Rafined SugarGula Rafinasi Plantation White Sugar Gula Kristal Putih

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN Tinjauan Pustaka Gula terdiri dari beberapa jenis dilihat dari keputihannya melalui standar ICUMSA International Commision for Uniform Methods of Sugar Analysis yaitu Krisnamurthi, 2012:294: 1. Raw Sugar Raw Sugar adalah gula mentah berbentuk kristal berwarna kecoklatan dengan bahan baku dari tebu. Raw Sugar memiliki nilai ICUMSA sekitar 600- 1200 IU. Gula tipe ini merupakan produksi gula setengah jadi dari pabrik penggilingan tebu yang tidak mempunyai unit pemutih yang biasanya jenis gula inilah yang banyak diimpor untuk kemudian diolah menjadi gula kristal putih maupun gula rafinasi.

2. Rafined SugarGula Rafinasi

Gula Rafinasi merupakan hasil olahan lebih lanjut dari gula mentah atau raw sugar melalui proses defikasi yang tidak dapat langsung dikonsumsi manusia sebelum diproses lebih lanjut. Yang membedakan dalam proses produksi gula rafinasi dan gula kristal putih yakni gula rafinasi memakai proses karbonasi, sedangkan gula kristal putih memakai proses sulfitasi. Gula rafinasi memiliki standar mutu khusus yakni mutu 1nilai ICUMSA 45 dan mutu 2 nilai ICUMSA 46-806. Gula jenis ini yang digunakan untuk industri makanan dan minuman. Universitas Sumatera Utara

3. Plantation White Sugar Gula Kristal Putih

Gula Kristal Putih memiliki nilai ICUMSA antara 250–450 IU. Departemen Perindustrian membagi Gula Kristal Putih menjadi 3 bagian dengan niai ICUMSA masing-masing 250,250-350,350-450. Semakin tinggi nilai ICUMSA maka semakin coklat warna dari gula serta rasanya akan semakin manis. Gula tipe ini umumnya digunakan untuk rumah tangga dan diproduksi oleh pabrik gula di dekat perkebunan tebu dengan cara menggiling tebu dan melakukan proses pemutihan dengan teknik sulfitasi. Gula merupakan salah satu komoditas strategis dalam perekonomian Indonesia. Dengan luas areal sekitar 350 ribu hektar pada tahun 2000-2005, industri gula berbasisi tebu merupakan salah satu sumber pendapatan bagi sekitar 900 ribu petani dengan jumlah tenaga kerja yang terlibat mencapai sekitar 1,3 juta orang. Harga gula kristal putih yang cenderung tidak stabil dan sering mengalami kenaikan menjadi hambatan bagi pihak konsumen. Strategi pemenuhan konsumsi gula kristal putih yang dilakukan pemerintah berorientasi pada pemenuhan dalam arti swasembada fisik tanpa memperhatikan pertimbangan ekonomisnya. Dengan membiarkan harga gula yang begitu tinggi, menyebabkan industri gula secara internasional tidak kompetitif dan bagi konsumen merupakan penghalang peningkatan konsumsi gula kristal putih Krisnamurthi, 2012:275. Untuk Provinsi Sumatera Utara sendiri, komoditi tebu diusahakan oleh perusahaan besar Negara atau BUMN yakni PTNP II dan diusahakan juga oleh perkebunan rakyat, dimana tidak ada perusahaan swasta yang menanam dan mengolah komoditi tebu di Sumatera Utara Dinas Perkebunan, 2012. Universitas Sumatera Utara Produksi gula kristal putih Sumatera Utara pada saat ini berasal dari dua pabrik gula milik PTPN II, yakni PG Sei Semayang di Kabupaten Deli Serdang dan PG Kuala Madu di Kabupaten Langkat dengan produksi gula Sumut mencapai 47.122 ton dengan jumlah konsumsi sekitar 144.323 ton. Kepala Dinas Perkebunan Sumatera Utara, Aspan Sofian menjelaskan, saat ini mengakui saat ini jumlah produksi yang dihasilkan PG Sumut hanya mampu mencakup 32 dari jumlah kebutuhan. Ini menjadi salah satu faktor pemicu melambungnya harga GKP di Sumut. Untuk meningkatkan produksi gula Sumut, Dinas Perkebunan dan sejumlah lembaga lain sedang menjalankan sejumlah program, seperti peningkatan luas tanam tebu dan program