Pelaksanaan Good Corporate Governance Bank
                                                                                Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance GCG bank bjb Tahun 2016
iii. tidak  pernah  dihukum  karena  melakukan  tindak  pidana
yang  merugikan  keuangan  negara  danatau  yang berkaitan dengan sektor keuangan; dan
iv. tidak  pernah  menjadi  anggota  Direksi  danatau  anggota
Dewan Komisaris yang selama menjabat:   pernah tidak menyelenggarakan RUPS tahunan;
  pertanggungjawabannya  sebagai  anggota  Direksi danatau  anggota  Dewan  Komisaris  pernah  tidak
diterima  oleh  RUPS  atau  pernah  tidak  memberikan pertanggungjawaban
sebagai anggota
Direksi danatau anggota Dewan Komisaris kepada RUPS; dan
  pernah  menyebabkan  perusahaan  yang  memperoleh izin,  persetujuan  atau  pendaftaran  dari  Otoritas  Jasa
Keuangan tidak memenuhi kewajiban menyampaikan laporan  tahunan  danatau  laporan  keuangan  kepada
Otoritas Jasa Keuangan.
d Memiliki  komitmen  untuk  mematuhi  peraturan  perundang-
undangan; dan e
Memiliki  pengetahuan  danatau  keahlian  di  bidang  yang dibutuhkan Perseroan.
B.1.1.3 Tugas dan Tanggung Jawab Dewan Komisaris
Tugas  dan  tanggung  jawab  Dewan  Komisaris  telah  dinyatakan dalam Pedoman dan Tata Tertib Kerja Dewan Komisaris yang telah
ditetapkan  melalui  Surat  Keputusan  Dewan  Komisaris  nomor 07SKDK2016 tanggal 14 Oktober 2016 tentang Pedoman dan Tata
Tertib  Kerja  Dewan  Komisaris.  Adapun  tugas  dan  tanggungjawab Dewan  Komisaris  berdasarkan  Pedoman  dan  Tata  Tertib  Kerja
Dewan Komisaris adalah sebagai berikut :
a Melakukan  pengawasan,  memberi  nasihat,  mengarahkan,
memantau  serta  mengevaluasi  jalannya  kepengurusan  Bank dan pelaksanaan kebijakan strategis Bank oleh Direksi;
b Melakukan  tugas,  tanggung  jawab  dan  wewenang  sesuai
dengan  ketentuan  Anggaran  Dasar  Perseroan,  Keputusan RUPS  serta  Peraturan  Perundang-undangan  yang  berlaku,
diantaranya: i.
Menyusun dan melakukan evaluasi berkala atas Pedoman dan  Tata  Tertib  Kerja  Dewan  Komisaris  yang  bersifat
mengikat bagi setiap anggota Dewan Komisaris; ii.
Mengevaluasi dan menyetujui Rencana Bisnis Bank RBB; iii.
Berdasarkan  keputusan  RUPS,  Dewan  Komisaris menetapkan  Akuntan  Publik  atas  rekomendasi  Komite
Audit  untuk  melakukan  audit  atas  laporan  keuangan Perseroan.
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance GCG bank bjb Tahun 2016
c Melaksanakan  tugas  dan  tanggung  jawab  secara  independen
dan bertanggung jawab kepada RUPS; d
Wajib  memastikan  terselenggaranya  pelaksanaan  GCG  dalam setiap  kegiatan  usaha  Bank  pada  seluruh  tingkatan  atau
jenjang organisasi; e
Wajib  membentuk  komite–komite  dan  memastikan  bahwa komite  tersebut  telah  menjalankan  tugasnya  secara  efektif
sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku; f
Dilarang  terlibat  dalam  pengambilan  keputusan  kegiatan operasional  Bank,  kecuali  hal-hal  lain  yang  ditetapkan  dalam
Anggaran  Dasar  atau  peraturan  perundang-  undangan  yang berlaku;
g Persetujuan  yang  diberikan  Dewan  Komisaris  merupakan
bagian dari tugas pengawasan Dewan Komisaris sehingga tidak menghilangkan  tanggung  jawab  Direksi  dalam  pelaksanaan
kepengurusan Bank. Tugas pengawasan oleh Dewan Komisaris tersebut  merupakan  upaya  pengawasan  dini  yang  perlu
dilaksanakan;
h Mengkaji  dan  menyetujui  kebijakan-kebijakan  yang  menurut
peraturan  perundangan  yang  berlaku  wajib  memerlukan persetujuan Dewan Komisaris;
i Mengkaji  pertanggungjawaban  Direksi  atas  pelaksanaan
kebijakan-kebijakan yang telah disetujui; j
Membuat  laporan  tentang  tugas  pengawasan  yang  telah dilakukan  selama  tahun  buku  yang  baru  lampau  untuk
disampaikan kepada RUPS; k
Mengevaluasi laporan tahunan yang dipersiapkan oleh Direksi serta  menandatangani  laporan  tersebut.  Penelaahan  laporan
tahunan dilakukan sebelum pelaksanaan RUPS; l
Memastikan  bahwa  Direksi  telah  menindaklanjuti  temuan audit dan rekomendasi dari Satuan Kerja Audit Internal SKAI
Bank,  auditor  eksternal,  hasil  pengawasan  Otoritas  Jasa Keuangan danatau hasil pengawasan otoritas Iainnya;
m Melakukan  pemberitahuan  kepada  Otoritas  Jasa  Keuangan
paling lambat 7 tujuh hari kerja semenjak ditemukannya: i.
Pelanggaran  peraturan  perundang-undangan  di  bidang keuangan dan perbankan;
ii. Keadaan  atau  perkiraan  keadaan  yang  dapat
membahayakan  kelangsungan  usaha  Bank  dengan didasarkan  pada  temuan  maupun  rekomendasi  dari
komite-komite  yang  membantu  Dewan  Komisaris  dalam pengawasan operasional Bank: dan
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance GCG bank bjb Tahun 2016
iii. Hal-hal  yang  wajib  dilaporkan  diatas  yang  belum  atau
tidak dilaporkan oleh Bank danatau Direktur Kepatuhan kepada Otoritas Jasa Keuangan.
n Menentukan  dan  melaksanakan  sistem  nominasi,  evaluasi,
remunerasi yang
transparan bagi
Pengurus setelah
mempertimbangkan  hasil  kajian  Komite  Nominasi  dan Remunerasi  yang  selanjutnya  diajukan  untuk  memperoleh
persetujuan RUPS.
B.1.1.4 Independensi Dewan Komisaris
Dewan  Komisaris  selalu  berupaya  untuk  memastikan  bahwa Perusahaan  telah  dikelola  secara  profesional,  sesuai  dengan
kepentingan pemegang saham dan pemangku kepentingan lainnya. Dalam  menjalankan  perannya,  Dewan  Komisaris  senantiasa
menjaga  obyektivitas  dan  independensi.  Oleh  karena  itu,  Dewan Komisaris tidak terlibat dalam pengambilan keputusan operasional
Perseroan,  kecuali  hal-hal  yang  diatur  dan  ditetapkan  dalam Anggaran Dasar dan peraturan perundang-undangan.
Selain itu, memperhatikan komposisi Dewan Komisaris Perusahaan per  31  Desember  2016  yang  berjumlah  5  lima  orang,  4  empat
orang  diantaranya  merupakan  Komisaris  Independen  yang  berarti 80  anggota  Dewan  Komisaris  Bank  merupakan  Komisaris
Independen.  Independensi  Komisaris  Independen  diperlihatkan melalui  Surat  Pernyataan  Independen  yang  dibuat  dan
ditandatangani oleh seluruh Komisaris Independen.
B.1.1.5 Rekomendasi Dewan Komisaris
Sebagai  bagian  dari  tugas  dan  tanggung  jawab,  Dewan  Komisaris terus proaktif melakukan pengawasan terhadap kinerja Direksi dan
memberikan  masukan  kepada  Direksi.  Bentuk  pengawasan  yang dilakukan Dewan Komisaris tentunya mengacu pada implementasi
atas  rekomendasi  yang  telah  diberikan Dewan  Komisaris  terhadap Direksi  maupun  melalui  komite-komite  yang  dibentuk.  Pada
periode  Januari  sampai  dengan  Desember  2016,  Dewan  Komisaris melakukan hal-hal sebagai berikut :
a
Melakukan  pengawasan  terhadap  kebijakan  pengurusan, jalannya  pengurusan  Perseroan  oleh  Direksi  termasuk
pengawasan terhadap: i.
Rencana Bisnis Bank 2016-2018; ii.
Rencana  Kerja  dan  Anggaran  Perusahaan  RKAP Tahunan;
iii. Evaluasi pencapaian Kinerja Bulanan;
iv. Ketentuan Anggaran Dasar dan Keputusan RUPS;
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance GCG bank bjb Tahun 2016
v. Peraturan  perundang-undangan,  untuk  kepentingan
Perseroan  dan  sesuai  dengan  maksud  dan  tujuan  bisnis Perseroan.
b Melakukan  tugas  yang  secara  khusus  diberikan  kepadanya
menurut  Anggaran  Dasar,  perundang-undangan,  ketentuan Bank  Indonesia  danatau  Otoritas  Jasa  Keuangan  serta
keputusan RUPS, diantaranya adalah: i.
Memantau dan melaporkan pelaksanaan action plan GCG; ii.
Mengawasi  dan  memberikan  nasihat  kepada  Direksi dalam  menjalankan  kegiatan  bisnis  Perseroan  kebijakan
kepengurusan oleh Direksi; iii.
Mengawasi  efektivitas  penerapan  GCG  pada  setiap tingkatan dan jenjang organisasi Bank;
iv. Mengawasi pelaksanaan manajemen risiko;
v. Memantau dan mengevaluasi kinerja Direksi;
vi. Memantau kepatuhan Perseroan terhadap peraturan Bank
Indonesia  dan  peraturan  perundang-undangan  yang berlaku
serta komitmen
kepada
Otoritas Jasa
Keuangan
Bank Indonesia dan pihak-pihak lainnya; vii.
Mengarahkan, memantau, dan mengevaluasi pelaksanaan RJP,  RBB,  Rencana  Kerja  dan  Anggaran  Perusahaan
RKAP; viii.
Mengkaji  pembangunan  dan  pemanfaatan  teknologi informasi.
c Menyusun  pembagian  tugas  diantara  anggota  Dewan
Komisaris  sesuai  dengan  keahlian  dan  pengalaman  masing- masing anggota Dewan Komisaris;
d Menyusun program kerja dan target kinerja Dewan Komisaris
tiap  tahun  serta  mekanisme  review  terhadap  kinerja  Dewan Komisaris.
e Menyusun  mekanisme  penyampaian  informasi  dari  Dewan
Komisaris kepada seluruh pemangku kepentingan; f
Mempertanggungjawabkan pelaksanaan
tugas Dewan
Komisaris kepada RUPS; g
Memberikan pendapat dan saran secara tertulis kepada RUPS mengenai Rencana Jangka Panjang Perusahaan RJP, Rencana
Bisnis  Bank  RBB  dan  Rencana  Kerja  dan  Anggaran Perusahaan RKAP yang diusulkan Direksi;
h Memberikan  pendapat  kepada  RUPS  mengenai  masalah
strategis  atau  yang  dianggap  penting,  termasuk  pendapat mengenai kelayakan visi dan misi Bank;
i Meneliti  dan  menelaah  laporan  berkala  dan  laporan  tahunan
yang  disiapkan  Direksi,  termasuk  laporan  hasil  audit  intern Perseroan.
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance GCG bank bjb Tahun 2016
j Memastikan  bahwa  Direksi  telah  menindaklanjuti  temuan
audit  dan  rekomendasi  dari  Satuan  Kerja  Audit  Intern Perseroan,  auditor  eksternal,  hasil  pengawasan  Otoritas  Jasa
KeuanganBank Indonesia danatau hasil pengawasan otoritas lain;
k Memastikan  bahwa  komite  yang  telah  dibentuk  telah
menjalankan tugasnya secara efektif; l
Melaksanakan review atas struktur organisasi; m
Melaksanakan review atas KPI Direksi; n
Melaksanakan review atas budaya kerja perusahaan; o
Merekomendasi penerapan ISO untuk Satuan Kerja Kepatuhan dan Divisi Manajemen Risiko.
B.1.2 Direksi
B.1.2.1 Jumlah dan Komposisi Direksi
Berdasarkan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten, Tbk., yang
tertuang  di  dalam  Akta  Pernyataan  Keputusan  Rapat  Umum Pemegang  Saham  Luar  Biasa  nomor  111  tanggal  29  Mei  2015,
susunan Direksi Bank
adalah sebagai berikut :
a Direktur Utama
: Ahmad Irfan b
Direktur : Suartini
c Direktur
: Fermiyanti d
Direktur : Agus Gunawan
e Direktur
: Nia Kania f
Direktur : Benny Santoso
g Direktur
: Agus Mulyana
B.1.2.2 Kriteria Anggota Direksi
Kriteria  anggota  Dewan  Direksi  mengacu  pada  Peraturan  Otoritas Jasa  Keuangan  nomor  33POJK.042014  tanggal  08  Desember  2014
tentang  Direksi  dan  Dewan  Komisaris  Emiten  Atau  Perusahaan Publik.  Direksi  Bank  telah  dinyatakan  lulus  fit  and  propert  test
sehingga  telah  memenuhi  kriteria  yang  telah  ditetapkan.  Kriteria anggota  Direksi  berdasarkan  Peraturan  Otoritas  Jasa  Keuangan
yaitu:
a Direksi  harus  memenuhi  persyaratan  yang  berlaku  sesuai
dengan perundang-undangan serta Peraturan Bank Indonesia Otoritas  Jasa  Keuangan  OJK  yang  berlaku,  telah  lulus
penilaian  kemampuan  dan  kepatuhan  fit  and  proper  test sesuai  ketentuan  Bank  IndonesiaOtoritas  Jasa  Keuangan
OJK  tentang Penilaian kemampuan dan Kepatutan Fit  and Proper Test, serta berdomisili di Indonesia;
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance GCG bank bjb Tahun 2016
b Direksi wajib mengikuti ketentuan Undang-undang Perseroan
Terbatas,  peraturan  perundang-undangan  di  bidang  Pasar Modal  dan  peraturan  perundang-undangan  yang  terkait
dengan kegiatan usaha Bank;
c Direksi adalah warga Negara Indonesia yang:
i. Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;
ii. Mempunyai akhlak dan moral yang baik;
iii. Setia  dan  taat  kepada  Negara  dan  Pemerintah  Republik
Indonesia; iv.
Tidak  terlibat  secara  langsung  maupun  tidak  langsung dalam  kegiatan  pengkhianatan  kepada  Negara  Republik
Indonesia; v.
Sehat jasmani dan rohani; vi.
Bebas dari penyalahgunaan narkoba dan miras; vii.
Netral terhadap semua partai politik; viii.
Tidak pernah dihukum karena melakukan kegiatan yang merugikan  negara  atau  tindakan-tindakan  yang  tercala
dibidang perbankan; ix.
Tidak  dicabut  hak  pilihnya  berdasarkan  Keputusan Pengadilan;
x. Mampu melaksanakan perbuatan hukum;
xi. Tidak  pernah  dinyatakan  pailit  atau  menjadi  anggota
Direksi  atau  anggota  Dewan  Komisaris  yang  dinyatakan bersalah menyebabkan suatu Bank dinyatakan pailit;
xii. Tidak pernah dihukum karena melakukan tindak pidana
yang merugikan keuangan Negara dalam kurun waktu 5 lima tahun sebelum pengangkatan;
xiii. Telah lulus penilaian kemampuan dan kepatutan fit and
proper test berdasarkan ketentuan yang berlaku; xiv.
Usia  maksimal  calon  Direksi  pada  saat  pertama  kali diangkat adalah 54 lima puluh empat tahun;
xv. Bukan  sebagai  mantan  anggota  Direksi  Perseroan  atau
Pejabat Eksekutif
Perseroan yang
purnabakti, mengundurkan diri atau diberhentikan;
xvi. Khusus  untuk  persyaratan  menjadi  Direktur  Utama
adalah  wajib  mempunyai  latar  belakang  pengalaman  di bidang  perbankan  komersial  dengan  jabatan  terakhir
serendah-rendahnya  Direktur  yang  masih  aktif  atau pernah  menjadi  Direktur  pada  sebuah  Bank  Umum
dengan total aset sekurang-kurangnya sama dengan total aset Perseroan dengan memiliki rekam jejak yang baik;
xvii. Wajib menjabat sebagai anggota Direksi Bank bagi calon
Direktur Utama yang berasal dari Perseroan;
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance GCG bank bjb Tahun 2016
xviii. Wajib  mempunyai  latar  belakang  perbankan  komersial
dengan  jabatan  sebagai  pejabat  eksekutif  atau  satu tingkat dibawah Direksi, bagi calon Direktur yang berasal
dari Bank atau dari luar Perseroan.
B.1.2.3 Tugas dan Tanggung Jawab Direksi
Sesuai dengan Surat Keputusan Direksi nomor 519SKDIR-CS2011 tanggal  20  September  2011  tentang  Pedoman  Kerja  Direksi,
dijelaskan  mengenai  tugas  dan  tanggung  jawab  Direksi  sebagai berikut :
a
Tugas Direksi i.
Direksi  bertanggung  jawab  penuh  atas  pelaksanaan kepengurusan Bank;
ii. Direksi wajib mengelola Bank sesuai dengan kewenangan
dan  tanggung  jawabnya  sebagaimana  diatur  dalam Anggaran  Dasar  dan  peraturan  perundang-undangan
yang berlaku;
iii. Direksi  mengurus  kekayaan  Bank  sesuai  dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku; iv.
Direksi wajib membuat dan melaksanakan Rencana Kerja Tahunan  yang  harus  disampaikan  kepada  Dewan
Komisaris  paling  lambat  60  enam  puluh  hari  kalender sebelum dimulainya tahun buku yang akan datang;
v. Dalam  hal  Direksi  tidak  menyampaikan  rencana  kerja
sebagaimana  dimaksud,  rencana  kerja  tahun  yang lampau diberlakukan. Rencana kerja tahun yang lampau
berlaku  juga  bagi  Bank  yang  rencana  kerjanya  belum memperoleh persetujuan sebagaimana ditentukan dalam
Anggaran Dasar atau peraturan perundang-undangan;
vi. Direksi  wajib  menyerahkan  laporan  tahunan  Bank
kepada akuntan publik yang ditunjuk oleh Rapat Umum Pemegang  Saham  RUPS  untuk  diperiksa. Laporan  atas
hasil  pemeriksaan  akuntan  publik  tersebut  disampaikan secara  tertulis kepada  RUPS  Tahunan.  Laporan  tahunan
harus memuat sekurang-kurangnya :   Laporan  keuangan  yang  terdiri  atas  sekurang-
kurangnya neraca akhir tahun buku yang baru lampau dalam perbandingan dengan tahun buku sebelumnya,
laporan laba rugi dari tahun buku yang bersangkutan, laporan  arus  kas  dan  laporan  perubahan  ekuitas,
secara catatan atas laporan keuangan tersebut;
  Laporan mengenai kegiatan Bank;   Laporan  pelaksanaan  tanggung  jawab  sosial  dan
lingkungan;
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance GCG bank bjb Tahun 2016
  Rincian masalah yang timbul selama tahun buku yang mempengaruhi kegiatan usaha Bank;
  Laporan  mengenai  tugas  pengawasan  yang  telah dilaksanakan  oleh  Dewan  Komisaris  selama  tahun
buku yang baru lampau;   Nama anggota Direksi dan anggota Dewan Komisaris;
  Gaji dan tunjangan bagi anggota Direksi dan gaji atau honorarium  dan  tunjangan  bagi  anggota  Dewan
Komisaris Bank untuk tahun baru lampau. vii.
Direksi wajib menerapkan manajemen risiko dan prinsip- prinsip  GCG  dalam  setiap  kegiatan  usaha  Bank  pada
seluruh tingkatan atau jenjang organisasi. Dalam rangka pelaksanaan  GCG,  Direksi  harus  membentuk  sekurang-
kurangnya :   Satuan kerja yang menjalankan fungsi Audit Internal,
untuk membantu
Direksi dalam
pengawasan operasional  Bank  pada  seluruh  organisasi  Bank.
Satuan  Kerja  Audit  Internal  ini  wajib  independen terhadap satuan kerja operasional;
  Satuan  kerja  yang  menjalankan  fungsi  Manajemen Risiko  dan  Komite  Manajemen  Risiko  untuk
membantu  Direksi  dalam  penerapan  manajemen risiko  sebagaimana  diatur  dalam  Peraturan  Bank
Indonesia Peraturan Otoritas Jasa Keuangan;
  Satuan  Kerja  yang  menjalankan  fungsi  Kepatuhan, untuk
membantu Direksi
dalam melakukan
kepatuhan hukum,
perundang-undangan serta
Peraturan  Bank  Indonesia  atas  operasional  yang memiliki
terkait dengan
hukum, perundang-
undangan  serta  Peraturan  Bank  Indonesia Peraturan Otoritas Jasa Keuangan.
viii. Direksi  wajib  menindaklanjuti  temuan  audit  dan
rekomendasi  dari  Satuan  Kerja  Audit  Internal  Bank, Auditor  Eksternal,  hasil  pengawasan  Otoritas  Jasa
Keuangan  danatau hasil  pengawasan  otoritas  pengawas yang berwenang Iainnya;
ix. Melakukan  tugas  yang  secara  khusus  diberikan  oleh
Dewan Komisaris danatau RUPS; x.
Direksi menyelenggarakan RUPS Tahunan dan RUPS-LB Rapat  Umum  Pemegang  Saham  Luar  Biasa  dengan
didahului RUPS;
xi. Pada  penyelenggaraan  RUPS,  dalam  hal  semua  anggota
Dewan  Komisaris  tidak  hadir  atau  memiliki  benturan
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance GCG bank bjb Tahun 2016
kepentingan,  maka  RUPS  dipimpin  oleh  salah  satu Direktur yang ditunjuk oleh Direksi;
xii. Direksi  melalui  jajarannya  di  bidang  Sumber  Daya
Manusia  dengan  menggunakan  sarana  yang  mudah diketahui
dan diakses
oleh pegawai,
wajib mengungkapkan  kepada  pegawai  kebijakan  Bank  yang
bersifat  strategis  di  bidang  kepegawaian  baik  mengenai pemberian  gaji,  tunjangan,  fasilitas,  sistem  penerimaan
pegawai,  sistem  promosi,  termasuk  rencana  Bank  untuk mengadakan  efisiensi  melalui  pengurangan  pegawai
maupun  kebijakan  strategis  Bank  tentang  kepegawaian lainnya;
xiii. Tiga  bulan  sebelum  masa  jabatan  Direksi  berakhir,
Direksi dilarang mengambilmenetapkan kebijakan yang bersifat strategis;
xiv. Direksi  wajib  menyediakan  data  dan  informasi  yang
akurat, relevan dan tepat waktu pada Dewan Komisaris; xv.
Direksi  wajib  memberikan  jawaban  dan  penjelasan  atas segala sesuatu yang ditanyakan oleh Dewan Komisaris;
xvi. Direksi harus memastikan kelancaran komunikasi antara
Bank  dengan  para  pemangku  kepentingan  melalui pemberdayaan fungsi sekretaris perusahaan;
xvii. Direksi berkewajiban untuk menyimpan dan memelihara
daftar  pemegang  saham  dan  daftar  khusus  sebaik- baiknya;
xviii. Anggota  Direksi  dalam  melaksanakan  tugas  dan
tanggung  jawabnya  wajib  mentaati  standar  etika  Bank dan  standar  etika  yang  tercantum  pada  pedoman  kerja
Direksi.
b Tanggung Jawab Direksi
i. Direksi bertanggung jawab atas laporan keuangan;
ii. Direksi  dalam  penyelenggaraan  tugas  yang  bersifat
strategis  untuk  kepentingan  maksud  dan  tujuan  Bank bertanggung jawab secara kolegial. Setiap anggota Direksi
bertanggung  jawab  dalam  menyelenggarakan  kegiatan operasional  dari  keputusan  yang  bersifat  strategis  dan
keputusan lainnya sesuai dengan tugas dan wewenangnya;
iii. Direksi  wajib  mempertanggungjawabkan  pelaksanaan
tugasnya kepada RUPS Rapat Umum Pemegang Saham; iv.
