing. 5. Asosiasi peternakan ayam potong agar melakukan pembinaanpengawasan terhadap perkembangan ayam potong dilokasinya masing-masing. 6. Bank Nagari tidak perlu ragu untuk memberikan kredit untuk pengembangan ayam broiler di Sumatera Barat karena potensinya pengembangannya sangat besar dilihat dari ketersediaan pasar dan adanya pihak inti yang bersedia sebagai apalis. 7. KKP-E untuk sub sektor Peternakan sebaiknya diberikan minimal untuk jangka waktu dua tahun kapasitas populasi 5000 sd 10.000 ekorsiklus 8. Untuk lebih mensosialisasikan program kredit KKP-E dan kredir- kredit lainnya ke pada pelaku agribisnis peternakan, sebaiknya bank nagari membuat leaflet. 9. Pembangunan RPU di Padang Pariaman dapat berperan untuk menambah jumlah plasma ayam potong.

3. Pertemuan Pembinaan Kelembagaan Asosiasi Agribisnis Peternakan Di Sumatera Barat

20 Laporan Tahunan 2008 Pembangunan peternakan akan lebih cepat berkembang bila didukung oleh Kelembagaan yang solid diantara anggotanya. Sehingga segala informasi yang didapat bisa disebarkan lebih cepat kepada anggotanya. Masing – masing Komoditi ternak yang ada membentuk Asosiasi ternak di tiap Daerah untuk dapat menyelesaikan permasalah ternak yang dihadapi oleh anggotanya . Ada Asosiasi Peternak Unggas, PPSKI Persatuan Pedagang Sapi dan Kerbau Indonesia , Asosiasi Pedagang Ternak dan Asosiasi Pengolahan Hasil. Dari berbagai Asosiasi yang ada di KabKota tersebut perlu dihimpun dan difasilitasi oleh Dinas Peternakan Propinsi Sumbar. Tujuan Kegiatan ini adalah : 1. Membantu mencari solusi dari berbagai permasalahan kenaikan harga pakan ternak yang dihadapi oleh peternak unggas ayam layer dan pedaging 2. Memfasilitasi para peternak dalam pembentukan asosiasi peternak ayam ras petelur tingkat propinsi Sumatera Barat dan sekaligus pembentukan Perhimpunan Peternak Unggas Indonesia. Dengan terlaksananya kegiatan ini maka keluaran yang diharapkan adalah : 1. Adanya solusi pemecahan masalah tentang harga pakan ternak. 2. Dengan terbentuknya asosiasi dan PPUI cabang Sumbar, akan mampu menampung semua aspirasi para peternak dan mencarikan solusi terhadap semua permasalahan yang dihadapi oleh para peternak di Sumatera Barat ini, dengan harapan agar agribisnis perunggasan ini dapat berkembang dengan baik dengan iklim usaha yang kondusif. Materi Pertemuan adalah : 1. Sambutan Kepala Dinas Peternakan Propinsi Sumatera Barat. 2. Pembentukan asosiasi dan PPUI merupakan asp[irasi dari masyarakat peternak Sumbar 3. Diskusi dan dialog antara Dinas Peternakan Propinsi Sumbar, Kabupaten dan Kota dengan Asosiasi, PPUI dan para peternak unggas Kegiatan ini dibiayai oleh dana DPA-SKPD Dinas Peternakan Propinsi Sumatera Barat Tahun2008, dilaksanakan di Hotel Dymens Bukittinggi pada tanggal 24 Maret 2008 yang diikuti oleh 70 orang peserta yaitu : 1. Kepala Dinas Peternakan Propinsi Sumbar beserta staf 2. Kepala Dinas yang menangani fungsi peternakan kabupaten dan kota daerah kawasan sentra produksi perunggasana di Sumbar 3. Dinas Koperasi dan UKM Propinsi Sumbar 4. Dinas Perindag Propinsi Sumbar 5. Para Peternak Ayam ras Petelur mewakili daerah kabupatenkota 6. Pengurus Asosiasi Peternak ayam potong propinsi Sumatera barat 7. Para pengusaha Poultry Shop dan penyalur bahan pakan ternak se Sumbar 21 Laporan Tahunan 2008 8. Penyalur dan Distributor obat hewan Pertemuan Pembinaan Kelembagaan Asosiasi Agribisnis Peternakan menghasilkan rumusan sebagai berikut : 1. Pada tahun 2007 dan awal 2008, Ada beberapa peternak yang mendatangkan jagung dari luar propinsi Sumatera barat diantaranya dari Bengkulu, Lampung dan Pulau jawa dengan harga rata-rata Rp.2400,0kg dengan pesanan diatas 10 ton dan Rp.2800,-kg dengan pesanan dibawah 10 ton. 2. Kondisi bahan pakan jagung pada saat ini adalah  Ketersediaan bahan pakan ternak unggas terutama jagung di Sumatera barat sampai saat ini masih sulit didapartkan, sehingga mengakibatkan terjadi kenaikan harga dibeberapa daerah. Untuk itu peternak melakukan pembelian jagung dari luar propinsi seperti Bengkulu lampung dan pulau Jawa.  Harga jagung yang dibeli dari pulau jawa sebesar Rp.2400,-kg dengan pesanan minimal 10 ton.  Nusantara Poultry Shop dan Rajawali PS mendatangkan jagung dari kabupaten Pasaman  Sesuai dengan data yang disamp[aikan oleh Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura, Produksi Jagung Propinsi Sumatera barat tahun 2007 adalah 232.615 ton.Produksi tersebut digunakan nuntuk kebutuhan konsumsi manusia berupa jagung manis sebanyak 60 dan termasuk untuk kebutuhan jagung pabrik pakan ternak di Medan. 