Pelaksanaan Good Corporate Governance Bank

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance GCG bank bjb Tahun 2016 iii. tidak pernah dihukum karena melakukan tindak pidana yang merugikan keuangan negara danatau yang berkaitan dengan sektor keuangan; dan iv. tidak pernah menjadi anggota Direksi danatau anggota Dewan Komisaris yang selama menjabat:  pernah tidak menyelenggarakan RUPS tahunan;  pertanggungjawabannya sebagai anggota Direksi danatau anggota Dewan Komisaris pernah tidak diterima oleh RUPS atau pernah tidak memberikan pertanggungjawaban sebagai anggota Direksi danatau anggota Dewan Komisaris kepada RUPS; dan  pernah menyebabkan perusahaan yang memperoleh izin, persetujuan atau pendaftaran dari Otoritas Jasa Keuangan tidak memenuhi kewajiban menyampaikan laporan tahunan danatau laporan keuangan kepada Otoritas Jasa Keuangan. d Memiliki komitmen untuk mematuhi peraturan perundang- undangan; dan e Memiliki pengetahuan danatau keahlian di bidang yang dibutuhkan Perseroan. B.1.1.3 Tugas dan Tanggung Jawab Dewan Komisaris Tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris telah dinyatakan dalam Pedoman dan Tata Tertib Kerja Dewan Komisaris yang telah ditetapkan melalui Surat Keputusan Dewan Komisaris nomor 07SKDK2016 tanggal 14 Oktober 2016 tentang Pedoman dan Tata Tertib Kerja Dewan Komisaris. Adapun tugas dan tanggungjawab Dewan Komisaris berdasarkan Pedoman dan Tata Tertib Kerja Dewan Komisaris adalah sebagai berikut : a Melakukan pengawasan, memberi nasihat, mengarahkan, memantau serta mengevaluasi jalannya kepengurusan Bank dan pelaksanaan kebijakan strategis Bank oleh Direksi; b Melakukan tugas, tanggung jawab dan wewenang sesuai dengan ketentuan Anggaran Dasar Perseroan, Keputusan RUPS serta Peraturan Perundang-undangan yang berlaku, diantaranya: i. Menyusun dan melakukan evaluasi berkala atas Pedoman dan Tata Tertib Kerja Dewan Komisaris yang bersifat mengikat bagi setiap anggota Dewan Komisaris; ii. Mengevaluasi dan menyetujui Rencana Bisnis Bank RBB; iii. Berdasarkan keputusan RUPS, Dewan Komisaris menetapkan Akuntan Publik atas rekomendasi Komite Audit untuk melakukan audit atas laporan keuangan Perseroan. Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance GCG bank bjb Tahun 2016 c Melaksanakan tugas dan tanggung jawab secara independen dan bertanggung jawab kepada RUPS; d Wajib memastikan terselenggaranya pelaksanaan GCG dalam setiap kegiatan usaha Bank pada seluruh tingkatan atau jenjang organisasi; e Wajib membentuk komite–komite dan memastikan bahwa komite tersebut telah menjalankan tugasnya secara efektif sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku; f Dilarang terlibat dalam pengambilan keputusan kegiatan operasional Bank, kecuali hal-hal lain yang ditetapkan dalam Anggaran Dasar atau peraturan perundang- undangan yang berlaku; g Persetujuan yang diberikan Dewan Komisaris merupakan bagian dari tugas pengawasan Dewan Komisaris sehingga tidak menghilangkan tanggung jawab Direksi dalam pelaksanaan kepengurusan Bank. Tugas pengawasan oleh Dewan Komisaris tersebut merupakan upaya pengawasan dini yang perlu dilaksanakan; h Mengkaji dan menyetujui kebijakan-kebijakan yang menurut peraturan perundangan yang berlaku wajib memerlukan persetujuan Dewan Komisaris; i Mengkaji pertanggungjawaban Direksi atas pelaksanaan kebijakan-kebijakan yang telah disetujui; j Membuat laporan tentang tugas pengawasan yang telah dilakukan selama tahun buku yang baru lampau untuk disampaikan kepada RUPS; k Mengevaluasi laporan tahunan yang dipersiapkan oleh Direksi serta menandatangani laporan tersebut. Penelaahan laporan tahunan dilakukan sebelum pelaksanaan RUPS; l Memastikan bahwa Direksi telah menindaklanjuti temuan audit dan rekomendasi dari Satuan Kerja Audit Internal SKAI Bank, auditor eksternal, hasil pengawasan Otoritas Jasa Keuangan danatau hasil pengawasan otoritas Iainnya; m Melakukan pemberitahuan kepada Otoritas Jasa Keuangan paling lambat 7 tujuh hari kerja semenjak ditemukannya: i. Pelanggaran peraturan perundang-undangan di bidang keuangan dan perbankan; ii. Keadaan atau perkiraan keadaan yang dapat membahayakan kelangsungan usaha Bank dengan didasarkan pada temuan maupun rekomendasi dari komite-komite yang membantu Dewan Komisaris dalam pengawasan operasional Bank: dan Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance GCG bank bjb Tahun 2016 iii. Hal-hal yang wajib dilaporkan diatas yang belum atau tidak dilaporkan oleh Bank danatau Direktur Kepatuhan kepada Otoritas Jasa Keuangan. n Menentukan dan melaksanakan sistem nominasi, evaluasi, remunerasi yang transparan bagi Pengurus setelah mempertimbangkan hasil kajian Komite Nominasi dan Remunerasi yang selanjutnya diajukan untuk memperoleh persetujuan RUPS. B.1.1.4 Independensi Dewan Komisaris Dewan Komisaris selalu berupaya untuk memastikan bahwa Perusahaan telah dikelola secara profesional, sesuai dengan kepentingan pemegang saham dan pemangku kepentingan lainnya. Dalam menjalankan perannya, Dewan Komisaris senantiasa menjaga obyektivitas dan independensi. Oleh karena itu, Dewan Komisaris tidak terlibat dalam pengambilan keputusan operasional Perseroan, kecuali hal-hal yang diatur dan ditetapkan dalam Anggaran Dasar dan peraturan perundang-undangan. Selain itu, memperhatikan komposisi Dewan Komisaris Perusahaan per 31 Desember 2016 yang berjumlah 5 lima orang, 4 empat orang diantaranya merupakan Komisaris Independen yang berarti 80 anggota Dewan Komisaris Bank merupakan Komisaris Independen. Independensi Komisaris Independen diperlihatkan melalui Surat Pernyataan Independen yang dibuat dan ditandatangani oleh seluruh Komisaris Independen. B.1.1.5 Rekomendasi Dewan Komisaris Sebagai bagian dari tugas dan tanggung jawab, Dewan Komisaris terus proaktif melakukan pengawasan terhadap kinerja Direksi dan memberikan masukan kepada Direksi. Bentuk pengawasan yang dilakukan Dewan Komisaris tentunya mengacu pada implementasi atas rekomendasi yang telah diberikan Dewan Komisaris terhadap Direksi maupun melalui komite-komite yang dibentuk. Pada periode Januari sampai dengan Desember 2016, Dewan Komisaris melakukan hal-hal sebagai berikut : a Melakukan pengawasan terhadap kebijakan pengurusan, jalannya pengurusan Perseroan oleh Direksi termasuk pengawasan terhadap: i. Rencana Bisnis Bank 2016-2018; ii. Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan RKAP Tahunan; iii. Evaluasi pencapaian Kinerja Bulanan; iv. Ketentuan Anggaran Dasar dan Keputusan RUPS; Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance GCG bank bjb Tahun 2016 v. Peraturan perundang-undangan, untuk kepentingan Perseroan dan sesuai dengan maksud dan tujuan bisnis Perseroan. b Melakukan tugas yang secara khusus diberikan kepadanya menurut Anggaran Dasar, perundang-undangan, ketentuan Bank Indonesia danatau Otoritas Jasa Keuangan serta keputusan RUPS, diantaranya adalah: i. Memantau dan melaporkan pelaksanaan action plan GCG; ii. Mengawasi dan memberikan nasihat kepada Direksi dalam menjalankan kegiatan bisnis Perseroan kebijakan kepengurusan oleh Direksi; iii. Mengawasi efektivitas penerapan GCG pada setiap tingkatan dan jenjang organisasi Bank; iv. Mengawasi pelaksanaan manajemen risiko; v. Memantau dan mengevaluasi kinerja Direksi; vi. Memantau kepatuhan Perseroan terhadap peraturan Bank Indonesia dan peraturan perundang-undangan yang berlaku serta komitmen kepada Otoritas Jasa Keuangan Bank Indonesia dan pihak-pihak lainnya; vii. Mengarahkan, memantau, dan mengevaluasi pelaksanaan RJP, RBB, Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan RKAP; viii. Mengkaji pembangunan dan pemanfaatan teknologi informasi. c Menyusun pembagian tugas diantara anggota Dewan Komisaris sesuai dengan keahlian dan pengalaman masing- masing anggota Dewan Komisaris; d Menyusun program kerja dan target kinerja Dewan Komisaris tiap tahun serta mekanisme review terhadap kinerja Dewan Komisaris. e Menyusun mekanisme penyampaian informasi dari Dewan Komisaris kepada seluruh pemangku kepentingan; f Mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas Dewan Komisaris kepada RUPS; g Memberikan pendapat dan saran secara tertulis kepada RUPS mengenai Rencana Jangka Panjang Perusahaan RJP, Rencana Bisnis Bank RBB dan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan RKAP yang diusulkan Direksi; h Memberikan pendapat kepada RUPS mengenai masalah strategis atau yang dianggap penting, termasuk pendapat mengenai kelayakan visi dan misi Bank; i Meneliti dan menelaah laporan berkala dan laporan tahunan yang disiapkan Direksi, termasuk laporan hasil audit intern Perseroan. Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance GCG bank bjb Tahun 2016 j Memastikan bahwa Direksi telah menindaklanjuti temuan audit dan rekomendasi dari Satuan Kerja Audit Intern Perseroan, auditor eksternal, hasil pengawasan Otoritas Jasa KeuanganBank Indonesia danatau hasil pengawasan otoritas lain; k Memastikan bahwa komite yang telah dibentuk telah menjalankan tugasnya secara efektif; l Melaksanakan review atas struktur organisasi; m Melaksanakan review atas KPI Direksi; n Melaksanakan review atas budaya kerja perusahaan; o Merekomendasi penerapan ISO untuk Satuan Kerja Kepatuhan dan Divisi Manajemen Risiko. B.1.2 Direksi B.1.2.1 Jumlah dan Komposisi Direksi Berdasarkan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten, Tbk., yang tertuang di dalam Akta Pernyataan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa nomor 111 tanggal 29 Mei 2015, susunan Direksi Bank adalah sebagai berikut : a Direktur Utama : Ahmad Irfan b Direktur : Suartini c Direktur : Fermiyanti d Direktur : Agus Gunawan e Direktur : Nia Kania f Direktur : Benny Santoso g Direktur : Agus Mulyana B.1.2.2 Kriteria Anggota Direksi Kriteria anggota Dewan Direksi mengacu pada Peraturan Otoritas Jasa Keuangan nomor 33POJK.042014 tanggal 08 Desember 2014 tentang Direksi dan Dewan Komisaris Emiten Atau Perusahaan Publik. Direksi Bank telah dinyatakan lulus fit and propert test sehingga telah memenuhi kriteria yang telah ditetapkan. Kriteria anggota Direksi berdasarkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan yaitu: a Direksi harus memenuhi persyaratan yang berlaku sesuai dengan perundang-undangan serta Peraturan Bank Indonesia Otoritas Jasa Keuangan OJK yang berlaku, telah lulus penilaian kemampuan dan kepatuhan fit and proper test sesuai ketentuan Bank IndonesiaOtoritas Jasa Keuangan OJK tentang Penilaian kemampuan dan Kepatutan Fit and Proper Test, serta berdomisili di Indonesia; Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance GCG bank bjb Tahun 2016 b Direksi wajib mengikuti ketentuan Undang-undang Perseroan Terbatas, peraturan perundang-undangan di bidang Pasar Modal dan peraturan perundang-undangan yang terkait dengan kegiatan usaha Bank; c Direksi adalah warga Negara Indonesia yang: i. Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa; ii. Mempunyai akhlak dan moral yang baik; iii. Setia dan taat kepada Negara dan Pemerintah Republik Indonesia; iv. Tidak terlibat secara langsung maupun tidak langsung dalam kegiatan pengkhianatan kepada Negara Republik Indonesia; v. Sehat jasmani dan rohani; vi. Bebas dari penyalahgunaan narkoba dan miras; vii. Netral terhadap semua partai politik; viii. Tidak pernah dihukum karena melakukan kegiatan yang merugikan negara atau tindakan-tindakan yang tercala dibidang perbankan; ix. Tidak dicabut hak pilihnya berdasarkan Keputusan Pengadilan; x. Mampu melaksanakan perbuatan hukum; xi. Tidak pernah dinyatakan pailit atau menjadi anggota Direksi atau anggota Dewan Komisaris yang dinyatakan bersalah menyebabkan suatu Bank dinyatakan pailit; xii. Tidak pernah dihukum karena melakukan tindak pidana yang merugikan keuangan Negara dalam kurun waktu 5 lima tahun sebelum pengangkatan; xiii. Telah lulus penilaian kemampuan dan kepatutan fit and proper test berdasarkan ketentuan yang berlaku; xiv. Usia maksimal calon Direksi pada saat pertama kali diangkat adalah 54 lima puluh empat tahun; xv. Bukan sebagai mantan anggota Direksi Perseroan atau Pejabat Eksekutif Perseroan yang purnabakti, mengundurkan diri atau diberhentikan; xvi. Khusus untuk persyaratan menjadi Direktur Utama adalah wajib mempunyai latar belakang pengalaman di bidang perbankan komersial dengan jabatan terakhir serendah-rendahnya Direktur yang masih aktif atau pernah menjadi Direktur pada sebuah Bank Umum dengan total aset sekurang-kurangnya sama dengan total aset Perseroan dengan memiliki rekam jejak yang baik; xvii. Wajib menjabat sebagai anggota Direksi Bank bagi calon Direktur Utama yang berasal dari Perseroan; Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance GCG bank bjb Tahun 2016 xviii. Wajib mempunyai latar belakang perbankan komersial dengan jabatan sebagai pejabat eksekutif atau satu tingkat dibawah Direksi, bagi calon Direktur yang berasal dari Bank atau dari luar Perseroan. B.1.2.3 Tugas dan Tanggung Jawab Direksi Sesuai dengan Surat Keputusan Direksi nomor 519SKDIR-CS2011 tanggal 20 September 2011 tentang Pedoman Kerja Direksi, dijelaskan mengenai tugas dan tanggung jawab Direksi sebagai berikut : a Tugas Direksi i. Direksi bertanggung jawab penuh atas pelaksanaan kepengurusan Bank; ii. Direksi wajib mengelola Bank sesuai dengan kewenangan dan tanggung jawabnya sebagaimana diatur dalam Anggaran Dasar dan peraturan perundang-undangan yang berlaku; iii. Direksi mengurus kekayaan Bank sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku; iv. Direksi wajib membuat dan melaksanakan Rencana Kerja Tahunan yang harus disampaikan kepada Dewan Komisaris paling lambat 60 enam puluh hari kalender sebelum dimulainya tahun buku yang akan datang; v. Dalam hal Direksi tidak menyampaikan rencana kerja sebagaimana dimaksud, rencana kerja tahun yang lampau diberlakukan. Rencana kerja tahun yang lampau berlaku juga bagi Bank yang rencana kerjanya belum memperoleh persetujuan sebagaimana ditentukan dalam Anggaran Dasar atau peraturan perundang-undangan; vi. Direksi wajib menyerahkan laporan tahunan Bank kepada akuntan publik yang ditunjuk oleh Rapat Umum Pemegang Saham RUPS untuk diperiksa. Laporan atas hasil pemeriksaan akuntan publik tersebut disampaikan secara tertulis kepada RUPS Tahunan. Laporan tahunan harus memuat sekurang-kurangnya :  Laporan keuangan yang terdiri atas sekurang- kurangnya neraca akhir tahun buku yang baru lampau dalam perbandingan dengan tahun buku sebelumnya, laporan laba rugi dari tahun buku yang bersangkutan, laporan arus kas dan laporan perubahan ekuitas, secara catatan atas laporan keuangan tersebut;  Laporan mengenai kegiatan Bank;  Laporan pelaksanaan tanggung jawab sosial dan lingkungan; Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance GCG bank bjb Tahun 2016  Rincian masalah yang timbul selama tahun buku yang mempengaruhi kegiatan usaha Bank;  Laporan mengenai tugas pengawasan yang telah dilaksanakan oleh Dewan Komisaris selama tahun buku yang baru lampau;  Nama anggota Direksi dan anggota Dewan Komisaris;  Gaji dan tunjangan bagi anggota Direksi dan gaji atau honorarium dan tunjangan bagi anggota Dewan Komisaris Bank untuk tahun baru lampau. vii. Direksi wajib menerapkan manajemen risiko dan prinsip- prinsip GCG dalam setiap kegiatan usaha Bank pada seluruh tingkatan atau jenjang organisasi. Dalam rangka pelaksanaan GCG, Direksi harus membentuk sekurang- kurangnya :  Satuan kerja yang menjalankan fungsi Audit Internal, untuk membantu Direksi dalam pengawasan operasional Bank pada seluruh organisasi Bank. Satuan Kerja Audit Internal ini wajib independen terhadap satuan kerja operasional;  Satuan kerja yang menjalankan fungsi Manajemen Risiko dan Komite Manajemen Risiko untuk membantu Direksi dalam penerapan manajemen risiko sebagaimana diatur dalam Peraturan Bank Indonesia Peraturan Otoritas Jasa Keuangan;  Satuan Kerja yang menjalankan fungsi Kepatuhan, untuk membantu Direksi dalam melakukan kepatuhan hukum, perundang-undangan serta Peraturan Bank Indonesia atas operasional yang memiliki terkait dengan hukum, perundang- undangan serta Peraturan Bank Indonesia Peraturan Otoritas Jasa Keuangan. viii. Direksi wajib menindaklanjuti temuan audit dan rekomendasi dari Satuan Kerja Audit Internal Bank, Auditor Eksternal, hasil pengawasan Otoritas Jasa Keuangan danatau hasil pengawasan otoritas pengawas yang berwenang Iainnya; ix. Melakukan tugas yang secara khusus diberikan oleh Dewan Komisaris danatau RUPS; x. Direksi menyelenggarakan RUPS Tahunan dan RUPS-LB Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa dengan didahului RUPS; xi. Pada penyelenggaraan RUPS, dalam hal semua anggota Dewan Komisaris tidak hadir atau memiliki benturan Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance GCG bank bjb Tahun 2016 kepentingan, maka RUPS dipimpin oleh salah satu Direktur yang ditunjuk oleh Direksi; xii. Direksi melalui jajarannya di bidang Sumber Daya Manusia dengan menggunakan sarana yang mudah diketahui dan diakses oleh pegawai, wajib mengungkapkan kepada pegawai kebijakan Bank yang bersifat strategis di bidang kepegawaian baik mengenai pemberian gaji, tunjangan, fasilitas, sistem penerimaan pegawai, sistem promosi, termasuk rencana Bank untuk mengadakan efisiensi melalui pengurangan pegawai maupun kebijakan strategis Bank tentang kepegawaian lainnya; xiii. Tiga bulan sebelum masa jabatan Direksi berakhir, Direksi dilarang mengambilmenetapkan kebijakan yang bersifat strategis; xiv. Direksi wajib menyediakan data dan informasi yang akurat, relevan dan tepat waktu pada Dewan Komisaris; xv. Direksi wajib memberikan jawaban dan penjelasan atas segala sesuatu yang ditanyakan oleh Dewan Komisaris; xvi. Direksi harus memastikan kelancaran komunikasi antara Bank dengan para pemangku kepentingan melalui pemberdayaan fungsi sekretaris perusahaan; xvii. Direksi berkewajiban untuk menyimpan dan memelihara daftar pemegang saham dan daftar khusus sebaik- baiknya; xviii. Anggota Direksi dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya wajib mentaati standar etika Bank dan standar etika yang tercantum pada pedoman kerja Direksi. b Tanggung Jawab Direksi i. Direksi bertanggung jawab atas laporan keuangan; ii. Direksi dalam penyelenggaraan tugas yang bersifat strategis untuk kepentingan maksud dan tujuan Bank bertanggung jawab secara kolegial. Setiap anggota Direksi bertanggung jawab dalam menyelenggarakan kegiatan operasional dari keputusan yang bersifat strategis dan keputusan lainnya sesuai dengan tugas dan wewenangnya; iii. Direksi wajib mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugasnya kepada RUPS Rapat Umum Pemegang Saham; iv. Dalam rangka mempertahankan kesinambungan usaha Bank, Direksi harus dapat memastikan dipenuhinya tanggung jawab sosial Bank Corporate Social Responsibility yaitu dengan adanya perencanaan tertulis Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance GCG bank bjb Tahun 2016 yang jelas dan fokus dalam melaksanakan tanggung jawab sosial Bank; v. Segala keputusan Direksi yang diambil sesuai dengan pedoman dan tata tertib kerja mengikat dan menjadi tanggung jawab seluruh Direksi; vi. Direksi bertanggung jawab atas penerapan etika usaha dan tata perilaku code of conduct di lingkungan perusahaan. B.2 Kelengkapan dan Pelaksanaan Tugas Komite-Komite Dewan Komisaris telah membentuk Komite Audit, Komite Pemantau Risiko, Komite Remunerasi dan Nominasi, Komite Tata Kelola Terintegrasi serta Komite Pemantau Bisnis dan Perkreditan dalam rangka mendukung efektivitas tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris. B.2.1 Komite Audit Komite Audit merupakan alat kelengkapan Dewan Komisaris yang berfungsi melakukan pengawasan atas efektivitas sistem pengendalian intern, internal audit, proses pelaporan keuangan sehingga Bank dapat dikelola berdasarkan prinsip-prinsip transparansi, akuntabilitas, pertanggungjawaban, independensi dan kewajaran. Dasar pembentukan Komite Audit mengacu pada Peraturan Otoritas Jasa Keuangan nomor 55POJK.042015 tanggal 23 Desember 2015 tentang Pembentukan dan Pedoman Pelaksanaan Kerja Komite Audit. Disamping itu, pembentukan Komite Audit Perseroan juga berpedoman pada ketentuan sebagai berikut: 1 Peraturan Otoritas Jasa Keuangan nomor 55POJK.032016 tanggal 07 Desember 2016 tentang Penerapan Tata Kelola Bagi Bank Umum; 2 Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Badan Usaha Milik Negara nomor KEP-117M-PBUMN2002 tanggal 1 Agustus 2002 tentang Penerapan Praktik Good Corporate Governance Pada Badan Usaha Milik Negara; 3 Surat Keputusan Ketua Bapepam nomor Kep-41PM2003 tanggal 22 Desember 2003 tentang Pembentukan dan Pedoman Pelaksanaan Kerja Komite Audit; 4 Surat Keputusan Dewan Komisaris PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten, Tbk. nomor 07SKDK2015 tanggal 22 April 2015 tentang Pembagian Tugas dan Pelaksanaan Jadwal Kegiatan Dewan Komisaris Serta Komite-Komite. 