peningkatan produktivitas lainnya Eris Estrada, 2013. Fenomena penurunan luas lahan tebu dan produksi gula umumnya telah banyak membuat petani tebu mengkonversi usahatani tebu menjadi usahatani lain yang lebih menguntungkan. Selain itu, langkah-langkah pembenahan aspek mikro bisnis dan reposisi strategis mengarah pada perubahan budaya perusahaan wajib dilakukan terutama yang berada dalam pengolahan BUMN induk PT Perekebunan Nusantara PTPN Arifin, 2007. Analisis trend merupakan suatu metode analisis statistika yang ditujukan untuk melakukan suatu estimasi atau peramalan pada masa yang akan datang. Untuk melakukan peramalan dengan baik, maka butuh informasi data yang cukup banyak dan diamati dalam periode waktu yang cukup panjang, sehingga hasil analisis dapat mengetahui sampai berapa besar fluktuasi yang terjadi Wikipedia.com, 2013. Universitas Sumatera Utara Landasan Teori Permintaan dan Penawaran Ada empat kemungkinan pergeseran kurva permintaan dan penawaran: 1. kenaikan dalam permintaan pergeseran ke kanan kurva permintaan 2. penurunan dalam permintaan pergeseran ke kiri kurva permintaan 3. kenaikan penawaran pergeseran ke kanan kurva penawaran 4. penurunan dalam penawaran pergeseran ke kiri penawaran Masing-masing pergeseran tersebut menyebabkan perubahan yang digambarkan oleh salah satu dari empat hukum tentang permintaan dan penawaran. Masing-masing hukum memberi ringkasan tentang apa yang terjadi jika ekuilibrium semula dikacaukan oleh pergeseran kurva permintaan dan penawaran dan terjadi suatu keadaan ekuilibrium yang baru Kadariah, 1994. Dimulai dari keadaan ekuilibrium dan kemudian memasukkan perubahan yang akan diselidiki, keadaan ekuilibrium ini lalu ditentukan dan dibandingkan dengan keadaan semula. Perbedaan antara kedua ekuilibrium itu harus disebabkan oleh atau akibat dari perubahan-perubahan dalam data yang dimasukkan, karena hal-hal lainnya dipertahankan tetap. Keempat hukum penawaran dan permintaan itu ialah: 1. Suatu kenaikan dalam permintaan menyebabkan kenaikan dalam harga ekuilibrium dan jumlah ekuilibrium yang dipertukarkan. 2. Suatu penurunan dalam permintaan menyebabkan penurunan dalam harga ekuilibrium dan jumlah ekuilibrium yang diperlukan. 3. Suatu kenaikan dalam penawaran menyebabkan penurunan dalam harga ekuilibrium dan kenaikan dalam jumlah ekuilibrium yang dipertukarkan. Universitas Sumatera Utara 4. Suatu penurunan dalam penawaran menyebabkan kenaikan dalam harga ekuilibrium dan penurunan dalam jumlah ekuilibrium yang dipertukarkan. Keempat hukum permintaan dan penawaran diatas dapat digambarkan sebagai berikut: Gambar 1. Pergeseran Kurva Permintaan dan Kurva Penawaran Pengaruh terhadap harga ekuilibrium dan jumlah dari pergeseranperubahan dalam permintaan atau penawaran disebut hukum permintaan dan penawaran. 1. Kenaikan dalam permintaan a rise in demand Dalam i, misalkan kurva permintaan dan penawaran semula adalah D o dan S yang saling memotong dan menghasilkan ekuilibrium pada E o dengan harga P o dan q o . Suatu kenaikan dalam permintaan menggesermemindahkan permintaan ke D 1 , yang membawa ekuilibrium baru ke E 1 . Harga naik sampai P 1 dan jumlah sampai q o . 2. Penurunan dalam permintaan a fall in demand Dalam i, misalkan kurva permintaan dan penawaran semula D 1 dan S yang saling memotong dan menghasilkan ekuilibrium pada E 1 , dengan harga P 1 Universitas Sumatera Utara dan jumlah q 1 . Suatu penurunan dalam permintaan menggeser kurva permintaan ke D o , yang membawa ekuilibrium baru ke E o . Harga turun ke P o dan jumlah turun ke q o . 