Situs Resmi Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Sumatera Barat BAB.III.Bina Usaha

(1)

BAB III

SUB DINAS BINA USAHA

A. Seksi Perizinan dan Permodalan

Adapun kegiatan dari Seksi Perizinan dan Permodalan selama tahun 2007 adalah sebagai berikut :

1.Lembaga Mandiri Yang Mengakar Di Masyarakat (LM3) penerima dana bantuan pemberdayaan dan pengembangan usaha agribisnis tahun 2007

Dalam rangka memacu pembangunan peternakan sampai ke pelosok Nagari/Desa maka Pemerintah Pusat khususnya dari subsektor peternakan, melalui dana APBN Tahun Anggaran 2006 dan 2007 telah meluncurkan suatu program LM3 (Lembaga Mandiri Mengakar di Masyarakat) dengan Lembaga yang terlibat antara lain Pondok Pesantren, Yayasan Pendidikan bernuasa agama, paroki, karena Lembaga tersebut dekat dan sudah sangat menyatu dengan kehidupan masyarakat disamping juga untuk menstimulasi dana agar kendala dalam keterbatasan modal untuk usaha agribisnis dapat teratasi.

Selain itu LM3 memiliki potensi untuk dikembangkan menjadi agen pembangunan peternakan di pedesaan, karena pada umumnya mempunyai keunggulan–keunggulan, antara lain : (1) memiliki sumberdaya lahan pertanian yang cukup luas sebagai modal untuk pengembangan usaha peternakan, (2) mempunyai sumberdaya kepemimpinan yang unggul terutama tokoh agama yang kharismatik dan merupakan panutan bagi warga LM3 dan masyarakat sekitarnya, (3) merupakan lembaga yang strategis untuk mensosialisasikan/ mendiseminasi berbagai inovasi dan (4) merupakan pasar potensial hasil peternakan selain untuk mencukupi kebutuhan sendiri juga untuk memenuhi kebutuhan masyarakat sekitarnya.

Berdasarkan hal tersebut, pemberdayaan LM3 melalui usaha budidaya dan perbibitan ternak diharapkan dapat menjadi sumber pemasukan bagi pondok pesantren/yayasan agama agar lebih mandiri dalam berusaha, selain itu sebagai alternatif upaya untuk memacu dan memicu pembangunan agribisnis peternakan menuju swasembada daging sapi 2010 secara berkelanjutan.

a. Lokasi

Kegiatan penyaluran bantuan LM3 ini di alokasikan pada seluruh Kab/Kota di Sumatera Barat.

b. Pelaksanaan kegiatan


(2)

- Pertemuan evaluasi penerima LM3 dilaksanakan 3 kali yaitu tanggal 26 Oktober 2007, 28 November 2007 dan tgl 12 Desember 2007

- Pembinaan dan monitoring terhadap Ponpes, yayasan pendidikan dan lain-lain, penerima dana LM3 dilaksanakan dari bulan April sampai Desember 2007

c. Hasil

Dengan diluncurkannya program ini dapat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat pondok pesantren/yayasan pendidikan agama serta masyarakat sekitarnya. Program ini diluncurkan semenjak tahun 2006 dengan nama Program LM3 dengan rincian dana yang sudah di alokasikan sebagai berikut :

TA Ponpes

penerima Sumber Dana

Plafon Dana

(Rp) Komoditi

Usaha

2006 9 Ponpes

4 Ponpes 13 Ponpes

Ditjen P2HP

Badan SDM 630.800.000,- 2.020.064.000,- Sapi

2007 37 Ponpes

1 Ponpes 3 Ponpes 41 Ponpes

Tugas Pembantua n Ditjen Peternakan Konsentrasi Perubahan

210.000.000,-Sapi

Total 54 Ponpes

10.083.464.000,-Adapun Hasil yang dirasakan dengan adanya program tersebut adalah :

1. Terlaksananya fasilitasi penguatan kapasitan dan kemampuan sumber daya manusia serta kelembagaan usaha agribisnis LM3 melalui pelatihan, magang/studi banding dan pembinaan LM3 model

2. Tersalurnya dana penguatan modal usaha agribisnis LM3 secara langsung kepada rekening LM3 untuk penguatan usaha agribisnis serta modal kerja

3.

Terlaksananya fasilitasi pengembangan agribisnis pada LM3 sasaran

2.Pertemuan Pengembangan Pola Kemitraan Dan Pemasaran Ayam Potong Di Sumatera Barat


(3)

Dalam upaya meningkatkan skala usaha petani peternak di Sumatera Barat terutama peternak ayam potong, sejak Tahun 2000 telah berjalan pola kemitraan ayam potong antara Perusahaan Inti dengan Peternak Plasma . Seiring dengan perkembangan zaman, Pola Kemitraan Ayam Potong di Sumatera Barat juga ikut berkembang dan saat ini telah hadir beberapa Perusahaan sebagai Inti seperti PT. Fajar Makmur Utama ( FMU) saat ini disebut Minang Ternak Sejahtera (MTS), PT. Primatama Karya Persada (PKP), PT. Sumatera Mitra Mandiri ( SMM) dan PT. Minangkabau Jaya Farm yang saat ini disebut PT. Chiomas Jaya Farm dengan jumlah peternak plasmanya sekitar 484kk.

Pemasaran ayam potong saat ini cukup menggembirakan, dimana selain untuk memenuhi kebutuhan dalam Propinsi Sumatera Barat juga mengisi pasar Propinsi tetangga seperti Riau, Jambi dan Bengkulu dan itu baru untuk mengisi pasar tradisional dan rumah makan. Selain itu ada lagi peluang pasar yang belum disentuh seperti Restoran Waralaba ( KFC, CFC dan Texas Fried Chicken ) hal ini disebabkan masih belum adanya sarana dan prasarana pendukung seperti Rumah Potong Unggas (RPU) yang representatif. dimana selama ini restoran waralaba tersebut mendatangkan ayam dari Jakarta dengan jumlah rata – rata setiap Minggu sebanyak 5 Ton. Hal ini merupakan peluang pasar yang sangat baik untuk pengembangan kemitraan ayam potong dan diiringi dengan dibangun sebuah RPU yang representatif di Kayu Tanam Kabupaten Padang Pariaman, yang telah dapat dukungan dana dari Ditjen P2HP Deptan Tahun 2006 sebanyak Rp. 350 Juta dan Tahun 2007 sebanyak Rp. 350 Juta. Diharapkan nanti dengan beroperasinya RPU tersebut dapat menangkap peluang pasar yang ada dengan sendirinya akan dapat meningkatkan pendapatan peternak ayam potong di Sumatera Barat.

a. Lokasi

Kegiatan kemitraan antara Inti ( Perusahaan ) dengan Plasma ( peternak ) sudah berjalan semenjak tahun 2000. Sampai saat ini kegiatan kemitraan ayam potong terdapat pada 6 Kab/Kota se Sumatera Barat yaitu : Kota Padang, Pariaman, Kota Payakumbuh, Kab. Pd. Pariaman, 50 Kota dan Swl Sijunjung.

b. Pelaksanaan kegiatan

Adapun item kegiatan yang mendukung Program ini adalah

a. Pertemuan Koordinasi Pola Kenitraan Inti - Plasma dilaksanakan pada tanggal 5 Novembar 2007 di Hotel Inna Muara

b. Pembinaan kemitraan ke lapangan dilaksanakankan pada bulan April sampai Desember 2007.


(4)

Sampai saat ini terdapat sekitar 484 Plasma (peternak) yang tersebar di 6 Kab/Kota se Sumatera Barat dengan memproduksi sekitar 2.199.000 ekor/periode atau 13.194.000/tahun dengan total investasi sebesar Rp. 32.985.000.000,-/ periode serta dapat menyerap sekitar 439 tenaga kerja. Dengan adanya kemitraan ini maka akan dapat menyerap tenaga kerja di sektor peternakan serta dapat meningkatkan kesejahteraan peternak, disamping itu produksi daging untuk kebutuhan konsumsi protein hewani sudah dapat dipenuhi sendiri oleh Sumatera Barat.

Adapun kondisi kemitraan Inti – Plasma tahun 2006 sbb:

Perusahaan

Inti PlasmaJumlah

(kk)

KapasitasProduks i/

Periode (ekor)

FMU/MTS PKP SMM Chiomas Jaya Minangkabau Farm

30 156 34 40 24

929.000 780.000 170.000 200.000 120.000

J u m l a h 484 2.199.000

3.Perkembangan Dana Bergulir Kredit Modal Kerja Pemberdayaan Ekonomi Rakyat (KMK-PER) Tahun 2000 – 2001 Dan Pengembangan Lumbung Ternak Nagari (LTN) Tahun 2003 - 2005

Bertitik tolak dari Pelaksanaan UU No. 22 Tahun 1999 yang telah dirobah dengan Undang–undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Otonomi Daerah maka terjadi pula perubahan paradigma pembangunan di daerah yang lebih menitikberatkan pada upaya pemberdayaan dan meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan pembangunan. Disini terlihat bahwa masyarakat merupakan subjek dari pembangunan, mereka yang menentukan yang terbaik untuk dilaksanakan didaerahnya sekaligus mereka juga yang menilai hasil pembangunan tersebut. Sedangkan Pemerintah hanya berperan sebagai Regulator, Fasilitator dan Dinamisator.