Dalam  rangka  mempertahankan  kesinambungan  usaha Bank,  Direksi  harus  dapat  memastikan  dipenuhinya
tanggung jawab
sosial Bank
Corporate Social
Responsibility  yaitu  dengan  adanya  perencanaan  tertulis
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance GCG bank bjb Tahun 2016
yang jelas dan fokus dalam melaksanakan tanggung jawab sosial Bank;
v. Segala  keputusan  Direksi  yang  diambil  sesuai  dengan
pedoman  dan  tata  tertib  kerja  mengikat  dan  menjadi tanggung jawab seluruh Direksi;
vi. Direksi  bertanggung  jawab  atas  penerapan  etika  usaha
dan  tata  perilaku  code  of  conduct  di  lingkungan perusahaan.
B.2 Kelengkapan dan Pelaksanaan Tugas Komite-Komite
Dewan  Komisaris  telah  membentuk  Komite  Audit,  Komite  Pemantau  Risiko, Komite  Remunerasi  dan  Nominasi,  Komite  Tata  Kelola  Terintegrasi  serta  Komite
Pemantau  Bisnis  dan  Perkreditan  dalam  rangka  mendukung  efektivitas  tugas  dan tanggung jawab Dewan Komisaris.
B.2.1
Komite Audit
Komite Audit merupakan alat kelengkapan Dewan Komisaris yang berfungsi melakukan pengawasan atas efektivitas sistem pengendalian intern, internal
audit, proses pelaporan keuangan sehingga Bank dapat dikelola berdasarkan prinsip-prinsip
transparansi, akuntabilitas,
pertanggungjawaban, independensi dan kewajaran.
Dasar  pembentukan  Komite  Audit  mengacu  pada  Peraturan  Otoritas  Jasa Keuangan  nomor  55POJK.042015  tanggal  23  Desember  2015  tentang
Pembentukan  dan  Pedoman  Pelaksanaan  Kerja  Komite  Audit.  Disamping itu,  pembentukan  Komite  Audit  Perseroan  juga  berpedoman  pada
ketentuan sebagai berikut: 1
Peraturan  Otoritas  Jasa  Keuangan  nomor  55POJK.032016  tanggal  07 Desember 2016 tentang Penerapan Tata Kelola Bagi Bank Umum;
2 Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Badan Usaha  Milik Negara
nomor  KEP-117M-PBUMN2002  tanggal  1  Agustus  2002  tentang Penerapan  Praktik  Good  Corporate  Governance  Pada  Badan  Usaha
Milik Negara;
3 Surat  Keputusan  Ketua  Bapepam  nomor  Kep-41PM2003  tanggal  22
Desember 2003 tentang Pembentukan dan Pedoman Pelaksanaan Kerja Komite Audit;
4 Surat  Keputusan  Dewan  Komisaris  PT  Bank  Pembangunan  Daerah
Jawa  Barat  dan Banten,  Tbk.  nomor 07SKDK2015 tanggal 22 April 2015  tentang  Pembagian  Tugas  dan  Pelaksanaan  Jadwal  Kegiatan
Dewan Komisaris Serta Komite-Komite.
5 Surat  Keputusan  Dewan  Komisaris  PT  Bank  Pembangunan  Daerah
Jawa  Barat  dan Banten,  Tbk.  nomor 04SKDK2016 tanggal 30 Maret 2016  tentang  Pembagian  Tugas  dan  Pelaksanaan  Jadwal  Kegiatan
Dewan Komisaris Serta Komite-Komite.
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance GCG bank bjb Tahun 2016
Berikut  disampaikan  informasi  mengenai  keanggotaan,  struktur  dan keahlian Komite Audit tahun 2016 :
No Nama
Keterangan Jabatan
Keahlian
1 Suwarta
Komisaris Independen
Ketua Akuntansi dan
Hukum 2
Klemi Subiyantoro Komisaris
Independen Pelaksana Tugas
Komisaris Utama Anggota
Akuntansi dan Hukum
3 Muhadi
Komisaris Anggota
Tekhnik 4
Rudhyanto Mooduto
Komisaris Anggota
Akuntansi dan Manajemen Bisnis
Internasional
5 Erie Febrian
Pihak Independen
Anggota Ekonomi
6 Mokhamad
Anwar Pihak
Independen Anggota
Ekonomi dan Manajemen
Keuangan
7 Memed Sueb
Pihak Independen
Anggota Akuntansi dan
Keuangan 8
Ramson Sinaga
Pihak Independen
Anggota Akuntansi dan
Keuangan Menjadi ketua komite sejak tanggal 30 Maret 2016
Menjadi ketua komite sampai dengan tanggal 30 Maret 2016 dan selanjutnya ditetapkan sebagai anggota komite
Menjadi anggota komite sampai dengan tanggal 30 Maret 2016 Diangkat menjadi anggota komite sejak tanggal 19 September 2016
Diangkat menjadi anggota komite sejak tanggal 19 September 2016 Mengundurkan diri sebagai anggota komite pada tanggal 30 Juni 2016
Diberhentikan dengan hormat sebagai anggota komite pada tanggal 14
Oktober 2016
B.2.1.1 Independensi Anggota Komite Audit
Persyaratan Independensi Komite Audit diatur dalam Pedoman dan Tata Tertib Kerja Komite Audit sebagai berikut:
a Anggota  Komite  Audit  tidak  mempunyai  hubungan  afiliasi
dengan  Bank,  Dewan  Komisaris,  Direksi  atau  Rapat  Umum Pemegang Saham RUPS;
b Tidak memiliki hubungan usaha baik langsung maupun tidak
langsung yang berkaitan dengan kegiatan usaha Bank; c
Bukan orang yang mempunyai wewenang dan tanggung jawab untuk  merencanakan,  memimpin  atau  mengendalikan
kegiatan  Bank  dalam waktu 6  enam bulan  terakhir sebelum
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance GCG bank bjb Tahun 2016
ditetapkan,  kecuali  orang  yang  mempunyai  wewenang  dan tanggung jawab untuk melaksanakan fungsi pengawasan;
d Tidak menjadi Komisaris atau pemegang saham mayoritas dari
pelanggan atau rekanan utama Bank; e
Pihak Independen yang menjadi anggota Komite Audit adalah pihak yang berada di luar Bank yang tidak memiliki hubungan
keuangan,  kepengurusan,  kepemilikan  saham  danatau hubungan  keluarga  dengan  Dewan  Komisaris,  Direksi
danatau Pemegang Saham Pengendali atau hubungan dengan Bank  yang  dapat  mempengaruhi  kemampuannya  untuk
bertindak independen.
B.2.1.2 Tugas dan Tanggung Jawab Komite Audit
Komite  Audit  mempunyai  tugas  mendukung  Dewan  Komisaris sesuai dengan tanggungjawabnya sebagai berikut :
a Pengawasan Terhadap Proses Pelaporan Keuangan
Komite  audit  bertugas  melakukan  pengawasan  terhadap proses  pembuatan Laporan  Keuangan  Bank. Dalam  kaitannya
dengan hal tersebut, Komite Audit: i.
Memantau proses pelaporan keuangan untuk memastikan terpenuhinya  standar  dan  kebijakan  akuntansi  yang
berlaku. ii.
Melakukan  evaluasi  atas  informasi  keuangan  yang  akan dikeluarkan oleh Bank seperti laporan keuangan, proyeksi
dan informasi keuangan lainnya. iii.
Memeriksa ulang laporan keuangan apakah sudah sesuai dengan  standar  akuntansi  yang  berlaku  serta  apakah
sudah  konsisten  dengan  informasi  lain  yang  diketahui oleh  anggota  Komite  Audit  secara  bulanan,  triwulanan
dan tahunan.
iv. Melakukan pemantauan atas penetapan metode penilaian
aktiva  dan  passiva,  komitmen  dan  kontijensi  serta cadangan-cadangan yang harus dibentuk.
v. Melakukan  pemantauan  atas  pos-pos  laporan  keuangan
yang mengandung transaksi-transaksi yang kompleks dan tidak lazim.
vi. Menilai kecukupan pengungkapan transaksi dengan pihak
terkait. vii.
Menilai  dan  memberikan  rekomendasi  kepada  Dewan Komisaris  terhadap  saran  yang  diajukan  oleh  auditor
eksternal,  Direksi  dan  auditor  internal  jika  terdapat perubahan  dalam  ruang  lingkup  audit  serta  prinsip  dan
standar akuntansi.
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance GCG bank bjb Tahun 2016
viii. Komite  Audit  mengkomunikasikan  kepada  Auditor
Eksternal,  Direksi  dan  Auditor  Internal  bila  menghadapi penafsiran  yang  berbeda  maupun  sesuatu  hal  yang  tidak
konsisten.
b Seleksi  dan  Penunjukkan  Kantor  Akuntan  Publik KAP  serta
Pengawasan Pekerjaannya Komite Audit dalam memberikan rekomendasi kepada Dewan
Komisaris mengenai KAP yang akan melakukan audit tahunan sebagai  auditor  eksternal  sekurang-kurangnya  melakukan,
sebagai berikut: i.
Menyeleksi dan merekomendasikan penunjukan KAP
Komite  Audit  menyeleksi  dan  merekomendasikan calon  KAP  yang  akan  melakukan  audit  laporan
keuangan tahunan Bank kepada Dewan Komisaris.
Proses  seleksi  dan  penunjukkan  KAP  dapat  dilihat pada  lampiran Pedoman  Kerja  Komite  Audit  -  Proses
Penunjukkan Auditor
Independen, dengan
berpedoman pada peraturan yang berlaku.
Komite  Audit  dapat  merekomendasikan  untuk pemutusan  hubungan  kerja  dengan  auditor  ekstern
kepada  Dewan  Komisaris  jika  terdapat  indikasi  kuat bahwa  independensi  auditor  dapat  terganggu  atau
terbukti bahwa auditor tidak melakukan pemeriksaan sesuai dengan Standar Profesional Akuntan Publik.
ii. Mengawasi pekerjaan Auditor Eksternal
Melakukan  evaluasi  terhadap  rencana  audit  dan kecukupan
program audit
serta melakukan
pengawasan  atas  pekerjaan  auditor  eksternal  serta pemantauan  atas  tindak  lanjut  hasil  audit  dalam
rangka  menilai  kecukupan  pengendalian  internal termasuk kecukupan proses pelaporan keuangan.
Terlibat  dalam  danatau  menerima  laporan  atas pembahasan  temuan  audit  yang  dilakukan  oleh
auditor  eksternal  dengan  manajemen  serta  membuat laporan tertulis mengenai adanya perbedaan pendapat
antara  auditor  dengan  manajemen  yang  perlu mendapat perhatian Dewan Komisaris.
Dalam  rangka  melaksanakan  tugas  tersebut  di  atas, Komite
Audit sekurang-kurangnya
melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap:
-  Kesesuaian  pelaksanaan  audit  oleh  KAP  dengan standar yang berlaku;
-  Kesesuaian  laporan  keuangan  dengan  standar akuntansi yang berlaku;
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance GCG bank bjb Tahun 2016
-  Pelaksanaan  tindak  lanjut  oleh  Direksi  atas  hasil temuan  auditor  eksternal  sebagai  rekomendasi
untuk Dewan Komisaris.
Memberi  masukan  kepada  Auditor  Eksternal  agar mengidentifikasikan area-area berisiko tinggi.
Berkonsultasi  dengan  Auditor  Eksternal  tanpa kehadiran  manajemen  tentang  pengendalian  internal
berkenaan  dengan  identifikasi  kemungkinan  adanya kelemahan  pengendalian  internal,  serta  pemenuhan
dan ketepatan laporan keuangan Bank.
Memastikan  agar  auditor  eksternal,  dalam  kaitannya dengan  pelaksanaan  audit  umum  general  audit
mengkomunikasikan hal-hal berikut;
-  Tingkat tanggung
jawab auditor
terhadap pengendalian  internal  dalam  penyajian  laporan
keuangan; -  Perubahan kebijakan akuntansi yang signifikan;
-  Kelemahan  signifikan  dalam  disain  dan  penerapan pengendalian internal;
-  Metode  pencatatan,  pelaporan  dan  dampak  dari transaksi  luar  biasa  yang  signifikan  terhadap
laporan keuangan; -  Adanya  Fraud  ataupun  indikasi  Fraud  serta
penyimpangan terhadap peraturan dan perundang- undangan  yang  berlaku,  yang  dilakukan  oleh
manajemen  atau  pegawai  yang  berdampak  salah saji material dalam laporan keuangan;
-  Koreksi audit yang signifikan; -  Prosedur  yang  dilaksanakan  oleh  auditor  terhadap
laporan  tahunan  yang  berisi  laporan  keuangan audited;
-  Ketidaksepakatan  dengan  manajemen  tentang penerapan  standar  akuntansi,  lingkup  audit,
pengungkapan  dalam  laporan  keuangan  dan  kata- kata  yang  digunakan  auditor  dalam  laporan
auditnya;
-  Adanya  perbedaan  pendapat  antara  manajemen dengan  auditor  eksternal  untuk  melakukan
konsultasi dengan auditor eksternal lainnya; -  Hambatan dalam pelaksanaan audit.
Melakukan  kajian  bersama  Dewan  Komisaris,  Direksi serta auditor eksternal mengenai:
-  Laporan  keuangan  tahunan  Bank  beserta  catatan atas laporan keuangan sebelum dipublikasikan;
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance GCG bank bjb Tahun 2016
-  Laporan  audit  dari  auditor  eksternal  mengenai laporan  keuangan  tahunan  Bank  dan  pendapat
serta saran dari auditor eksternal; -  Temuan penting dan rekomendasi yang dibuat oleh
Auditor  Eksternal  serta  memonitor  tindak  lanjut atas  rekomendasi  tersebut  oleh  Direksi  dan
manajemen;
-  Mengkaji  surat  representasi  yang  ditandatangani oleh  Direksi,  serta  meyakinkan  tidak  adanya
kesulitan  dalam  memperoleh  surat  tersebut  dan juga  hal-hal  spesifik  yang  ditemui  dalam
penugasan;
-  Menilai pendapat auditor eksternal tentang kualitas dan  ketepatan  penerapan  Standar  Akuntasi
Keuangan yang berlaku bagi perbankan.
Komite  Audit  melakukan  evaluasi  terhadap  auditor eksternal
mengenai kualifikasi,
kinerja dan
independensi atas partner audit dari KAP serta auditor yang  ditugaskan  untuk  melakukan  audit  keuangan,
menerima masukan dari manajemen serta Divisi Audit Intern atas pekerjaan auditor eksternal tersebut;
Berdiskusi dengan Dewan Komisaris dan Direksi serta auditor eksternal untuk mendapatkan pengertian atas
pertimbangan  yang  digunakan  dalam  menentukan standar akuntansi beserta aplikasinya;
Memastikan  adanya  pengungkapan  yang  memadai terhadap standar akuntansi.
c Evaluasi Jasa Non-Audit
Untuk menjaga independensi  auditor eksternal, Komite Audit wajib  melakukan  evaluasi  sebelum  memberikan  persetujuan
awal  pre-approval  terhadap  jasa  non-audit  yang  akan ditugaskan
kepada auditor
eksternal yang
sedang melaksanakan
jasa audit.
Jasa-jasa non-audit
yang mengganggu independensi adalah:
i. Jasa  pembukuan  atau  jasa-jasa  lain  yang  berhubungan
dengan catatan akuntansi atau laporan keuangan Bank; ii.
Jasa disain dan implementasi sistem informasi keuangan; iii.
Jasa  penilaian  atau  jasa  untuk  memberikan  opini  atas kewajaran;
iv. Jasa aktuaria;
v. Jasa outsourcing internal audit;
vi. Jasa fungsi manajemen atau sumber daya manusia;
vii. Jasa perantara;
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance GCG bank bjb Tahun 2016
viii. Jasa  layanan  hukum  dan  jasa  keahlian  yang  tidak
berkaitan dengan audit; ix.
Jasa konsultasi perpajakan; x.
Jasa  lain  berdasarkan  perundang-undangan  yang  berlaku dan peraturan Bank Indonesia.
Langkah-langkah  yang  harus  dilaksanakan  manajemen  Bank untuk  mendapatkan  persetujuan  awal  pre-approval  adalah
sebagai berikut: i.
Direksi,  menyampaikan  kepada  Dewan  Komisaris  uraian rinci  mengenai  jenis  jasa  dan  pekerjaan  yang  akan
ditugaskan kepada KAP; ii.
Komite  Audit  mengevaluasi  dan  menganalisis  jasa  non- audit  yang  akan  ditugaskan  kepada  KAP  agar  tidak
mengganggu  independensi  atau  menimbulkan  benturan kepentingan;
iii. Komite  Audit  hanya  dapat  menyetujui  pemberian  jasa
non-audit tersebut
apabila hasil
evaluasi tidak
menunjukkan  adanya  gangguan  dalam  hal  independensi atau menimbulkan benturan kepentingan.
Pre-approval  terhadap  jasa  non-audit  ini  dapat  dikecualikan, jika nilai seluruh jasa non-audit tidak lebih dari 5 dari total
nilai  biaya  audit  yang  dibayarkan  Bank  kepada  KAP  dalam tahun fiskal di mana jasa non-audit diberikan.
d Pengawasan Pengendalian Internal
Komite  Audit  dan  Satuan  Kerja  Audit  Intern  melakukan pengawasan  atas  operasional  Bank  sesuai  dengan  fungsi
masing-masing  agar  tidak  melanggar  peraturan  Bank IndonesiaOtoritas  Jasa  Keuangan,  peraturan  dan  perundang-
undangan  yang  berlaku.  Pengawasan  tersebut  sekurang- kurangnya meliputi:
i.
Komite Audit mendapatkan laporan audit internal secara berkala  dari  Divisi  Audit  Intern  sebagai  masukan  untuk
mengidentifikasi kemungkinan
adanya kelemahan
pengendalian internal; ii.
Dalam  rangka  meningkatkan  efektivitas  pengendalian internal,  Komite  Audit  dapat  memberikan  masukan
kepada manajemen Bank, melalui Dewan Komisaris, saran tersebut  berkenaan  dengan  peningkatan  kinerja  Divisi
Audit Intern;
iii. Mengkaji  dan  memberikan  masukan  kepada  Dewan
Komisaris  atas  Rencana  Kerja  Tahunan  Audit  Internal, termasuk  ruang  lingkup  Audit,  serta  untuk  memastikan
bahwa  Rencana  Kerja  Tahunan  Audit  Internal  tersebut
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance GCG bank bjb Tahun 2016
sudah  mencakup  risiko  operasional  Bank  secara keseluruhan;
iv. Setiap  awal  tahun,  Komite  Audit  mengevaluasi  Program
Kerja Audit tahunan yang disusun oleh Divisi Audit Intern serta  ruang  lingkup  audit  dan  merekomendasikan  hasil
evaluasi dimaksud kepada Dewan Komisaris;
v. Mengkaji  dan  memberikan pertimbangan kepada  Dewan
Komisaris  atas  kesulitan  dan  hambatan  yang  dihadapi audit  internal  dalam  melaksanakan  tugasnya,  termasuk
hambatan  atas  lingkup  kerja  audit  danatau  hambatan akses untuk mendapatkan informasi yang diperlukan;
vi. Komite  Audit  harus  berkoordinasi  dengan  Divisi  Audit
Intern untuk:   Mengadakan  pertemuan  reguler  dalam  rangka
membahas  temuan  danatau  hal-hal  lain  yang mengandung
indikasi mengenai
kelemahan pengendalian  internal,  serta  kekeliruan  penerapan
standar  akuntansi  termasuk  melakukan  pemantauan tindak lanjut manajemen Bank atas temuan tersebut;
  Membahas  tanggapan  manajemen  Bank  atas  temuan signifikan  dalam  operasional  Bank  serta  rekomendasi
yang  diberikan  oleh  Divisi  Audit  Intern  terhadap temuan tersebut;
  Secara  tahunan  melakukan  pemantauan  terhadap kode  etik  profesi,  mengevaluasi  kegiatan,  struktur
organisasi dan kualifikasi anggota audit internal;   Memperluas  evaluasi  untuk  menilai  sifat,  lingkup,
besaran  dan  dampak  dari  kelemahan  signifikan pengendalian  internal  serta  pengaruhnya  terhadap
laporan keuangan.
vii. Melakukan  penilaian  efektifitas  dan  independensi  Divisi
Audit  Intern  serta  melakukan  evaluasi  atas  aktivitas- aktivitas rutin, penempatan auditor internal dan struktur
organisasi Divisi Audit Intern.
viii. Merekomendasikan kepada Dewan Komisaris tentang;
  Perubahan  signifikan  dalam  lingkup  kerja  audit  dari rencana  semula,  termasuk  sumber  daya  manusia  dan
anggaran Audit Internal;   Pemutakhiran Pedoman Kerja Komite Audit;
  Kepatuhan terhadap Pedoman Kerja Komite Audit. ix.
Komite  Audit  atas  permintaan  Dewan  Komisaris  dapat merekomendasikan
tentang pengangkatan
dan pemberhentian Pemimpin Divisi Audit Intern.
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance GCG bank bjb Tahun 2016
e Pengawasan  Kepatuhan  Terhadap  Peraturan  dan  Perundang-
undangan Komite  Audit  dan  Satuan  Kerja  Kepatuhan  sesuai  dengan
fungsinya masing-masing
bertugas untuk
memantau kepatuhan  operasional  Bank  terhadap  Peraturan  dan
Perundang-undangan  yang  berlaku,  Peraturan  Otoritas  Jasa KeuanganPeraturan  Bank  Indonesia,  sekurang-kurangnya
meliputi: i.
Pemantauan  dapat  dilakukan  melalui  evaluasi  atas temuan, pelaporan atau hasil pemeriksaan yang dilakukan
oleh  Otoritas  Jasa  KeuanganBank  Indonesia,  auditor ekstern,  Satuan  Kerja  Kepatuhan,  Satuan  Kerja  Audit
Intern,
Satuan Kerja
Manajemen RisikoKomite
Manajemen Risiko. ii.
Apabila  terdapat  indikasi  kuat  bahwa  telah  terjadi pelanggaran
terhadap peraturan
dan perundang-
undangan  yang  berlaku  serta  peraturan  Bank  Indonesia Otoritas  Jasa  Keuangan,  Komite  Audit  harus  melaporkan
kepada  Dewan  Komisaris  dan  mengusulkan  diadakannya investigasi.
f Pelaporan Risiko dan Pelaksanaan Manajamen Risiko
Komite  Audit  dan  Komite  Pemantau  Risiko  sesuai  dengan fungsinya  masing-masing  memantau  jalannya  operasional
Bank  dan  meminimalisasi  terjadinya  risiko  yang  sekurang- kurangnya meliputi:
i.
Melakukan  evaluasi  atas  proses  identifikasi  risiko  dan pelaksanaan  manajemen  risiko  yang  dilakukan  oleh
manajemen; ii.
Menilai  proses  pengelolaan  risiko  dan  pengendalian keuangan  Bank  termasuk  identifikasi  dan  evaluasi
terhadap  semua  risiko  dan  pengendaliannya  untuk memperkecil timbulnya risiko tersebut;
iii. Memantau  dan  mengevaluasi  kecukupan  pelaksanaan
tugas  Auditor  Eksternal  dan  Divisi  Audit  Intern  dalam memastikan terpenuhinya pengendalian dan penanganan
risiko utama telah tercakup dalam perencanaan audit.
iv. Memastikan bahwa manajemen Bank telah melaksanakan
semua  rekomendasi  yang  terkait  dengan  risiko  dan pengendalian  yang  direkomendasikan  baik  oleh  auditor
eksternal,  Divisi  Audit  Intern,  Satuan  Kerja  Manajemen Risiko dan Komite Pemantau Risiko.
g Penelaahan Pengaduan Pihak Ketiga
Komite  Audit  tidak  hanya  menerima  informasi  yang  berasal dari  pelaksanaan  tugas-tugas  rutinnya,  akan  tetapi  juga
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance GCG bank bjb Tahun 2016
menerima  pengaduan  pihak  ketiga  mengenai  akuntansi, pengendalian  internal  dan  fraud  yang  dapat  mengganggu
operasional Bank. i.