3. Kenaikan dalam penawaran a rise in supply Dalam ii, misalkan kurva permintaan dan penawaran semula adalah D dan S o , yang saling memotong dan menghasilkan ekuilibrium pada E o , dengan harga P o dan jumlah q o . Suatu kenaikan dalam penawaran menggeser kurva penawaran ke S 1 , yang membawa ekuilibrium baru ke E 1 . Harga turun sampai P 1 dan jumlah naik sampai ke q 1 . 4. Penurunan dalam penawaran a fall in supply Dalam ii, misalkan kurva permintaan dan penawaran semula adalah D dan S 1 , yang saling memotong dan menghasilkan ekuilibrium pada E 1 , dengan harga P 1 dan jumlah q 1 . Suatu penurunan dalam penawaran menggeser kurva penawaran ke S o , yang membawa ekuilibrium E o . Harga naik ke P o , dan jumlah turun sampai ke q o . Dalam keadaan riil, untuk mengetahui kepekaan perubahan barang yang diminta terhadap perubahan harga maka perlu untuk mengetahui perlu diukur derajat kepekaannya. Angka pengukur kepekaan inilah yang dalam ilmu ekonomi disebut koefisien elastisitasnya Putong, 2005. Besaran angka elastisitas permintaan dijelaskan sebagai berikut : 1. Ed 1 inelastis yakni persentase perubahan permintaan dalam persentase lebih kecil daripada perubahan harga. Atau dengan kata lain permintaan tidak peka terhadap perubahan harga. Universitas Sumatera Utara 2. Ed 1 elastis yakni persentase perubahan harga suatu barang menyebabkan perubahan permintaan yang besar atau permintaan sangat peka terhadap perubahan harga. 3. Ed = 1 elastis uniter yakni persentase perubahan jumlah yang diminta sama dengan persentase perubahan harga. 4. Ed = 0 inelastis sempurna yakni berapapun harga suatu barang, orang akan tetap membeli jumlah yang dibutuhkan. 5. Ed = ∞ elastisitas tak terhingga yakni perubahan harga sedikit saja menyebabkan perubahan permintaan tak terbilang besarnya. Pada dasarnya, elastisitas penawaran mengukur derajat kepekaan perubahan penawaran atas faktor – faktor yang mempengaruhi penawaran, misalnya biaya produksi, teknologi, kebijakan pemerintah, dan lain sebagainya. Akan tetapi karena penawaran hanya membahas hukum penawaran, maka semua faktor lain dianggap tetap kecuali harga Putong, 2005 Ada beberapa jenis dari elastisitas penawaran Es yakni : 1. Es 1 elastis yakni persentase perubahan harga yang kecil diikuti oleh perubahan penawaran yang relatif besar. Penawaran yang bersifat elastis biasanya hanya terjadi dalam kondisi jangka panjang. 2. Es 1 inelastis yakni persentase perubahan harga lebih besar daripada perubahan jumlah yang ditawarkan. Penawaran inelastis biasanya adalah penawaran yang sering terjadi dalam periode pasar karena kenaikan harga tidak serta merta diikuti oleh banyaknya jumlah produksipenawaran. 3. Es = 1 uniter elastis yakni persentase perubahan harga sama dengan persentase perubahan jumlah yang ditawarkan penawaran. Dalam kondisi ini Universitas Sumatera Utara biasanya produsen tidak mengalami keuntungan yang berarti karena meskipun jumlah yang ditawarkan naik,a akan tetapi dalam kondisi yang sama permintaan juga akan turun. 4. Es = 0 inelastis sempurna yakni berapa persenpun perubahan harga, penawaran relatif tetap. Biasanya kondisi ini bersifat menunggu sementara momentary, dimana produsen harus mempelajari perubahan harga tersebut, bila misalkan perubahan cenderung lama, maka produsen akan merubah jumlah penawarnnya. 