(5)

Dalam upaya mewujudkan pemberdayaan dan meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pembangunan, Pemerintah Sumatera Barat telah menyusun suatu kebijaksanaan dimana Pembangunan Daerah diarahkan kepada :

1. Peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia ( Aparatur dan Masyarakat )

2. Pemberdayaan Ekonomi Kerakyatan 3. Penataan Pemerintah/Kelembagaan

Pemberdayaan Ekonomi Kerakyatan merupakan salah satu pilar dalam pola dasar pembangunan Sumatera Barat sebagai cerminan pelaksanaan Otonomi Daerah tersebut .

Selanjutnya bila dilihat kondisi Pemberdayaan Ekonomi Kerakyatan di Sumatera Barat dewasa ini permasalahan yang dihadapi lebih banyak terletak pada penyediaan modal usaha untuk meningkatkan nilai tambah produksi dan pengembangan usaha yang dilaksanakan.

Semenjak tahun 2000 di Sumatera Barat telah disusun dan dilaksanakan pola Pemberdayaan Ekonomi Rakyat melalui pemberian Kredit Modal Kerja pada Usaha Peternakan. Program ini dilaksanakan bagi petani ternak dalam upaya memperkuat modal usaha melalui kredit lunak dengan bunga yang sangat rendah yaitu 6 % / tahun serta sistem yang relatif sederhana.

Program Pemberdayaan Ekonomi Rakyat ditujukan untuk mendorong gerakan pembangunan ekonomi dengan mengembangkan komoditi/usaha yang mempunyai potensi, mempunyai prospek bagus dalam kegiatan ekonomi secara luas serta diharapkan nantinya akan tercipta kelompok usaha peternakan yang mandiri juga pengembangan kawasan sentra produksi dalam menunjang pusat pertumbuhan ekonomi daerah. Sasaran dari kegiatan diatas adalah pelaku usaha kecil yaitu peternak perseorangan/kelompok usaha peternakan/koperasi peternakan yang berada dalam kawasan pengembangan komoditi unggulan dalam suatu daerah, diharapkan dapat mendorong dan menggerakkan perekonomian masyarakat serta pendapatan daerah yang bersangkutan.

Dinas Peternakan Propinsi Sumatera Barat pada Tahun 2000 telah dialokasikan dana sebesar Rp. 1.081.000.000,- ( satu milyar delapan puluh satu juta rupiah ) untuk kegiatan Pemberdayaan Ekonomi Rakyat melalui dana APBD Propinsi Sumatera Barat kepada petani ternak sapi potong dan unggas ( ayam buras dan itik ) yang tersebar pada 9 Kabupaten / Kota se Sumatera Barat ( 288 ekor Sapi Potong, 300 ekor Ayam Buras dan 4.650 ekor Itik ).


(6)

Pada tahun 2001 juga dialokasikan dana sebesar Rp. 1.957.000.000,- (satu milyar sembilan ratus lima puluh tujuh juta rupiah ) untuk kegiatan Pemberdayaan Ekonomi Rakyat melalui dana ABT-APBD Propinsi Sumbar kepada usaha petani ternak sapi potong sebanyak 450 ekor, ayam buras 1.200 ekor dan itik 2.300 ekor yang tersebar pada 12 Kabupaten/Kota se Sumatera Barat. Pada tahun 2003 dialokasikan dana sebesar Rp. 350.000.000,- (tiga ratus lima puluh juta rupiah) untuk kegiatan Pemberdayaan Ekonomi Rakyat melalui dana ABT-APBD Propinsi Sumbar kepada peternak yang tergabung ke dalam kelompok . Bantuan diberikan pada 3 (tiga) kelompok berupa usaha ternak sapi potong yang tersebar pada 2 Kabupaten.

Pada tahun 2004 dialokasikan dana sebesar Rp. 430.000.000,-(empat ratus tiga puluh juta rupiah) untuk kegiatan Pemberdayaan Ekonomi Rakyat melalui dana ABT-APBD Propinsi Sumatera Barat. Adapun dana terbagi 2 bagian yaitu untuk peternak sapi potong sebesar Rp. 320.000.000,- (tiga ratus dua puluh juta rupiah) terdiri dari 6 orang peternak dan 2 kelompok sapi potong ( 16 KK) serta Rp. 110.000.000,- (seratus sepuluh juta rupiah) untuk 9 orang pengusaha kecil olahan hasil peternakan . Dana ini disebarkan pada 9 (sembilan) Kab./Kota di Sumatera Barat.

Pada tahun 2005 dialokasikan dana sebesar Rp. 379.500.000,-(tiga ratus tujuh puluh sembilan juta lima ratus ribu rupiah) untuk kegiatan Pemberdayaan Ekonomi Rakyat melalui dana APBD Propinsi Sumbar kepada peternak sapi potong yang tersebar pada 6 Kab./Kota di Sumatera Barat.

a.Tujuan

1. Meningkatkan skala usaha dan mengembangkan efisiensi usaha tani ternak sapi potong dan ternak unggas (ayam buras dan itik) yang berwawasan agribisnis.

2. Meningkatkan pemberdayaan ekonomi petani ternak dalam mengakses permodalan dan kegiatan ekonomi produktif. 3. Meningkatkan manajemen usaha taninya sehingga dapat

berusaha lebih mandiri dan tangguh.

4. Meningkatkan sentra produksi sapi potong dan itik guna kelancaran pemasaran produksi dan antisipasi permintaan produksi ternak baik lokal, Regional dan Internasional.

5. Mendorong tumbuhnya kelompok–kelompok usaha dengan manager – manager usaha yang profesional di pedesaan. 6. Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pembangunan

yang diwujudkan dalam bentuk rasa tanggungjawab terhadap pemanfaatan modal yang disediakan Pemerintah dan bagi usaha produktif dan mengembalikannya sesuai dengan


(7)

kesepakatan antara peternak dengan Dinas Peternakan (Pemda Sumbar).

7. Sebagai alternatif penerimaan Daerah karena pengembalian kredit (modal) akan dimasukan kembali ke kas Daerah sebagai Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan akan disalurkan lagi kepada usaha – usaha kecil yang membutuhkan.

b. Ruang Lingkup

1. Peternak (perorangan, kelompok dan Koperasi) yang membutuhkan modal kerja dan manajemen.

2. Prinsip–prinsip mendapatkan dan pengembalian modal kerja yang lancar.

3. Pengembangan dana mengarah kepada skala usaha yang efisien dan bergulir.

c. Dasar Pelaksanaan

1. Daftar Isian Proyek (DIP) dan Petunjuk Operasional (PO) Proyek Pembangunan Peternakan (APBD) Propinsi Sumatera Barat tahun 2000.

2. Daftar Isian Proyek (DIP) dan Petunjuk Operasional (PO) Proyek Pembangunan Peternakan (APBD) Propinsi Sumatera Barat tahun 2001.

3. Daftar Isian Proyek (DIP) dan Petunjuk Operasional (PO) Proyek Pembangunan Peternakan (APBD) Propinsi Sumatera Barat tahun 2003.

4. Daftar Anggaran Satuan Kerja (DASK) Dinas Peternakan Propinsi Sumatera Barat Tahun Anggaran 2004.

5. Daftar Anggaran Satuan Kerja (DASK) Dinas Peternakan Propinsi Sumatera Barat Tahun Anggaran 2005.

6. SK Gubernur Sumatera Barat Nomor 500.280-2000 tanggal 11 Agustus 2000 tentang Pembentukan Tim Pembina dan Tim Teknis Pengelola Tngkat Propinsi serta mekanisme Proyek Bantuan Modal Kerja pada kerja bergulir dalam rangka Pemberdayaan Ekonomi Rakyat.

d. Sistem Pelaksanaan

Kegiatan Kredit Modal Kerja Pemberdayaan Ekonomi Rakyat bidang Usaha Peternakan yang dialokasikan melalui dana APBD Propinsi Sumatera Barat ( tahun 2000 sampai 2005 ) pada Dinas Peternakan Propinsi Sumatera Barat menetapkan Tim Teknis Pengelola Pemberdayaan Ekonomi Rakyat bidang Usaha Peternakan tingkat Propinsi serta tingkat Kabupaten dan Kota. Tim Teknis tingkat Propinsi terdiri dari Petugas/personil Dinas Peternakan Propinsi dan Tenaga Perbankan dari Bank Nagari Sumatera Barat (Bagian Perkreditan). Sedangkan Tim Tingkat


(8)

Kab./Kota terdiri dari Petugas Dinas Pertanian, Peternakan Kab./Kota yang ditunjuk oleh Kepala Dinas yang bersangkutan serta Tim Seleksi yang ditetapkan dengan Surat Keputusan Kepala Dinas Peternakan Propinsi Sumatera Barat.

