Pelaksanaan Good Corporate Governance Bank
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance GCG bank bjb Tahun 2016
iii. tidak pernah dihukum karena melakukan tindak pidana
yang merugikan keuangan negara danatau yang berkaitan dengan sektor keuangan; dan
iv. tidak pernah menjadi anggota Direksi danatau anggota
Dewan Komisaris yang selama menjabat: pernah tidak menyelenggarakan RUPS tahunan;
pertanggungjawabannya sebagai anggota Direksi danatau anggota Dewan Komisaris pernah tidak
diterima oleh RUPS atau pernah tidak memberikan pertanggungjawaban
sebagai anggota
Direksi danatau anggota Dewan Komisaris kepada RUPS; dan
pernah menyebabkan perusahaan yang memperoleh izin, persetujuan atau pendaftaran dari Otoritas Jasa
Keuangan tidak memenuhi kewajiban menyampaikan laporan tahunan danatau laporan keuangan kepada
Otoritas Jasa Keuangan.
d Memiliki komitmen untuk mematuhi peraturan perundang-
undangan; dan e
Memiliki pengetahuan danatau keahlian di bidang yang dibutuhkan Perseroan.
B.1.1.3 Tugas dan Tanggung Jawab Dewan Komisaris
Tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris telah dinyatakan dalam Pedoman dan Tata Tertib Kerja Dewan Komisaris yang telah
ditetapkan melalui Surat Keputusan Dewan Komisaris nomor 07SKDK2016 tanggal 14 Oktober 2016 tentang Pedoman dan Tata
Tertib Kerja Dewan Komisaris. Adapun tugas dan tanggungjawab Dewan Komisaris berdasarkan Pedoman dan Tata Tertib Kerja
Dewan Komisaris adalah sebagai berikut :
a Melakukan pengawasan, memberi nasihat, mengarahkan,
memantau serta mengevaluasi jalannya kepengurusan Bank dan pelaksanaan kebijakan strategis Bank oleh Direksi;
b Melakukan tugas, tanggung jawab dan wewenang sesuai
dengan ketentuan Anggaran Dasar Perseroan, Keputusan RUPS serta Peraturan Perundang-undangan yang berlaku,
diantaranya: i.
Menyusun dan melakukan evaluasi berkala atas Pedoman dan Tata Tertib Kerja Dewan Komisaris yang bersifat
mengikat bagi setiap anggota Dewan Komisaris; ii.
Mengevaluasi dan menyetujui Rencana Bisnis Bank RBB; iii.
Berdasarkan keputusan RUPS, Dewan Komisaris menetapkan Akuntan Publik atas rekomendasi Komite
Audit untuk melakukan audit atas laporan keuangan Perseroan.
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance GCG bank bjb Tahun 2016
c Melaksanakan tugas dan tanggung jawab secara independen
dan bertanggung jawab kepada RUPS; d
Wajib memastikan terselenggaranya pelaksanaan GCG dalam setiap kegiatan usaha Bank pada seluruh tingkatan atau
jenjang organisasi; e
Wajib membentuk komite–komite dan memastikan bahwa komite tersebut telah menjalankan tugasnya secara efektif
sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku; f
Dilarang terlibat dalam pengambilan keputusan kegiatan operasional Bank, kecuali hal-hal lain yang ditetapkan dalam
Anggaran Dasar atau peraturan perundang- undangan yang berlaku;
g Persetujuan yang diberikan Dewan Komisaris merupakan
bagian dari tugas pengawasan Dewan Komisaris sehingga tidak menghilangkan tanggung jawab Direksi dalam pelaksanaan
kepengurusan Bank. Tugas pengawasan oleh Dewan Komisaris tersebut merupakan upaya pengawasan dini yang perlu
dilaksanakan;
h Mengkaji dan menyetujui kebijakan-kebijakan yang menurut
peraturan perundangan yang berlaku wajib memerlukan persetujuan Dewan Komisaris;
i Mengkaji pertanggungjawaban Direksi atas pelaksanaan
kebijakan-kebijakan yang telah disetujui; j
Membuat laporan tentang tugas pengawasan yang telah dilakukan selama tahun buku yang baru lampau untuk
disampaikan kepada RUPS; k
Mengevaluasi laporan tahunan yang dipersiapkan oleh Direksi serta menandatangani laporan tersebut. Penelaahan laporan
tahunan dilakukan sebelum pelaksanaan RUPS; l
Memastikan bahwa Direksi telah menindaklanjuti temuan audit dan rekomendasi dari Satuan Kerja Audit Internal SKAI
Bank, auditor eksternal, hasil pengawasan Otoritas Jasa Keuangan danatau hasil pengawasan otoritas Iainnya;
m Melakukan pemberitahuan kepada Otoritas Jasa Keuangan
paling lambat 7 tujuh hari kerja semenjak ditemukannya: i.
Pelanggaran peraturan perundang-undangan di bidang keuangan dan perbankan;
ii. Keadaan atau perkiraan keadaan yang dapat
membahayakan kelangsungan usaha Bank dengan didasarkan pada temuan maupun rekomendasi dari
komite-komite yang membantu Dewan Komisaris dalam pengawasan operasional Bank: dan
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance GCG bank bjb Tahun 2016
iii. Hal-hal yang wajib dilaporkan diatas yang belum atau
tidak dilaporkan oleh Bank danatau Direktur Kepatuhan kepada Otoritas Jasa Keuangan.
n Menentukan dan melaksanakan sistem nominasi, evaluasi,
remunerasi yang
transparan bagi
Pengurus setelah
mempertimbangkan hasil kajian Komite Nominasi dan Remunerasi yang selanjutnya diajukan untuk memperoleh
persetujuan RUPS.
B.1.1.4 Independensi Dewan Komisaris
Dewan Komisaris selalu berupaya untuk memastikan bahwa Perusahaan telah dikelola secara profesional, sesuai dengan
kepentingan pemegang saham dan pemangku kepentingan lainnya. Dalam menjalankan perannya, Dewan Komisaris senantiasa
menjaga obyektivitas dan independensi. Oleh karena itu, Dewan Komisaris tidak terlibat dalam pengambilan keputusan operasional
Perseroan, kecuali hal-hal yang diatur dan ditetapkan dalam Anggaran Dasar dan peraturan perundang-undangan.
Selain itu, memperhatikan komposisi Dewan Komisaris Perusahaan per 31 Desember 2016 yang berjumlah 5 lima orang, 4 empat
orang diantaranya merupakan Komisaris Independen yang berarti 80 anggota Dewan Komisaris Bank merupakan Komisaris
Independen. Independensi Komisaris Independen diperlihatkan melalui Surat Pernyataan Independen yang dibuat dan
ditandatangani oleh seluruh Komisaris Independen.
B.1.1.5 Rekomendasi Dewan Komisaris
Sebagai bagian dari tugas dan tanggung jawab, Dewan Komisaris terus proaktif melakukan pengawasan terhadap kinerja Direksi dan
memberikan masukan kepada Direksi. Bentuk pengawasan yang dilakukan Dewan Komisaris tentunya mengacu pada implementasi
atas rekomendasi yang telah diberikan Dewan Komisaris terhadap Direksi maupun melalui komite-komite yang dibentuk. Pada
periode Januari sampai dengan Desember 2016, Dewan Komisaris melakukan hal-hal sebagai berikut :
a
Melakukan pengawasan terhadap kebijakan pengurusan, jalannya pengurusan Perseroan oleh Direksi termasuk
pengawasan terhadap: i.
Rencana Bisnis Bank 2016-2018; ii.
Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan RKAP Tahunan;
iii. Evaluasi pencapaian Kinerja Bulanan;
iv. Ketentuan Anggaran Dasar dan Keputusan RUPS;
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance GCG bank bjb Tahun 2016
v. Peraturan perundang-undangan, untuk kepentingan
Perseroan dan sesuai dengan maksud dan tujuan bisnis Perseroan.
b Melakukan tugas yang secara khusus diberikan kepadanya
menurut Anggaran Dasar, perundang-undangan, ketentuan Bank Indonesia danatau Otoritas Jasa Keuangan serta
keputusan RUPS, diantaranya adalah: i.
Memantau dan melaporkan pelaksanaan action plan GCG; ii.
Mengawasi dan memberikan nasihat kepada Direksi dalam menjalankan kegiatan bisnis Perseroan kebijakan
kepengurusan oleh Direksi; iii.
Mengawasi efektivitas penerapan GCG pada setiap tingkatan dan jenjang organisasi Bank;
iv. Mengawasi pelaksanaan manajemen risiko;
v. Memantau dan mengevaluasi kinerja Direksi;
vi. Memantau kepatuhan Perseroan terhadap peraturan Bank
Indonesia dan peraturan perundang-undangan yang berlaku
serta komitmen
kepada
Otoritas Jasa
Keuangan
Bank Indonesia dan pihak-pihak lainnya; vii.
Mengarahkan, memantau, dan mengevaluasi pelaksanaan RJP, RBB, Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan
RKAP; viii.
Mengkaji pembangunan dan pemanfaatan teknologi informasi.
c Menyusun pembagian tugas diantara anggota Dewan
Komisaris sesuai dengan keahlian dan pengalaman masing- masing anggota Dewan Komisaris;
d Menyusun program kerja dan target kinerja Dewan Komisaris
tiap tahun serta mekanisme review terhadap kinerja Dewan Komisaris.
e Menyusun mekanisme penyampaian informasi dari Dewan
Komisaris kepada seluruh pemangku kepentingan; f
Mempertanggungjawabkan pelaksanaan
tugas Dewan
Komisaris kepada RUPS; g
Memberikan pendapat dan saran secara tertulis kepada RUPS mengenai Rencana Jangka Panjang Perusahaan RJP, Rencana
Bisnis Bank RBB dan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan RKAP yang diusulkan Direksi;
h Memberikan pendapat kepada RUPS mengenai masalah
strategis atau yang dianggap penting, termasuk pendapat mengenai kelayakan visi dan misi Bank;
i Meneliti dan menelaah laporan berkala dan laporan tahunan
yang disiapkan Direksi, termasuk laporan hasil audit intern Perseroan.
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance GCG bank bjb Tahun 2016
j Memastikan bahwa Direksi telah menindaklanjuti temuan
audit dan rekomendasi dari Satuan Kerja Audit Intern Perseroan, auditor eksternal, hasil pengawasan Otoritas Jasa
KeuanganBank Indonesia danatau hasil pengawasan otoritas lain;
k Memastikan bahwa komite yang telah dibentuk telah
menjalankan tugasnya secara efektif; l
Melaksanakan review atas struktur organisasi; m
Melaksanakan review atas KPI Direksi; n
Melaksanakan review atas budaya kerja perusahaan; o
Merekomendasi penerapan ISO untuk Satuan Kerja Kepatuhan dan Divisi Manajemen Risiko.
B.1.2 Direksi
B.1.2.1 Jumlah dan Komposisi Direksi
Berdasarkan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten, Tbk., yang
tertuang di dalam Akta Pernyataan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa nomor 111 tanggal 29 Mei 2015,
susunan Direksi Bank
adalah sebagai berikut :
a Direktur Utama
: Ahmad Irfan b
Direktur : Suartini
c Direktur
: Fermiyanti d
Direktur : Agus Gunawan
e Direktur
: Nia Kania f
Direktur : Benny Santoso
g Direktur
: Agus Mulyana
B.1.2.2 Kriteria Anggota Direksi
Kriteria anggota Dewan Direksi mengacu pada Peraturan Otoritas Jasa Keuangan nomor 33POJK.042014 tanggal 08 Desember 2014
tentang Direksi dan Dewan Komisaris Emiten Atau Perusahaan Publik. Direksi Bank telah dinyatakan lulus fit and propert test
sehingga telah memenuhi kriteria yang telah ditetapkan. Kriteria anggota Direksi berdasarkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan
yaitu:
a Direksi harus memenuhi persyaratan yang berlaku sesuai
dengan perundang-undangan serta Peraturan Bank Indonesia Otoritas Jasa Keuangan OJK yang berlaku, telah lulus
penilaian kemampuan dan kepatuhan fit and proper test sesuai ketentuan Bank IndonesiaOtoritas Jasa Keuangan
OJK tentang Penilaian kemampuan dan Kepatutan Fit and Proper Test, serta berdomisili di Indonesia;
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance GCG bank bjb Tahun 2016
b Direksi wajib mengikuti ketentuan Undang-undang Perseroan
Terbatas, peraturan perundang-undangan di bidang Pasar Modal dan peraturan perundang-undangan yang terkait
dengan kegiatan usaha Bank;
c Direksi adalah warga Negara Indonesia yang:
i. Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;
ii. Mempunyai akhlak dan moral yang baik;
iii. Setia dan taat kepada Negara dan Pemerintah Republik
Indonesia; iv.
Tidak terlibat secara langsung maupun tidak langsung dalam kegiatan pengkhianatan kepada Negara Republik
Indonesia; v.
Sehat jasmani dan rohani; vi.
Bebas dari penyalahgunaan narkoba dan miras; vii.
Netral terhadap semua partai politik; viii.
Tidak pernah dihukum karena melakukan kegiatan yang merugikan negara atau tindakan-tindakan yang tercala
dibidang perbankan; ix.
Tidak dicabut hak pilihnya berdasarkan Keputusan Pengadilan;
x. Mampu melaksanakan perbuatan hukum;
xi. Tidak pernah dinyatakan pailit atau menjadi anggota
Direksi atau anggota Dewan Komisaris yang dinyatakan bersalah menyebabkan suatu Bank dinyatakan pailit;
xii. Tidak pernah dihukum karena melakukan tindak pidana
yang merugikan keuangan Negara dalam kurun waktu 5 lima tahun sebelum pengangkatan;
xiii. Telah lulus penilaian kemampuan dan kepatutan fit and
proper test berdasarkan ketentuan yang berlaku; xiv.
Usia maksimal calon Direksi pada saat pertama kali diangkat adalah 54 lima puluh empat tahun;
xv. Bukan sebagai mantan anggota Direksi Perseroan atau
Pejabat Eksekutif
Perseroan yang
purnabakti, mengundurkan diri atau diberhentikan;
xvi. Khusus untuk persyaratan menjadi Direktur Utama
adalah wajib mempunyai latar belakang pengalaman di bidang perbankan komersial dengan jabatan terakhir
serendah-rendahnya Direktur yang masih aktif atau pernah menjadi Direktur pada sebuah Bank Umum
dengan total aset sekurang-kurangnya sama dengan total aset Perseroan dengan memiliki rekam jejak yang baik;
xvii. Wajib menjabat sebagai anggota Direksi Bank bagi calon
Direktur Utama yang berasal dari Perseroan;
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance GCG bank bjb Tahun 2016
xviii. Wajib mempunyai latar belakang perbankan komersial
dengan jabatan sebagai pejabat eksekutif atau satu tingkat dibawah Direksi, bagi calon Direktur yang berasal
dari Bank atau dari luar Perseroan.
B.1.2.3 Tugas dan Tanggung Jawab Direksi
Sesuai dengan Surat Keputusan Direksi nomor 519SKDIR-CS2011 tanggal 20 September 2011 tentang Pedoman Kerja Direksi,
dijelaskan mengenai tugas dan tanggung jawab Direksi sebagai berikut :
a
Tugas Direksi i.
Direksi bertanggung jawab penuh atas pelaksanaan kepengurusan Bank;
ii. Direksi wajib mengelola Bank sesuai dengan kewenangan
dan tanggung jawabnya sebagaimana diatur dalam Anggaran Dasar dan peraturan perundang-undangan
yang berlaku;
iii. Direksi mengurus kekayaan Bank sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku; iv.
Direksi wajib membuat dan melaksanakan Rencana Kerja Tahunan yang harus disampaikan kepada Dewan
Komisaris paling lambat 60 enam puluh hari kalender sebelum dimulainya tahun buku yang akan datang;
v. Dalam hal Direksi tidak menyampaikan rencana kerja
sebagaimana dimaksud, rencana kerja tahun yang lampau diberlakukan. Rencana kerja tahun yang lampau
berlaku juga bagi Bank yang rencana kerjanya belum memperoleh persetujuan sebagaimana ditentukan dalam
Anggaran Dasar atau peraturan perundang-undangan;
vi. Direksi wajib menyerahkan laporan tahunan Bank
kepada akuntan publik yang ditunjuk oleh Rapat Umum Pemegang Saham RUPS untuk diperiksa. Laporan atas
hasil pemeriksaan akuntan publik tersebut disampaikan secara tertulis kepada RUPS Tahunan. Laporan tahunan
harus memuat sekurang-kurangnya : Laporan keuangan yang terdiri atas sekurang-
kurangnya neraca akhir tahun buku yang baru lampau dalam perbandingan dengan tahun buku sebelumnya,
laporan laba rugi dari tahun buku yang bersangkutan, laporan arus kas dan laporan perubahan ekuitas,
secara catatan atas laporan keuangan tersebut;
Laporan mengenai kegiatan Bank; Laporan pelaksanaan tanggung jawab sosial dan
lingkungan;
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance GCG bank bjb Tahun 2016
Rincian masalah yang timbul selama tahun buku yang mempengaruhi kegiatan usaha Bank;
Laporan mengenai tugas pengawasan yang telah dilaksanakan oleh Dewan Komisaris selama tahun
buku yang baru lampau; Nama anggota Direksi dan anggota Dewan Komisaris;
Gaji dan tunjangan bagi anggota Direksi dan gaji atau honorarium dan tunjangan bagi anggota Dewan
Komisaris Bank untuk tahun baru lampau. vii.
Direksi wajib menerapkan manajemen risiko dan prinsip- prinsip GCG dalam setiap kegiatan usaha Bank pada
seluruh tingkatan atau jenjang organisasi. Dalam rangka pelaksanaan GCG, Direksi harus membentuk sekurang-
kurangnya : Satuan kerja yang menjalankan fungsi Audit Internal,
untuk membantu
Direksi dalam
pengawasan operasional Bank pada seluruh organisasi Bank.
Satuan Kerja Audit Internal ini wajib independen terhadap satuan kerja operasional;
Satuan kerja yang menjalankan fungsi Manajemen Risiko dan Komite Manajemen Risiko untuk
membantu Direksi dalam penerapan manajemen risiko sebagaimana diatur dalam Peraturan Bank
Indonesia Peraturan Otoritas Jasa Keuangan;
Satuan Kerja yang menjalankan fungsi Kepatuhan, untuk
membantu Direksi
dalam melakukan
kepatuhan hukum,
perundang-undangan serta
Peraturan Bank Indonesia atas operasional yang memiliki
terkait dengan
hukum, perundang-
undangan serta Peraturan Bank Indonesia Peraturan Otoritas Jasa Keuangan.
viii. Direksi wajib menindaklanjuti temuan audit dan
rekomendasi dari Satuan Kerja Audit Internal Bank, Auditor Eksternal, hasil pengawasan Otoritas Jasa
Keuangan danatau hasil pengawasan otoritas pengawas yang berwenang Iainnya;
ix. Melakukan tugas yang secara khusus diberikan oleh
Dewan Komisaris danatau RUPS; x.
Direksi menyelenggarakan RUPS Tahunan dan RUPS-LB Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa dengan
didahului RUPS;
xi. Pada penyelenggaraan RUPS, dalam hal semua anggota
Dewan Komisaris tidak hadir atau memiliki benturan
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance GCG bank bjb Tahun 2016
kepentingan, maka RUPS dipimpin oleh salah satu Direktur yang ditunjuk oleh Direksi;
xii. Direksi melalui jajarannya di bidang Sumber Daya
Manusia dengan menggunakan sarana yang mudah diketahui
dan diakses
oleh pegawai,
wajib mengungkapkan kepada pegawai kebijakan Bank yang
bersifat strategis di bidang kepegawaian baik mengenai pemberian gaji, tunjangan, fasilitas, sistem penerimaan
pegawai, sistem promosi, termasuk rencana Bank untuk mengadakan efisiensi melalui pengurangan pegawai
maupun kebijakan strategis Bank tentang kepegawaian lainnya;
xiii. Tiga bulan sebelum masa jabatan Direksi berakhir,
Direksi dilarang mengambilmenetapkan kebijakan yang bersifat strategis;
xiv. Direksi wajib menyediakan data dan informasi yang
akurat, relevan dan tepat waktu pada Dewan Komisaris; xv.
Direksi wajib memberikan jawaban dan penjelasan atas segala sesuatu yang ditanyakan oleh Dewan Komisaris;
xvi. Direksi harus memastikan kelancaran komunikasi antara
Bank dengan para pemangku kepentingan melalui pemberdayaan fungsi sekretaris perusahaan;
xvii. Direksi berkewajiban untuk menyimpan dan memelihara
daftar pemegang saham dan daftar khusus sebaik- baiknya;
xviii. Anggota Direksi dalam melaksanakan tugas dan
tanggung jawabnya wajib mentaati standar etika Bank dan standar etika yang tercantum pada pedoman kerja
Direksi.
b Tanggung Jawab Direksi
i. Direksi bertanggung jawab atas laporan keuangan;
ii. Direksi dalam penyelenggaraan tugas yang bersifat
strategis untuk kepentingan maksud dan tujuan Bank bertanggung jawab secara kolegial. Setiap anggota Direksi
bertanggung jawab dalam menyelenggarakan kegiatan operasional dari keputusan yang bersifat strategis dan
keputusan lainnya sesuai dengan tugas dan wewenangnya;
iii. Direksi wajib mempertanggungjawabkan pelaksanaan
tugasnya kepada RUPS Rapat Umum Pemegang Saham; iv.