5. Es = ∞ elastis sempurna yakni berapa banyakpun j umlah barang yang ditawarkan di pasar, harga tidak meresponnya. Banyak atau sedikit jumlah penawaran, harga tidak berpengaruh. Keseimbangan Harga Keseimbangan harga merupakan titik temu antara permintaan dan penawaran yang merupakan proses alami mekanisme pasar. Harga keseimbangan atau harga pasar equilibrium price adalah tinggi rendahnya tingkat harga yang terjadi atas kesepakatan antara produsenpenawaran dengan konsumen atau permintaan. Marshall dalam Nicholson, 2002 percaya bahwa permintaan dan penawaran secara bersama-sama menentukan harga P dan kuantitas keseimbangan sebuah barang Q. P adalah tingkat harga keseimbangan. Tingkat harga-harga lainnya akan mengakibatkan timbulnya surplus atau kelangkaan. Universitas Sumatera Utara Gambar 2. Perpotongan Penawaran dan Permintaan Menurut Marshall Pada titik ini, P adalah harga keseimbangan equilibrium price. Pada tingkat harga inilah kuantitas barang yang ingin dibeli Q secara tepat sama dengan kuantitas yang ingin diproduksi. Karena pembeli dan penjual merasa puas pada posisi tersebut, tidak ada satu pihak pun memiliki dorongan untuk mengubah perilakunya. Keseimbangan yang digambarkan dapat terus bertahan sepanjang tidak ada peristiwa yang mampu mempengaruhi hubungan permintaan dan penawaran. Jika salah satu kurva bergeser, tingkat keseimbangan akan berubah. Konsep Analisis Time-Series Analisis data berkala analysis of time series pada umumnya terdiri dari uraian secara matematis tentang komponen yang menyebabkan gerakan-gerakan atau variasi-variasi yang tercermin dalam fluktuasi. Gerakan variasi data berkala terdiri dari empat komponen yakni Supranto, 2008: 1. Gerakantrend jangka panjang long term movement or secular trend yaitu suatu gerakan yang menunjukkan arah perkembangan secara umum kecenderungan menaik atau menurun. Universitas Sumatera Utara 2. Gerakanvariasi siklis cyclical movements or variations adalah gerakanvariasi jangka panjang disekitar garis trend berlaku untuk data tahunan. Gerakan ini bisa terulang setelah jangka waktu tertentu dan bisa juga terulang dalam jangka waktu yang sama. 3. Gerakanvariasi musiman seasonal movementsvariation adalah gerakan yang mempunyai pola tetap dari waktu ke waktu. Umumnya terjadi pada data bulanan yang dikumpulkan dari tahun ke tahun, gerakan ini juga berlaku bagi data harian, mingguan, atau satuan waktu yang lebih kecil lagi. 4. Gerakanvariasi yang tidak teratur irregular or random movements adalah gerakanvariasi yang sifatnya sporadis. Menurut Ibrahim dalam Septia, 2011:16, trend adalah salah satu peralatan statistik yang digunakan untuk memperkirakan keadaan dimasa yang akan datang berdasarkan pada data masa lalu. Trend juga merupakan gerakan dan data deret berkala selama beberapa tahun dan cenderung menuju pada suatu arah, dimana arah tersebut bias naik, turun, maupun mendatar. Trend melukiskan gerak data deret waktu selama jangka waktu yang panjang atau cukup lama. Gerak ini mencerminkan sifat kontinuitas atau keadaan yang terus-menerus dari waktu ke waktu selama kurun waktu tertentu, karena sifat kontinuitas inilah maka trend dianggap sebagai gerak yang stabil sehingga dalam menginterpretasikannya dapat digunakan model matematis, sesuai dengan keadaan dan deret waktunya itu sendiri Supangat, 2008. Untuk mencari garis trend yang paling sesuai dalam sebuah runtut waktu, biasanya disederhanakan lebih dahulu sebelum digunakan untuk menemukan konstanta yang belum diketahui. Penyederhaan ini dilakukan dengan membuat Universitas Sumatera Utara nilai X, yang mewakili banyaknya tahun dalam sebuah runtut waktu menjadi nol atau ∑ X = 0 Kustituanto, dalam Corry 2008:23. Trend yang memakai data tahunan dalam melakukan model peramalan dapat memakai trend linier, trend parabola, dan trend eksponensial. Metode yang paling banyak digunakan untuk menentukan kecukupan dari model peramalan yang tertentu didasarkan pada seberapa bagus model tersebut mencocokkan diri fit dengan data time-series. Metode-metode tersebut, tentu saja, mengasumsikan pergerakan di masa yang akan datang dalam sebuah serial bisa