Setelah itu Tim Seleksi (Propinsi dan Kab./Kota) melakukan seleksi terhadap peternak yang telah diajukan oleh Dinas Pertanian, Peternakan dan Perikanan Kab./Kota yang bersangkutan dan hasil seleksi inilah yang diberikan rekomendasi sebagai calon penerima Kredit Modal Kerja kepada Kepala Dinas berdasarkan rekomendasi dari Tim Seleksi tersebut ditetapkan peternak penerima Kredit Modal Kerja Pemberdayaan Ekonomi Rakyat dalam Surat Keputusan Kepala Dinas Peternakan Propinsi Sumatera Barat.

e. Tata Pelaksanaan Penyaluran Dana Kredit MK-PER

Penyaluran dan pengelolaan dana modal kerja secara umum mengikuti mekanisme sebagai berikut :

1. Dana modal kerja dialokasikan pada APBD Propinsi masing– masing Dinas yang secara teknis bertanggungjawab membina pelaku usaha yang akan menjadi sasaran penerima dana modal kerja.

2. Petani peternak yang akan memperoleh dana modal kerja di data oleh Dinas Kabupaten dan Kota yang bersangkutan. 3. Tim Teknis Pengelola Kredit Modal Kerja bagi Pemberdayaan

Ekonomi Rakyat Dinas Peternakan yang tugas dan fungsinya membantu mempersiapkan proposal bersama calon penerima pinjaman, membantu kelancaran penyaluran dan pengembalian pinjaman, memecahkan permasalahan dan memonitor serta mengevaluasi pelaksanaan dana bergulir tersebut.

4. Tim Teknis Pengelola dibentuk melalui Surat Keputusan Kepala Dinas Peternakan Propinsi dengan melibatkan BPD untuk penyaluran dana dan menerima cicilan.

5. Tim Teknis Pengelola Dana Kredit Modal Kerja membantu petani peternak membuat proposal sederhana yang berisikan antara lain jenis kegiatan yang akan dibiayai dari dana pinjaman, analisa usaha dan perkiraan hasil yang akan diperoleh dari kegiatan yang dibiayai, kemampuan pengembalian baik nilai maupun jangka waktunya dan jaminan pengembalian pinjaman.

6. Proposal tersebut merupakan lampiran untuk mencairkan dana bantuan modalnya yang tersedia pada APBD Propinsi Dinas Peternakan. Selanjutnya Atasan Langsung mengajukan permintaan pencairan dana ke Biro Keuangan dengan melampirkan proposal yang telah disetujui sebelumnya oleh Tim Teknis.


(9)

7. Tim Teknis pada Dinas yang bersangkutan melakukan pengawasan dan pengendalian agar petani atau pengrajin betul–betul menggunakan dana tersebut untuk membiayai kegiatan seperti yang diusulkan dalam proposal.

8. Pengendalian dana bantuan dana modal kerja didasarkan atas kesepakatan antar nasabah dan Tim Teknis yang diperoleh dari usaha yang dilakukan yang besar dan jangka waktunya disesuaikan dengan jenis usahanya.

9. Dengan pengembalian kredit modal kerja yang didasarkan atas kesepakatan antara Tim Teknis dengan masyarakat penerima bantuan, maka Program Bantuan Modal Kerja ini akan dapat berlanjut dan disalurkan kepada petani ternak lainnya yang belum mendapatkan program bantuan.

10.Dana pengembalian atau cicilan menjadi penerima Dinas Peternakan pada Pos Penerima lain–lain dan selanjutnya disetor ke Rekening Kas Daerah yang merupakan sumber penerimaan Pendapatan Asli Daerah (PAD).

11.Modal kerja tersebut sepenuhnya akan menjadi milik peminjam pada saat jumlah pengembalian telah sesuai dengan jumlah pinjaman.

12.Bila terjadi kegagalan usaha karena alasan yang tidak dapat dihindari (Force Majeur) akan diperhitungkan sesuai dengan rekomendasi Tim Seleksi.

13.Pengaturan dalam pemberian kredit sebagai berikut :

a. Besar bunga per tahun 6 % dengan sistem rekening koran b. Jangka waktu paling lama 3 ( tiga) tahun tanpa Grace

Period

c. Jumlah pemberian kredit ditentukan oelh Tim Teknis Pengelola Kredit Modal Kerja

d. Tim Teknis berkewajiban menyeleksi Calon yang tepat untuk menerima bantuan kredit

14.Pencairan Dana :

a. Pencairan dana kepada petani peternak berdasarkan keperluan yang telah direkomendasi oleh Kepala Dinas Peternakan Kab./Kota yang bersangkutan.

b. Dana yang dicairkan sesuai dengan kelayakan usaha dan disetujui oleh Tim Teknis

f. Realisasi Kredit MK-PER Usaha Peternakan

Kegiatan Pemberdayaan Ekonomi Rakyat melalui pemberian Kredit Modal Kerja pada bidang Usaha Peternakan dimulai pada tahun 2000 sampai tahun 2005.

Pada tahun 2000 Dinas Peternakan Propinsi Sumatera Barat mendapat alokasi dana untuk kegiatan MK-PER adalah sebesar Rp. 1.081.000.000,- (satu milyar delapan puluh satu juta rupiah) untuk kegiatan Pemberdayaan Ekonomi Rakyat melalui dan APBD


(10)

Propinsi Sumatera Barat kepada peternak yang berada pada 12 Kab./Kota dengan rincian sebagai berikut :

a. Usaha ternak sapi potong diberikan pada 47 KK, 1 Pondok Pesantren dan 5 kelompok tani dengan jumlah Sapi Potong 288 ekor dengan dana sebesar Rp.

936.000.000,-b. Usaha ternak itik diberikan pada 3 kelompok tani dan 1 Koperasi dengan jumlah ternak 4.650 ekor dengan dana sebesar Rp.

134.850.000,-c. Usaha ternak ayam buras diberikan pada 10 KK dengan jumlah ternak 300 ekor dengan dana sebesar Rp.

8.700.000,-Pada tahun 2001 juga dialokasikan dana sebesar Rp. 1.957.000.000,- ( satu milyar sembilan ratus lima puluh tujuh juta rupiah) untuk kegiatan Pemberdayaan Ekonomi Rakyat melalui dana ABT-APBD Propinsi Sumbar kepada usaha petani ternak yang berada pada 11 Kab/Kota dengan rincian sebagai berikut :

a. Usaha ternak sapi potong diberikan pada 150 KK dengan jumlah ternak sapi sebanyak 450 ekor dengan dana sebesar Rp. 1.800.000.000,-

b. Usaha ternak ayam buras diberikan pada 23 KK dengan jumlah ternak sebanyak 2.300 ekor dengan dana sebesar Rp. 115.000.000,-

c. Usaha ternak itik diberikan pada 12 KK dengan jumlah ternak 1.200 ekor dengan dana sebesar Rp.

42.000.000,-Pada tahun 2003 dialokasikan dana sebesar Rp. 350.000.000,-(tiga ratus lima puluh juta rupiah) untuk kegiatan Pemberdayaan Ekonomi Rakyat melalui dana APBD Propinsi Sumbar kepada usaha petani ternak sapi potong yang tersebar pada 2 Kabupaten.

Pada tahun 2004 dialokasikan dana sebesar Rp. 430.000.000,-(empat ratus tiga puluh juta rupiah) untuk kegiatan Pemberdayaan Ekonomi Rakyat melalui dana APBD Propinsi Sumbar. Adapun dana tersebut dibagi 2 bagian yaitu untuk peternak sapi potong sebesar Rp. 320.000.000,- (tiga ratus dua puluh juta rupiah) terdiri dari 6 orang

peternak dan 2 kelompok sapi potong ( 16 KK ) serta Rp. 110.000.000,- ( seratus sepuluh juta rupiah) untuk 9 orang pengusaha kecil olahan hasil peternakan . Dana ini disebarkan pada 9 ( sembilan ) Kab./Kota di Sumatera Barat.

Pada tahun 2005 dialokasikan dana sebesar Rp. 379.500.000,-( tiga ratus tujuh puluh sembilan juta lima ratus ribu rupiah) untuk kegiatan Pemberdayaan Ekonomi Rakyat melalui dana APBD Propinsi Sumatera Barat kepada peternak sapi potong yang


(11)

tersebar pada 6Kab./Kota di Sumatera Barat dengan nama Program Pengembangan Lumbung Ternak Nagari.

