menyatakan bahwa tanah bertekstur halus lebih kuat menahan air dibanding tanah yang bertekstur kasar. Dilihat dari segi kerapatan massanya, semakin tinggi nilai
kerapatan massa tanah maka semakin sulit tanah tersebut untuk dilalui oleh air, sehingga perkolasi pada saluran 1 lebih rendah.
Rembesan
Dari Tabel 8 dapat dilihat bahwa jumlah rembesan yang terjadi pada saluran 2 lebih besar dari pada saluran 1. Rembesan yang lebih besar pada saluran
2, karena porositas pada bagian tepi saluran 2 lebih tinggi dibandingkan dengan saluran 1. Porositas yang lebih tinggi menunjukkan kemampuan tanah lebih
mudah untuk meloloskan air. Pada tepi saluran 1 fraksi liatnya lebih besar dibandingkan dengan tepi saluran 2, sehingga lebih sulit untuk meloloskan air.
Kehilangan air yang terjadi pada setiap saluran akan mengurangi jumlah air yang dapat dimanfaatkan oleh tanaman. Besarnya kehilangan air akan
menurunkan tingkat efisiensi dari penyaluran air tersebut. Untuk meningkatkan efisiensi penyaluran maka dilakukan perbaikan pada saluran.
4. Efisiensi Irigasi
Besar efisiensi pada saluran tersier 1 dan saluran tersier 2 di Desa Namu Ukur Utara Daerah Irigasi Namu Sira-sira Kecamatan Sei Bingei Kabupaten
Langkat dapat dilihat pada Tabel 9 dan perhitungannya terdapat pada Lampiran 10.
Tabel 9. Efisiensi saluran tersier
Lokasi Jarak pengukuran m
Efisiensi Saluran I
45 73
Saluran II 35
75 Saluran I
35 83,87
Universitas Sumatera Utara
Pada jarak pengukuran yang berbeda, efisiensi penyaluran pada saluran 2 lebih tinggi dibandingkan dengan saluran 1, sedangkan pada jarak yang sama
35 m dengan mengasumsikan bahwa kehilangan air setiap meter sama, maka diperoleh efisiensi penyaluran pada saluran 2 lebih rendah dibandingkan dengan
saluran 1. Perbedaan efisiensi pada kedua saluran disebabkan perbedaan besar kehilangan air, dimana pada saluran 2 kehilangan air yang terjadi lebih besar.
Direktorat Jendral Pengairan 2010 menyatakan bahwa efisiensi irigasi pada saluran tersier yang baik adalah 80 - 87,5 . Dari nilai efisiensi yang diperoleh
dapat dilihat bahwa efisiensi saluran 1 untuk jarak saluran 45 m dan untuk saluran 2 pada jarak 35 m efisiensinya kurang baik. Sehingga diperlukan perbaikan pada
saluran untuk meningkatkan efisiensi dari saluran tersier tersebut. Besarnya nilai efisiensi ini dipengaruhi oleh besarnya kehilangan air pada
saluran. Pada jarak yang sama yaitu 35 meter, efisiensi pada saluran 1 lebih tinggi dibandingkan dengan saluran 2. Kehilangan yang terjadi dapat melalui
evapotranspirasi, perkolasi dan rembesan. Dimana nilai evapotranspirasi, perkolasi dan rembesan pada saluran satu dan dua dapat dilihat pada Tabel 8.
Kehilangan air terbesar terjadi pada saluran 2, sehingga efisiensinya lebih kecil. Kehilangan air terbesar terjadi melalui rembesan. Hal ini disebabkan oleh
nilai porositas bagian tepi saluran lebih tinggi dibandingkan dengan bagian dalam saluran, dapat dilihat pada Tabel 6.
Kehilangan air melalui evapotranspirasi pada saluran satu dan dua adalah sama, hal ini dikarenakan kebutuhan air tanaman rumput yang sama pada kedua
saluran dimana nilai koefisien tanaman Kc rumput yaitu 0,85 dan suhu pada
Universitas Sumatera Utara
kedua tempat juga sama. Sehingga besar nilai evapotranspirasi pada kedua saluran sama.
Kehilangan air akibat perkolasi pada saluran 1 lebih kecil dibandingkan dengan saluran 2, disebabkan karena besarnya nilai kerapatan massa pada kedua
saluran berbeda. Dimana kerapatan massa pada saluran 1 lebih tinggi dibandingkan dengan saluran 2 Tabel 4. Semakin tinggi nilai kerapatan
massanya maka akan semakin padat tanah tersebut dan kandungan bahan organiknya rendah dapat dilihat pada Lampiran 6. Tanah yang mengandung
bahan organik rendah memiliki total ruang pori yang rendah juga Nurmi dkk, 2009 sehingga kemampuan untuk meloloskan air lebih sulit. Maka
pada saluran 1 perkolasi yang terjadi lebih kecil.
5. Rancangan Saluran Kecepatan aliran rata-rata