Dalam rangka mempertahankan kesinambungan usaha Bank, Direksi harus dapat memastikan dipenuhinya
tanggung jawab
sosial Bank
Corporate Social
Responsibility yaitu dengan adanya perencanaan tertulis
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance GCG bank bjb Tahun 2016
yang jelas dan fokus dalam melaksanakan tanggung jawab sosial Bank;
v. Segala keputusan Direksi yang diambil sesuai dengan
pedoman dan tata tertib kerja mengikat dan menjadi tanggung jawab seluruh Direksi;
vi. Direksi bertanggung jawab atas penerapan etika usaha
dan tata perilaku code of conduct di lingkungan perusahaan.
B.2 Kelengkapan dan Pelaksanaan Tugas Komite-Komite
Dewan Komisaris telah membentuk Komite Audit, Komite Pemantau Risiko, Komite Remunerasi dan Nominasi, Komite Tata Kelola Terintegrasi serta Komite
Pemantau Bisnis dan Perkreditan dalam rangka mendukung efektivitas tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris.
B.2.1
Komite Audit
Komite Audit merupakan alat kelengkapan Dewan Komisaris yang berfungsi melakukan pengawasan atas efektivitas sistem pengendalian intern, internal
audit, proses pelaporan keuangan sehingga Bank dapat dikelola berdasarkan prinsip-prinsip
transparansi, akuntabilitas,
pertanggungjawaban, independensi dan kewajaran.
Dasar pembentukan Komite Audit mengacu pada Peraturan Otoritas Jasa Keuangan nomor 55POJK.042015 tanggal 23 Desember 2015 tentang
Pembentukan dan Pedoman Pelaksanaan Kerja Komite Audit. Disamping itu, pembentukan Komite Audit Perseroan juga berpedoman pada
ketentuan sebagai berikut: 1
Peraturan Otoritas Jasa Keuangan nomor 55POJK.032016 tanggal 07 Desember 2016 tentang Penerapan Tata Kelola Bagi Bank Umum;
2 Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Badan Usaha Milik Negara
nomor KEP-117M-PBUMN2002 tanggal 1 Agustus 2002 tentang Penerapan Praktik Good Corporate Governance Pada Badan Usaha
Milik Negara;
3 Surat Keputusan Ketua Bapepam nomor Kep-41PM2003 tanggal 22
Desember 2003 tentang Pembentukan dan Pedoman Pelaksanaan Kerja Komite Audit;
4 Surat Keputusan Dewan Komisaris PT Bank Pembangunan Daerah
Jawa Barat dan Banten, Tbk. nomor 07SKDK2015 tanggal 22 April 2015 tentang Pembagian Tugas dan Pelaksanaan Jadwal Kegiatan
Dewan Komisaris Serta Komite-Komite.
5 Surat Keputusan Dewan Komisaris PT Bank Pembangunan Daerah
Jawa Barat dan Banten, Tbk. nomor 04SKDK2016 tanggal 30 Maret 2016 tentang Pembagian Tugas dan Pelaksanaan Jadwal Kegiatan
Dewan Komisaris Serta Komite-Komite.
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance GCG bank bjb Tahun 2016
Berikut disampaikan informasi mengenai keanggotaan, struktur dan keahlian Komite Audit tahun 2016 :
No Nama
Keterangan Jabatan
Keahlian
1 Suwarta
Komisaris Independen
Ketua Akuntansi dan
Hukum 2
Klemi Subiyantoro Komisaris
Independen Pelaksana Tugas
Komisaris Utama Anggota
Akuntansi dan Hukum
3 Muhadi
Komisaris Anggota
Tekhnik 4
Rudhyanto Mooduto
Komisaris Anggota
Akuntansi dan Manajemen Bisnis
Internasional
5 Erie Febrian
Pihak Independen
Anggota Ekonomi
6 Mokhamad
Anwar Pihak
Independen Anggota
Ekonomi dan Manajemen
Keuangan
7 Memed Sueb
Pihak Independen
Anggota Akuntansi dan
Keuangan 8
Ramson Sinaga
Pihak Independen
Anggota Akuntansi dan
Keuangan Menjadi ketua komite sejak tanggal 30 Maret 2016
Menjadi ketua komite sampai dengan tanggal 30 Maret 2016 dan selanjutnya ditetapkan sebagai anggota komite
Menjadi anggota komite sampai dengan tanggal 30 Maret 2016 Diangkat menjadi anggota komite sejak tanggal 19 September 2016
Diangkat menjadi anggota komite sejak tanggal 19 September 2016 Mengundurkan diri sebagai anggota komite pada tanggal 30 Juni 2016
Diberhentikan dengan hormat sebagai anggota komite pada tanggal 14
Oktober 2016
B.2.1.1 Independensi Anggota Komite Audit
Persyaratan Independensi Komite Audit diatur dalam Pedoman dan Tata Tertib Kerja Komite Audit sebagai berikut:
a Anggota Komite Audit tidak mempunyai hubungan afiliasi
dengan Bank, Dewan Komisaris, Direksi atau Rapat Umum Pemegang Saham RUPS;
b Tidak memiliki hubungan usaha baik langsung maupun tidak
langsung yang berkaitan dengan kegiatan usaha Bank; c
Bukan orang yang mempunyai wewenang dan tanggung jawab untuk merencanakan, memimpin atau mengendalikan
kegiatan Bank dalam waktu 6 enam bulan terakhir sebelum
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance GCG bank bjb Tahun 2016
ditetapkan, kecuali orang yang mempunyai wewenang dan tanggung jawab untuk melaksanakan fungsi pengawasan;
d Tidak menjadi Komisaris atau pemegang saham mayoritas dari
pelanggan atau rekanan utama Bank; e
Pihak Independen yang menjadi anggota Komite Audit adalah pihak yang berada di luar Bank yang tidak memiliki hubungan
keuangan, kepengurusan, kepemilikan saham danatau hubungan keluarga dengan Dewan Komisaris, Direksi
danatau Pemegang Saham Pengendali atau hubungan dengan Bank yang dapat mempengaruhi kemampuannya untuk
bertindak independen.
B.2.1.2 Tugas dan Tanggung Jawab Komite Audit
Komite Audit mempunyai tugas mendukung Dewan Komisaris sesuai dengan tanggungjawabnya sebagai berikut :
a Pengawasan Terhadap Proses Pelaporan Keuangan
Komite audit bertugas melakukan pengawasan terhadap proses pembuatan Laporan Keuangan Bank. Dalam kaitannya
dengan hal tersebut, Komite Audit: i.
Memantau proses pelaporan keuangan untuk memastikan terpenuhinya standar dan kebijakan akuntansi yang
berlaku. ii.
Melakukan evaluasi atas informasi keuangan yang akan dikeluarkan oleh Bank seperti laporan keuangan, proyeksi
dan informasi keuangan lainnya. iii.
Memeriksa ulang laporan keuangan apakah sudah sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku serta apakah
sudah konsisten dengan informasi lain yang diketahui oleh anggota Komite Audit secara bulanan, triwulanan
dan tahunan.
iv. Melakukan pemantauan atas penetapan metode penilaian
aktiva dan passiva, komitmen dan kontijensi serta cadangan-cadangan yang harus dibentuk.
v. Melakukan pemantauan atas pos-pos laporan keuangan
yang mengandung transaksi-transaksi yang kompleks dan tidak lazim.
vi. Menilai kecukupan pengungkapan transaksi dengan pihak
terkait. vii.
Menilai dan memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris terhadap saran yang diajukan oleh auditor
eksternal, Direksi dan auditor internal jika terdapat perubahan dalam ruang lingkup audit serta prinsip dan
standar akuntansi.
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance GCG bank bjb Tahun 2016
viii. Komite Audit mengkomunikasikan kepada Auditor
Eksternal, Direksi dan Auditor Internal bila menghadapi penafsiran yang berbeda maupun sesuatu hal yang tidak
konsisten.
b Seleksi dan Penunjukkan Kantor Akuntan Publik KAP serta
Pengawasan Pekerjaannya Komite Audit dalam memberikan rekomendasi kepada Dewan
Komisaris mengenai KAP yang akan melakukan audit tahunan sebagai auditor eksternal sekurang-kurangnya melakukan,
sebagai berikut: i.
Menyeleksi dan merekomendasikan penunjukan KAP
Komite Audit menyeleksi dan merekomendasikan calon KAP yang akan melakukan audit laporan
keuangan tahunan Bank kepada Dewan Komisaris.
Proses seleksi dan penunjukkan KAP dapat dilihat pada lampiran Pedoman Kerja Komite Audit - Proses
Penunjukkan Auditor
Independen, dengan
berpedoman pada peraturan yang berlaku.
Komite Audit dapat merekomendasikan untuk pemutusan hubungan kerja dengan auditor ekstern
kepada Dewan Komisaris jika terdapat indikasi kuat bahwa independensi auditor dapat terganggu atau
terbukti bahwa auditor tidak melakukan pemeriksaan sesuai dengan Standar Profesional Akuntan Publik.
ii. Mengawasi pekerjaan Auditor Eksternal
Melakukan evaluasi terhadap rencana audit dan kecukupan
program audit
serta melakukan
pengawasan atas pekerjaan auditor eksternal serta pemantauan atas tindak lanjut hasil audit dalam
rangka menilai kecukupan pengendalian internal termasuk kecukupan proses pelaporan keuangan.
Terlibat dalam danatau menerima laporan atas pembahasan temuan audit yang dilakukan oleh
auditor eksternal dengan manajemen serta membuat laporan tertulis mengenai adanya perbedaan pendapat
antara auditor dengan manajemen yang perlu mendapat perhatian Dewan Komisaris.
Dalam rangka melaksanakan tugas tersebut di atas, Komite
Audit sekurang-kurangnya
melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap:
- Kesesuaian pelaksanaan audit oleh KAP dengan standar yang berlaku;
- Kesesuaian laporan keuangan dengan standar akuntansi yang berlaku;
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance GCG bank bjb Tahun 2016
- Pelaksanaan tindak lanjut oleh Direksi atas hasil temuan auditor eksternal sebagai rekomendasi
untuk Dewan Komisaris.
Memberi masukan kepada Auditor Eksternal agar mengidentifikasikan area-area berisiko tinggi.
Berkonsultasi dengan Auditor Eksternal tanpa kehadiran manajemen tentang pengendalian internal
berkenaan dengan identifikasi kemungkinan adanya kelemahan pengendalian internal, serta pemenuhan
dan ketepatan laporan keuangan Bank.
Memastikan agar auditor eksternal, dalam kaitannya dengan pelaksanaan audit umum general audit
mengkomunikasikan hal-hal berikut;
- Tingkat tanggung
jawab auditor
terhadap pengendalian internal dalam penyajian laporan
keuangan; - Perubahan kebijakan akuntansi yang signifikan;
- Kelemahan signifikan dalam disain dan penerapan pengendalian internal;
- Metode pencatatan, pelaporan dan dampak dari transaksi luar biasa yang signifikan terhadap
laporan keuangan; - Adanya Fraud ataupun indikasi Fraud serta
penyimpangan terhadap peraturan dan perundang- undangan yang berlaku, yang dilakukan oleh
manajemen atau pegawai yang berdampak salah saji material dalam laporan keuangan;
- Koreksi audit yang signifikan; - Prosedur yang dilaksanakan oleh auditor terhadap
laporan tahunan yang berisi laporan keuangan audited;
- Ketidaksepakatan dengan manajemen tentang penerapan standar akuntansi, lingkup audit,
pengungkapan dalam laporan keuangan dan kata- kata yang digunakan auditor dalam laporan
auditnya;
- Adanya perbedaan pendapat antara manajemen dengan auditor eksternal untuk melakukan
konsultasi dengan auditor eksternal lainnya; - Hambatan dalam pelaksanaan audit.
Melakukan kajian bersama Dewan Komisaris, Direksi serta auditor eksternal mengenai:
- Laporan keuangan tahunan Bank beserta catatan atas laporan keuangan sebelum dipublikasikan;
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance GCG bank bjb Tahun 2016
- Laporan audit dari auditor eksternal mengenai laporan keuangan tahunan Bank dan pendapat
serta saran dari auditor eksternal; - Temuan penting dan rekomendasi yang dibuat oleh
Auditor Eksternal serta memonitor tindak lanjut atas rekomendasi tersebut oleh Direksi dan
manajemen;
- Mengkaji surat representasi yang ditandatangani oleh Direksi, serta meyakinkan tidak adanya
kesulitan dalam memperoleh surat tersebut dan juga hal-hal spesifik yang ditemui dalam
penugasan;
- Menilai pendapat auditor eksternal tentang kualitas dan ketepatan penerapan Standar Akuntasi
Keuangan yang berlaku bagi perbankan.
Komite Audit melakukan evaluasi terhadap auditor eksternal
mengenai kualifikasi,
kinerja dan
independensi atas partner audit dari KAP serta auditor yang ditugaskan untuk melakukan audit keuangan,
menerima masukan dari manajemen serta Divisi Audit Intern atas pekerjaan auditor eksternal tersebut;
Berdiskusi dengan Dewan Komisaris dan Direksi serta auditor eksternal untuk mendapatkan pengertian atas
pertimbangan yang digunakan dalam menentukan standar akuntansi beserta aplikasinya;
Memastikan adanya pengungkapan yang memadai terhadap standar akuntansi.
c Evaluasi Jasa Non-Audit
Untuk menjaga independensi auditor eksternal, Komite Audit wajib melakukan evaluasi sebelum memberikan persetujuan
awal pre-approval terhadap jasa non-audit yang akan ditugaskan
kepada auditor
eksternal yang
sedang melaksanakan
jasa audit.
Jasa-jasa non-audit
yang mengganggu independensi adalah:
i. Jasa pembukuan atau jasa-jasa lain yang berhubungan
dengan catatan akuntansi atau laporan keuangan Bank; ii.
Jasa disain dan implementasi sistem informasi keuangan; iii.
Jasa penilaian atau jasa untuk memberikan opini atas kewajaran;
iv. Jasa aktuaria;
v. Jasa outsourcing internal audit;
vi. Jasa fungsi manajemen atau sumber daya manusia;
vii. Jasa perantara;
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance GCG bank bjb Tahun 2016
viii. Jasa layanan hukum dan jasa keahlian yang tidak
berkaitan dengan audit; ix.
Jasa konsultasi perpajakan; x.
Jasa lain berdasarkan perundang-undangan yang berlaku dan peraturan Bank Indonesia.
Langkah-langkah yang harus dilaksanakan manajemen Bank untuk mendapatkan persetujuan awal pre-approval adalah
sebagai berikut: i.
Direksi, menyampaikan kepada Dewan Komisaris uraian rinci mengenai jenis jasa dan pekerjaan yang akan
ditugaskan kepada KAP; ii.
Komite Audit mengevaluasi dan menganalisis jasa non- audit yang akan ditugaskan kepada KAP agar tidak
mengganggu independensi atau menimbulkan benturan kepentingan;
iii. Komite Audit hanya dapat menyetujui pemberian jasa
non-audit tersebut
apabila hasil
evaluasi tidak
menunjukkan adanya gangguan dalam hal independensi atau menimbulkan benturan kepentingan.
Pre-approval terhadap jasa non-audit ini dapat dikecualikan, jika nilai seluruh jasa non-audit tidak lebih dari 5 dari total
nilai biaya audit yang dibayarkan Bank kepada KAP dalam tahun fiskal di mana jasa non-audit diberikan.
d Pengawasan Pengendalian Internal
Komite Audit dan Satuan Kerja Audit Intern melakukan pengawasan atas operasional Bank sesuai dengan fungsi
masing-masing agar tidak melanggar peraturan Bank IndonesiaOtoritas Jasa Keuangan, peraturan dan perundang-
undangan yang berlaku. Pengawasan tersebut sekurang- kurangnya meliputi:
i.
Komite Audit mendapatkan laporan audit internal secara berkala dari Divisi Audit Intern sebagai masukan untuk
mengidentifikasi kemungkinan
adanya kelemahan
pengendalian internal; ii.
Dalam rangka meningkatkan efektivitas pengendalian internal, Komite Audit dapat memberikan masukan
kepada manajemen Bank, melalui Dewan Komisaris, saran tersebut berkenaan dengan peningkatan kinerja Divisi
Audit Intern;
iii. Mengkaji dan memberikan masukan kepada Dewan
Komisaris atas Rencana Kerja Tahunan Audit Internal, termasuk ruang lingkup Audit, serta untuk memastikan
bahwa Rencana Kerja Tahunan Audit Internal tersebut
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance GCG bank bjb Tahun 2016
sudah mencakup risiko operasional Bank secara keseluruhan;
iv. Setiap awal tahun, Komite Audit mengevaluasi Program
Kerja Audit tahunan yang disusun oleh Divisi Audit Intern serta ruang lingkup audit dan merekomendasikan hasil
evaluasi dimaksud kepada Dewan Komisaris;
v. Mengkaji dan memberikan pertimbangan kepada Dewan
Komisaris atas kesulitan dan hambatan yang dihadapi audit internal dalam melaksanakan tugasnya, termasuk
hambatan atas lingkup kerja audit danatau hambatan akses untuk mendapatkan informasi yang diperlukan;
vi. Komite Audit harus berkoordinasi dengan Divisi Audit
Intern untuk: Mengadakan pertemuan reguler dalam rangka
membahas temuan danatau hal-hal lain yang mengandung
indikasi mengenai
kelemahan pengendalian internal, serta kekeliruan penerapan
standar akuntansi termasuk melakukan pemantauan tindak lanjut manajemen Bank atas temuan tersebut;
Membahas tanggapan manajemen Bank atas temuan signifikan dalam operasional Bank serta rekomendasi
yang diberikan oleh Divisi Audit Intern terhadap temuan tersebut;
Secara tahunan melakukan pemantauan terhadap kode etik profesi, mengevaluasi kegiatan, struktur
organisasi dan kualifikasi anggota audit internal; Memperluas evaluasi untuk menilai sifat, lingkup,
besaran dan dampak dari kelemahan signifikan pengendalian internal serta pengaruhnya terhadap
laporan keuangan.
vii. Melakukan penilaian efektifitas dan independensi Divisi
Audit Intern serta melakukan evaluasi atas aktivitas- aktivitas rutin, penempatan auditor internal dan struktur
organisasi Divisi Audit Intern.
viii. Merekomendasikan kepada Dewan Komisaris tentang;
Perubahan signifikan dalam lingkup kerja audit dari rencana semula, termasuk sumber daya manusia dan
anggaran Audit Internal; Pemutakhiran Pedoman Kerja Komite Audit;
Kepatuhan terhadap Pedoman Kerja Komite Audit. ix.
Komite Audit atas permintaan Dewan Komisaris dapat merekomendasikan
tentang pengangkatan
dan pemberhentian Pemimpin Divisi Audit Intern.
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance GCG bank bjb Tahun 2016
e Pengawasan Kepatuhan Terhadap Peraturan dan Perundang-
undangan Komite Audit dan Satuan Kerja Kepatuhan sesuai dengan
fungsinya masing-masing
bertugas untuk
memantau kepatuhan operasional Bank terhadap Peraturan dan
Perundang-undangan yang berlaku, Peraturan Otoritas Jasa KeuanganPeraturan Bank Indonesia, sekurang-kurangnya
meliputi: i.
Pemantauan dapat dilakukan melalui evaluasi atas temuan, pelaporan atau hasil pemeriksaan yang dilakukan
oleh Otoritas Jasa KeuanganBank Indonesia, auditor ekstern, Satuan Kerja Kepatuhan, Satuan Kerja Audit
Intern,
Satuan Kerja
Manajemen RisikoKomite
Manajemen Risiko. ii.
Apabila terdapat indikasi kuat bahwa telah terjadi pelanggaran
terhadap peraturan
dan perundang-
undangan yang berlaku serta peraturan Bank Indonesia Otoritas Jasa Keuangan, Komite Audit harus melaporkan
kepada Dewan Komisaris dan mengusulkan diadakannya investigasi.
f Pelaporan Risiko dan Pelaksanaan Manajamen Risiko
Komite Audit dan Komite Pemantau Risiko sesuai dengan fungsinya masing-masing memantau jalannya operasional
Bank dan meminimalisasi terjadinya risiko yang sekurang- kurangnya meliputi:
i.
Melakukan evaluasi atas proses identifikasi risiko dan pelaksanaan manajemen risiko yang dilakukan oleh
manajemen; ii.
Menilai proses pengelolaan risiko dan pengendalian keuangan Bank termasuk identifikasi dan evaluasi
terhadap semua risiko dan pengendaliannya untuk memperkecil timbulnya risiko tersebut;
iii. Memantau dan mengevaluasi kecukupan pelaksanaan
tugas Auditor Eksternal dan Divisi Audit Intern dalam memastikan terpenuhinya pengendalian dan penanganan
risiko utama telah tercakup dalam perencanaan audit.
iv. Memastikan bahwa manajemen Bank telah melaksanakan
semua rekomendasi yang terkait dengan risiko dan pengendalian yang direkomendasikan baik oleh auditor
eksternal, Divisi Audit Intern, Satuan Kerja Manajemen Risiko dan Komite Pemantau Risiko.
g Penelaahan Pengaduan Pihak Ketiga
Komite Audit tidak hanya menerima informasi yang berasal dari pelaksanaan tugas-tugas rutinnya, akan tetapi juga
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance GCG bank bjb Tahun 2016
menerima pengaduan pihak ketiga mengenai akuntansi, pengendalian internal dan fraud yang dapat mengganggu
operasional Bank. i.