Syarat pengaduan yang dapat diproses lebih lanjut:   Pengaduan disampaikan secara tertulis;
  Terdapat  alibi  dan  permasalahan  yang  jelas  atas pengaduan yang dibuat.
ii. Penelaahan Pengaduan
Dalam  menangani  pengaduan  yang  disampaikan  oleh pihak  ketiga,  Komite  Audit  dapat  meminta  Divisi  Audit
Intern untuk menindaklanjuti pengaduan tersebut.
iii. Hasil Penelaahan
Jika  berdasarkan  hasil  penelaahan,  terbukti  bahwa pengaduan  yang  disampaikan  oleh  pihak  ketiga  ternyata
benar, maka:   Komite  Audit  meneruskan  hasil  penelaahan  kepada
Dewan Komisaris.   Komite  Audit  memantau  tindak  lanjut  dari  hasil
penelaahan, jika diminta oleh Dewan Komisaris. h
Pelaksanaan Tugas Khusus Tugas  khusus  merupakan  tugas  yang  dilaksanakan  diluar
rutinitas,  sebagaimana  diperintahkan  oleh  Dewan  Komisaris, dengan memberikan surat penugasan kepada Komite Audit.
i.
Dewan Komisaris memberikan tugas khusus, karena;   terdapat  indikasi  adanya  ketidakpatuhan  terhadap
peraturan  dan  perundang-undangan  yang  berlaku sehingga  Komite  Audit,  dengan  persetujuan  Dewan
Komisaris, memperluas
evaluasi dengan
melaksanakan  Audit  Investigasi  untuk  menentukan dampak  dan  besarnya  kerugian  akibat  pelanggaran
tersebut.  Untuk  melaksanakan  audit  investigasi tersebut, Komite Audit dapat meminta bantuan pihak
Divisi Audit Intern atau auditor eksternal.
  terdapat  laporanpengaduan  pihak  ketiga  yang mengindikasikan  adanya  ketidakpatuhan  danatau
kecurangan. ii.
Pelaksanaan  tugas  khusus  Komite  Audit  antara  lain berwenang untuk:
  Melakukan  evaluasi  terhadap  semua  pencatatan termasuk didalamnya risalah rapat Direksi dan risalah
rapat  Dewan  Komisaris,  dokumentasi  serta  informasi lainnya yang diperlukan.
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance GCG bank bjb Tahun 2016
  Mengajukan  pertanyaan  kepada  Direksi  dan  stafnya, yang  hasilnya  dituangkan  dalam  Berita  Acara  Tanya
Jawab yang ditandatangani oleh kedua belah pihak.   Jika  dianggap  perlu,  pelaksanaan  audit  investigasi
dapat  dilaksanakan  dengan  bekerjasama  Divisi  Audit Intern atau Auditor Eksternal.
i Melakukan Self Assessment Pelaksanaan Tugas Komite Audit
Self  assessment  dilakukan  dengan  dasar  ketentuan  Bank Indonesia  terhadap  efektivitas  pelaksanaan  tugasnya  sesuai
dengan Pedoman Kerja Komite Audit disamping evaluasi yang dilakukan oleh Dewan Komisaris atas kinerja Komite Audit.
Selain  itu,  Komite  Audit  mempunyai  tanggung  jawab  sebagai berikut.
a Memastikan bahwa laporan keuangan Bank dapat dimengerti,
transparan dan dapat diandalkan; b
Menilai pelaksanaan kegiatan serta hasil audit yang dilakukan oleh  Divisi  Audit  Intern  maupun  auditor  eksternal  sehingga
dapat  mencegah  pelaksanaan  dan  pelaporan  yang  tidak memenuhi standar;
c Melakukan evaluasi kebijakan Bank yang berhubungan dengan
kepatuhan terhadap peraturan dan perundang-undangan yang berlaku,  etika,  benturan  kepentingan  dan  investigasi  akan
adanya  kesalahan  maupun  kecurangan,  melalui  Dewan Komisaris
memberikan rekomendasi
mengenai penyempurnaan  sistem  pengendalian  intern  Bank  serta
pelaksanaannya; d
Melakukan  evaluasi  Rencana  Kerja  Divisi  Audit  Intern, pelaporan dan temuan yang signifikan;
e Berkomunikasi  dengan  Direksi  dan  satuan  kerja  terkait
tentang  status,  kemajuan  dan  perkembangan  baru  pada permasalahan  operasional  yang  dijumpai  serta  temuan  Divisi
Audit Intern;
f Memastikan  bahwa  Divisi  Audit  Intern  dapat  memiliki  akses
langsung  kepada  Komite  Audit  dan  mendorong  adanya komunikasi di luar rapat komite yang telah dijadwalkan;
g Menciptakan  jalur  komunikasi  langsung  dengan  Auditor
Eksternalpengawas  Bank  untuk  membahas  rencana  audit, temuan maupun laporan.
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance GCG bank bjb Tahun 2016
B.2.1.3 Rapat Dan Kehadiran Komite Audit
Selama  tahun  2016,  Komite  Audit  telah  menyelenggarakan pertemuan  sebanyak  14  empat  belas  kali.  Berikut  informasi
pertemuan Komite Audit sepanjang tahun 2016 :
Nama Total
Rapat Jumlah
Kehadiran Persentase
Suwarta 14
13 93
Klemi Subiyantoro 14
6 43
Muhadi 10
10 100
Rudhyanto Mooduto 4
4 100
Erie Febrian 7
5 71
Mokhamad Anwar 4
4 100
Memed Sueb 8
5 63
Ramson Sinaga 10
8 80
Menjadi ketua komite sejak tanggal 30 Maret 2016 Menjadi anggota komite sampai dengan tanggal 30 Maret 2016
Diangkat menjadi anggota komite sejak tanggal 19 September 2016 Diangkat menjadi anggota komite sejak tanggal 19 September 2016
Mengundurkan diri sebagai anggota komite pada 30 Juni 2016 Diberhentikan dengan hormat sebagai anggota komite pada 14
Oktober 2016
B.2.1.4 Pelaksanaan Tugas Komite Audit
Komite  audit  telah  melaksanakan  tugas,  baik  yang  bersifat  rutin maupun  yang  non-rutin.  Tugas  tersebut  termasuk  memantau  dan
mengevaluasi  perencanaan  dan  pelaksanaan  audit  serta  tindak lanjut  hasil  audit  dalam  rangka  menilai    kecukupan  pengendalian
intern dan kecukupan pelaporan keuangan, dengan rincian sebagai berikut:
a
Pada  tahun  2016  komite  audit  telah  melaksanakan  rapat  baik rapat  internal  Komite  Audit  maupun  rapat  Komite  Audit
dengan  Divisi  Audit  Intern  serta  Divisi  Kepatuhan  yang membahas mengenai pelaksanaan program kerja, hasil temuan
audit umum maupun audit khusus Divisi Audit Intern, tindak lanjut  Direksi  atas  temuan  KAP  dan  Otoritas  Jasa  Keuangan,
penunjukan  kantor  akuntan  publik  serta  review  terhadap laporan keuangan publikasi pertriwulan.
b Melaksanakan review dan pemantauan
i. Komite  Audit  melakukan  review  dan  pemantauan  atas
pelaksanaan  tugas Divisi  Audit  Intern,  atas hasil eveluasi tersebut  dapat  disimpulkan  bahwa  Divisi  Audit  Intern
telah  melaksanakan  pemeriksaan  sesuai  dengan  program kerja  yang  ditetapkan  dan  telah  melakukan  perencanaan
audit  berbasis  risiko,  pelaksanaan  dan  pelaporan  audit
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance GCG bank bjb Tahun 2016
telah  sesuai  dengan  Standar  Pelaksanaan  Fungsi  Audit Internal Bank SPFAIB.
ii. Komite  Audit  melakukan  review  dan  memberikan  saran-
saran  penyempurnaan  terhadap  draft  laporan  publikasi triwulanan  dan  secara  aktif  melakukan  diskusi  dengan
KAP atas hasil pemeriksaan yang dilakukan oleh KAP.
iii. Komite  Audit  melakukan  review  dan  terlibat  dalam  tim
pemilihan  KAP yang terdiri dari  Komite Audit dan unsur manajemen,  untuk  melakukan  pemeriksaan  Laporan
Keuangan  Tahun  2016,  review  terhadap  KAP  untuk pemeriksaan  Laporan  Portofolio  Investasi  Dana  Pensiun
dan  review  KAP  untuk  pemeriksaan  Dana  CSR  serta memberikan rekomendasi kepada  Dewan Komisaris atas
hasil pemilihan KAP tersebut.
iv. Komite  Audit  melakukan  evaluasi  atas  efektivitas
pelaksanaan  audit  eksternal  termasuk  penelaahan independensi  dan  objektivitas  auditor  eksternal  serta
penelaahan  kecukupan  pemeriksaan  yang  dilakukan untuk  memastikan  semua  risiko  yang  penting  telah
dipertimbangkan,
melakukan evaluasi
kesesuaian pelaksanaan  audit  oleh  kantor  akuntan  publik  dengan
standar yang berlaku. Dari hasil pemantauan dan evaluasi Komite  Audit,  KAP  telah  melaksanakan  sesuai  dengan
Standar Auditing yang ditetapkan Ikatan Akuntan Publik Indonesia.  Dalam  pelaksanaan  ini,  Komite  Audit  melalui
anggotanya  juga  mengikuti  rapat  exit  meeting  atas pemeriksaan  laporan  kerja  tahun  2015  oleh  kantor
akuntan publik.
v. Monitoring tindak lanjut
  Pemantauan Tindak Lanjut atas Hasil Audit Internal Komite  Audit  melakukan  pemantauan  atas  tindak
lanjut temuan-temuan hasil audit yang dilakukan oleh Divisi  Audit  Intern  melalui  rapat-rapatpertemuan
untuk membahas hasil temuan dan tindak lanjut hasil audit  Divisi  Audit  Intern,  baik  yang  terjadwal  rutin
dalam  rapatpertemuan  maupun  di  luar  jadwal rapatpertemuan.
  Pemantauan Tindak Lanjut atas Hasil Audit Eksternal Komite  Audit  melakukan  pemantauan  terhadap
pemenuhan  komitmen  atas  hasil  pemeriksaan  pihak eksternal  yaitu  Otoritas  Jasa  Keuangan  dengan
melakukan  pembahasan  dalam  rapatpertemuan dengan  Divisi  Kepatuhan  sesuai  dengan  Peraturan
Bank
Indonesia nomor
132PBI2011 tentang
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance GCG bank bjb Tahun 2016
Pelaksanaan  Fungsi  Kepatuhan  Bank  yang  tercantum dalam  Bab  II  mengenai  Fungsi  Kepatuhan  Bank
dimana  Divisi  Kepatuhan  merupakan  Person  In Charge PIC untuk melakukan pemantauan terhadap
pemenuhan komitmen dimaksud.
  Komite  Audit  juga  memberikan rekomendasi  kepada Dewan  Komisaris  untuk  mengingatkan  Manajemen
agar  memenuhi  komitmen  yang  telah  disampaikan kepada Otoritas Jasa Keuangan.
B.2.2 Komite Pemantau Risiko
Sesuai  Peraturan  Otoritas  Jasa  Keuangan  nomor  55POJK.032016  tentang Penerapan  Tata  Kelola  Bagi  Bank  Umum,  Komite  Pemantau  Risiko
merupakan  alat  kelengkapan  Komisaris  yang  berfungsi  memonitor  risiko dan  menilai  toleransi  risiko  yang  dapat  diambil  oleh  Bank,  mengevaluasi
perbaikan yang dilakukan atas kebijakan, prosedur dan praktek manajemen risiko Bank guna memastikan telah dilakukannya pengelolaan risiko dengan
baik, terutama pada pengelolaan risiko kredit, risiko pasar, risiko likuiditas, risiko operasional serta risiko bank lainnya.
Komite  Pemantau  Risiko  Bank  untuk  periode  tahun  2016  dibentuk berdasarkan :
a.
Peraturan  Otoritas  Jasa  Keuangan  nomor  18POJK.032016  tentang Penerapan Manajemen Risiko Bagi Bank Umum
b. Surat  Edaran  Bank  Indonesia  nomor  1515DPNP  tanggal  29  April  2013
tentang Pelaksanaan Good Corporate Governance bagi Bank Umum; c.
Surat Keputusan Dewan Komisaris PT Bank Pembangunan Daerah  Jawa Barat    dan  Banten,    Tbk.    nomor  07SKDK2015  tanggal  22  April  2015
tentang  Pembagian  Tugas  dan  Pelaksanaan  Jadwal  Kegiatan  Dewan Komisaris Serta Komite-Komite.
d. Surat Keputusan Dewan Komisaris PT Bank Pembangunan Daerah Jawa
Barat  dan  Banten,  Tbk.  nomor  04SKDK2016  tanggal  30  Maret  2016 tentang  Pembagian  Tugas  dan  Pelaksanaan  Jadwal  Kegiatan  Dewan
Komisaris Serta Komite-Komite.
e. Surat Keputusan Dewan Komisaris PT Bank Pembangunan Daerah Jawa
Barat  dan  Banten,  Tbk.  nomor  02SKDK2015  tanggal  26  Januari  2015 Tentang Pedoman danTata Tertib Kerja Komite Pemantau Risiko.
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance GCG bank bjb Tahun 2016
Berikut  disampaikan  informasi  mengenai  keanggotaan,  struktur  dan keahlian Komite Pemantau Risiko Bank tahun 2016.
No Nama
Keterangan Jabatan
Keahlian
1 Rudhyanto Mooduto
Komisaris Independen
Ketua Akuntansi dan
Manajemen Bisnis Internasional
2 Muhadi
Komisaris Anggota
Tekhnik 3
Yayat Sutaryat Komisaris
Independen Anggota
Hukum 4
Suwarta Komisaris
Independen Anggota
Akuntansi dan Hukum
5 Tettet Fitrijanti
Pihak Independen
Anggota Akuntansi
6 Nury Effendi
Pihak Independen
Anggota Ekonomi
B.2.2.1 Independensi Anggota Komite Pemantau Risiko
Dalam menjaga independensinya, anggota Komite Pemantau Risiko yang berasal dari pihak independen:
a Tidak  menerima  kompensasi  dari  Bank  dan  anak  perusahaan
Bank  atau  afiliasinya  kecuali  upah,  gaji  dan  fasilitas  lainnya yang  diterima  berkaitan  dengan  tugas  yang  dilaksanakan
sebagai anggota Komite Pemantau Risiko;
b Tidak mempunyai hubungan keluarga maupun bisnis dengan
Direksi dan Dewan Komisaris; c
Tidak  mempunyai  kedudukan  rangkap  pada  Bank  dan perusahaan lainnya yang terafiliasi dengan Bank;
d Tidak  memiliki  tugas,  tanggung  jawab  dan kewenangan  yang
menimbulkan benturan kepentingan;
B.2.2.2 Tugas dan Tanggung Jawab Komite Pemantau Risiko
Tugas dan tanggung jawab Komite Pemantau Risiko meliputi: a
Mengevaluasi  kesesuaian  antara  kebijakan  manajemen  risiko dengan pelaksanaan kebijakan tersebut:
i. Mengevaluasi dan menganalisa secara berkala kesesuaian
kebijakan  manajemen  risiko  dengan  peraturan,  serta kecukupan kebijakan manajemen risiko
ii. Memberikan  pendapat  berupa  saran  dan  atau
rekomendasi  kepada  Dewan  Komisaris  untuk  perbaikan dan  penyempurnaan  kebijakan  manajemen  risiko  yang
diperlukan.
b Memantau  dan  mengevaluasi  pelaksanaan  tugas  Komite
Manajemen Risiko dan Satuan Kerja Manajemen Risiko:
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance GCG bank bjb Tahun 2016
c Mengevaluasi  dan  menganalisa  laporan  profil  risiko  Bank
secara  triwulanan  serta  laporan  lain  atau  hasil  kajian  yang relevan  dan  memberikan  pendapat  berupa  saran  dan  atau
rekomendasi  untuk  perbaikan  dan  penyempurnaan  yang diperlukan.
d Mengevaluasi  dan  menganalisa  laporan  tingkat  kesehatan
Bank untuk bagian profil risiko dan GCG. e
Memantau  kecukupan  proses  identifikasi,  pengukuran, pemantauan,  pengendalian  dan  sistem  informasi  manajemen
risiko Bank. f
Menyusun  dan  melaksanakan  rencana  kerja  tahunan  Komite Pemantau  risiko  sesuai  arahan  Komisaris  dan ketentuan  yang
berlaku di Bank.
B.2.2.3 Rapat Dan Kehadiran Komite Pemantau Risiko
Selama tahun
2016, Komite
Pemantau Risiko
telah menyelenggarakan pertemuan sebanyak 13 tiga belas kali. Berikut
informasi  pertemuan  Komite  Pemantau  Risiko  sepanjang  tahun 2016 :
Nama Total
Rapat Jumlah
Kehadiran Persentase
Rudhyanto Mooduto 13
13 100
Muhadi 13
12 92,31
Yayat Sutaryat 13
9 69,23
Suwarta 9
5 55,55
Tettet Fitrijanti 13
13 100
Nurry Efendi 13
6 46,15
Menjadi anggota komite sejak tanggal 30 Maret 2016
B.2.2.4 Pelaksanaan Tugas Komite Pemantau Risiko
Sesuai  program  kerja  Komite  Pemantau  Risiko,  maka  pada  tahun 2016 direalisasikan rencana kerja sebagai berikut.
a Mengevaluasi  kecukupan  penerapan  manajemen  risiko  dari
aspek  kebijakan  melalui  review  kecukupan  pedoman, perangkat manajemen risiko dan parameter variabel peringkat
risiko;
b Mengevaluasi  peringkat  risiko  berdasarkan  Laporan  Profil
Risiko  self  assessment  dan  memberikan  rekomendasi berdasarkan hasil evaluasi tersebut kepada Dewan Komisaris;
c Memantau Laporan self assessment Tingkat Kesehatan Bank;
d Menelaah Liquidity  Credit Stress Test;
e Menelaah Laporan Analisa Root Cause Credit Risk RCCR;
f Mereview Pedoman Pengukuran Risiko Pasar  Likuiditas;
g Membahas manajemen risiko kredit UMKM Mikro;
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance GCG bank bjb Tahun 2016
h Membahas  kinerja  perusahaan  anak  bank  bjb  Syariah  dan
memberikan  rekomendasi  kepada  Dewan  Komisaris  melalui Komite Tata Kelola Terintegrasi;
i Membahas secara spesifik risiko hukum dan risiko reputasi;
j Menyusun  laporan  KPR  triwulanan  dan  tahunan  dan
menyusun rencana kerja; k
Peningkatan  kapasitas  Ketua  dan  Anggota  KPR  melalui workshop, seminar ataupun benchmarking;
l Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Dewan Komisaris
berdasarkan  ketentuan  peraturan  perundang-undangan  yang berlaku.
B.2.3 Komite Nominasi dan Remunerasi
Komite  Nominasi  dan  Remunerasi merupakan salah  satu  alat kelengkapan Dewan Komisaris yang berfungsi untuk membantu Dewan Komisaris dalam
melaksanakan  fungsi  dan  tugasnya  di  bidang  yang  berkaitan  dengan nominasi  dan  remunerasi  terhadap  anggota  Direksi  dan Dewan  Komisaris.
Peraturan  Bank  IndonesiaPeraturan  Otoritas  Jasa  Keuangan  mewajibkan Bank  selaku  perusahaan  publik  untuk  membentuk  Komite  Nominasi  dan
Remunerasi sebagai salah satu bentuk penerapan GCG, sehingga Bank dapat dikelola
berlandaskan prinsip-prinsip
keterbukaan, akuntabilitas,
pertanggungjawaban,  independensi  dan  kewajaran  sehingga  pengelolaan Bank dapat dipertanggungjawabkan.
Komite Nominasi dan Remunerasi Bank dibentuk berdasarkan :
1 Peraturan Otoritas Jasa Keuangan nomor 34POJK.042014  tanggal 08
Desember 2014 tentang Komite Nominasi dan Remunerasi Emiten Atau Perusahaan Publik.
2 Peraturan  Otoritas  Jasa  Keuangan  nomor  55POJK.032016  tanggal  07
Desember 2016 tentang Penerapan Tata Kelola Bagi Bank Umum. 3
Surat  Edaran  Bank  Indonesia  nomor  912DPNP  tanggal  30  Mei  2007 tentang Pelaksanaan Good Corporate Governance bagi Bank Umum.
4 Surat  Keputusan  Dewan  Komisaris  PT  Bank  Pembangunan  Daerah
Jawa  Barat  dan Banten,  Tbk.  nomor 07SKDK2015 tanggal 22 April 2015  tentang  Pembagian  Tugas  dan  Pelaksanaan  Jadwal  Kegiatan
Dewan Komisaris Serta Komite-Komite.
5 Surat  Keputusan  Dewan  Komisaris  PT  Bank  Pembangunan  Daerah
Jawa  Barat  dan  Banten,  Tbk.  Nomor  04SKDK2016  tanggal  30 Maret 2016  tentang  Pembagian  Tugas  dan  Pelaksanaan  Jadwal  Kegiatan
Dewan Komisaris serta Komite-Komite.
6 Surat  Keputusan  Dewan  Komisaris  PT  Bank  Pembangunan  Daerah
Jawa  Barat  dan  Banten,  Tbk.  nomor  09SKDK2016  tanggal  14 Desember  2016  tentang  Pedoman  dan  Tata  Tertib  Kerja  Komite
Remunerasi dan Nominasi.
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance GCG bank bjb Tahun 2016
Berikut  disampaikan  informasi  mengenai  keanggotaan,  struktur  dan keahlian Komite Nominasi dan Remunerasi Bank tahun 2016.
No Nama
Keterangan Jabatan
Keahlian
1 Klemi Subiyantoro
Komisaris Independen
Pelaksana Tugas Komisaris Utama
Ketua Akuntansi dan
Hukum
2 Muhadi
Komisaris Anggota
Tekhnik 3
Yayat Sutaryat Komisaris
Independen Anggota
Hukum 4
Dadan Yonanda Ex. Officio
Pemimpin Divisi SDM
Anggota Hukum dan
Sumber Daya Manusia
5 Ernie Tisnawati Sule
Pihak Independen
Anggota Manajemen
Sumber Daya Manusia
B.2.3.1 Independensi Komite Nominasi dan Remunerasi
Seluruh  anggota  Komite  Nominasi  dan  Remunerasi  yang  berasal dari  pihak  independen  tidak  memiliki  hubungan  keuangan,
kepengurusan,  kepemilikan  saham  danatau  hubungan  keluarga dengan  Dewan  Komisaris,  Direksi  danatau  Pemegang  Saham
Pengendali
atau hubungan
dengan Bank,
yang dapat
mempengaruhi kemampuannya bertindak independen.
B.2.3.2 Tugas dan Tanggung Jawab Komite Nominasi dan Remunerasi
Komite  Nominasi  dan  Remunerasi  memiliki  tugas  dan  tanggung jawab  untuk  menyusun  dan  melaksanakan  rencana  kerja  tahunan
Komite Nominasi dan Remunerasi sesuai arahan Dewan Komisaris dan ketentuan yang berlaku di Bank.
a
Tugas terkait Nominasi
i.
Memberikan  rekomendasi  mengenai  komposisi  jabatan anggota Direksi danatau anggota Dewan Komisaris;
ii.
Menyusun  dan  memberikan  rekomendasi  mengenai sistem  dan  prosedur  pemilihan  danatau  penggantian
anggota  Direksi  danatau  anggota  Dewan  Komisaris kepada  Dewan  Komisaris  untuk  disampaikan  kepada
RUPS;
iii.
Sistem  dan  prosedur  pemilihan  danatau  penggantian anggota  Direksi  danatau  anggota  Dewan  Komisaris
dituangkan dalam Pedoman Nominasi;
iv.
