15. Elastisitas Permintaan dan Elastisitas Penawaran Gula Kristal Putih Di
Provinsi Sumatera Utara....................................................................... 68
Universitas Sumatera Utara
ABSTRAK
Samuel Noviantara Purba 080304020 dengan judul skripsi “ANALISIS TREND PERMINTAAN, PENAWARAN, DAN HARGA GULA KRISTAL
PUTIH DI PROVINSI SUMATERA UTARA” . Penelitian ini dibimbing oleh
Bapak Dr. Ir. Rahmanta Ginting, M.Si sebagai Ketua Komisi Pembimbing dan Bapak Dr. Ir. Satia Negara Lubis, M.Ec sebagai Anggota Komisi Pembimbing.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perkembangan permintaan dan penawaran gula kristal putih tahun 2001-2011, untuk mengetahui trend
permintaan, penawaran, dan harga gula kristal putih di Provinsi Sumatera Utara pada tahun 2012-2020.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode kuadrat terkecil dengan analisis trend dan dibantu dengan software Minitab 16. Penentuan daerah penelitian
dilakukan secara purposive. Metode pengumpulan data merupakan data sekunder berupa data time-series dari tahun 2001-2011.
Hasil penelitian menujukkan bahwa dari tahun 2001-2011, permintaan gula kristal putih turun sebesar 0,03 dan penawaran gula kristal putih naik sebesar 12,40.
Trend permintaan, penawaran, dan harga gula kristal putih tahun 2012-2020 adalah meningkat. Elastisitas permintaan dan penawaran gula kristal putih tahun
2001-2011 adalah sebesar -0,0023 inelastis dan 1,0381 elastis. Elastisitas permintaan dan penawaran gula kristal putih tahun 2012-2020 adalah sebesar -
0,0067 inelastis dan 0,2565 inelastis
Kata kunci: Permintaan, Penawaran, Harga dan Trend
Universitas Sumatera Utara
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Gula terdiri dari beberapa jenis yang dilihat dari keputihannya melalui standar ICUMSA International Commission For Uniform Methods of Sugar
Analysis. ICUMSA merupakan lembaga yang dibentuk untuk menyususn metode analisis kualitas gula dengan anggota 30 negara. Mengenai warna gula, ICUMSA
telah membuat rating atau grade kualitas warna. Sistem rating berdasarkan warna gula yang menunjukkan kemurnian dan banyaknya kotoran yang terdapat dalam
gula tersebut Krisnamurthi, 2012:294. Kementrian Pertanian 2011 menyatakan kebutuhan gula dalam sistem
pergulaan nasional terbagi dua yakni untuk a rumah tangga konsumsi langsung dengan kualitas gula kristal putih GKP, dan b industri makanan, minuman, dan
farmasi kebutuhan tidak langsung dengan kualitas gula kristal rafinansi GKR Krisnamurthi, 2012:260.
Industri gula menjadi salah satu industri terpenting di Indonesia selama bertahun-tahun sebelum Perang Dunia II. Hampir setengah dari total produksi
sebanyak tiga juta ton gula dari 200.000 hektar perkebunan di Jawa diekspor. Sejak tahun 1967, industri gula mengalami kerugian. Beberapa masalah yang
dihadapi adalah keuntungan rendah pada petani, tekanan pada perusahaan berupa kebijakan pemerintah berupa pembebanan yang berat serta berbagai pungutan
untuk mempertahankan harga yang rendah demi kepentingan konsumen. Pabrik gula yang beroperasi sekarang sebagian besar merupakan
peninggalan Belanda dengan mesin yang berusia ratusan tahun. Mesin yang sudah
Universitas Sumatera Utara
tua merupakan salah satu sumber inefisiensi pabrik gula karena kinerja yang kurang memadai. Hal ini terlihat dari gula kristal yang berhasil diambil dari tebu
hanya 77-81 persen, sedangkan standar dunia mencapai 85 persen Krisnamurthi, 2012:260.