Syarat pengaduan yang dapat diproses lebih lanjut: Pengaduan disampaikan secara tertulis;
Terdapat alibi dan permasalahan yang jelas atas pengaduan yang dibuat.
ii. Penelaahan Pengaduan
Dalam menangani pengaduan yang disampaikan oleh pihak ketiga, Komite Audit dapat meminta Divisi Audit
Intern untuk menindaklanjuti pengaduan tersebut.
iii. Hasil Penelaahan
Jika berdasarkan hasil penelaahan, terbukti bahwa pengaduan yang disampaikan oleh pihak ketiga ternyata
benar, maka: Komite Audit meneruskan hasil penelaahan kepada
Dewan Komisaris. Komite Audit memantau tindak lanjut dari hasil
penelaahan, jika diminta oleh Dewan Komisaris. h
Pelaksanaan Tugas Khusus Tugas khusus merupakan tugas yang dilaksanakan diluar
rutinitas, sebagaimana diperintahkan oleh Dewan Komisaris, dengan memberikan surat penugasan kepada Komite Audit.
i.
Dewan Komisaris memberikan tugas khusus, karena; terdapat indikasi adanya ketidakpatuhan terhadap
peraturan dan perundang-undangan yang berlaku sehingga Komite Audit, dengan persetujuan Dewan
Komisaris, memperluas
evaluasi dengan
melaksanakan Audit Investigasi untuk menentukan dampak dan besarnya kerugian akibat pelanggaran
tersebut. Untuk melaksanakan audit investigasi tersebut, Komite Audit dapat meminta bantuan pihak
Divisi Audit Intern atau auditor eksternal.
terdapat laporanpengaduan pihak ketiga yang mengindikasikan adanya ketidakpatuhan danatau
kecurangan. ii.
Pelaksanaan tugas khusus Komite Audit antara lain berwenang untuk:
Melakukan evaluasi terhadap semua pencatatan termasuk didalamnya risalah rapat Direksi dan risalah
rapat Dewan Komisaris, dokumentasi serta informasi lainnya yang diperlukan.
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance GCG bank bjb Tahun 2016
Mengajukan pertanyaan kepada Direksi dan stafnya, yang hasilnya dituangkan dalam Berita Acara Tanya
Jawab yang ditandatangani oleh kedua belah pihak. Jika dianggap perlu, pelaksanaan audit investigasi
dapat dilaksanakan dengan bekerjasama Divisi Audit Intern atau Auditor Eksternal.
i Melakukan Self Assessment Pelaksanaan Tugas Komite Audit
Self assessment dilakukan dengan dasar ketentuan Bank Indonesia terhadap efektivitas pelaksanaan tugasnya sesuai
dengan Pedoman Kerja Komite Audit disamping evaluasi yang dilakukan oleh Dewan Komisaris atas kinerja Komite Audit.
Selain itu, Komite Audit mempunyai tanggung jawab sebagai berikut.
a Memastikan bahwa laporan keuangan Bank dapat dimengerti,
transparan dan dapat diandalkan; b
Menilai pelaksanaan kegiatan serta hasil audit yang dilakukan oleh Divisi Audit Intern maupun auditor eksternal sehingga
dapat mencegah pelaksanaan dan pelaporan yang tidak memenuhi standar;
c Melakukan evaluasi kebijakan Bank yang berhubungan dengan
kepatuhan terhadap peraturan dan perundang-undangan yang berlaku, etika, benturan kepentingan dan investigasi akan
adanya kesalahan maupun kecurangan, melalui Dewan Komisaris
memberikan rekomendasi
mengenai penyempurnaan sistem pengendalian intern Bank serta
pelaksanaannya; d
Melakukan evaluasi Rencana Kerja Divisi Audit Intern, pelaporan dan temuan yang signifikan;
e Berkomunikasi dengan Direksi dan satuan kerja terkait
tentang status, kemajuan dan perkembangan baru pada permasalahan operasional yang dijumpai serta temuan Divisi
Audit Intern;
f Memastikan bahwa Divisi Audit Intern dapat memiliki akses
langsung kepada Komite Audit dan mendorong adanya komunikasi di luar rapat komite yang telah dijadwalkan;
g Menciptakan jalur komunikasi langsung dengan Auditor
Eksternalpengawas Bank untuk membahas rencana audit, temuan maupun laporan.
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance GCG bank bjb Tahun 2016
B.2.1.3 Rapat Dan Kehadiran Komite Audit
Selama tahun 2016, Komite Audit telah menyelenggarakan pertemuan sebanyak 14 empat belas kali. Berikut informasi
pertemuan Komite Audit sepanjang tahun 2016 :
Nama Total
Rapat Jumlah
Kehadiran Persentase
Suwarta 14
13 93
Klemi Subiyantoro 14
6 43
Muhadi 10
10 100
Rudhyanto Mooduto 4
4 100
Erie Febrian 7
5 71
Mokhamad Anwar 4
4 100
Memed Sueb 8
5 63
Ramson Sinaga 10
8 80
Menjadi ketua komite sejak tanggal 30 Maret 2016 Menjadi anggota komite sampai dengan tanggal 30 Maret 2016
Diangkat menjadi anggota komite sejak tanggal 19 September 2016 Diangkat menjadi anggota komite sejak tanggal 19 September 2016
Mengundurkan diri sebagai anggota komite pada 30 Juni 2016 Diberhentikan dengan hormat sebagai anggota komite pada 14
Oktober 2016
B.2.1.4 Pelaksanaan Tugas Komite Audit
Komite audit telah melaksanakan tugas, baik yang bersifat rutin maupun yang non-rutin. Tugas tersebut termasuk memantau dan
mengevaluasi perencanaan dan pelaksanaan audit serta tindak lanjut hasil audit dalam rangka menilai kecukupan pengendalian
intern dan kecukupan pelaporan keuangan, dengan rincian sebagai berikut:
a
Pada tahun 2016 komite audit telah melaksanakan rapat baik rapat internal Komite Audit maupun rapat Komite Audit
dengan Divisi Audit Intern serta Divisi Kepatuhan yang membahas mengenai pelaksanaan program kerja, hasil temuan
audit umum maupun audit khusus Divisi Audit Intern, tindak lanjut Direksi atas temuan KAP dan Otoritas Jasa Keuangan,
penunjukan kantor akuntan publik serta review terhadap laporan keuangan publikasi pertriwulan.
b Melaksanakan review dan pemantauan
i. Komite Audit melakukan review dan pemantauan atas
pelaksanaan tugas Divisi Audit Intern, atas hasil eveluasi tersebut dapat disimpulkan bahwa Divisi Audit Intern
telah melaksanakan pemeriksaan sesuai dengan program kerja yang ditetapkan dan telah melakukan perencanaan
audit berbasis risiko, pelaksanaan dan pelaporan audit
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance GCG bank bjb Tahun 2016
telah sesuai dengan Standar Pelaksanaan Fungsi Audit Internal Bank SPFAIB.
ii. Komite Audit melakukan review dan memberikan saran-
saran penyempurnaan terhadap draft laporan publikasi triwulanan dan secara aktif melakukan diskusi dengan
KAP atas hasil pemeriksaan yang dilakukan oleh KAP.
iii. Komite Audit melakukan review dan terlibat dalam tim
pemilihan KAP yang terdiri dari Komite Audit dan unsur manajemen, untuk melakukan pemeriksaan Laporan
Keuangan Tahun 2016, review terhadap KAP untuk pemeriksaan Laporan Portofolio Investasi Dana Pensiun
dan review KAP untuk pemeriksaan Dana CSR serta memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris atas
hasil pemilihan KAP tersebut.
iv. Komite Audit melakukan evaluasi atas efektivitas
pelaksanaan audit eksternal termasuk penelaahan independensi dan objektivitas auditor eksternal serta
penelaahan kecukupan pemeriksaan yang dilakukan untuk memastikan semua risiko yang penting telah
dipertimbangkan,
melakukan evaluasi
kesesuaian pelaksanaan audit oleh kantor akuntan publik dengan
standar yang berlaku. Dari hasil pemantauan dan evaluasi Komite Audit, KAP telah melaksanakan sesuai dengan
Standar Auditing yang ditetapkan Ikatan Akuntan Publik Indonesia. Dalam pelaksanaan ini, Komite Audit melalui
anggotanya juga mengikuti rapat exit meeting atas pemeriksaan laporan kerja tahun 2015 oleh kantor
akuntan publik.
v. Monitoring tindak lanjut
Pemantauan Tindak Lanjut atas Hasil Audit Internal Komite Audit melakukan pemantauan atas tindak
lanjut temuan-temuan hasil audit yang dilakukan oleh Divisi Audit Intern melalui rapat-rapatpertemuan
untuk membahas hasil temuan dan tindak lanjut hasil audit Divisi Audit Intern, baik yang terjadwal rutin
dalam rapatpertemuan maupun di luar jadwal rapatpertemuan.
Pemantauan Tindak Lanjut atas Hasil Audit Eksternal Komite Audit melakukan pemantauan terhadap
pemenuhan komitmen atas hasil pemeriksaan pihak eksternal yaitu Otoritas Jasa Keuangan dengan
melakukan pembahasan dalam rapatpertemuan dengan Divisi Kepatuhan sesuai dengan Peraturan
Bank
Indonesia nomor
132PBI2011 tentang
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance GCG bank bjb Tahun 2016
Pelaksanaan Fungsi Kepatuhan Bank yang tercantum dalam Bab II mengenai Fungsi Kepatuhan Bank
dimana Divisi Kepatuhan merupakan Person In Charge PIC untuk melakukan pemantauan terhadap
pemenuhan komitmen dimaksud.
Komite Audit juga memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris untuk mengingatkan Manajemen
agar memenuhi komitmen yang telah disampaikan kepada Otoritas Jasa Keuangan.
B.2.2 Komite Pemantau Risiko
Sesuai Peraturan Otoritas Jasa Keuangan nomor 55POJK.032016 tentang Penerapan Tata Kelola Bagi Bank Umum, Komite Pemantau Risiko
merupakan alat kelengkapan Komisaris yang berfungsi memonitor risiko dan menilai toleransi risiko yang dapat diambil oleh Bank, mengevaluasi
perbaikan yang dilakukan atas kebijakan, prosedur dan praktek manajemen risiko Bank guna memastikan telah dilakukannya pengelolaan risiko dengan
baik, terutama pada pengelolaan risiko kredit, risiko pasar, risiko likuiditas, risiko operasional serta risiko bank lainnya.
Komite Pemantau Risiko Bank untuk periode tahun 2016 dibentuk berdasarkan :
a.
Peraturan Otoritas Jasa Keuangan nomor 18POJK.032016 tentang Penerapan Manajemen Risiko Bagi Bank Umum
b. Surat Edaran Bank Indonesia nomor 1515DPNP tanggal 29 April 2013
tentang Pelaksanaan Good Corporate Governance bagi Bank Umum; c.
Surat Keputusan Dewan Komisaris PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten, Tbk. nomor 07SKDK2015 tanggal 22 April 2015
tentang Pembagian Tugas dan Pelaksanaan Jadwal Kegiatan Dewan Komisaris Serta Komite-Komite.
d. Surat Keputusan Dewan Komisaris PT Bank Pembangunan Daerah Jawa
Barat dan Banten, Tbk. nomor 04SKDK2016 tanggal 30 Maret 2016 tentang Pembagian Tugas dan Pelaksanaan Jadwal Kegiatan Dewan
Komisaris Serta Komite-Komite.
e. Surat Keputusan Dewan Komisaris PT Bank Pembangunan Daerah Jawa
Barat dan Banten, Tbk. nomor 02SKDK2015 tanggal 26 Januari 2015 Tentang Pedoman danTata Tertib Kerja Komite Pemantau Risiko.
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance GCG bank bjb Tahun 2016
Berikut disampaikan informasi mengenai keanggotaan, struktur dan keahlian Komite Pemantau Risiko Bank tahun 2016.
No Nama
Keterangan Jabatan
Keahlian
1 Rudhyanto Mooduto
Komisaris Independen
Ketua Akuntansi dan
Manajemen Bisnis Internasional
2 Muhadi
Komisaris Anggota
Tekhnik 3
Yayat Sutaryat Komisaris
Independen Anggota
Hukum 4
Suwarta Komisaris
Independen Anggota
Akuntansi dan Hukum
5 Tettet Fitrijanti
Pihak Independen
Anggota Akuntansi
6 Nury Effendi
Pihak Independen
Anggota Ekonomi
B.2.2.1 Independensi Anggota Komite Pemantau Risiko
Dalam menjaga independensinya, anggota Komite Pemantau Risiko yang berasal dari pihak independen:
a Tidak menerima kompensasi dari Bank dan anak perusahaan
Bank atau afiliasinya kecuali upah, gaji dan fasilitas lainnya yang diterima berkaitan dengan tugas yang dilaksanakan
sebagai anggota Komite Pemantau Risiko;
b Tidak mempunyai hubungan keluarga maupun bisnis dengan
Direksi dan Dewan Komisaris; c
Tidak mempunyai kedudukan rangkap pada Bank dan perusahaan lainnya yang terafiliasi dengan Bank;
d Tidak memiliki tugas, tanggung jawab dan kewenangan yang
menimbulkan benturan kepentingan;
B.2.2.2 Tugas dan Tanggung Jawab Komite Pemantau Risiko
Tugas dan tanggung jawab Komite Pemantau Risiko meliputi: a
Mengevaluasi kesesuaian antara kebijakan manajemen risiko dengan pelaksanaan kebijakan tersebut:
i. Mengevaluasi dan menganalisa secara berkala kesesuaian
kebijakan manajemen risiko dengan peraturan, serta kecukupan kebijakan manajemen risiko
ii. Memberikan pendapat berupa saran dan atau
rekomendasi kepada Dewan Komisaris untuk perbaikan dan penyempurnaan kebijakan manajemen risiko yang
diperlukan.
b Memantau dan mengevaluasi pelaksanaan tugas Komite
Manajemen Risiko dan Satuan Kerja Manajemen Risiko:
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance GCG bank bjb Tahun 2016
c Mengevaluasi dan menganalisa laporan profil risiko Bank
secara triwulanan serta laporan lain atau hasil kajian yang relevan dan memberikan pendapat berupa saran dan atau
rekomendasi untuk perbaikan dan penyempurnaan yang diperlukan.
d Mengevaluasi dan menganalisa laporan tingkat kesehatan
Bank untuk bagian profil risiko dan GCG. e
Memantau kecukupan proses identifikasi, pengukuran, pemantauan, pengendalian dan sistem informasi manajemen
risiko Bank. f
Menyusun dan melaksanakan rencana kerja tahunan Komite Pemantau risiko sesuai arahan Komisaris dan ketentuan yang
berlaku di Bank.
B.2.2.3 Rapat Dan Kehadiran Komite Pemantau Risiko
Selama tahun
2016, Komite
Pemantau Risiko
telah menyelenggarakan pertemuan sebanyak 13 tiga belas kali. Berikut
informasi pertemuan Komite Pemantau Risiko sepanjang tahun 2016 :
Nama Total
Rapat Jumlah
Kehadiran Persentase
Rudhyanto Mooduto 13
13 100
Muhadi 13
12 92,31
Yayat Sutaryat 13
9 69,23
Suwarta 9
5 55,55
Tettet Fitrijanti 13
13 100
Nurry Efendi 13
6 46,15
Menjadi anggota komite sejak tanggal 30 Maret 2016
B.2.2.4 Pelaksanaan Tugas Komite Pemantau Risiko
Sesuai program kerja Komite Pemantau Risiko, maka pada tahun 2016 direalisasikan rencana kerja sebagai berikut.
a Mengevaluasi kecukupan penerapan manajemen risiko dari
aspek kebijakan melalui review kecukupan pedoman, perangkat manajemen risiko dan parameter variabel peringkat
risiko;
b Mengevaluasi peringkat risiko berdasarkan Laporan Profil
Risiko self assessment dan memberikan rekomendasi berdasarkan hasil evaluasi tersebut kepada Dewan Komisaris;
c Memantau Laporan self assessment Tingkat Kesehatan Bank;
d Menelaah Liquidity Credit Stress Test;
e Menelaah Laporan Analisa Root Cause Credit Risk RCCR;
f Mereview Pedoman Pengukuran Risiko Pasar Likuiditas;
g Membahas manajemen risiko kredit UMKM Mikro;
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance GCG bank bjb Tahun 2016
h Membahas kinerja perusahaan anak bank bjb Syariah dan
memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris melalui Komite Tata Kelola Terintegrasi;
i Membahas secara spesifik risiko hukum dan risiko reputasi;
j Menyusun laporan KPR triwulanan dan tahunan dan
menyusun rencana kerja; k
Peningkatan kapasitas Ketua dan Anggota KPR melalui workshop, seminar ataupun benchmarking;
l Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Dewan Komisaris
berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
B.2.3 Komite Nominasi dan Remunerasi
Komite Nominasi dan Remunerasi merupakan salah satu alat kelengkapan Dewan Komisaris yang berfungsi untuk membantu Dewan Komisaris dalam
melaksanakan fungsi dan tugasnya di bidang yang berkaitan dengan nominasi dan remunerasi terhadap anggota Direksi dan Dewan Komisaris.
Peraturan Bank IndonesiaPeraturan Otoritas Jasa Keuangan mewajibkan Bank selaku perusahaan publik untuk membentuk Komite Nominasi dan
Remunerasi sebagai salah satu bentuk penerapan GCG, sehingga Bank dapat dikelola
berlandaskan prinsip-prinsip
keterbukaan, akuntabilitas,
pertanggungjawaban, independensi dan kewajaran sehingga pengelolaan Bank dapat dipertanggungjawabkan.
Komite Nominasi dan Remunerasi Bank dibentuk berdasarkan :
1 Peraturan Otoritas Jasa Keuangan nomor 34POJK.042014 tanggal 08
Desember 2014 tentang Komite Nominasi dan Remunerasi Emiten Atau Perusahaan Publik.
2 Peraturan Otoritas Jasa Keuangan nomor 55POJK.032016 tanggal 07
Desember 2016 tentang Penerapan Tata Kelola Bagi Bank Umum. 3
Surat Edaran Bank Indonesia nomor 912DPNP tanggal 30 Mei 2007 tentang Pelaksanaan Good Corporate Governance bagi Bank Umum.
4 Surat Keputusan Dewan Komisaris PT Bank Pembangunan Daerah
Jawa Barat dan Banten, Tbk. nomor 07SKDK2015 tanggal 22 April 2015 tentang Pembagian Tugas dan Pelaksanaan Jadwal Kegiatan
Dewan Komisaris Serta Komite-Komite.
5 Surat Keputusan Dewan Komisaris PT Bank Pembangunan Daerah
Jawa Barat dan Banten, Tbk. Nomor 04SKDK2016 tanggal 30 Maret 2016 tentang Pembagian Tugas dan Pelaksanaan Jadwal Kegiatan
Dewan Komisaris serta Komite-Komite.
6 Surat Keputusan Dewan Komisaris PT Bank Pembangunan Daerah
Jawa Barat dan Banten, Tbk. nomor 09SKDK2016 tanggal 14 Desember 2016 tentang Pedoman dan Tata Tertib Kerja Komite
Remunerasi dan Nominasi.
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance GCG bank bjb Tahun 2016
Berikut disampaikan informasi mengenai keanggotaan, struktur dan keahlian Komite Nominasi dan Remunerasi Bank tahun 2016.
No Nama
Keterangan Jabatan
Keahlian
1 Klemi Subiyantoro
Komisaris Independen
Pelaksana Tugas Komisaris Utama
Ketua Akuntansi dan
Hukum
2 Muhadi
Komisaris Anggota
Tekhnik 3
Yayat Sutaryat Komisaris
Independen Anggota
Hukum 4
Dadan Yonanda Ex. Officio
Pemimpin Divisi SDM
Anggota Hukum dan
Sumber Daya Manusia
5 Ernie Tisnawati Sule
Pihak Independen
Anggota Manajemen
Sumber Daya Manusia
B.2.3.1 Independensi Komite Nominasi dan Remunerasi
Seluruh anggota Komite Nominasi dan Remunerasi yang berasal dari pihak independen tidak memiliki hubungan keuangan,
kepengurusan, kepemilikan saham danatau hubungan keluarga dengan Dewan Komisaris, Direksi danatau Pemegang Saham
Pengendali
atau hubungan
dengan Bank,
yang dapat
mempengaruhi kemampuannya bertindak independen.
B.2.3.2 Tugas dan Tanggung Jawab Komite Nominasi dan Remunerasi
Komite Nominasi dan Remunerasi memiliki tugas dan tanggung jawab untuk menyusun dan melaksanakan rencana kerja tahunan
Komite Nominasi dan Remunerasi sesuai arahan Dewan Komisaris dan ketentuan yang berlaku di Bank.
a
Tugas terkait Nominasi
i.
Memberikan rekomendasi mengenai komposisi jabatan anggota Direksi danatau anggota Dewan Komisaris;
ii.
Menyusun dan memberikan rekomendasi mengenai sistem dan prosedur pemilihan danatau penggantian
anggota Direksi danatau anggota Dewan Komisaris kepada Dewan Komisaris untuk disampaikan kepada
RUPS;
iii.
Sistem dan prosedur pemilihan danatau penggantian anggota Direksi danatau anggota Dewan Komisaris
dituangkan dalam Pedoman Nominasi;
iv.