5 Surat Keputusan Dewan Komisaris PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten, Tbk. nomor 04SKDK2016 tanggal 30 Maret 2016 tentang Pembagian Tugas dan Pelaksanaan Jadwal Kegiatan Dewan Komisaris Serta Komite-Komite. Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance GCG bank bjb Tahun 2016 Berikut disampaikan informasi mengenai keanggotaan, struktur dan keahlian Komite Audit tahun 2016 : No Nama Keterangan Jabatan Keahlian 1 Suwarta Komisaris Independen Ketua Akuntansi dan Hukum 2 Klemi Subiyantoro Komisaris Independen Pelaksana Tugas Komisaris Utama Anggota Akuntansi dan Hukum 3 Muhadi Komisaris Anggota Tekhnik 4 Rudhyanto Mooduto Komisaris Anggota Akuntansi dan Manajemen Bisnis Internasional 5 Erie Febrian Pihak Independen Anggota Ekonomi 6 Mokhamad Anwar Pihak Independen Anggota Ekonomi dan Manajemen Keuangan 7 Memed Sueb Pihak Independen Anggota Akuntansi dan Keuangan 8 Ramson Sinaga Pihak Independen Anggota Akuntansi dan Keuangan Menjadi ketua komite sejak tanggal 30 Maret 2016 Menjadi ketua komite sampai dengan tanggal 30 Maret 2016 dan selanjutnya ditetapkan sebagai anggota komite Menjadi anggota komite sampai dengan tanggal 30 Maret 2016 Diangkat menjadi anggota komite sejak tanggal 19 September 2016 Diangkat menjadi anggota komite sejak tanggal 19 September 2016 Mengundurkan diri sebagai anggota komite pada tanggal 30 Juni 2016 Diberhentikan dengan hormat sebagai anggota komite pada tanggal 14 Oktober 2016 B.2.1.1 Independensi Anggota Komite Audit Persyaratan Independensi Komite Audit diatur dalam Pedoman dan Tata Tertib Kerja Komite Audit sebagai berikut: a Anggota Komite Audit tidak mempunyai hubungan afiliasi dengan Bank, Dewan Komisaris, Direksi atau Rapat Umum Pemegang Saham RUPS; b Tidak memiliki hubungan usaha baik langsung maupun tidak langsung yang berkaitan dengan kegiatan usaha Bank; c Bukan orang yang mempunyai wewenang dan tanggung jawab untuk merencanakan, memimpin atau mengendalikan kegiatan Bank dalam waktu 6 enam bulan terakhir sebelum Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance GCG bank bjb Tahun 2016 ditetapkan, kecuali orang yang mempunyai wewenang dan tanggung jawab untuk melaksanakan fungsi pengawasan; d Tidak menjadi Komisaris atau pemegang saham mayoritas dari pelanggan atau rekanan utama Bank; e Pihak Independen yang menjadi anggota Komite Audit adalah pihak yang berada di luar Bank yang tidak memiliki hubungan keuangan, kepengurusan, kepemilikan saham danatau hubungan keluarga dengan Dewan Komisaris, Direksi danatau Pemegang Saham Pengendali atau hubungan dengan Bank yang dapat mempengaruhi kemampuannya untuk bertindak independen. B.2.1.2 Tugas dan Tanggung Jawab Komite Audit Komite Audit mempunyai tugas mendukung Dewan Komisaris sesuai dengan tanggungjawabnya sebagai berikut : a Pengawasan Terhadap Proses Pelaporan Keuangan Komite audit bertugas melakukan pengawasan terhadap proses pembuatan Laporan Keuangan Bank. Dalam kaitannya dengan hal tersebut, Komite Audit: i. Memantau proses pelaporan keuangan untuk memastikan terpenuhinya standar dan kebijakan akuntansi yang berlaku. ii. Melakukan evaluasi atas informasi keuangan yang akan dikeluarkan oleh Bank seperti laporan keuangan, proyeksi dan informasi keuangan lainnya. iii. Memeriksa ulang laporan keuangan apakah sudah sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku serta apakah sudah konsisten dengan informasi lain yang diketahui oleh anggota Komite Audit secara bulanan, triwulanan dan tahunan. iv. Melakukan pemantauan atas penetapan metode penilaian aktiva dan passiva, komitmen dan kontijensi serta cadangan-cadangan yang harus dibentuk. v. Melakukan pemantauan atas pos-pos laporan keuangan yang mengandung transaksi-transaksi yang kompleks dan tidak lazim. vi. Menilai kecukupan pengungkapan transaksi dengan pihak terkait. vii. Menilai dan memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris terhadap saran yang diajukan oleh auditor eksternal, Direksi dan auditor internal jika terdapat perubahan dalam ruang lingkup audit serta prinsip dan standar akuntansi. Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance GCG bank bjb Tahun 2016 viii. Komite Audit mengkomunikasikan kepada Auditor Eksternal, Direksi dan Auditor Internal bila menghadapi penafsiran yang berbeda maupun sesuatu hal yang tidak konsisten. b Seleksi dan Penunjukkan Kantor Akuntan Publik KAP serta Pengawasan Pekerjaannya Komite Audit dalam memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris mengenai KAP yang akan melakukan audit tahunan sebagai auditor eksternal sekurang-kurangnya melakukan, sebagai berikut: i. Menyeleksi dan merekomendasikan penunjukan KAP  Komite Audit menyeleksi dan merekomendasikan calon KAP yang akan melakukan audit laporan keuangan tahunan Bank kepada Dewan Komisaris.  Proses seleksi dan penunjukkan KAP dapat dilihat pada lampiran Pedoman Kerja Komite Audit - Proses Penunjukkan Auditor Independen, dengan berpedoman pada peraturan yang berlaku.  Komite Audit dapat merekomendasikan untuk pemutusan hubungan kerja dengan auditor ekstern kepada Dewan Komisaris jika terdapat indikasi kuat bahwa independensi auditor dapat terganggu atau terbukti bahwa auditor tidak melakukan pemeriksaan sesuai dengan Standar Profesional Akuntan Publik. ii. Mengawasi pekerjaan Auditor Eksternal  Melakukan evaluasi terhadap rencana audit dan kecukupan program audit serta melakukan pengawasan atas pekerjaan auditor eksternal serta pemantauan atas tindak lanjut hasil audit dalam rangka menilai kecukupan pengendalian internal termasuk kecukupan proses pelaporan keuangan.  Terlibat dalam danatau menerima laporan atas pembahasan temuan audit yang dilakukan oleh auditor eksternal dengan manajemen serta membuat laporan tertulis mengenai adanya perbedaan pendapat antara auditor dengan manajemen yang perlu mendapat perhatian Dewan Komisaris.  Dalam rangka melaksanakan tugas tersebut di atas, Komite Audit sekurang-kurangnya melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap: - Kesesuaian pelaksanaan audit oleh KAP dengan standar yang berlaku; - Kesesuaian laporan keuangan dengan standar akuntansi yang berlaku; Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance GCG bank bjb Tahun 2016 - Pelaksanaan tindak lanjut oleh Direksi atas hasil temuan auditor eksternal sebagai rekomendasi untuk Dewan Komisaris.  Memberi masukan kepada Auditor Eksternal agar mengidentifikasikan area-area berisiko tinggi.  Berkonsultasi dengan Auditor Eksternal tanpa kehadiran manajemen tentang pengendalian internal berkenaan dengan identifikasi kemungkinan adanya kelemahan pengendalian internal, serta pemenuhan dan ketepatan laporan keuangan Bank.  Memastikan agar auditor eksternal, dalam kaitannya dengan pelaksanaan audit umum general audit mengkomunikasikan hal-hal berikut; - Tingkat tanggung jawab auditor terhadap pengendalian internal dalam penyajian laporan keuangan; - Perubahan kebijakan akuntansi yang signifikan; - Kelemahan signifikan dalam disain dan penerapan pengendalian internal; - Metode pencatatan, pelaporan dan dampak dari transaksi luar biasa yang signifikan terhadap laporan keuangan; - Adanya Fraud ataupun indikasi Fraud serta penyimpangan terhadap peraturan dan perundang- undangan yang berlaku, yang dilakukan oleh manajemen atau pegawai yang berdampak salah saji material dalam laporan keuangan; - Koreksi audit yang signifikan; - Prosedur yang dilaksanakan oleh auditor terhadap laporan tahunan yang berisi laporan keuangan audited; - Ketidaksepakatan dengan manajemen tentang penerapan standar akuntansi, lingkup audit, pengungkapan dalam laporan keuangan dan kata- kata yang digunakan auditor dalam laporan auditnya; - Adanya perbedaan pendapat antara manajemen dengan auditor eksternal untuk melakukan konsultasi dengan auditor eksternal lainnya; - Hambatan dalam pelaksanaan audit.  Melakukan kajian bersama Dewan Komisaris, Direksi serta auditor eksternal mengenai: - Laporan keuangan tahunan Bank beserta catatan atas laporan keuangan sebelum dipublikasikan; Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance GCG bank bjb Tahun 2016 - Laporan audit dari auditor eksternal mengenai laporan keuangan tahunan Bank dan pendapat serta saran dari auditor eksternal; - Temuan penting dan rekomendasi yang dibuat oleh Auditor Eksternal serta memonitor tindak lanjut atas rekomendasi tersebut oleh Direksi dan manajemen; - Mengkaji surat representasi yang ditandatangani oleh Direksi, serta meyakinkan tidak adanya kesulitan dalam memperoleh surat tersebut dan juga hal-hal spesifik yang ditemui dalam penugasan; - Menilai pendapat auditor eksternal tentang kualitas dan ketepatan penerapan Standar Akuntasi Keuangan yang berlaku bagi perbankan.  Komite Audit melakukan evaluasi terhadap auditor eksternal mengenai kualifikasi, kinerja dan independensi atas partner audit dari KAP serta auditor yang ditugaskan untuk melakukan audit keuangan, menerima masukan dari manajemen serta Divisi Audit Intern atas pekerjaan auditor eksternal tersebut;  Berdiskusi dengan Dewan Komisaris dan Direksi serta auditor eksternal untuk mendapatkan pengertian atas pertimbangan yang digunakan dalam menentukan standar akuntansi beserta aplikasinya;  Memastikan adanya pengungkapan yang memadai terhadap standar akuntansi. c Evaluasi Jasa Non-Audit Untuk menjaga independensi auditor eksternal, Komite Audit wajib melakukan evaluasi sebelum memberikan persetujuan awal pre-approval terhadap jasa non-audit yang akan ditugaskan kepada auditor eksternal yang sedang melaksanakan jasa audit. Jasa-jasa non-audit yang mengganggu independensi adalah: i. Jasa pembukuan atau jasa-jasa lain yang berhubungan dengan catatan akuntansi atau laporan keuangan Bank; ii. Jasa disain dan implementasi sistem informasi keuangan; iii. Jasa penilaian atau jasa untuk memberikan opini atas kewajaran; iv. Jasa aktuaria; v. Jasa outsourcing internal audit; vi. Jasa fungsi manajemen atau sumber daya manusia; vii. Jasa perantara; Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance GCG bank bjb Tahun 2016 viii. Jasa layanan hukum dan jasa keahlian yang tidak berkaitan dengan audit; ix. Jasa konsultasi perpajakan; x. Jasa lain berdasarkan perundang-undangan yang berlaku dan peraturan Bank Indonesia. Langkah-langkah yang harus dilaksanakan manajemen Bank untuk mendapatkan persetujuan awal pre-approval adalah sebagai berikut: i. Direksi, menyampaikan kepada Dewan Komisaris uraian rinci mengenai jenis jasa dan pekerjaan yang akan ditugaskan kepada KAP; ii. Komite Audit mengevaluasi dan menganalisis jasa non- audit yang akan ditugaskan kepada KAP agar tidak mengganggu independensi atau menimbulkan benturan kepentingan; iii. Komite Audit hanya dapat menyetujui pemberian jasa non-audit tersebut apabila hasil evaluasi tidak menunjukkan adanya gangguan dalam hal independensi atau menimbulkan benturan kepentingan. Pre-approval terhadap jasa non-audit ini dapat dikecualikan, jika nilai seluruh jasa non-audit tidak lebih dari 5 dari total nilai biaya audit yang dibayarkan Bank kepada KAP dalam tahun fiskal di mana jasa non-audit diberikan. d Pengawasan Pengendalian Internal Komite Audit dan Satuan Kerja Audit Intern melakukan pengawasan atas operasional Bank sesuai dengan fungsi masing-masing agar tidak melanggar peraturan Bank IndonesiaOtoritas Jasa Keuangan, peraturan dan perundang- undangan yang berlaku. Pengawasan tersebut sekurang- kurangnya meliputi: i. Komite Audit mendapatkan laporan audit internal secara berkala dari Divisi Audit Intern sebagai masukan untuk mengidentifikasi kemungkinan adanya kelemahan pengendalian internal; ii. Dalam rangka meningkatkan efektivitas pengendalian internal, Komite Audit dapat memberikan masukan kepada manajemen Bank, melalui Dewan Komisaris, saran tersebut berkenaan dengan peningkatan kinerja Divisi Audit Intern; iii. Mengkaji dan memberikan masukan kepada Dewan Komisaris atas Rencana Kerja Tahunan Audit Internal, termasuk ruang lingkup Audit, serta untuk memastikan bahwa Rencana Kerja Tahunan Audit Internal tersebut Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance GCG bank bjb Tahun 2016 sudah mencakup risiko operasional Bank secara keseluruhan; iv. Setiap awal tahun, Komite Audit mengevaluasi Program Kerja Audit tahunan yang disusun oleh Divisi Audit Intern serta ruang lingkup audit dan merekomendasikan hasil evaluasi dimaksud kepada Dewan Komisaris; v. Mengkaji dan memberikan pertimbangan kepada Dewan Komisaris atas kesulitan dan hambatan yang dihadapi audit internal dalam melaksanakan tugasnya, termasuk hambatan atas lingkup kerja audit danatau hambatan akses untuk mendapatkan informasi yang diperlukan; vi. Komite Audit harus berkoordinasi dengan Divisi Audit Intern untuk:  Mengadakan pertemuan reguler dalam rangka membahas temuan danatau hal-hal lain yang mengandung indikasi mengenai kelemahan pengendalian internal, serta kekeliruan penerapan standar akuntansi termasuk melakukan pemantauan tindak lanjut manajemen Bank atas temuan tersebut;  Membahas tanggapan manajemen Bank atas temuan signifikan dalam operasional Bank serta rekomendasi yang diberikan oleh Divisi Audit Intern terhadap temuan tersebut;  Secara tahunan melakukan pemantauan terhadap kode etik profesi, mengevaluasi kegiatan, struktur organisasi dan kualifikasi anggota audit internal;  Memperluas evaluasi untuk menilai sifat, lingkup, besaran dan dampak dari kelemahan signifikan pengendalian internal serta pengaruhnya terhadap laporan keuangan. vii. Melakukan penilaian efektifitas dan independensi Divisi Audit Intern serta melakukan evaluasi atas aktivitas- aktivitas rutin, penempatan auditor internal dan struktur organisasi Divisi Audit Intern. viii. Merekomendasikan kepada Dewan Komisaris tentang;  Perubahan signifikan dalam lingkup kerja audit dari rencana semula, termasuk sumber daya manusia dan anggaran Audit Internal;  Pemutakhiran Pedoman Kerja Komite Audit;  Kepatuhan terhadap Pedoman Kerja Komite Audit. ix. Komite Audit atas permintaan Dewan Komisaris dapat merekomendasikan tentang pengangkatan dan pemberhentian Pemimpin Divisi Audit Intern. Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance GCG bank bjb Tahun 2016 e Pengawasan Kepatuhan Terhadap Peraturan dan Perundang- undangan Komite Audit dan Satuan Kerja Kepatuhan sesuai dengan fungsinya masing-masing bertugas untuk memantau kepatuhan operasional Bank terhadap Peraturan dan Perundang-undangan yang berlaku, Peraturan Otoritas Jasa KeuanganPeraturan Bank Indonesia, sekurang-kurangnya meliputi: i. Pemantauan dapat dilakukan melalui evaluasi atas temuan, pelaporan atau hasil pemeriksaan yang dilakukan oleh Otoritas Jasa KeuanganBank Indonesia, auditor ekstern, Satuan Kerja Kepatuhan, Satuan Kerja Audit Intern, Satuan Kerja Manajemen RisikoKomite Manajemen Risiko. ii. Apabila terdapat indikasi kuat bahwa telah terjadi pelanggaran terhadap peraturan dan perundang- undangan yang berlaku serta peraturan Bank Indonesia Otoritas Jasa Keuangan, Komite Audit harus melaporkan kepada Dewan Komisaris dan mengusulkan diadakannya investigasi. f Pelaporan Risiko dan Pelaksanaan Manajamen Risiko Komite Audit dan Komite Pemantau Risiko sesuai dengan fungsinya masing-masing memantau jalannya operasional Bank dan meminimalisasi terjadinya risiko yang sekurang- kurangnya meliputi: i. Melakukan evaluasi atas proses identifikasi risiko dan pelaksanaan manajemen risiko yang dilakukan oleh manajemen; ii. Menilai proses pengelolaan risiko dan pengendalian keuangan Bank termasuk identifikasi dan evaluasi terhadap semua risiko dan pengendaliannya untuk memperkecil timbulnya risiko tersebut; iii. Memantau dan mengevaluasi kecukupan pelaksanaan tugas Auditor Eksternal dan Divisi Audit Intern dalam memastikan terpenuhinya pengendalian dan penanganan risiko utama telah tercakup dalam perencanaan audit. iv. Memastikan bahwa manajemen Bank telah melaksanakan semua rekomendasi yang terkait dengan risiko dan pengendalian yang direkomendasikan baik oleh auditor eksternal, Divisi Audit Intern, Satuan Kerja Manajemen Risiko dan Komite Pemantau Risiko. g Penelaahan Pengaduan Pihak Ketiga Komite Audit tidak hanya menerima informasi yang berasal dari pelaksanaan tugas-tugas rutinnya, akan tetapi juga Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance GCG bank bjb Tahun 2016 menerima pengaduan pihak ketiga mengenai akuntansi, pengendalian internal dan fraud yang dapat mengganggu operasional Bank. i. Syarat pengaduan yang dapat diproses lebih lanjut:  Pengaduan disampaikan secara tertulis;  Terdapat alibi dan permasalahan yang jelas atas pengaduan yang dibuat. ii. Penelaahan Pengaduan Dalam menangani pengaduan yang disampaikan oleh pihak ketiga, Komite Audit dapat meminta Divisi Audit Intern untuk menindaklanjuti pengaduan tersebut. iii. Hasil Penelaahan Jika berdasarkan hasil penelaahan, terbukti bahwa pengaduan yang disampaikan oleh pihak ketiga ternyata benar, maka:  Komite Audit meneruskan hasil penelaahan kepada Dewan Komisaris.  Komite Audit memantau tindak lanjut dari hasil penelaahan, jika diminta oleh Dewan Komisaris. h Pelaksanaan Tugas Khusus Tugas khusus merupakan tugas yang dilaksanakan diluar rutinitas, sebagaimana diperintahkan oleh Dewan Komisaris, dengan memberikan surat penugasan kepada Komite Audit. i. Dewan Komisaris memberikan tugas khusus, karena;  terdapat indikasi adanya ketidakpatuhan terhadap peraturan dan perundang-undangan yang berlaku sehingga Komite Audit, dengan persetujuan Dewan Komisaris, memperluas evaluasi dengan melaksanakan Audit Investigasi untuk menentukan dampak dan besarnya kerugian akibat pelanggaran tersebut. Untuk melaksanakan audit investigasi tersebut, Komite Audit dapat meminta bantuan pihak Divisi Audit Intern atau auditor eksternal.  