diproyeksikan dengan mempelajari pola perilaku di masa lampau Hakim,2001. Model Peramalan Yang Tepat Menurut Hakim 2001, untuk menentukan model peramalan trend yang tepat, dapat digunakan kriteria sebagai berikut: 1. Membentuk analisis residual Sebuah model khusus yang telah di-fit-kan pada sebuah time series yang tertentu, akan memplot residual-residual sepanjang waktu. Jika model khusus mencocokkan diri pada data dengan baik, residul-residualnya akan memperlihatkan komponen yang tidak beraturan dari time-series, dan dengan demikian berarti mereka didistribusikan dengan random sepanjang serial tersebut. Apabila model tersebut tidak mencocokkan diri pada data dengan baik, residual-residualnya mungkin akan menunjukkan beberapa pola sistematis seperti kegagalan menghitung trend, kegagalan menghitung variasi siklis, atau dengan data bulanan akan ada kegagalan untuk menghitung variasi musiman. Universitas Sumatera Utara Jika analisis residual masih menunjukkan bahwa dua atau lebih model masih mencocokkan diri pada data dengan baik, maka model harus diseleksi lagi berdasarkan ukuran dari besarnya residual error. 2. Mengukur besar dari residual error Untuk menaksir ketepatan dari berbagai model peramalan digunakan mean absolute deviation MAD. Bila model mencocokkan diri pada data time-series di masa lalu secara sempurna, nilai MAD akan sama dengan nol. Tetapi jika tidak, maka nilai MAD akan menjadi besar. Sehingga ketika akan membandingkan kebaikan dari dua atau lebih model peramalan, model dengan MAD yang minimum bisa dipilih sebagai model yang tepat. 3. Prinsip Parsimony Jika setelah menampilkan analisis residual dan membandingkan ukuran MAD yang dihasilkan, masih terdapat dua model atau lebih yang tampaknya masih cukup baik dalam mencocokkan diri pada data, maka model harus diseleksi lagi dengan prinsip parsimony. Yaitu harus dipilih model yang paling sederhana diantara model-model yang lolos kriteria 1 dan 2 diatas. Kerangka Pemikiran Keberadaan gula kristal putih yang cukup untuk dikonsumsi akan memperlancar konsumsi masyarakat. Selain itu, dengan produksi yang cukup, akan memudahkan masyarakat di daerah untuk mendapatkannya. Hal ini secara tidak langsung, akan turut menjaga kestabilan harga gula kristal putih. Peningkatan jumlah penduduk di Sumatera Utara turut memacu konsumsi gula kristal putih. Untuk menjamin kecukupan konsumsi, membutuhkan hasil Universitas Sumatera Utara produksi yang selalu terjaga. Penurunan produksi dan kenaikan konsumsi gula kristal putih disebabkan oleh berbagai faktor internal dan eksternal yang terkait. Perkembangan permintaan, penawaran, dan harga gula kristal putih pada waktu sebelumnya dapat diproyeksikan untuk melihat trend permintaan, penawaran, dan harga gula kristal putih di masa yang akan datang. Selain itu, persentase perubahan permintaan dan penawaran gula kristal putih akibat persentase perubahan harga, akan menunjukkan seberapa besar keelastisan komoditi gula kristal putih di Provinsi Sumatera Utara. Universitas Sumatera Utara Secara skematis, kerangka pemikiran dapat digambarkan sebagai berikut: Keterangan: Terdiri dari Menyatakan hubungan Menyatakan trend Gambar 3. Skema Kerangka Pemikiran Penawaran GULA KRISTAL PUTIH Sumatera Utara Permintaan Harga Gula Kristal Putih Trend Harga Gula Kristal Putih Trend Permintaan Trend Penawaran Universitas Sumatera Utara Hipotesis Penelitian Berdasarkan landasan teori yang telah dibuat, maka diajukan beberapa hipotesis sebagai berikut: 1. Perkembangan permintaan gula kristal putih pada tahun 2001-2011 di Provinsi Sumatera Utara adalah meningkat. 2. Trend permintaan gula kristal putih pada tahun 2012-2020 di Provinsi Sumatera Utara adalah meningkat. 