Memberikan rekomendasi nama calon anggota Dewan Komisaris dan Direksi kepada Dewan Komisaris untuk
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance GCG bank bjb Tahun 2016
disampaikan kepada RUPS setelah melalui Penilaian Kemampuan dan Kepatutan dari Otoritas Jasa Keuangan;
v.
Memberikan rekomendasi mengenai pihak independen yang akan menjadi calon anggota komite-komite yang
berada di bawah Dewan Komisaris kepada Dewan Komisaris;
vi.
Menyusun kriteria evaluasi kinerja bagi anggota Direksi danatau anggota Dewan Komisaris;
vii.
Membantu Dewan Komisaris melakukan penilaian kinerja anggota Direksi danatau anggota Dewan Komisaris;
viii.
Memberikan rekomendasi
mengenai program
pengembangan kemampuan anggota Direksi danatau anggota Dewan Komisaris.
b Tugas terkait Remunerasi
i.
Mengevaluasi kebijakan remunerasi yang berlaku pada Bank, termasuk struktur dan besaran remunerasi;
ii.
Mempelajari ketentuan dan peraturan perundang- undangan yang berlaku dalam kebijakan remunerasi,
penetapan fasilitas serta tunjangan lainnya;
iii.
Memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris mengenai:
Kebijakan remunerasi berupa gaji, fasilitas dan
tunjangan lainnya bagi anggota Direksi danatau anggota Dewan Komisaris untuk disampaikan kepada
RUPS;
Kebijakan remunerasi bagi pejabat eksekutif dan pegawai secara keseluruhan untuk disampaikan
kepada Direksi melalui Dewan Komisaris.
iv.
Rekomendasi disampaikan dengan memperhatikan: Kinerja keuangan dan pemenuhan cadangan
sebagaimana diatur dalam peraturan perundang- undangan yang berlaku;
Prestasi kerja individual; Kewajaran dengan peer group;
Pertimbangan sasaran dan strategi jangka panjang Bank;
Tugas, tanggung jawab dan wewenang anggota Direksi danatau anggota Dewan Komisaris dikaitkan dengan
pencapaian tujuan dan kinerja Bank; Target kinerja atau kinerja masing–masing anggota
direksi danatau anggota dewan komisaris; Keseimbangan tunjangan antara yang bersifat tetap
dan bersifat variabel;
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance GCG bank bjb Tahun 2016
v.
Membantu Dewan Komisaris melakukan penilaian kinerja dengan kesesuaian remunerasi yang diterima masing-
masing anggota Direksi danatau anggota Dewan Komisaris;
vi.
Memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris atas kebijakan remunerasi pegawai Bank secara keseluruhan
untuk disampaikan kepada Direksi.
B.2.3.3 Rapat Dan Kehadiran Komite Nominasi dan Remunerasi
Selama tahun 2016, Komite Nominasi dan Remunerasi telah menyelenggarakan pertemuan sebanyak 11 sebelas kali. Berikut
informasi pertemuan Komite Nominasi dan Remunerasi sepanjang tahun 2016:
Nama Total
Rapat Jumlah
Kehadiran Persentase
Klemi Subiyantoro 11
7 63,64
Muhadi 11
10 90,91
Yayat Sutaryat 11
11 100
Dadan Yonanda 11
11 100
Ernie Tisnawati Sule 7
3 42,86
Diangkat menjadi anggota komite sejak tanggal 30 Maret 2016
B.2.2.5 Pelaksanaan Tugas Komite Remunerasi dan Nominasi
Dalam rapat sepanjang tahun 2016, Komite Nominasi dan Remunerasi telah melakukan pembahasan terhadap hal-hal sebagai
berikut: a
Terkait dengan kebijakan remunerasi
i.
Melakukan evaluasi terhadap kebijakan remunerasi:
Dokumentasi ketentuan dan peraturan perundang- undangan, kebijakan perusahaan yang berlaku dalam
kebijakan remunerasi, penetapan fasilitas dan tunjangan lainnya.
Melakukan pemantauan sistem remunerasi yang sedang berlaku di pasar, Bank BUMNBUMD, Bank
Swasta Nasional maupun asing.
ii.
Melakukan pembahasan terhadap kebijakan remunerasi yang sedang berjalan dengan rincian sebagai berikut:
Remunerasi pengurus
yang
membahas mengenai kebijakan remunerasi pengurus yang
sedang berjalan di Bank dan merekomendasikan
kepada Dewan Komisaris.
Remunerasi Pegawai yang membahas mengenai evaluasi kebijakan remunerasi bagi pejabat
eksekutif dan pegawai secara keseluruhan.
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance GCG bank bjb Tahun 2016
b Terkait dengan kebijakan nominasi:
i.
Pembahasan mengenai pedomansistem serta prosedur pemilihan dan atau penggantian Pengurus;
ii.
Membahas penjaringan serta rekomendasi calon anggota Pengurus;
iii.
Membahas rekomendasi anggota komite dari pihak independen:
Membahas rekomendasi anggota komite dari pihak independen.
Pembahasan nominasi anggota komite. c
Terkait dengan Pedoman dan Tata Tertib kerja dan laporan.
i.
Pedoman kerja.
ii.
Program Kerja.
iii.
Laporan kegiatan. d
Kegiatan lainnya yang masih dalam ruang lingkup Komite Remunerasi Nominasi.
B.2.4 Komite Tata Kelola Terintegrasi
Peraturan Otoritas Jasa Keuangan nomor 18POJK.032014 tanggal 18 November 2014 tentang Penerapan Tata Kelola Terintegrasi Bagi
Konglomerasi Keuangan guna mengatur pelaksanaan tata kelola terintegrasi bagi Lembaga Jasa Keuangan yang memiliki hubungan kepemilikan
danatau pengendalian. Oleh karena itu setiap Lembaga Jasa Keuangan yang tergabung dalam konglomerasi keuangan wajib menerapkan tata kelola
secara terintegrasi. Dalam pelaksanaan tata kelola terintegrasi, Bank telah membentuk Komite Tata Kelola Terintegrasi sebagai pengawasan guna
memberikan rekomendasi atau nasihat dalam pelaksanaan kebijakan termaksud.
Komite Tata Kelola Terintegrasi Bank dibentuk berdasarkan: 1
Peraturan Otoritas Jasa Keuangan nomor 55POJK.032016 tanggal 07 Desember 2016 tentang Penerapan Tata Kelola Bagi Bank Umum;
2 Surat Edaran Bank Indonesia nomor 1515DPNP tanggal 29 April 2013
tentang Pelaksanaan Good Corporate Governance bagi Bank Umum; 3
Peraturan Otoritas Jasa Keuangan nomor 17POJK.032014 tanggal 18 November 2014 tentang Penerapan Manajemen Risiko Terintegrasi bagi
Konglomerasi Keuangan; 4
Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan nomor 14SEOJK.032015 tanggal 25 mei 2015 tentang Penerapan Manajemen Risiko Terintegrasi Bagi
Konglomerasi Keuangan; 5
Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan nomor 15SEOJK.032015 tanggal 25 Mei 2016 tentang Penerapan Tata Kelola Terintegrasi Bagi
Konglomerasi Keuangan;
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance GCG bank bjb Tahun 2016
6 Surat Keputusan Dewan Komisaris PT Bank Pembangunan Daerah
Jawa Barat dan Banten, Tbk. nomor 07SKDK2015 tanggal 22 April 2015 tentang Pembagian Tugas dan Pelaksanaan Jadwal Kegiatan
Dewan Komisaris Serta Komite-Komite.
7 Surat Keputusan Dewan Komisaris PT Bank Pembangunan Daerah
Jawa Barat dan Banten, Tbk. Nomor 04SKDK2016 tanggal 30 Maret 2016 tentang Pembagian Tugas dan Pelaksanaan Jadwal Kegiatan
Dewan Komisaris Serta Komite-Komite;
8 Surat Keputusan Dewan Komisaris PT Bank Pembangunan Daerah
Jawa Barat dan Banten, Tbk. nomor 05SKDK2016 tanggal 31 Maret 2016 tentang Pedoman dan Tata Tertib Kerja Komite Tata Kelola
Terintegrasi.
Berikut disampaikan informasi mengenai keanggotaan, struktur dan keahlian Komite Tata Kelola Terintegrasi Bank tahun 2016.
No Nama
Keterangan Jabatan
Keahlian
1 Yayat Sutaryat
Komisaris Independen
Ketua Hukum
2 Klemi Subiyantoro
Komisaris Independen
Pelaksana Tugas Komisaris Utama
Anggota Akuntansi dan
Hukum
3 Rudhyanto Mooduto
Komisaris Independen
Anggota Akuntansi dan
Manajemen Bisnis Internasional
4 Suwarta
Komisaris Independen
Anggota Akuntansi dan
Hukum 5
Aldrin Herwany Pihak
Independen Anggota
Ekonomi
B.2.4.1 Independensi Komite Tata Kelola Terintegrasi
Seluruh anggota Komite Tata Kelola Terintegrasi tidak memiliki hubungan keuangan, kepengurusan, kepemilikan saham danatau
hubungan keluarga dengan Dewan Komisaris, Direksi danatau Pemegang Saham Pengendali atau hubungan dengan Bank, yang
dapat mempengaruhi kemampuannya bertindak independen.
B.2.4.2 Tugas dan Tanggung Jawab Komite Tata Kelola Terintegrasi
Komite Tata Kelola Terintegrasi memiliki tugas dan tanggung jawab untuk menyusun dan melaksanakan rencana kerja tahunan
sesuai arahan Dewan Komisaris dan ketentuan yang berlaku di Bank. Adapun Tugas dan tanggung jawab Komite Tata Kelola
Terintegrasi adalah:
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance GCG bank bjb Tahun 2016
a Mengawasi penerapan tata kelola pada masing-masing
Lembaga Jasa Keuangan agar sesuai dengan Kebijakan Tata Kelola Terintegrasi;
b Memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris Entitas
Utama mengenai pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Direksi Entitas Utama atas pelaksanaan Kebijakan Tata Kelola
Terintegrasi dan tindak lanjut hasil audit dari pihak intern dan ekstern;
c Melakukan evaluasi terhadap Kebijakan Tata Terintegrasi yang
telah ditetapkan; d
Mengevaluasi dan menganalisa laporan tata kelola terintegrasi yang diberikan oleh Direksi serta laporan lain;
e Menyusun dan melaksanakan rencana kerja tahunan Komite
Tata Kelola Terintegrasi sesuai arahan Dewan Komisaris dan ketentuan yang berlaku di Bank;
f Membuat program kerja tahunan;
g Membuat laporan hasil evaluasi dan merekomendasikan
kepada Dewan Komisaris paling kurang 1 satu kali dalm setiap Triwulan.
B.2.4.3
Rapat Dan Kehadiran
Komite Tata Kelola Terintegrasi
Selama tahun 2016, Komite Tata Kelola Terintegrasi telah menyelenggarakan pertemuan sebanyak 10 sepuluh kali. Berikut
informasi pertemuan Komite Remunerasi dan Nominasi sepanjang tahun 2016:
Nama Total
Rapat Jumlah
Kehadiran Persentase
Yayat Sutaryat 10
10 100
Klemi Subiyantoro 10
- -
Rudhyanto Mooduto 10
10 100
Suwarta 7
5 71,43
Aldrin Herwany 6
8 75
Diangkat menjadi anggota komite sejak tanggal 30 Maret 2016 Diangkat menjadi anggota komite sejak tanggal 3 Juni 2016
B.2.4.4 Pelaksanaan Tugas Komite Tata Kelola Terintegrasi
Selama tahun 2016 kegiatan Komite Tata Kelola Terintegrasi adalah sebagai berikut:
a Berkoordinasi dengan Direktorat Kepatuhan dan Manajemen
Risiko; b
Memberikan masukan kepada Direksi; c
Pemantuan mengenai progress report penerapan Tata Kelola Terintegrasi dan Manajemen Risiko Terintegrasi di Bank.
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance GCG bank bjb Tahun 2016
B.2.5 Komite Pemantau Bisnis dan Perkreditan
Komite Pemantau Bisnis dan Perkreditan KPBP Bank merupakan salah satu komite yang dibentuk Dewan Komisaris Bank dalam rangka
mendukung efektivitas pelaksanaan tugas dan tanggung jawabnya. KPBP Bank dibentuk berdasarkan:
1
Peraturan Otoritas Jasa Keuangan nomor 55POJK.032016 tanggal 07 Desember 2017 tentang Penerapan Tata Kelola Bagi Bank Umum;
2 Surat Edaran Bank Indonesia nomor 1515DPNP tanggal 29 April 2013
tentang Pelaksanaan Good Corporate Governance bagi Bank Umum; 3
Surat Keputusan Dewan Komisaris PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten, Tbk. nomor 04SKDK2016 tanggal 30 Maret
2016 tentang Pembagian Tugas dan Pelaksanaan Jadwal Kegiatan Dewan Komisaris Serta Komite-Komite.
4 Surat Keputusan Dewan Komisaris PT Bank Pembangunan Daerah
Jawa Barat dan Banten, Tbk. nomor 07SKDK2015 tanggal 22 April 2015 tentang Pembagian Tugas dan Pelaksanaan Jadwal Kegiatan
Dewan Komisaris Serta Komite-Komite.
5 Surat Keputusan Dewan Komisaris nomor 05SKDK2015 tanggal 03
Maret 2015 tentang Pedoman dan Tata Tertib Kerja Komite Pemantau Bisnis dan Perkreditan.
Berikut disampaikan informasi mengenai keanggotaan, struktur dan keahlian Komite Pemantau Binsis dan Perkreditan Bank tahun 2016.
No Nama
Keterangan Jabatan
Keahlian
1 Rudhyanto Mooduto
Komisaris Independen
Ketua Akuntansi dan
Manajemen Bisnis Internasional
2 Yayat Sutaryat
Komisaris Independen
Anggota Hukum
3 Muhadi
Komisaris Anggota
Tekhnik 4
Agus Hery Subagyo Pihak
Independen Anggota
Ekonomi 5
Usman Pihak
Independen Anggota
Manajemen
B.2.5.1 Independensi Komite Pemantau Bisnis dan Perkreditan
Seluruh anggota Komite Pemantau Bisnis dan Perkreditan yang berasal dari pihak independen tidak memiliki hubungan keuangan,
kepengurusan, kepemilikan saham danatau hubungan keluarga dengan Dewan Komisaris, Direksi danatau Pemegang Saham
Pengendali
atau hubungan
dengan Bank,
yang dapat
mempengaruhi kemampuannya bertindak independen.
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance GCG bank bjb Tahun 2016
B.2.5.2 Tugas dan Tanggung Jawab Komite Pemantau Bisnis dan
Perkreditan Komite Pemantau Bisnis dan Perkreditan memiliki tugas:
a Memantau kebijakan serta jalannya bisnis dan perkreditan
Bank; b
Tugas lain yang diberikan oleh Dewan Komisaris. Adapun tanggung jawab Komite Pemantau Bisnis dan Perkreditan
adalah sebagai berikut. a
Dalam melaksanakan tugas, KPBP bertanggung jawab kepada Dewan Komisaris;
b Anggota KPBP wajib merahasiakan informasi yang diperoleh
sesuai dengan ketentuan yang berlaku; c
Anggota KPBP dalam melaksanakan tugasnya wajib mentaati standar etika Bank dan dilarang mengambil keuntungan
pribadi baik secara langsung maupun tidak langsung dari kegiatan Bank selain honorarium danatau tunjangan lainnya
sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
B.2.5.3 Rapat Dan Kehadiran Komite Pemantau Bisnis dan
Perkreditan Selama tahun 2016, Komite Pemantau Bisnis dan Perkreditan telah
menyelenggarakan pertemuan sebanyak 17 tujuh belas kali. Berikut informasi pertemuan Komite Pemantau Bisnis dan
Perkreditan sepanjang tahun 2016:
Nama Total
Rapat Jumlah
Kehadiran Persentase
Rudhyanto Mooduto 17
17 100
Yayat Sutaryat 17
8 47,56
Muhadi 17
14 82,35
Agus Hery Subagyo 17
17 100
Usman 17
17 100
B.2.5.4 Pelaksanaan Tugas Komite Pemantau Bisnis dan Perkreditan
Sesuai program kerja Komite Pemantau Bisnis dan Perkreditan KPBP, maka pada tahun 2016 direalisasikan rencana kerja sebagai
berikut. a
Melakukan evaluasi kebijakan bisnis dan perkreditan, serta memberi
rekomendasi untuk
penyempurnaan dan
pengembangan kebijakan bisnis dan perkreditan; b
Mengawasi serta memantau jalannya proses bisnis dan perkreditan;
c Melakukan review dan pemantauan terhadap kinerja Bank;
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance GCG bank bjb Tahun 2016
d Melakukan review dan pemantauan terhadap kinerja
perkreditan Divisi yang relevan; e
Melakukan review dan pemantauan terhadap NPL CKPN Kantor Cabang dan Divisi yang relevan serta memberikan
rekomendasi untuk penyelesaiannya; f
Melakukan review dan pemantauan terhadap kinerja penghimpunan Dana Pihak Ketiga DPK;
g Melakukan review dan pemantauan terhadap kondisi CASA
Bank; h
Mengevaluasi pencapaian fee based income dan memberikan rekomendasi untuk meningkatkanya;
i Melakukan review dan pemantauan terhadap kondisi OPEX
Bank; j
Melaporkan kegiatan pemantauan bisnis dan perkreditan kepada Dewan Komisaris secara berkala.
B.3 Penerapan Fungsi Kepatuhan, Audit Intern dan Audit Ekstern
B.3.1 Penerapan Fungsi Kepatuhan
B.3.1.1 Fungsi Kepatuhan
Pelaksanaan Fungsi Kepatuhan pada Bank berpedoman kepada Peraturan Bank Indonesia nomor 132PBI2011 tanggal 12 Januari
2011 tentang Pelaksanaan Pelaksanaan Fungsi Kepatuhan Bank Umum. Sesuai amanat Peraturan Bank Indonesia tersebut, Direksi
wajib memastikan terlaksananya Fungsi Kepatuhan Bank. Selain itu, Bank wajib memiliki Direktur yang membawahkan Fungsi
Kepatuhan dengan peran sebagai berikut: a
Fungsi Direktur yang membawahkan Fungsi Kepatuhan i.
Mewujudkan terlaksananya Budaya Kepatuhan pada semua tingkatan organisasi dan kegiatan usaha Bank;
ii. Mengelola Risiko Kepatuhan yang dihadapi oleh Bank;
iii. Memastikan agar kebijakan, ketentuan, sistem dan
prosedur serta kegiatan usaha yang dilakukan oleh Bank telah sesuai dengan ketentuan otoritas yang berwenang
dan peraturan perundang-undangan yang berlaku; dan
iv. Memastikan kepatuhan Bank terhadap komitmen yang
dibuat oleh Bank kepada Otoritas Jasa Keuangan danatau otoritas pengawas lain yang berwenang.
b Tugas dan tanggung jawab Direktur yang membawahkan
Fungsi Kepatuhan, paling kurang mencakup : i.
Merumuskan strategi guna mendorong terciptanya Budaya Kepatuhan Bank;
ii. Mengusulkan kebijakan kepatuhan atau prinsip-prinsip
kepatuhan yang akan ditetapkan oleh Direksi;
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance GCG bank bjb Tahun 2016
iii. Menetapkan sistem dan prosedur kepatuhan yang akan
digunakan di dalam penyusunan ketentuan dan pedoman internal Bank;
iv. Memastikan bahwa seluruh kebijakan, ketentuan, sistem
dan prosedur serta kegiatan usaha yang dilakukan Bank telah sesuai dengan ketentuan otoritas yang berwenang
dan peraturan perundang-undangan yang berlaku;
v. Meminimalkan Risiko Kepatuhan Bank;
vi. Melakukan tindakan pencegahan agar kebijakan danatau
keputusan yang diambil Direksi Bank tidak menyimpang dari ketentuan otoritas yang berwenang dan peraturan
perundang-undangan yang berlaku;
vii. Melakukan tugas-tugas lainnya yang terkait dengan
Fungsi Kepatuhan. Tugas dan tanggung jawab sebagaimana dimaksud diatas tidak
menghilangkan hak dan kewajiban Direktur yang membawahkan Fungsi Kepatuhan sebagai anggota Direksi Bank sebagaimana
diatur dalam Undang-Undang tentang Perseroan Terbatas, apabila untuk perbuatan-perbuatan tertentu diperlukan keputusan dari
seluruh anggota Direksi Bank.