Memberikan  rekomendasi  nama  calon  anggota  Dewan Komisaris  dan  Direksi  kepada  Dewan  Komisaris  untuk
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance GCG bank bjb Tahun 2016
disampaikan  kepada  RUPS  setelah  melalui  Penilaian Kemampuan dan Kepatutan dari Otoritas Jasa Keuangan;
v.
Memberikan  rekomendasi  mengenai  pihak  independen yang  akan  menjadi  calon  anggota  komite-komite  yang
berada  di  bawah  Dewan  Komisaris  kepada  Dewan Komisaris;
vi.
Menyusun  kriteria  evaluasi  kinerja  bagi  anggota  Direksi danatau anggota Dewan Komisaris;
vii.
Membantu Dewan Komisaris melakukan penilaian kinerja anggota Direksi danatau anggota Dewan Komisaris;
viii.
Memberikan rekomendasi
mengenai program
pengembangan  kemampuan  anggota  Direksi  danatau anggota Dewan Komisaris.
b Tugas terkait Remunerasi
i.
Mengevaluasi  kebijakan  remunerasi  yang  berlaku  pada Bank, termasuk struktur dan besaran remunerasi;
ii.
Mempelajari  ketentuan  dan  peraturan  perundang- undangan  yang  berlaku  dalam  kebijakan  remunerasi,
penetapan fasilitas serta tunjangan lainnya;
iii.
Memberikan  rekomendasi  kepada  Dewan  Komisaris mengenai:
  Kebijakan  remunerasi  berupa  gaji,  fasilitas  dan
tunjangan  lainnya  bagi  anggota  Direksi  danatau anggota Dewan Komisaris  untuk disampaikan kepada
RUPS;
  Kebijakan  remunerasi  bagi  pejabat  eksekutif  dan pegawai  secara  keseluruhan  untuk  disampaikan
kepada Direksi melalui Dewan Komisaris.
iv.
Rekomendasi disampaikan dengan memperhatikan:   Kinerja  keuangan  dan  pemenuhan  cadangan
sebagaimana  diatur  dalam  peraturan  perundang- undangan yang berlaku;
  Prestasi kerja individual;   Kewajaran dengan peer group;
  Pertimbangan  sasaran  dan  strategi  jangka  panjang Bank;
  Tugas, tanggung jawab dan wewenang anggota Direksi danatau anggota  Dewan Komisaris  dikaitkan dengan
pencapaian tujuan dan kinerja Bank;   Target  kinerja  atau  kinerja  masing–masing  anggota
direksi danatau anggota dewan komisaris;   Keseimbangan  tunjangan  antara  yang  bersifat  tetap
dan bersifat variabel;
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance GCG bank bjb Tahun 2016
v.
Membantu Dewan Komisaris melakukan penilaian kinerja dengan  kesesuaian  remunerasi  yang  diterima  masing-
masing  anggota  Direksi  danatau  anggota  Dewan Komisaris;
vi.
Memberikan  rekomendasi  kepada  Dewan  Komisaris  atas kebijakan  remunerasi  pegawai  Bank  secara  keseluruhan
untuk disampaikan kepada Direksi.
B.2.3.3 Rapat Dan Kehadiran Komite Nominasi dan Remunerasi
Selama  tahun  2016,  Komite  Nominasi  dan  Remunerasi  telah menyelenggarakan  pertemuan  sebanyak  11  sebelas  kali.  Berikut
informasi pertemuan Komite Nominasi dan Remunerasi sepanjang tahun 2016:
Nama Total
Rapat Jumlah
Kehadiran Persentase
Klemi Subiyantoro 11
7 63,64
Muhadi 11
10 90,91
Yayat Sutaryat 11
11 100
Dadan Yonanda 11
11 100
Ernie Tisnawati Sule 7
3 42,86
Diangkat menjadi anggota komite sejak tanggal 30 Maret 2016
B.2.2.5 Pelaksanaan Tugas Komite Remunerasi dan Nominasi
Dalam  rapat  sepanjang  tahun  2016,  Komite  Nominasi  dan Remunerasi telah melakukan pembahasan terhadap hal-hal sebagai
berikut: a
Terkait dengan kebijakan remunerasi
i.
Melakukan evaluasi terhadap kebijakan remunerasi:
Dokumentasi  ketentuan  dan  peraturan  perundang- undangan,  kebijakan  perusahaan  yang  berlaku  dalam
kebijakan  remunerasi,  penetapan  fasilitas  dan tunjangan lainnya.
Melakukan  pemantauan  sistem  remunerasi  yang sedang  berlaku  di  pasar,  Bank  BUMNBUMD,  Bank
Swasta Nasional maupun asing.
ii.
Melakukan  pembahasan  terhadap  kebijakan  remunerasi yang sedang berjalan dengan rincian sebagai berikut:
Remunerasi  pengurus
yang
membahas  mengenai kebijakan  remunerasi  pengurus  yang
sedang  berjalan di  Bank  dan  merekomendasikan
kepada  Dewan Komisaris.
Remunerasi  Pegawai  yang  membahas  mengenai evaluasi  kebijakan  remunerasi  bagi  pejabat
eksekutif dan pegawai secara keseluruhan.
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance GCG bank bjb Tahun 2016
b Terkait dengan kebijakan nominasi:
i.
Pembahasan  mengenai  pedomansistem  serta  prosedur pemilihan dan atau penggantian Pengurus;
ii.
Membahas  penjaringan  serta  rekomendasi  calon  anggota Pengurus;
iii.
Membahas  rekomendasi  anggota  komite  dari  pihak independen:
Membahas  rekomendasi  anggota  komite  dari  pihak independen.
Pembahasan nominasi anggota komite. c
Terkait dengan Pedoman dan Tata Tertib kerja dan laporan.
i.
Pedoman kerja.
ii.
Program Kerja.
iii.
Laporan kegiatan. d
Kegiatan  lainnya  yang  masih  dalam  ruang  lingkup  Komite Remunerasi  Nominasi.
B.2.4 Komite Tata Kelola Terintegrasi
Peraturan  Otoritas  Jasa  Keuangan  nomor  18POJK.032014  tanggal  18 November  2014  tentang  Penerapan  Tata  Kelola  Terintegrasi  Bagi
Konglomerasi Keuangan guna mengatur pelaksanaan tata kelola terintegrasi bagi  Lembaga  Jasa  Keuangan  yang  memiliki  hubungan  kepemilikan
danatau pengendalian. Oleh karena itu setiap Lembaga Jasa Keuangan yang tergabung  dalam  konglomerasi  keuangan  wajib  menerapkan  tata  kelola
secara  terintegrasi.  Dalam  pelaksanaan  tata  kelola  terintegrasi,  Bank  telah membentuk  Komite  Tata  Kelola  Terintegrasi  sebagai  pengawasan  guna
memberikan  rekomendasi  atau  nasihat  dalam  pelaksanaan  kebijakan termaksud.
Komite Tata Kelola Terintegrasi Bank dibentuk berdasarkan: 1
Peraturan  Otoritas  Jasa  Keuangan  nomor  55POJK.032016  tanggal  07 Desember 2016 tentang Penerapan Tata Kelola Bagi Bank Umum;
2 Surat Edaran Bank Indonesia nomor 1515DPNP tanggal 29 April 2013
tentang Pelaksanaan Good Corporate Governance bagi Bank Umum; 3
Peraturan  Otoritas  Jasa  Keuangan  nomor  17POJK.032014  tanggal  18 November 2014 tentang Penerapan Manajemen Risiko Terintegrasi bagi
Konglomerasi Keuangan; 4
Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan nomor 14SEOJK.032015 tanggal 25  mei  2015  tentang  Penerapan  Manajemen  Risiko  Terintegrasi  Bagi
Konglomerasi Keuangan; 5
Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan nomor 15SEOJK.032015 tanggal 25  Mei  2016  tentang  Penerapan  Tata  Kelola  Terintegrasi  Bagi
Konglomerasi Keuangan;
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance GCG bank bjb Tahun 2016
6 Surat  Keputusan  Dewan  Komisaris  PT  Bank  Pembangunan  Daerah
Jawa  Barat  dan Banten,  Tbk.  nomor 07SKDK2015 tanggal 22 April 2015  tentang  Pembagian  Tugas  dan  Pelaksanaan  Jadwal  Kegiatan
Dewan Komisaris Serta Komite-Komite.
7 Surat  Keputusan  Dewan  Komisaris  PT  Bank  Pembangunan  Daerah
Jawa  Barat  dan  Banten,  Tbk.  Nomor  04SKDK2016  tanggal  30 Maret 2016  tentang  Pembagian  Tugas  dan  Pelaksanaan  Jadwal  Kegiatan
Dewan Komisaris Serta Komite-Komite;
8 Surat  Keputusan  Dewan  Komisaris  PT  Bank  Pembangunan  Daerah
Jawa  Barat  dan  Banten,  Tbk.  nomor  05SKDK2016  tanggal  31  Maret 2016  tentang  Pedoman  dan  Tata  Tertib  Kerja  Komite  Tata  Kelola
Terintegrasi.
Berikut  disampaikan  informasi  mengenai  keanggotaan,  struktur  dan keahlian Komite Tata Kelola Terintegrasi Bank tahun 2016.
No Nama
Keterangan Jabatan
Keahlian
1 Yayat Sutaryat
Komisaris Independen
Ketua Hukum
2 Klemi Subiyantoro
Komisaris Independen
Pelaksana Tugas Komisaris Utama
Anggota Akuntansi dan
Hukum
3 Rudhyanto Mooduto
Komisaris Independen
Anggota Akuntansi dan
Manajemen Bisnis Internasional
4 Suwarta
Komisaris Independen
Anggota Akuntansi dan
Hukum 5
Aldrin Herwany Pihak
Independen Anggota
Ekonomi
B.2.4.1 Independensi Komite Tata Kelola Terintegrasi
Seluruh  anggota  Komite  Tata  Kelola  Terintegrasi  tidak  memiliki hubungan  keuangan,  kepengurusan,  kepemilikan  saham  danatau
hubungan  keluarga  dengan  Dewan  Komisaris,  Direksi  danatau Pemegang  Saham  Pengendali  atau  hubungan  dengan  Bank,  yang
dapat mempengaruhi kemampuannya bertindak independen.
B.2.4.2 Tugas dan Tanggung Jawab Komite Tata Kelola Terintegrasi
Komite  Tata  Kelola  Terintegrasi  memiliki  tugas  dan  tanggung jawab  untuk  menyusun  dan  melaksanakan  rencana  kerja  tahunan
sesuai  arahan  Dewan  Komisaris  dan  ketentuan  yang  berlaku  di Bank.  Adapun  Tugas  dan  tanggung  jawab  Komite  Tata  Kelola
Terintegrasi adalah:
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance GCG bank bjb Tahun 2016
a Mengawasi  penerapan  tata  kelola  pada  masing-masing
Lembaga  Jasa  Keuangan  agar  sesuai  dengan  Kebijakan  Tata Kelola Terintegrasi;
b Memberikan  rekomendasi  kepada  Dewan  Komisaris  Entitas
Utama  mengenai  pelaksanaan  tugas  dan  tanggung  jawab Direksi Entitas Utama atas pelaksanaan Kebijakan Tata Kelola
Terintegrasi dan tindak lanjut hasil audit dari pihak intern dan ekstern;
c Melakukan evaluasi terhadap Kebijakan Tata Terintegrasi yang
telah ditetapkan; d
Mengevaluasi dan menganalisa laporan tata kelola terintegrasi yang diberikan oleh Direksi serta laporan lain;
e Menyusun  dan  melaksanakan  rencana  kerja  tahunan  Komite
Tata  Kelola  Terintegrasi  sesuai  arahan  Dewan  Komisaris  dan ketentuan yang berlaku di Bank;
f Membuat program kerja tahunan;
g Membuat  laporan  hasil  evaluasi  dan  merekomendasikan
kepada  Dewan  Komisaris  paling  kurang  1  satu  kali  dalm setiap Triwulan.
B.2.4.3
Rapat Dan Kehadiran
Komite Tata Kelola Terintegrasi
Selama  tahun  2016,  Komite  Tata  Kelola  Terintegrasi  telah menyelenggarakan  pertemuan  sebanyak  10  sepuluh  kali.  Berikut
informasi pertemuan Komite Remunerasi dan Nominasi sepanjang tahun 2016:
Nama Total
Rapat Jumlah
Kehadiran Persentase
Yayat Sutaryat 10
10 100
Klemi Subiyantoro 10
- -
Rudhyanto Mooduto 10
10 100
Suwarta 7
5 71,43
Aldrin Herwany 6
8 75
Diangkat menjadi anggota komite sejak tanggal 30 Maret 2016 Diangkat menjadi anggota komite sejak tanggal 3 Juni 2016
B.2.4.4 Pelaksanaan Tugas Komite Tata Kelola Terintegrasi
Selama tahun 2016 kegiatan Komite Tata Kelola Terintegrasi adalah sebagai berikut:
a Berkoordinasi dengan Direktorat Kepatuhan dan Manajemen
Risiko; b
Memberikan masukan kepada Direksi; c
Pemantuan mengenai progress report penerapan Tata Kelola Terintegrasi dan Manajemen Risiko Terintegrasi di Bank.
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance GCG bank bjb Tahun 2016
B.2.5 Komite Pemantau Bisnis dan Perkreditan
Komite  Pemantau  Bisnis  dan  Perkreditan  KPBP  Bank  merupakan  salah satu  komite  yang  dibentuk  Dewan  Komisaris  Bank  dalam  rangka
mendukung  efektivitas  pelaksanaan  tugas  dan  tanggung  jawabnya.  KPBP Bank dibentuk berdasarkan:
1
Peraturan  Otoritas  Jasa  Keuangan  nomor  55POJK.032016  tanggal  07 Desember 2017 tentang Penerapan Tata Kelola Bagi Bank Umum;
2 Surat Edaran Bank Indonesia nomor 1515DPNP tanggal 29 April 2013
tentang Pelaksanaan Good Corporate Governance bagi Bank Umum; 3
Surat  Keputusan  Dewan  Komisaris  PT  Bank  Pembangunan  Daerah Jawa  Barat  dan  Banten,  Tbk.  nomor  04SKDK2016  tanggal  30  Maret
2016  tentang  Pembagian  Tugas  dan  Pelaksanaan  Jadwal  Kegiatan Dewan Komisaris Serta Komite-Komite.
4 Surat  Keputusan  Dewan  Komisaris  PT  Bank  Pembangunan  Daerah
Jawa  Barat  dan Banten,  Tbk.  nomor 07SKDK2015 tanggal 22 April 2015  tentang  Pembagian  Tugas  dan  Pelaksanaan  Jadwal  Kegiatan
Dewan Komisaris Serta Komite-Komite.
5 Surat  Keputusan  Dewan  Komisaris  nomor  05SKDK2015  tanggal  03
Maret  2015  tentang  Pedoman  dan  Tata  Tertib  Kerja  Komite  Pemantau Bisnis dan Perkreditan.
Berikut  disampaikan  informasi  mengenai  keanggotaan,  struktur  dan keahlian Komite Pemantau Binsis dan Perkreditan Bank tahun 2016.
No Nama
Keterangan Jabatan
Keahlian
1 Rudhyanto Mooduto
Komisaris Independen
Ketua Akuntansi dan
Manajemen Bisnis Internasional
2 Yayat Sutaryat
Komisaris Independen
Anggota Hukum
3 Muhadi
Komisaris Anggota
Tekhnik 4
Agus Hery Subagyo Pihak
Independen Anggota
Ekonomi 5
Usman Pihak
Independen Anggota
Manajemen
B.2.5.1 Independensi Komite Pemantau Bisnis dan Perkreditan
Seluruh  anggota  Komite  Pemantau  Bisnis  dan  Perkreditan  yang berasal dari pihak independen tidak memiliki hubungan keuangan,
kepengurusan,  kepemilikan  saham  danatau  hubungan  keluarga dengan  Dewan  Komisaris,  Direksi  danatau  Pemegang  Saham
Pengendali
atau hubungan
dengan Bank,
yang dapat
mempengaruhi kemampuannya bertindak independen.
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance GCG bank bjb Tahun 2016
B.2.5.2 Tugas  dan  Tanggung  Jawab  Komite  Pemantau  Bisnis  dan
Perkreditan Komite Pemantau Bisnis dan Perkreditan memiliki tugas:
a Memantau  kebijakan  serta  jalannya  bisnis  dan  perkreditan
Bank; b
Tugas lain yang diberikan oleh Dewan Komisaris. Adapun  tanggung  jawab  Komite Pemantau  Bisnis  dan  Perkreditan
adalah sebagai berikut. a
Dalam melaksanakan tugas, KPBP bertanggung jawab kepada Dewan Komisaris;
b Anggota  KPBP  wajib  merahasiakan  informasi  yang  diperoleh
sesuai dengan ketentuan yang berlaku; c
Anggota  KPBP  dalam  melaksanakan  tugasnya  wajib  mentaati standar  etika  Bank  dan  dilarang  mengambil  keuntungan
pribadi  baik  secara  langsung  maupun  tidak  langsung  dari kegiatan  Bank  selain  honorarium  danatau  tunjangan  lainnya
sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
B.2.5.3 Rapat  Dan  Kehadiran  Komite  Pemantau  Bisnis  dan
Perkreditan Selama tahun 2016, Komite Pemantau Bisnis dan Perkreditan telah
menyelenggarakan  pertemuan  sebanyak  17  tujuh  belas  kali. Berikut  informasi  pertemuan  Komite  Pemantau  Bisnis  dan
Perkreditan sepanjang tahun 2016:
Nama Total
Rapat Jumlah
Kehadiran Persentase
Rudhyanto Mooduto 17
17 100
Yayat Sutaryat 17
8 47,56
Muhadi 17
14 82,35
Agus Hery Subagyo 17
17 100
Usman 17
17 100
B.2.5.4 Pelaksanaan Tugas Komite Pemantau Bisnis dan Perkreditan
Sesuai  program  kerja  Komite  Pemantau  Bisnis  dan  Perkreditan KPBP, maka pada tahun 2016 direalisasikan rencana kerja sebagai
berikut. a
Melakukan  evaluasi  kebijakan  bisnis  dan  perkreditan,  serta memberi
rekomendasi untuk
penyempurnaan dan
pengembangan kebijakan bisnis dan perkreditan; b
Mengawasi  serta  memantau  jalannya  proses  bisnis  dan perkreditan;
c Melakukan review dan pemantauan terhadap kinerja Bank;
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance GCG bank bjb Tahun 2016
d Melakukan  review  dan  pemantauan  terhadap  kinerja
perkreditan Divisi yang relevan; e
Melakukan  review  dan  pemantauan  terhadap  NPL    CKPN Kantor  Cabang  dan  Divisi  yang  relevan  serta  memberikan
rekomendasi untuk penyelesaiannya; f
Melakukan  review  dan  pemantauan  terhadap  kinerja penghimpunan Dana Pihak Ketiga DPK;
g Melakukan  review  dan  pemantauan  terhadap  kondisi  CASA
Bank; h
Mengevaluasi  pencapaian  fee  based  income  dan  memberikan rekomendasi untuk meningkatkanya;
i Melakukan  review  dan  pemantauan  terhadap  kondisi  OPEX
Bank; j
Melaporkan  kegiatan  pemantauan  bisnis  dan  perkreditan kepada Dewan Komisaris secara berkala.
B.3 Penerapan Fungsi Kepatuhan, Audit Intern dan Audit Ekstern
B.3.1 Penerapan Fungsi Kepatuhan
B.3.1.1 Fungsi Kepatuhan
Pelaksanaan  Fungsi  Kepatuhan  pada  Bank  berpedoman  kepada Peraturan  Bank  Indonesia  nomor  132PBI2011  tanggal  12  Januari
2011  tentang  Pelaksanaan  Pelaksanaan  Fungsi  Kepatuhan  Bank Umum. Sesuai amanat  Peraturan Bank Indonesia tersebut, Direksi
wajib  memastikan  terlaksananya  Fungsi  Kepatuhan  Bank.  Selain itu,  Bank  wajib  memiliki  Direktur  yang  membawahkan  Fungsi
Kepatuhan dengan peran sebagai berikut: a
Fungsi Direktur yang membawahkan Fungsi Kepatuhan i.
Mewujudkan  terlaksananya  Budaya  Kepatuhan  pada semua tingkatan organisasi dan kegiatan usaha Bank;
ii. Mengelola Risiko Kepatuhan yang dihadapi oleh Bank;
iii. Memastikan  agar  kebijakan,  ketentuan,  sistem  dan
prosedur  serta  kegiatan  usaha  yang  dilakukan  oleh  Bank telah  sesuai  dengan  ketentuan  otoritas  yang  berwenang
dan peraturan perundang-undangan yang berlaku; dan
iv. Memastikan  kepatuhan  Bank  terhadap  komitmen  yang
dibuat oleh Bank kepada Otoritas Jasa Keuangan danatau otoritas pengawas lain yang berwenang.
b Tugas  dan  tanggung  jawab  Direktur  yang  membawahkan
Fungsi Kepatuhan, paling kurang mencakup : i.
Merumuskan  strategi  guna  mendorong  terciptanya Budaya Kepatuhan Bank;
ii. Mengusulkan  kebijakan  kepatuhan  atau  prinsip-prinsip
kepatuhan yang akan ditetapkan oleh Direksi;
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance GCG bank bjb Tahun 2016
iii. Menetapkan  sistem  dan  prosedur  kepatuhan  yang  akan
digunakan di dalam penyusunan ketentuan dan pedoman internal Bank;
iv. Memastikan  bahwa  seluruh  kebijakan,  ketentuan,  sistem
dan  prosedur  serta  kegiatan  usaha  yang  dilakukan  Bank telah  sesuai  dengan  ketentuan  otoritas  yang  berwenang
dan peraturan perundang-undangan yang berlaku;
v. Meminimalkan Risiko Kepatuhan Bank;
vi. Melakukan tindakan pencegahan agar kebijakan danatau
keputusan  yang  diambil  Direksi  Bank  tidak menyimpang dari  ketentuan  otoritas  yang  berwenang  dan  peraturan
perundang-undangan yang berlaku;
vii. Melakukan  tugas-tugas  lainnya  yang  terkait  dengan
Fungsi Kepatuhan. Tugas  dan  tanggung  jawab  sebagaimana  dimaksud  diatas  tidak
menghilangkan  hak  dan  kewajiban  Direktur  yang  membawahkan Fungsi  Kepatuhan  sebagai  anggota  Direksi  Bank  sebagaimana
diatur dalam Undang-Undang tentang Perseroan Terbatas, apabila untuk  perbuatan-perbuatan  tertentu  diperlukan  keputusan  dari
seluruh anggota Direksi Bank.