Untuk lebih jelasnya realisasi penyaluran dana kredit MK - PER bidang Usaha Peternakan dapat dilihat pada lampiran.

g. Realisasi Pengembalian / Angsuran Kredit MK-PER

Dari dana yang telah dikucurkan sampai tahun 2005 adalah sebesar Rp.4.197.500.000,- (empat milyar seratus sembilan puluh tujuh juta lima ratus ribu rupiah ) dengan rincian sebagai berikut :

Tahun 2000 dialokasikan sebesar Rp. 1.081.000.000,-Tahun 2001 dialokasikan sebesar Rp. 1.957.000.000,-Tahun 2003 dialokasikan sebesar Rp. 350.000.000,-Tahun 2004 dialokasikan sebesar Rp.

Tahun 2005 dialokasikan sebesar Rp. 379.500.000,-Total dana yang dikucurkan Rp. 4.197.500.000,-

Sampai dengan keadaan 31 Desember 2005, secara kumulatif realisasi pengembalian/angsuran pokok dan bunga kredit Modal Kerja Pemberdayaan Ekonomi Rakyat (KMK - PER) pada bidang Usaha Peternakan untuk kegiatan tahun 2000 sampai 2005 sebagai berikut :

1.Pengembalian KMK - PER tahun 2000

Realisasi pengembalian kredit sebesar Rp.801.700.911,- dengan rincian :

 Pokok : Rp. 674.650.300,- Bunga: Rp.

127.050.611,-Tunggakan sebesar Rp. 450.936.183,- dengan rincian :  Pokok : Rp.

404.899.700,- Bunga : Rp.

46.036.483,-2.Pengembalian KMK-PER tahun 2001

Realisasi pengembalian kredit sebesar Rp. 1.245.286.390,-dengan rincian :

 Pokok : Rp. 1.077.239.975,- Bunga: Rp.

168.046.415,-Tunggakan sebesar Rp.947.309.825,- dengan rincian :  Pokok : Rp.

866.010.025,- Bunga: Rp.

81.299.800,-3.Pengembalian Pengembangan Lumbung Ternak Nagari tahun 2003

Realisasi pengembalian kredit sebesar Rp. 83.691.457,- dengan rincian :

 Pokok : Rp. 65.001.000,- Bunga: Rp.


(12)

18.690.457,-Tunggakan sebesar Rp. 264.140.493,- dengan rincian :  Pokok :

Rp.226.670.000,- Bunga: Rp.

37.470.493,-4.Pengembalian Pengembangan Lumbung Ternak Nagari tahun 2004

Realisasi pengembalian kredit sebesar Rp. 176.587.433,-dengan rincian:

 Pokok : Rp. 150.136.770,- Bunga: Rp.

26.450.663,-Tunggakan sebesar Rp.172.142.043,- dengan rincian :  Pokok : Rp.

151.406.930,- Bunga: Rp.

20.735.113,-5.Pengembalian Pengembangan Lumbung Ternak Nagari tahun 2005

Realisasi pengembalian kredit sebesar Rp. 144.023.750,-dengan rincian:

 Pokok : Rp.

114.400.000,- .Bunga : Rp.

29.623.750,-Tunggakan sebesar Rp. 60.614.750,- dengan rincian :  Pokok : Rp.

55.000.000,- Bunga: Rp.

5.614.750,-Untuk lebih jelasnya pengembalian KMK-PER dan Pengembangan Lumbung Ternak Nagari bidang Usaha Peternakan dapat dilihat pada Laporan Perkembangan Kredit Modal Kerja Pemberdayaan Ekonomi Rakyat dan Pengembangan Lumbung Ternak Nagari.

h. Setoran Pengembalian Kredit Dana MK-PER Ke Kas Daerah

Secara kumulatif pengembalian/angsuran kredit KMK-PER bidang peternakan yang ada pada Bank Nagari Pusat, sampai dengan keadaan 31 Desember 2006 telah disetorkan ke Kas Daerah sebagai Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari Dinas Peternakan Propinsi Sumatera Barat sebesar Rp. 1.707.577.000,- ( satu milyar tujuh ratus tujuh juta lima ratus tujuh puluh tujuh ribu rupiah ) dengan rincian sebagai berikut :

 Des 2000 disetorkan ke kas Daerah Rp. 107.577.000,- No. Rek.: 301.101 ( 1.2.4.143 )

 Des 2001 disetorkan ke kas Daerah Rp. 550.000.000,- No. Rek.: 1.2.2.023 ( 1.1.4 )

 Des 2003 disetorkan ke kas Daerah Rp. 550.000.000,- No. Rek.: 1.2.2.023 ( 1.1.4 )


(13)

No. Rek.: 1.2.2.023 ( 1.1.4 )

Des 2005 disetorkan ke kas Daerah Rp. 276.000.000,- No. Rek.: 01.01.00101-8 ( 1.1.4.08 )

Total Setoran ke Kas Daerah th. 2001-2006 Rp.

1.707.577.000,-Untuk lebih jelasnya rincian setoran dana KMK-PER ke Kas Daerah dapat dilihat pada lampiran. Adapun Nomor Rekening pada Kas Daerah berdasarkan bantuan yang diluncurkan sebagai berikut :  MK-PER Tahun 2000 dengan No. Rek. 0101.00174.0.

 MK-PER Tahun 2001 dengan No. Rek. 0101.00840.2

 Lumbung Ternak Nagari tahun 2003 dengan No. Rek. 0101.01171.9

 Lumbung Ternak Nagari tahun 2004 dengan No. Rek. 0101.01194.1

 Lumbung Ternak Nagari tahun 2005 dengan No. Rek. 0101.01194.1

i. Permasalahan Dan Hambatan Yang Dihadapi Dalam Pengalokasian Dana Bergulir Dan Lumbung Ternak Nagari

a. Dinas Peternakan Propinsi Sumatera Barat dalam pelaksanaan penyaluran dana bergulir KMK-PER tetap berpedoman pada SK. Gubernur Sumbar No. 500.280-2000 tanggal 11 Agustus 2000, dimana dana pengembalian kredit dan bunga disetorkan ke Kas Daerah yang merupakan Pendapatan Asli Daerah dari Dinas Peternakan sampai dengan keadaan 31 Desember 2006 telah disetorkan dana ke Kas Daerah sebesar Rp. 1.707.577.000,-b. Dana Bergulir yang bersumber dari APBD Propinsi Sumatera

Barat yang dialokasikan pada Dinas Peternakan Propinsi Sumatera Barat sampai dengan 31 Desember 2005 sebagai berikut :

 Dana Kredit MK-PER Tahun 2000 – 2001 sebesar Rp.

3.038.000.000,- Dana Pengembangan Lumbung Ternak Nagari (LTN) Tahun 2003, 2004, 2005 Sebesar Rp.

1.159.500.000,-c. Dalam pengembalian kredit MK-PER bidang Usaha Peternakan, masih ada terdapat tunggakan kredit dari peternak penerima, tapi tunggakan kredit tersebut, ada yang dikategorikan kredit macet dan masih dalam perhatian khusus karena kredit tersebut sampai saat ini masih berjalan dan untuk penyaluran kredit tahun 2000 telah berakhir pada bulan Januari 2004 sedangkan penyaluran kredit tahun 2001 telah berakhir bulan Januari 2005. d. Penyebab terjadinya tunggakan kredit pada bidang usaha

peternakan adalah sebagai berikut :

 Peternak penerima KMK-PER yang memanfaatkan dananya untuk kegiatan usaha pembibitan ternak sapi potong, dimana mereka keberatan untuk menjual anak sapinya yang betina,


(14)

karena anak sapi tersebut akan dijadikan bibit sehingga kredit yang mereka terima macet dan cicilan kreditnya akan dibayar setelah penjualan anak sapi jantan.

 Masih rendahnya tingkat pengetahuan sebahagian peternak penerima KMK-PER tentang Manajemen Usaha dan Kewirausahaan.

 Adanya peternak yang berspekulasi dengan menjual ternaknya untuk usaha pada komoditi lain dan mengalami kegagalan dalam usaha tersebut sehingga modal usaha habis dan terjadi tunggakan pada kredit.

 Adanya peternak yang ditipu oleh makelar ternak, sehingga modal usahanya hilang dan kredit macet.

j. Pelaporan

Pelaporan pelaksanaan kegiatan Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat melalui Dana Kredit Modal Kerja dihimpun setiap bulan oleh Dinas Pertanian, Peternakan dan Perikanan Kabupaten / Kota yang berdasarkan pada laporan kemajuan realisasi Kredit dari Bank Nagari Cabang lokasi KMK - PER. Laporan ini setiap triwulan dikoordinasikan kepada Bank Nagari Sumatera Barat.