B.3.1.2 Tugas Dan Tanggung Jawab Satuan Kerja Kepatuhan
Tugas dan tanggung jawab Satuan Kerja Kepatuhan dalam rangka memastikan terlaksananya Fungsi Kepatuhan paling kurang
mencakup: a
Membuat langkah-langkah dalam rangka mendukung terciptanya Budaya Kepatuhan pada seluruh kegiatan usaha
Bank pada setiap jenjang organisasi; b
Melakukan identifikasi, pengukuran, monitoring dan pengendalian terhadap Risiko Kepatuhan dan mengacu pada
peraturan Regulator mengenai Penerapan Manajemen Risiko bagi Bank Umum;
c Menilai dan mengevaluasi efektivitas, kecukupan dan
kesesuaian kebijakan, ketentuan, sistem maupun prosedur yang dimiliki oleh Bank dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku;
d Melakukan review danatau merekomendasikan pengkinian
dan penyempurnaan kebijakan, ketentuan, sistem maupun prosedur yang dimiliki oleh Bank agar sesuai dengan
ketentuan Regulator dan peraturan perundang-undangan yang berlaku;
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance GCG bank bjb Tahun 2016
e Memastikan kepatuhan Bank terhadap komitmen yang dibuat
oleh Bank kepada Otoritas Jasa Keuangan danatau otoritas pengawas lain yang berwenang;
f Melakukan upaya-upaya untuk memonitor bahwa kebijakan,
ketentuan, sistem dan prosedur, serta kegiatan usaha Bank telah sesuai dengan ketentuan regulator dan peraturan
perundang-undangan yang berlaku;
g Melaksanakan pemantauan kepatuhan internal dan kepatuhan
terhadap setiap perubahan peraturan perundang-undangan dan ketentuan regulator serta menyampaikan perubahan
dimaksud kepada pihak manajemen Bank dan seluruh DivisiUnit Kerja yang terkait;
h Melakukan pengkajian terhadap draft kebijakan dan prosedur
terkait kegiatan usaha Bank yang diusulkan oleh DivisiUnit kerja;
i Melakukan review terhadap monitoring sistem prosedur dan
kebijakan di setiap DivisiUnit Kerja terkait dengan pelaksanaan Tata Kelola Perusahaan;
j Mengelola pelaksanaan program Anti Pencucian Uang dan
Pencegahan Pendanaan Terorisme APU-PPT, Program Pengendalian
Gratifikasi PPG,
pelaporanpengaduan pelanggaran atau Whistle Blower System WBS dan Laporan
Harta Kekayaan Penyelenggara Negara LHKPN; k
Melakukan pemantauan atas kepatuhan dalam menerapkan proram APU-PPT, PPG ,LHKPN dan WBS.
l Mengusulkan kebijakan tertulis program APU-PPT kepada
Direksi. m
Mengevaluasi hasil kajian aspek kepatuhan terhadap peraturan internal Bank antara lain berupa Surat Keputusan, Surat
Edaran dan bentuk surat lainnya sesuai tata naskah Bank yang merupakan naskah dinas penetapan dan pengaturan yang
berlaku baik yang telah berjalan ataupun yang diajukan;
n Memastikan dan memonitoring kepatuhan Bank terhadap
komitmen yang dibuat oleh Bank kepada danatau otoritas pengawas lain yang berwenang;
o Mengembangkan dan memonitoring fungsi Quality Assurance
QA pada seluruh kegiatan usaha Bank pada setiap jenjang organisasi;
p Memantau pelaksanaan kebutuhan terintegrasi;
q Mengembangan toolssarana dalam rangka meningkatkan
budaya kepatuhan; r
Melakukan koordinasi dalam penyusunan, pengembangan dan pengaplikasian
kebijakan danatau
panduan untuk
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance GCG bank bjb Tahun 2016
mendukung kelancaran proses pengelolaan Satuan Kerja Kepatuhan;
s Mempersiapkan, mengkoordinasikan dan mengusulkan
program kerja Satuan Kerja Kepatuhan kepada Direktur yang membidangi serta mengontrol penggunaan anggaran Satuan
Kerja Kepatuhan agar sesuai dengan program kerja tersebut;
t Membina dan meningkatkan kualitas staf Satuan Kerja
Kepatuhan dalam hal efektivitas kinerja; u
Mengembangkan dan memfasilitasi komunikasi dengan DivisiUnit Kerja lain, Kantor Wilayah, Kantor Cabang dalam
hal pelaksanaan pengelolaan kinerja dan aktivitas Satuan Kerja Kepatuhan;
v Mengelola penerapan manajemen risiko pada Satuan Kerja
Kepatuhan; w
Melaksanakan prinsip kehati-hatian dan kepatuhan terhadap peraturan regulator dan peraturan perundang-undangan, serta
peraturan internal lainnya yang berlaku; x
Memonitor seluruh bidang kerja Satuan Kerja Kepatuhan sesuai dengan ketentuan yang berlaku;
y Mensosialisasikan ketentuan-ketentuan internal Bank dan
ketentuan lain yang berkaitan dengan ruang lingkup tugas di lingkungan unit kerjanya;
z Melakukan koordinasi dalam penyediaan datadokumen
terkait dengan pemeriksaan internal dan eksternal sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan batas kewenangan yang
diberikan oleh Direksi.
aa Melakukan koordinasi dalam rangka menindaklanjuti temuan
hasil pemeriksaan eksternal sesuai dengan batas kewenangan yang diberikan Direksi.
Dalam mengimplementasikan Fungsi Kepatuhan, Direktur Kepatuhan dibantu oleh Satuan Kerja Kepatuhan yang bertanggung
jawab untuk menyusun langkah-langkah dalam rangka mendukung terciptanya budaya kepatuhan pada seluruh kegiatan usaha bank
pada setiap jenjang organisasi, yang antara lain dilaksanakan melalui:
a
Monitoring pemenuhan komitmen Bank atas laporan hasil pemeriksaan Otoritas Jasa Keuangan danatau otoritas
pengawas lain yang berwenang; b
Melakukan review atas kebijakan dan prosedur terkait kegiatan usaha Bank yang telah diberlakukan berdasarkan adanya
informasi ketentuan baru dari lembaga instansi terkait, usulan dari unit kerja terkait atau inisiatif Satuan Kerja
Kepatuhan;
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance GCG bank bjb Tahun 2016
c Melakukan pengkajian terhadap draft kebijakan dan prosedur
terkait kegiatan usaha Bank yang diusulkan oleh unit kerja terkait;
d Melakukan rekapitulasi dan monitoring Pelaporan untuk
disampaikan kepada Pengurus Bank danatau Otoritas Jasa Keuangan;
e Melakukan Kompilasi ketentuan-ketentuan internal maupun
eksternal Bank yang diinput ke dalam database Grup Pengembangan dan Evaluasi serta disosialisasikan ke
DivisiUnit, Kantor Wilayah dan Kantor Cabang;
f Penyampaian materi sosialisasi Budaya Kepatuhan baik
melalui program pendidikan dan pelatihan pegawai ataupun dilaksanakan dengan mendatangi Kantor Cabang;
g Melakukan koordinasi dengan KPK dalam penerapan Pedoman
Pengendalian Gratifikasi dan Pelaporan LHKPN dilingkungan Bank;
h
Pelaksanaan pengelolaan pelaporanpengaduan WBS;
i Melakukan review atas bidang-bidang operasionalnon-
operasional yang
dipandang perlu
untuk dibuatkan
compliance sheet baruevaluasi atas compliance sheet yang telah ada.
Dalam menjalankan kegiatan usaha, Bank telah memenuhi ketentuan regulator yang terkait dengan aspek kecukupan modal,
pemenuhan ketentuan bidang perkreditan, pemeliharaan likuiditas, serta penerapan Program APU-PPT.
Aspek Kepatuhan Pemenuhan
Bank Acuan
Ketentuan
Rasio Kewajiban Penyediaan Modal Minimum KPMM
18,43 8
PelampauanPelanggaran Batas Maksimum Pemberian
Kredit BMPK Tidak ada
Tidak diperkenankan
Rasio Non Performing Loan NPL
1,69 5
Rasio Giro Wajib Minimum GWM Primer
7,92 7.5
Rasio GWM Sekunder 7,15
4 Rasio GWM dalam Valuta
Asing 11,33
8 Rasio Posisi Devisa Netto
PDN 0.58
20
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance GCG bank bjb Tahun 2016
B.3.1.3 Program Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan
Terorisme APU-PPT Penerapan program APU-PPT merupakan program yang
dilaksanakan secara berkesinambungan dalam rangka pemenuhan kewajiban berdasarkan ketentuan:
a
Undang-Undang nomor 8 Tahun 2010 tanggal 22 Oktober 2010 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana
Pencucian Uang; b
Undang-Undang nomor 9 Tahun 2013 tanggal 13 Maret 2013 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana
Pendanaan Terorisme; c
Peraturan Bank Indonesia nomor 1427PBI2012 tanggal 28 Desember 2012 tentang Penerapan Program Anti Pencucian
Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme bagi Bank Umum; dan
d Surat Edaran Bank Indonesia nomor 1521DPNP2013 tanggal
14 Juni 2013 perihal Penerapan Program Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme bagi Bank Umum.
Selama tahun 2016, sebagai langkah keseriusan Bank dalam rangka peningkatan kualitas penerapan manajemen risiko, Bank telah
melaksanakan kegiatan dan pengembangan penerapan program APU-PPT antara lain sebagai berikut:
a
Melakukan pemantauan transaksi-transaksi keuangan untuk dilakukan analisa lebih mendalam terhadap potensi terjadinya
Transaksi Keuangan Mencurigakan; b
Melakukan Pelaporan Transaksi Keuangan Mencurigakan LTKM kepada Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi
Keuangan PPATK; c
Melakukan Pelaporan Transaksi Keuangan Tunai LTKT kepada PPATK;
d Melakukan pelaporan transaksi transfer dana dari dan Ke Luar
Negeri LTKL kepada PPATK; e
Melakukan pelaporan Sistem Informasi Pengguna Jasa Terpadu SIPESAT kepada PPATK;
f Melakukan pemeliharaan dan pemantauan terhadap profil
nasabah dengan daftar-daftar orang maupun lembaga yang wajib dipantau berdasarkan database informasi dari otoritas
yang berwenang baik nasional maupun internasional;
g Melakukan pemantauan terhadap nasabah yang dijadikan
tersangka atau terdakwa suatu tindak pidana serta Daftar Tersangka dan Terduga Teroris oleh pihak yang berwenang
maupun dari media massa atau berdasarkan informasi lainnya dari sumber yang resmi;
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance GCG bank bjb Tahun 2016
h Melakukan koordinasi dengan PPATK, KPK, POLRI serta pihak
berwenang lainnya terkait dengan permintaan data, pemblokiran rekening dan penyitaan dana berkenaan dengan
kasus pencucian uang dan pendanaan terorisme;
i Melakukan kegiatan pemantauan terhadap pelaksanaan
pengkinian data nasabah oleh seluruh unit kerja dan cabang; j
Melakukan pemantauan secara efektif terhadap profil dan transaksi
nasabah dengan
memantau pelaksanaan
pengelompokan nasabah kedalam tingkat risiko Risk Based Approach terjadinya pencucian uang;
k Melakukan pemenuhan pelaksanaan pembukaan hubungan
usaha Bank dengan bank koresponden dari Luar Negeri dari aspek APU-PPT;
l Melakukan pengkajian terhadap aktivitas dan produk baru
perbankan terkait dengan kewajiban penerapan program APU- PPT sebelum aktivitas dan produk tersebut dijalankan;
m Melakukan pemantauan dan rekomendasi terkait pendidikan
dan pelatihan APU-PPT terhadap karyawan Bank dalam rangka meningkatkan pemahaman, kewaspadaan serta risiko
terhadap Tindak Pidana Pencucian Uang dan Pendanaan Terorisme;
n Memastikan teknologi informasi yang mendukung penerapan
program APU-PPT telah sejalan dan mencakup perkembangan bisnis, produk serta layanan Bank;
o Melakukan koordinasi dan pemantauan terhadap pelaksanaan
kebijakan program APU-PPT dengan unit kerja terkait yang berhubungan langsung dengan nasabah.
Adapun statistik pelaksanaan program APU-PPT yang dilaksanakan oleh Bank selama tahun 2016, dapat kami informasikan sebagai
berikut:
Aktivitas Jumlah
Laporan Transaksi
Keuangan Mencurigakan
LTKM 297 Laporan
Laporan Transaksi Keuangan Tunai LTKT 19.313 Laporan
Laporan Transaksi Keuangan Transfer Dana dari dan Keluar Negeri LTKL
15.222 Laporan Laporan SIPESAT
406.066 Data CIF Korespondensi dengan pihak yang berwenang
101 Kali Pengkajian penerapan APU-PPT terkait Aktivitas
dan Produk Baru Bank 12 Kajian
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance GCG bank bjb Tahun 2016
Pelaksanaan APU-PPT terkait bank koresponden 16 Kali
Jumlah pegawai yang mengikuti Pelatihan APU-PPT 1.020 Pegawai
B.3.2 Penerapan Fungsi Audit Intern
1 Berdasarkan struktur organisasi yang berlaku dan telah disahkan oleh
Direksi melalui Surat Keputusan Direksi nomor 621SKDIR-PS2015 tanggal 1 Juli 2015 tentang Struktur Organisasi PT Bank Pembangunan
Daerah Jawa Barat dan Banten, Tbk., Divisi Audit Intern berada dibawah garis komando Direktur Utama dan garis koordinasi Komite
Audit.
2 Sesuai dengan Surat Keputusan Direksi nomor 729SKDIR-DAI2014
tanggal 20 November 2014 tentang Piagam Audit Internal Internal Audit Charter yang menjelaskan visi, misi, fungsi, peran serta
tanggung jawab Divisi Audit Intern dalam rangka Pelaksanaan Audit Internal Bank yang efektif.
3 Jumlah pegawai Divisi Audit Internal pada tahun 2016 dengan rincian
sebagai berikut :
No Jabatan
Jumlah
1 Pemimpin Divisi
1 2
Pemimpin Grup 8
3 Senior Manager
1 4
Manajer 5
5 Senior officer
4 6
Officer 8
7 Staf
9 8
Junior Staf 10
TOTAL 46
Dewan Komisaris
Grup Audit Umum Pemipin Grup
Direktur Utama
Pemimpin Divisi
Grup Audit Teknologi Informasi
Pemimpin Grup Grup Audit Anti
Fraud Pemimpin Grup
Grup Service Development Quality Assurance
Pemimpin Grup Grup Audit Umum
Pemimpin Grup
Komite Audit
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance GCG bank bjb Tahun 2016
4 Pemimpin Divisi Audit Intern telah memiliki sertifikasi Qualified
Internal Auditor QIA, Certified International Compliance Financial Crime dari Manchester Bussiness School dan Manajemen Risiko Level
5. Selain itu juga, pegawai Divisi Audit Intern telah diikutsertakan dalam pelatihan sertifikasi sebagai berikut :
No Nama Pelatihan Sertifikasi
Jumlah Pelatihan
Sertifikasi
1 BSMR1
12 2
BSMR2 7
3 BSMR3
7 4
BSMR4 1
5 BSMR5
1 6
Sertifikasi Qualified Internal Auditor QIA 1
7 Enterprise Risk Management Professional ERMCP
1 8
Certified Information Systems Security Professional CISSP
1 9
CAAk 6
10 Certified Fraud Examiners CFE
1 11
Certified Forensic Audit CfrA 1
12 BREVET AB
3 TOTAL
42 5
Berdasarkan pemantauan yang dilakukan Grup Service Development
Quality Assurance SDQA, Divisi Audit Intern telah melaksanakan
pemeriksaan dengan data sebagai berikut :
No Rencana
Realisasi
1 30 Kantor Cabang
33 Kantor Cabang 2
5 Divisi 5 Divisi
3 5 Aplikasi Teknologi Informasi
5 Aplikasi Teknologi Informasi 4
0 Audit KhususFraud 3 Audit KhususFraud
5 0 Audit Surprise
12 Audit Surprise
6 Satuan Kerja Audit Intern SKAI telah melakukan pengkinian Standar
Pelaksanaan Fungsi Audit Intern Bank SPFAIB yang telah disahkan oleh Direksi dan disetujui oleh Dewan Komisaris melalui Surat
Keputusan Direksi nomor 729SKDIR-AI2014 tanggal 10 November 2014 tentang Standar Pelaksanaan Fungsi Audit Internal PT. Bank
Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten, Tbk.
7 Tim auditor melakukan pemeriksaan terhadap unit kerja dan telah
memberikan rekomendasi untuk perbaikan proses kedepan serta menginformasikan ke Unit Kerja terkait.
B.3.3 Penerapan Fungsi Audit Eksternal
Fungsi pengawasan independen terhadap aspek keuangan Bank dilakukan melalui pelaksanaan pemeriksaan oleh auditor eksternal yang dilakukan
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance GCG bank bjb Tahun 2016
oleh Kantor Akuntan Publik KAP. Auditor eksternal yang memeriksa laporan keuangan Bank tahun buku 2016 ditetapkan melalui RUPS
berdasarkan rekomendasi dari Dewan Komisaris dan Komite Audit. Proses pemilihannya dilakukan sesuai dengan mekanisme pengadaan barang dan
jasa yang berlaku di Bank. Untuk menjamin independensi dan kualitas hasil pemeriksaan, auditor eksternal yang ditunjuk tidak boleh memiliki
benturan kepentingan dengan Bank. Dalam penggunaan auditor eksternal, Bank mengacu pada ketentuan dari
Peraturan Menteri Keuangan nomor 17PMK.012008 tanggal 5 Februari 2008 pasal 3 ayat 1 yang menyebutkan bahwa pemberian jasa audit umum
atas laporan keuangan dari suatu entitas dilakukan oleh KAP paling lama untuk 6 enam tahun buku berturut-turut dan oleh seorang Akuntan
Publik paling lama untuk 3 tiga tahun buku berturut-turut. Bank selalu berupaya meningkatkan komunikasi antara Kantor Akuntan Publik, Komite
Audit dan Manajemen untuk dapat meminimalisir kendala-kendala yang terjadi selama proses audit berlangsung. Agar proses audit sesuai dengan
Standar Profesional Akuntan serta perjanjian kerja dan ruang lingkup audit yang telah ditetapkan serta dapat diselesaikan sesuai dengan target waktu
yang telah ditetapkan, dilakukan pertemuan-pertemuan secara rutin yang membahas beberapa permasalahan penting yang signifikan.
Penunjukan Kantor Akuntan Publik dan biaya audit dilaksanakan sesuai dengan keputusan RUPS dan KAP yang ditetapkan dan merupakan Akuntan
Publik partner in-charge yang terdaftar di Bank IndonesiaOtoritas Jasa Keuangan. Audit Laporan Keuangan Bank yang berakhir 31 Desember 2016
dilaksanakan berdasarkan SPK nomor 0277PSS102016 tanggal 21 Oktober 2016 kepada KAP Purwantono, Sungkoro Surja dengan biaya audit sebesar
Rp. 2.145.000.000,- dua milyar seratus empat puluh lima juta rupiah termasuk Pajak Pertambahan Nilai 10 dan Out-of-Pocket OPE.
Adapun daftar KAP yang telah mengaudit laporan keuangan Bank adalah sebagai berikut :
Tahun Tahun
Buku Kantor Akuntan Publik
PIC In-Charge
Partner Internasional
Afiliasi di Indonesia
2016 Ernst Young
Purwantono, Sungkoro Surja Sinarta
2015 Ernst Young
Purwantono, Sungkoro Surja Sinarta
2014 Ernst Young
Purwantono, Suherman Surja Sinarta
2013 Ernst Young
Purwantono, Suherman Surja Benyanto
Suherman 2012
Ernst Young Purwantono, Suherman Surja
Benyanto Suherman
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance GCG bank bjb Tahun 2016
B.4 Penerapan Manajemen Risiko dan Sistem Pengendalian Intern
B.4.1.
Penerapan Manajemen Risiko Bank melaksanakan penerapan Sistem Manajemen Risiko berdasarkan
empat pilar sebagai berikut: 1
Pengawasan aktif Dewan Komisaris dan Direksi sebagai bagian dari peran pengawasan manajemen.
Direksi dan Dewan Komisaris bertanggung jawab atas efektivitas penerapan Manajemen Risiko Bank. Untuk itu Direksi dan Dewan
Komisaris harus memahami Risiko yang dihadapi oleh Bank dan memberikan arahan yang jelas, melakukan pengawasan dan mitigasi
secara aktif serta mengembangkan budaya Manajemen Risiko dalam organisasi Bank. Dalam rangka mendukung penerapan Manajemen
Risiko secara efektif, Direksi dan Dewan Komisaris, menetapkan tugas dan tanggung jawab yang jelas pada masing-masing unit, memastikan
struktur organisasi yang memadai, serta memastikan kecukupan kuantitas dan kualitas Sumber Daya Manusia SDM.
2 Kecukupan kebijakan, prosedur dan penetapan limit sebagai pedoman
penerapan manajemen risiko. Penerapan Manajemen Risiko yang efektif telah didukung dengan
kerangka yang mencakup kebijakan dan prosedur Manajemen Risiko serta limit Risiko yang ditetapkan secara jelas sejalan dengan visi, misi,
dan strategi bisnis Bank. Penyusunan kebijakan dan prosedur Manajemen Risiko tersebut dilakukan dengan memperhatikan antara
lain jenis, kompleksitas kegiatan usaha, profil Risiko, tingkat Risiko yang akan diambil, keterkaitan antar Risiko, serta peraturan yang
ditetapkan otoritas danatau praktek perbankan yang sehat. Selain itu, penerapan kebijakan dan prosedur Manajemen Risiko yang dimiliki
Bank harus didukung oleh kecukupan permodalan dan kualitas SDM. Dalam rangka pengendalian Risiko secara efektif, kebijakan dan
prosedur yang dimiliki Bank didasarkan pada strategi Manajemen Risiko yang dilengkapi dengan toleransi Risiko dan limit Risiko.
Penetapan toleransi Risiko dan limit Risiko dilakukan dengan memperhatikan tingkat Risiko yang akan diambil dan strategi Bank
secara keseluruhan. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penetapan kerangka Manajemen Risiko termasuk kebijakan, prosedur dan limit,
antara lain: a
Strategi Manajemen Risiko Strategi
manajemen risiko
merupakan acuan
terhadap pendekatan mengenai cara pencapaian tujuan Manajemen Risiko.