Pada tahun 2012, luas areal tebu Indonesia sebesar 461,082 ha, yang merupakan luas lahan terluas dalam kurun waktu 12 tahun. Sementara produksi
terbesar mencapai 34.216.549,0 ton tebu pada tahun 2010. Sementara produktivitas terbesar yakni 81,8 tonha terjadi pada tahaun 2005 dan 2010,
seperti terlihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Perkembangan Luas Areal, Produksi, Dan Produktivitas Tebu Indonesia Tahun 2001-2012
TAHUN LUAS LAHAN
ha PRODUKSI
ton PRODUKTIVITAS
tonha
2001 344.441
25.189.299,3 73,1
2002 348.795
25.410.481,4 72,9
2003 337.181
22.624.955,4 67,1
2004 344.793
26.743.180,7 77,6
2005 381.786
31.242.268,0 81,8
2006 396.440
30.232.835,0 76,3
2007 428.401
33.289.452,2 77,7
2008 436.504
32.960.165,5 75,5
2009 422.935
32.165.572,3 76,1
2010 418.259
34.216.549,0 81,8
2011 450.297
30.323.228,0 67,3
Data diolah Sumber: Lampiran 1
Menurut Sudana dalam Fachreza, 2012:5, gula yang digunakan dalam industri makanan dan minuman relatif sedikit yaitu hanya sekitar 28 dari
konsumsi gula nasional, sisanya 72 dikonsumsi langsung oleh rumah tangga. Gula kristal putih harganya lebih mahal sehingga banyak industri makanan dan
minuman memakai gula sintetis yang lebih murah, akan tetapi gula sintetis tidak
Universitas Sumatera Utara
punya kandungan gizi yang baik sehingga keberadaan gula kristal putih tidak tergantikan dalam konsumsi rumah tangga
Provinsi Sumatera Utara sendiri merupakan salah satu provinsi di Pulau Sumatera yang menghasilkan gula kristal putih dari industri pengolahan tebu yang
dimiliki oleh BUMN. Tahun 2001, merupakan luas areal tebu Provinsi Sumatera Utara yang
paling besar yakni sebesar 13.875 ha. Sementara produksi terbesar mencapai 665.270,1 ton pada tahun 2001 dan produktivitas paling tinggi yakni 63,8 tonha
pada tahun 2011, seperti pada Tabel 2.
Tabel 2. Perkembangan Luas Areal, Produksi, Dan Produktivitas Tebu Provinsi Sumatera Utara Tahun 2001-2011
TAHUN LUAS LAHAN
ha PRODUKSI
ton PRODUKTIVITAS
tonha
2001 13.875
665.270,1 47,9
2002 13.075
435.348,8 33,3
2003 9.379
371.511,8 39,6
2004 5.987
175.436,8 29,3
2005 9.359
568.746,5 60,8
2006 12.840
663.433,8 51,7
2007 13.381
662.435,4 49,5
2008 12.366
494.939,0 40,0
2009 9.667
483.703,7 50,0
2010 8.651
479.520,9 55,4
2011 10.046
641.115,7 63,8
Data diolah Sumber: Lampiran 2
Provinsi Sumatera Utara sebagai provinsi besar dengan jumlah penduduk yang padat tentunya mempunyai kebutuhan konsumsi gula kristal putih yang
tinggi dalam penggunaan rumah tangga. Kebutuhan konsumsi ini dipenuhi oleh stok yang ada dan ditambah oleh impor gula.
Sebagai provinsi yang memproduksi gula kristal putih, harga gula kristal putih di Sumatera Utara cenderung tidak stabil dan bahkan bergerak naik dari
Universitas Sumatera Utara
tahun ke tahun. Pada tahun 2011, harga gula kristal putih di Sumatera Utara bahkan hampir mencapai Rp.12.000kg nya.