B. Seksi Pengolahan Hasil

Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan Seksi Pengolahan Hasil selama tahun 2007 adalah :

1. Pengembangan dan Pembinaan Agroindustri Pedesaan (UP3HP)

Kegiatan ini dilaksanakan di Hotel Ambacang Padang pada tanggal 8 Mei 2007 dengan sumber dana DIPA P3HP (07)

a. Tujuan :

1. Untuk mengetahui perkembangan yang telah dicapai oleh kelompok UP3HP dewasa ini.

2. Untuk menyamakan persepsi tentang rencana dan strategi Program UP3HP ke depan sehingga mampu memajukan usaha dan meningkatkan kualitas produk yang dihasilkan.

b. Sasaran :

Tumbuh dan berkembangnya kegiatan UP3HP di Kota Padang Panjang, Kab. Agam, Kab. Tanah Datar, Kab. 50 Kota dan Kota Payakumbuh sebanyak 30 orang dalam upaya memfasilitasi pemberdayaan pelaku usaha pengolahan hasil ternak.

c. Hasil Pertemuan :

1. Para pelaku usaha pengolahan hasil peternakan yang tergabung dalam kelompok binaan UP3HP di 5 Kabupaten/Kota sangat membutuhkan binaan lanjutan dari Dinas Peternakan Propinsi Sumatera Barat terutama untuk memfasilitasi penyempurnaan


(15)

kemasan produk, pemasaran produk dan untuk akses penguatan modal usaha.

2. Kelompok binaan UP3HP telah merasakan manfaat dari program UP3HP baik melalui pembinaan secara teknis maupun bantuan peralatan dan permodalan secara bertahap telah meningkatkan kualitas dan kuantitas usaha kelompok dimaksud.

2. Pelatihan Sistem Jaminan Mutu Berdasarkan HACCP

Pelatihan ini dilaksanakan di Bapelkes Padang pada tanggal 21 s/d 22 Maret 2007 yang bersumber dana DIPA P3HP (07)

a. Tujuan :

1. Meningkatkan pengetahuan dan pemahaman para pengusaha hasil olahan peternakan dalam penerapan jaminan mutu berdasarkan HACCP terhadap produk olahan yang dihasilkan. 2. Meningkatkan nilai tambah produktifitas usaha sekaligus

meningkatkan daya saing produk dan peningkatan pendapatan/kesejahteraan peternak.

3. Memberikan dorongan dan motivasi kepada peternak/ usaha/ pengusaha pengolahan hasil ternak agar dapat mengembangkan usaha nya menerapkan sistim jaminan mutu berdasarkan HACCP.

b. Sasaran :

1. Terciptanya usaha pengolahan hasil ternak dan pelaku agribisnis peternakan yang mampu menerapkan sistim jaminan mutu dalam mengelola usahanya.

2. Terciptanya produk yang mempunyai daya saing yang tinggi.

c. Hasil Pelaksanaan Pelatihan :

1. Keamanan pangan merupakan dasar yang menyangkut kehidupan konsumen secara luas, membutuhkan kepedulian yang tinggi dari semua pihak serta menjadi prioritas utama dalam industri pangan.

2. Untuk menghasilkan produk daging (rendang) pelaku usaha harus menerapkan sistem jaminan mutu dan keamanan pangan dalam rantai proses mulai pasca panen, pengolahan sampai produk berada dalam konsumen.

3. Penerapan sistem jaminan mutu dan keamanan produk pada unit usaha harus dilaksanakan secara bertahap dan kontiniu melalui perbaikan metoda/tata cara kearah yang lebih baik yang memadukan pendekatan tradisional dan teknologi yang modern. 4. Good Manufacturing Pratice (GMP) merupakan pedoman yang mendukung standar-standar perusaan/ pelaku usaha dalam hal sanitasi, higienis dan penanganan/prosedur pengolahan yang


(16)

meliputi persyaratan bangunan, higienis personal dan pengendalian proses.

5. Perlu diterapkan standar Prosedur Operasional Sanitasi (SPOS) yang berhubungan dengan sanitasi seluruh fasilitas produksi/bisnis pangan yang tidak terbatas pada tahap tertentu.

3. Labelisasi Produk Olahan Hasil Peternakan

Kegiatan ini dilaksanakan di Dinas Peternakan Sumbar pada tanggal 27 Agustus 2007 dengan dukungan dana DIPA P3HP (07)

a.Tujuan :

1. Meningkatkan pengetahuan, wawasan dan percaya diri pengusaha/pelaku usaha pengolahan hasil peternakan dalam berproduksi.

2. Membuka peluang dalam perluasan pemasaran produk dan mendorong usaha pengolahan hasil peternakan menghasilkan produk berdaya saing tinggi.

3. Mendorong berkembangnya usaha pengolahan hasil ternak yang mendiri dan mampu bersaing dalam segmen pasar.

b. Sasaran :

Pemberdayaan usaha pengolahan hasil ternak dan pelaku

agribisnis peternakan terhadap produk yang dihasilkan sehingga percaya diri terhadap produk yang mereka miliki.

c. Hasil Pertemuan :

1. Untuk meningkatkan daya saing, dan daya jual produk industri kecil di Sumatera Barat, perlu terus menerus dilakukan pembenahan, perbaikan dan perancangan kemasan produk tersebut dari segi pengemasan.

2. Dilihat dari fungsi kemasan yang memberikan identitas produk, menghasilkan citra dan image serta untuk menginformasikan komposisi kimia dari produk, maka kemasan harus dirancang atau didesain dengan baik yang terkait dengan faktor-faktor lingkungan dan nilai yang sifatnya abstrak dan spritual.

3. Bagi pelaku usaha yang sudah jelas bentuk/model produknya diharapkan terus memikirkan teknik-teknik pengolahan penampilan produk yang lebih baik, efisien agar selalu dapat memenuhi tuntutan pasar yang persaingannya semakin ketat. 4. Dinas Kabupaten/Kota atau Lembaga terkait sangat berperan

dalam meningkatkan kesadaran pengusaha produk olahan hasil peternakan terhadap arti penting kemasan.

4. Sosialisasi Konsumsi Daging Ayam Potong Asuh Produk RPU

Kelompok Mitra Keluarga.

Kegiatan ini dilaksanakan di Kantor Dinas Peternakan Propinsi Sumatera Barat Padang pada bulan Desember 2007 dengan dukungan dana DIPA P3HP (07) tahun 2007.


(17)

Memperkenalkan kepada masyarakat dan pengusaha waralaba yang ada di Sumatera Barat seperti KFC, TFC dan CFCC bahwa ayam yang dipotong di RPU Sumatera Barat merupakan produk yang ASUH (Aman, Sehat, Utuh, Halal) serta memenuhi syarat untuk dikonsumsi oleh masyarakat.

b. Sasaran :

Masyarakat dan pengusaha waralaba mengetahui bahwa ayam potong di RPU Sumatera Barat merupakan produk yang ASUH.

c. Hasil Pertemuan :

1. Kelompok Mitra Keluarga bersama-sama dengan Dinas Peternakan Kabupaten Padang Pariaman yang difasilitasi oleh Dinas Peternakan Propinsi Sumatera Barat untuk membuat standarisasi Operasional Prosedur (SOP) RPU berdasarkan pada Diagram Alir.

2. SOP merupakan Pedoman Kerja bagi tenaga kerja untuk mengoperasionalkan RPU sehingga proses pemotongan ayam sampai dengan pendistribusiannya di RPU sesuai dengan standar untuk memperoleh produk daging ayam yang asuh. 3. Secara bertahap RPU Mitra Keluarga akan menerapkan sistem

jaminan mutu berdasarkan pada HACCP yang terdiri dari penerapan SSOP, GHP dan GMP.

4. Diharapkan Kelompok Mitra Keluarga dapat mengoperasionalkan RPU pada pertengahan Bulan Maret 2008, walaupun dengan skala kecil (tidak sesuai dengan kapasitas produksi)

5. Dilakukan pengurusan sertifikasi halal pada Badan Pengawasan Obat dan Makanan, Majelis Ulama Indonesia (MUI) Propinsi Sumatera Barat, sehingga pemotongan ayam dilakukan berdasarkan pada syariat Islam.

6. Pemasaran produk RPU Mitra Keluarga untuk mensuplay kebutuhan waralaba yang ada di Kota Padang (KFC, TFC, CFC,) yang selama ini di supllay dari Jakarta dan Medan.

7. RPU Mitra Keluarga berupaya memproduksi daging ayam yang ASUH dan sesuai dengan selera konsumen dan permintaan pasar.

C. Seksi Promosi dan Informasi Pasar

Seksi Promosi dan Informasi Pasar selama tahun 2007 telah melakukan kegiatan sebagai berikut :

1. Promosi Atas Produk Peternakan Unggulan Daerah. a. Lokasi dan Tempat kegiatan

Lokasi kegiatan pameran dan promosi yang telah dilaksankan adalah sebagai berikut :


(18)

1. Agro & Food Expo 2007 pada tanggal 10 s/d 13 Mei 2007 bertempat di Gedung Semanggi Expo , Kawasan Niaga Terpadu Sudirman (SCBD) Jakarta.