Bank merumuskan strategi Manajemen Risiko sesuai strategi bisnis secara keseluruhan dengan memperhatikan risk appetite,
risk tolerance dan risk limit. Strategi Manajemen Risiko disusun untuk memastikan bahwa eksposur risiko Bank berada pada atau
di bawah tingkat eksposur risiko yang ditetapkan sesuai dengan
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance GCG bank bjb Tahun 2016
kebijakan, prosedur internal Bank, peraturan perundang- undangan dan ketentuan lain yang berlaku. Strategi Manajemen
Risiko disusun berdasarkan prinsip-prinsip umum berikut : i.
Strategi Manajemen Risiko harus berorientasi jangka panjang untuk memastikan kelangsungan usaha Bank dengan
mempertimbangkan kondisi atau siklus ekonomi; ii.
Strategi Manajemen Risiko secara komprehensif dapat mengendalikan dan mengelola risiko Bank dan Perusahaan
Anak; dan iii.
Mencapai kecukupan permodalan yang diharapkan disertai alokasi sumber daya yang memadai.
Strategi Manajemen Risiko disusun dengan mempertimbangkan faktor-faktor berikut :
i. Kondisi ekonomi serta dampaknya pada risiko Bank.
ii. Organisasi Bank, termasuk kecukupan sumber daya manusia
dan infrastruktur pendukung. iii.
Kondisi keuangan Bank, organisasi Bank, kemampuan untuk menghasilkan laba dan kemampuan mengidentifikasi,
memantau, dan mengendalikan risiko yang timbul sebagai akibat perubahan faktor internal dan eksternal;
iv. Bauran serta diversifikasi portofolio Bank.
Strategi Manajemen Risiko dimaksud di review secara berkala dan dikomunikasikan secara efektif kepada seluruh jenjang organisasi
agar memahami secara jelas pendekatan yang telah ditetapkan serta
mematuhi seluruh
aspek yang
terkait. Direksi
mengkomunikasikan Strategi Manajemen Risiko secara efektif kepada seluruh jenjang organisasi dan melakukan review secara
berkala.
b Tingkat Risiko yang akan Diambil Risk Appetite dan Toleransi
Risiko Risk Appetite merupakan tingkat risiko yang bersedia diambil
oleh Bank dalam rangka mencapai sasaran atau tingkat laba yang diharapkan. Risk Appetite tercermin dalam strategi dan sasaran
bisnis Bank serta mencerminkan harapan stakeholders. Tingkat Risiko yang akan diambil risk appetite tercermin dalam strategi
dan sasaran bisnis Bank. Toleransi Risiko risk tolerance merupakan tingkat dan jenis
Risiko yang secara maksimum ditetapkan oleh Bank. Risk tolerance merupakan penjabaran dari risk appetite. Direksi
memberikan arahan yang jelas mengenai risk appetite, risk tolerance dan risk limit Bank. Risk appetite dan risk tolerance
harus tercermin di dalam kebijakan Manajemen Risiko, termasuk
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance GCG bank bjb Tahun 2016
dalam penetapan limit. Dalam merumuskan risk tolerance, Bank perlu mempertimbangkan strategi dan tujuan bisnis Bank serta
kemampuan Bank mengambil risiko risk bearing capacity.
3 Kecukupan proses identifikasi, pengukuran, pemantauan dan
pengendalian risiko serta sistem informasi manajemen. Identifikasi, pengukuran, pemantauan dan pengendalian Risiko
merupakan bagian utama dari proses penerapan Manajemen Risiko. Identifikasi Risiko bersifat proaktif, mencakup seluruh produk dan
aktivitas bisnis bank dan dilakukan dalam rangka menganalisa sumber dan kemungkinan timbulnya Risiko serta dampaknya terhadap
kelangsungan bisnis bank. Selanjutnya perlu dilakukan pengukuran Risiko yang telah
diidentifikasi sesuai dengan karakteristik dan kompleksitas kegiatan usaha Bank. Atas hasil pengukuran tersebut perlu dilakukan
pemantauan yang dilakukan oleh Risk Taking Unit RTU yang berkoordinasi dengan Satuan Kerja Manajemen Risiko SKMR selaku
pihak yang independen dalam proses pemantauan tersebut. Selain itu, guna mendukung efektifitas penerapan Manajemen Risiko perlu
didukung oleh pengendalian risiko dan sistem informasi manajemen risiko yang memadai.
4 Sistem pengendalian internal yang menyeluruh.
Proses penerapan Manajemen Risiko yang efektif harus dilengkapi dengan sistem pengendalian intern yang andal. Penerapan sistem
pengendalian intern secara efektif dapat membantu pengurus Bank menjaga aset Bank, menjamin tersedianya pelaporan keuangan dan
manajerial yang dapat dipercaya, meningkatkan kepatuhan Bank terhadap ketentuan dan peraturan perundang-undangan, serta
mengurangi
Risiko terjadinya
kerugian, penyimpangan
dan pelanggaran
aspek kehati-hatian.
Terselenggaranya sistem
pengendalian intern Bank yang andal dan efektif menjadi tanggung jawab dari seluruh satuan kerja operasional risk-taking unit dan
satuan kerja pendukung serta SKAI. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan sistem
pengendalian intern antara lain: a
Pelaksanaan sistem pengendalian intern secara efektif dalam penerapan Manajemen Risiko Bank mengacu pada kebijakan dan
prosedur yang telah ditetapkan. Penerapan prinsip pemisahan fungsi four eyes principle harus memadai dan dilaksanakan
secara konsisten.
b Sistem pengendalian intern dalam penerapan Manajemen Risiko
paling sedikit mencakup: i.
kesesuaian antara sistem pengendalian intern dengan jenis dan tingkat Risiko yang melekat pada kegiatan usaha Bank;
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance GCG bank bjb Tahun 2016
ii. penetapan wewenang dan tanggung jawab untuk
pemantauan kepatuhan kebijakan dan prosedur Manajemen Risiko serta penetapan limit Risiko;
iii. penetapan jalur pelaporan dan pemisahan fungsi yang jelas
dari satuan kerja operasional risk-taking unit kepada satuan kerja yang melaksanakan fungsi pengendalian;
iv. struktur organisasi yang menggambarkan secara jelas tugas
dan tanggung jawab masing-masing unit dan individu; v.
pelaporan keuangan dan kegiatan operasional yang akurat dan tepat waktu;
vi. kecukupan prosedur untuk memastikan kepatuhan Bank
terhadap ketentuan dan peraturan perundang-undangan; vii.
kaji ulang yang efektif, independen, dan obyektif terhadap kebijakan, kerangka dan prosedur operasional Bank;
viii. pengujian dan kaji ulang yang memadai terhadap sistem
informasi manajemen; ix.
dokumentasi secara lengkap dan memadai terhadap cakupan, prosedur operasional, temuan audit, serta
tanggapan pengurus Bank berdasarkan hasil audit; dan x.
verifikasi dan
kaji ulang
secara berkala
dan berkesinambungan terhadap penanganan kelemahan Bank
yang bersifat material dan tindakan pengurus Bank untuk memperbaiki penyimpangan yang terjadi.
c Pelaksanaan kaji ulang terhadap penerapan Manajemen Risiko
paling sedikit sebagai berikut: i.
Kaji ulang dan evaluasi dilakukan secara berkala, paling sedikit setiap tahun oleh SKMR dan SKAI;
ii. cakupan kaji ulang dan evaluasi dapat ditingkatkan frekuensi
atau intensitasnya, berdasarkan perkembangan eksposur Risiko Bank, perubahan pasar, metode pengukuran, dan
pengelolaan Risiko;
iii. khusus untuk kaji ulang dan evaluasi terhadap pengukuran
Risiko oleh SKMR, paling sedikit mencakup: kesesuaian kerangka Manajemen Risiko, yang meliputi
kebijakan, struktur organisasi, alokasi sumber daya, desain proses Manajemen Risiko, sistem informasi, dan
pelaporan Risiko Bank dengan kebutuhan bisnis Bank, serta perkembangan peraturan dan praktik terbaik best
practice terkait Manajemen Risiko;
metode, asumsi, dan variabel yang digunakan untuk mengukur Risiko dan menetapkan limit eksposur Risiko;
perbandingan antara hasil dari metode pengukuran Risiko yang menggunakan simulasi atau proyeksi pada
masa datang dengan hasil aktual;
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance GCG bank bjb Tahun 2016
perbandingan antara asumsi yang digunakan dalam metode dimaksud dengan kondisi yang sebenarnya atau
aktual; perbandingan antara limit yang ditetapkan dengan
eksposur yang sebenarnya atau aktual; dan penentuan kesesuaian antara pengukuran dan limit
eksposur Risiko dengan kinerja pada masa lalu dan posisi permodalan Bank saat ini.
iv. Pelaksanaan kaji ulang oleh pihak independen atau SKAI
antara lain mencakup: keandalan kerangka Manajemen Risiko, yang mencakup
kebijakan, struktur organisasi, alokasi sumber daya, desain proses Manajemen Risiko, sistem informasi serta
pelaporan Risiko Bank; dan
penerapan Manajemen Risiko oleh unit bisnis atau aktivitas pendukung, termasuk kaji ulang terhadap
pelaksanaan pemantauan oleh SKMR. d
Penyampaian hasil penilaian kaji ulang oleh SKMR kepada Dewan Komisaris, SKAI, Direktur yang membawahkan fungsi kepatuhan,
Komite Audit jika ada dan Direksi terkait lainnya sebagai masukan dalam rangka penyempurnaan kerangka dan proses
Manajemen Risiko;
e Pemanatauan oleh SKAI terhadap perbaikan atas hasil temuan
audit intern maupun ekstern. Temuan audit yang belum ditindaklanjuti harus diinformasikan oleh SKAI kepada Direksi
untuk diambil langkah-langkah yang diperlukan;
f Tingkat responsif Bank terhadap kelemahan danatau
penyimpangan yang terjadi terhadap ketentuan internal dan eksternal yang berlaku.
Terdapat 8 delapan jenis risiko yang harus dikelola dengan baik oleh Bank. Kedelapan jenis risiko tersebut meliputi Risiko Kredit, Risiko Likuiditas,
Risiko Pasar, Risiko Operasional, Risiko Stratejik, Risiko Kepatuhan, Risiko Hukum dan Risiko Reputasi.
1 Risiko Kredit
Terkait proses
identifikasi, pengukuran,
pemantauan, dan
pengendalian risiko kredit, Bank telah melakukan hal-hal sebagai berikut:
a Bank secara berkala melakukan analisa menyeluruh atas aspek
internal dan eksternal bank melalui analisa Root Cause of Credit Risk RCCR yang berisi analisa penyebab penurunan
kolektibilitas debitur yang berdampak pada timbulnya Non Performing Loan NPL.
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance GCG bank bjb Tahun 2016
b Bank melakukan perhitungan stress test Risiko Kredit yang
disampaikan kepada Direktur Kepatuhan dan Manajemen Risiko. Disamping itu, Bank telah menyusun analisa Bottom Up Stress
Test BUST yang disampaikan kepada Otoritas Jasa Keuangan OJK sebagai bagian dari pelaksanaan Financial Sector
Assessment Program FSAP serta telah disusun stress test dengan isu pendirian BPD Banten. Pelaksanaan stress test dilakukan
dengan pendekatan portfolio level dan bertujuan untuk menghitung pengaruh kondisi shock makro ekonomi terhadap
peningkatan NPL secara bankwide. Pelaksanaan perhitungan menggunakan satellite model yang meliputi kredit produktif
maupun kredit non-produktif pada seluruh sektor ekonomi. Satellite model tersebut merupakan perhitungan regresi multiple
yang menghubungkan kondisi makro ekonomi sebagai independent variable dan NPL sebagai dependent variable.
c Selanjutnya terkait proses identifikasi, pengukuran, pemantauan
dan pengendalian risiko kredit pada divisi bisnis perkreditan, maka secara berkala disusun laporan perkembangan eksposur
risiko kredit yang disusun dalam rangka mitigasi risiko dan sebagai upaya perbaikan segera sesuai perkembangan tingkat
risiko. Pemantauan atas kualitas portofolio kredit yang dilaporkan secara berkala kepada Direksi melalui hal-hal sebagai
berikut:
i.
Review dan evaluasi berkala melalui pelaksanaan business review termasuk diantaranya pembahasan mengenai posisi
serta kualitas portofolio kredit;
ii.
Kaji ulang atas potensi risiko dalam aktivitas perkreditan yang dilaporkan secara independen oleh Satuan Kerja
Manajemen Risiko.
Di samping itu, Bank juga melakukan pemantauan kredit yang memuat informasi mengenai :
i.
Kondisi keuangan debitur;
ii.
Kecukupan agunan;
iii.
Pemantauan kepatuhan persyaratan perjanjian kredit. 2
Risiko Pasar Adapun upaya pengelolaan Risiko Pasar yang telah dilakukan Bank
adalah sebagai berikut: a
Bank telah memiliki prosedur dan identifikasi risiko suku bunga banking book yang didukung oleh sistem informasi yang sangat
memadai dan adanya pelaporan secara harian mengenai pergerakan nilai tukar, suku bunga dan informasi pasar lainnya
ke Direksi termasuk over limit;
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance GCG bank bjb Tahun 2016
b Terdapat proses mark to market secara harian terhadap transaksi
trading bank untuk mengetahui kerugiankeuntungan bank dan bank pun memiliki metode dalam proses mark to market-nya
termasuk prosedur contingency plan dalam proses mark to market-nya apabila terjadi kondisi di luar normal;
c Bank melakukan proses review atau validasi model pengukuran
risiko pasar yang dilakukan secara berkala melalui back testing dimana model pengukurannya masih valid sesuai hasil back
testing. Adapun mengenai validasi dan back testing tersebut disusun dalam bentuk laporan VaR Value at Risk dan validasi
model;
d Bank memiliki prosedur pemantauan limit secara harian sebagai
standarisasi pemantauan Divisi Manajemen Risiko terhadap aktivitas dealing room treasury termasuk tindak lanjut yang akan
dilakukan oleh risk taking unit apabila terjadi pelampauan dan dilaporkan kepada Direksi;
e Bank melakukan pengendalian risiko pasar melalui monitoring
terhadap kontrak transaksi dan penilaian kembali kredibilitas counterparty secara harian dan dipantau oleh dedicated person
yang berpengalaman kemudian dalam penetapan limit counterparty dilakukan oleh unit kerja lain yang independen dari
unit kerja bisnis sehingga proses penetapan limitnya melibatkan four eyes principle;
f Sebagai upaya meningkatkan informasi atas eksposur risiko pasar
yang dihadapi bank, unit kerja terkait telah melaporkan eksposur risiko pasar baik secara harian utilisasi treasury, mingguan
treasury utilization report, bulanan analisis pengukuran risiko pasar likuiditas, semesteran market risk stress test, kepada
Direksi dan pejabat eksekutif sehingga diharapkan adanya tindak lanjut perbaikan dan proses mitigasi untuk meminimalisir
potensi risiko yang akan datang;
g Dalam proses pengukuran, pemantauan yang dilakukan Satuan
Kerja Manajemen Risiko melalui pelaporan atas aktivitas unit kerja Trisuri masih dilakukan secara manual dan belum tersistem
namun demikian mempertimbangkan eksposur transaksi bank yang belum kompleks, potensi risiko yang dihadapi bank masih
dapat termitigasi dengan baik.
3 Rasio Likuiditas
Adapun upaya pengelolaan Risiko Likuiditas yang telah dilakukan Bank adalah sebagai berikut.
a Bank melakukan analisis terhadap seluruh sumber risiko
likuiditas baik dari sisi internal maupun eksternal seperti produk dan aktifitas perbankan yang mempengaruhi sumber penggunaan
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance GCG bank bjb Tahun 2016
dana secara komprehensif, kecukupan pendanaan melalui pasar, serta analisis risiko didukung dengan sistem informasi dan
kecukupan data yang memadai;
b Bank telah memiliki alat pengukuran yang dapat
mengkuantifikasi dan mengidentifikasi risiko likuiditas secara tepat waktu dan komprehensif berdasarkan indikator internal
dan eksternal dalam early warning indicator berupa pengukuran untuk mengukur risiko inheren mengenai komposisi pendanaan,
rasio likuiditas, proyeksi arus kas, liquidity gap, scenario analysis dan stress testing;
c Bank telah mengembangkan early warning indicator risiko
likuiditas yang merupakan indikator yang digunakan untuk memprediksi potensi krisis likuiditas di masa datang sebagai
bentuk identifikasi, pengukuran dan pemantauan risiko likuiditas secara harian yang bertujuan untuk memitigasi sejak dini apabila
terdapat potensi krisis likuiditas dikemudian hari;
d Bank melakukan pemantauan limit secara harian seperti limit
GWM primer, sekunder dan excess reserve dan AL+NABNCD terhadap treshold yang telah ditetapkan oleh regulator termasuk
tindak lanjut yang akan dilakukan oleh risk taking unit apabila terjadi pelampauan dan dilaporkan kepada Direksi.
4 Risiko Operasional
Adapun upaya pengelolaan Risiko Operasional yang telah dilakukan Bank adalah sebagai berikut.
a Bank berupaya untuk melakukan penyempurnaan bussiness
process terutama untuk aktivitas perkreditan. Hal tersebut terlihat dari penerapan model bisnis dengan melibatkan beberapa
fungsi seperti Relationship Manager, Relationship Officer dan Account Officer yang telah diakomodir dalam struktur organisasi
serta terdapat beberapa review atas prosedur kerja dalam rangka mendukung proses manajemen risiko yang handal;
b Bank melakukan upaya untuk mengurangi konsentrasi komposisi
pegawai pada level dasar dengan melakukan program pengembangan karyawan diantaranya melalui program Staff
Development Program;
c Bank senantiasa melakukan peningkatan kualitas SDM khususnya
pada aktivitas bisnis utama Bank yaitu perkreditan dengan memberikan pendidikan dan pelatihan kepada pegawai;
d Risk taking unit senantiasa melakukan risk assessment atas
pengembangan produk dan aktivitas baru dalam rangka melakukan penerapan manajemen risiko didalamnya;
e Bank melakukan proses pengukuran Risiko Operasional
dilakukan secara berkala melalui perangkat pengukuran Risiko
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance GCG bank bjb Tahun 2016
Operasional diantaranya Risk Control Self Assessment, Key Risk Indicator, laporan data kerugian risiko operasional pada masing-
masing unit kerja serta pengukuran profil Risiko Operasional bankwide yang dilakukan secara periodik. Adapun hasil analisa
atas penilaian Risiko Operasional tersebut dilaporkan kepada pihak manajemen yang dilakukan secara berkala seperti
pelaporan monthly report;
f Dalam menjaga kepentingan Bank dan penegakan disiplin, Bank
telah melaksanakan pedoman sanksi disiplin dengan cukup efektif termasuk dalam pengenaan sistem sanksi kepegawaian.
5 Risiko Hukum
Bank melalui unit kerja hukum senantiasa melakukan penanganan atas kasus hukum yang terjadi, baik yang dilakukan oleh Bank secara
langsung maupun menggunakan jasa konsultan hukum atas permintaan risk taking unit. Upaya yang dilakukan Bank dalam
mengelola Risiko Hukum yaitu: a
Unit kerja hukum melakukan pembinaan dalam bidang hukum secara berkala melalui proses pendampingan perkara hukum,
legal session kepada risk taking unit dengan pembahasan permasalahan-permasalahan hukum yang dihadapi pada Kantor
Cabang, serta melaksanakan review terhadap perjanjian- perjanjian kerjasama yang akan dilaksanakan guna melindungi
kepentingan Bank. Namun masih terdapat kelemahan terkait proses review perjanjian yang hanya berdasarkan atas
permintaaan dari risk taking unit;
b Bank melakukan identifikasi dan pengendalian Risiko Hukum
terhadap produk dan aktivitas baru melalui pengkajian terkait aspek hukum serta menyampaikan informasi dan pelaporan yang
berkaitan dengan mitigasi Risiko Hukum kepada Direksi yang membidangi unit kerja hukum;
c Terkait dengan pelaksanaan sistem informasi manajemen Risiko
Hukum telah dilaksanakan dengan baik salah satunya adanya laporan secara berkala terkait dengan pemantauan dan
pencatatan atas pelaksanaan pendampingan perkara hukum serta penanganan hukum, update perkara hukum yang ditangani oleh
Divisi Hukum serta laporan setiap triwulan disajikan dalam bentuk profil Risiko Hukum.
6 Risiko Stratejik
Pengelolaan risiko stratejik yang dilakukan Bank adalah sebagai berikut.
a Bank secara berkala melakukan pengukuran Risiko Stratejik
melalui pemantauan atas progress report pencapaian rencana
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance GCG bank bjb Tahun 2016
bisnis Bank serta melakukan business review atas perkembangan bisnis Bank;
b Pencapaian atas bisnis Bank tersebut dibahas dan dilaporkan
kepada pihak manajemen yang dilakukan secara berkala termasuk kepada komite yang berada di bawah Dewan Komisaris;
c Bank senantiasa melakukan monitoring atas kinerja Kantor
Cabang; d
Bank melakukan beberapa upaya dan strategi yaitu optimalisasi dalam upaya penyelesaian kredit bermasalah dengan melakukan
penagihan, klaim asuransi dan eksekusi agunan, melakukan peningkatan dana CASA;
e Bank melakukan evaluasi serta sosialisasi kepada seluruh unit
kerja tentang target bisnis Bank; f
Bank melakukan peningkatan kerjasama layanan dengan operatorinstansilembaga lain dalam rangka meningkatkan fee
based atau keuntungan tambahan bagi Bank.