3. Perkembangan penawaran gula kristal putih pada tahun 2001-2011 di Provinsi Sumatera Utara adalah meningkat. 4. Trend penawaran gula kristal putih pada tahun 2012-2020 di Provinsi Sumatera Utara adalah meningkat. 5. Trend harga gula kristal putih pada tahun 2012-2020 di Provinsi Sumatera Utara adalah meningkat. 6. Tahun 2001-2011, elastisitas permintaan gula kristal putih adalah inelastis dan elastisitas penawaran gula kristal putih adalah elastis 7. Tahun 2012-2020, elastisitas permintaan gula kristal putih adalah inelastis dan elastisitas penawaran gula kristal putih adalah elastis Universitas Sumatera Utara METODE PENELITIAN Metode Penentuan Daerah Penelitian Penelitianpengamatan dilakukan di Provinsi Sumatera Utara. Penentuan daerah ini dilakukan secara purposive, dengan pertimbangan bahwa provinsi ini merupakan salah satu provinsi di Pulau Sumatera yang juga memproduksi gula kristal putih dari perkebunan tebu. Tabel 4. Produksi Hablur Gula Kristal Putih Menurut Provinsi di Pulau Sumatera Dalam Beberapa Tahun Terakhir ton PROVINSI TAHUN 2008 2009 2010 2011 Lampung 810.681 903.321 759.684 708.396 Sumatera Selatan 58.861 88.391 66.451 52.232 Sumatera Utara 40.585 37.874 31.025 47.122 Sumber: Kementrian Pertanian Direktorat Jenderal Perkebunan Metode Pengumpulan Data Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini berupa data time-series berupa data jumlah penduduk Provinsi Sumatera Utara, Data Konsumsi Gula Kristal Putih Provinsi Sumatera Utara, Luas Areal Tebu, Produksi Tebu, Rendemen Nyata, dan harga gula kristal putih di Provinsi Sumatera Utara dari tahun 2001-2011. Metode Analisis Data Untuk hipotesis 1 dianalisis dengan menggunakan tabulasi sederhana yaitu dengan menghitung perubahan permintaan gula kristal putih di Provinsi Sumatera Utara selama 11 tahun terakhir. Universitas Sumatera Utara Permintaan gula kristal putih diamati dari total konsumsi yang diketahui dengan mengalikan konsumsi gula kristal putih per kapitatahun dengan jumlah penduduk Provinsi Sumatera Utara Husodo, 2004. Tabel 5. Konsumsi Gula Kristal Putih Provinsi Sumatera Utara Tahun Konsumsi Gula Kristal Putih KgKapThn 2001 10,50 2002 10,40 2003 10,40 2004 10,30 2005 9,50 2006 9,50 2007 9,60 2008 10,08 2009 9,31 2010 9,51 2011 9,30 Sumber: Badan Ketahanan Pangan Sumatera Utara Untuk hipotesis 2, 4, dan 5 yakni trend permintaan, penawaran, dan harga gula kristal putih akan dianalisis dengan menggunakan trend eksponensial. Trend eksponensial merupakan trend tidak linier yang dapat dibuat linier dengan melakukan transformasi perubahan bentuk. Persamaan trend eksponensial adalah sebagai berikut: � ′ = �� � dapat diubah menjadi trend semi log: log � ′ = log � + log � �; log � ′ = � ′ ; log � = � dan log � = � . Karena trend semi log memiliki bentuk linier, maka dapat digunakan metode kuadart terkecil. Dengan demikian � ′ 0 = � + � �, dimana koefisien � dan � dapat dicari dengan persamaan normal Supranto, 2008: � n + � ∑ � = ∑ � � ∑ � + � ∑� 2 = ∑ X Y Universitas Sumatera Utara Dimana : Y = Nilai trend untuk setiap unit X X = Unit waktu tertentu Menurut Hakim 2001, nilai � merupakan perkiraan tahunan atas tingkat pertumbuhan gabungan dinyatakan dalam persen yang dapat dicari dengan cara � - 1 x 100. Untuk hipotesis 3, penawaran gula kristal putih didapat dari perkalian bobot tebu dikalikan dengan rendemen nyata. Dengan demikian perhitungan rendemen nyata dapat dilakukan dengan rumus: �������� ����� = � ����� ������ ����� ���� � × 100 Jika dihitung dalam persentase, maka rendemen merupakan kristal nyata yang diperoleh dari tebu yang digiling Harisutji, 2001; Santoso dan