2. Indonesia Expo 2007 tanggal 08 s/d 12 Agustus 2007 di Hall A<B<C Open Spaca, PRJ kemayoran jakarta.

3. Pekan Budaya Sumatera Barat Tahun 2007 pada tanggal 8 s/d 14 Juli 2007 di Taman Budaya Propinsi Sumatera Barat di Padang .

4. Bulan Bakti Peternakan Propinsi Sumatera Barat tahun 2007 pada tanggal 10 s/d 12 September 2007.

5. Promosi dan Pameran dalam rangka pertemuan perantau minang (SMM) di Pangeran Beach Hotel.

6. Pameran Promosi Sumatera Expo (Sumex) Tahun 2007 berlangsung dari tanggal 6 s/d 9 September bertempat di Batam Center, Batam Propinsi Kepulauan Riau.

7. Pameran dan Promosi dalam rangka Hari Pangan Sedunia tingkat Propinsi Sumatera Barat tahun 2007 di Halaman Parkir Disnak Sumabar pada tanggal 23 s/d 24 November 2007.

8. Bazar dan Pameran dalam rangka menghadapi bulan suci ramadhan 1427 di halaman kantor Gubernur Sumatera Barat pada tanggal 2 s/d 5 Oktober 2007.

b. Tujuan

Promosi dan pameran produk peternakan dan hasil ollahan peternakan bertujuan :

1. Mendapatkan peluang pasar produksi peternakan dan hasil pengolahan peternakan baik ditingkat propinsi Sumatera Barat maupun Nasional dan Regional sehingga bisa menembus pasar moderen.

2. Menarik dan meraih minat investor / para pemilik modal dalam menanamkan modal di usaha peternakan sampai ke hilir berupa pengolahan hasil produk peternakan.

3. Mengembangkan wawasan peternak dan pelaku usaha hasil olahan produk peternakan.

4. Memotivasi peternakan dan pelaku usaha untuk mengembangkan usahanya baik disegi kualitas maupun kuantitas yang berwawasan agribisnis.

c. Materi Promosi

Dalam pameran ditampilkan dalam masing even pameran yaitu hasil olahan prtoduk peternakan yang berasal dari sapi potong maupun unggas dan neon box serta leaflet produk hasil olahan peternakan seperti :

 Rendang Daging, rendang Runtiah dan Paru “YET” dari Kota Payakumbuh

 Rendang Daging Runtiah,Telur Asosiasi Rendang Payakumbuh


(19)

 Rendang Daging Runtiah,Rendang Telur Kokoci Kabupaten 50 Kota.

 Dendeng Kering dari Padang . Potensi Pengembangan Usaha :

 Display Dadiah Minuman Probiotik & Tradisonal sumatera Barat

 Display Pasca Panen Agribisnis Peternakan Ayam Potong  Display 7 Tepat Gerakan Pelaksanaan IB di Sumatera Barat.  Display Plama Nutfah Sapi Pesiisr Selatan.

 Display Bio Teknologi Reproduksi Ternak sapi Potong

 Display Tuah Sakato Hasil Embryo Transfer (ET) di Sumatera Barat

 Leaflet Profil Kawasan Komoditi Unggulan Sapi Potong di Kabupaten Agam

 Leaflet Profil Usaha Rendang Era Onang dari Kabupaten Solok.

 Leaflet Profil Usaha Rendang Runtiah Yet dari Kota Payakumbuh

 Leaflet Dadiah sebagai Makanan Probiotik.

 Bunner BIB Tuah Sakato.

d. Hasil

Adapun hasil dari plaksanaan kegiatan pameran ini adalah :  Produk olahan produksi peternakan Sumatera Barat sangat

digemari oleh para pengunjung karean produk yang dipamerkan dan dipromosikan sudah mempunyai citarasa yang gurih dan spesifik dan mempunyai potensi yang tinggi untuk dikembangkan pemasarannya .

 Dari hasil promosi dan pameran yang dilakukan selama 2007 telah terjadi peningkatan permintaan pasar produk olahan produksi peternakan hal ini terlihat dari meningkatnya omset penjualan para pengusaha olahan hasil produk peternakan.

2. Pertemuan dan Apresiasi Petugas Pelayanan Informasi Pasar (PIP) Tahun 2007

Pelayanan informasi pasar mempunyai peranan yang strategis dalam pengembangan pemasaran hasil pertanian yang merupakan bagian dan upaya pemerintah melakukan Revitalisasi Pertanian. Salah satu hal penting dalam revitalisasi pertanian adalah berkembangnya sistim pemasaran yang semakin efisien yang akan mengembangkan peningkatan daya saing produk hasil pertanian dan produk peternakan adalah salah satunya yang sangat penting untuk dikembangkan.

Informasi pasar adalah faktor yang sangat penting dalam menentukan peningkatan daya saing tersebut.


(20)

Pelayanan informasi pasar yang telah berjalan selama ini memberikan peran cukup berarti, namun kinerjanya masih dapat bahkan harus ditingkatkan seiring dengan berkembangnya teknologi informasi dan semakin globalnya pasar produk pertanian.

Posisi pelayanan informasi yang semakin penting tersebut menuntut berbagai pembaruan baik disisi sumberdaya manusia, rencana maupun sistim pengolahan data dan bentuk pelayanan informasinya. Salah satu usaha agar sistim pemasaran dapat diterima oleh pelaku agribisnis pertanian dengan mudah dapat dilakukan dengan pengembangan sistim informasi pasar berupa program SINGOSARI ( Sistim Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian ) berbasis WEB melalui internet ; sehingga dibutuhkan sumberdaya manusia pertanian yang handal, terampil dan mengerti teknologi informasi yang semakin berkembang dari ke hari.

Seiring dengan dinamika tersebut maka Dinas Peternakan Propinsi Sumatera Barat telah melaksanakan dan Apresiasi Petugas PIP sebanyak 25 orang dari Kabupaten dan Kota serta aparatur Dinas Peternakan propinsi Sumatera Barat .

a. Lokasi

Pertemuan dan Apresiasi Petugas PIP dilaksanakan pada tanggal 5 – 6 November 2007 di Pusdiklat Bhakti Bunda Jl. Asahan 2 Padang Baru (GOR) Padang dan Praktek pemakian Internet dilaksanakan di STMIK jalan Chatib Sulaiman Padang .

b. Pelaksanaan Kegiatan

Kegiatan Pertemuan dan Apresiasi Petugas PIP adalah merupakan suatu kegiatan untuk meningkatkan SDM petugas dalam pelayanan informasi harga komoditi peternakan dan hasil ternak serta sapronak yang diinformasikan melalui suatu sistim yang dilakukan dengan pengembangan sistim informasi pasar berupa program SINGOSARI ( Sistim Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian ) berbasis WEB melalui internet.

c. Dasar Pelaksanaan

a. Surat Pengesahan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Pengembangan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian Satker Dinas Peternakan Sumatera Barat Tahun Anggaran 2007 Nomor : 1972.0 /018-07.1/III/2007 tanggal 31 Desember 2006. b. Surat Keputusan Kepala Dinas Peternakan Propinsi Sumatera


(21)

d. Tujuan

a. Meningkatkan koordinasi dan keterpaduan dalam pelaksanan perencanaan dan pelaksanaan kegiatan analisis dan pelayanan informasi.

b. Meningkatkan effisiensi, effektivitas dan akuntabilitas perencanaan pelaksanaan kegiatan dibidang analisis dan pelayanan informasi pasar.

c. Semakin berkembangnya pelaksanaan pelayanan informasi pasar dijenjang pemasaran dan ditingkat peternak dengan ketepatan dan akurasi data/informasi pasar yang semakin tinggi.

e. Peserta Pertemuan

Peserta Pertemuan dan Apresiasi Petugas PIP berjumlah sebanyak 25 orang, yang terdiri dari petugas yang menangani pelayanan informasi pasar di masing-masing Kabupaten/Kota dan Petugas Peternakan Propinsi Sumatera Barat.

f. Metoda Pertemuan

Metoda Pertemuan yang digunakan adalah :

Narasumber menyajikan materi kepada para peserta pertemuan dengan memakai tempat diruang kelas Pusdiklat Bhakti Bunda Jl. Asahan 2 Padang Baru (GOR) Padang dan dilanjutkan dengan Diskusi langsung antara narasumber dengan peserta pertemuan. Kemudian dillanjutkan dengan Praktek pelaksanaamn Entry Data Harga dengan memakai sistim SINGOSARI di STMIK jalan Chatib Sulaiman Padang.

g. Materi Pertemuan

Dalam pertemuan ini yang memberikan tentang Kebijakan Pembangunan Peternakan Sumbar disampailan oleh Wakil Kepala Dinas Peternakan Propinsi Sumatera Barat dan dilanjutkan oleh Kepala Sub Dinas Bina Usaha dengan materi Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan Pelayanan Informasi Pasar (PIP) 2007 berserta permasalahan yang dihadapi dalam pelaksanaan informasi pasar di Kabupaten dan Kota.