7 Risiko Kepatuhan
Upaya pengelolaan Risko Kepatuhan yang dilakukan Bank adalah sebagai berikut:
a Proses identifikasi, pengukuran, pengendalian serta pemantauan
melalui penerapan compliance sheet, compliance checklist dan terdapat pula pelaporan secara rutin 3 tiga bulan sekali dalam
bentuk profil Risiko Kepatuhan serta adanya pemantauan dan pelaporan mengenai tingkat penyelesaian atas objek pemeriksaan
oleh regulator. Selain itu adanya ketentuan atas penyampaian Laporan Rapat Rutin yang dilaksanakan sekurang-kurangnya 1
satu kali dalam 1 satu bulan dengan materi yang sampaikan adalah sebagai berikut:
i.
Pembahasan ketentuan yang berlaku dalam lingkup masing- masing bidang kerja;
ii.
Pemantauan pengisian
compliance checklist
quality assurance dan pelaksanaan deskripsi pekerjaan yang terkait
dengan bidang tugasnya;
iii.
Pembahasan permasalahan-permasalahan yang timbul di setiap unit kerja masing-masing.
b Adanya pemantauan maupun pencatatan terkait Risiko
Kepatuhan oleh Divisi Kepatuhan walaupun masih belum menyeluruh terhadap pelanggaran ketentuan internal. Hal
tersebut masih terbatas kepada pemantauan prinsip kehati- hatian, pelaporan Bank dan pengkajian aspek kepatuhan dan
dilaporkan melalui Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Direktur Kepatuhan dan Manajemen Risiko;
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance GCG bank bjb Tahun 2016
c Terkait dengan pelaksanaan aktivitas usaha Bank serta produk
dan aktivitas baru Bank beserta pengembangannnya, Bank melakukan review dalam hal aspek kepatuhan terhadap
ketentuan atas produk dan aktivitas baru tersebut. Selain itu, Divisi Kepatuhan melakukan pengkajian yang mencakup review
atas seluruh kebijakanketentuankegiatan usaha yang dimiliki Bank;
d Dalam menunjang penerapan manajemen Risiko Kepatuhan yang
efektif khususnya pada tools Risiko Kepatuhan seperti form compliance sheet dan compliance checklist quality assurance
masih diperlukan monitoring secara berkala guna mengefektifkan tools secara efisien.
8 Risiko Reputasi
a Identifikasi serta pengukuran Risiko Reputasi dilakukan secara
berkala yaitu melalui pemantauan terhadap keluhan nasabah baik melalui call center danatau frontliner;
b Bank melakukan penatausahaan setiap adanya pemberitaan
negatif dalam laporan media monitoring yang terdiri dari judul berita, nama media massa berikut dengan news value sehingga
Bank dapat mengetahui pengaruh dari pemberitaan tersebut;
c Bank melakukan penatausahaan setiap adanya pengaduan
nasabah dalam Laporan Pengaduan Nasabah yang disampaikan kepada Direksi secara berkala;
d Terdapat pemantauan atas keluhan nasabah dan penyelesaian
pengaduan nasabah yang sesuai dengan ketentuanSLA; e
Terdapat pemantauan atas pemberitaan negatif kepada Bank melalui berbagai media termasuk search engine optimation untuk
meningkatkan citra positif bagi Bank, serta penilaian profil risiko reputasi melalui pelaporan profil risiko secara triwulanan;
f Bank melakukan counter terhadap adanya pemberitaan negatif
terhadap Bank dengan berupaya menyebarluaskan pemberitaan positif termasuk advertorial yang mengedepankan kinerja
perbankan serta corporate action yang telah dilakukan bank;
g Bank dengan segera menindaklanjuti jika terdapat pemberitaan
negatif yang memiliki dampak signifikan bagi Bank baik secara materil maupun imateril dengan berkoordinasi bersama unit
kerja terkait dan Bank tetap menindaklanjuti setiap adanya pemberitaan negatif yang tidak berdampak signifikan sesuai
dengan ketentuan yang berlaku;
h Bank melakukan sosialisasi kepada customer service untuk
senantiasa mengedukasi nasabah guna meminimalisir potensi Risiko Reputasi yang mungkin timbul atas kesalahpahaman
nasabah terkait penggunaan produkjasa Bank. Selain itu terdapat
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance GCG bank bjb Tahun 2016
kunjungan ke setiap jaringan kantor Bank mengenai penyesuaian standardisasi layanan industri perbankan, coaching dan
pendampingan kepada Kantor Cabang serta adanya program service dan budaya dalam rangka meningkatkan kualitas layanan
bank;
i Dalam rangka peningkatan kualitas layanan, Bank juga
melakukan survei atas layanan Bank baik secara internal maupun eksternal untuk meningkatkan kepuasan dan loyalitas nasabah
kepada Bank melalui:
i.
Survey Internal: Score kinerja layanan sesuai dengan standar Market
Research Indonesia; Monitoring internal yang dilakukan baik oleh Kantor
Pusat maupun Kantor Wilayah terhadap Kantor Cabang; Adanya penilaian layanan secara self assessment oleh
seluruh jaringan kantor Bank serta selain itu terdapat mysterious shopper oleh vendor yang bekerjasama
dengan Bank dalam rangka penilaian layanan Bank secara independen;
Adanya service quality assurance yang berperan melakukan evaluasi, coaching dan monitoring layanan di
Kantor Cabang untuk mendukung tercapainya service excellence dan pencitraan bank yang baik.
ii.
Survey External: Bank bekerjasama dengan vendor mengenai survei
kepuasan nasabah
melalui program
Customer Satisfaction Index dan Customer Loyalitas Index guna
mengetahui ekspektasi nasabah terhadap layanan Bank yang bertujuan untuk meningkatkan kepuasan dan
meningkatkan loyalitas nasabah;
Bank melakukan pula sosialisasi atas hasil kepuasan nasabahcustomer feedback tersebut kepada seluruh
Kantor Cabang sebagai bahan evaluasi layanan Bank; Peningkatan kualitas SDM dilakukan melalui pemberian
pendidikan dan pelatihan service excellent standar layanan bagi frontliner serta pelatihan communication
skill;
Selain itu untuk meminimalisir potensi Risiko Reputasi yang berasal dari keluhan nasabah atas produklayanan
Bank, Bank terus melakukan koordinasi dengan unit kerja terkait mengenai tindaklanjut perbaikan terkait
kerusakan mesinsistem transaksi yang ada pada mesin ATM dan electronic banking;
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance GCG bank bjb Tahun 2016
Bentuk mitigasi lainnya yang secara rutin dilakukan yaitu sebagai berikut:
‐ Media Visit ke beberapa media massa berskala nasional baik cetak maupun elektronik;
‐ Membangun sarana komunikasi dengan para investor;
‐ Menjalin hubungan baik rekan-rekan media baik lokal maupun nasional dan pelaksanaan media
gathering, undangan media untuk berpartisipasi dalam liputan kegiatan Bank serta pelaksanaan
seminar bagi beberapa media massa dalam rangka menjaga nilai keseimbangan antara Bank dengan
pihak media;
B.4.2.
Sistem Pengendalian Intern Sistem Pengendalian Internal merupakan suatu mekanisme proses
pengawasan yang ditetapkan oleh Bank secara berkesinambungan on going basis yang kualitas disain dan pelaksanaannya dipengaruhi oleh Dewan
Komisaris, Direksi serta seluruh pejabat dan pegawai Bank, dirancang untuk dapat memberikan keyakinan yang memadai guna menjaga dan
mengamankan harta kekayaan Bank, menjamin tersedianya laporan yang akurat, meningkatkan kepatuhan terhadap ketentuan yang berlaku,
mengurangi dampak kerugian keuangan, penyimpangan termasuk kecurangan fraud dan pelanggaran aspek kehati-hatian, serta
meningkatkan efektivitas organisasi dan meningkatkan efisiensi biaya. Ruang lingkup pelaksanaan audit umum dalam rangka mengevaluasi sistem
pengendalian internal meliputi: 1
Aspek Keuangan dan Ketaatan mencakup: a
Kebenaran, kelengkapan dan ketepatan waktu atas informasi yang disajikan dalam laporan manajemen dan laporan keuangan;
b Ketaatan terhadap kebijakan dan ketentuan yang telah
ditetapkan compliance objectivescompliance audit, menguji kegiatan dan operasi keuangan financial process dari objek
pemeriksaan untuk meyakini bahwa seluruh hak dan kewajiban yang timbul dari transaksi yang diotorisasi, telah dibukukan
dengan benar. Disamping itu, untuk meyakini bahwa kegiatan yang dilakukan tidak bertentangan dengan sistim dan prosedur
serta peraturan yang berlaku.
2 Aspek Operasional, meliputi:
a Penilaian Daya Guna dan Kehematan
Mengidentifikasi, menganalisis dan menilai peraturan yang berlaku pada setiap aspek dari organisasi, program dan kegiatan
yang diaudit untuk mempertimbangkan apakah praktik yang
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance GCG bank bjb Tahun 2016
dilakukan masih dapat diusahakan lebih hemat atau lebih berdaya guna.
b Penilaian Hasil Guna dan Manfaat
Mengidentifikasi, menganalisis dan menilai secara mendalam tentang strategi, kebijakan, sasaran objectives dan tujuan goals
unit yang diperiksa, untuk dapat memahami hasil yang sebenarnya diharapkan dari kegiatan unit tersebut. Disamping itu
juga, dilakukan pengujian secukupnya terhadap pelaksanaan kegiatan untuk dapat menentukan apakah kegiatan tersebut
dilaksanakan sesuai dengan peraturan dan mencapai hasil yang diharapkan.
Substansi dari audit aspek operasional ini adalah pengujian oleh auditor intern mengenai efisiensi dan efektivitas dari pelaksanaan
kegiatan performance objectives, pencapaian tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan.
Di samping merujuk pada peraturan Bank IndonesiaOtoritas Jasa Keuangan OJK, sistem pengendalian internal Bank telah merujuk kepada
kerangka kerja framework COSO Comittee of Sponsoring Organizations of Tradeway Commission. Pengendalian internal merupakan rangkaian proses
yang dilakukan oleh Direksi, Manajemen dan personil Bank secara berkesinambungan on going basis dalam rangka memberikan keyakinan
yang memadai tentang pencapaian tujuan. Tujuan pengendalian internal adalah:
1
Efectiveness and Efficiency of Operation, yaitu efektifitas dan efisiensi penggunaan sumber daya perusahaan seperti aktiva tetap, personil,
modal, reputasi, kemampuan produksi dan pengamanan sumber daya; 2
Realibility of Financial Report, yaitu penyajian laporan yang akurat dan tepat waktu baik untuk internal dan eksternal;
3 Compliance with applicable law and regulations, yaitu bahwa
perusahaan telah
mematuhi peraturan
perundang-undangan, Peraturan Bank Indonesia dan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan.
Kesesuaian pelaksanaan pengendalian internal Bank dengan kerangka kerja pengendalian internal COSO adalah sebagai berikut:
1 Control Environment
Direksi dan Dewan Komisaris telah menetapkan beberapa kebijakan yang mencerminkan keseluruhan pengendalian manajemen.
a Menetapkan code of conduct banker;
b Penetapan nilai–nilai budaya perusahaan corporate value yang
tercermin dalam 14 perilaku; c
Penetapan Struktur Organisasi sesuai dengan model bisnis perusahaan.
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance GCG bank bjb Tahun 2016
2 Risk Assessment
Sistem pengendalian intern yang efektif dapat mengidentifikasi dan menelaah risiko yang secara material dan signifikan akan
mempengaruhi pencapaian tujuan dan sasaran Bank. Penelaahan harus mencakup seluruh risiko yang dihadapi Bank secara konsolidasi antara
lain: Risiko Kredit, Risiko Pasar, Risiko Likuiditas, Risiko Operasional, Risiko Hukum, Risiko Reputasi, Risiko Kepatuhan dan Risiko Stratejik.
Manajemen puncak telah melakukan untuk mengidentifikasi, menganalisa dan menilai 8 delapan risiko secara konsolidasi. Divisi
Manajemen Risiko, Divisi Audit Internal dan Satuan Kerja Kepatuhan bersinergi dalam melakukan identifikasi dan penilaian risiko.
3 Control Activities
Direksi telah menetapkan kebijakan yang mengatur agar setiap aktivitas yang dijalankan oleh seluruh insan bjb memiliki pengendalian
internal yang memadai. Adapun tindakan tersebut antara lain: a
Menyusun, menetapkan dan menyetujui kebijakan serta standar operasional prosedur;
b Penetapan dan pemisahan tugas serta tanggung jawab setiap
pegawai sesuai dengan jabatan; c
Menetapkan kebijakan limit kewenangan otorisasi; d
Telah menetapkan dan menerapkan Bussiness Continuity Management seperti DRC Disaster Recovery Center dan BRC
Bussiness Recovery Center. 4
Information and Communication Informasi merupakan aspek penting dalam setiap aktifitas perusahaan
salah satunya dalam pengambilan keputusan. Direksi telah membangun sistem informasi dan komunikasi yang efektif serta
berkualitas. Adapun kebijakan dan tindakan yang telah dilakukan oleh manajemen puncak adalah sebagai berikut.
a
Mengunakan aplikasi berbasis internet dengan memperhatikan tingkat keamanan dan tingkatan akses sesuai dengan tugas dan
tanggung jawab; b
Proses transaksi keuangan dan akuntansi telah menggunakan Standar terbaru yaitu PAPI Peraturan Akuntansi Perbankan
Indonesia; c
Informasi keuangan perusahaan telah diaudit oleh akuntan publik.
5 Monitoring
Direksi melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan pengendalian internal dalam seluruh kegiatan Bank berdasarkan Laporan Hasil Audit yang
telah disampaikan kepada Direktur Utama dan Dewan Komisaris, serta tembusan kepada Direktur Kepatuhan dan Manajemen Risiko. Selain
itu, Laporan Pokok
– Pokok Hasil Audit Internal disampaikan kepada Otoritas Jasa Keuangan setiap 6 enam bulan.
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance GCG bank bjb Tahun 2016
Berdasarkan hasil pemeriksaan yang dilakukan oleh Divisi Audit Intern terhadap sistem pengendalian internal menunjukan bahwa Bank telah
memiliki kebijakan dan control design dalam menjalankan kegiatan perusahaan, meskipun dalam pelaksanaannya masih terdapat kelemahan
minor. Divisi Audit Internal menyampaikan rekomendasi kepada Direksi terkait perbaikan dan peningkatan sistem pengendalian internal yang harus
dilakukan dan telah ditindaklanjuti melalui perbaikan dan peningkatan sistem pengendalian internal.
B.5 Penyediaan Dana Kepada Pihak Terkait Related Party dan Penyediaan
Dana Besar Large Exposure Penyediaan dana kepada pihak terkait related party dan penyediaan dana besar
large exposure, posisi pada akhir tahun 2016, adalah sebagai berikut:
No Penyediaan Dana
Jumlah Debitur
Nominal Rp
1. Kepada Pihak Terkait
22 168.170.771.447,-
2. Kepada Debitur Inti :
a. Individu
b. Grup
25 10
3.389.907.369.962,- 3.379.561.323.454,-
B.6 Rencana Strategis Bank
a. Strategi jangka pendek untuk tahun 2017 yang akan dilakukan oleh Bank adalah
sebagai berikut: 1
Mempertahankan momentum pertumbuhan kredit berkualitas quality growth, dengan langkah-langkah yang ditempuh yaitu:
a Mempertahankan dan memperluas market share kredit
berpenghasilan tetap KGB serta peningkatan pangsa pasar kredit pensiunan purna bhakti sebagai champion product;
b Peningkatan pertumbuhan portofolio kredit konsumer melalui review
pricing dan fitur produk yang disesuaikan dengan kebutuhan pasar pada Kantor Wilayah dan Kantor Cabang;
c Peningkatan portofolio kredit kelolaan dengan fokus penyaluran
pada perusahaan BUMNBUMD strategis dan badan usaha Penanaman Modal Asing atau perusahaan yang telah go-public dan
dikenal luas;
d Optimalisasi penyaluran kredit korporasi dan komersial melalui:
i. Kredit komersial dengan review pricing baik cash loan maupun
non-cash loan; ii.
Kredit segmen korporasi dengan melakukan diversifikasi sektor industri pembiayaan;
iii. Penggalian potensi product holding debitur kelolaan;
iv. Mengembangkan aliansi bisnis yang berbasis cross selling guna
mengembangkan potensi value chain dari nasabah;
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance GCG bank bjb Tahun 2016
e Memperkuat sinergitas dengan BPR dan LKM melalui kegiatan
pemasaran berbasis komunitas, pengembangan produk dan layanan dengan memanfaatkan Teknologi Informasi TI;
f Meluncurkan produk baru untuk penetrasi pasar segmen Usaha kecil
Menengah UKM; g
Meningkatkan fungsi pembinaan terhadap masyarakat debitur dan calon debitur dengan program PESAT Pemberdayaan Ekonomi
Masyarakat Terpadu sehingga mampu menciptakan engagement dengan Bank;
h Meningkatkan akselerasi pertumbuhan kredit KPR dan KKB melalui
percepatan SLA proses kredit, fokus pada produk dengan tujuan pembelian KPR dan KKB;
i Memastikan kecukupan infrastruktur pendukung penyaluran kredit
yang berkualitas agar memudahkan dalam mengelola dan mengendalikan risiko.
2 Pengelolaan likuiditas dengan memprioritaskan peningkatan CASA
melalui pendekatan bisnis human to human, antara lain : a
Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga i.
Peningkatan pertumbuhan Dana Pihak Ketiga yang diprioritaskan untuk meningkatkan CASA melalui peningkatan
layanan serta kerjasama strategis aliansi strategik baik dengan BUMN, BUMD maupun dengan institusi lainnya business to
government;
ii. Melakukan dan mengembangkan kerjasama bisnis dengan
nasabah dan prospek potensial nasabah institusi business to business;
iii. Pengembangan layanan berbasis transaksi untuk mendorong
pengendapan dana. b
Penempatan Aktiva produktif untuk mendapatkan margin dari ekses fund maupun borrowing sebagai pemenuhan kebutuhan likuiditas;
c Penambahan agen kerja sama Laku Pandai bjb BiSA untuk
terwujudnya keuangan inklusif; d
Pengembangan Layanan berbasis digital TI, yaitu: i.
Pengembangan layanan
distribution channel
berbasis webinternet serta aplikasi yang menunjang kerjasama institusi;
ii. Penambahan infrastruktur berbasis TI untuk mendukung
peningkatan CASA dan fee based income khususnya produk retail.
3 Mendorong pertumbuhan fee based untuk meningkatkan kontribusi dari
pendapatan non-bunga Adapun strategi peningkatan fee based income dilakukan antara lain :
a Mendorong peningkatan pendapatan dan jasa layanan kustodian dan
wali amanat;
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance GCG bank bjb Tahun 2016
b Enhancement yield instrumen trisuri dengan memperhatikan risiko
likuiditas; c
Menjadikan Bank sebagai pilihan bagi bank koresponden di Indonesia dan Asia dalam kerjasama antar bank untuk mendukung
bisnis Bank; d
Memberikan standar layanan yang tersertifikasi secara internasional ISO 9001 untuk transaksi bjb trade finance and service;
e Membuka jaringan layanan di luar negeri yang memiliki potensi
remitansi guna mengoptimalkan fee based income; 4
Pengendalian kualitas aktiva produktif dan percepatan recovery kredit hapus buku melalui penyelesaian yang optimal
a Melakukan rekonsiliasi dan penagihan secara intensif dengan pihak
pialang asuransi dan atau asuransi dalam percepatan penyelesaian klaim;
b Mengoptimalkan fungsi penagihan secara intensif terhadap debitur
yang mempunyai kualitas kredit bermasalah; c
Melakukan perbaikan kualitas setiap prospek calon debitur melalui tahapan pembahasan bersama antara unit bisnis dan unit risk
sehingga dapat dijaga risk appetite sesuai dengan level yang diinginkan;
d Melakukan perbaikan proses penagihan terhadap kredit bermasalah
dengan meningkatkan koordinasi yang lebih intensif bersama unit bisnis terkait;
e Penyelamatan kredit restrukturisasi dan penyempurnaan regulasi
internal beserta kewenangannya; f
Penyelesaian kredit dengan cara percepatan eksekusi agunan melalui lelang KPKNLbalai lelang swastapenjualan sukarela, hapus buku,
klaim asuransi, lawyer, instansi yang berwenang termasuk kerjasama dengan Kejaksaan dan berkoordinasi dengan unit terkait dan Kantor
Cabang untuk peningkatan penyempurnaan pengikatan agunan.
5 Mendorong pertumbuhan aset melalui inisiasi bjb holding
a Meningkatkan kinerja anak perusahaan dan non anak perusahaan
melalui sinergi bisnis dengan Bank diantaranya: i.
Melalui pemberian kredit linkage program kepada BPR terafiliasi;
ii. Kerjasama tata kelola dan manajemen risiko terintegrasi.
b Melakukan setoran modal kepada anak perusahaan dan non-anak
perusahaan, disesuaikan dengan kondisi anak perusahaan dan atau memenuhi Peraturan Daerah dan ketentuan lainnya untuk
pengembangan usaha anak perusahaan, serta melakukan akuisisi perusahaan baru diantaranya perusahaan multifinance, asuransi,
sekuritas dan BPR swasta.