terdapat laporanpengaduan pihak ketiga yang mengindikasikan adanya ketidakpatuhan danatau kecurangan. ii. Pelaksanaan tugas khusus Komite Audit antara lain berwenang untuk:  Melakukan evaluasi terhadap semua pencatatan termasuk didalamnya risalah rapat Direksi dan risalah rapat Dewan Komisaris, dokumentasi serta informasi lainnya yang diperlukan. Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance GCG bank bjb Tahun 2016  Mengajukan pertanyaan kepada Direksi dan stafnya, yang hasilnya dituangkan dalam Berita Acara Tanya Jawab yang ditandatangani oleh kedua belah pihak.  Jika dianggap perlu, pelaksanaan audit investigasi dapat dilaksanakan dengan bekerjasama Divisi Audit Intern atau Auditor Eksternal. i Melakukan Self Assessment Pelaksanaan Tugas Komite Audit Self assessment dilakukan dengan dasar ketentuan Bank Indonesia terhadap efektivitas pelaksanaan tugasnya sesuai dengan Pedoman Kerja Komite Audit disamping evaluasi yang dilakukan oleh Dewan Komisaris atas kinerja Komite Audit. Selain itu, Komite Audit mempunyai tanggung jawab sebagai berikut. a Memastikan bahwa laporan keuangan Bank dapat dimengerti, transparan dan dapat diandalkan; b Menilai pelaksanaan kegiatan serta hasil audit yang dilakukan oleh Divisi Audit Intern maupun auditor eksternal sehingga dapat mencegah pelaksanaan dan pelaporan yang tidak memenuhi standar; c Melakukan evaluasi kebijakan Bank yang berhubungan dengan kepatuhan terhadap peraturan dan perundang-undangan yang berlaku, etika, benturan kepentingan dan investigasi akan adanya kesalahan maupun kecurangan, melalui Dewan Komisaris memberikan rekomendasi mengenai penyempurnaan sistem pengendalian intern Bank serta pelaksanaannya; d Melakukan evaluasi Rencana Kerja Divisi Audit Intern, pelaporan dan temuan yang signifikan; e Berkomunikasi dengan Direksi dan satuan kerja terkait tentang status, kemajuan dan perkembangan baru pada permasalahan operasional yang dijumpai serta temuan Divisi Audit Intern; f Memastikan bahwa Divisi Audit Intern dapat memiliki akses langsung kepada Komite Audit dan mendorong adanya komunikasi di luar rapat komite yang telah dijadwalkan; g Menciptakan jalur komunikasi langsung dengan Auditor Eksternalpengawas Bank untuk membahas rencana audit, temuan maupun laporan. Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance GCG bank bjb Tahun 2016 B.2.1.3 Rapat Dan Kehadiran Komite Audit Selama tahun 2016, Komite Audit telah menyelenggarakan pertemuan sebanyak 14 empat belas kali. Berikut informasi pertemuan Komite Audit sepanjang tahun 2016 : Nama Total Rapat Jumlah Kehadiran Persentase Suwarta 14 13 93 Klemi Subiyantoro 14 6 43 Muhadi 10 10 100 Rudhyanto Mooduto 4 4 100 Erie Febrian 7 5 71 Mokhamad Anwar 4 4 100 Memed Sueb 8 5 63 Ramson Sinaga 10 8 80 Menjadi ketua komite sejak tanggal 30 Maret 2016 Menjadi anggota komite sampai dengan tanggal 30 Maret 2016 Diangkat menjadi anggota komite sejak tanggal 19 September 2016 Diangkat menjadi anggota komite sejak tanggal 19 September 2016 Mengundurkan diri sebagai anggota komite pada 30 Juni 2016 Diberhentikan dengan hormat sebagai anggota komite pada 14 Oktober 2016 B.2.1.4 Pelaksanaan Tugas Komite Audit Komite audit telah melaksanakan tugas, baik yang bersifat rutin maupun yang non-rutin. Tugas tersebut termasuk memantau dan mengevaluasi perencanaan dan pelaksanaan audit serta tindak lanjut hasil audit dalam rangka menilai kecukupan pengendalian intern dan kecukupan pelaporan keuangan, dengan rincian sebagai berikut: a Pada tahun 2016 komite audit telah melaksanakan rapat baik rapat internal Komite Audit maupun rapat Komite Audit dengan Divisi Audit Intern serta Divisi Kepatuhan yang membahas mengenai pelaksanaan program kerja, hasil temuan audit umum maupun audit khusus Divisi Audit Intern, tindak lanjut Direksi atas temuan KAP dan Otoritas Jasa Keuangan, penunjukan kantor akuntan publik serta review terhadap laporan keuangan publikasi pertriwulan. b Melaksanakan review dan pemantauan i. Komite Audit melakukan review dan pemantauan atas pelaksanaan tugas Divisi Audit Intern, atas hasil eveluasi tersebut dapat disimpulkan bahwa Divisi Audit Intern telah melaksanakan pemeriksaan sesuai dengan program kerja yang ditetapkan dan telah melakukan perencanaan audit berbasis risiko, pelaksanaan dan pelaporan audit Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance GCG bank bjb Tahun 2016 telah sesuai dengan Standar Pelaksanaan Fungsi Audit Internal Bank SPFAIB. ii. Komite Audit melakukan review dan memberikan saran- saran penyempurnaan terhadap draft laporan publikasi triwulanan dan secara aktif melakukan diskusi dengan KAP atas hasil pemeriksaan yang dilakukan oleh KAP. iii. Komite Audit melakukan review dan terlibat dalam tim pemilihan KAP yang terdiri dari Komite Audit dan unsur manajemen, untuk melakukan pemeriksaan Laporan Keuangan Tahun 2016, review terhadap KAP untuk pemeriksaan Laporan Portofolio Investasi Dana Pensiun dan review KAP untuk pemeriksaan Dana CSR serta memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris atas hasil pemilihan KAP tersebut. iv. Komite Audit melakukan evaluasi atas efektivitas pelaksanaan audit eksternal termasuk penelaahan independensi dan objektivitas auditor eksternal serta penelaahan kecukupan pemeriksaan yang dilakukan untuk memastikan semua risiko yang penting telah dipertimbangkan, melakukan evaluasi kesesuaian pelaksanaan audit oleh kantor akuntan publik dengan standar yang berlaku. Dari hasil pemantauan dan evaluasi Komite Audit, KAP telah melaksanakan sesuai dengan Standar Auditing yang ditetapkan Ikatan Akuntan Publik Indonesia. Dalam pelaksanaan ini, Komite Audit melalui anggotanya juga mengikuti rapat exit meeting atas pemeriksaan laporan kerja tahun 2015 oleh kantor akuntan publik. v. Monitoring tindak lanjut  Pemantauan Tindak Lanjut atas Hasil Audit Internal Komite Audit melakukan pemantauan atas tindak lanjut temuan-temuan hasil audit yang dilakukan oleh Divisi Audit Intern melalui rapat-rapatpertemuan untuk membahas hasil temuan dan tindak lanjut hasil audit Divisi Audit Intern, baik yang terjadwal rutin dalam rapatpertemuan maupun di luar jadwal rapatpertemuan.  Pemantauan Tindak Lanjut atas Hasil Audit Eksternal Komite Audit melakukan pemantauan terhadap pemenuhan komitmen atas hasil pemeriksaan pihak eksternal yaitu Otoritas Jasa Keuangan dengan melakukan pembahasan dalam rapatpertemuan dengan Divisi Kepatuhan sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia nomor 132PBI2011 tentang Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance GCG bank bjb Tahun 2016 Pelaksanaan Fungsi Kepatuhan Bank yang tercantum dalam Bab II mengenai Fungsi Kepatuhan Bank dimana Divisi Kepatuhan merupakan Person In Charge PIC untuk melakukan pemantauan terhadap pemenuhan komitmen dimaksud.  Komite Audit juga memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris untuk mengingatkan Manajemen agar memenuhi komitmen yang telah disampaikan kepada Otoritas Jasa Keuangan. B.2.2 Komite Pemantau Risiko Sesuai Peraturan Otoritas Jasa Keuangan nomor 55POJK.032016 tentang Penerapan Tata Kelola Bagi Bank Umum, Komite Pemantau Risiko merupakan alat kelengkapan Komisaris yang berfungsi memonitor risiko dan menilai toleransi risiko yang dapat diambil oleh Bank, mengevaluasi perbaikan yang dilakukan atas kebijakan, prosedur dan praktek manajemen risiko Bank guna memastikan telah dilakukannya pengelolaan risiko dengan baik, terutama pada pengelolaan risiko kredit, risiko pasar, risiko likuiditas, risiko operasional serta risiko bank lainnya. Komite Pemantau Risiko Bank untuk periode tahun 2016 dibentuk berdasarkan : a. Peraturan Otoritas Jasa Keuangan nomor 18POJK.032016 tentang Penerapan Manajemen Risiko Bagi Bank Umum b. Surat Edaran Bank Indonesia nomor 1515DPNP tanggal 29 April 2013 tentang Pelaksanaan Good Corporate Governance bagi Bank Umum; c. Surat Keputusan Dewan Komisaris PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten, Tbk. nomor 07SKDK2015 tanggal 22 April 2015 tentang Pembagian Tugas dan Pelaksanaan Jadwal Kegiatan Dewan Komisaris Serta Komite-Komite. d. Surat Keputusan Dewan Komisaris PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten, Tbk. nomor 04SKDK2016 tanggal 30 Maret 2016 tentang Pembagian Tugas dan Pelaksanaan Jadwal Kegiatan Dewan Komisaris Serta Komite-Komite. e. Surat Keputusan Dewan Komisaris PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten, Tbk. nomor 02SKDK2015 tanggal 26 Januari 2015 Tentang Pedoman danTata Tertib Kerja Komite Pemantau Risiko. Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance GCG bank bjb Tahun 2016 Berikut disampaikan informasi mengenai keanggotaan, struktur dan keahlian Komite Pemantau Risiko Bank tahun 2016. No Nama Keterangan Jabatan Keahlian 1 Rudhyanto Mooduto Komisaris Independen Ketua Akuntansi dan Manajemen Bisnis Internasional 2 Muhadi Komisaris Anggota Tekhnik 3 Yayat Sutaryat Komisaris Independen Anggota Hukum 4 Suwarta Komisaris Independen Anggota Akuntansi dan Hukum 5 Tettet Fitrijanti Pihak Independen Anggota Akuntansi 6 Nury Effendi Pihak Independen Anggota Ekonomi B.2.2.1 Independensi Anggota Komite Pemantau Risiko Dalam menjaga independensinya, anggota Komite Pemantau Risiko yang berasal dari pihak independen: a Tidak menerima kompensasi dari Bank dan anak perusahaan Bank atau afiliasinya kecuali upah, gaji dan fasilitas lainnya yang diterima berkaitan dengan tugas yang dilaksanakan sebagai anggota Komite Pemantau Risiko; b Tidak mempunyai hubungan keluarga maupun bisnis dengan Direksi dan Dewan Komisaris; c Tidak mempunyai kedudukan rangkap pada Bank dan perusahaan lainnya yang terafiliasi dengan Bank; d Tidak memiliki tugas, tanggung jawab dan kewenangan yang menimbulkan benturan kepentingan; B.2.2.2 Tugas dan Tanggung Jawab Komite Pemantau Risiko Tugas dan tanggung jawab Komite Pemantau Risiko meliputi: a Mengevaluasi kesesuaian antara kebijakan manajemen risiko dengan pelaksanaan kebijakan tersebut: i. Mengevaluasi dan menganalisa secara berkala kesesuaian kebijakan manajemen risiko dengan peraturan, serta kecukupan kebijakan manajemen risiko ii. Memberikan pendapat berupa saran dan atau rekomendasi kepada Dewan Komisaris untuk perbaikan dan penyempurnaan kebijakan manajemen risiko yang diperlukan. b Memantau dan mengevaluasi pelaksanaan tugas Komite Manajemen Risiko dan Satuan Kerja Manajemen Risiko: Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance GCG bank bjb Tahun 2016 c Mengevaluasi dan menganalisa laporan profil risiko Bank secara triwulanan serta laporan lain atau hasil kajian yang relevan dan memberikan pendapat berupa saran dan atau rekomendasi untuk perbaikan dan penyempurnaan yang diperlukan. d Mengevaluasi dan menganalisa laporan tingkat kesehatan Bank untuk bagian profil risiko dan GCG. e Memantau kecukupan proses identifikasi, pengukuran, pemantauan, pengendalian dan sistem informasi manajemen risiko Bank. f Menyusun dan melaksanakan rencana kerja tahunan Komite Pemantau risiko sesuai arahan Komisaris dan ketentuan yang berlaku di Bank. B.2.2.3 Rapat Dan Kehadiran Komite Pemantau Risiko Selama tahun 2016, Komite Pemantau Risiko telah menyelenggarakan pertemuan sebanyak 13 tiga belas kali. Berikut informasi pertemuan Komite Pemantau Risiko sepanjang tahun 2016 : Nama Total Rapat Jumlah Kehadiran Persentase Rudhyanto Mooduto 13 13 100 Muhadi 13 12 92,31 Yayat Sutaryat 13 9 69,23 Suwarta 9 5 55,55 Tettet Fitrijanti 13 13 100 Nurry Efendi 13 6 46,15 Menjadi anggota komite sejak tanggal 30 Maret 2016 B.2.2.4 Pelaksanaan Tugas Komite Pemantau Risiko Sesuai program kerja Komite Pemantau Risiko, maka pada tahun 2016 direalisasikan rencana kerja sebagai berikut. a Mengevaluasi kecukupan penerapan manajemen risiko dari aspek kebijakan melalui review kecukupan pedoman, perangkat manajemen risiko dan parameter variabel peringkat risiko; b Mengevaluasi peringkat risiko berdasarkan Laporan Profil Risiko self assessment dan memberikan rekomendasi berdasarkan hasil evaluasi tersebut kepada Dewan Komisaris; c Memantau Laporan self assessment Tingkat Kesehatan Bank; d Menelaah Liquidity Credit Stress Test; e Menelaah Laporan Analisa Root Cause Credit Risk RCCR; f Mereview Pedoman Pengukuran Risiko Pasar Likuiditas; g Membahas manajemen risiko kredit UMKM Mikro; Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance GCG bank bjb Tahun 2016 h Membahas kinerja perusahaan anak bank bjb Syariah dan memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris melalui Komite Tata Kelola Terintegrasi; i Membahas secara spesifik risiko hukum dan risiko reputasi; j Menyusun laporan KPR triwulanan dan tahunan dan menyusun rencana kerja; k Peningkatan kapasitas Ketua dan Anggota KPR melalui workshop, seminar ataupun benchmarking; l Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Dewan Komisaris berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. B.2.3 Komite Nominasi dan Remunerasi Komite Nominasi dan Remunerasi merupakan salah satu alat kelengkapan Dewan Komisaris yang berfungsi untuk membantu Dewan Komisaris dalam melaksanakan fungsi dan tugasnya di bidang yang berkaitan dengan nominasi dan remunerasi terhadap anggota Direksi dan Dewan Komisaris. Peraturan Bank IndonesiaPeraturan Otoritas Jasa Keuangan mewajibkan Bank selaku perusahaan publik untuk membentuk Komite Nominasi dan Remunerasi sebagai salah satu bentuk penerapan GCG, sehingga Bank dapat dikelola berlandaskan prinsip-prinsip keterbukaan, akuntabilitas, pertanggungjawaban, independensi dan kewajaran sehingga pengelolaan Bank dapat dipertanggungjawabkan. Komite Nominasi dan Remunerasi Bank dibentuk berdasarkan : 1 Peraturan Otoritas Jasa Keuangan nomor 34POJK.042014 tanggal 08 Desember 2014 tentang Komite Nominasi dan Remunerasi Emiten Atau Perusahaan Publik. 2 Peraturan Otoritas Jasa Keuangan nomor 55POJK.032016 tanggal 07 Desember 2016 tentang Penerapan Tata Kelola Bagi Bank Umum. 3 Surat Edaran Bank Indonesia nomor 912DPNP tanggal 30 Mei 2007 tentang Pelaksanaan Good Corporate Governance bagi Bank Umum. 4 Surat Keputusan Dewan Komisaris PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten, Tbk. nomor 07SKDK2015 tanggal 22 April 2015 tentang Pembagian Tugas dan Pelaksanaan Jadwal Kegiatan Dewan Komisaris Serta Komite-Komite. 5 Surat Keputusan Dewan Komisaris PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten, Tbk. Nomor 04SKDK2016 tanggal 30 Maret 2016 tentang Pembagian Tugas dan Pelaksanaan Jadwal Kegiatan Dewan Komisaris serta Komite-Komite. 6 Surat Keputusan Dewan Komisaris PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten, Tbk. nomor 09SKDK2016 tanggal 14 Desember 2016 tentang Pedoman dan Tata Tertib Kerja Komite Remunerasi dan Nominasi. Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance GCG bank bjb Tahun 2016 Berikut disampaikan informasi mengenai keanggotaan, struktur dan keahlian Komite Nominasi dan Remunerasi Bank tahun 2016. No Nama Keterangan Jabatan Keahlian 1 Klemi Subiyantoro Komisaris Independen Pelaksana Tugas Komisaris Utama Ketua Akuntansi dan Hukum 2 Muhadi Komisaris Anggota Tekhnik 3 Yayat Sutaryat Komisaris Independen Anggota Hukum 4 Dadan Yonanda Ex. Officio Pemimpin Divisi SDM Anggota Hukum dan Sumber Daya Manusia 5 Ernie Tisnawati Sule Pihak Independen Anggota Manajemen Sumber Daya Manusia B.2.3.1 Independensi Komite Nominasi dan Remunerasi Seluruh anggota Komite Nominasi dan Remunerasi yang berasal dari pihak independen tidak memiliki hubungan keuangan, kepengurusan, kepemilikan saham danatau hubungan keluarga dengan Dewan Komisaris, Direksi danatau Pemegang Saham Pengendali atau hubungan dengan Bank, yang dapat mempengaruhi kemampuannya bertindak independen. B.2.3.2 Tugas dan Tanggung Jawab Komite Nominasi dan Remunerasi Komite Nominasi dan Remunerasi memiliki tugas dan tanggung jawab untuk menyusun dan melaksanakan rencana kerja tahunan Komite Nominasi dan Remunerasi sesuai arahan Dewan Komisaris dan ketentuan yang berlaku di Bank. a Tugas terkait Nominasi i. Memberikan rekomendasi mengenai komposisi jabatan anggota Direksi danatau anggota Dewan Komisaris; ii. Menyusun dan memberikan rekomendasi mengenai sistem dan prosedur pemilihan danatau penggantian anggota Direksi danatau anggota Dewan Komisaris kepada Dewan Komisaris untuk disampaikan kepada RUPS; iii. Sistem dan prosedur pemilihan danatau penggantian anggota Direksi danatau anggota Dewan Komisaris dituangkan dalam Pedoman Nominasi; iv. Memberikan rekomendasi nama calon anggota Dewan Komisaris dan Direksi kepada Dewan Komisaris untuk Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance GCG bank bjb Tahun 2016 disampaikan kepada RUPS setelah melalui Penilaian Kemampuan dan Kepatutan dari Otoritas Jasa Keuangan; v. Memberikan rekomendasi mengenai pihak independen yang akan menjadi calon anggota komite-komite yang berada di bawah Dewan Komisaris kepada Dewan Komisaris; vi. Menyusun kriteria evaluasi kinerja bagi anggota Direksi danatau anggota Dewan Komisaris; vii. Membantu Dewan Komisaris melakukan penilaian kinerja anggota Direksi danatau anggota Dewan Komisaris; viii. Memberikan rekomendasi mengenai program pengembangan kemampuan anggota Direksi danatau anggota Dewan Komisaris. b Tugas terkait Remunerasi i. Mengevaluasi kebijakan remunerasi yang berlaku pada Bank, termasuk struktur dan besaran remunerasi; ii. Mempelajari ketentuan dan peraturan perundang- undangan yang berlaku dalam kebijakan remunerasi, penetapan fasilitas serta tunjangan lainnya; iii. Memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris mengenai:  Kebijakan remunerasi berupa gaji, fasilitas dan tunjangan lainnya bagi anggota Direksi danatau anggota Dewan Komisaris untuk disampaikan kepada RUPS;  Kebijakan remunerasi bagi pejabat eksekutif dan pegawai secara keseluruhan untuk disampaikan kepada Direksi melalui Dewan Komisaris. iv. Rekomendasi disampaikan dengan memperhatikan:  Kinerja keuangan dan pemenuhan cadangan sebagaimana diatur dalam peraturan perundang- undangan yang berlaku;  Prestasi kerja individual;  Kewajaran dengan peer group;  Pertimbangan sasaran dan strategi jangka panjang Bank;  Tugas, tanggung jawab dan wewenang anggota Direksi danatau anggota Dewan Komisaris dikaitkan dengan pencapaian tujuan dan kinerja Bank;  Target kinerja atau kinerja masing–masing anggota direksi danatau anggota dewan komisaris;  Keseimbangan tunjangan antara yang bersifat tetap dan bersifat variabel; Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance GCG bank bjb Tahun 2016 v. Membantu Dewan Komisaris melakukan penilaian kinerja dengan kesesuaian remunerasi yang diterima masing- masing anggota Direksi danatau anggota Dewan Komisaris; vi. Memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris atas kebijakan remunerasi pegawai Bank secara keseluruhan untuk disampaikan kepada Direksi. B.2.3.3 Rapat Dan Kehadiran Komite Nominasi dan Remunerasi Selama tahun 2016, Komite Nominasi dan Remunerasi telah menyelenggarakan pertemuan sebanyak 11 sebelas kali. Berikut informasi pertemuan Komite Nominasi dan Remunerasi sepanjang tahun 2016: Nama Total Rapat Jumlah Kehadiran Persentase Klemi Subiyantoro 11 7 63,64 Muhadi 11 10 90,91 Yayat Sutaryat 11 11 100 Dadan Yonanda 11 11 100 Ernie Tisnawati Sule 7 3 42,86 Diangkat menjadi anggota komite sejak tanggal 30 Maret 2016 B.2.2.5 Pelaksanaan Tugas Komite Remunerasi dan Nominasi Dalam rapat sepanjang tahun 2016, Komite Nominasi dan Remunerasi telah melakukan pembahasan terhadap hal-hal sebagai berikut: a Terkait dengan kebijakan remunerasi i. Melakukan evaluasi terhadap kebijakan remunerasi:  Dokumentasi ketentuan dan peraturan perundang- undangan, kebijakan perusahaan yang berlaku dalam kebijakan remunerasi, penetapan fasilitas dan tunjangan lainnya.  