Pendalaman dan praktek program SINGOSARI disampaikan oleh staf Dirjen P2HP yaitu bapak Rico Simatupan Spt.

h. Pembiayaan

Biaya pelaksanan pertemuan ini dibebankan pada DIPA Pengembangan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian Satker Dinas Peternakan Sumatera Barat Tahun Anggaran 2007 dengan mempergunakan dana sebanyak Rp. 10.671.000,-.

i. Hasil

Hasil yang didapat dari pelaksanaan kegiatan ini adalah sebanyak 25 orang petugas Pelayanan Informasi Pasar (PIP) se Sumatera Barat


(22)

dapat menginformasikan perkembangan harga pasar komoditi peternakan melalui sistim Singosari jdengan memanfaatkan internet sehingga masyarakat secara luas dapat mengetahui harga komoditi peternakan secara cepat dan akurat dan disamping itu terjadinya kerjasama antara sesama petugas PIP Kabupaten Kota dan saling tukar informasi dalam meningkatkan akurasi data yang disajikan kepada pelaku agribisnis melalui email masing masing petugas.

3. Pengolahan Informasi Permintaan PasarAtas Hasil Produksi Peternakan Masarakat

a. Lokasi

Pengolahan dan penyebaran informasi pasar yaitu berasal dari seluruh Kabupaten dan Kota di Sumatera Barat, namun untuk penyebaran di RRI dan Internet dengan memakai sitim singosari di fokuskan kepada 4 (empat Kabupaten dan Kota yaitu : Kota Padang, Bukittinggi, Solok dan Payakumbuh serta Kabupaten Tanah Datar ( Batusangkar).

b. Pelaksanaan Kegiatan

Kegiatan pengolahan dan penyebaran informasi permintaan pasar atas produk peternakan masyarakat dilaksanakan dengan memanfaatkan petugas Pelayanan Informasi Pasar di Kabupaten dan Kota untuk mencatat dan menyebarkan harga komoditi peternakan beserta hasil peternakan dan sapronak setiap bulan dan bagi 5 kabuapaten dan Kota ( Padang, Bukittinggi, Payakumbuh, Solok dan Batusangkar membuat laporan setiap minggu dengan mentri data melalui internet serta nantinya data tersebut juga disiarkan melalui Rri Regional Padang setiap Sabtu sore .

c. Dasar Pelaksanaan

a. Surat Pengesahan Dokumen Anggaran Satuan Kerja Dinas Peternakan Propinsi Sumatera Barat Nomor : 201.03.23.08.5.2.01.03.23.085 Tanggal Februari 2007 Tentang Pengolahan Informasi Permintaan Pasar Atas Produksi Peternakan Masyarakat.

b. Surat Keputusan Kepala Dinas Peternakan Propinsi Sumatera Barat Nomor 800/04/SK/APBD-07 tanggal 12 Maret 2007. tentang Pengolahan Informasi Permintaan Pasar atas Produksi Peternakan Masyarakat.

d. Tujuan

Fasilitasi Peyebarluasan Informasi Pasar mempunai tujuan sebagai berkut :

a. Menghimpun dan menggali perkembangan informasi yang aktual dan relevan seirama dengan laju perkembangan mekanisme pasar baik secara lokal, nasional maupun regional.


(23)

b. Memfasilitasi dan menyebarluaskan perkembangan informasi pasar kepada para pelaku usaha melalui media cetak dan elektronik secara berkala dan insidentil.

c. Mengevaluasi dan menghimpun kebutuhan informasi yang diperlukan pelaku usaha melalui kegiatan monitoring dan pendataan langsung kelapangan secara rutin.

e. Pembiayaan

Biaya pelaksanan kegiatan ini diambila dari Surat Pengesahan Dokumen Anggaran Satuan Kerja Dinas Peternakan Propinsi Sumatera Barat Nomor : 201.03.23.08.5.2.01.03.23.085 Tanggal Februari 2007 Tentang Pengolahan Informasi Permintaan Pasar Atas Produksi Peternakan Masyarakat. sebesar Rp.

15.000.000,-f. Hasil

Hasil yang didapat yaitu terkumpul dan tersiarnya daftar harga ternak, hasil ternak dan sapronak dari Kabupaten dan Kota di Rri Regional Padang setiap hari sabtu sebanyak 52 kali selama tahun 2007.

Meningkatnya Kemampuan para pelaku pasar Agribisnis Peternakan dalam menentukan komoditi yang akan diusahakan sesuai dengan akses pasar.

4. Pembuatan Selebaran Informasi Pasar.

Selebaran Informasi Pasar adalah kegiatan yamg berbentuk media cetak untuk menginformasikan tentang pemasaran dan harga produk peternakan seperti harga ternak . hasil ternak dan sapronak yang terbit 2 (dua) kali dalam sebulan sehingga menghasilkan 24 judul makalah.

a. Dasar Pelaksanaan

Surat Pengesahan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Pengembangan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian Satker Dinas Peternakan Sumatera Barat Tahun Anggaran 2007 Nomor : 1972.0 /018-07.1/III/2007 tanggal 31 Desember 2006.

b. Tujuan

Memberikan Informasi Harga Ternak, hasil ternak dan sapronak.

Menyajikan tentang masalah seputar dunia usaha peternakan dengan oriaentasi agribisnis.

c. Pembiayaan

Biaya pelaksanan pertemuan ini dibebankan pada DIPA Pengembangan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian Satker Dinas Peternakan Sumatera Barat Tahun Anggaran 2007


(24)

Dari kegiatan ini didapat artikel sebanyak 24 judul dibidang usha peternakan yang berorientasi agribisnis.dan daftar harga ternak hasil ternak selama tahun 2007


(1)

 Rendang Daging Runtiah,Rendang Telur Kokoci Kabupaten 50 Kota.

 Dendeng Kering dari Padang .

Potensi Pengembangan Usaha :

 Display Dadiah Minuman Probiotik & Tradisonal sumatera Barat

 Display Pasca Panen Agribisnis Peternakan Ayam Potong

 Display 7 Tepat Gerakan Pelaksanaan IB di Sumatera Barat.

 Display Plama Nutfah Sapi Pesiisr Selatan.

 Display Bio Teknologi Reproduksi Ternak sapi Potong

 Display Tuah Sakato Hasil Embryo Transfer (ET) di Sumatera

Barat

 Leaflet Profil Kawasan Komoditi Unggulan Sapi Potong di Kabupaten Agam

 Leaflet Profil Usaha Rendang Era Onang dari Kabupaten Solok.

 Leaflet Profil Usaha Rendang Runtiah Yet dari Kota Payakumbuh

 Leaflet Dadiah sebagai Makanan Probiotik.

 Bunner BIB Tuah Sakato.

d. Hasil

Adapun hasil dari plaksanaan kegiatan pameran ini adalah :

 Produk olahan produksi peternakan Sumatera Barat sangat digemari oleh para pengunjung karean produk yang dipamerkan dan dipromosikan sudah mempunyai citarasa yang gurih dan spesifik dan mempunyai potensi yang tinggi untuk dikembangkan pemasarannya .

 Dari hasil promosi dan pameran yang dilakukan selama 2007

telah terjadi peningkatan permintaan pasar produk olahan produksi peternakan hal ini terlihat dari meningkatnya omset penjualan para pengusaha olahan hasil produk peternakan.

2. Pertemuan dan Apresiasi Petugas Pelayanan Informasi Pasar (PIP) Tahun 2007

Pelayanan informasi pasar mempunyai peranan yang strategis dalam pengembangan pemasaran hasil pertanian yang merupakan bagian dan upaya pemerintah melakukan Revitalisasi Pertanian. Salah satu hal penting dalam revitalisasi pertanian adalah berkembangnya sistim pemasaran yang semakin efisien yang akan mengembangkan peningkatan daya saing produk hasil pertanian dan produk peternakan adalah salah satunya yang sangat penting untuk dikembangkan.

Informasi pasar adalah faktor yang sangat penting dalam menentukan peningkatan daya saing tersebut.


(2)

Pelayanan informasi pasar yang telah berjalan selama ini memberikan peran cukup berarti, namun kinerjanya masih dapat bahkan harus ditingkatkan seiring dengan berkembangnya teknologi informasi dan semakin globalnya pasar produk pertanian.

Posisi pelayanan informasi yang semakin penting tersebut menuntut berbagai pembaruan baik disisi sumberdaya manusia, rencana maupun sistim pengolahan data dan bentuk pelayanan informasinya. Salah satu usaha agar sistim pemasaran dapat diterima oleh pelaku agribisnis pertanian dengan mudah dapat dilakukan dengan pengembangan sistim informasi pasar berupa program

SINGOSARI ( Sistim Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian ) berbasis WEB melalui internet ; sehingga dibutuhkan sumberdaya manusia pertanian yang handal, terampil dan mengerti teknologi informasi yang semakin berkembang dari ke hari.