B.3.1.2 Tugas Dan Tanggung Jawab Satuan Kerja Kepatuhan
Tugas  dan  tanggung  jawab  Satuan  Kerja  Kepatuhan  dalam  rangka memastikan  terlaksananya  Fungsi  Kepatuhan  paling  kurang
mencakup: a
Membuat  langkah-langkah  dalam  rangka  mendukung terciptanya  Budaya  Kepatuhan  pada  seluruh  kegiatan  usaha
Bank pada setiap jenjang organisasi; b
Melakukan  identifikasi,  pengukuran,  monitoring  dan pengendalian  terhadap  Risiko  Kepatuhan  dan  mengacu  pada
peraturan  Regulator  mengenai  Penerapan  Manajemen  Risiko bagi Bank Umum;
c Menilai  dan  mengevaluasi  efektivitas,  kecukupan  dan
kesesuaian  kebijakan,  ketentuan,  sistem  maupun  prosedur yang  dimiliki  oleh  Bank  dengan  peraturan  perundang-
undangan yang berlaku;
d Melakukan  review  danatau  merekomendasikan  pengkinian
dan  penyempurnaan  kebijakan,  ketentuan,  sistem  maupun prosedur  yang  dimiliki  oleh  Bank  agar  sesuai  dengan
ketentuan Regulator dan peraturan perundang-undangan yang berlaku;
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance GCG bank bjb Tahun 2016
e Memastikan kepatuhan Bank terhadap komitmen yang dibuat
oleh  Bank  kepada  Otoritas  Jasa  Keuangan  danatau  otoritas pengawas lain yang berwenang;
f Melakukan  upaya-upaya  untuk  memonitor  bahwa  kebijakan,
ketentuan,  sistem  dan  prosedur,  serta  kegiatan  usaha  Bank telah  sesuai  dengan  ketentuan  regulator  dan  peraturan
perundang-undangan yang berlaku;
g Melaksanakan pemantauan kepatuhan internal dan kepatuhan
terhadap  setiap  perubahan  peraturan  perundang-undangan dan  ketentuan  regulator  serta  menyampaikan  perubahan
dimaksud  kepada  pihak  manajemen  Bank  dan  seluruh DivisiUnit Kerja yang terkait;
h Melakukan pengkajian terhadap draft kebijakan dan prosedur
terkait  kegiatan  usaha  Bank  yang  diusulkan  oleh  DivisiUnit kerja;
i Melakukan  review  terhadap  monitoring  sistem  prosedur  dan
kebijakan  di  setiap  DivisiUnit  Kerja  terkait  dengan pelaksanaan Tata Kelola Perusahaan;
j Mengelola  pelaksanaan  program  Anti  Pencucian  Uang  dan
Pencegahan  Pendanaan  Terorisme  APU-PPT,  Program Pengendalian
Gratifikasi PPG,
pelaporanpengaduan pelanggaran  atau  Whistle  Blower  System  WBS  dan  Laporan
Harta Kekayaan Penyelenggara Negara LHKPN; k
Melakukan  pemantauan  atas  kepatuhan  dalam  menerapkan proram APU-PPT, PPG ,LHKPN dan WBS.
l Mengusulkan  kebijakan  tertulis  program  APU-PPT  kepada
Direksi. m
Mengevaluasi hasil kajian aspek kepatuhan terhadap peraturan internal  Bank  antara  lain  berupa  Surat  Keputusan,  Surat
Edaran dan bentuk surat lainnya sesuai tata naskah Bank yang merupakan  naskah  dinas  penetapan  dan  pengaturan  yang
berlaku baik yang telah berjalan ataupun yang diajukan;
n Memastikan  dan  memonitoring  kepatuhan  Bank  terhadap
komitmen  yang  dibuat  oleh  Bank  kepada  danatau  otoritas pengawas lain yang berwenang;
o Mengembangkan dan memonitoring fungsi Quality Assurance
QA  pada  seluruh  kegiatan  usaha  Bank  pada  setiap  jenjang organisasi;
p Memantau pelaksanaan kebutuhan terintegrasi;
q Mengembangan  toolssarana  dalam  rangka  meningkatkan
budaya kepatuhan; r
Melakukan koordinasi dalam penyusunan, pengembangan dan pengaplikasian
kebijakan danatau
panduan untuk
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance GCG bank bjb Tahun 2016
mendukung  kelancaran  proses  pengelolaan  Satuan  Kerja Kepatuhan;
s Mempersiapkan,  mengkoordinasikan  dan  mengusulkan
program  kerja  Satuan  Kerja  Kepatuhan  kepada  Direktur  yang membidangi  serta  mengontrol  penggunaan  anggaran  Satuan
Kerja Kepatuhan agar sesuai dengan program kerja tersebut;
t Membina  dan  meningkatkan  kualitas  staf  Satuan  Kerja
Kepatuhan dalam hal efektivitas kinerja; u
Mengembangkan  dan  memfasilitasi  komunikasi  dengan DivisiUnit  Kerja  lain,  Kantor  Wilayah,  Kantor  Cabang  dalam
hal pelaksanaan pengelolaan kinerja dan aktivitas Satuan Kerja Kepatuhan;
v Mengelola  penerapan  manajemen  risiko  pada  Satuan  Kerja
Kepatuhan; w
Melaksanakan  prinsip  kehati-hatian  dan  kepatuhan  terhadap peraturan regulator dan peraturan perundang-undangan, serta
peraturan internal lainnya yang berlaku; x
Memonitor  seluruh  bidang  kerja  Satuan  Kerja  Kepatuhan sesuai dengan ketentuan yang berlaku;
y Mensosialisasikan  ketentuan-ketentuan  internal  Bank  dan
ketentuan  lain  yang  berkaitan  dengan  ruang  lingkup  tugas  di lingkungan unit kerjanya;
z Melakukan  koordinasi  dalam  penyediaan  datadokumen
terkait  dengan  pemeriksaan  internal  dan  eksternal  sesuai dengan  ketentuan  yang  berlaku  dan  batas  kewenangan  yang
diberikan oleh Direksi.
aa Melakukan koordinasi dalam rangka menindaklanjuti temuan
hasil  pemeriksaan  eksternal  sesuai  dengan  batas  kewenangan yang diberikan Direksi.
Dalam  mengimplementasikan  Fungsi  Kepatuhan,  Direktur Kepatuhan dibantu oleh Satuan Kerja Kepatuhan yang bertanggung
jawab untuk menyusun langkah-langkah dalam rangka mendukung terciptanya  budaya  kepatuhan  pada  seluruh  kegiatan  usaha  bank
pada  setiap  jenjang  organisasi,  yang  antara  lain  dilaksanakan melalui:
a
Monitoring  pemenuhan  komitmen  Bank  atas  laporan  hasil pemeriksaan  Otoritas  Jasa  Keuangan  danatau  otoritas
pengawas lain yang berwenang; b
Melakukan review atas kebijakan dan prosedur terkait kegiatan usaha  Bank  yang  telah  diberlakukan  berdasarkan  adanya
informasi  ketentuan  baru  dari  lembaga  instansi  terkait, usulan  dari  unit  kerja  terkait  atau  inisiatif  Satuan  Kerja
Kepatuhan;
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance GCG bank bjb Tahun 2016
c Melakukan pengkajian terhadap draft kebijakan dan prosedur
terkait  kegiatan  usaha  Bank  yang  diusulkan  oleh  unit  kerja terkait;
d Melakukan  rekapitulasi  dan  monitoring  Pelaporan  untuk
disampaikan  kepada  Pengurus  Bank  danatau  Otoritas  Jasa Keuangan;
e Melakukan  Kompilasi  ketentuan-ketentuan  internal  maupun
eksternal  Bank  yang  diinput  ke  dalam  database  Grup Pengembangan  dan  Evaluasi  serta  disosialisasikan  ke
DivisiUnit, Kantor Wilayah dan Kantor Cabang;
f Penyampaian  materi  sosialisasi  Budaya  Kepatuhan  baik
melalui  program  pendidikan  dan  pelatihan  pegawai  ataupun dilaksanakan dengan mendatangi Kantor Cabang;
g Melakukan koordinasi dengan KPK dalam penerapan Pedoman
Pengendalian  Gratifikasi  dan  Pelaporan  LHKPN  dilingkungan Bank;
h
Pelaksanaan pengelolaan pelaporanpengaduan WBS;
i Melakukan  review  atas  bidang-bidang  operasionalnon-
operasional yang
dipandang perlu
untuk dibuatkan
compliance  sheet  baruevaluasi  atas  compliance  sheet  yang telah ada.
Dalam  menjalankan  kegiatan  usaha,  Bank  telah  memenuhi ketentuan  regulator  yang  terkait  dengan  aspek  kecukupan  modal,
pemenuhan ketentuan bidang perkreditan, pemeliharaan likuiditas, serta penerapan Program APU-PPT.
Aspek Kepatuhan Pemenuhan
Bank Acuan
Ketentuan
Rasio  Kewajiban  Penyediaan Modal Minimum KPMM
18,43 8
PelampauanPelanggaran Batas  Maksimum  Pemberian
Kredit BMPK Tidak ada
Tidak diperkenankan
Rasio  Non  Performing  Loan NPL
1,69 5
Rasio  Giro  Wajib  Minimum GWM Primer
7,92 7.5
Rasio GWM Sekunder 7,15
4 Rasio  GWM  dalam  Valuta
Asing 11,33
8 Rasio  Posisi  Devisa  Netto
PDN 0.58
20
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance GCG bank bjb Tahun 2016
B.3.1.3 Program  Anti  Pencucian  Uang  dan  Pencegahan  Pendanaan
Terorisme APU-PPT Penerapan  program  APU-PPT  merupakan  program  yang
dilaksanakan  secara  berkesinambungan  dalam  rangka  pemenuhan kewajiban berdasarkan ketentuan:
a
Undang-Undang nomor 8 Tahun 2010 tanggal 22 Oktober 2010 tentang  Pencegahan  dan  Pemberantasan  Tindak  Pidana
Pencucian Uang; b
Undang-Undang  nomor  9  Tahun  2013  tanggal  13  Maret  2013 tentang  Pencegahan  dan  Pemberantasan  Tindak  Pidana
Pendanaan Terorisme; c
Peraturan  Bank  Indonesia  nomor  1427PBI2012  tanggal  28 Desember  2012  tentang  Penerapan  Program  Anti  Pencucian
Uang  dan  Pencegahan  Pendanaan  Terorisme  bagi  Bank Umum; dan
d Surat Edaran Bank Indonesia  nomor 1521DPNP2013  tanggal
14  Juni  2013  perihal  Penerapan  Program  Anti  Pencucian  Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme bagi Bank Umum.
Selama tahun 2016, sebagai langkah keseriusan  Bank dalam rangka peningkatan  kualitas  penerapan  manajemen  risiko,  Bank  telah
melaksanakan  kegiatan  dan  pengembangan  penerapan  program APU-PPT antara lain sebagai berikut:
a
Melakukan  pemantauan  transaksi-transaksi  keuangan  untuk dilakukan analisa lebih mendalam terhadap potensi terjadinya
Transaksi Keuangan Mencurigakan; b
Melakukan  Pelaporan  Transaksi  Keuangan  Mencurigakan LTKM  kepada  Pusat  Pelaporan  dan  Analisis  Transaksi
Keuangan PPATK; c
Melakukan  Pelaporan  Transaksi  Keuangan  Tunai  LTKT kepada PPATK;
d Melakukan pelaporan transaksi transfer dana dari dan Ke Luar
Negeri LTKL kepada PPATK; e
Melakukan pelaporan Sistem Informasi Pengguna Jasa Terpadu SIPESAT kepada PPATK;
f Melakukan  pemeliharaan  dan  pemantauan  terhadap  profil
nasabah  dengan  daftar-daftar  orang  maupun  lembaga  yang wajib  dipantau  berdasarkan  database  informasi  dari  otoritas
yang berwenang baik nasional maupun internasional;
g Melakukan  pemantauan  terhadap  nasabah  yang  dijadikan
tersangka  atau  terdakwa  suatu  tindak  pidana  serta  Daftar Tersangka  dan  Terduga  Teroris  oleh  pihak  yang  berwenang
maupun dari media massa atau berdasarkan informasi lainnya dari sumber yang resmi;
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance GCG bank bjb Tahun 2016
h Melakukan koordinasi dengan PPATK, KPK, POLRI serta pihak
berwenang  lainnya  terkait  dengan  permintaan  data, pemblokiran  rekening  dan  penyitaan  dana  berkenaan  dengan
kasus pencucian uang dan pendanaan terorisme;
i Melakukan  kegiatan  pemantauan  terhadap  pelaksanaan
pengkinian data nasabah oleh seluruh unit kerja dan cabang; j
Melakukan  pemantauan  secara  efektif  terhadap  profil  dan transaksi
nasabah dengan
memantau pelaksanaan
pengelompokan  nasabah  kedalam  tingkat  risiko  Risk  Based Approach terjadinya pencucian uang;
k Melakukan  pemenuhan  pelaksanaan  pembukaan  hubungan
usaha  Bank  dengan  bank  koresponden  dari  Luar  Negeri  dari aspek APU-PPT;
l Melakukan  pengkajian  terhadap  aktivitas  dan  produk  baru
perbankan terkait dengan kewajiban penerapan program APU- PPT sebelum aktivitas dan produk tersebut dijalankan;
m Melakukan  pemantauan  dan  rekomendasi  terkait  pendidikan
dan  pelatihan  APU-PPT  terhadap  karyawan  Bank  dalam rangka  meningkatkan  pemahaman,  kewaspadaan  serta  risiko
terhadap  Tindak  Pidana  Pencucian  Uang  dan  Pendanaan Terorisme;
n Memastikan  teknologi  informasi  yang  mendukung  penerapan
program APU-PPT telah sejalan dan mencakup perkembangan bisnis, produk serta layanan Bank;
o Melakukan koordinasi dan pemantauan terhadap pelaksanaan
kebijakan  program  APU-PPT  dengan  unit  kerja  terkait  yang berhubungan langsung dengan nasabah.
Adapun statistik pelaksanaan program APU-PPT yang dilaksanakan oleh  Bank  selama  tahun  2016,  dapat  kami  informasikan  sebagai
berikut:
Aktivitas Jumlah
Laporan Transaksi
Keuangan Mencurigakan
LTKM 297 Laporan
Laporan Transaksi Keuangan Tunai LTKT 19.313 Laporan
Laporan  Transaksi  Keuangan  Transfer  Dana  dari dan Keluar Negeri LTKL
15.222 Laporan Laporan SIPESAT
406.066 Data CIF Korespondensi dengan pihak yang berwenang
101 Kali Pengkajian  penerapan  APU-PPT  terkait  Aktivitas
dan Produk Baru Bank 12 Kajian
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance GCG bank bjb Tahun 2016
Pelaksanaan APU-PPT terkait bank koresponden 16 Kali
Jumlah pegawai yang mengikuti Pelatihan APU-PPT 1.020 Pegawai
B.3.2 Penerapan Fungsi Audit Intern
1 Berdasarkan struktur organisasi yang berlaku dan telah disahkan oleh
Direksi  melalui  Surat  Keputusan  Direksi  nomor  621SKDIR-PS2015 tanggal 1 Juli 2015 tentang Struktur Organisasi  PT Bank Pembangunan
Daerah  Jawa  Barat  dan  Banten,  Tbk.,  Divisi  Audit  Intern  berada dibawah  garis  komando  Direktur  Utama  dan  garis  koordinasi  Komite
Audit.
2 Sesuai  dengan  Surat  Keputusan  Direksi  nomor  729SKDIR-DAI2014
tanggal  20  November  2014  tentang  Piagam  Audit  Internal  Internal Audit  Charter  yang  menjelaskan  visi,  misi,  fungsi,  peran  serta
tanggung  jawab  Divisi  Audit  Intern  dalam  rangka  Pelaksanaan  Audit Internal Bank yang efektif.
3 Jumlah pegawai Divisi Audit Internal pada tahun 2016 dengan rincian
sebagai berikut :
No Jabatan
Jumlah
1 Pemimpin Divisi
1 2
Pemimpin Grup 8
3 Senior Manager
1 4
Manajer 5
5 Senior officer
4 6
Officer 8
7 Staf
9 8
Junior Staf 10
TOTAL 46
Dewan Komisaris
Grup Audit Umum Pemipin Grup
Direktur Utama
Pemimpin Divisi
Grup Audit Teknologi Informasi
Pemimpin Grup Grup Audit Anti
Fraud Pemimpin Grup
Grup Service Development Quality Assurance
Pemimpin Grup Grup Audit Umum
Pemimpin Grup
Komite Audit
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance GCG bank bjb Tahun 2016
4 Pemimpin  Divisi  Audit  Intern  telah  memiliki  sertifikasi  Qualified
Internal  Auditor  QIA,  Certified  International  Compliance    Financial Crime  dari  Manchester  Bussiness  School  dan  Manajemen  Risiko Level
5.  Selain  itu  juga,  pegawai  Divisi  Audit  Intern  telah  diikutsertakan dalam pelatihan sertifikasi sebagai berikut :
No Nama Pelatihan Sertifikasi
Jumlah Pelatihan
Sertifikasi
1 BSMR1
12 2
BSMR2 7
3 BSMR3
7 4
BSMR4 1
5 BSMR5
1 6
Sertifikasi Qualified Internal Auditor QIA 1
7 Enterprise Risk Management Professional  ERMCP
1 8
Certified Information Systems Security Professional CISSP
1 9
CAAk 6
10 Certified Fraud Examiners CFE
1 11
Certified Forensic Audit  CfrA 1
12 BREVET AB
3 TOTAL
42 5
Berdasarkan  pemantauan  yang  dilakukan  Grup Service Development
Quality  Assurance SDQA,  Divisi  Audit  Intern  telah  melaksanakan
pemeriksaan dengan data sebagai berikut :
No Rencana
Realisasi
1 30 Kantor Cabang
33 Kantor Cabang 2
5 Divisi 5 Divisi
3 5 Aplikasi Teknologi Informasi
5 Aplikasi Teknologi Informasi 4
0 Audit KhususFraud 3 Audit KhususFraud
5 0 Audit Surprise
12 Audit Surprise
6 Satuan Kerja Audit Intern SKAI telah melakukan pengkinian Standar
Pelaksanaan  Fungsi  Audit  Intern  Bank  SPFAIB  yang  telah  disahkan oleh  Direksi  dan  disetujui  oleh  Dewan  Komisaris  melalui  Surat
Keputusan  Direksi  nomor  729SKDIR-AI2014  tanggal  10  November 2014  tentang  Standar  Pelaksanaan  Fungsi  Audit  Internal  PT.  Bank
Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten, Tbk.
7 Tim  auditor  melakukan  pemeriksaan  terhadap  unit  kerja  dan  telah
memberikan  rekomendasi  untuk  perbaikan  proses  kedepan  serta menginformasikan ke Unit Kerja terkait.
B.3.3 Penerapan Fungsi Audit Eksternal
Fungsi  pengawasan  independen  terhadap  aspek  keuangan  Bank  dilakukan melalui  pelaksanaan  pemeriksaan  oleh  auditor  eksternal  yang  dilakukan
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance GCG bank bjb Tahun 2016
oleh  Kantor  Akuntan  Publik  KAP.  Auditor  eksternal  yang  memeriksa laporan  keuangan  Bank  tahun  buku  2016  ditetapkan  melalui  RUPS
berdasarkan rekomendasi dari Dewan Komisaris dan Komite Audit. Proses pemilihannya  dilakukan  sesuai  dengan  mekanisme  pengadaan  barang  dan
jasa yang berlaku di Bank. Untuk menjamin independensi dan kualitas hasil pemeriksaan,  auditor  eksternal  yang  ditunjuk  tidak  boleh  memiliki
benturan kepentingan dengan Bank. Dalam  penggunaan  auditor  eksternal,  Bank  mengacu  pada  ketentuan  dari
Peraturan  Menteri  Keuangan  nomor  17PMK.012008  tanggal  5  Februari 2008 pasal 3 ayat 1  yang menyebutkan bahwa pemberian jasa audit umum
atas  laporan  keuangan  dari  suatu  entitas  dilakukan  oleh  KAP  paling  lama untuk  6  enam  tahun  buku  berturut-turut  dan  oleh  seorang  Akuntan
Publik  paling  lama  untuk  3  tiga  tahun  buku  berturut-turut.  Bank  selalu berupaya meningkatkan komunikasi antara Kantor Akuntan Publik, Komite
Audit  dan  Manajemen  untuk  dapat  meminimalisir  kendala-kendala  yang terjadi  selama  proses  audit  berlangsung.  Agar  proses  audit  sesuai  dengan
Standar Profesional Akuntan serta perjanjian kerja dan ruang lingkup audit yang  telah  ditetapkan  serta  dapat  diselesaikan  sesuai  dengan  target  waktu
yang  telah  ditetapkan,  dilakukan  pertemuan-pertemuan  secara  rutin  yang membahas beberapa permasalahan penting yang signifikan.
Penunjukan  Kantor  Akuntan  Publik  dan  biaya  audit  dilaksanakan  sesuai dengan keputusan RUPS dan KAP yang ditetapkan dan merupakan Akuntan
Publik  partner  in-charge  yang  terdaftar  di  Bank  IndonesiaOtoritas  Jasa Keuangan. Audit Laporan Keuangan  Bank  yang berakhir 31 Desember 2016
dilaksanakan berdasarkan SPK nomor 0277PSS102016 tanggal 21 Oktober 2016 kepada KAP Purwantono, Sungkoro  Surja dengan biaya audit sebesar
Rp.  2.145.000.000,-  dua  milyar  seratus  empat  puluh  lima  juta  rupiah termasuk Pajak Pertambahan Nilai 10 dan Out-of-Pocket OPE.
Adapun  daftar  KAP  yang  telah  mengaudit  laporan  keuangan  Bank  adalah sebagai berikut :
Tahun Tahun
Buku Kantor Akuntan Publik
PIC In-Charge
Partner Internasional
Afiliasi di Indonesia
2016 Ernst  Young
Purwantono, Sungkoro  Surja Sinarta
2015 Ernst  Young
Purwantono, Sungkoro  Surja Sinarta
2014 Ernst  Young
Purwantono, Suherman  Surja Sinarta
2013 Ernst  Young
Purwantono, Suherman  Surja Benyanto
Suherman 2012
Ernst  Young Purwantono, Suherman  Surja
Benyanto Suherman
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance GCG bank bjb Tahun 2016
B.4 Penerapan Manajemen Risiko dan Sistem Pengendalian Intern
B.4.1.
Penerapan Manajemen Risiko Bank  melaksanakan  penerapan  Sistem  Manajemen  Risiko  berdasarkan
empat pilar sebagai berikut: 1
Pengawasan  aktif  Dewan  Komisaris  dan  Direksi  sebagai  bagian  dari peran pengawasan manajemen.
Direksi  dan  Dewan  Komisaris  bertanggung  jawab  atas  efektivitas penerapan  Manajemen  Risiko  Bank.  Untuk  itu  Direksi  dan  Dewan
Komisaris  harus  memahami  Risiko  yang  dihadapi  oleh  Bank  dan memberikan  arahan  yang  jelas,  melakukan  pengawasan  dan  mitigasi
secara  aktif  serta  mengembangkan  budaya  Manajemen  Risiko  dalam organisasi  Bank.  Dalam  rangka  mendukung  penerapan  Manajemen
Risiko secara efektif, Direksi dan Dewan Komisaris, menetapkan tugas dan tanggung jawab yang jelas pada masing-masing unit, memastikan
struktur  organisasi  yang  memadai,  serta  memastikan  kecukupan kuantitas dan kualitas Sumber Daya Manusia SDM.
2 Kecukupan kebijakan, prosedur dan penetapan limit sebagai pedoman
penerapan manajemen risiko. Penerapan  Manajemen  Risiko  yang  efektif  telah  didukung  dengan
kerangka  yang  mencakup  kebijakan  dan  prosedur  Manajemen  Risiko serta limit Risiko yang ditetapkan secara jelas sejalan dengan visi, misi,
dan  strategi  bisnis  Bank.  Penyusunan  kebijakan  dan  prosedur Manajemen  Risiko  tersebut  dilakukan  dengan  memperhatikan  antara
lain  jenis,  kompleksitas  kegiatan  usaha,  profil  Risiko,  tingkat  Risiko yang  akan  diambil,  keterkaitan  antar  Risiko,  serta  peraturan  yang
ditetapkan otoritas danatau praktek perbankan yang sehat. Selain itu, penerapan  kebijakan  dan  prosedur  Manajemen  Risiko  yang  dimiliki
Bank  harus  didukung  oleh  kecukupan  permodalan  dan  kualitas  SDM. Dalam  rangka  pengendalian  Risiko  secara  efektif,  kebijakan  dan
prosedur  yang  dimiliki  Bank  didasarkan  pada  strategi  Manajemen Risiko  yang  dilengkapi  dengan  toleransi  Risiko  dan  limit  Risiko.
Penetapan  toleransi  Risiko  dan  limit  Risiko  dilakukan  dengan memperhatikan  tingkat  Risiko  yang  akan  diambil  dan  strategi  Bank
secara keseluruhan.  Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penetapan kerangka  Manajemen  Risiko  termasuk  kebijakan,  prosedur  dan  limit,
antara lain: a
Strategi Manajemen Risiko Strategi
manajemen risiko
merupakan acuan
terhadap pendekatan mengenai cara pencapaian tujuan Manajemen Risiko.