6 Penguatan permodalan Bank untuk ketahanan kelembagaan dan
meningkatkan daya saing melalui ekspansi bisnis, yaitu melalui:
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance GCG bank bjb Tahun 2016
a Penurunan Dividend Payout Ratio;
b Penerbitan obligasi sub ordinasi;
c Melakukan penambahan modal melalui Hak Memesan Efek Terlebih
Dahulu HMETD ataupun Penambahan Modal Tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu PMT HMETD.
7 Penguatan struktur organisasi dengan dukungan SDM profesional
a Mendorong proses pengambilan keputusan yang lebih efisien dan
efektif melalui pendelegasian kewenangan ke wilayah secara bertahap dengan tetap menjaga fungsi pengawasan;
b Penyempurnaan struktur organisasi yang diarahkan kepada
penguatan fungsi
–fungsi penunjang bisnis dengan tetap memperhatikan prinsip kehati-hatian;
c Optimalisasi fungsi Kantor Pusat, Kantor Wilayah dan Kantor
Cabang melalui pembagian peran dan tanggung jawab yang lebih efektif dan efisien;
d Mendorong fungsi Change Management Office dalam memberikan
input yang inovatif dan responsif untuk memastikan terlaksananya business plan melalui pemantauan program kerja;
e Implementasi bjb culture sebagai inisiasi transformasi Bank;
f Mendorong penguatan implementasi budaya perusahaan Go SPIRIT
sebagai corporate value insan bjb; g
Mengembangkan balance scorecard sebagai sistem manajemen strategi guna percepatan pencapaian visi Bank;
h Penerapan individual score card sebagai upaya pegawai agar
menjalankan tugasnya secara optimal, meningkatkan loyalitas dan mengarahkan persaingan kinerja ke arah iklim terbuka, positif serta
progresif;
i Membentuk insan bjb menjadi knowledge bankers yang handal
melalui penyelarasan bisnis serta penguatan fungsi learning center melalui bjb University sebagai strategic business partner;
j Melakukan update dan upgrade kebutuhan kompetensi pegawai
secara berkesinambungan sesuai dengan perkembangan bisnis; k
Menunjang pertumbuhan bisnis Bank melalui pendidikan pelatihan yang berbasis kompetensi dan menjadi strategic partner
demi terciptanya SDM yang berkualitas; l
Peningkatan tata kelola pendidikan dan pelatihan melalui pemerataan pendidikan dan pelatihan bagi seluruh SDM Bank.
8 Penguatan TI menuju digital banking dan integrated payment system
a Pengembangan aplikasi dan infrastruktur TI guna mendukung
meningkatnya transaksional perbankan secara menyeluruh dan berkelanjutan;
b Melengkapi kebijakan dan prosedur untuk mendukung peningkatan
kualitas GCG Bank khususnya di bidang TI;
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance GCG bank bjb Tahun 2016
c Melakukan
pengembangan untuk
mendukung penguatan
kelancaran dan keamanan sistem pembayaran, pelaporan dan administrasi jasa melalui:
i. Pembuatan aplikasi monitoring interface SKNBI;
ii. Pembuatan database inward kliring;
iii. Pembuatan aplikasi pelaporan MPN;
iv. Pembuatan aplikasi interface ID Billing;
v. Perluasan jaringan transaksi e-banking.
d Penambahan fitur danatau layanan transaksi e-banking melalui :
i. Perluasan kerja sama dengan switchingaggregator dan biller
untuk peningkatan transaksi e-banking; ii.
Pengembangan layanan transaksi e-banking USSD Menu Browser, bjb Mobile Banking;
iii. Pengembangan fitur e-banking multiple account untuk layanan
bjb NET dan bjb SMS, pembukaan deposito di bjb NET, pembukaan tabungan berjangka di bjb NET, pengembangan
menu purchase untuk kartu ATMDebit bank-bank lain.
e Meningkatkan kemampuan dan kehandalan TI untuk mendorong
terwujudnya layanan digital bank sebagai tindakan antisipasi kebutuhan layanan nasabah yang berbasis elektronik.
9 Meningkatkan peran unit kerja non-bisnis untuk mendukung akselarasi
pertumbuhan bisnis yang berkualitas a
Berperan aktif dalam memantau, meneliti dan memberikan informasi mengenai perkembangan bisnis perbankan terkini yang meliputi
strategi bank wide dan strategi Kantor Cabang melalui riset business intelligence bersama unit bisnis terkait;
b Memastikan pemenuhan aspek yuridis dan ketersediaan seluruh
dokumen kredit yang berkualitas; c
Peningkatan pengelolaan kerjasama jasa pihak ketiga untuk mendukung operasional bisnis Bank yang berkualitas;
d Pengelolaan Risiko Hukum secara implementatif guna mendukung
kemajuan bisnis Bank yang bersinergi dengan peraturan berlaku; e
Mendorong pelayanan bidang hukum yang efektif dan efisien untuk mendukung kemajuan bisnis Bank;
f Mengimplementasikan tim SQA di setiap Kantor Wilayah dan duta
layanan di Kantor Cabang; g
Melaksanakan fungsi four eyes principles dalam proses pemberian kredit;
h Mengelola dan mengembangkan standar-standar pengukuran risiko
kredit; i
Evaluasi dan pengembangan kualitas risk assessment; j
Meningkatkan peran audit internal sebagai strategic business partner bagi manajemen dan seluruh jajaran yang terdapat di Bank dalam
rangka mencapai tujuan Bank;
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance GCG bank bjb Tahun 2016
k Menumbuhkan anti fraud awareness dalam kegiatan operasional
Bank; l
Meningkatkan pelaksanaan budaya kepatuhan baik terhadap ketentuan internal maupun ketentuan eksternal dan meningkatkan
kesadaran atas risiko kepatuhan risk compliance awareness sebagai komitmen mewujudkan fungsi kepatuhan Bank;
m Melaksanakan pengkajian dalam rangka memastikan produk dan
kegiatan Bank telah sesuai dengan ketentuan yang berlaku; n
Peningkatan brand image produk dan layanan melalui program promosi above the line dan below the line;
o Penyempurnaan fungsi cost center sebagai sarana untuk
mengendalikan biaya operasional, guna menumbuhkan awareness terhadap pencapaian realisasi anggaran;
p Optimalisasi sistem informasi akuntansi dalam mendukung informasi
keuangan yang cepat, tepat dan dan akurat secara real time untuk meningkatkan kualitas transparasi laporan keuangan.
b. Adapun Strategi jangka panjang Bank corporate plan adalah sebagai berikut:
1 Strategi Utama
a Strategi menggunakan kekuatan untuk menangkap peluang strength
and opportunities strategy dengan mereplikasi pola hubungan Bank dengan Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan Banten ke provinsi-
provinsi lain.
b Memperkuat dan mengembangkan bisnis di berbagai daerah
Indonesia 2
Strategi Tambahan a
Pengelolaan dan pemanfaatan data untuk pengembangan bisnis Bank;
b Cross selling antar bagian untuk meningkatkan volume bisnis dengan
biaya yang lebih efisien; c
Strategi Pertumbuhan Anorganik: i.
Strategi diversifikasi terkonsentrasi: merger danatau akuisisi terhadap lembaga keuangan
ii. Untuk pertumbuhan anorganik Bank perlu melakukan
peningkatan modal dengan cara:
Menerbitkan saham baru PMT HMETDHMETD;
Menerbitkan obligasi subordinasi untuk memperkuat struktur pendanaan serta memenuhi kebutuhan likuiditas
dari pasar modal;
Meningkatkan profitabilitas;
Dividend Payout Ratio.
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance GCG bank bjb Tahun 2016
B.7 Data Pelatihan dan Pendidikan Bank Tahun 2016
B.7.1 Pengembangan Kompetensi Dewan Komisaris
Nama Jabatan
Kegiatan Waktu
Pelaksanaan
Klemi Subiyantoro
Komisaris Independen
Pelaksana Tugas
Komisaris Utama
Asean Global Leadership Program
8 –13 Mei 2016
Seminar BPDSI 3 September 2016
Muhadi Komisaris
Seminar BPDSI 2 April 2016
Asean Global Leadership Program
8 –13 Mei 2016
Seminar BPDSI 3 September 2016
Rudhyanto Mooduto
Komisaris Independen
Asean Global Leadership Program
8 –13 Mei 2016
International Risk Management Refreshment
program for executives 15-22 Oktober 2016
Membangun Key Performance Indicator
KPI DireksiKomisaris dan Implementasi POJK
Nomor 45POJK.032015 24
–25 Februari 2016
Yayat Sutaryat
Komisaris Independen
Seminar BPDSI 2 April 2016
International Risk Management Refreshment
Program for Executives 15-22 oktober 2016
Seminar Prospek Perekonomian
Nasional 2017 Peluang dan
Tantangan Industri Perbankan
3 November 2016
Suwarta Komisaris
Independen Bank Credit Risk
Measurement, Capital and Accounting Requirements
Under Basel III and IFRS 9 15 Agustus 2016
B.7.2 Pengembangan Kompetensi Direksi
Nama Jabatan
Kegiatan Waktu
Pelaksanaan
Ahmad Irfan Direktur
utama Global Financial Services
Industry Summit 2016 1-3 Juni 2016
Seminar BPDSI 3 September 2016
Internasional CWM Executive Euro Program
16-23 oktober 2016
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance GCG bank bjb Tahun 2016
Agus Gunawan
Direktur Mikro
ERMA Bali Internasional Conference on Enterprise
Risk Management 8-9 Desember 2016
Suartini Direktur
Komersial Refreshmen Sertifikasi
Management risiko 11 April 2016
Internasional Risk Management Refreshment
Program for Executive 15-22 oktober 2016
Fermiyanti Direktur
Konsumer Executive in English
Program 18 Januari
– 4 Agustus 2016
Seminar BPDSI 2 april 2016
International Banker Management School
16-20 Mei 2016 Seminar BPDSI
3 September 2016 International CWM
Executive Europe Program 2016
16-23 oktober 2016
Agus Mulyana
Direktur Kepatuhan
dan Manajemen
Risiko International Risk
Management Refreshment Program for Executive
15-22 oktober 2016
Nia Kania Direktur
Keuangan Global Financial Services
Industry Summit 2016 1-3 Juni 2016
Benny Santoso
Direktur Operasional
Asian Global Leadership Program
8-13 Mei 2016
B.7.3 Data Pelatihan Pegawai
Berdasarkan Surat Keputusan Direksi nomor 332SKDIR-ET2014 tanggal 12 Mei 2014 tentang Pedoman Persyaratan Pelatihan Pegawai Bank Sesuai
Sistem Grading, persyaratan pelatihan bagi pegawai Bank disusun untuk setiap grade yang dibagi menjadi:
a.
Pelatihan Utama Jenis-jenis pendidikan dan pelatihan yang wajib diikuti oleh pegawai
Bank sesuai dengan gradenya.
b.
Pelatihan Teknikal Jenis-jenis pelatihan yang diarahkan dalam meningkatkan kompetensi
teknis pegawai.
c.
Pelatihan Softskill Jenis-jenis pelatihan yang diarahkan untuk pengembangan diri pegawai.
d.
Sertifikasi Program sertifikasi yang telah diwajibkan oleh peraturan otoritas dan
sesuai kompetensi jabatan serta kebutuhan Bank.
e.
Pengetahuan perbankan dan keterampilan lainnya.
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance GCG bank bjb Tahun 2016
Berikut adalah rincian jumlah peserta pelatihan selama tahun 2016:
JUMLAH PEGAWAI YANG MENGIKUTI PELATIHAN TAHUN 2016 GRADE
JUMLAH PELATIHAN
JUMLAH PEGAWAI
G1 On Boarding Program
564 12.159
G2 581
5.144 G3
205 486
G4
Career Development Program 276
1.817 G5
104 192
G6 377
2.564 G7
162 306
G8 261
633 G9
118 151
G10 262
1.078 G11
215 1.087
G12
Executive Program 229
749 G13
102 268
G14 102
317 G15
83 188
G16 41
82 G17
18 34
G18 19
24 G19
21 32
B.8 Sekretaris Perusahaan
Sejalan dengan prinsip keterbukaan dan ketentuan Bank IndonesiaOtoritas Jasa Keuangan mengenai kewajiban pengungkapan informasi Bank, Sekretaris
Perusahaan bertanggung jawab atas komunikasi dan penyampaian informasi yang penting mengenai Bank kepada otoritas perbankan, moneter dan pasar modal,
pemegang saham serta masyarakat umum. Sepanjang tahun 2016, Sekretaris Perusahaan telah melaksanakan kegiatan-kegiatan sebagai berikut:
a.
Mempersiapkan rapat Dewan Komisaris dan Direksi, mencatat hasil rapat dan mendistribusikannya kepada pihak-pihak yang berkepentingan;
Grup Hubungan
Masyarakat Pemimpin Grup
Direktur Utama Pemimpin Divisi
Grup Kesekretariatan
Direksi Pemimpin Grup
Grup Hubungan
Investor Pemimpin Grup
Grup Kesekertariatan Executive
Dewan Komisaris
Pemimpin Grup Grup
Komunikasi Pemasaran
Pemimpin Grup Grup Corporate Social
Responsibility CSR
Pemimpin Grup
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance GCG bank bjb Tahun 2016
b. Mengirimkan pemberitahuan dan mempersiapkan segala sesuatu terkait
dengan penyelenggaraan Rapat Umum Pemegang Saham dan mempublikasikan hasil keputusan rapat;
c. Menjaga hubungan baik dengan Otoritas Pasar Modal dan mempersiapkan
laporan-laporan mengenai pengungkapan keterbukaan informasi Perseroan sesuai dengan ketentuan yang berlaku;
d. Melakukan koordinasi dan administrasi pencatatan kepemilikan saham dan
tindakan korporasi; e.
Mengkoordinasikan kegiatan public relations dan marketing communications untuk Perseroan;
f. Mengelola dan melakukan kegiatan promosi produk dan jasa Bank, termasuk
pembuatan Buku Laporan Tahunan; g.
Mengelola hubungan kelembagaan counterparty; h.
Mengkoordinasikan dan memantau tindak lanjut atas pengaduan nasabah; i.
Melaksanakan pembinaan Kantor Cabang dalam bidang kehumasan, pengaduan nasabah dan kesekretariatan;
j. Melaksanakan program CSR Corporate Social Responsibility sebagai wujud
kepedulian dan kontribusi Perseroan terhadap peningkatkan kualitas hidup masyarakat sekitar;
k. Melaksanakan prinsip kehati-hatian dan kepatutan terhadap peraturan Bank
Indonesia, peraturan perundang-undangan, serta peraturan intern Bank lainnya yang berlaku;
l.
Melaksanakan program edukasi perbankan untuk masyarakat umum. B.9
Peringkat Obligasi
Hasil pemeringkatan PT. Pemeringkat Efek Indonesia PEFINDO terhadap obligasi yang dikeluarkan oleh Bank, obligasi Bank memperoleh peringkat AA
Double A Minus untuk periode pemeringkatan 7 November 2016
– 1 November 2017.
B.10 Kegiatan Good Corporate Governance Tahun 2016
Salah satu kegiatan GCG yang dilaksanakan oleh Bank pada tahun 2016 adalah third party assessment. Third party assessment dilaksanakan melalui kegiatan
Corporate Governance Perception Index CGPI yang diselenggarakan oleh The Indonesian Institute for Corporate Governance IICG bekerjasama dengan majalah
SWA. CGPI merupakan kegiatan riset serta pemeringkatan penerapan GCG pada perusahaan-perusahaan di Indonesia melalui perancangan riset, yang mendorong
perusahaan meningkatkan kualitas penerapan konsep Corporate Governance dengan tujuan melakukan perbaikan secara berkesinambungan continuous
improvement serta melakukan evaluasi dan studi banding benchmarking. Program riset dan pemeringkatan CGPI yang telah diselenggarakan sejak tahun
2001 sampai dengan saat ini merupakan upaya kontribusi IICG dalam mendorong praktik GCG di Indonesia. IICG merupakan lembaga independen yang
melaksanakan kajian, pengembangan, pendidikan, pelatihan dan pemasyarakatan
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance GCG bank bjb Tahun 2016
implementasi tata kelola korporasi yang bertujuan untuk menyebarluaskan konsep, praktik dan manfaat GCG demi terciptanya dunia usaha yang tepercaya dan
berkelanjutan. Adapun manfaat program riset dan pemeringkatan CGPI antara lain: a.
Memotivasi perusahaan dalam menerapkan GCG; b.
Memperbaiki faktor internal perusahaan yang belum memadai guna meniingkatkan kualitas penerapan GCG;
c. Memetakan masalah strategis perusahaan guna meningkatkan kualitas
penerapan GCG; d.
Meningkatkan kesadaran stakeholders terhadap urgensi dan manfaat GCG; e.
Meningkatkan kepercayaan investor dan publik terhadap perusahaan; f.
Menetapkan indikator atau standar kualitas penerpan GCG yang ingin dicapai perusahaan;
g. Meningkatkan kesadaran dan komitmen bersama internal perusahaan.
\
Atas kegiatan CGPI yang telah diikuti, Bank mendapat rating Trusted Company
dengan total nilai yang diperoleh sebesar 82,80 dengan rincian sebagai berikut:
Tahap Penilaian Score
Bobot Persentase
Pemenuhan
Self Assessment 26,58
30 88,6
Review Dokumen 20,43
26 78,6
Makalah 12,12
15 80,8
ObservasiWawancara 23
29 79,3
Total 82,13
Kegiatan lain yang dilaksanakan sebagai wujud penerapan GCG adalah implementasi standar etika pada code of conduct dan penanganan benturan
kepentingan melalui Program Pengendalian Gratifikasi yang dilaksanakan sesuai kesepakatan kerjasama dengan pihak Komisi Pemberantasan Korupsi. Program
Pengendalian Gratifikasi adalah sekumpulan perangkat dan rangkaian kegiatan serta mekanisme di dalam pengendalian gratifikasi secara berkesinambungan guna
menjaga integritas pegawai dari praktik gratifikasi yang dilarang. Program pengendalian gratifikasi terdiri dari pembuatan perangkat aturan tentang
pengendalian gratifikasi, pembentukan organisasi yang mengelola pengendalian gratifikasi, kegiatan sosialisasi diseminasi tentang aturan pengendalian gratifikasi
dan peningkatan kesadaran individu dan organisasi tentang gratifikasi serta implementasi pengelolaan pelaporan penerimaan gratifikasi yang berkoordinasi
dengan pihak KPK. Dalam implementasi pengelolaan pelaporan gratifikasi selama tahun 2016 telah
diterima sebanyak 134 laporan penerimaan gratifikasi senilai Eq Rp. 83.4 juta yang mana sebanyak 49 laporan senilai eq Rp. 19.8 juta menjadi penanganan Bank dalam
penetapan status gratifikasi yang diterima. Berdasarkan hasil pertemuan dengan KPK diketahui bahwa dalam penerapan
Program Pengendalian Gratifikasi di Bank, pihak KPK menyatakan bahwa Bank merupakan pioneer penerapan Program Pengendalian Gratifikasi disektor
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance GCG bank bjb Tahun 2016
perbankan, serta pengelolaan terhadap pengendalian gratifikasi, perluasan LHKPN maupun Whistleblowing system yang sudah sangat baik, hal tersebut dibuktikan
dengan beberapa lembaga yang melakukan studi banding mengenai penerapan Program Pengendalian Gratifikasi di Bank, diantaranya Kementerian Keuangan,
Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia, Otoritas Jasa Keuangan, Bank Mandiri, Bank BNI dll, serta pemberian penghargaan oleh Komisi Pemberantasan
Korupsi Republik Indonesia kepada Unit Pengendalian Gratifikasi Bank dalam kegiatan Hari Anti Korupsi Internasional tahun 2016 dan kegiatan lainnya
memperoleh penghargaan sebagai berikut : a.
BUMND dengan Sistem Pengendalian Gratifikasi Terbaik Tahun 2016; b.
Apresiasi atas tingginya Tingkat Kepatuhan dan Tingkat Keaktifan Pengelolaan LHKPN Tahun 2016;
c. Pengelolaan LHKPN Terbaik Pemerintah Daerah DPRD BUMD se-Provinsi
Jawa Barat Tahun 2016. C.
Kepemilikan Saham Anggota Dewan Komisaris Dan Direksi Yang Mencapai 5 lima persen atau Lebih Dari Modal Disetor
Seluruh Dewan Komisaris dan Direksi tidak memiliki saham mencapai 5 lima perseratus atau lebih dari modal disetor suatu perusahaan, baik di Bank, bank lain,
lembaga keuangan bukan bank dan perusahaan lainnya yang berkedudukan di dalam negeri maupun luar negeri yaitu sebagai berikut :
Jabatan Nama
bank bjb Bank
lainnya Lembaga
Keuangan Bukan Bank
Keterangan
Dewan Komisaris
Muhadi x
x x
Klemi Subiyantoro x
x x
Yayat Sutaryat x
x x
Rudhyanto Mooduto
x x
x Suwarta
x x
x
Direksi Ahmad Irfan
x x
x Agus Gunawan
x x
x Benny Santoso
x x
x Suartini
x x
x Nia Kania
x x
x Fermiyanti
x x
x Agus Mulyana
x x
x
Adapun kepemilikan saham Perseroan sebagai berikut per Desember 2016 :
No Nama
Jabatan Jumlah
lembar Persentase
1 Muhadi
Komisaris 2.341.500
0,024 2
Suartini Direktur Komersial
5.000 0,000
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance GCG bank bjb Tahun 2016