Seiring dengan dinamika tersebut maka Dinas Peternakan Propinsi Sumatera Barat telah melaksanakan dan Apresiasi Petugas PIP sebanyak 25 orang dari Kabupaten dan Kota serta aparatur Dinas Peternakan propinsi Sumatera Barat .

a. Lokasi

Pertemuan dan Apresiasi Petugas PIP dilaksanakan pada tanggal 5 – 6 November 2007 di Pusdiklat Bhakti Bunda Jl. Asahan 2 Padang Baru (GOR) Padang dan Praktek pemakian Internet dilaksanakan di STMIK jalan Chatib Sulaiman Padang .

b. Pelaksanaan Kegiatan

Kegiatan Pertemuan dan Apresiasi Petugas PIP adalah merupakan suatu kegiatan untuk meningkatkan SDM petugas dalam pelayanan informasi harga komoditi peternakan dan hasil ternak serta sapronak yang diinformasikan melalui suatu sistim yang dilakukan dengan pengembangan sistim informasi pasar berupa program SINGOSARI ( Sistim Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian ) berbasis WEB melalui internet.

c. Dasar Pelaksanaan

a. Surat Pengesahan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Pengembangan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian Satker Dinas Peternakan Sumatera Barat Tahun Anggaran 2007 Nomor : 1972.0 /018-07.1/III/2007 tanggal 31 Desember 2006. b. Surat Keputusan Kepala Dinas Peternakan Propinsi Sumatera


(3)

d. Tujuan

a. Meningkatkan koordinasi dan keterpaduan dalam pelaksanan perencanaan dan pelaksanaan kegiatan analisis dan pelayanan informasi.

b. Meningkatkan effisiensi, effektivitas dan akuntabilitas perencanaan pelaksanaan kegiatan dibidang analisis dan pelayanan informasi pasar.

c. Semakin berkembangnya pelaksanaan pelayanan informasi pasar dijenjang pemasaran dan ditingkat peternak dengan ketepatan dan akurasi data/informasi pasar yang semakin tinggi.

e. Peserta Pertemuan

Peserta Pertemuan dan Apresiasi Petugas PIP berjumlah sebanyak 25 orang, yang terdiri dari petugas yang menangani pelayanan informasi pasar di masing-masing Kabupaten/Kota dan Petugas Peternakan Propinsi Sumatera Barat.

f. Metoda Pertemuan

Metoda Pertemuan yang digunakan adalah :

Narasumber menyajikan materi kepada para peserta pertemuan dengan memakai tempat diruang kelas Pusdiklat Bhakti Bunda Jl. Asahan 2 Padang Baru (GOR) Padang dan dilanjutkan dengan Diskusi langsung antara narasumber dengan peserta pertemuan. Kemudian dillanjutkan dengan Praktek pelaksanaamn Entry Data Harga dengan memakai sistim SINGOSARI di STMIK jalan Chatib Sulaiman Padang.

g. Materi Pertemuan

Dalam pertemuan ini yang memberikan tentang Kebijakan Pembangunan Peternakan Sumbar disampailan oleh Wakil Kepala Dinas Peternakan Propinsi Sumatera Barat dan dilanjutkan oleh Kepala Sub Dinas Bina Usaha dengan materi Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan Pelayanan Informasi Pasar (PIP) 2007 berserta permasalahan yang dihadapi dalam pelaksanaan informasi pasar di Kabupaten dan Kota.

Pendalaman dan praktek program SINGOSARI disampaikan oleh staf Dirjen P2HP yaitu bapak Rico Simatupan Spt.

h. Pembiayaan

Biaya pelaksanan pertemuan ini dibebankan pada DIPA Pengembangan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian Satker Dinas Peternakan Sumatera Barat Tahun Anggaran 2007 dengan mempergunakan dana sebanyak Rp. 10.671.000,-.

i. Hasil


(4)

dapat menginformasikan perkembangan harga pasar komoditi peternakan melalui sistim Singosari jdengan memanfaatkan internet sehingga masyarakat secara luas dapat mengetahui harga komoditi peternakan secara cepat dan akurat dan disamping itu terjadinya kerjasama antara sesama petugas PIP Kabupaten Kota dan saling tukar informasi dalam meningkatkan akurasi data yang disajikan kepada pelaku agribisnis melalui email masing masing petugas.

3. Pengolahan Informasi Permintaan PasarAtas Hasil Produksi Peternakan Masarakat

a. Lokasi

Pengolahan dan penyebaran informasi pasar yaitu berasal dari seluruh Kabupaten dan Kota di Sumatera Barat, namun untuk penyebaran di RRI dan Internet dengan memakai sitim singosari di fokuskan kepada 4 (empat Kabupaten dan Kota yaitu : Kota Padang, Bukittinggi, Solok dan Payakumbuh serta Kabupaten Tanah Datar ( Batusangkar).

b. Pelaksanaan Kegiatan

Kegiatan pengolahan dan penyebaran informasi permintaan pasar atas produk peternakan masyarakat dilaksanakan dengan memanfaatkan petugas Pelayanan Informasi Pasar di Kabupaten dan Kota untuk mencatat dan menyebarkan harga komoditi peternakan beserta hasil peternakan dan sapronak setiap bulan dan bagi 5 kabuapaten dan Kota ( Padang, Bukittinggi, Payakumbuh, Solok dan Batusangkar membuat laporan setiap minggu dengan mentri data melalui internet serta nantinya data tersebut juga disiarkan melalui Rri Regional Padang setiap Sabtu sore .

c. Dasar Pelaksanaan

a. Surat Pengesahan Dokumen Anggaran Satuan Kerja Dinas Peternakan Propinsi Sumatera Barat Nomor : 201.03.23.08.5.2.01.03.23.085 Tanggal Februari 2007 Tentang Pengolahan Informasi Permintaan Pasar Atas Produksi Peternakan Masyarakat.

b. Surat Keputusan Kepala Dinas Peternakan Propinsi Sumatera Barat Nomor 800/04/SK/APBD-07 tanggal 12 Maret 2007. tentang Pengolahan Informasi Permintaan Pasar atas Produksi Peternakan Masyarakat.

d. Tujuan

Fasilitasi Peyebarluasan Informasi Pasar mempunai tujuan sebagai berkut :

a. Menghimpun dan menggali perkembangan informasi yang aktual dan relevan seirama dengan laju perkembangan mekanisme pasar baik secara lokal, nasional maupun regional.


(5)

b. Memfasilitasi dan menyebarluaskan perkembangan informasi pasar kepada para pelaku usaha melalui media cetak dan elektronik secara berkala dan insidentil.

c. Mengevaluasi dan menghimpun kebutuhan informasi yang diperlukan pelaku usaha melalui kegiatan monitoring dan pendataan langsung kelapangan secara rutin.

e. Pembiayaan

Biaya pelaksanan kegiatan ini diambila dari Surat Pengesahan Dokumen Anggaran Satuan Kerja Dinas Peternakan Propinsi Sumatera Barat Nomor : 201.03.23.08.5.2.01.03.23.085 Tanggal Februari 2007 Tentang Pengolahan Informasi Permintaan Pasar Atas Produksi Peternakan Masyarakat. sebesar Rp.

15.000.000,-f. Hasil

Hasil yang didapat yaitu terkumpul dan tersiarnya daftar harga ternak, hasil ternak dan sapronak dari Kabupaten dan Kota di Rri Regional Padang setiap hari sabtu sebanyak 52 kali selama tahun 2007.

Meningkatnya Kemampuan para pelaku pasar Agribisnis Peternakan dalam menentukan komoditi yang akan diusahakan sesuai dengan akses pasar.

4. Pembuatan Selebaran Informasi Pasar.

Selebaran Informasi Pasar adalah kegiatan yamg berbentuk media cetak untuk menginformasikan tentang pemasaran dan harga produk peternakan seperti harga ternak . hasil ternak dan sapronak yang terbit 2 (dua) kali dalam sebulan sehingga menghasilkan 24 judul makalah.

a. Dasar Pelaksanaan

Surat Pengesahan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Pengembangan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian Satker Dinas Peternakan Sumatera Barat Tahun Anggaran 2007 Nomor : 1972.0 /018-07.1/III/2007 tanggal 31 Desember 2006.

b. Tujuan

Memberikan Informasi Harga Ternak, hasil ternak dan sapronak.

Menyajikan tentang masalah seputar dunia usaha peternakan dengan oriaentasi agribisnis.

c. Pembiayaan

Biaya pelaksanan pertemuan ini dibebankan pada DIPA Pengembangan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian Satker Dinas Peternakan Sumatera Barat Tahun Anggaran 2007


(6)

Dari kegiatan ini didapat artikel sebanyak 24 judul dibidang usha peternakan yang berorientasi agribisnis.dan daftar harga ternak hasil ternak selama tahun 2007