Bank  merumuskan  strategi  Manajemen  Risiko  sesuai  strategi bisnis  secara  keseluruhan  dengan  memperhatikan  risk  appetite,
risk  tolerance  dan  risk  limit.  Strategi  Manajemen  Risiko  disusun untuk memastikan bahwa eksposur risiko Bank berada pada atau
di  bawah  tingkat  eksposur  risiko  yang  ditetapkan  sesuai  dengan
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance GCG bank bjb Tahun 2016
kebijakan,  prosedur  internal  Bank,  peraturan  perundang- undangan  dan ketentuan  lain  yang  berlaku.  Strategi  Manajemen
Risiko disusun berdasarkan prinsip-prinsip umum berikut : i.
Strategi Manajemen Risiko harus berorientasi jangka panjang untuk  memastikan  kelangsungan  usaha  Bank  dengan
mempertimbangkan kondisi atau siklus ekonomi; ii.
Strategi  Manajemen  Risiko  secara  komprehensif  dapat mengendalikan  dan  mengelola  risiko  Bank  dan  Perusahaan
Anak; dan iii.
Mencapai  kecukupan  permodalan  yang  diharapkan  disertai alokasi sumber daya yang memadai.
Strategi  Manajemen  Risiko  disusun  dengan  mempertimbangkan faktor-faktor berikut :
i. Kondisi ekonomi serta dampaknya pada risiko Bank.
ii. Organisasi Bank, termasuk kecukupan sumber daya manusia
dan infrastruktur pendukung. iii.
Kondisi keuangan Bank, organisasi Bank, kemampuan untuk menghasilkan  laba  dan  kemampuan  mengidentifikasi,
memantau,  dan  mengendalikan  risiko  yang  timbul  sebagai akibat perubahan faktor internal dan eksternal;
iv. Bauran serta diversifikasi portofolio Bank.
Strategi Manajemen Risiko dimaksud di review secara berkala dan dikomunikasikan secara efektif kepada seluruh jenjang organisasi
agar  memahami  secara  jelas  pendekatan  yang  telah  ditetapkan serta
mematuhi seluruh
aspek yang
terkait. Direksi
mengkomunikasikan  Strategi  Manajemen  Risiko  secara  efektif kepada  seluruh  jenjang  organisasi  dan  melakukan  review  secara
berkala.
b Tingkat  Risiko  yang  akan Diambil  Risk  Appetite  dan  Toleransi
Risiko Risk  Appetite  merupakan  tingkat  risiko  yang  bersedia  diambil
oleh  Bank dalam rangka mencapai sasaran atau tingkat laba yang diharapkan.  Risk  Appetite    tercermin  dalam  strategi  dan  sasaran
bisnis  Bank  serta  mencerminkan  harapan  stakeholders.  Tingkat Risiko yang akan diambil risk appetite tercermin dalam strategi
dan sasaran bisnis Bank. Toleransi  Risiko  risk  tolerance  merupakan  tingkat  dan  jenis
Risiko  yang  secara  maksimum  ditetapkan  oleh  Bank.  Risk tolerance  merupakan  penjabaran  dari  risk  appetite.  Direksi
memberikan  arahan  yang  jelas  mengenai  risk  appetite,  risk tolerance  dan  risk  limit  Bank.  Risk  appetite  dan  risk  tolerance
harus tercermin di dalam kebijakan Manajemen Risiko, termasuk
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance GCG bank bjb Tahun 2016
dalam penetapan limit. Dalam merumuskan  risk  tolerance, Bank perlu  mempertimbangkan  strategi  dan  tujuan  bisnis  Bank  serta
kemampuan Bank mengambil risiko risk bearing capacity.
3 Kecukupan  proses  identifikasi,  pengukuran,  pemantauan  dan
pengendalian risiko serta sistem informasi manajemen. Identifikasi,  pengukuran,  pemantauan  dan  pengendalian  Risiko
merupakan  bagian  utama  dari  proses  penerapan  Manajemen  Risiko. Identifikasi  Risiko  bersifat  proaktif,  mencakup  seluruh  produk  dan
aktivitas bisnis bank  dan dilakukan dalam rangka menganalisa sumber dan  kemungkinan  timbulnya  Risiko  serta  dampaknya  terhadap
kelangsungan bisnis bank. Selanjutnya  perlu  dilakukan  pengukuran  Risiko  yang  telah
diidentifikasi  sesuai  dengan  karakteristik  dan  kompleksitas  kegiatan usaha  Bank.  Atas  hasil  pengukuran  tersebut  perlu  dilakukan
pemantauan  yang  dilakukan  oleh  Risk  Taking  Unit  RTU  yang berkoordinasi  dengan  Satuan  Kerja  Manajemen  Risiko  SKMR  selaku
pihak yang independen dalam proses pemantauan tersebut. Selain itu, guna  mendukung  efektifitas  penerapan  Manajemen  Risiko  perlu
didukung  oleh  pengendalian  risiko  dan  sistem  informasi  manajemen risiko yang memadai.
4 Sistem pengendalian internal yang menyeluruh.
Proses  penerapan  Manajemen  Risiko  yang  efektif  harus  dilengkapi dengan  sistem  pengendalian  intern  yang  andal.  Penerapan  sistem
pengendalian  intern  secara  efektif  dapat  membantu  pengurus  Bank menjaga  aset  Bank,  menjamin  tersedianya  pelaporan  keuangan  dan
manajerial  yang  dapat  dipercaya,  meningkatkan  kepatuhan  Bank terhadap  ketentuan  dan  peraturan  perundang-undangan,  serta
mengurangi
Risiko terjadinya
kerugian, penyimpangan
dan pelanggaran
aspek kehati-hatian.
Terselenggaranya sistem
pengendalian  intern  Bank  yang  andal  dan  efektif  menjadi  tanggung jawab  dari  seluruh  satuan  kerja  operasional  risk-taking  unit  dan
satuan kerja pendukung serta SKAI. Hal-hal  yang  perlu  diperhatikan  dalam  pelaksanaan  sistem
pengendalian intern antara lain: a
Pelaksanaan  sistem  pengendalian  intern  secara  efektif  dalam penerapan Manajemen Risiko Bank mengacu pada kebijakan dan
prosedur  yang  telah  ditetapkan.  Penerapan  prinsip  pemisahan fungsi  four  eyes  principle  harus  memadai  dan  dilaksanakan
secara konsisten.
b Sistem pengendalian intern dalam penerapan Manajemen Risiko
paling sedikit mencakup: i.
kesesuaian  antara  sistem  pengendalian  intern  dengan  jenis dan tingkat Risiko yang melekat pada kegiatan usaha Bank;
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance GCG bank bjb Tahun 2016
ii. penetapan  wewenang  dan  tanggung  jawab  untuk
pemantauan kepatuhan kebijakan dan prosedur Manajemen Risiko serta penetapan limit Risiko;
iii. penetapan  jalur  pelaporan  dan  pemisahan  fungsi yang  jelas
dari satuan kerja operasional risk-taking unit kepada satuan kerja yang melaksanakan fungsi pengendalian;
iv. struktur  organisasi  yang  menggambarkan  secara  jelas  tugas
dan tanggung jawab masing-masing unit dan individu; v.
pelaporan  keuangan  dan  kegiatan  operasional  yang  akurat dan tepat waktu;
vi. kecukupan  prosedur  untuk  memastikan  kepatuhan  Bank
terhadap ketentuan dan peraturan perundang-undangan; vii.
kaji  ulang  yang  efektif,  independen,  dan  obyektif  terhadap kebijakan, kerangka dan prosedur operasional Bank;
viii. pengujian  dan  kaji  ulang  yang  memadai  terhadap  sistem
informasi manajemen; ix.
dokumentasi  secara  lengkap  dan  memadai  terhadap cakupan,  prosedur  operasional,  temuan  audit,  serta
tanggapan pengurus Bank berdasarkan hasil audit; dan x.
verifikasi dan
kaji ulang
secara berkala
dan berkesinambungan  terhadap  penanganan  kelemahan  Bank
yang  bersifat  material  dan  tindakan  pengurus  Bank  untuk memperbaiki penyimpangan yang terjadi.
c Pelaksanaan  kaji  ulang  terhadap  penerapan  Manajemen  Risiko
paling sedikit sebagai berikut: i.
Kaji  ulang  dan  evaluasi  dilakukan  secara  berkala,  paling sedikit setiap tahun oleh SKMR dan SKAI;
ii. cakupan kaji ulang dan evaluasi dapat ditingkatkan frekuensi
atau  intensitasnya,  berdasarkan  perkembangan  eksposur Risiko  Bank,  perubahan  pasar,  metode  pengukuran,  dan
pengelolaan Risiko;
iii. khusus  untuk  kaji  ulang  dan  evaluasi  terhadap  pengukuran
Risiko oleh SKMR, paling sedikit mencakup:   kesesuaian  kerangka  Manajemen  Risiko,  yang  meliputi
kebijakan,  struktur  organisasi,  alokasi  sumber  daya, desain  proses  Manajemen  Risiko,  sistem  informasi,  dan
pelaporan  Risiko  Bank  dengan  kebutuhan  bisnis  Bank, serta perkembangan peraturan dan praktik terbaik best
practice terkait Manajemen Risiko;
  metode,  asumsi,  dan  variabel  yang  digunakan  untuk mengukur Risiko dan menetapkan limit eksposur Risiko;
  perbandingan  antara  hasil  dari  metode  pengukuran Risiko  yang  menggunakan  simulasi  atau  proyeksi  pada
masa datang dengan hasil aktual;
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance GCG bank bjb Tahun 2016
  perbandingan  antara  asumsi  yang  digunakan  dalam metode dimaksud dengan kondisi yang sebenarnya atau
aktual;   perbandingan  antara  limit  yang  ditetapkan  dengan
eksposur yang sebenarnya atau aktual; dan   penentuan  kesesuaian  antara  pengukuran  dan  limit
eksposur Risiko dengan kinerja pada masa lalu dan posisi permodalan Bank saat ini.
iv. Pelaksanaan  kaji  ulang  oleh  pihak  independen  atau  SKAI
antara lain mencakup:   keandalan kerangka Manajemen Risiko, yang mencakup
kebijakan,  struktur  organisasi,  alokasi  sumber  daya, desain  proses  Manajemen  Risiko,  sistem  informasi  serta
pelaporan Risiko Bank; dan
  penerapan  Manajemen  Risiko  oleh  unit  bisnis  atau aktivitas  pendukung,  termasuk  kaji  ulang  terhadap
pelaksanaan pemantauan oleh SKMR. d
Penyampaian hasil penilaian kaji ulang oleh SKMR kepada Dewan Komisaris, SKAI, Direktur yang membawahkan fungsi kepatuhan,
Komite  Audit  jika  ada  dan  Direksi  terkait  lainnya  sebagai masukan  dalam  rangka  penyempurnaan  kerangka  dan  proses
Manajemen Risiko;
e Pemanatauan  oleh  SKAI  terhadap  perbaikan  atas  hasil  temuan
audit  intern  maupun  ekstern.  Temuan  audit  yang  belum ditindaklanjuti  harus  diinformasikan  oleh  SKAI  kepada  Direksi
untuk diambil langkah-langkah yang diperlukan;
f Tingkat  responsif  Bank  terhadap  kelemahan  danatau
penyimpangan  yang  terjadi  terhadap  ketentuan  internal  dan eksternal yang berlaku.
Terdapat 8 delapan jenis risiko yang harus dikelola dengan baik oleh Bank. Kedelapan  jenis  risiko  tersebut  meliputi  Risiko  Kredit,  Risiko  Likuiditas,
Risiko Pasar, Risiko Operasional, Risiko Stratejik, Risiko Kepatuhan, Risiko Hukum dan Risiko Reputasi.
1 Risiko Kredit
Terkait proses
identifikasi, pengukuran,
pemantauan, dan
pengendalian  risiko  kredit,  Bank  telah  melakukan  hal-hal  sebagai berikut:
a Bank  secara  berkala  melakukan  analisa  menyeluruh  atas  aspek
internal dan eksternal bank melalui analisa  Root Cause  of  Credit Risk  RCCR  yang  berisi  analisa  penyebab  penurunan
kolektibilitas  debitur  yang  berdampak  pada  timbulnya  Non Performing Loan NPL.
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance GCG bank bjb Tahun 2016
b Bank  melakukan  perhitungan  stress  test  Risiko  Kredit  yang
disampaikan kepada Direktur Kepatuhan dan Manajemen Risiko. Disamping  itu,  Bank  telah  menyusun  analisa  Bottom  Up  Stress
Test  BUST  yang  disampaikan  kepada  Otoritas  Jasa  Keuangan OJK  sebagai  bagian  dari  pelaksanaan  Financial  Sector
Assessment Program FSAP serta telah disusun stress test dengan isu  pendirian  BPD  Banten.  Pelaksanaan  stress  test  dilakukan
dengan  pendekatan  portfolio  level  dan  bertujuan  untuk menghitung  pengaruh  kondisi  shock  makro  ekonomi  terhadap
peningkatan  NPL  secara  bankwide.  Pelaksanaan  perhitungan menggunakan  satellite  model  yang  meliputi  kredit  produktif
maupun  kredit  non-produktif  pada  seluruh  sektor  ekonomi. Satellite  model  tersebut  merupakan  perhitungan  regresi  multiple
yang  menghubungkan  kondisi  makro  ekonomi  sebagai independent variable dan NPL sebagai dependent variable.
c Selanjutnya terkait proses identifikasi, pengukuran, pemantauan
dan  pengendalian  risiko  kredit  pada  divisi  bisnis  perkreditan, maka  secara  berkala  disusun  laporan  perkembangan  eksposur
risiko  kredit  yang  disusun  dalam  rangka  mitigasi  risiko  dan sebagai  upaya  perbaikan  segera  sesuai  perkembangan  tingkat
risiko.  Pemantauan  atas  kualitas  portofolio  kredit  yang dilaporkan secara berkala kepada Direksi melalui hal-hal sebagai
berikut:
i.
Review  dan  evaluasi  berkala  melalui  pelaksanaan  business review  termasuk  diantaranya  pembahasan  mengenai  posisi
serta kualitas portofolio kredit;
ii.
Kaji  ulang  atas  potensi  risiko  dalam  aktivitas  perkreditan yang  dilaporkan  secara  independen  oleh  Satuan  Kerja
Manajemen Risiko.
Di  samping  itu,  Bank  juga  melakukan  pemantauan  kredit  yang memuat informasi mengenai :
i.
Kondisi keuangan debitur;
ii.
Kecukupan agunan;
iii.
Pemantauan kepatuhan persyaratan perjanjian kredit. 2
Risiko Pasar Adapun  upaya  pengelolaan  Risiko  Pasar  yang  telah  dilakukan  Bank
adalah sebagai berikut: a
Bank telah memiliki prosedur dan identifikasi risiko suku bunga banking  book  yang  didukung  oleh  sistem  informasi  yang  sangat
memadai  dan  adanya  pelaporan  secara  harian  mengenai pergerakan  nilai  tukar,  suku  bunga  dan  informasi  pasar  lainnya
ke Direksi termasuk over limit;
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance GCG bank bjb Tahun 2016
b Terdapat proses mark to market secara harian terhadap transaksi
trading  bank  untuk  mengetahui  kerugiankeuntungan  bank  dan bank  pun  memiliki  metode  dalam  proses  mark  to  market-nya
termasuk  prosedur  contingency  plan  dalam  proses  mark  to market-nya apabila terjadi kondisi di luar normal;
c Bank  melakukan  proses  review  atau  validasi  model  pengukuran
risiko  pasar  yang  dilakukan  secara  berkala  melalui  back  testing dimana  model  pengukurannya  masih  valid  sesuai  hasil  back
testing.  Adapun  mengenai  validasi  dan  back  testing  tersebut disusun  dalam  bentuk  laporan  VaR  Value  at  Risk  dan  validasi
model;
d Bank memiliki prosedur pemantauan limit secara harian sebagai
standarisasi  pemantauan  Divisi  Manajemen  Risiko  terhadap aktivitas dealing room treasury termasuk tindak lanjut yang akan
dilakukan  oleh  risk  taking  unit  apabila  terjadi  pelampauan  dan dilaporkan kepada Direksi;
e Bank  melakukan  pengendalian  risiko  pasar  melalui  monitoring
terhadap  kontrak  transaksi  dan  penilaian  kembali  kredibilitas counterparty  secara  harian  dan  dipantau  oleh  dedicated  person
yang  berpengalaman  kemudian  dalam  penetapan  limit counterparty dilakukan oleh unit kerja lain yang independen dari
unit  kerja  bisnis  sehingga  proses penetapan  limitnya  melibatkan four eyes principle;
f Sebagai upaya meningkatkan informasi atas eksposur risiko pasar
yang dihadapi bank, unit kerja terkait telah melaporkan eksposur risiko  pasar  baik  secara  harian  utilisasi  treasury,  mingguan
treasury  utilization  report,  bulanan  analisis  pengukuran  risiko pasar    likuiditas,  semesteran  market  risk  stress  test,  kepada
Direksi dan pejabat eksekutif sehingga diharapkan adanya tindak lanjut  perbaikan  dan  proses  mitigasi  untuk  meminimalisir
potensi risiko yang akan datang;
g Dalam  proses  pengukuran,  pemantauan  yang  dilakukan  Satuan
Kerja  Manajemen  Risiko  melalui  pelaporan  atas  aktivitas  unit kerja Trisuri masih dilakukan secara manual dan belum tersistem
namun  demikian  mempertimbangkan  eksposur  transaksi  bank yang  belum  kompleks,  potensi  risiko  yang  dihadapi  bank  masih
dapat termitigasi dengan baik.
3 Rasio Likuiditas
Adapun upaya pengelolaan Risiko Likuiditas yang telah dilakukan Bank adalah sebagai berikut.
a Bank  melakukan  analisis  terhadap  seluruh  sumber  risiko
likuiditas baik dari sisi internal maupun eksternal seperti produk dan aktifitas perbankan yang mempengaruhi sumber penggunaan
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance GCG bank bjb Tahun 2016
dana  secara komprehensif,  kecukupan  pendanaan  melalui  pasar, serta  analisis  risiko  didukung  dengan  sistem  informasi  dan
kecukupan data yang memadai;
b Bank  telah  memiliki  alat  pengukuran  yang  dapat
mengkuantifikasi  dan  mengidentifikasi  risiko  likuiditas  secara tepat  waktu  dan  komprehensif  berdasarkan  indikator  internal
dan  eksternal  dalam  early  warning  indicator  berupa  pengukuran untuk mengukur risiko inheren mengenai komposisi pendanaan,
rasio likuiditas, proyeksi arus kas,  liquidity gap, scenario analysis dan stress testing;
c Bank  telah  mengembangkan  early  warning  indicator  risiko
likuiditas  yang  merupakan  indikator  yang  digunakan  untuk memprediksi  potensi  krisis  likuiditas  di  masa  datang  sebagai
bentuk identifikasi, pengukuran dan pemantauan risiko likuiditas secara harian yang bertujuan untuk memitigasi sejak dini apabila
terdapat potensi krisis likuiditas dikemudian hari;
d Bank  melakukan  pemantauan  limit  secara  harian  seperti  limit
GWM  primer,  sekunder  dan  excess  reserve  dan  AL+NABNCD terhadap treshold yang telah ditetapkan oleh regulator termasuk
tindak  lanjut  yang  akan  dilakukan  oleh  risk  taking  unit  apabila terjadi pelampauan dan dilaporkan kepada Direksi.
4 Risiko Operasional
Adapun  upaya  pengelolaan  Risiko  Operasional  yang  telah  dilakukan Bank adalah sebagai berikut.
a Bank  berupaya  untuk  melakukan  penyempurnaan  bussiness
process  terutama  untuk  aktivitas  perkreditan.  Hal  tersebut terlihat dari penerapan model bisnis dengan melibatkan beberapa
fungsi  seperti  Relationship  Manager,  Relationship  Officer  dan Account Officer yang telah diakomodir dalam struktur organisasi
serta terdapat beberapa  review atas prosedur kerja dalam rangka mendukung proses manajemen risiko yang handal;
b Bank melakukan upaya untuk mengurangi konsentrasi komposisi
pegawai  pada  level  dasar  dengan  melakukan  program pengembangan  karyawan  diantaranya  melalui  program  Staff
Development Program;
c Bank senantiasa melakukan peningkatan kualitas SDM khususnya
pada  aktivitas  bisnis  utama  Bank  yaitu  perkreditan  dengan memberikan pendidikan dan pelatihan kepada pegawai;
d Risk  taking  unit  senantiasa  melakukan  risk  assessment  atas
pengembangan  produk  dan  aktivitas  baru  dalam  rangka melakukan penerapan manajemen risiko didalamnya;
e Bank  melakukan  proses  pengukuran  Risiko  Operasional
dilakukan  secara  berkala  melalui  perangkat  pengukuran  Risiko
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance GCG bank bjb Tahun 2016
Operasional  diantaranya  Risk  Control  Self  Assessment,  Key  Risk Indicator, laporan data kerugian risiko operasional pada masing-
masing  unit  kerja  serta  pengukuran  profil  Risiko  Operasional bankwide  yang  dilakukan  secara  periodik.  Adapun  hasil  analisa
atas  penilaian  Risiko  Operasional  tersebut  dilaporkan  kepada pihak  manajemen  yang  dilakukan  secara  berkala  seperti
pelaporan monthly report;
f Dalam menjaga kepentingan Bank dan penegakan disiplin, Bank
telah  melaksanakan  pedoman  sanksi  disiplin  dengan  cukup efektif termasuk dalam pengenaan sistem sanksi kepegawaian.
5 Risiko Hukum
Bank melalui unit kerja hukum senantiasa melakukan penanganan atas kasus  hukum  yang  terjadi,  baik  yang  dilakukan  oleh  Bank  secara
langsung  maupun  menggunakan  jasa  konsultan  hukum  atas permintaan  risk  taking  unit.  Upaya  yang  dilakukan  Bank  dalam
mengelola Risiko Hukum yaitu: a
Unit  kerja  hukum  melakukan  pembinaan  dalam  bidang  hukum secara  berkala  melalui  proses  pendampingan  perkara  hukum,
legal  session  kepada  risk  taking  unit  dengan  pembahasan permasalahan-permasalahan  hukum  yang  dihadapi  pada  Kantor
Cabang,  serta  melaksanakan  review  terhadap  perjanjian- perjanjian  kerjasama  yang  akan  dilaksanakan  guna  melindungi
kepentingan  Bank.  Namun  masih  terdapat  kelemahan  terkait proses  review  perjanjian  yang  hanya  berdasarkan  atas
permintaaan dari risk taking unit;
b Bank  melakukan  identifikasi  dan  pengendalian  Risiko  Hukum
terhadap  produk  dan  aktivitas  baru  melalui  pengkajian  terkait aspek hukum serta menyampaikan informasi dan pelaporan yang
berkaitan  dengan  mitigasi  Risiko  Hukum  kepada  Direksi  yang membidangi unit kerja hukum;
c Terkait dengan pelaksanaan  sistem informasi manajemen  Risiko
Hukum  telah  dilaksanakan  dengan  baik  salah  satunya  adanya laporan  secara  berkala  terkait  dengan  pemantauan  dan
pencatatan atas pelaksanaan pendampingan perkara hukum serta penanganan  hukum,  update perkara hukum  yang  ditangani  oleh
Divisi  Hukum  serta  laporan  setiap  triwulan  disajikan  dalam bentuk profil Risiko Hukum.
6 Risiko Stratejik
Pengelolaan  risiko  stratejik  yang  dilakukan  Bank  adalah  sebagai berikut.
a Bank  secara  berkala  melakukan  pengukuran  Risiko  Stratejik
melalui  pemantauan  atas  progress  report  pencapaian  rencana
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance GCG bank bjb Tahun 2016
bisnis  Bank serta melakukan  business  review  atas perkembangan bisnis Bank;
b Pencapaian  atas  bisnis  Bank  tersebut  dibahas  dan  dilaporkan
kepada  pihak  manajemen  yang  dilakukan  secara  berkala termasuk kepada komite yang berada di bawah Dewan Komisaris;
c Bank  senantiasa  melakukan  monitoring  atas  kinerja  Kantor
Cabang; d
Bank  melakukan  beberapa  upaya  dan  strategi  yaitu  optimalisasi dalam  upaya  penyelesaian kredit bermasalah  dengan  melakukan
penagihan,  klaim  asuransi  dan  eksekusi  agunan,  melakukan peningkatan dana CASA;
e Bank  melakukan  evaluasi  serta  sosialisasi  kepada  seluruh  unit
kerja tentang target bisnis Bank; f
Bank  melakukan  peningkatan  kerjasama  layanan  dengan operatorinstansilembaga  lain  dalam  rangka  meningkatkan  fee
based atau keuntungan tambahan bagi Bank.