Melakukan pemantauan sistem remunerasi yang sedang berlaku di pasar, Bank BUMNBUMD, Bank Swasta Nasional maupun asing. ii. Melakukan pembahasan terhadap kebijakan remunerasi yang sedang berjalan dengan rincian sebagai berikut:  Remunerasi pengurus yang membahas mengenai kebijakan remunerasi pengurus yang sedang berjalan di Bank dan merekomendasikan kepada Dewan Komisaris.  Remunerasi Pegawai yang membahas mengenai evaluasi kebijakan remunerasi bagi pejabat eksekutif dan pegawai secara keseluruhan. Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance GCG bank bjb Tahun 2016 b Terkait dengan kebijakan nominasi: i. Pembahasan mengenai pedomansistem serta prosedur pemilihan dan atau penggantian Pengurus; ii. Membahas penjaringan serta rekomendasi calon anggota Pengurus; iii. Membahas rekomendasi anggota komite dari pihak independen:  Membahas rekomendasi anggota komite dari pihak independen.  Pembahasan nominasi anggota komite. c Terkait dengan Pedoman dan Tata Tertib kerja dan laporan. i. Pedoman kerja. ii. Program Kerja. iii. Laporan kegiatan. d Kegiatan lainnya yang masih dalam ruang lingkup Komite Remunerasi Nominasi. B.2.4 Komite Tata Kelola Terintegrasi Peraturan Otoritas Jasa Keuangan nomor 18POJK.032014 tanggal 18 November 2014 tentang Penerapan Tata Kelola Terintegrasi Bagi Konglomerasi Keuangan guna mengatur pelaksanaan tata kelola terintegrasi bagi Lembaga Jasa Keuangan yang memiliki hubungan kepemilikan danatau pengendalian. Oleh karena itu setiap Lembaga Jasa Keuangan yang tergabung dalam konglomerasi keuangan wajib menerapkan tata kelola secara terintegrasi. Dalam pelaksanaan tata kelola terintegrasi, Bank telah membentuk Komite Tata Kelola Terintegrasi sebagai pengawasan guna memberikan rekomendasi atau nasihat dalam pelaksanaan kebijakan termaksud. Komite Tata Kelola Terintegrasi Bank dibentuk berdasarkan: 1 Peraturan Otoritas Jasa Keuangan nomor 55POJK.032016 tanggal 07 Desember 2016 tentang Penerapan Tata Kelola Bagi Bank Umum; 2 Surat Edaran Bank Indonesia nomor 1515DPNP tanggal 29 April 2013 tentang Pelaksanaan Good Corporate Governance bagi Bank Umum; 3 Peraturan Otoritas Jasa Keuangan nomor 17POJK.032014 tanggal 18 November 2014 tentang Penerapan Manajemen Risiko Terintegrasi bagi Konglomerasi Keuangan; 4 Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan nomor 14SEOJK.032015 tanggal 25 mei 2015 tentang Penerapan Manajemen Risiko Terintegrasi Bagi Konglomerasi Keuangan; 5 Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan nomor 15SEOJK.032015 tanggal 25 Mei 2016 tentang Penerapan Tata Kelola Terintegrasi Bagi Konglomerasi Keuangan; Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance GCG bank bjb Tahun 2016 6 Surat Keputusan Dewan Komisaris PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten, Tbk. nomor 07SKDK2015 tanggal 22 April 2015 tentang Pembagian Tugas dan Pelaksanaan Jadwal Kegiatan Dewan Komisaris Serta Komite-Komite. 7 Surat Keputusan Dewan Komisaris PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten, Tbk. Nomor 04SKDK2016 tanggal 30 Maret 2016 tentang Pembagian Tugas dan Pelaksanaan Jadwal Kegiatan Dewan Komisaris Serta Komite-Komite; 8 Surat Keputusan Dewan Komisaris PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten, Tbk. nomor 05SKDK2016 tanggal 31 Maret 2016 tentang Pedoman dan Tata Tertib Kerja Komite Tata Kelola Terintegrasi. Berikut disampaikan informasi mengenai keanggotaan, struktur dan keahlian Komite Tata Kelola Terintegrasi Bank tahun 2016. No Nama Keterangan Jabatan Keahlian 1 Yayat Sutaryat Komisaris Independen Ketua Hukum 2 Klemi Subiyantoro Komisaris Independen Pelaksana Tugas Komisaris Utama Anggota Akuntansi dan Hukum 3 Rudhyanto Mooduto Komisaris Independen Anggota Akuntansi dan Manajemen Bisnis Internasional 4 Suwarta Komisaris Independen Anggota Akuntansi dan Hukum 5 Aldrin Herwany Pihak Independen Anggota Ekonomi B.2.4.1 Independensi Komite Tata Kelola Terintegrasi Seluruh anggota Komite Tata Kelola Terintegrasi tidak memiliki hubungan keuangan, kepengurusan, kepemilikan saham danatau hubungan keluarga dengan Dewan Komisaris, Direksi danatau Pemegang Saham Pengendali atau hubungan dengan Bank, yang dapat mempengaruhi kemampuannya bertindak independen. B.2.4.2 Tugas dan Tanggung Jawab Komite Tata Kelola Terintegrasi Komite Tata Kelola Terintegrasi memiliki tugas dan tanggung jawab untuk menyusun dan melaksanakan rencana kerja tahunan sesuai arahan Dewan Komisaris dan ketentuan yang berlaku di Bank. Adapun Tugas dan tanggung jawab Komite Tata Kelola Terintegrasi adalah: Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance GCG bank bjb Tahun 2016 a Mengawasi penerapan tata kelola pada masing-masing Lembaga Jasa Keuangan agar sesuai dengan Kebijakan Tata Kelola Terintegrasi; b Memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris Entitas Utama mengenai pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Direksi Entitas Utama atas pelaksanaan Kebijakan Tata Kelola Terintegrasi dan tindak lanjut hasil audit dari pihak intern dan ekstern; c Melakukan evaluasi terhadap Kebijakan Tata Terintegrasi yang telah ditetapkan; d Mengevaluasi dan menganalisa laporan tata kelola terintegrasi yang diberikan oleh Direksi serta laporan lain; e Menyusun dan melaksanakan rencana kerja tahunan Komite Tata Kelola Terintegrasi sesuai arahan Dewan Komisaris dan ketentuan yang berlaku di Bank; f Membuat program kerja tahunan; g Membuat laporan hasil evaluasi dan merekomendasikan kepada Dewan Komisaris paling kurang 1 satu kali dalm setiap Triwulan. B.2.4.3 Rapat Dan Kehadiran Komite Tata Kelola Terintegrasi Selama tahun 2016, Komite Tata Kelola Terintegrasi telah menyelenggarakan pertemuan sebanyak 10 sepuluh kali. Berikut informasi pertemuan Komite Remunerasi dan Nominasi sepanjang tahun 2016: Nama Total Rapat Jumlah Kehadiran Persentase Yayat Sutaryat 10 10 100 Klemi Subiyantoro 10 - - Rudhyanto Mooduto 10 10 100 Suwarta 7 5 71,43 Aldrin Herwany 6 8 75 Diangkat menjadi anggota komite sejak tanggal 30 Maret 2016 Diangkat menjadi anggota komite sejak tanggal 3 Juni 2016 B.2.4.4 Pelaksanaan Tugas Komite Tata Kelola Terintegrasi Selama tahun 2016 kegiatan Komite Tata Kelola Terintegrasi adalah sebagai berikut: a Berkoordinasi dengan Direktorat Kepatuhan dan Manajemen Risiko; b Memberikan masukan kepada Direksi; c Pemantuan mengenai progress report penerapan Tata Kelola Terintegrasi dan Manajemen Risiko Terintegrasi di Bank. Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance GCG bank bjb Tahun 2016 B.2.5 Komite Pemantau Bisnis dan Perkreditan Komite Pemantau Bisnis dan Perkreditan KPBP Bank merupakan salah satu komite yang dibentuk Dewan Komisaris Bank dalam rangka mendukung efektivitas pelaksanaan tugas dan tanggung jawabnya. KPBP Bank dibentuk berdasarkan: 1 Peraturan Otoritas Jasa Keuangan nomor 55POJK.032016 tanggal 07 Desember 2017 tentang Penerapan Tata Kelola Bagi Bank Umum; 2 Surat Edaran Bank Indonesia nomor 1515DPNP tanggal 29 April 2013 tentang Pelaksanaan Good Corporate Governance bagi Bank Umum; 3 Surat Keputusan Dewan Komisaris PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten, Tbk. nomor 04SKDK2016 tanggal 30 Maret 2016 tentang Pembagian Tugas dan Pelaksanaan Jadwal Kegiatan Dewan Komisaris Serta Komite-Komite. 4 Surat Keputusan Dewan Komisaris PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten, Tbk. nomor 07SKDK2015 tanggal 22 April 2015 tentang Pembagian Tugas dan Pelaksanaan Jadwal Kegiatan Dewan Komisaris Serta Komite-Komite. 5 Surat Keputusan Dewan Komisaris nomor 05SKDK2015 tanggal 03 Maret 2015 tentang Pedoman dan Tata Tertib Kerja Komite Pemantau Bisnis dan Perkreditan. Berikut disampaikan informasi mengenai keanggotaan, struktur dan keahlian Komite Pemantau Binsis dan Perkreditan Bank tahun 2016. No Nama Keterangan Jabatan Keahlian 1 Rudhyanto Mooduto Komisaris Independen Ketua Akuntansi dan Manajemen Bisnis Internasional 2 Yayat Sutaryat Komisaris Independen Anggota Hukum 3 Muhadi Komisaris Anggota Tekhnik 4 Agus Hery Subagyo Pihak Independen Anggota Ekonomi 5 Usman Pihak Independen Anggota Manajemen B.2.5.1 Independensi Komite Pemantau Bisnis dan Perkreditan Seluruh anggota Komite Pemantau Bisnis dan Perkreditan yang berasal dari pihak independen tidak memiliki hubungan keuangan, kepengurusan, kepemilikan saham danatau hubungan keluarga dengan Dewan Komisaris, Direksi danatau Pemegang Saham Pengendali atau hubungan dengan Bank, yang dapat mempengaruhi kemampuannya bertindak independen. Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance GCG bank bjb Tahun 2016 B.2.5.2 Tugas dan Tanggung Jawab Komite Pemantau Bisnis dan Perkreditan Komite Pemantau Bisnis dan Perkreditan memiliki tugas: a Memantau kebijakan serta jalannya bisnis dan perkreditan Bank; b Tugas lain yang diberikan oleh Dewan Komisaris. Adapun tanggung jawab Komite Pemantau Bisnis dan Perkreditan adalah sebagai berikut. a Dalam melaksanakan tugas, KPBP bertanggung jawab kepada Dewan Komisaris; b Anggota KPBP wajib merahasiakan informasi yang diperoleh sesuai dengan ketentuan yang berlaku; c Anggota KPBP dalam melaksanakan tugasnya wajib mentaati standar etika Bank dan dilarang mengambil keuntungan pribadi baik secara langsung maupun tidak langsung dari kegiatan Bank selain honorarium danatau tunjangan lainnya sesuai dengan ketentuan yang berlaku. B.2.5.3 Rapat Dan Kehadiran Komite Pemantau Bisnis dan Perkreditan Selama tahun 2016, Komite Pemantau Bisnis dan Perkreditan telah menyelenggarakan pertemuan sebanyak 17 tujuh belas kali. Berikut informasi pertemuan Komite Pemantau Bisnis dan Perkreditan sepanjang tahun 2016: Nama Total Rapat Jumlah Kehadiran Persentase Rudhyanto Mooduto 17 17 100 Yayat Sutaryat 17 8 47,56 Muhadi 17 14 82,35 Agus Hery Subagyo 17 17 100 Usman 17 17 100 B.2.5.4 Pelaksanaan Tugas Komite Pemantau Bisnis dan Perkreditan Sesuai program kerja Komite Pemantau Bisnis dan Perkreditan KPBP, maka pada tahun 2016 direalisasikan rencana kerja sebagai berikut. a Melakukan evaluasi kebijakan bisnis dan perkreditan, serta memberi rekomendasi untuk penyempurnaan dan pengembangan kebijakan bisnis dan perkreditan; b Mengawasi serta memantau jalannya proses bisnis dan perkreditan; c Melakukan review dan pemantauan terhadap kinerja Bank; Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance GCG bank bjb Tahun 2016 d Melakukan review dan pemantauan terhadap kinerja perkreditan Divisi yang relevan; e Melakukan review dan pemantauan terhadap NPL CKPN Kantor Cabang dan Divisi yang relevan serta memberikan rekomendasi untuk penyelesaiannya; f Melakukan review dan pemantauan terhadap kinerja penghimpunan Dana Pihak Ketiga DPK; g Melakukan review dan pemantauan terhadap kondisi CASA Bank; h Mengevaluasi pencapaian fee based income dan memberikan rekomendasi untuk meningkatkanya; i Melakukan review dan pemantauan terhadap kondisi OPEX Bank; j Melaporkan kegiatan pemantauan bisnis dan perkreditan kepada Dewan Komisaris secara berkala. B.3 Penerapan Fungsi Kepatuhan, Audit Intern dan Audit Ekstern B.3.1 Penerapan Fungsi Kepatuhan B.3.1.1 Fungsi Kepatuhan Pelaksanaan Fungsi Kepatuhan pada Bank berpedoman kepada Peraturan Bank Indonesia nomor 132PBI2011 tanggal 12 Januari 2011 tentang Pelaksanaan Pelaksanaan Fungsi Kepatuhan Bank Umum. Sesuai amanat Peraturan Bank Indonesia tersebut, Direksi wajib memastikan terlaksananya Fungsi Kepatuhan Bank. Selain itu, Bank wajib memiliki Direktur yang membawahkan Fungsi Kepatuhan dengan peran sebagai berikut: a Fungsi Direktur yang membawahkan Fungsi Kepatuhan i. Mewujudkan terlaksananya Budaya Kepatuhan pada semua tingkatan organisasi dan kegiatan usaha Bank; ii. Mengelola Risiko Kepatuhan yang dihadapi oleh Bank; iii. Memastikan agar kebijakan, ketentuan, sistem dan prosedur serta kegiatan usaha yang dilakukan oleh Bank telah sesuai dengan ketentuan otoritas yang berwenang dan peraturan perundang-undangan yang berlaku; dan iv. Memastikan kepatuhan Bank terhadap komitmen yang dibuat oleh Bank kepada Otoritas Jasa Keuangan danatau otoritas pengawas lain yang berwenang. b Tugas dan tanggung jawab Direktur yang membawahkan Fungsi Kepatuhan, paling kurang mencakup : i. Merumuskan strategi guna mendorong terciptanya Budaya Kepatuhan Bank; ii. Mengusulkan kebijakan kepatuhan atau prinsip-prinsip kepatuhan yang akan ditetapkan oleh Direksi; Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance GCG bank bjb Tahun 2016 iii. Menetapkan sistem dan prosedur kepatuhan yang akan digunakan di dalam penyusunan ketentuan dan pedoman internal Bank; iv. Memastikan bahwa seluruh kebijakan, ketentuan, sistem dan prosedur serta kegiatan usaha yang dilakukan Bank telah sesuai dengan ketentuan otoritas yang berwenang dan peraturan perundang-undangan yang berlaku; v. Meminimalkan Risiko Kepatuhan Bank; vi. Melakukan tindakan pencegahan agar kebijakan danatau keputusan yang diambil Direksi Bank tidak menyimpang dari ketentuan otoritas yang berwenang dan peraturan perundang-undangan yang berlaku; vii. Melakukan tugas-tugas lainnya yang terkait dengan Fungsi Kepatuhan. Tugas dan tanggung jawab sebagaimana dimaksud diatas tidak menghilangkan hak dan kewajiban Direktur yang membawahkan Fungsi Kepatuhan sebagai anggota Direksi Bank sebagaimana diatur dalam Undang-Undang tentang Perseroan Terbatas, apabila untuk perbuatan-perbuatan tertentu diperlukan keputusan dari seluruh anggota Direksi Bank. B.3.1.2 Tugas Dan Tanggung Jawab Satuan Kerja Kepatuhan Tugas dan tanggung jawab Satuan Kerja Kepatuhan dalam rangka memastikan terlaksananya Fungsi Kepatuhan paling kurang mencakup: a Membuat langkah-langkah dalam rangka mendukung terciptanya Budaya Kepatuhan pada seluruh kegiatan usaha Bank pada setiap jenjang organisasi; b Melakukan identifikasi, pengukuran, monitoring dan pengendalian terhadap Risiko Kepatuhan dan mengacu pada peraturan Regulator mengenai Penerapan Manajemen Risiko bagi Bank Umum; c Menilai dan mengevaluasi efektivitas, kecukupan dan kesesuaian kebijakan, ketentuan, sistem maupun prosedur yang dimiliki oleh Bank dengan peraturan perundang- undangan yang berlaku; d Melakukan review danatau merekomendasikan pengkinian dan penyempurnaan kebijakan, ketentuan, sistem maupun prosedur yang dimiliki oleh Bank agar sesuai dengan ketentuan Regulator dan peraturan perundang-undangan yang berlaku; Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance GCG bank bjb Tahun 2016 e Memastikan kepatuhan Bank terhadap komitmen yang dibuat oleh Bank kepada Otoritas Jasa Keuangan danatau otoritas pengawas lain yang berwenang; f Melakukan upaya-upaya untuk memonitor bahwa kebijakan, ketentuan, sistem dan prosedur, serta kegiatan usaha Bank telah sesuai dengan ketentuan regulator dan peraturan perundang-undangan yang berlaku; g Melaksanakan pemantauan kepatuhan internal dan kepatuhan terhadap setiap perubahan peraturan perundang-undangan dan ketentuan regulator serta menyampaikan perubahan dimaksud kepada pihak manajemen Bank dan seluruh DivisiUnit Kerja yang terkait; h Melakukan pengkajian terhadap draft kebijakan dan prosedur terkait kegiatan usaha Bank yang diusulkan oleh DivisiUnit kerja; i Melakukan review terhadap monitoring sistem prosedur dan kebijakan di setiap DivisiUnit Kerja terkait dengan pelaksanaan Tata Kelola Perusahaan; j Mengelola pelaksanaan program Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme APU-PPT, Program Pengendalian Gratifikasi PPG, pelaporanpengaduan pelanggaran atau Whistle Blower System WBS dan Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara LHKPN; k Melakukan pemantauan atas kepatuhan dalam menerapkan proram APU-PPT, PPG ,LHKPN dan WBS. l Mengusulkan kebijakan tertulis program APU-PPT kepada Direksi. m Mengevaluasi hasil kajian aspek kepatuhan terhadap peraturan internal Bank antara lain berupa Surat Keputusan, Surat Edaran dan bentuk surat lainnya sesuai tata naskah Bank yang merupakan naskah dinas penetapan dan pengaturan yang berlaku baik yang telah berjalan ataupun yang diajukan; n Memastikan dan memonitoring kepatuhan Bank terhadap komitmen yang dibuat oleh Bank kepada danatau otoritas pengawas lain yang berwenang; o Mengembangkan dan memonitoring fungsi Quality Assurance QA pada seluruh kegiatan usaha Bank pada setiap jenjang organisasi; p Memantau pelaksanaan kebutuhan terintegrasi; q Mengembangan toolssarana dalam rangka meningkatkan budaya kepatuhan; r Melakukan koordinasi dalam penyusunan, pengembangan dan pengaplikasian kebijakan danatau panduan untuk Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance GCG bank bjb Tahun 2016 mendukung kelancaran proses pengelolaan Satuan Kerja Kepatuhan; s Mempersiapkan, mengkoordinasikan dan mengusulkan program kerja Satuan Kerja Kepatuhan kepada Direktur yang membidangi serta mengontrol penggunaan anggaran Satuan Kerja Kepatuhan agar sesuai dengan program kerja tersebut; t Membina dan meningkatkan kualitas staf Satuan Kerja Kepatuhan dalam hal efektivitas kinerja; u Mengembangkan dan memfasilitasi komunikasi dengan DivisiUnit Kerja lain, Kantor Wilayah, Kantor Cabang dalam hal pelaksanaan pengelolaan kinerja dan aktivitas Satuan Kerja Kepatuhan; v Mengelola penerapan manajemen risiko pada Satuan Kerja Kepatuhan; w Melaksanakan prinsip kehati-hatian dan kepatuhan terhadap peraturan regulator dan peraturan perundang-undangan, serta peraturan internal lainnya yang berlaku; x Memonitor seluruh bidang kerja Satuan Kerja Kepatuhan sesuai dengan ketentuan yang berlaku; y Mensosialisasikan ketentuan-ketentuan internal Bank dan ketentuan lain yang berkaitan dengan ruang lingkup tugas di lingkungan unit kerjanya; z Melakukan koordinasi dalam penyediaan datadokumen terkait dengan pemeriksaan internal dan eksternal sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan batas kewenangan yang diberikan oleh Direksi. aa Melakukan koordinasi dalam rangka menindaklanjuti temuan hasil pemeriksaan eksternal sesuai dengan batas kewenangan yang diberikan Direksi. Dalam mengimplementasikan Fungsi Kepatuhan, Direktur Kepatuhan dibantu oleh Satuan Kerja Kepatuhan yang bertanggung jawab untuk menyusun langkah-langkah dalam rangka mendukung terciptanya budaya kepatuhan pada seluruh kegiatan usaha bank pada setiap jenjang organisasi, yang antara lain dilaksanakan melalui: a Monitoring pemenuhan komitmen Bank atas laporan hasil pemeriksaan Otoritas Jasa Keuangan danatau otoritas pengawas lain yang berwenang; b Melakukan review atas kebijakan dan prosedur terkait kegiatan usaha Bank yang telah diberlakukan berdasarkan adanya informasi ketentuan baru dari lembaga instansi terkait, usulan dari unit kerja terkait atau inisiatif Satuan Kerja Kepatuhan; Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance GCG bank bjb Tahun 2016 c Melakukan pengkajian