3. Pabrik pakan PT.Charoen Phokpand jaya farm yang ada di Medan sampai saat ini masih mendatangkan jagung dari Popinsi Sumatera Barat dengan pola kemitraan sehingga terjadi terjadi persaingan antar perusahaan inti jagung dengan peternak . 4. Sebahagian besar peternak ayam ras petelu rdi kab.50 kota dan kota padang, medatangkan jagung dari luar propinsi Sumbar, pemesanan jagung juga ke Medan karena prosess pengolahannya berada di Medan. 5. Dengan kenaikan harga pakan ternak unggas di Sumatera barat, sangat dirasakan oleh peternak terutama peternak yang memiliki skala usaha kecil populasi dibawah 5000 ekor, rata- rata mengalami kerugian, apabila kondisi ini tidak ada perubahan ,maka banyak para peternaka ayam ras peterlur skala kecil akan gulng tikar. 6. Peternak yang mempunyai skala usaha 5000 sd 20.000 ekor pada posisi break event point impas sedang peternak yang berskla besar keuntungan yang didapat tidak terlalu besar kecil. 7. Agar peternak mendapatkan keuntungan ,maka Dinas Peternakan bersama asosiasi untuk mengontrol harga jagung dengan cara fasilitasi impor jagung dengan harga kisaran Rp.2200 sd 2400kg, dan untuk itu perlu dilakukan kajian yang lebih lanjut 22 Laporan Tahunan 2008 sebab jagung ada;lah komoditi impor yang diatur oleh Pemerintah disamping itu perlu diperhatikan dampak impor bagi petani jagung di Sumatera Barat. 8. Untuk mengatasi ketersediaan jagung untuk pakan ternak di Sumbar perlu diadakan dan dikembangkan kawasan sentra produksi jagung melalui dukungan pemerintah daerah dan pusat 9. Perlu diadakan industri penangan pasca panen jagung dengan membangun silo dan pengeringan jagung sehingga kualitas jagung untuk pakan teernak dapat terpenuhi terutama dalam kadar air tingkat kekeringan. 10. Pembentukan asosiasi peternak ayam ras petelur dan perhimpunan peternaka unggas indonesia PPUI cabang Sumatera Barat :  Pembentukan Asosiasi dan PPUI merupakan aspirasi dari masyarakat peternak se sumbar ini teelihat dari kehadiran peternak yang mencapai 70 orang yang merupakan perwakilan dari kabupatenkota  Terbentuknya Asosiasi dan PPUI cabang Sumbar ,akan mampu menampung semua aspirasai para peternak dan mencarikan solusi terhadap semua permasalahan yang dihadapi oleh peternak di Sumar dengan harapan agar agribisnis perunggasan dapat berkembang dengan baik adalm iklim usaha yang kondusif.  Dengan adanya Asosiasi, akan menjalin kerjasama Kadin Sumbar untuk mencarikan solusi permasalahan peternak  Diharapkan asosiasi dan PPUI cabang Sumbar akan mampu menghimpun para peternak dan menciptakan pola kerjasama dengan asosiasidewan petani jagung sehingga terbentuk suatu pola kemitraa yang saling menguntungkan, saling memperkuat dan saling emmpercayai. a. Susunan Pengurus Asosiasi Peternak Ayam Petelur periode 2008-2012.  Ketua : Ir.H.Akmal  Wakil Ketua : Ir.Zulkadi Mawardi  Sekretaris : Drh.Harmen  Wakil Sekretaris : Drh.H.Mukmin  Bendahara : H.Masrul Yakin b. Susunan Pengurus Perhimpunan Peternak Unggas IndonesiaPPUI cabang Sumbar periode 2008-2012.  Ketua Umum : .H.Isra  Ketua I : Zulkadi peternak Umum Unggas  Ketua II : Edi Syofyan Broiler  Sekretaris Umum : Drh.H.Dodi Mulyadi  Sekretaris I : Yoga G Nahor Momon  Bendahara : Hj.Imdesriati 23 Laporan Tahunan 2008 Setelah pembentukan pengurus asosiasi dan PPUI cabang Sumbar, pertemuan dilanjutkan diskusi dan dialog antara Dinas Peternakan Propinsi Sumbar, kabupatenkota,Asosiasi, PPUI dan para peternak unggas. Hasil Pertemuan :  Para peternak atas nama asosiasi sangat berterima kasih kepada pemda Sumbarcq Dinas Peternakan Propinsi Sumbar yang telah memfaslitasi para peternaka sehingga bergabung dalam satu asosiasi  Diharapkan Pemda Propinsi Sumbarcq Dinas Peternakan Propinsi Sumbar secara terus menerus akan mampu mangakomodir semua permasalahan yang timbul dilapangan serta serta mamp[u mengcover kebutuhan para peternak terutama bahan pakan ternak dengan harga yang wajar.  Perlu uapya pemerintah untuk menyediakan dana penanganan pasca panen untuk produksi jagung dan produksi ternaktelur dalam bentuk dana talangan sehingga kan mampu mengatasi terjadinya fluktuasi hatga pakan ternak dan turunnya harga produksi ternak.  Agar para pengurus Asosiasi dan PPUI cabang Sumbar yang ditetapkan masing-masing menyiapkan rencana kerja jangka pendek dan menengah  Agar Pemerintah membantu pembiayaan pembinaan dan pengembangan Asosiasi dan PPUI cabang Sumbar  Diharpkan Asosiasi dan PPUI secara bertahap akan mampu memfasilitasi kebtuhan peternak.

4. Pertemuan Permasalahan Kenaikan Harga Pakan Terhadap Produksi Dan Pemasaran Telur