Delay merupakan total waktu tunda suatu paket yang diakibatkan oleh
proses transmisi dari titik asal ke tujuan. End-to-enddelay dapat disebabkan adanya delay propagasi melalui media transmisi, delay serialisasi atau
sinkronisasi, delay pemrosesan coding, compression, decompression dan decoding
, delay antrian, dan delay paket. Persamaan 3.2 menunjukkan cara mencari nilai delay [9].
Rata − rata delay =
Total delay Total paket yang diterima
3.2
3.6.3 Jitter
Jitter merupakan standar deviasi pada tiap delay yang terjadi pada
pengiriman paket data dalam jaringan jaringan. Perhitungan jitter disini merupakan salah satu faktor yang menentukan kualitas jaringan. Persamaan 3.3
menunjukkan cara mencari nilai jitter[9].
���� − ���� ������ = ����� ������� �����
����� ����� ���� �������� 3.3
Total variasi delay merupakan jumlah dari selisih tiap nilai delay. Persamaan 3.4 menunjukkan cara mencari total variasi delay.
����� ������� ����� =
����� 2 − ����� 1 + ����� 3 − ����� 2 + ⋯ +
������ � − ����� � − 1� 3.4
3.7 Langkah Pelaksanaan Simulasi
Setelah melakukan proses konfigurasi modul WiMAX NIST dan pengaturan beban protokol transport pada kanal uplink kemudian tahap
Universitas Sumatera Utara
selanjutnya adalah melakukan simulasi. Urutan simulasi ditunjukkan pada Gambar 3.5.
Mulai
Implementasikan pengaturan beban protokol transport
Setting kanal uplink di script Tcl
Selesai konfigurasi modul
WiMAX NIST
Jalankan simulasi Rekam hasil output
Ya
Analisis nilai delay, paket loss, jitter dan konsumsi
energi
Tampilkan nilai Delay, paket loss, jitter dan
konsumsi energi dalam bentuk Grafik
Apakah semua pengaturan beban sudah di
simulasikan
Setting Bit Rate Video 615541.806 bps
Tidak
Gambar 3.5.
Urutan Langkah Simulasi Gambar 3.5 menjelaskan bahwa pada tugas akhirini terdapat beberapa
langkah untuk memperoleh bagaimanakah pengaruh penerapan model pengaturan beban protokol transport terhadap konsumsi energi yang diserap perangkat
Subscriber Station WiMAX dengan menggunakan pemrograman berorientasi
Universitas Sumatera Utara
objek yaitu NS-2.Langkah pertama yang dilakukan adalah mengkonfigurasikan jaringan WiMAX, dimana jaringan yang dikonfigurasi merupakan jaringan point
to multipoint . Jaringan ini memiliki satu base station dan empat subscriber
station , seperti pada Gambar 3.1 dan dengan spesifikasi parameter jaringan pada
Tabel 3.1. Konfigurasi jaringan yang telah disusun kemudian diinputkan menjadi bahasa tcl untuk dapat disimulasikan pada NS-2.
Kemudian setting implementasi pengaturan beban protokol transport, dimana terdapat tiga kondisiyang diaplikasikan terhadap sistem jaringan. Kondisi
pertama simulasi dijalankan tanpa pengaturan beban protokol transport. Kondisi kedua simulasi dijalankan dengan melakukan pengaturan beban protokol
transport dimana 2 frame p pada data asli digabung menjadi 1 frame p.Kondisi
ketiga simulasi dijalankan dengan melakukan pengaturan beban protokol transport
dimana 3 frame p pada data asli digabung menjadi 1 frame p. Ketiga kondisi ini dapat dilihat pada Gambar 3.6 dan Gambar 3.7lampiran 4.
Tanpa Pengaturan Beban st20_20x
1 I
15876 16 2
P 1223
2 0.04
3 P
1116 2
0.08 4
P 937
1 0.12
5 P
1163 2
0.16 6
P 1168
2 0.2
7 P
1079 2
0.24 8
P 1234
2 0.28
9 P
1290 2
0.32 10
P 1388
2 0.36
Pengaturan Beban 1 st20_20x1
1 I
15876 16 2
P 2339
4 0.08
3 P
2100 3
0.16 4
P 2247
4 0.24
5 P
2524 4
0.32 6
P 2618
4 0.4
Universitas Sumatera Utara
Gambar 3.6.
Penggabungan 2 frame menjadi 1 frame
Gambar 3.7. Penggabungan 3 frame menjadi 1 frame
Selanjutnya setting trafik video pada kanal uplink di script tcl lampiran 3, karena kondisi penerimaan akan berubah terhadap bandwidth yang tersedia, maka
diperlukan pengujian jaringan dengan bit rate video yang tersedia.Parameter video yang ditransmisikan pada jaringan dapat dilihat pada Tabel 3.3.
Tabel 3.3 Parameter Trafik Video
Setelah selesai melakukan konfigurasi jaringan, setting trafik video. Langkah selanjutnya pilih salah satu kondisi trafik video yang akan disimulasikan
kemudian jalankan simulasi lampiran 5. Sesudah simulasi selesai dijalankan maka akan dihasilkan output proses simulasi berformat .txt yang merecord semua
kejadian selama simulasi berlangsung dan animasi NAM seperti Gambar 3.2. Kemudian ulangi simulasi dengan kondisi trafik video yg lain saat tanpa
Parameter Nilai
Bit Rate bps
615.541,806 Frame sequence
IPP Frame Ratefps
30 Codec
Mpeg4 Tanpa Pengaturan Beban St20_20x
1 I
15876 16 2
P 1223
2 0.04
3 P
1116 2
0.08 4
P 937
1 0.12
5 P
1163 2
0.16 6
P 1168
2 0.2
7 P
1079 2
0.24 8
P 1234
2 0.28
9 P
1290 2
0.32 10
P 1388
2 0.36
Pengaturan Beban 2 St20_20x2
1 I
15876 16 2
P 3276
5 0.12
3 P
3410 6
0.24 4
P 3912
6 0.36
5 P
4340 6
0.48 6
P 7413
8 0.6
Universitas Sumatera Utara
pengaturan beban protokol transport dan sesudah dilakukan pengaturan beban protokol transport hingga seluruh trafik video selesai disimulasikan.
Ketika bit rate video telah disimulasikan dengan kondisi trafik videoyang berbeda. Selanjutnya semua hasil receiver output dari setiap kondisi yang
berformat .txt akan dianalisis untuk memperoleh nilai delay, packet loss, jitter dan konsumsi energi. Kemudian divisualisasikan dalam bentuk grafik untuk
mengetahui perbedaan pada setiap kondisi trafik video terhadap bit rate video yang sama.
Universitas Sumatera Utara
BAB IV HASIL SIMULASI DAN ANALISIS DATA
4.1 Umum