7 Risiko Kepatuhan
Upaya  pengelolaan  Risko  Kepatuhan  yang  dilakukan  Bank  adalah sebagai berikut:
a Proses identifikasi, pengukuran, pengendalian serta pemantauan
melalui  penerapan  compliance  sheet,  compliance  checklist  dan terdapat  pula  pelaporan  secara  rutin  3  tiga  bulan  sekali  dalam
bentuk  profil  Risiko  Kepatuhan  serta  adanya  pemantauan  dan pelaporan mengenai tingkat penyelesaian atas objek pemeriksaan
oleh  regulator.  Selain  itu  adanya  ketentuan  atas  penyampaian Laporan  Rapat  Rutin  yang  dilaksanakan  sekurang-kurangnya  1
satu  kali  dalam  1  satu  bulan  dengan  materi  yang  sampaikan adalah sebagai berikut:
i.
Pembahasan ketentuan yang berlaku dalam lingkup masing- masing bidang kerja;
ii.
Pemantauan pengisian
compliance checklist
quality assurance  dan  pelaksanaan  deskripsi  pekerjaan  yang  terkait
dengan bidang tugasnya;
iii.
Pembahasan  permasalahan-permasalahan  yang  timbul  di setiap unit kerja masing-masing.
b Adanya  pemantauan  maupun  pencatatan  terkait  Risiko
Kepatuhan  oleh  Divisi  Kepatuhan  walaupun  masih  belum menyeluruh  terhadap  pelanggaran  ketentuan  internal.  Hal
tersebut  masih  terbatas  kepada  pemantauan  prinsip  kehati- hatian,  pelaporan  Bank  dan  pengkajian  aspek  kepatuhan  dan
dilaporkan  melalui  Pelaksanaan  Tugas  dan  Tanggung  Jawab Direktur Kepatuhan dan Manajemen Risiko;
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance GCG bank bjb Tahun 2016
c Terkait  dengan  pelaksanaan  aktivitas  usaha  Bank  serta  produk
dan  aktivitas  baru  Bank  beserta  pengembangannnya,  Bank melakukan  review  dalam  hal  aspek  kepatuhan  terhadap
ketentuan  atas  produk  dan  aktivitas  baru  tersebut.  Selain  itu, Divisi  Kepatuhan  melakukan  pengkajian  yang  mencakup  review
atas  seluruh  kebijakanketentuankegiatan  usaha  yang  dimiliki Bank;
d Dalam menunjang penerapan manajemen Risiko Kepatuhan yang
efektif  khususnya  pada  tools  Risiko  Kepatuhan  seperti  form compliance  sheet  dan  compliance  checklist  quality  assurance
masih diperlukan monitoring secara berkala guna mengefektifkan tools secara efisien.
8 Risiko Reputasi
a Identifikasi  serta  pengukuran  Risiko  Reputasi  dilakukan  secara
berkala yaitu melalui pemantauan terhadap keluhan nasabah baik melalui call center danatau frontliner;
b Bank  melakukan  penatausahaan  setiap  adanya  pemberitaan
negatif  dalam  laporan  media  monitoring  yang  terdiri  dari  judul berita,  nama  media  massa  berikut  dengan  news  value  sehingga
Bank dapat mengetahui pengaruh dari pemberitaan tersebut;
c Bank  melakukan  penatausahaan  setiap  adanya  pengaduan
nasabah  dalam  Laporan  Pengaduan  Nasabah  yang  disampaikan kepada Direksi secara berkala;
d Terdapat  pemantauan  atas  keluhan  nasabah  dan  penyelesaian
pengaduan nasabah yang sesuai dengan ketentuanSLA; e
Terdapat  pemantauan  atas  pemberitaan  negatif  kepada  Bank melalui berbagai media termasuk search engine optimation untuk
meningkatkan citra positif bagi Bank, serta penilaian profil risiko reputasi melalui pelaporan profil risiko secara triwulanan;
f Bank  melakukan  counter  terhadap  adanya  pemberitaan  negatif
terhadap  Bank  dengan  berupaya  menyebarluaskan  pemberitaan positif  termasuk  advertorial  yang  mengedepankan  kinerja
perbankan serta corporate action yang telah dilakukan bank;
g Bank  dengan  segera  menindaklanjuti  jika  terdapat  pemberitaan
negatif  yang  memiliki  dampak  signifikan  bagi  Bank  baik  secara materil  maupun  imateril  dengan  berkoordinasi  bersama  unit
kerja  terkait  dan  Bank  tetap  menindaklanjuti  setiap  adanya pemberitaan  negatif  yang  tidak  berdampak  signifikan  sesuai
dengan ketentuan yang berlaku;
h Bank  melakukan  sosialisasi  kepada  customer  service  untuk
senantiasa  mengedukasi  nasabah  guna  meminimalisir  potensi Risiko  Reputasi  yang  mungkin  timbul  atas  kesalahpahaman
nasabah terkait penggunaan produkjasa Bank. Selain itu terdapat
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance GCG bank bjb Tahun 2016
kunjungan ke setiap jaringan kantor Bank mengenai penyesuaian standardisasi  layanan  industri  perbankan,  coaching  dan
pendampingan  kepada  Kantor  Cabang  serta  adanya  program service dan budaya dalam rangka meningkatkan kualitas layanan
bank;
i Dalam  rangka  peningkatan  kualitas  layanan,  Bank  juga
melakukan survei atas layanan Bank baik secara internal maupun eksternal  untuk  meningkatkan  kepuasan  dan  loyalitas  nasabah
kepada Bank melalui:
i.
Survey Internal:   Score  kinerja  layanan  sesuai  dengan  standar  Market
Research Indonesia;   Monitoring  internal  yang  dilakukan  baik  oleh  Kantor
Pusat maupun Kantor Wilayah terhadap Kantor Cabang;   Adanya  penilaian  layanan  secara  self  assessment  oleh
seluruh  jaringan  kantor  Bank  serta  selain  itu  terdapat mysterious  shopper  oleh  vendor  yang  bekerjasama
dengan  Bank  dalam  rangka  penilaian  layanan  Bank secara independen;
  Adanya  service  quality  assurance  yang  berperan melakukan evaluasi, coaching dan monitoring layanan di
Kantor  Cabang  untuk  mendukung  tercapainya  service excellence dan pencitraan bank yang baik.
ii.
Survey External:   Bank  bekerjasama  dengan  vendor  mengenai  survei
kepuasan nasabah
melalui program
Customer Satisfaction  Index  dan  Customer  Loyalitas  Index  guna
mengetahui  ekspektasi  nasabah  terhadap  layanan  Bank yang  bertujuan  untuk  meningkatkan  kepuasan  dan
meningkatkan loyalitas nasabah;
  Bank  melakukan  pula  sosialisasi  atas  hasil  kepuasan nasabahcustomer  feedback  tersebut  kepada  seluruh
Kantor Cabang sebagai bahan evaluasi layanan Bank;   Peningkatan kualitas SDM dilakukan melalui pemberian
pendidikan  dan  pelatihan  service  excellent    standar layanan  bagi  frontliner  serta  pelatihan  communication
skill;
  Selain  itu  untuk  meminimalisir  potensi  Risiko  Reputasi yang  berasal  dari  keluhan  nasabah  atas  produklayanan
Bank,  Bank  terus  melakukan  koordinasi  dengan  unit kerja  terkait  mengenai  tindaklanjut  perbaikan  terkait
kerusakan  mesinsistem  transaksi  yang  ada  pada  mesin ATM dan electronic banking;
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance GCG bank bjb Tahun 2016
  Bentuk mitigasi lainnya yang secara rutin dilakukan yaitu sebagai berikut:
‐  Media  Visit  ke  beberapa  media  massa  berskala nasional baik cetak maupun elektronik;
‐  Membangun  sarana  komunikasi  dengan  para investor;
‐  Menjalin  hubungan  baik  rekan-rekan  media  baik lokal  maupun  nasional  dan  pelaksanaan  media
gathering,  undangan  media  untuk  berpartisipasi dalam  liputan  kegiatan  Bank  serta  pelaksanaan
seminar  bagi  beberapa  media  massa  dalam  rangka menjaga  nilai  keseimbangan  antara  Bank  dengan
pihak media;
B.4.2.
Sistem Pengendalian Intern Sistem  Pengendalian  Internal  merupakan  suatu  mekanisme  proses
pengawasan yang ditetapkan oleh Bank secara berkesinambungan on going basis  yang  kualitas  disain  dan  pelaksanaannya  dipengaruhi  oleh  Dewan
Komisaris, Direksi serta seluruh pejabat dan pegawai Bank, dirancang untuk dapat  memberikan  keyakinan  yang  memadai  guna  menjaga  dan
mengamankan  harta  kekayaan  Bank,  menjamin  tersedianya  laporan  yang akurat,  meningkatkan  kepatuhan  terhadap  ketentuan  yang  berlaku,
mengurangi  dampak  kerugian  keuangan,  penyimpangan  termasuk kecurangan  fraud  dan  pelanggaran  aspek  kehati-hatian,  serta
meningkatkan efektivitas organisasi dan meningkatkan efisiensi biaya. Ruang lingkup pelaksanaan audit umum dalam rangka mengevaluasi sistem
pengendalian internal meliputi: 1
Aspek Keuangan dan Ketaatan mencakup: a
Kebenaran,  kelengkapan  dan  ketepatan  waktu  atas  informasi yang disajikan dalam laporan manajemen dan laporan keuangan;
b Ketaatan  terhadap  kebijakan  dan  ketentuan  yang  telah
ditetapkan  compliance  objectivescompliance  audit,  menguji kegiatan  dan  operasi  keuangan  financial  process  dari  objek
pemeriksaan  untuk  meyakini  bahwa  seluruh  hak  dan  kewajiban yang  timbul  dari  transaksi  yang  diotorisasi,  telah  dibukukan
dengan  benar.  Disamping  itu,  untuk  meyakini  bahwa  kegiatan yang  dilakukan  tidak  bertentangan  dengan  sistim  dan  prosedur
serta peraturan yang berlaku.
2 Aspek Operasional, meliputi:
a Penilaian Daya Guna dan Kehematan
Mengidentifikasi,  menganalisis  dan  menilai  peraturan  yang berlaku pada setiap aspek dari organisasi, program dan kegiatan
yang  diaudit  untuk  mempertimbangkan  apakah  praktik  yang
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance GCG bank bjb Tahun 2016
dilakukan  masih  dapat  diusahakan  lebih  hemat  atau  lebih berdaya guna.
b Penilaian Hasil Guna dan Manfaat
Mengidentifikasi,  menganalisis  dan  menilai  secara  mendalam tentang strategi, kebijakan, sasaran objectives dan tujuan goals
unit  yang  diperiksa,  untuk  dapat  memahami  hasil  yang sebenarnya diharapkan dari kegiatan unit tersebut. Disamping itu
juga,  dilakukan  pengujian  secukupnya  terhadap  pelaksanaan kegiatan  untuk  dapat  menentukan  apakah  kegiatan  tersebut
dilaksanakan  sesuai  dengan  peraturan  dan  mencapai  hasil  yang diharapkan.
Substansi  dari  audit  aspek  operasional  ini  adalah  pengujian  oleh auditor  intern  mengenai  efisiensi  dan  efektivitas  dari  pelaksanaan
kegiatan performance objectives, pencapaian tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan.
Di  samping  merujuk  pada  peraturan  Bank  IndonesiaOtoritas  Jasa Keuangan OJK, sistem pengendalian internal  Bank telah merujuk kepada
kerangka kerja framework COSO Comittee of Sponsoring Organizations of Tradeway Commission. Pengendalian internal merupakan rangkaian proses
yang  dilakukan  oleh  Direksi,  Manajemen  dan  personil  Bank  secara berkesinambungan  on  going  basis  dalam  rangka  memberikan  keyakinan
yang  memadai  tentang  pencapaian  tujuan.  Tujuan  pengendalian  internal adalah:
1
Efectiveness and Efficiency of Operation,  yaitu efektifitas dan efisiensi penggunaan  sumber  daya  perusahaan  seperti  aktiva  tetap,  personil,
modal, reputasi, kemampuan produksi dan pengamanan sumber daya; 2
Realibility of Financial Report, yaitu penyajian laporan yang akurat dan tepat waktu baik untuk internal dan eksternal;
3 Compliance  with  applicable  law  and  regulations,  yaitu  bahwa
perusahaan telah
mematuhi peraturan
perundang-undangan, Peraturan Bank Indonesia dan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan.
Kesesuaian pelaksanaan pengendalian internal Bank dengan kerangka kerja pengendalian internal COSO adalah sebagai berikut:
1 Control Environment
Direksi  dan  Dewan  Komisaris  telah  menetapkan  beberapa  kebijakan yang mencerminkan keseluruhan pengendalian manajemen.
a Menetapkan code of conduct banker;
b Penetapan  nilai–nilai  budaya  perusahaan  corporate  value  yang
tercermin dalam 14 perilaku; c
Penetapan  Struktur  Organisasi  sesuai  dengan  model  bisnis perusahaan.
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance GCG bank bjb Tahun 2016
2 Risk Assessment
Sistem  pengendalian  intern  yang  efektif  dapat  mengidentifikasi  dan menelaah  risiko  yang  secara  material  dan  signifikan  akan
mempengaruhi pencapaian tujuan dan sasaran Bank. Penelaahan harus mencakup seluruh risiko yang dihadapi Bank secara konsolidasi antara
lain:  Risiko Kredit, Risiko Pasar, Risiko Likuiditas, Risiko Operasional, Risiko Hukum, Risiko Reputasi, Risiko Kepatuhan dan Risiko Stratejik.
Manajemen  puncak  telah  melakukan  untuk  mengidentifikasi, menganalisa  dan  menilai  8  delapan  risiko  secara  konsolidasi.  Divisi
Manajemen  Risiko,  Divisi  Audit  Internal  dan  Satuan  Kerja  Kepatuhan bersinergi dalam melakukan identifikasi dan penilaian risiko.
3 Control Activities
Direksi  telah  menetapkan  kebijakan  yang  mengatur  agar  setiap aktivitas yang dijalankan oleh seluruh insan bjb memiliki pengendalian
internal yang memadai. Adapun tindakan tersebut antara lain: a
Menyusun,  menetapkan  dan  menyetujui  kebijakan  serta  standar operasional prosedur;
b Penetapan  dan  pemisahan  tugas  serta  tanggung  jawab  setiap
pegawai sesuai dengan jabatan; c
Menetapkan kebijakan limit kewenangan otorisasi; d
Telah  menetapkan  dan  menerapkan  Bussiness  Continuity Management  seperti  DRC  Disaster  Recovery  Center  dan  BRC
Bussiness Recovery Center. 4
Information and Communication Informasi merupakan aspek penting dalam setiap aktifitas perusahaan
salah  satunya  dalam  pengambilan  keputusan.  Direksi  telah membangun  sistem  informasi  dan  komunikasi  yang  efektif  serta
berkualitas. Adapun kebijakan dan tindakan yang telah dilakukan oleh manajemen puncak adalah sebagai berikut.
a
Mengunakan  aplikasi  berbasis  internet  dengan  memperhatikan tingkat  keamanan  dan  tingkatan  akses  sesuai  dengan  tugas  dan
tanggung jawab; b
Proses  transaksi  keuangan  dan  akuntansi  telah  menggunakan Standar  terbaru  yaitu  PAPI  Peraturan  Akuntansi  Perbankan
Indonesia; c
Informasi  keuangan  perusahaan  telah  diaudit  oleh  akuntan publik.
5 Monitoring
Direksi melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan pengendalian internal dalam  seluruh  kegiatan  Bank  berdasarkan  Laporan  Hasil  Audit  yang
telah disampaikan kepada Direktur Utama dan Dewan Komisaris, serta tembusan  kepada  Direktur  Kepatuhan  dan  Manajemen  Risiko.  Selain
itu,  Laporan  Pokok
– Pokok Hasil Audit Internal  disampaikan kepada Otoritas Jasa Keuangan setiap 6 enam bulan.
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance GCG bank bjb Tahun 2016
Berdasarkan  hasil  pemeriksaan  yang  dilakukan  oleh  Divisi  Audit  Intern terhadap  sistem  pengendalian  internal  menunjukan  bahwa  Bank  telah
memiliki  kebijakan  dan  control  design  dalam  menjalankan  kegiatan perusahaan,  meskipun  dalam  pelaksanaannya  masih  terdapat  kelemahan
minor.  Divisi  Audit  Internal  menyampaikan  rekomendasi  kepada  Direksi terkait perbaikan dan peningkatan sistem pengendalian internal yang harus
dilakukan  dan  telah  ditindaklanjuti  melalui  perbaikan  dan  peningkatan sistem pengendalian internal.
B.5 Penyediaan  Dana  Kepada  Pihak  Terkait  Related  Party  dan  Penyediaan
Dana Besar Large Exposure Penyediaan  dana  kepada  pihak  terkait  related  party  dan  penyediaan  dana  besar
large  exposure, posisi pada akhir tahun 2016, adalah sebagai berikut:
No Penyediaan Dana
Jumlah Debitur
Nominal Rp
1. Kepada Pihak Terkait
22 168.170.771.447,-
2. Kepada Debitur Inti :
a. Individu
b. Grup
25 10
3.389.907.369.962,- 3.379.561.323.454,-
B.6 Rencana Strategis Bank
a. Strategi jangka pendek untuk tahun 2017 yang akan dilakukan oleh Bank adalah
sebagai berikut: 1
Mempertahankan  momentum  pertumbuhan  kredit  berkualitas  quality growth, dengan langkah-langkah yang ditempuh yaitu:
a Mempertahankan  dan  memperluas  market  share  kredit
berpenghasilan  tetap  KGB  serta  peningkatan  pangsa  pasar  kredit pensiunan purna bhakti sebagai champion product;
b Peningkatan pertumbuhan portofolio kredit konsumer melalui review
pricing  dan  fitur  produk  yang  disesuaikan  dengan  kebutuhan  pasar pada Kantor Wilayah dan Kantor Cabang;
c Peningkatan  portofolio  kredit  kelolaan  dengan  fokus  penyaluran
pada  perusahaan  BUMNBUMD  strategis  dan  badan  usaha Penanaman  Modal  Asing  atau  perusahaan  yang  telah  go-public  dan
dikenal luas;
d Optimalisasi penyaluran kredit korporasi dan komersial melalui:
i. Kredit  komersial  dengan  review  pricing  baik  cash  loan  maupun
non-cash loan; ii.
Kredit segmen korporasi dengan melakukan diversifikasi sektor industri pembiayaan;
iii. Penggalian potensi product holding debitur kelolaan;
iv. Mengembangkan  aliansi bisnis  yang  berbasis  cross  selling  guna
mengembangkan potensi value chain dari nasabah;
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance GCG bank bjb Tahun 2016
e Memperkuat  sinergitas  dengan  BPR  dan  LKM  melalui  kegiatan
pemasaran  berbasis  komunitas,  pengembangan  produk  dan  layanan dengan memanfaatkan Teknologi Informasi TI;
f Meluncurkan produk baru untuk penetrasi pasar segmen Usaha kecil
Menengah UKM; g
Meningkatkan  fungsi  pembinaan  terhadap  masyarakat  debitur  dan calon  debitur  dengan  program  PESAT  Pemberdayaan  Ekonomi
Masyarakat  Terpadu  sehingga  mampu  menciptakan  engagement dengan Bank;
h Meningkatkan akselerasi pertumbuhan kredit KPR dan KKB melalui
percepatan  SLA  proses  kredit,  fokus  pada  produk  dengan  tujuan pembelian KPR dan KKB;
i Memastikan  kecukupan  infrastruktur  pendukung  penyaluran  kredit
yang  berkualitas  agar  memudahkan  dalam  mengelola  dan mengendalikan risiko.
2 Pengelolaan  likuiditas  dengan  memprioritaskan  peningkatan  CASA
melalui pendekatan bisnis human to human, antara lain : a
Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga i.
Peningkatan  pertumbuhan  Dana  Pihak  Ketiga  yang diprioritaskan  untuk  meningkatkan  CASA  melalui  peningkatan
layanan serta kerjasama strategis aliansi strategik baik dengan BUMN,  BUMD  maupun  dengan  institusi  lainnya  business  to
government;
ii. Melakukan  dan  mengembangkan  kerjasama  bisnis  dengan
nasabah  dan  prospek  potensial  nasabah  institusi  business  to business;
iii. Pengembangan  layanan  berbasis  transaksi  untuk  mendorong
pengendapan dana. b
Penempatan Aktiva produktif untuk mendapatkan margin dari ekses fund maupun borrowing sebagai pemenuhan kebutuhan likuiditas;
c Penambahan  agen  kerja  sama  Laku  Pandai  bjb  BiSA  untuk
terwujudnya keuangan inklusif; d
Pengembangan Layanan berbasis digital TI, yaitu: i.
Pengembangan layanan
distribution channel
berbasis webinternet serta aplikasi yang menunjang kerjasama institusi;
ii. Penambahan  infrastruktur  berbasis  TI  untuk  mendukung
peningkatan  CASA  dan  fee  based  income  khususnya  produk retail.
3 Mendorong pertumbuhan fee based untuk meningkatkan kontribusi dari
pendapatan non-bunga Adapun strategi peningkatan fee based income dilakukan antara lain :
a Mendorong peningkatan pendapatan dan jasa layanan kustodian dan
wali amanat;
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance GCG bank bjb Tahun 2016
b Enhancement  yield  instrumen  trisuri  dengan  memperhatikan  risiko
likuiditas; c
Menjadikan  Bank  sebagai  pilihan  bagi  bank  koresponden  di Indonesia  dan  Asia  dalam  kerjasama  antar  bank  untuk  mendukung
bisnis Bank; d
Memberikan standar layanan yang tersertifikasi secara internasional ISO 9001 untuk transaksi bjb trade finance and service;
e Membuka  jaringan  layanan  di  luar  negeri  yang  memiliki  potensi
remitansi guna mengoptimalkan fee based income; 4
Pengendalian  kualitas  aktiva  produktif  dan  percepatan  recovery  kredit hapus buku melalui penyelesaian yang optimal
a Melakukan rekonsiliasi  dan penagihan  secara  intensif  dengan pihak
pialang  asuransi  dan  atau  asuransi  dalam  percepatan  penyelesaian klaim;
b Mengoptimalkan  fungsi  penagihan  secara  intensif  terhadap  debitur
yang mempunyai kualitas kredit bermasalah; c
Melakukan  perbaikan  kualitas  setiap  prospek  calon  debitur  melalui tahapan  pembahasan  bersama  antara  unit  bisnis  dan  unit  risk
sehingga  dapat  dijaga  risk  appetite  sesuai  dengan  level  yang diinginkan;
d Melakukan perbaikan  proses penagihan  terhadap kredit bermasalah
dengan  meningkatkan  koordinasi  yang  lebih  intensif  bersama  unit bisnis terkait;
e Penyelamatan  kredit  restrukturisasi  dan  penyempurnaan  regulasi
internal beserta kewenangannya; f
Penyelesaian kredit dengan cara percepatan eksekusi agunan melalui lelang  KPKNLbalai  lelang  swastapenjualan  sukarela,  hapus  buku,
klaim asuransi, lawyer, instansi yang berwenang termasuk kerjasama dengan Kejaksaan dan berkoordinasi dengan unit terkait dan  Kantor
Cabang untuk peningkatan penyempurnaan pengikatan agunan.
5 Mendorong pertumbuhan aset melalui inisiasi bjb holding
a Meningkatkan  kinerja  anak  perusahaan  dan  non  anak  perusahaan
melalui sinergi bisnis dengan Bank diantaranya: i.