Tabel 3. Harga Gula Kristal Putih Dalam Beberapa Tahun Terakhir KABUPATEN
KOTA TAHUN
2008 Rpkg
2009 Rpkg
2010 Rpkg
2011 Rpkg
Gunung Sitoli Nias 8.025
9.875,00 12.979,17
12.420,83 Penyambungan Mandailing
Natal 7.647,92
8.883,00 11.177,08
11.042,00 Tapanuli Selatan
Padangdisimpuan 7.544,17
8.258,33 13.395,83
13.239,58 Tarutung
Tapanuli Utara 7.495,83
7.500,00 11.700,00
12.250,00 Balige Toba Samosir
7.416,67 9.283,00
10.904,17 12.000,00
Rantau Prapat Labuhan Batu
7.018,75 8.467,00
11.229,17 11583,33
Kisaran Asahan 6.780,56
8.926,39 10.553,47
10.324,31 Sidikalang Dairi
7.281,25 7.750,00
10.850,00 11.135,78
Kabanjahe Karo 7.271,53
9.335,00 11.139,58
10.992,50 Kota Sibolga
6.870,83 9.002,08
11.206,25 10.530,35
Kota Tanjung Balai 6.754,86
8.920,00 10.358,33
8.975,00 Kota Pematangsiantar
6.532,92 8.978,75
10.828,75 10.530,35
Kota Tebingtinggi 6.603,75
8.913,00 10.434,96
10.252,08 Medan
6.655,97 8.913,00
10.434,96 10.252,08
Kota Binjai 6.604,17
10.378,00 11.202,83
11.083,33 Kota Padangsidimpuan
7.679,17 9.797,736
11.888,89 21.227,34
Provinsi Sumatera Utara 7.136,46
8.948,74 11.267,72
11.739,93
Sumber:
Lampiran 3
Dari Tabel 3 dapat dilihat bahwa harga gula kristal putih terus mengalami kenaikan dari tahun ke tahun, dimana pada tahun 2011, harga gula kristal putih
mencapai harga tertinggi yakni Rp. 11.739,93kg.
Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang tersebut maka dapat dirumuskan beberapa masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana perkembangan permintaan gula kristal putih pada tahun 2001-2011 di Provinsi Sumatera Utara?
Universitas Sumatera Utara
2. Bagaimana trend permintaan gula kristal putih pada tahun 2012-2020 di Provinsi Sumatera Utara?
3. Bagaimana perkembangan penawaran gula kristal putih pada tahun 2001-2011 di Provinsi Sumatera Utara?
4. Bagaimana trend penawaran gula kristal putih pada tahun 2012-2020 di Provinsi Sumatera Utara?
5. Bagaimana trend harga gula kristal putih pada tahun 2012-2020 di Provinsi Sumatera Utara?
6. Bagaimana elastisitas penawaran dan permintaan gula kristal putih di Provinsi Sumatera Utara tahun 2001-2011 dan tahun 2012-2020?
Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari dilakukannya penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui perkembangan permintaan gula kristal putih pada tahun
2001-2011 di Provinsi Sumatera Utara. 2. Untuk mengetahui trend permintaan gula kristal putih pada tahun 2012-2020.
3. Untuk mengetahui perkembangan penawaran gula kristal putih pada tahun 2001-2011 di Provinsi Sumatera Utara.
4. Untuk mengetahui trend penawaran gula kristal putih pada tahun 2012-2020. 5. Untuk mengetahui trend harga gula kristal putih pada tahun 2012-2020.
6. Untuk mengetahui elastisitas permintaan dan penawaran gula kristal putih di Provinsi Sumatera Utara tahun 2001-2011 dan tahun 2012-2020.
Universitas Sumatera Utara
Kegunaan Penelitian
1. Penelitian ini dilakukan sebagai bahan pertimbangan kepada pemerintah dan dinas terkait yang berkepentingan.
2. Sebagai bahan informasi dalam bentuk penelitian kepada pihak-pihak yang membutuhkan.
Universitas Sumatera Utara
TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN
Tinjauan Pustaka
Gula terdiri dari beberapa jenis dilihat dari keputihannya melalui standar ICUMSA International Commision for Uniform Methods of Sugar Analysis
yaitu Krisnamurthi, 2012:294: 1.
Raw Sugar
Raw Sugar adalah gula mentah berbentuk kristal berwarna kecoklatan dengan bahan baku dari tebu. Raw Sugar memiliki nilai ICUMSA sekitar 600-
1200 IU. Gula tipe ini merupakan produksi gula setengah jadi dari pabrik penggilingan tebu yang tidak mempunyai unit pemutih yang biasanya jenis gula
inilah yang banyak diimpor untuk kemudian diolah menjadi gula kristal putih maupun gula rafinasi.
2. Rafined SugarGula Rafinasi