Martoyo, 2000. Apabila rendemen nyata dan bobot tebu sudah diketahui, maka dengan rumus di atas dapat dicari bobot hablur nya, begitu juga sebaliknya. Data rendemen gula yang diambil mulai dari tahun 2001-2011 yang berasal dari Kementrian Pertanian Direktorat Jenderal Perkebunan. Tabel 6. Rendemen Gula Tahun Rendemen 2001 6,85 2002 6,88 2003 7,21 2004 7,67 2005 7,18 2006 7,63 2007 7,35 2008 8,20 2009 7,83 2010 6,47 2011 7,35 Sumber: Lampiran 1 Universitas Sumatera Utara Apabila semua kesalahan atau nilai � sama dengan nol, maka semua titik dari diagram pencar akan terletak pada garis trend, yang dalam prakteknya jarang terjadi. Jadi selalu ada kesalahan error. Kalau semua kesalahan tersebut dikuadratkan kemudian kita jumlahkan, maka hasilnya disebut jumlah kuadart terkecil. Makin kecil nilai jumlah kesalahan kuadrat, makin mendekatilah garis trend tersebut terhadap diagram pencar Supranto, 2008. Metode jumlah kuadrat terkecil least square method untuk mencari garis trend, dimaksudkan suatu perkiraan atau taksiran mengenai nilai a dan b dari persamaan Y = a + bX yang didasarkan atas data hasil observasi sedemikian rupa sehingga dihasilkan jumlah kesalahan kuadrat terkecil minimum Supranto, 2008. Untuk hipotesis 6 dan 7, akan dianalisis dengan rumus sebagai berikut: Elastisitas Permintaan Ed = ������ℎ�� �����ℎ ������ ���� ������� ������ℎ�� ℎ���� ������ , sedangkan Elastisitas Penawaran Es = ������ℎ�� �����ℎ ������ ���� ���������� ������ℎ�� ℎ���� ������ Penulis juga memanfaatkan bantuan software Minitab 16 dalam menganalisis trend baik untuk permintaan, penawaran, dan harga gula kristal putih. Defenisi dan Batasan Operasional Untuk menjelaskan dan menghindari kesalapahaman dalam penelitian ini, maka dibuat defenisi dan batasan operasional sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara Defenisi Operasional 1. Gula Kristal Putih GKP adalah gula yang umum dikonsumsi oleh konsumen rumah tangga yang memiliki nama yang cukup beragam seperti gula pasir, gula putih, atau gula konsumsi. 2. Harga gula kristal putih adalah rata-rata harga gula kristal putih di 16 kabupatenkota di Provinsi Sumatera Utara. 3. Permintaan gula kristal putih adalah total konsumsi penduduk yang diperoleh dari jumlah penduduk dikalikan dengan konsumsi gula kristal putih per kapitatahun penduduk Sumatera Utara. 4. Penawaran gula kristal putih adalah banyaknya produksi gula kristal putihproduksi hablur yang dihasilkan dari jumlah produksi tebu dikalikan dengan rendemen nyata yang telah ditetapkan. 5. Rendemen nyata adalah rasio antara hasil gula kristal hablur dengan bobot tebu yang digiling. 6. Produksi hablur adalah produksi gula kristal yang diperoleh dari penggilingan tebu. 7. Trend adalah gerakan dan data deret berkala selama beberapa tahun dan cenderung menuju pada suatu arah, dimana arah tersebut bisa naik, turun, maupun mendatar yang dapat digunakan untuk memperkirakan keadaan dimasa yang akan datang berdasarkan pada data masa lalu. 8. Diagram pencar scatter diagram adalah grafik dua dimensi yang memplot atau meletakkkan nilai-nilai Y yang bersesuaian dengan nilai X-nya. 9. Elastisitas Permintaan Ed adalah derajat dalam satuan angka kepekaan dari permintaan suatu barang terhadap perubahan harga barang yang dimaksud atau Universitas Sumatera Utara rasio antara persentase perubahan permintaan terhadap persentase perubahan harga. 10. Elastisitas Penawaran Es adalah nilai bagi antara persentase perubahan jumlah yang ditawarkan dengan persentase perubahan harga. Batasan Operasional 1. Daerah penelitian adalah Provinsi Sumatera Utara.

2. Waktu penelitian adalah tahun 2013. 3. Tahun pengambilan data adalah tahun 2013.