terhadap draft kebijakan dan prosedur terkait kegiatan usaha Bank yang diusulkan oleh unit kerja terkait; d Melakukan rekapitulasi dan monitoring Pelaporan untuk disampaikan kepada Pengurus Bank danatau Otoritas Jasa Keuangan; e Melakukan Kompilasi ketentuan-ketentuan internal maupun eksternal Bank yang diinput ke dalam database Grup Pengembangan dan Evaluasi serta disosialisasikan ke DivisiUnit, Kantor Wilayah dan Kantor Cabang; f Penyampaian materi sosialisasi Budaya Kepatuhan baik melalui program pendidikan dan pelatihan pegawai ataupun dilaksanakan dengan mendatangi Kantor Cabang; g Melakukan koordinasi dengan KPK dalam penerapan Pedoman Pengendalian Gratifikasi dan Pelaporan LHKPN dilingkungan Bank; h Pelaksanaan pengelolaan pelaporanpengaduan WBS; i Melakukan review atas bidang-bidang operasionalnon- operasional yang dipandang perlu untuk dibuatkan compliance sheet baruevaluasi atas compliance sheet yang telah ada. Dalam menjalankan kegiatan usaha, Bank telah memenuhi ketentuan regulator yang terkait dengan aspek kecukupan modal, pemenuhan ketentuan bidang perkreditan, pemeliharaan likuiditas, serta penerapan Program APU-PPT. Aspek Kepatuhan Pemenuhan Bank Acuan Ketentuan Rasio Kewajiban Penyediaan Modal Minimum KPMM 18,43 8 PelampauanPelanggaran Batas Maksimum Pemberian Kredit BMPK Tidak ada Tidak diperkenankan Rasio Non Performing Loan NPL 1,69 5 Rasio Giro Wajib Minimum GWM Primer 7,92 7.5 Rasio GWM Sekunder 7,15 4 Rasio GWM dalam Valuta Asing 11,33 8 Rasio Posisi Devisa Netto PDN 0.58 20 Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance GCG bank bjb Tahun 2016 B.3.1.3 Program Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme APU-PPT Penerapan program APU-PPT merupakan program yang dilaksanakan secara berkesinambungan dalam rangka pemenuhan kewajiban berdasarkan ketentuan: a Undang-Undang nomor 8 Tahun 2010 tanggal 22 Oktober 2010 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang; b Undang-Undang nomor 9 Tahun 2013 tanggal 13 Maret 2013 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pendanaan Terorisme; c Peraturan Bank Indonesia nomor 1427PBI2012 tanggal 28 Desember 2012 tentang Penerapan Program Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme bagi Bank Umum; dan d Surat Edaran Bank Indonesia nomor 1521DPNP2013 tanggal 14 Juni 2013 perihal Penerapan Program Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme bagi Bank Umum. Selama tahun 2016, sebagai langkah keseriusan Bank dalam rangka peningkatan kualitas penerapan manajemen risiko, Bank telah melaksanakan kegiatan dan pengembangan penerapan program APU-PPT antara lain sebagai berikut: a Melakukan pemantauan transaksi-transaksi keuangan untuk dilakukan analisa lebih mendalam terhadap potensi terjadinya Transaksi Keuangan Mencurigakan; b Melakukan Pelaporan Transaksi Keuangan Mencurigakan LTKM kepada Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan PPATK; c Melakukan Pelaporan Transaksi Keuangan Tunai LTKT kepada PPATK; d Melakukan pelaporan transaksi transfer dana dari dan Ke Luar Negeri LTKL kepada PPATK; e Melakukan pelaporan Sistem Informasi Pengguna Jasa Terpadu SIPESAT kepada PPATK; f Melakukan pemeliharaan dan pemantauan terhadap profil nasabah dengan daftar-daftar orang maupun lembaga yang wajib dipantau berdasarkan database informasi dari otoritas yang berwenang baik nasional maupun internasional; g Melakukan pemantauan terhadap nasabah yang dijadikan tersangka atau terdakwa suatu tindak pidana serta Daftar Tersangka dan Terduga Teroris oleh pihak yang berwenang maupun dari media massa atau berdasarkan informasi lainnya dari sumber yang resmi; Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance GCG bank bjb Tahun 2016 h Melakukan koordinasi dengan PPATK, KPK, POLRI serta pihak berwenang lainnya terkait dengan permintaan data, pemblokiran rekening dan penyitaan dana berkenaan dengan kasus pencucian uang dan pendanaan terorisme; i Melakukan kegiatan pemantauan terhadap pelaksanaan pengkinian data nasabah oleh seluruh unit kerja dan cabang; j Melakukan pemantauan secara efektif terhadap profil dan transaksi nasabah dengan memantau pelaksanaan pengelompokan nasabah kedalam tingkat risiko Risk Based Approach terjadinya pencucian uang; k Melakukan pemenuhan pelaksanaan pembukaan hubungan usaha Bank dengan bank koresponden dari Luar Negeri dari aspek APU-PPT; l Melakukan pengkajian terhadap aktivitas dan produk baru perbankan terkait dengan kewajiban penerapan program APU- PPT sebelum aktivitas dan produk tersebut dijalankan; m Melakukan pemantauan dan rekomendasi terkait pendidikan dan pelatihan APU-PPT terhadap karyawan Bank dalam rangka meningkatkan pemahaman, kewaspadaan serta risiko terhadap Tindak Pidana Pencucian Uang dan Pendanaan Terorisme; n Memastikan teknologi informasi yang mendukung penerapan program APU-PPT telah sejalan dan mencakup perkembangan bisnis, produk serta layanan Bank; o Melakukan koordinasi dan pemantauan terhadap pelaksanaan kebijakan program APU-PPT dengan unit kerja terkait yang berhubungan langsung dengan nasabah. Adapun statistik pelaksanaan program APU-PPT yang dilaksanakan oleh Bank selama tahun 2016, dapat kami informasikan sebagai berikut: Aktivitas Jumlah Laporan Transaksi Keuangan Mencurigakan LTKM 297 Laporan Laporan Transaksi Keuangan Tunai LTKT 19.313 Laporan Laporan Transaksi Keuangan Transfer Dana dari dan Keluar Negeri LTKL 15.222 Laporan Laporan SIPESAT 406.066 Data CIF Korespondensi dengan pihak yang berwenang 101 Kali Pengkajian penerapan APU-PPT terkait Aktivitas dan Produk Baru Bank 12 Kajian Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance GCG bank bjb Tahun 2016 Pelaksanaan APU-PPT terkait bank koresponden 16 Kali Jumlah pegawai yang mengikuti Pelatihan APU-PPT 1.020 Pegawai B.3.2 Penerapan Fungsi Audit Intern 1 Berdasarkan struktur organisasi yang berlaku dan telah disahkan oleh Direksi melalui Surat Keputusan Direksi nomor 621SKDIR-PS2015 tanggal 1 Juli 2015 tentang Struktur Organisasi PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten, Tbk., Divisi Audit Intern berada dibawah garis komando Direktur Utama dan garis koordinasi Komite Audit. 2 Sesuai dengan Surat Keputusan Direksi nomor 729SKDIR-DAI2014 tanggal 20 November 2014 tentang Piagam Audit Internal Internal Audit Charter yang menjelaskan visi, misi, fungsi, peran serta tanggung jawab Divisi Audit Intern dalam rangka Pelaksanaan Audit Internal Bank yang efektif. 3 Jumlah pegawai Divisi Audit Internal pada tahun 2016 dengan rincian sebagai berikut : No Jabatan Jumlah 1 Pemimpin Divisi 1 2 Pemimpin Grup 8 3 Senior Manager 1 4 Manajer 5 5 Senior officer 4 6 Officer 8 7 Staf 9 8 Junior Staf 10 TOTAL 46 Dewan Komisaris Grup Audit Umum Pemipin Grup Direktur Utama Pemimpin Divisi Grup Audit Teknologi Informasi Pemimpin Grup Grup Audit Anti Fraud Pemimpin Grup Grup Service Development Quality Assurance Pemimpin Grup Grup Audit Umum Pemimpin Grup Komite Audit Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance GCG bank bjb Tahun 2016 4 Pemimpin Divisi Audit Intern telah memiliki sertifikasi Qualified Internal Auditor QIA, Certified International Compliance Financial Crime dari Manchester Bussiness School dan Manajemen Risiko Level 5. Selain itu juga, pegawai Divisi Audit Intern telah diikutsertakan dalam pelatihan sertifikasi sebagai berikut : No Nama Pelatihan Sertifikasi Jumlah Pelatihan Sertifikasi 1 BSMR1 12 2 BSMR2 7 3 BSMR3 7 4 BSMR4 1 5 BSMR5 1 6 Sertifikasi Qualified Internal Auditor QIA 1 7 Enterprise Risk Management Professional ERMCP 1 8 Certified Information Systems Security Professional CISSP 1 9 CAAk 6 10 Certified Fraud Examiners CFE 1 11 Certified Forensic Audit CfrA 1 12 BREVET AB 3 TOTAL 42 5 Berdasarkan pemantauan yang dilakukan Grup Service Development Quality Assurance SDQA, Divisi Audit Intern telah melaksanakan pemeriksaan dengan data sebagai berikut : No Rencana Realisasi 1 30 Kantor Cabang 33 Kantor Cabang 2 5 Divisi 5 Divisi 3 5 Aplikasi Teknologi Informasi 5 Aplikasi Teknologi Informasi 4 0 Audit KhususFraud 3 Audit KhususFraud 5 0 Audit Surprise 12 Audit Surprise 6 Satuan Kerja Audit Intern SKAI telah melakukan pengkinian Standar Pelaksanaan Fungsi Audit Intern Bank SPFAIB yang telah disahkan oleh Direksi dan disetujui oleh Dewan Komisaris melalui Surat Keputusan Direksi nomor 729SKDIR-AI2014 tanggal 10 November 2014 tentang Standar Pelaksanaan Fungsi Audit Internal PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten, Tbk. 7 Tim auditor melakukan pemeriksaan terhadap unit kerja dan telah memberikan rekomendasi untuk perbaikan proses kedepan serta menginformasikan ke Unit Kerja terkait. B.3.3 Penerapan Fungsi Audit Eksternal Fungsi pengawasan independen terhadap aspek keuangan Bank dilakukan melalui pelaksanaan pemeriksaan oleh auditor eksternal yang dilakukan Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance GCG bank bjb Tahun 2016 oleh Kantor Akuntan Publik KAP. Auditor eksternal yang memeriksa laporan keuangan Bank tahun buku 2016 ditetapkan melalui RUPS berdasarkan rekomendasi dari Dewan Komisaris dan Komite Audit. Proses pemilihannya dilakukan sesuai dengan mekanisme pengadaan barang dan jasa yang berlaku di Bank. Untuk menjamin independensi dan kualitas hasil pemeriksaan, auditor eksternal yang ditunjuk tidak boleh memiliki benturan kepentingan dengan Bank. Dalam penggunaan auditor eksternal, Bank mengacu pada ketentuan dari Peraturan Menteri Keuangan nomor 17PMK.012008 tanggal 5 Februari 2008 pasal 3 ayat 1 yang menyebutkan bahwa pemberian jasa audit umum atas laporan keuangan dari suatu entitas dilakukan oleh KAP paling lama untuk 6 enam tahun buku berturut-turut dan oleh seorang Akuntan Publik paling lama untuk 3 tiga tahun buku berturut-turut. Bank selalu berupaya meningkatkan komunikasi antara Kantor Akuntan Publik, Komite Audit dan Manajemen untuk dapat meminimalisir kendala-kendala yang terjadi selama proses audit berlangsung. Agar proses audit sesuai dengan Standar Profesional Akuntan serta perjanjian kerja dan ruang lingkup audit yang telah ditetapkan serta dapat diselesaikan sesuai dengan target waktu yang telah ditetapkan, dilakukan pertemuan-pertemuan secara rutin yang membahas beberapa permasalahan penting yang signifikan. Penunjukan Kantor Akuntan Publik dan biaya audit dilaksanakan sesuai dengan keputusan RUPS dan KAP yang ditetapkan dan merupakan Akuntan Publik partner in-charge yang terdaftar di Bank IndonesiaOtoritas Jasa Keuangan. Audit Laporan Keuangan Bank yang berakhir 31 Desember 2016 dilaksanakan berdasarkan SPK nomor 0277PSS102016 tanggal 21 Oktober 2016 kepada KAP Purwantono, Sungkoro Surja dengan biaya audit sebesar Rp. 2.145.000.000,- dua milyar seratus empat puluh lima juta rupiah termasuk Pajak Pertambahan Nilai 10 dan Out-of-Pocket OPE. Adapun daftar KAP yang telah mengaudit laporan keuangan Bank adalah sebagai berikut : Tahun Tahun Buku Kantor Akuntan Publik PIC In-Charge Partner Internasional Afiliasi di Indonesia 2016 Ernst Young Purwantono, Sungkoro Surja Sinarta 2015 Ernst Young Purwantono, Sungkoro Surja Sinarta 2014 Ernst Young Purwantono, Suherman Surja Sinarta 2013 Ernst Young Purwantono, Suherman Surja Benyanto Suherman 2012 Ernst Young Purwantono, Suherman Surja Benyanto Suherman Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance GCG bank bjb Tahun 2016 B.4 Penerapan Manajemen Risiko dan Sistem Pengendalian Intern B.4.1. Penerapan Manajemen Risiko Bank melaksanakan penerapan Sistem Manajemen Risiko berdasarkan empat pilar sebagai berikut: 1 Pengawasan aktif Dewan Komisaris dan Direksi sebagai bagian dari peran pengawasan manajemen. Direksi dan Dewan Komisaris bertanggung jawab atas efektivitas penerapan Manajemen Risiko Bank. Untuk itu Direksi dan Dewan Komisaris harus memahami Risiko yang dihadapi oleh Bank dan memberikan arahan yang jelas, melakukan pengawasan dan mitigasi secara aktif serta mengembangkan budaya Manajemen Risiko dalam organisasi Bank. Dalam rangka mendukung penerapan Manajemen Risiko secara efektif, Direksi dan Dewan Komisaris, menetapkan tugas dan tanggung jawab yang jelas pada masing-masing unit, memastikan struktur organisasi yang memadai, serta memastikan kecukupan kuantitas dan kualitas Sumber Daya Manusia SDM. 2 Kecukupan kebijakan, prosedur dan penetapan limit sebagai pedoman penerapan manajemen risiko. Penerapan Manajemen Risiko yang efektif telah didukung dengan kerangka yang mencakup kebijakan dan prosedur Manajemen Risiko serta limit Risiko yang ditetapkan secara jelas sejalan dengan visi, misi, dan strategi bisnis Bank. Penyusunan kebijakan dan prosedur Manajemen Risiko tersebut dilakukan dengan memperhatikan antara lain jenis, kompleksitas kegiatan usaha, profil Risiko, tingkat Risiko yang akan diambil, keterkaitan antar Risiko, serta peraturan yang ditetapkan otoritas danatau praktek perbankan yang sehat. Selain itu, penerapan kebijakan dan prosedur Manajemen Risiko yang dimiliki Bank harus didukung oleh kecukupan permodalan dan kualitas SDM. Dalam rangka pengendalian Risiko secara efektif, kebijakan dan prosedur yang dimiliki Bank didasarkan pada strategi Manajemen Risiko yang dilengkapi dengan toleransi Risiko dan limit Risiko. Penetapan toleransi Risiko dan limit Risiko dilakukan dengan memperhatikan tingkat Risiko yang akan diambil dan strategi Bank secara keseluruhan. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penetapan kerangka Manajemen Risiko termasuk kebijakan, prosedur dan limit, antara lain: a Strategi Manajemen Risiko Strategi manajemen risiko merupakan acuan terhadap pendekatan mengenai cara pencapaian tujuan Manajemen Risiko. Bank merumuskan strategi Manajemen Risiko sesuai strategi bisnis secara keseluruhan dengan memperhatikan risk appetite, risk tolerance dan risk limit. Strategi Manajemen Risiko disusun untuk memastikan bahwa eksposur risiko Bank berada pada atau di bawah tingkat eksposur risiko yang ditetapkan sesuai dengan Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance GCG bank bjb Tahun 2016 kebijakan, prosedur internal Bank, peraturan perundang- undangan dan ketentuan lain yang berlaku. Strategi Manajemen Risiko disusun berdasarkan prinsip-prinsip umum berikut : i. Strategi Manajemen Risiko harus berorientasi jangka panjang untuk memastikan kelangsungan usaha Bank dengan mempertimbangkan kondisi atau siklus ekonomi; ii. Strategi Manajemen Risiko secara komprehensif dapat mengendalikan dan mengelola risiko Bank dan Perusahaan Anak; dan iii. Mencapai kecukupan permodalan yang diharapkan disertai alokasi sumber daya yang memadai. Strategi Manajemen Risiko disusun dengan mempertimbangkan faktor-faktor berikut : i. Kondisi ekonomi serta dampaknya pada risiko Bank. ii. Organisasi Bank, termasuk kecukupan sumber daya manusia dan infrastruktur pendukung. iii. Kondisi keuangan Bank, organisasi Bank, kemampuan untuk menghasilkan laba dan kemampuan mengidentifikasi, memantau, dan mengendalikan risiko yang timbul sebagai akibat perubahan faktor internal dan eksternal; iv. Bauran serta diversifikasi portofolio Bank. Strategi Manajemen Risiko dimaksud di review secara berkala dan dikomunikasikan secara efektif kepada seluruh jenjang organisasi agar memahami secara jelas pendekatan yang telah ditetapkan serta mematuhi seluruh aspek yang terkait. Direksi mengkomunikasikan Strategi Manajemen Risiko secara efektif kepada seluruh jenjang organisasi dan melakukan review secara berkala. b Tingkat Risiko yang akan Diambil Risk Appetite dan Toleransi Risiko Risk Appetite merupakan tingkat risiko yang bersedia diambil oleh Bank dalam rangka mencapai sasaran atau tingkat laba yang diharapkan. Risk Appetite tercermin dalam strategi dan sasaran bisnis Bank serta mencerminkan harapan stakeholders. Tingkat Risiko yang akan diambil risk appetite tercermin dalam strategi dan sasaran bisnis Bank. Toleransi Risiko risk tolerance merupakan tingkat dan jenis Risiko yang secara maksimum ditetapkan oleh Bank. Risk tolerance merupakan penjabaran dari risk appetite. Direksi memberikan arahan yang jelas mengenai risk appetite, risk tolerance dan risk limit Bank. Risk appetite dan risk tolerance harus tercermin di dalam kebijakan Manajemen Risiko, termasuk Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance GCG bank bjb Tahun 2016 dalam penetapan limit. Dalam merumuskan risk tolerance, Bank perlu mempertimbangkan strategi dan tujuan bisnis Bank serta kemampuan Bank mengambil risiko risk bearing capacity. 3 Kecukupan proses identifikasi, pengukuran, pemantauan dan pengendalian risiko serta sistem informasi manajemen. Identifikasi, pengukuran, pemantauan dan pengendalian Risiko merupakan bagian utama dari proses penerapan Manajemen Risiko. Identifikasi Risiko bersifat proaktif, mencakup seluruh produk dan aktivitas bisnis bank dan dilakukan dalam rangka menganalisa sumber dan kemungkinan timbulnya Risiko serta dampaknya terhadap kelangsungan bisnis bank. Selanjutnya perlu dilakukan pengukuran Risiko yang telah diidentifikasi sesuai dengan karakteristik dan kompleksitas kegiatan usaha Bank. Atas hasil pengukuran tersebut perlu dilakukan pemantauan yang dilakukan oleh Risk Taking Unit RTU yang berkoordinasi dengan Satuan Kerja Manajemen Risiko SKMR selaku pihak yang independen dalam proses pemantauan tersebut. Selain itu, guna mendukung efektifitas penerapan Manajemen Risiko perlu didukung oleh pengendalian risiko dan sistem informasi manajemen risiko yang memadai. 4 Sistem pengendalian internal yang menyeluruh. Proses penerapan Manajemen Risiko yang efektif harus dilengkapi dengan sistem pengendalian intern yang andal. Penerapan sistem pengendalian intern secara efektif dapat membantu pengurus Bank menjaga aset Bank, menjamin tersedianya pelaporan keuangan dan manajerial yang dapat dipercaya, meningkatkan kepatuhan Bank terhadap ketentuan dan peraturan perundang-undangan, serta mengurangi Risiko terjadinya kerugian, penyimpangan dan pelanggaran aspek kehati-hatian. Terselenggaranya sistem pengendalian intern Bank yang andal dan efektif menjadi tanggung jawab dari seluruh satuan kerja operasional risk-taking unit dan satuan kerja pendukung serta SKAI. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan sistem pengendalian intern antara lain: a Pelaksanaan sistem pengendalian intern secara efektif dalam penerapan Manajemen Risiko Bank mengacu pada kebijakan dan prosedur yang telah ditetapkan. Penerapan prinsip pemisahan fungsi four eyes principle harus memadai dan dilaksanakan secara konsisten. b Sistem pengendalian intern dalam penerapan Manajemen Risiko paling sedikit mencakup: i. kesesuaian antara sistem pengendalian intern dengan jenis dan tingkat Risiko yang melekat pada kegiatan usaha Bank; Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance GCG bank bjb Tahun 2016 ii. penetapan wewenang dan tanggung jawab untuk pemantauan kepatuhan kebijakan dan prosedur Manajemen Risiko serta penetapan limit Risiko; iii. penetapan jalur pelaporan dan pemisahan fungsi yang jelas dari satuan kerja operasional risk-taking unit kepada satuan kerja yang melaksanakan fungsi pengendalian; iv. struktur organisasi yang menggambarkan secara jelas tugas dan tanggung jawab masing-masing unit dan individu; v. pelaporan keuangan dan kegiatan operasional yang akurat dan tepat waktu; vi. kecukupan prosedur untuk memastikan kepatuhan Bank terhadap ketentuan dan peraturan perundang-undangan; vii. kaji ulang yang efektif, independen, dan obyektif terhadap kebijakan, kerangka dan prosedur operasional Bank; viii. pengujian dan kaji ulang yang memadai terhadap sistem informasi manajemen; ix. dokumentasi secara lengkap dan memadai terhadap cakupan, prosedur operasional, temuan audit, serta tanggapan pengurus Bank berdasarkan hasil audit; dan x. verifikasi dan kaji ulang secara berkala dan berkesinambungan terhadap penanganan kelemahan Bank yang bersifat material dan tindakan pengurus Bank untuk memperbaiki penyimpangan yang terjadi. c Pelaksanaan kaji ulang terhadap penerapan Manajemen Risiko paling sedikit sebagai berikut: i. Kaji ulang dan evaluasi dilakukan secara berkala, paling sedikit setiap tahun oleh SKMR dan SKAI; ii. cakupan kaji ulang dan evaluasi dapat ditingkatkan frekuensi atau intensitasnya, berdasarkan perkembangan eksposur Risiko Bank, perubahan pasar, metode pengukuran, dan pengelolaan Risiko; iii. khusus untuk kaji ulang dan evaluasi terhadap pengukuran Risiko oleh SKMR, paling sedikit mencakup:  kesesuaian kerangka Manajemen Risiko, yang meliputi kebijakan, struktur organisasi, alokasi sumber daya, desain proses Manajemen Risiko, sistem informasi, dan pelaporan Risiko Bank dengan kebutuhan bisnis Bank, serta perkembangan peraturan dan praktik terbaik best practice terkait Manajemen Risiko;  metode, asumsi, dan variabel yang digunakan untuk mengukur Risiko dan menetapkan limit eksposur Risiko;  perbandingan antara hasil dari metode pengukuran Risiko yang menggunakan simulasi atau proyeksi pada masa datang dengan hasil aktual; Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance GCG bank bjb Tahun 2016  perbandingan antara asumsi yang digunakan dalam metode dimaksud dengan kondisi yang sebenarnya atau aktual;  perbandingan antara limit yang ditetapkan dengan eksposur yang sebenarnya atau aktual; dan  penentuan kesesuaian antara pengukuran dan limit eksposur Risiko dengan kinerja pada masa lalu dan posisi permodalan Bank saat ini. iv. Pelaksanaan kaji ulang oleh pihak independen atau SKAI antara lain mencakup:  keandalan kerangka Manajemen Risiko, yang mencakup kebijakan, struktur organisasi, alokasi sumber daya, desain proses Manajemen Risiko, sistem informasi serta pelaporan Risiko Bank; dan  penerapan Manajemen Risiko oleh unit bisnis atau aktivitas pendukung, termasuk kaji ulang terhadap pelaksanaan pemantauan oleh SKMR. d Penyampaian hasil penilaian kaji ulang oleh SKMR kepada Dewan Komisaris, SKAI, Direktur yang membawahkan fungsi kepatuhan, Komite Audit jika ada dan Direksi terkait lainnya sebagai masukan dalam rangka penyempurnaan kerangka dan proses Manajemen Risiko; e Pemanatauan oleh SKAI terhadap perbaikan atas hasil temuan audit intern maupun ekstern. Temuan audit yang belum ditindaklanjuti harus diinformasikan oleh SKAI kepada Direksi untuk diambil langkah-langkah yang diperlukan; f Tingkat responsif Bank terhadap kelemahan danatau penyimpangan yang terjadi terhadap ketentuan internal dan eksternal yang berlaku. Terdapat 8 delapan jenis risiko yang harus dikelola dengan baik oleh Bank. Kedelapan jenis risiko tersebut meliputi Risiko Kredit, Risiko Likuiditas, Risiko Pasar, Risiko Operasional, Risiko Stratejik, Risiko Kepatuhan, Risiko Hukum dan Risiko Reputasi. 1 Risiko Kredit Terkait proses identifikasi, pengukuran, pemantauan, dan pengendalian risiko kredit, Bank telah melakukan hal-hal sebagai berikut: a Bank secara berkala melakukan analisa menyeluruh atas aspek internal dan eksternal bank melalui analisa Root Cause of Credit Risk RCCR yang berisi analisa penyebab penurunan kolektibilitas debitur yang berdampak pada timbulnya Non Performing Loan NPL. Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance GCG bank bjb Tahun 2016 b Bank melakukan perhitungan stress test Risiko Kredit yang disampaikan kepada Direktur Kepatuhan dan Manajemen Risiko. Disamping itu, Bank telah menyusun analisa Bottom Up Stress Test BUST yang disampaikan kepada Otoritas Jasa Keuangan OJK sebagai bagian dari pelaksanaan Financial Sector Assessment Program FSAP serta telah disusun stress test dengan isu pendirian BPD Banten. Pelaksanaan stress test dilakukan dengan pendekatan portfolio level dan bertujuan untuk menghitung pengaruh kondisi shock makro ekonomi terhadap peningkatan NPL secara bankwide. Pelaksanaan perhitungan menggunakan satellite model yang meliputi kredit produktif maupun kredit non-produktif pada seluruh sektor ekonomi. Satellite model tersebut merupakan perhitungan regresi multiple yang menghubungkan kondisi makro ekonomi sebagai independent variable dan NPL sebagai dependent variable. c Selanjutnya terkait proses identifikasi, pengukuran, pemantauan dan pengendalian risiko kredit pada divisi bisnis perkreditan, maka secara berkala disusun laporan perkembangan eksposur risiko kredit yang disusun dalam rangka mitigasi risiko dan sebagai upaya perbaikan segera sesuai perkembangan tingkat risiko. Pemantauan atas kualitas portofolio kredit yang dilaporkan secara berkala kepada Direksi melalui hal-hal sebagai berikut: i. Review dan evaluasi berkala melalui pelaksanaan business review termasuk diantaranya pembahasan mengenai posisi serta kualitas portofolio kredit; ii. Kaji ulang atas potensi risiko dalam aktivitas perkreditan yang dilaporkan secara independen oleh Satuan Kerja Manajemen Risiko. Di samping itu, Bank juga melakukan pemantauan kredit yang memuat informasi mengenai : i. Kondisi keuangan debitur; ii. Kecukupan agunan; iii. Pemantauan kepatuhan persyaratan perjanjian kredit. 2 Risiko Pasar Adapun upaya pengelolaan Risiko Pasar yang telah dilakukan Bank adalah sebagai berikut: a Bank telah memiliki prosedur dan identifikasi risiko suku bunga banking book yang didukung oleh sistem informasi yang sangat memadai dan adanya pelaporan secara harian mengenai pergerakan nilai tukar, suku bunga dan informasi pasar lainnya ke Direksi termasuk over limit; Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance GCG bank bjb Tahun 2016 b Terdapat proses mark to market secara harian terhadap transaksi trading bank untuk mengetahui kerugiankeuntungan bank dan bank pun memiliki metode dalam proses mark to market-nya termasuk prosedur contingency plan dalam proses mark to market-nya apabila terjadi kondisi di luar normal; c Bank melakukan proses review atau validasi model pengukuran risiko pasar yang dilakukan secara berkala melalui back testing dimana model pengukurannya masih valid sesuai hasil back testing. Adapun mengenai validasi dan back testing tersebut disusun dalam bentuk laporan VaR Value at Risk dan validasi model; d Bank memiliki prosedur pemantauan limit secara harian sebagai standarisasi pemantauan Divisi Manajemen Risiko terhadap aktivitas dealing room treasury termasuk tindak lanjut yang akan dilakukan oleh risk taking unit apabila terjadi pelampauan dan dilaporkan kepada Direksi; e Bank melakukan pengendalian risiko pasar melalui monitoring terhadap kontrak transaksi dan penilaian kembali kredibilitas counterparty secara harian dan dipantau oleh dedicated person yang berpengalaman kemudian dalam penetapan limit counterparty dilakukan oleh unit kerja lain yang independen dari unit kerja bisnis sehingga proses penetapan limitnya melibatkan four eyes principle; f Sebagai upaya meningkatkan informasi atas eksposur risiko pasar yang dihadapi bank, unit kerja terkait telah melaporkan eksposur risiko pasar baik secara harian utilisasi treasury, mingguan treasury utilization report, bulanan analisis pengukuran risiko pasar likuiditas, semesteran market risk stress test, kepada Direksi dan pejabat eksekutif sehingga diharapkan adanya tindak lanjut perbaikan dan proses mitigasi untuk meminimalisir potensi risiko yang akan datang; g Dalam proses pengukuran, pemantauan yang dilakukan Satuan Kerja Manajemen Risiko melalui pelaporan atas aktivitas unit kerja Trisuri masih dilakukan secara manual dan belum tersistem namun demikian mempertimbangkan eksposur transaksi bank yang belum kompleks, potensi risiko yang dihadapi bank masih dapat termitigasi dengan baik. 3 Rasio Likuiditas Adapun upaya pengelolaan Risiko Likuiditas yang telah dilakukan Bank adalah sebagai berikut. a Bank melakukan analisis terhadap seluruh sumber risiko likuiditas baik dari sisi internal maupun eksternal seperti produk dan aktifitas perbankan yang mempengaruhi sumber penggunaan Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance GCG bank bjb Tahun 2016 dana secara komprehensif, kecukupan pendanaan melalui pasar, serta analisis risiko didukung dengan sistem informasi dan kecukupan data yang memadai; b Bank telah memiliki alat pengukuran yang dapat mengkuantifikasi dan mengidentifikasi risiko likuiditas secara tepat waktu dan komprehensif berdasarkan indikator internal dan eksternal dalam early warning indicator berupa pengukuran untuk mengukur risiko inheren mengenai komposisi pendanaan, rasio likuiditas, proyeksi arus kas, liquidity gap, scenario analysis dan stress testing; c Bank telah mengembangkan early warning indicator risiko likuiditas yang merupakan indikator yang digunakan untuk memprediksi potensi krisis likuiditas di masa datang sebagai bentuk identifikasi, pengukuran dan pemantauan risiko likuiditas secara harian yang bertujuan untuk memitigasi sejak dini apabila terdapat potensi krisis likuiditas dikemudian hari; d Bank melakukan pemantauan limit secara harian seperti limit GWM primer, sekunder dan excess reserve dan AL+NABNCD terhadap treshold yang telah ditetapkan oleh regulator termasuk tindak lanjut yang akan dilakukan oleh risk taking unit apabila terjadi pelampauan dan dilaporkan kepada Direksi. 4 Risiko Operasional Adapun upaya pengelolaan Risiko Operasional yang telah dilakukan Bank adalah sebagai berikut. a Bank berupaya untuk melakukan penyempurnaan bussiness process terutama untuk aktivitas perkreditan. Hal tersebut terlihat dari penerapan model bisnis dengan melibatkan beberapa fungsi seperti Relationship Manager, Relationship Officer dan Account Officer yang telah diakomodir dalam struktur organisasi serta terdapat beberapa review atas prosedur kerja dalam rangka mendukung proses manajemen risiko yang handal; b Bank melakukan upaya untuk mengurangi konsentrasi komposisi pegawai pada level dasar dengan melakukan program pengembangan karyawan diantaranya melalui program Staff Development Program; c Bank senantiasa melakukan peningkatan kualitas SDM khususnya pada aktivitas bisnis utama Bank yaitu perkreditan dengan memberikan pendidikan dan pelatihan kepada pegawai; d Risk taking unit senantiasa melakukan risk assessment atas pengembangan produk dan aktivitas baru dalam rangka melakukan penerapan manajemen risiko didalamnya; e Bank melakukan proses pengukuran Risiko Operasional dilakukan secara berkala melalui perangkat pengukuran Risiko Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance GCG bank bjb Tahun 2016 Operasional diantaranya Risk Control Self Assessment, Key Risk Indicator, laporan data kerugian risiko operasional pada masing- masing unit kerja serta pengukuran profil Risiko Operasional bankwide yang dilakukan secara periodik. Adapun hasil analisa atas penilaian Risiko Operasional tersebut dilaporkan kepada pihak manajemen yang dilakukan secara berkala seperti pelaporan monthly report; f Dalam menjaga kepentingan Bank dan penegakan disiplin, Bank telah melaksanakan pedoman sanksi disiplin dengan cukup efektif termasuk dalam pengenaan sistem sanksi kepegawaian. 5 Risiko Hukum Bank melalui unit kerja hukum senantiasa melakukan penanganan atas kasus hukum yang terjadi, baik yang dilakukan oleh Bank secara langsung maupun menggunakan jasa konsultan hukum atas permintaan risk taking unit. Upaya yang dilakukan Bank dalam mengelola Risiko Hukum yaitu: a Unit kerja hukum melakukan pembinaan dalam bidang hukum secara berkala melalui proses pendampingan perkara hukum, legal session kepada risk taking unit dengan pembahasan permasalahan-permasalahan hukum yang dihadapi pada Kantor Cabang, serta melaksanakan review terhadap perjanjian- perjanjian kerjasama yang akan dilaksanakan guna melindungi kepentingan Bank. Namun masih terdapat kelemahan terkait proses review perjanjian yang hanya berdasarkan atas permintaaan dari risk taking unit; b Bank melakukan identifikasi dan pengendalian Risiko Hukum terhadap produk dan aktivitas baru melalui pengkajian terkait aspek hukum serta menyampaikan informasi dan pelaporan yang berkaitan dengan mitigasi Risiko Hukum kepada Direksi yang membidangi unit kerja hukum; c Terkait dengan pelaksanaan sistem informasi manajemen Risiko Hukum telah dilaksanakan dengan baik salah satunya adanya laporan secara berkala terkait dengan pemantauan dan pencatatan atas pelaksanaan pendampingan perkara hukum serta penanganan hukum, update perkara hukum yang ditangani oleh Divisi Hukum serta laporan setiap triwulan disajikan dalam bentuk profil Risiko Hukum. 6 Risiko Stratejik Pengelolaan risiko stratejik yang dilakukan Bank adalah sebagai berikut. a Bank secara berkala melakukan pengukuran Risiko Stratejik melalui pemantauan atas progress report pencapaian rencana Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance GCG bank bjb Tahun 2016 bisnis Bank serta melakukan business review atas perkembangan bisnis Bank; b Pencapaian atas bisnis Bank tersebut dibahas dan dilaporkan kepada pihak manajemen yang dilakukan secara berkala termasuk kepada komite yang berada di bawah Dewan Komisaris; c Bank senantiasa melakukan monitoring atas kinerja Kantor Cabang; d Bank melakukan beberapa upaya dan strategi yaitu optimalisasi dalam upaya penyelesaian kredit bermasalah dengan melakukan penagihan, klaim asuransi dan eksekusi agunan, melakukan peningkatan dana CASA; e Bank melakukan evaluasi serta sosialisasi kepada seluruh unit kerja tentang target bisnis Bank; f Bank melakukan peningkatan kerjasama layanan dengan operatorinstansilembaga lain dalam rangka meningkatkan fee based atau keuntungan tambahan bagi Bank. 7 Risiko Kepatuhan Upaya pengelolaan Risko Kepatuhan yang dilakukan Bank adalah sebagai berikut: a Proses identifikasi, pengukuran, pengendalian serta pemantauan melalui penerapan compliance sheet, compliance checklist dan terdapat pula pelaporan secara rutin 3 tiga bulan sekali dalam bentuk profil Risiko Kepatuhan serta adanya pemantauan dan pelaporan mengenai tingkat penyelesaian atas objek pemeriksaan oleh regulator. Selain itu adanya ketentuan atas penyampaian Laporan Rapat Rutin yang dilaksanakan sekurang-kurangnya 1 satu kali dalam 1 satu bulan dengan materi yang sampaikan adalah sebagai berikut: i. Pembahasan ketentuan yang berlaku dalam lingkup masing- masing bidang kerja; ii. Pemantauan pengisian compliance checklist quality assurance dan pelaksanaan deskripsi pekerjaan yang terkait dengan bidang tugasnya; iii. Pembahasan permasalahan-permasalahan yang timbul di setiap unit kerja masing-masing. b Adanya pemantauan maupun pencatatan terkait Risiko Kepatuhan oleh Divisi Kepatuhan walaupun masih belum menyeluruh terhadap pelanggaran ketentuan internal. Hal tersebut masih terbatas kepada pemantauan prinsip kehati- hatian, pelaporan Bank dan pengkajian aspek kepatuhan dan dilaporkan melalui Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Direktur Kepatuhan dan Manajemen Risiko; Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance GCG bank bjb Tahun 2016 c Terkait dengan pelaksanaan aktivitas usaha Bank serta produk dan aktivitas baru Bank beserta pengembangannnya, Bank melakukan review dalam hal aspek kepatuhan terhadap ketentuan atas produk dan aktivitas baru tersebut. Selain itu, Divisi Kepatuhan melakukan pengkajian yang mencakup review atas seluruh kebijakanketentuankegiatan usaha yang dimiliki Bank; d Dalam menunjang penerapan manajemen Risiko Kepatuhan yang efektif khususnya pada tools Risiko Kepatuhan seperti form compliance sheet dan compliance checklist quality assurance masih diperlukan monitoring secara berkala guna mengefektifkan tools secara efisien. 8 Risiko Reputasi a Identifikasi serta pengukuran Risiko Reputasi dilakukan secara berkala yaitu melalui pemantauan terhadap keluhan nasabah baik melalui call center danatau frontliner; b Bank melakukan penatausahaan setiap adanya pemberitaan negatif dalam laporan media monitoring yang terdiri dari judul berita, nama media massa berikut dengan news value sehingga Bank dapat mengetahui pengaruh dari pemberitaan tersebut; c Bank melakukan penatausahaan setiap adanya pengaduan nasabah dalam Laporan Pengaduan Nasabah yang disampaikan kepada Direksi secara berkala; d Terdapat pemantauan atas keluhan nasabah dan penyelesaian pengaduan nasabah yang sesuai dengan ketentuanSLA; e Terdapat pemantauan atas pemberitaan negatif kepada Bank melalui berbagai media termasuk search engine optimation untuk meningkatkan citra positif bagi Bank, serta penilaian profil risiko reputasi melalui pelaporan profil risiko secara triwulanan; f Bank melakukan counter terhadap adanya pemberitaan negatif terhadap Bank dengan berupaya menyebarluaskan pemberitaan positif termasuk advertorial yang mengedepankan kinerja perbankan serta corporate action yang telah dilakukan bank; g Bank dengan segera menindaklanjuti jika terdapat pemberitaan negatif yang memiliki dampak signifikan bagi Bank baik secara materil maupun imateril dengan berkoordinasi bersama unit kerja terkait dan Bank tetap menindaklanjuti setiap adanya pemberitaan negatif yang tidak berdampak signifikan sesuai dengan ketentuan yang berlaku; h Bank melakukan sosialisasi kepada customer service untuk senantiasa mengedukasi nasabah guna meminimalisir potensi Risiko Reputasi yang mungkin timbul atas kesalahpahaman nasabah terkait penggunaan produkjasa Bank. Selain itu terdapat Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance GCG bank bjb Tahun 2016 kunjungan ke setiap jaringan kantor Bank mengenai penyesuaian standardisasi layanan industri perbankan, coaching dan pendampingan kepada Kantor Cabang serta adanya program service dan budaya dalam rangka meningkatkan kualitas layanan bank; i Dalam rangka peningkatan kualitas layanan, Bank juga melakukan survei atas layanan Bank baik secara internal maupun eksternal untuk meningkatkan kepuasan dan loyalitas nasabah kepada Bank melalui: i. Survey Internal:  Score kinerja layanan sesuai dengan standar Market Research Indonesia;  Monitoring internal yang dilakukan baik oleh Kantor Pusat maupun Kantor Wilayah terhadap Kantor Cabang;  Adanya penilaian layanan secara self assessment oleh seluruh jaringan kantor Bank serta selain itu terdapat mysterious shopper oleh vendor yang bekerjasama dengan Bank dalam rangka penilaian layanan Bank secara independen;  Adanya service quality assurance yang berperan melakukan evaluasi, coaching dan monitoring layanan di Kantor Cabang untuk mendukung tercapainya service excellence dan pencitraan bank yang baik. ii. Survey External:  Bank bekerjasama dengan vendor mengenai survei kepuasan nasabah melalui program Customer Satisfaction Index dan Customer Loyalitas Index guna mengetahui ekspektasi nasabah terhadap layanan Bank yang bertujuan untuk meningkatkan kepuasan dan meningkatkan loyalitas nasabah;  Bank melakukan pula sosialisasi atas hasil kepuasan nasabahcustomer feedback tersebut kepada seluruh Kantor Cabang sebagai bahan evaluasi layanan Bank;  Peningkatan kualitas SDM dilakukan melalui pemberian pendidikan dan pelatihan service excellent standar layanan bagi frontliner serta pelatihan communication skill;  Selain itu untuk meminimalisir potensi Risiko Reputasi yang berasal dari keluhan nasabah atas produklayanan Bank, Bank terus melakukan koordinasi dengan unit kerja terkait mengenai tindaklanjut perbaikan terkait kerusakan mesinsistem transaksi yang ada pada mesin ATM dan electronic banking; Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance GCG bank bjb Tahun 2016  Bentuk mitigasi lainnya yang secara rutin dilakukan yaitu sebagai berikut: ‐ Media Visit ke beberapa media massa berskala nasional baik cetak maupun elektronik; ‐ Membangun sarana komunikasi dengan para investor; ‐ Menjalin hubungan baik rekan-rekan media baik lokal maupun nasional dan pelaksanaan media gathering, undangan media untuk berpartisipasi dalam liputan kegiatan Bank serta pelaksanaan seminar bagi beberapa media massa dalam rangka menjaga nilai keseimbangan antara Bank dengan pihak media; B.4.2. Sistem Pengendalian Intern Sistem Pengendalian Internal merupakan suatu mekanisme proses pengawasan yang ditetapkan oleh Bank secara berkesinambungan on going basis yang kualitas disain dan pelaksanaannya dipengaruhi oleh Dewan Komisaris, Direksi serta seluruh pejabat dan pegawai Bank, dirancang untuk dapat memberikan keyakinan yang memadai guna menjaga dan mengamankan harta kekayaan Bank, menjamin tersedianya laporan yang akurat, meningkatkan kepatuhan terhadap ketentuan yang berlaku, mengurangi dampak kerugian keuangan, penyimpangan termasuk kecurangan fraud dan pelanggaran aspek kehati-hatian, serta meningkatkan efektivitas organisasi dan meningkatkan efisiensi biaya. Ruang lingkup pelaksanaan audit umum dalam rangka mengevaluasi sistem pengendalian internal meliputi: 1 Aspek Keuangan dan Ketaatan mencakup: a Kebenaran, kelengkapan dan ketepatan waktu atas informasi yang disajikan dalam laporan manajemen dan laporan keuangan; b Ketaatan terhadap kebijakan dan ketentuan yang telah ditetapkan compliance objectivescompliance audit, menguji kegiatan dan operasi keuangan financial process dari objek pemeriksaan untuk meyakini bahwa seluruh hak dan kewajiban yang timbul dari transaksi yang diotorisasi, telah dibukukan dengan benar. Disamping itu, untuk meyakini bahwa kegiatan yang dilakukan tidak bertentangan dengan sistim dan prosedur serta peraturan yang berlaku. 