Melalui  pemberian  kredit  linkage  program  kepada  BPR terafiliasi;
ii. Kerjasama tata kelola dan manajemen risiko terintegrasi.
b Melakukan  setoran  modal  kepada  anak  perusahaan  dan  non-anak
perusahaan,  disesuaikan  dengan  kondisi  anak  perusahaan  dan  atau memenuhi  Peraturan  Daerah  dan  ketentuan  lainnya  untuk
pengembangan  usaha  anak  perusahaan,  serta  melakukan  akuisisi perusahaan  baru  diantaranya  perusahaan  multifinance,  asuransi,
sekuritas dan BPR swasta.
6 Penguatan  permodalan  Bank  untuk  ketahanan  kelembagaan  dan
meningkatkan daya saing melalui ekspansi bisnis, yaitu melalui:
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance GCG bank bjb Tahun 2016
a Penurunan Dividend Payout Ratio;
b Penerbitan obligasi sub ordinasi;
c Melakukan penambahan modal melalui Hak Memesan Efek Terlebih
Dahulu HMETD ataupun Penambahan Modal Tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu PMT HMETD.
7 Penguatan struktur organisasi dengan dukungan SDM profesional
a Mendorong  proses  pengambilan  keputusan  yang  lebih  efisien  dan
efektif melalui pendelegasian kewenangan ke wilayah secara bertahap dengan tetap menjaga fungsi pengawasan;
b Penyempurnaan  struktur  organisasi  yang  diarahkan  kepada
penguatan fungsi
–fungsi  penunjang  bisnis  dengan  tetap memperhatikan prinsip kehati-hatian;
c Optimalisasi  fungsi  Kantor  Pusat,  Kantor  Wilayah  dan  Kantor
Cabang  melalui  pembagian  peran  dan  tanggung  jawab  yang  lebih efektif dan efisien;
d Mendorong  fungsi  Change  Management  Office  dalam  memberikan
input  yang  inovatif  dan  responsif  untuk  memastikan  terlaksananya business plan melalui pemantauan program kerja;
e Implementasi bjb culture sebagai inisiasi  transformasi Bank;
f Mendorong penguatan implementasi budaya perusahaan  Go SPIRIT
sebagai corporate value insan bjb; g
Mengembangkan  balance  scorecard  sebagai  sistem  manajemen strategi guna percepatan pencapaian visi Bank;
h Penerapan  individual  score  card  sebagai  upaya  pegawai  agar
menjalankan  tugasnya  secara  optimal,  meningkatkan  loyalitas  dan mengarahkan persaingan kinerja  ke  arah  iklim  terbuka, positif serta
progresif;
i Membentuk  insan  bjb  menjadi  knowledge  bankers  yang  handal
melalui  penyelarasan  bisnis  serta  penguatan  fungsi  learning  center melalui bjb University sebagai strategic business partner;
j Melakukan  update  dan  upgrade  kebutuhan  kompetensi  pegawai
secara berkesinambungan sesuai dengan perkembangan bisnis; k
Menunjang  pertumbuhan  bisnis  Bank  melalui  pendidikan pelatihan  yang  berbasis  kompetensi  dan  menjadi  strategic  partner
demi terciptanya SDM yang berkualitas; l
Peningkatan  tata  kelola  pendidikan  dan  pelatihan  melalui pemerataan pendidikan dan pelatihan bagi seluruh SDM Bank.
8 Penguatan TI menuju digital banking dan integrated payment system
a Pengembangan  aplikasi  dan  infrastruktur  TI  guna  mendukung
meningkatnya  transaksional  perbankan  secara  menyeluruh  dan berkelanjutan;
b Melengkapi kebijakan dan prosedur untuk mendukung peningkatan
kualitas  GCG Bank khususnya di bidang TI;
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance GCG bank bjb Tahun 2016
c Melakukan
pengembangan untuk
mendukung penguatan
kelancaran  dan  keamanan  sistem  pembayaran,  pelaporan  dan administrasi jasa melalui:
i. Pembuatan aplikasi monitoring interface SKNBI;
ii. Pembuatan database inward kliring;
iii. Pembuatan aplikasi pelaporan MPN;
iv. Pembuatan aplikasi interface ID Billing;
v. Perluasan jaringan transaksi e-banking.
d Penambahan fitur danatau layanan transaksi e-banking melalui :
i. Perluasan  kerja  sama  dengan  switchingaggregator  dan  biller
untuk peningkatan transaksi e-banking; ii.
Pengembangan  layanan  transaksi  e-banking  USSD  Menu Browser, bjb Mobile Banking;
iii. Pengembangan fitur e-banking multiple account untuk layanan
bjb  NET  dan  bjb  SMS,  pembukaan  deposito  di  bjb  NET, pembukaan  tabungan  berjangka  di  bjb  NET,  pengembangan
menu purchase untuk kartu ATMDebit bank-bank lain.
e Meningkatkan  kemampuan  dan  kehandalan  TI  untuk  mendorong
terwujudnya  layanan  digital  bank  sebagai  tindakan  antisipasi kebutuhan layanan nasabah yang berbasis elektronik.
9 Meningkatkan  peran  unit  kerja  non-bisnis  untuk  mendukung  akselarasi
pertumbuhan bisnis yang berkualitas a
Berperan aktif dalam memantau, meneliti dan memberikan informasi mengenai  perkembangan  bisnis  perbankan  terkini  yang  meliputi
strategi bank wide dan strategi  Kantor  Cabang melalui riset business intelligence bersama unit bisnis terkait;
b Memastikan  pemenuhan  aspek  yuridis  dan  ketersediaan  seluruh
dokumen kredit yang berkualitas; c
Peningkatan  pengelolaan  kerjasama  jasa  pihak  ketiga  untuk mendukung operasional bisnis Bank yang berkualitas;
d Pengelolaan  Risiko  Hukum  secara  implementatif  guna  mendukung
kemajuan bisnis Bank yang bersinergi dengan peraturan berlaku; e
Mendorong pelayanan bidang hukum yang efektif dan efisien untuk mendukung kemajuan bisnis Bank;
f Mengimplementasikan  tim  SQA  di  setiap  Kantor  Wilayah  dan  duta
layanan di Kantor Cabang; g
Melaksanakan  fungsi  four  eyes  principles  dalam  proses  pemberian kredit;
h Mengelola  dan  mengembangkan  standar-standar  pengukuran  risiko
kredit; i
Evaluasi dan pengembangan kualitas risk assessment; j
Meningkatkan peran audit internal sebagai strategic business partner bagi  manajemen  dan  seluruh  jajaran  yang  terdapat  di  Bank  dalam
rangka mencapai tujuan Bank;
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance GCG bank bjb Tahun 2016
k Menumbuhkan  anti  fraud  awareness  dalam  kegiatan  operasional
Bank; l
Meningkatkan  pelaksanaan  budaya  kepatuhan  baik  terhadap ketentuan  internal  maupun  ketentuan  eksternal  dan  meningkatkan
kesadaran atas risiko kepatuhan risk compliance awareness sebagai komitmen mewujudkan fungsi kepatuhan Bank;
m Melaksanakan  pengkajian  dalam  rangka  memastikan  produk  dan
kegiatan Bank telah sesuai dengan ketentuan yang berlaku; n
Peningkatan  brand  image  produk  dan  layanan  melalui  program promosi above the line dan below the line;
o Penyempurnaan  fungsi  cost  center  sebagai  sarana  untuk
mengendalikan  biaya  operasional,  guna  menumbuhkan  awareness terhadap pencapaian realisasi anggaran;
p Optimalisasi sistem informasi akuntansi dalam mendukung informasi
keuangan  yang  cepat,  tepat  dan  dan  akurat  secara  real  time  untuk meningkatkan kualitas transparasi laporan keuangan.
b. Adapun Strategi jangka panjang Bank corporate plan adalah sebagai berikut:
1 Strategi Utama
a Strategi menggunakan kekuatan untuk menangkap peluang strength
and opportunities strategy dengan mereplikasi pola hubungan  Bank dengan  Pemerintah  Provinsi  Jawa  Barat  dan  Banten  ke  provinsi-
provinsi lain.
b Memperkuat  dan  mengembangkan  bisnis  di  berbagai  daerah
Indonesia 2
Strategi Tambahan a
Pengelolaan  dan  pemanfaatan  data  untuk  pengembangan  bisnis Bank;
b Cross selling antar bagian untuk meningkatkan volume bisnis dengan
biaya yang lebih efisien; c
Strategi Pertumbuhan Anorganik: i.
Strategi  diversifikasi  terkonsentrasi:  merger  danatau  akuisisi terhadap lembaga keuangan
ii. Untuk  pertumbuhan  anorganik  Bank  perlu  melakukan
peningkatan modal dengan cara:
Menerbitkan saham baru PMT HMETDHMETD;
Menerbitkan  obligasi  subordinasi  untuk  memperkuat struktur  pendanaan  serta  memenuhi  kebutuhan  likuiditas
dari pasar modal;
Meningkatkan profitabilitas;
Dividend Payout Ratio.
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance GCG bank bjb Tahun 2016
B.7 Data Pelatihan dan Pendidikan Bank Tahun 2016
B.7.1 Pengembangan Kompetensi Dewan Komisaris
Nama Jabatan
Kegiatan Waktu
Pelaksanaan
Klemi Subiyantoro
Komisaris Independen
Pelaksana Tugas
Komisaris Utama
Asean Global Leadership Program
8 –13 Mei 2016
Seminar BPDSI 3 September 2016
Muhadi Komisaris
Seminar BPDSI 2 April 2016
Asean Global Leadership Program
8 –13 Mei 2016
Seminar BPDSI 3 September 2016
Rudhyanto Mooduto
Komisaris Independen
Asean Global Leadership Program
8 –13 Mei 2016
International Risk Management Refreshment
program for executives 15-22 Oktober 2016
Membangun Key Performance Indicator
KPI DireksiKomisaris dan Implementasi POJK
Nomor 45POJK.032015 24
–25 Februari 2016
Yayat Sutaryat
Komisaris Independen
Seminar BPDSI 2 April 2016
International Risk Management Refreshment
Program for Executives 15-22 oktober 2016
Seminar Prospek Perekonomian
Nasional 2017 Peluang dan
Tantangan Industri Perbankan
3 November 2016
Suwarta Komisaris
Independen Bank Credit Risk
Measurement, Capital and Accounting Requirements
Under Basel III and IFRS 9 15 Agustus 2016
B.7.2 Pengembangan Kompetensi Direksi
Nama Jabatan
Kegiatan Waktu
Pelaksanaan
Ahmad Irfan Direktur
utama Global Financial Services
Industry Summit 2016 1-3 Juni 2016
Seminar BPDSI 3 September 2016
Internasional CWM Executive Euro Program
16-23 oktober 2016
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance GCG bank bjb Tahun 2016
Agus Gunawan
Direktur Mikro
ERMA Bali Internasional Conference on Enterprise
Risk Management 8-9 Desember 2016
Suartini Direktur
Komersial Refreshmen Sertifikasi
Management risiko 11 April 2016
Internasional Risk Management Refreshment
Program for Executive 15-22 oktober 2016
Fermiyanti Direktur
Konsumer Executive in English
Program 18 Januari
– 4 Agustus 2016
Seminar BPDSI 2 april 2016
International Banker Management School
16-20 Mei 2016 Seminar BPDSI
3 September 2016 International CWM
Executive Europe Program 2016
16-23 oktober 2016
Agus Mulyana
Direktur Kepatuhan
dan Manajemen
Risiko International Risk
Management Refreshment Program for Executive
15-22 oktober 2016
Nia Kania Direktur
Keuangan Global Financial Services
Industry Summit 2016 1-3 Juni 2016
Benny Santoso
Direktur Operasional
Asian Global Leadership Program
8-13 Mei 2016
B.7.3 Data Pelatihan Pegawai
Berdasarkan Surat Keputusan Direksi nomor 332SKDIR-ET2014 tanggal 12 Mei  2014  tentang  Pedoman  Persyaratan  Pelatihan  Pegawai  Bank  Sesuai
Sistem  Grading,  persyaratan  pelatihan  bagi  pegawai  Bank  disusun  untuk setiap grade yang dibagi menjadi:
a.
Pelatihan Utama Jenis-jenis  pendidikan  dan  pelatihan  yang  wajib  diikuti  oleh  pegawai
Bank sesuai dengan gradenya.
b.
Pelatihan Teknikal Jenis-jenis  pelatihan  yang  diarahkan  dalam  meningkatkan  kompetensi
teknis pegawai.
c.
Pelatihan Softskill Jenis-jenis pelatihan yang diarahkan untuk pengembangan diri pegawai.
d.
Sertifikasi Program  sertifikasi  yang  telah  diwajibkan  oleh  peraturan  otoritas  dan
sesuai kompetensi jabatan serta kebutuhan Bank.
e.
Pengetahuan perbankan dan keterampilan lainnya.
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance GCG bank bjb Tahun 2016
Berikut adalah rincian jumlah peserta pelatihan selama tahun 2016:
JUMLAH PEGAWAI YANG MENGIKUTI PELATIHAN TAHUN 2016 GRADE
JUMLAH PELATIHAN
JUMLAH PEGAWAI
G1 On Boarding Program
564 12.159
G2 581
5.144 G3
205 486
G4
Career Development Program 276
1.817 G5
104 192
G6 377
2.564 G7
162 306
G8 261
633 G9
118 151
G10 262
1.078 G11
215 1.087
G12
Executive Program 229
749 G13
102 268
G14 102
317 G15
83 188
G16 41
82 G17
18 34
G18 19
24 G19
21 32
B.8 Sekretaris Perusahaan
Sejalan  dengan  prinsip  keterbukaan  dan  ketentuan  Bank  IndonesiaOtoritas  Jasa Keuangan  mengenai  kewajiban  pengungkapan  informasi  Bank,  Sekretaris
Perusahaan bertanggung  jawab  atas  komunikasi  dan  penyampaian  informasi  yang penting  mengenai  Bank  kepada  otoritas  perbankan,  moneter  dan  pasar  modal,
pemegang  saham  serta  masyarakat  umum.  Sepanjang  tahun  2016,  Sekretaris Perusahaan telah melaksanakan kegiatan-kegiatan sebagai berikut:
a.
Mempersiapkan rapat Dewan Komisaris dan Direksi, mencatat hasil rapat dan mendistribusikannya kepada pihak-pihak yang berkepentingan;
Grup Hubungan
Masyarakat Pemimpin Grup
Direktur Utama Pemimpin Divisi
Grup Kesekretariatan
Direksi Pemimpin Grup
Grup Hubungan
Investor Pemimpin Grup
Grup Kesekertariatan Executive
Dewan Komisaris
Pemimpin Grup Grup
Komunikasi Pemasaran
Pemimpin Grup Grup Corporate Social
Responsibility CSR
Pemimpin Grup
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance GCG bank bjb Tahun 2016
b. Mengirimkan  pemberitahuan  dan  mempersiapkan  segala  sesuatu  terkait
dengan penyelenggaraan Rapat Umum Pemegang Saham dan mempublikasikan hasil keputusan rapat;
c. Menjaga  hubungan  baik  dengan  Otoritas  Pasar  Modal  dan  mempersiapkan
laporan-laporan  mengenai  pengungkapan  keterbukaan  informasi  Perseroan sesuai dengan ketentuan yang berlaku;
d. Melakukan  koordinasi  dan  administrasi  pencatatan  kepemilikan  saham  dan
tindakan korporasi; e.
Mengkoordinasikan  kegiatan  public  relations  dan  marketing  communications untuk Perseroan;
f. Mengelola  dan  melakukan  kegiatan  promosi  produk  dan  jasa  Bank,  termasuk
pembuatan Buku Laporan Tahunan; g.
Mengelola hubungan kelembagaan counterparty; h.
Mengkoordinasikan dan memantau tindak lanjut atas pengaduan nasabah; i.
Melaksanakan  pembinaan  Kantor  Cabang  dalam  bidang  kehumasan, pengaduan nasabah dan kesekretariatan;
j. Melaksanakan  program  CSR  Corporate  Social  Responsibility  sebagai  wujud
kepedulian  dan  kontribusi  Perseroan  terhadap  peningkatkan  kualitas  hidup masyarakat sekitar;
k. Melaksanakan  prinsip  kehati-hatian  dan  kepatutan  terhadap  peraturan  Bank
Indonesia, peraturan perundang-undangan, serta peraturan intern Bank lainnya yang berlaku;
l.
Melaksanakan program edukasi perbankan untuk masyarakat umum. B.9
Peringkat Obligasi
Hasil pemeringkatan PT. Pemeringkat Efek Indonesia PEFINDO terhadap obligasi yang  dikeluarkan  oleh  Bank,  obligasi  Bank  memperoleh  peringkat  AA
Double  A Minus untuk periode pemeringkatan 7 November 2016
– 1 November 2017.
B.10 Kegiatan Good Corporate Governance Tahun 2016
Salah  satu  kegiatan  GCG  yang  dilaksanakan  oleh  Bank  pada  tahun  2016  adalah third  party  assessment.  Third  party  assessment  dilaksanakan  melalui  kegiatan
Corporate  Governance  Perception  Index  CGPI  yang  diselenggarakan  oleh  The Indonesian Institute for Corporate Governance IICG bekerjasama dengan majalah
SWA.  CGPI  merupakan  kegiatan  riset  serta  pemeringkatan  penerapan  GCG  pada perusahaan-perusahaan  di  Indonesia  melalui  perancangan  riset,  yang  mendorong
perusahaan  meningkatkan  kualitas  penerapan  konsep  Corporate  Governance dengan  tujuan  melakukan  perbaikan  secara  berkesinambungan  continuous
improvement  serta  melakukan  evaluasi  dan  studi  banding  benchmarking. Program  riset  dan  pemeringkatan  CGPI  yang  telah  diselenggarakan  sejak  tahun
2001  sampai  dengan  saat  ini  merupakan  upaya kontribusi  IICG  dalam  mendorong praktik  GCG  di  Indonesia.  IICG  merupakan  lembaga  independen  yang
melaksanakan  kajian,  pengembangan,  pendidikan,  pelatihan  dan  pemasyarakatan
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance GCG bank bjb Tahun 2016
implementasi tata kelola korporasi yang bertujuan untuk menyebarluaskan konsep, praktik  dan  manfaat  GCG  demi  terciptanya  dunia  usaha  yang  tepercaya  dan
berkelanjutan. Adapun manfaat program riset dan pemeringkatan CGPI antara lain: a.
Memotivasi perusahaan dalam menerapkan GCG; b.
Memperbaiki  faktor  internal  perusahaan  yang  belum  memadai  guna meniingkatkan kualitas penerapan GCG;
c. Memetakan  masalah  strategis  perusahaan  guna  meningkatkan  kualitas
penerapan GCG; d.
Meningkatkan kesadaran stakeholders terhadap urgensi dan manfaat GCG; e.
Meningkatkan kepercayaan investor dan publik terhadap perusahaan; f.
Menetapkan indikator atau standar kualitas penerpan GCG yang ingin dicapai perusahaan;
g. Meningkatkan kesadaran dan komitmen bersama internal perusahaan.
\
Atas  kegiatan  CGPI  yang  telah  diikuti,  Bank mendapat  rating  Trusted  Company
dengan total nilai yang diperoleh sebesar 82,80 dengan rincian sebagai berikut:
Tahap Penilaian Score
Bobot Persentase
Pemenuhan
Self Assessment 26,58
30 88,6
Review Dokumen 20,43
26 78,6
Makalah 12,12
15 80,8
ObservasiWawancara 23
29 79,3
Total 82,13
Kegiatan  lain  yang  dilaksanakan  sebagai  wujud  penerapan  GCG  adalah implementasi  standar  etika  pada  code  of  conduct  dan  penanganan  benturan
kepentingan  melalui  Program  Pengendalian  Gratifikasi  yang  dilaksanakan  sesuai kesepakatan  kerjasama  dengan  pihak  Komisi  Pemberantasan  Korupsi.  Program
Pengendalian  Gratifikasi  adalah  sekumpulan  perangkat  dan  rangkaian  kegiatan serta mekanisme di dalam pengendalian gratifikasi secara berkesinambungan guna
menjaga  integritas  pegawai  dari  praktik  gratifikasi  yang  dilarang.  Program pengendalian  gratifikasi  terdiri  dari  pembuatan  perangkat  aturan  tentang
pengendalian  gratifikasi,  pembentukan  organisasi  yang  mengelola  pengendalian gratifikasi, kegiatan sosialisasi diseminasi tentang aturan pengendalian gratifikasi
dan  peningkatan  kesadaran  individu  dan  organisasi  tentang  gratifikasi  serta implementasi  pengelolaan  pelaporan  penerimaan  gratifikasi  yang  berkoordinasi
dengan pihak KPK. Dalam  implementasi  pengelolaan  pelaporan  gratifikasi  selama  tahun  2016  telah
diterima sebanyak 134 laporan penerimaan gratifikasi senilai Eq Rp. 83.4 juta yang mana sebanyak 49 laporan senilai eq Rp. 19.8 juta menjadi penanganan Bank dalam
penetapan status gratifikasi yang diterima. Berdasarkan  hasil  pertemuan  dengan  KPK  diketahui  bahwa  dalam  penerapan
Program  Pengendalian  Gratifikasi  di  Bank,  pihak  KPK  menyatakan  bahwa  Bank merupakan  pioneer  penerapan  Program  Pengendalian  Gratifikasi  disektor
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance GCG bank bjb Tahun 2016
perbankan, serta pengelolaan terhadap pengendalian gratifikasi, perluasan LHKPN maupun  Whistleblowing  system  yang  sudah  sangat  baik,  hal  tersebut  dibuktikan
dengan  beberapa  lembaga  yang  melakukan  studi  banding  mengenai  penerapan Program  Pengendalian  Gratifikasi  di  Bank,  diantaranya  Kementerian  Keuangan,
Kementerian  Hukum  dan  Hak  Asasi  Manusia,  Otoritas  Jasa  Keuangan,  Bank Mandiri,  Bank  BNI  dll,  serta  pemberian  penghargaan  oleh  Komisi  Pemberantasan
Korupsi  Republik  Indonesia  kepada  Unit  Pengendalian  Gratifikasi  Bank  dalam kegiatan  Hari  Anti  Korupsi  Internasional  tahun  2016  dan  kegiatan  lainnya
memperoleh penghargaan sebagai berikut : a.
BUMND dengan Sistem Pengendalian Gratifikasi Terbaik Tahun 2016; b.
Apresiasi atas tingginya Tingkat Kepatuhan dan Tingkat Keaktifan Pengelolaan LHKPN Tahun 2016;
c. Pengelolaan  LHKPN  Terbaik  Pemerintah  Daerah  DPRD  BUMD  se-Provinsi
Jawa Barat Tahun 2016. C.
Kepemilikan  Saham  Anggota  Dewan  Komisaris  Dan  Direksi  Yang  Mencapai  5 lima persen atau Lebih Dari Modal Disetor
Seluruh  Dewan  Komisaris  dan  Direksi  tidak  memiliki  saham  mencapai  5  lima perseratus  atau  lebih  dari  modal  disetor  suatu  perusahaan,  baik  di  Bank,  bank  lain,
lembaga  keuangan  bukan  bank  dan  perusahaan  lainnya  yang  berkedudukan  di  dalam negeri maupun luar negeri yaitu sebagai berikut :
Jabatan Nama
bank bjb Bank
lainnya Lembaga
Keuangan Bukan Bank
Keterangan
Dewan Komisaris
Muhadi x
x x
Klemi Subiyantoro x
x x
Yayat Sutaryat x
x x
Rudhyanto Mooduto
x x
x Suwarta
x x
x
Direksi Ahmad Irfan
x x
x Agus Gunawan
x x
x Benny Santoso
x x
x Suartini
x x
x Nia Kania
x x
x Fermiyanti
x x
x Agus Mulyana
x x
x
Adapun kepemilikan saham Perseroan sebagai berikut per Desember 2016 :
No Nama
Jabatan Jumlah
lembar Persentase
1 Muhadi
Komisaris 2.341.500
0,024 2
Suartini Direktur Komersial
5.000 0,000
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance GCG bank bjb Tahun 2016
                