Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan Cara memproleh pengetahuan

15 6. Evaluasi evaluation Evaluasi ini berkaiatan dengan kemampuan untuk melakukan justisifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilain itu didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri, atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada.

c. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan

Menurut Mubarak, 2007, faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang antara lain: 1. Pendidikan Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang pada orang lain terhadap sesuatu hal agar mereka memahami. Tidak dapat dipungkiri bahwa semakin tinggi pendidikan seseorang semakin mudah pula mereka menerima informasi, dan pada akhirnya semakin banyak pengetahuannya. 2. Pekerjaan Pekerjaan, lingkungan pekerjaan dapat menjadikan seseorang memproleh pengalaman dan pengetahuan baik secara lansung maupun tidak langsung. 3. Umur Dengan bertambahnya umur seseorang akan terjadi perubahan pada aspek fisik dan psikologis mental. Pertumbuhan pada fisik secara garis besar ada empat kategori perubahan pertama, perubahan ukuran, kedua, perubahan proporsi, ketiga, hilangnya ciri-ciri lama, keempat, timbulnya ciri-ciri baru. Ini 16 terjadi akibat pematangan fungsi organ. Pada aspek psikologis atau mental taraf berfikir pengetahuan seseorang semakin matang dan dewasa. 4. Minat Sebagai suatu kecenderungan atau keinginan yang tinggi terhadap sesuatu, minat menjadikan seseorang untuk mencoba dan menekuni suatu hal dan pada akhirnya di proleh pengetahuan yang lebih mendalam. 5. Pengalaman Pengalaman adalah suatu kejadian yang pernah dialami seseorang dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Ada kecenderungan pengalaman yang kurang baik seseorang akan berusaha untuk melupakan, namun jika pengalaman terhadap obyek tersebut menyenangkan maka secara psikologis akan timbul kesan yang sangat mendalam dan membekas dalam emosi kejiwaannya, dan akhirnya dapat pula mempengaruhi pengetahuan dan prilaku dalam kehidupan. 6. Informasi Suatu informasi dapat membantu mempercepat seseorang untuk memperoleh pengetahuan yang baru.

d. Cara memproleh pengetahuan

Beberapa cara memproleh pengetahuan menurut Notoatmodjo, 2010, yaitu: a. Cara coba salah Trial and Error Cara coba-coba ini dilakukan dengan menggunakan kemungkinan dalam memecahkan masalah, dan apabila kemungkinan tersebut tidak berhasil, 17 dicoba dengan kemungkinan yang lain. Apabila kemungkinan kedua ini gagal pula, di coba dengan kemungkinan yang ketiga, dan apabila kemungkinan ketiga gagal dicoba dengan kemungkinan keempat dan seterusnya, sampai masalah tersebut dapat dipecahkan. Oleh karena itu cara ini disebut Trial coba and Error gagal atau salah atau metode coba-salah coba-coba. b. Cara kekuasaan atau otoritas Dalam kehidupan manusia sehari-hari, banyak sekali kebiasaan-kebiasaan dan tradisi-tradisi yang dilakukan oleh orang, tanpa melakukan penalaran apakah yang dilakukan tersebut baik atau tidak. Kebiasaan-kebiasaan ini biasanya diwariskan turun-temurun dari generasi ke generasi berikutnya dengan kata lain, pengetahuan tersebut diproleh berdasarkan pemegang otoritas, yakni orang yang mempunyai wibawa atau kekuasaan , baik tradisi, otoritas pemerintah, otoritas pemimpin agama, maupun ahli pengetahuan atau ilmuwan. Prinsip inilah, orang lain menerima pendapat yang dikemukakan oleh orang yang mempunyai otoritas, tanpa terlebih dahulu menguji atau membuktikan kebenarannya, baik berdasarkan fakta empiris ataupun berdasarkan penalaran sendiri. Hal ini disebabkan karena orang yang menerima pendapat tersebut menganggap bahwa yang dilakukan adalah benar. c. Berdasarkan pengalaman pribadi Pengalaman adalah guru terbaik, demikian bunyi pepatah. Pepatah ini mengandung maksud bahwa pengalaman itu merupakan sumber pengetahuan, atau pengalaman itu merupakan suatu cara untuk memproleh kebenaran pengetahuan. 18 d. Melalui jalan pikiran Sejalan dengan perkembangan umat manusia, cara berfikir manusia pun ikut berkembang. Dari sini manusia telah mampu menggunakan penalarannya dalam memproleh pengetahuan. Manusia dalam memproleh pengetahuan telah menggunakan jalan pikirannya, baik melalui induksi maupun deduksi. e. Cara modern dalam memproleh pengetahuan Cara baru dalam memproleh pengetahuan pada dewasa ini lebih sistematis, logis dan ilmiah. Cara ini disebut “metode penelitian ilmiah” atau lebih populer metodologi penelitian research methodology .

2. Manajemen Terpadu Balita Sakit MTBS

Dokumen yang terkait

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA PETUGAS KESEHATAN DALAM PELAYANAN MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT (MTBS) PUSKESMAS DI KABUPATEN JEMBER

1 6 79

Hubungan Pengetahuan dan Motivasi dengan Perilaku Petugas Kesehatan dalam Penatalaksanaan Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) Diare di Puskesmas kota Cilegon

4 23 143

Buku bagan manajemen terpadu balita sakit (MTBS)

0 10 67

PENGARUH PAKET EDUKASI TENTANG MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT (MTBS) DIARE TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN IBU TENTANG PERAWATAN BALITA DIARE DI SENTOLO YOGYAKARTA

0 4 100

TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT DALAM PENILAIAN TANDA DAN GEJALA AWAL PENYAKIT DENGAN MENGGUNAKAN FORMAT MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT (MTBS) DI PUSKESMAS KABUPATEN BANTUL

0 3 79

TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG PENGKALSIFIKASIAN PENYAKIT DENGAN MENGGUNAKAN FORMAT MANAJEMEN TAERPADU BALITA SAKIT (MTBS) DI PUSKESMAS KABUPATEN BANTUL YOGYAKARTA

0 4 96

PENGARUH PENGETAHUAN SIKAP DAN MOTIVASI TERHADAP PENATALAKSANAAN MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT (MTBS) PADA PETUGAS KESEHATAN DI PUSKESMAS KABUPATEN BOYOLALI

0 4 84

MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT (MTBS)

0 1 80

PENGARUH KONSELING DALAM MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT (MTBS) TERHADAP PERILAKU IBU DALAM MERAWAT BALITA SAKIT DENGAN DIARE DI PUSKESMAS PIYUNGAN BANTUL

0 0 12

PENGARUH KONSELING TENTANG MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT (MTBS) TERHADAP PERILAKU PERAWATAN ANAK DEMAM OLEH IBU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KASIHAN II BANTUL NASKAH PUBLIKASI - Pengaruh Konseling tentang Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) terhadap Peri

0 0 16