2 Aspek Operasional, meliputi: a Penilaian Daya Guna dan Kehematan Mengidentifikasi, menganalisis dan menilai peraturan yang berlaku pada setiap aspek dari organisasi, program dan kegiatan yang diaudit untuk mempertimbangkan apakah praktik yang Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance GCG bank bjb Tahun 2016 dilakukan masih dapat diusahakan lebih hemat atau lebih berdaya guna. b Penilaian Hasil Guna dan Manfaat Mengidentifikasi, menganalisis dan menilai secara mendalam tentang strategi, kebijakan, sasaran objectives dan tujuan goals unit yang diperiksa, untuk dapat memahami hasil yang sebenarnya diharapkan dari kegiatan unit tersebut. Disamping itu juga, dilakukan pengujian secukupnya terhadap pelaksanaan kegiatan untuk dapat menentukan apakah kegiatan tersebut dilaksanakan sesuai dengan peraturan dan mencapai hasil yang diharapkan. Substansi dari audit aspek operasional ini adalah pengujian oleh auditor intern mengenai efisiensi dan efektivitas dari pelaksanaan kegiatan performance objectives, pencapaian tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan. Di samping merujuk pada peraturan Bank IndonesiaOtoritas Jasa Keuangan OJK, sistem pengendalian internal Bank telah merujuk kepada kerangka kerja framework COSO Comittee of Sponsoring Organizations of Tradeway Commission. Pengendalian internal merupakan rangkaian proses yang dilakukan oleh Direksi, Manajemen dan personil Bank secara berkesinambungan on going basis dalam rangka memberikan keyakinan yang memadai tentang pencapaian tujuan. Tujuan pengendalian internal adalah: 1 Efectiveness and Efficiency of Operation, yaitu efektifitas dan efisiensi penggunaan sumber daya perusahaan seperti aktiva tetap, personil, modal, reputasi, kemampuan produksi dan pengamanan sumber daya; 2 Realibility of Financial Report, yaitu penyajian laporan yang akurat dan tepat waktu baik untuk internal dan eksternal; 3 Compliance with applicable law and regulations, yaitu bahwa perusahaan telah mematuhi peraturan perundang-undangan, Peraturan Bank Indonesia dan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan. Kesesuaian pelaksanaan pengendalian internal Bank dengan kerangka kerja pengendalian internal COSO adalah sebagai berikut: 1 Control Environment Direksi dan Dewan Komisaris telah menetapkan beberapa kebijakan yang mencerminkan keseluruhan pengendalian manajemen. a Menetapkan code of conduct banker; b Penetapan nilai–nilai budaya perusahaan corporate value yang tercermin dalam 14 perilaku; c Penetapan Struktur Organisasi sesuai dengan model bisnis perusahaan. Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance GCG bank bjb Tahun 2016 2 Risk Assessment Sistem pengendalian intern yang efektif dapat mengidentifikasi dan menelaah risiko yang secara material dan signifikan akan mempengaruhi pencapaian tujuan dan sasaran Bank. Penelaahan harus mencakup seluruh risiko yang dihadapi Bank secara konsolidasi antara lain: Risiko Kredit, Risiko Pasar, Risiko Likuiditas, Risiko Operasional, Risiko Hukum, Risiko Reputasi, Risiko Kepatuhan dan Risiko Stratejik. Manajemen puncak telah melakukan untuk mengidentifikasi, menganalisa dan menilai 8 delapan risiko secara konsolidasi. Divisi Manajemen Risiko, Divisi Audit Internal dan Satuan Kerja Kepatuhan bersinergi dalam melakukan identifikasi dan penilaian risiko. 3 Control Activities Direksi telah menetapkan kebijakan yang mengatur agar setiap aktivitas yang dijalankan oleh seluruh insan bjb memiliki pengendalian internal yang memadai. Adapun tindakan tersebut antara lain: a Menyusun, menetapkan dan menyetujui kebijakan serta standar operasional prosedur; b Penetapan dan pemisahan tugas serta tanggung jawab setiap pegawai sesuai dengan jabatan; c Menetapkan kebijakan limit kewenangan otorisasi; d Telah menetapkan dan menerapkan Bussiness Continuity Management seperti DRC Disaster Recovery Center dan BRC Bussiness Recovery Center. 4 Information and Communication Informasi merupakan aspek penting dalam setiap aktifitas perusahaan salah satunya dalam pengambilan keputusan. Direksi telah membangun sistem informasi dan komunikasi yang efektif serta berkualitas. Adapun kebijakan dan tindakan yang telah dilakukan oleh manajemen puncak adalah sebagai berikut. a Mengunakan aplikasi berbasis internet dengan memperhatikan tingkat keamanan dan tingkatan akses sesuai dengan tugas dan tanggung jawab; b Proses transaksi keuangan dan akuntansi telah menggunakan Standar terbaru yaitu PAPI Peraturan Akuntansi Perbankan Indonesia; c Informasi keuangan perusahaan telah diaudit oleh akuntan publik. 5 Monitoring Direksi melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan pengendalian internal dalam seluruh kegiatan Bank berdasarkan Laporan Hasil Audit yang telah disampaikan kepada Direktur Utama dan Dewan Komisaris, serta tembusan kepada Direktur Kepatuhan dan Manajemen Risiko. Selain itu, Laporan Pokok – Pokok Hasil Audit Internal disampaikan kepada Otoritas Jasa Keuangan setiap 6 enam bulan. Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance GCG bank bjb Tahun 2016 Berdasarkan hasil pemeriksaan yang dilakukan oleh Divisi Audit Intern terhadap sistem pengendalian internal menunjukan bahwa Bank telah memiliki kebijakan dan control design dalam menjalankan kegiatan perusahaan, meskipun dalam pelaksanaannya masih terdapat kelemahan minor. Divisi Audit Internal menyampaikan rekomendasi kepada Direksi terkait perbaikan dan peningkatan sistem pengendalian internal yang harus dilakukan dan telah ditindaklanjuti melalui perbaikan dan peningkatan sistem pengendalian internal. B.5 Penyediaan Dana Kepada Pihak Terkait Related Party dan Penyediaan Dana Besar Large Exposure Penyediaan dana kepada pihak terkait related party dan penyediaan dana besar large exposure, posisi pada akhir tahun 2016, adalah sebagai berikut: No Penyediaan Dana Jumlah Debitur Nominal Rp 1. Kepada Pihak Terkait 22 168.170.771.447,- 2. Kepada Debitur Inti : a. Individu b. Grup 25 10 3.389.907.369.962,- 3.379.561.323.454,- B.6 Rencana Strategis Bank a. Strategi jangka pendek untuk tahun 2017 yang akan dilakukan oleh Bank adalah sebagai berikut: 1 Mempertahankan momentum pertumbuhan kredit berkualitas quality growth, dengan langkah-langkah yang ditempuh yaitu: a Mempertahankan dan memperluas market share kredit berpenghasilan tetap KGB serta peningkatan pangsa pasar kredit pensiunan purna bhakti sebagai champion product; b Peningkatan pertumbuhan portofolio kredit konsumer melalui review pricing dan fitur produk yang disesuaikan dengan kebutuhan pasar pada Kantor Wilayah dan Kantor Cabang; c Peningkatan portofolio kredit kelolaan dengan fokus penyaluran pada perusahaan BUMNBUMD strategis dan badan usaha Penanaman Modal Asing atau perusahaan yang telah go-public dan dikenal luas; d Optimalisasi penyaluran kredit korporasi dan komersial melalui: i. Kredit komersial dengan review pricing baik cash loan maupun non-cash loan; ii. Kredit segmen korporasi dengan melakukan diversifikasi sektor industri pembiayaan; iii. Penggalian potensi product holding debitur kelolaan; iv. Mengembangkan aliansi bisnis yang berbasis cross selling guna mengembangkan potensi value chain dari nasabah; Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance GCG bank bjb Tahun 2016 e Memperkuat sinergitas dengan BPR dan LKM melalui kegiatan pemasaran berbasis komunitas, pengembangan produk dan layanan dengan memanfaatkan Teknologi Informasi TI; f Meluncurkan produk baru untuk penetrasi pasar segmen Usaha kecil Menengah UKM; g Meningkatkan fungsi pembinaan terhadap masyarakat debitur dan calon debitur dengan program PESAT Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Terpadu sehingga mampu menciptakan engagement dengan Bank; h Meningkatkan akselerasi pertumbuhan kredit KPR dan KKB melalui percepatan SLA proses kredit, fokus pada produk dengan tujuan pembelian KPR dan KKB; i Memastikan kecukupan infrastruktur pendukung penyaluran kredit yang berkualitas agar memudahkan dalam mengelola dan mengendalikan risiko. 2 Pengelolaan likuiditas dengan memprioritaskan peningkatan CASA melalui pendekatan bisnis human to human, antara lain : a Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga i. Peningkatan pertumbuhan Dana Pihak Ketiga yang diprioritaskan untuk meningkatkan CASA melalui peningkatan layanan serta kerjasama strategis aliansi strategik baik dengan BUMN, BUMD maupun dengan institusi lainnya business to government; ii. Melakukan dan mengembangkan kerjasama bisnis dengan nasabah dan prospek potensial nasabah institusi business to business; iii. Pengembangan layanan berbasis transaksi untuk mendorong pengendapan dana. b Penempatan Aktiva produktif untuk mendapatkan margin dari ekses fund maupun borrowing sebagai pemenuhan kebutuhan likuiditas; c Penambahan agen kerja sama Laku Pandai bjb BiSA untuk terwujudnya keuangan inklusif; d Pengembangan Layanan berbasis digital TI, yaitu: i. Pengembangan layanan distribution channel berbasis webinternet serta aplikasi yang menunjang kerjasama institusi; ii. Penambahan infrastruktur berbasis TI untuk mendukung peningkatan CASA dan fee based income khususnya produk retail. 3 Mendorong pertumbuhan fee based untuk meningkatkan kontribusi dari pendapatan non-bunga Adapun strategi peningkatan fee based income dilakukan antara lain : a Mendorong peningkatan pendapatan dan jasa layanan kustodian dan wali amanat; Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance GCG bank bjb Tahun 2016 b Enhancement yield instrumen trisuri dengan memperhatikan risiko likuiditas; c Menjadikan Bank sebagai pilihan bagi bank koresponden di Indonesia dan Asia dalam kerjasama antar bank untuk mendukung bisnis Bank; d Memberikan standar layanan yang tersertifikasi secara internasional ISO 9001 untuk transaksi bjb trade finance and service; e Membuka jaringan layanan di luar negeri yang memiliki potensi remitansi guna mengoptimalkan fee based income; 4 Pengendalian kualitas aktiva produktif dan percepatan recovery kredit hapus buku melalui penyelesaian yang optimal a Melakukan rekonsiliasi dan penagihan secara intensif dengan pihak pialang asuransi dan atau asuransi dalam percepatan penyelesaian klaim; b Mengoptimalkan fungsi penagihan secara intensif terhadap debitur yang mempunyai kualitas kredit bermasalah; c Melakukan perbaikan kualitas setiap prospek calon debitur melalui tahapan pembahasan bersama antara unit bisnis dan unit risk sehingga dapat dijaga risk appetite sesuai dengan level yang diinginkan; d Melakukan perbaikan proses penagihan terhadap kredit bermasalah dengan meningkatkan koordinasi yang lebih intensif bersama unit bisnis terkait; e Penyelamatan kredit restrukturisasi dan penyempurnaan regulasi internal beserta kewenangannya; f Penyelesaian kredit dengan cara percepatan eksekusi agunan melalui lelang KPKNLbalai lelang swastapenjualan sukarela, hapus buku, klaim asuransi, lawyer, instansi yang berwenang termasuk kerjasama dengan Kejaksaan dan berkoordinasi dengan unit terkait dan Kantor Cabang untuk peningkatan penyempurnaan pengikatan agunan. 5 Mendorong pertumbuhan aset melalui inisiasi bjb holding a Meningkatkan kinerja anak perusahaan dan non anak perusahaan melalui sinergi bisnis dengan Bank diantaranya: i. Melalui pemberian kredit linkage program kepada BPR terafiliasi; ii. Kerjasama tata kelola dan manajemen risiko terintegrasi. b Melakukan setoran modal kepada anak perusahaan dan non-anak perusahaan, disesuaikan dengan kondisi anak perusahaan dan atau memenuhi Peraturan Daerah dan ketentuan lainnya untuk pengembangan usaha anak perusahaan, serta melakukan akuisisi perusahaan baru diantaranya perusahaan multifinance, asuransi, sekuritas dan BPR swasta. 6 Penguatan permodalan Bank untuk ketahanan kelembagaan dan meningkatkan daya saing melalui ekspansi bisnis, yaitu melalui: Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance GCG bank bjb Tahun 2016 a Penurunan Dividend Payout Ratio; b Penerbitan obligasi sub ordinasi; c Melakukan penambahan modal melalui Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu HMETD ataupun Penambahan Modal Tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu PMT HMETD. 7 Penguatan struktur organisasi dengan dukungan SDM profesional a Mendorong proses pengambilan keputusan yang lebih efisien dan efektif melalui pendelegasian kewenangan ke wilayah secara bertahap dengan tetap menjaga fungsi pengawasan; b Penyempurnaan struktur organisasi yang diarahkan kepada penguatan fungsi –fungsi penunjang bisnis dengan tetap memperhatikan prinsip kehati-hatian; c Optimalisasi fungsi Kantor Pusat, Kantor Wilayah dan Kantor Cabang melalui pembagian peran dan tanggung jawab yang lebih efektif dan efisien; d Mendorong fungsi Change Management Office dalam memberikan input yang inovatif dan responsif untuk memastikan terlaksananya business plan melalui pemantauan program kerja; e Implementasi bjb culture sebagai inisiasi transformasi Bank; f Mendorong penguatan implementasi budaya perusahaan Go SPIRIT sebagai corporate value insan bjb; g Mengembangkan balance scorecard sebagai sistem manajemen strategi guna percepatan pencapaian visi Bank; h Penerapan individual score card sebagai upaya pegawai agar menjalankan tugasnya secara optimal, meningkatkan loyalitas dan mengarahkan persaingan kinerja ke arah iklim terbuka, positif serta progresif; i Membentuk insan bjb menjadi knowledge bankers yang handal melalui penyelarasan bisnis serta penguatan fungsi learning center melalui bjb University sebagai strategic business partner; j Melakukan update dan upgrade kebutuhan kompetensi pegawai secara berkesinambungan sesuai dengan perkembangan bisnis; k Menunjang pertumbuhan bisnis Bank melalui pendidikan pelatihan yang berbasis kompetensi dan menjadi strategic partner demi terciptanya SDM yang berkualitas; l Peningkatan tata kelola pendidikan dan pelatihan melalui pemerataan pendidikan dan pelatihan bagi seluruh SDM Bank. 8 Penguatan TI menuju digital banking dan integrated payment system a Pengembangan aplikasi dan infrastruktur TI guna mendukung meningkatnya transaksional perbankan secara menyeluruh dan berkelanjutan; b Melengkapi kebijakan dan prosedur untuk mendukung peningkatan kualitas GCG Bank khususnya di bidang TI; Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance GCG bank bjb Tahun 2016 c Melakukan pengembangan untuk mendukung penguatan kelancaran dan keamanan sistem pembayaran, pelaporan dan administrasi jasa melalui: i. Pembuatan aplikasi monitoring interface SKNBI; ii. Pembuatan database inward kliring; iii. Pembuatan aplikasi pelaporan MPN; iv. Pembuatan aplikasi interface ID Billing; v. Perluasan jaringan transaksi e-banking. d Penambahan fitur danatau layanan transaksi e-banking melalui : i. Perluasan kerja sama dengan switchingaggregator dan biller untuk peningkatan transaksi e-banking; ii. Pengembangan layanan transaksi e-banking USSD Menu Browser, bjb Mobile Banking; iii. Pengembangan fitur e-banking multiple account untuk layanan bjb NET dan bjb SMS, pembukaan deposito di bjb NET, pembukaan tabungan berjangka di bjb NET, pengembangan menu purchase untuk kartu ATMDebit bank-bank lain. e Meningkatkan kemampuan dan kehandalan TI untuk mendorong terwujudnya layanan digital bank sebagai tindakan antisipasi kebutuhan layanan nasabah yang berbasis elektronik. 9 Meningkatkan peran unit kerja non-bisnis untuk mendukung akselarasi pertumbuhan bisnis yang berkualitas a Berperan aktif dalam memantau, meneliti dan memberikan informasi mengenai perkembangan bisnis perbankan terkini yang meliputi strategi bank wide dan strategi Kantor Cabang melalui riset business intelligence bersama unit bisnis terkait; b Memastikan pemenuhan aspek yuridis dan ketersediaan seluruh dokumen kredit yang berkualitas; c Peningkatan pengelolaan kerjasama jasa pihak ketiga untuk mendukung operasional bisnis Bank yang berkualitas; d Pengelolaan Risiko Hukum secara implementatif guna mendukung kemajuan bisnis Bank yang bersinergi dengan peraturan berlaku; e Mendorong pelayanan bidang hukum yang efektif dan efisien untuk mendukung kemajuan bisnis Bank; f Mengimplementasikan tim SQA di setiap Kantor Wilayah dan duta layanan di Kantor Cabang; g Melaksanakan fungsi four eyes principles dalam proses pemberian kredit; h Mengelola dan mengembangkan standar-standar pengukuran risiko kredit; i Evaluasi dan pengembangan kualitas risk assessment; j Meningkatkan peran audit internal sebagai strategic business partner bagi manajemen dan seluruh jajaran yang terdapat di Bank dalam rangka mencapai tujuan Bank; Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance GCG bank bjb Tahun 2016 k Menumbuhkan anti fraud awareness dalam kegiatan operasional Bank; l Meningkatkan pelaksanaan budaya kepatuhan baik terhadap ketentuan internal maupun ketentuan eksternal dan meningkatkan kesadaran atas risiko kepatuhan risk compliance awareness sebagai komitmen mewujudkan fungsi kepatuhan Bank; m Melaksanakan pengkajian dalam rangka memastikan produk dan kegiatan Bank telah sesuai dengan ketentuan yang berlaku; n Peningkatan brand image produk dan layanan melalui program promosi above the line dan below the line; o Penyempurnaan fungsi cost center sebagai sarana untuk mengendalikan biaya operasional, guna menumbuhkan awareness terhadap pencapaian realisasi anggaran; p Optimalisasi sistem informasi akuntansi dalam mendukung informasi keuangan yang cepat, tepat dan dan akurat secara real time untuk meningkatkan kualitas transparasi laporan keuangan. b. Adapun Strategi jangka panjang Bank corporate plan adalah sebagai berikut: 1 Strategi Utama a Strategi menggunakan kekuatan untuk menangkap peluang strength and opportunities strategy dengan mereplikasi pola hubungan Bank dengan Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan Banten ke provinsi- provinsi lain. b Memperkuat dan mengembangkan bisnis di berbagai daerah Indonesia 2 Strategi Tambahan a Pengelolaan dan pemanfaatan data untuk pengembangan bisnis Bank; b Cross selling antar bagian untuk meningkatkan volume bisnis dengan biaya yang lebih efisien; c Strategi Pertumbuhan Anorganik: i. Strategi diversifikasi terkonsentrasi: merger danatau akuisisi terhadap lembaga keuangan ii. Untuk pertumbuhan anorganik Bank perlu melakukan peningkatan modal dengan cara:  Menerbitkan saham baru PMT HMETDHMETD;  Menerbitkan obligasi subordinasi untuk memperkuat struktur pendanaan serta memenuhi kebutuhan likuiditas dari pasar modal;  Meningkatkan profitabilitas;  Dividend Payout Ratio. Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance GCG bank bjb Tahun 2016 B.7 Data Pelatihan dan Pendidikan Bank Tahun 2016 B.7.1 Pengembangan Kompetensi Dewan Komisaris Nama Jabatan Kegiatan Waktu Pelaksanaan Klemi Subiyantoro Komisaris Independen Pelaksana Tugas Komisaris Utama Asean Global Leadership Program 8 –13 Mei 2016 Seminar BPDSI 3 September 2016 Muhadi Komisaris Seminar BPDSI 2 April 2016 Asean Global Leadership Program 8 –13 Mei 2016 Seminar BPDSI 3 September 2016 Rudhyanto Mooduto Komisaris Independen Asean Global Leadership Program 8 –13 Mei 2016 International Risk Management Refreshment program for executives 15-22 Oktober 2016 Membangun Key Performance Indicator KPI DireksiKomisaris dan Implementasi POJK Nomor 45POJK.032015 24 –25 Februari 2016 Yayat Sutaryat Komisaris Independen Seminar BPDSI 2 April 2016 International Risk Management Refreshment Program for Executives 15-22 oktober 2016 Seminar Prospek Perekonomian Nasional 2017 Peluang dan Tantangan Industri Perbankan 3 November 2016 Suwarta Komisaris Independen Bank Credit Risk Measurement, Capital and Accounting Requirements Under Basel III and IFRS 9 15 Agustus 2016 B.7.2 Pengembangan Kompetensi Direksi Nama Jabatan Kegiatan Waktu Pelaksanaan Ahmad Irfan Direktur utama Global Financial Services Industry Summit 2016 1-3 Juni 2016 Seminar BPDSI 3 September 2016 Internasional CWM Executive Euro Program 16-23 oktober 2016 Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance GCG bank bjb Tahun 2016 Agus Gunawan Direktur Mikro ERMA Bali Internasional Conference on Enterprise Risk Management 8-9 Desember 2016 Suartini Direktur Komersial Refreshmen Sertifikasi Management risiko 11 April 2016 Internasional Risk Management Refreshment Program for Executive 15-22 oktober 2016 Fermiyanti Direktur Konsumer Executive in English Program 18 Januari – 4 Agustus 2016 Seminar BPDSI 2 april 2016 International Banker Management School 16-20 Mei 2016 Seminar BPDSI 3 September 2016 International CWM Executive Europe Program 2016 16-23 oktober 2016 Agus Mulyana Direktur Kepatuhan dan Manajemen Risiko International Risk Management Refreshment Program for Executive 15-22 oktober 2016 Nia Kania Direktur Keuangan Global Financial Services Industry Summit 2016 1-3 Juni 2016 Benny Santoso Direktur Operasional Asian Global Leadership Program 8-13 Mei 2016 B.7.3 Data Pelatihan Pegawai Berdasarkan Surat Keputusan Direksi nomor 332SKDIR-ET2014 tanggal 12 Mei 2014 tentang Pedoman Persyaratan Pelatihan Pegawai Bank Sesuai Sistem Grading, persyaratan pelatihan bagi pegawai Bank disusun untuk setiap grade yang dibagi menjadi: a. Pelatihan Utama Jenis-jenis pendidikan dan pelatihan yang wajib diikuti oleh pegawai Bank sesuai dengan gradenya. b. Pelatihan Teknikal Jenis-jenis pelatihan yang diarahkan dalam meningkatkan kompetensi teknis pegawai. c. Pelatihan Softskill Jenis-jenis pelatihan yang diarahkan untuk pengembangan diri pegawai. d. Sertifikasi Program sertifikasi yang telah diwajibkan oleh peraturan otoritas dan sesuai kompetensi jabatan serta kebutuhan Bank. e. Pengetahuan perbankan dan keterampilan lainnya. Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance GCG bank bjb Tahun 2016 Berikut adalah rincian jumlah peserta pelatihan selama tahun 2016: JUMLAH PEGAWAI YANG MENGIKUTI PELATIHAN TAHUN 2016 GRADE JUMLAH PELATIHAN JUMLAH PEGAWAI G1 On Boarding Program 564 12.159 G2 581 5.144 G3 205 486 G4 Career Development Program 276 1.817 G5 104 192 G6 377 2.564 G7 162 306 G8 261 633 G9 118 151 G10 262 1.078 G11 215 1.087 G12 Executive Program 229 749 G13 102 268 G14 102 317 G15 83 188 G16 41 82 G17 18 34 G18 19 24 G19 21 32 B.8 Sekretaris Perusahaan Sejalan dengan prinsip keterbukaan dan ketentuan Bank IndonesiaOtoritas Jasa Keuangan mengenai kewajiban pengungkapan informasi Bank, Sekretaris Perusahaan bertanggung jawab atas komunikasi dan penyampaian informasi yang penting mengenai Bank kepada otoritas perbankan, moneter dan pasar modal, pemegang saham serta masyarakat umum. Sepanjang tahun 2016, Sekretaris Perusahaan telah melaksanakan kegiatan-kegiatan sebagai berikut: a. Mempersiapkan rapat Dewan Komisaris dan Direksi, mencatat hasil rapat dan mendistribusikannya kepada pihak-pihak yang berkepentingan; Grup Hubungan Masyarakat Pemimpin Grup Direktur Utama Pemimpin Divisi Grup Kesekretariatan Direksi Pemimpin Grup Grup Hubungan Investor Pemimpin Grup Grup Kesekertariatan Executive Dewan Komisaris Pemimpin Grup Grup Komunikasi Pemasaran Pemimpin Grup Grup Corporate Social Responsibility CSR Pemimpin Grup Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance GCG bank bjb Tahun 2016 b. Mengirimkan pemberitahuan dan mempersiapkan segala sesuatu terkait dengan penyelenggaraan Rapat Umum Pemegang Saham dan mempublikasikan hasil keputusan rapat; c. Menjaga hubungan baik dengan Otoritas Pasar Modal dan mempersiapkan laporan-laporan mengenai pengungkapan keterbukaan informasi Perseroan sesuai dengan ketentuan yang berlaku; d. Melakukan koordinasi dan administrasi pencatatan kepemilikan saham dan tindakan korporasi; e. Mengkoordinasikan kegiatan public relations dan marketing communications untuk Perseroan; f. Mengelola dan melakukan kegiatan promosi produk dan jasa Bank, termasuk pembuatan Buku Laporan Tahunan; g. Mengelola hubungan kelembagaan counterparty; h. Mengkoordinasikan dan memantau tindak lanjut atas pengaduan nasabah; i. Melaksanakan pembinaan Kantor Cabang dalam bidang kehumasan, pengaduan nasabah dan kesekretariatan; j. Melaksanakan program CSR Corporate Social Responsibility sebagai wujud kepedulian dan kontribusi Perseroan terhadap peningkatkan kualitas hidup masyarakat sekitar; k. Melaksanakan prinsip kehati-hatian dan kepatutan terhadap peraturan Bank Indonesia, peraturan perundang-undangan, serta peraturan intern Bank lainnya yang berlaku; l. Melaksanakan program edukasi perbankan untuk masyarakat umum. B.9 Peringkat Obligasi Hasil pemeringkatan PT. Pemeringkat Efek Indonesia PEFINDO terhadap obligasi yang dikeluarkan oleh Bank, obligasi Bank memperoleh peringkat AA  Double A Minus untuk periode pemeringkatan 7 November 2016 – 1 November 2017. B.10 Kegiatan Good Corporate Governance Tahun 2016 Salah satu kegiatan GCG yang dilaksanakan oleh Bank pada tahun 2016 adalah third party assessment. Third party assessment dilaksanakan melalui kegiatan Corporate Governance Perception Index CGPI yang diselenggarakan oleh The Indonesian Institute for Corporate Governance IICG bekerjasama dengan majalah SWA. CGPI merupakan kegiatan riset serta pemeringkatan penerapan GCG pada perusahaan-perusahaan di Indonesia melalui perancangan riset, yang mendorong perusahaan meningkatkan kualitas penerapan konsep Corporate Governance dengan tujuan melakukan perbaikan secara berkesinambungan continuous improvement serta melakukan evaluasi dan studi banding benchmarking. Program riset dan pemeringkatan CGPI yang telah diselenggarakan sejak tahun 2001 sampai dengan saat ini merupakan upaya kontribusi IICG dalam mendorong praktik GCG di Indonesia. IICG merupakan lembaga independen yang melaksanakan kajian, pengembangan, pendidikan, pelatihan dan pemasyarakatan Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance GCG bank bjb Tahun 2016 implementasi tata kelola korporasi yang bertujuan untuk menyebarluaskan konsep, praktik dan manfaat GCG demi terciptanya dunia usaha yang tepercaya dan berkelanjutan. Adapun manfaat program riset dan pemeringkatan CGPI antara lain: a. Memotivasi perusahaan dalam menerapkan GCG; b. Memperbaiki faktor internal perusahaan yang belum memadai guna meniingkatkan kualitas penerapan GCG; c. Memetakan masalah strategis perusahaan guna meningkatkan kualitas penerapan GCG; d. Meningkatkan kesadaran stakeholders terhadap urgensi dan manfaat GCG; e. Meningkatkan kepercayaan investor dan publik terhadap perusahaan; f. Menetapkan indikator atau standar kualitas penerpan GCG yang ingin dicapai perusahaan; g. Meningkatkan kesadaran dan komitmen bersama internal perusahaan. \ Atas kegiatan CGPI yang telah diikuti, Bank mendapat rating Trusted Company dengan total nilai yang diperoleh sebesar 82,80 dengan rincian sebagai berikut: Tahap Penilaian Score Bobot Persentase Pemenuhan Self Assessment 26,58 30 88,6 Review Dokumen 20,43 26 78,6 Makalah 12,12 15 80,8 ObservasiWawancara 23 29 79,3 Total 82,13 Kegiatan lain yang dilaksanakan sebagai wujud penerapan GCG adalah implementasi standar etika pada code of conduct dan penanganan benturan kepentingan melalui Program Pengendalian Gratifikasi yang dilaksanakan sesuai kesepakatan kerjasama dengan pihak Komisi Pemberantasan Korupsi. Program Pengendalian Gratifikasi adalah sekumpulan perangkat dan rangkaian kegiatan serta mekanisme di dalam pengendalian gratifikasi secara berkesinambungan guna menjaga integritas pegawai dari praktik gratifikasi yang dilarang. Program pengendalian gratifikasi terdiri dari pembuatan perangkat aturan tentang pengendalian gratifikasi, pembentukan organisasi yang mengelola pengendalian gratifikasi, kegiatan sosialisasi diseminasi tentang aturan pengendalian gratifikasi dan peningkatan kesadaran individu dan organisasi tentang gratifikasi serta implementasi pengelolaan pelaporan penerimaan gratifikasi yang berkoordinasi dengan pihak KPK. Dalam implementasi pengelolaan pelaporan gratifikasi selama tahun 2016 telah diterima sebanyak 134 laporan penerimaan gratifikasi senilai Eq Rp. 83.4 juta yang mana sebanyak 49 laporan senilai eq Rp. 19.8 juta menjadi penanganan Bank dalam penetapan status gratifikasi yang diterima. Berdasarkan hasil pertemuan dengan KPK diketahui bahwa dalam penerapan Program Pengendalian Gratifikasi di Bank, pihak KPK menyatakan bahwa Bank merupakan pioneer penerapan Program Pengendalian Gratifikasi disektor Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance GCG bank bjb Tahun 2016 perbankan, serta pengelolaan terhadap pengendalian gratifikasi, perluasan LHKPN maupun Whistleblowing system yang sudah sangat baik, hal tersebut dibuktikan dengan beberapa lembaga yang melakukan studi banding mengenai penerapan Program Pengendalian Gratifikasi di Bank, diantaranya Kementerian Keuangan, Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia, Otoritas Jasa Keuangan, Bank Mandiri, Bank BNI dll, serta pemberian penghargaan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi Republik Indonesia kepada Unit Pengendalian Gratifikasi Bank dalam kegiatan Hari Anti Korupsi Internasional tahun 2016 dan kegiatan lainnya memperoleh penghargaan sebagai berikut : a. BUMND dengan Sistem Pengendalian Gratifikasi Terbaik Tahun 2016; b. Apresiasi atas tingginya Tingkat Kepatuhan dan Tingkat Keaktifan Pengelolaan LHKPN Tahun 2016; c. Pengelolaan LHKPN Terbaik Pemerintah Daerah DPRD BUMD se-Provinsi Jawa Barat Tahun 2016. C. Kepemilikan Saham Anggota Dewan Komisaris Dan Direksi Yang Mencapai 5 lima persen atau Lebih Dari Modal Disetor Seluruh Dewan Komisaris dan Direksi tidak memiliki saham mencapai 5 lima perseratus atau lebih dari modal disetor suatu perusahaan, baik di Bank, bank lain, lembaga keuangan bukan bank dan perusahaan lainnya yang berkedudukan di dalam negeri maupun luar negeri yaitu sebagai berikut : Jabatan Nama bank bjb Bank lainnya Lembaga Keuangan Bukan Bank Keterangan Dewan Komisaris Muhadi x x x Klemi Subiyantoro x x x Yayat Sutaryat x x x Rudhyanto Mooduto x x x Suwarta x x x Direksi Ahmad Irfan x x x Agus Gunawan x x x Benny Santoso x x x Suartini x x x Nia Kania x x x Fermiyanti x x x Agus Mulyana x x x Adapun kepemilikan saham Perseroan sebagai berikut per Desember 2016 : No Nama Jabatan Jumlah lembar Persentase 1 Muhadi Komisaris 2.341.500 0,024 2 Suartini Direktur Komersial 5.000 0,000 Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance GCG bank bjb Tahun 2016

D. Hubungan Keuangan dan Hubungan Keluarga Anggota Dewan Komisaris Dan

Direksi Dengan Anggota Dewan Komisaris Lainnya, Direksi Lainnya DanAtau Pemegang Saham Pengendalian Bank Seluruh anggota Dewan Komisaris dan Direksi tidak memiliki hubungan keuangan antar sesama anggota Dewan Komisaris, antar sesama anggota Direksi, antar Dewan Komisaris dan Direksi, antar Dewan Komisaris dan Pemegang Saham Pengendali Bank serta antar anggota Direksi dan Pemegang Saham Pengendali Bank, sebagaimana tertera dalam surat pernyataan independen. Selain itu, tidak terdapat hubungan keluarga baik secara horizontal maupun vertikal, termasuk hubungan karena pernikahan, sampai derajat ketiga, antara sesama anggota Dewan Komisaris, antar sesama anggota Direksi, antar Dewan Komisaris dan Direksi antar Dewan Komisaris dan Pemegang Saham Pengendali Bank serta antar anggota Direksi dan Pemegang Saham Pengendali Bank.

E. Manajemen Sumber Daya Manusia

E.1 Perencanaan SDM Semakin berkembangnya organisasi Bank merupakan suatu tantangan dalam pengelolaan SDM di tengah persaingan jasa perbankan yang semakin ketat. Pertumbuhan Bank melalui pengembangan bisnis perlu didukung SDM yang unggul, handal dan tangguh yang dibangun melalui perencanaan SDM yang matang dan terukur. Melalui perencanaan SDM dilakukan penetapan strategi untuk memperoleh, memanfaatkan, mengembangkan dan mempertahankan SDM sesuai dengan kebutuhan perusahaan sekarang maupun pengembangannya di masa depan. Maka dari itu perbaikan-perbaikan pada bidang rekrutmen, pengelolaan karir hingga pengelolaan kompensasi dan benefit pegawai merupakan prioritas utama di tahun 2016. E.2 Rekrutmen SDM Perseroan berusaha untuk terus meningkatkan kualitas dan kemampuan profesional SDM, salah satunya melalui proses seleksi penerimaan pegawai yang lebih selektif dan kompetitif dengan tujuan mendapatkan pegawai yang kompeten, unggul, handal dan tangguh. Selama tahun 2016, Bank telah merekrut sebanyak 484 pegawai baru, jumlah kebutuhan tersebut selaras dengan pertumbuhan bisnis Bank di tahun 2016. Rekrutmen pegawai baru di tahun 2016 berasal dari kategori sebagai berikut: a. Rekrutmen fresh graduate. Rekrutmen ini merupakan proses penerimaan pegawai dengan peserta seleksi yang baru lulus dari perguruan tinggi. Selama tahun 2016, Bank telah melakukan rekrutmen fresh graduate dengan total pegawai baru yang berhasil direkrut sebanyak 431 empat ratus tiga puluh satu orang. b. Rekrutmen Experienced Hire. Rekrutmen ini merupakan proses penerimaan pegawai baru yang berasal dari tenaga kerja berpengalaman guna mencari pegawai yang siap untuk bekerja dan telah memiliki skill serta pengetahuan teknis pada posisi dibutuhkan Bank. Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance GCG bank bjb Tahun 2016 Adapun selama tahun 2016, Bank berhasil merekrut sebanyak 53 lima puluh tiga pegawai baru dengan bermacam latar belakang pengalaman kerja yang berbeda. c. Rekrutmen Officer Development Program. Bank di tahun 2016 telah melaksanakan rekrutmen dengan jalur penerimaan Officer Development Prorgam ODP dengan total sebanyak 24 dua puluh empat orang yang dipersiapkan sebagai kader pemimpin Bank di masa depan. E.3 Kebijakan Pengembangan Karir Pengembangan karir pegawai Bank dilakukan secara menyeluruh dan menyentuh setiap aspek dan tingkatan jabatan. Dengan tujuan peningkatan kompetensi dan pengalaman serta sebagai pengembangan diri individu, setiap pegawai memiliki kesempatan yang luas untuk mendapatkan pengembangan karir bersama Bank. Program akselerasi yang dilaksanakan pada tahun 2016 melalui Staf Development Program, Acceleration Program dan berbagai program pengembangan karir lainnya masih menjadi program prioritas dalam meningkatkan kinerja Bank melalui peningkatan motivasi kerja pegawai dengan kesempatan pengembangan karir yang lebih baik. Dengan melibatkan Divisi Pendidikan dan Pelatihan serta peranan dari para Pemimpin Unit Kerja, para pegawai didorong meningkatkan diri menjadi pegawai Bank yang unggul, handal dan tangguh. Pengembangan karir pegawai dapat diidentifikasi melalui metode assessment yang dijadikan sebagai salah satu parameter dalam proses penempatan pegawai melalui proses mutasi. Setiap pergerakan karir dengan tujuan pengembangan pegawai memperhatikan kesiapan, kecakapan dan kualifikasi sesuai dengan tuntutan sifat jabatan yang dibutuhkan dalam rangka mencapai tujuan strategis Bank. E.4 Pengembangan Kompetensi Pegawai Pengembangan kemampuan pegawai merupakan kunci tersedianya sumber daya manusia yang handal untuk menjawab tantangan berbagai jabatan dan bagi tercapainya budaya kinerja yang dinamis di Bank. Divisi SDM telah melaksanakan program assessment yang dilaksanakan secara berkala. Tujuan dari program ini, diantaranya untuk pemetaan kompetensi pegawai, peningkatan kemampuan dan awareness pegawai serta mengukur kesesuaian antara kompetensi yang dibutuhkan untuk level jabatan tertentu dengan kapabilitas yang dimiliki pegawai. Hasil pelaksanaan assessment dimaksud, dapat dijadikan sebagai rekomendasi bagi pegawai untuk dapat melakukan program pengembangan diri serta apabila berdasarkan hasil analisis terdapat adanya kesenjangan kompetensi pegawai terhadap jabatan tertentu maka dapat menjadi bahan rekomendasi kepada Divisi Pendidikan dan Pelatihan dalam menyusun silabus guna mengembangkan kompetensi yang dibutuhkan pegawai. Selain itu, hasil assessment juga dapat dijadikan sebagai salah satu alat keputusan untuk menetapkan pengembangan karir pegawai. Pegawai yang dinilai memiliki kompetensi untuk menempati posisi manajerial diusulkan untuk menempati jabatan yang sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya.