Peranan Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Pembinaan Sikap Keberagamaan Siswa Di Smp Negeri 6 Tangerang Selatan

PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM
PEMBINAAN SIKAP KEBERAGAMAAN SISWA
Di SMP Negeri 6 Tangerang Selatan

Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Syarat
Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)

Oleh
Siti Istianah
NIM 208011000075

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2013

ABSTRAK


Peranan Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Pembinaan Sikap
Keberagamaan Siswadi SMPN 6 Tangerang Selatan.
Guru agama Islam adalah seorang pendidik yang bekerja dalam bidang
pendidikan dan pengajaran ilmu-ilmu yang berkaitan dengan agama Islam kepada
anak didiknya dan juga memberi bimbingan baik jasmani maupun rohani demi
memenuhi amanah yang diperintahkan Allah SWT, agar terciptanya generasi yang
dapat mengatur dan menata alam semesta ini dengan rapi nan tertata indah.
Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui adanya Peranan Guru Pendidikan
Agama Islam dalam Pembinaan Sikap Keberagamaan Siswa. Seberapa besar
peranan yang diberikan oleh guru pendidikan agama Islam terhadap sikap
keberagamaan siswanya. Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 6 Tangerang
Selatan. Metode penelitian yang digunakan adalah metode survey dengan
pendekatan kuantitatif. Teknik pengambilan sampel yaitu random sampling.
Instrumen penelitian yang digunakan adalah angket dengan bentuk pilihan ganda,
dan data dari hasil penelitian yang penulis buat dapat diketahui bahwa jumlah
prosentase yang menjawab selalu lebih banyak yaitu 611%, dibanding prosentase
yang menjawab sering, kadang-kadang dan tidak pernah. Ini menunjukkan bahwa
guru pendidikan agama Islam cukup berperan dalam membina sikap
keberagamaan siswa, serta dapat memberikan dan menerapkan nilai-nilai ajaran
agama dengan baik terhadap para siswa.


SITI ISTIANAH (PAI)

i

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrohim,
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang yang telah melimpahkan rahmat, taufik, dan hidayah-Nya kepada penulis,
sehingga tertuntun untuk menyelesaikan skripsi ini sebagai syarat akhir dalam menyelesaikan
sarjana program strata satu (S1) pada jurusan Pendidikan Agama Islam.
Shalawat serta salam selalu penulis lafadzkan kepada Nabi Muhammad SAW, yang
atas perjuangan dan bimbingannya kita masih berada di jalan-Nya. Serta yang telah
memberikan cahayanya untuk menerangi jalan kehidupan seluruh umat. Walaupun skripsi ini
masih belum sempurna, tapi dengan penuh rasa syukur penulis dapatmenyelesaikan skripsi
ini dengan baik. Dalam menyelesaikan skripsi ini tentunya tidak terlepas dari bantuan,
bimbingan dan peran banyak pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh
karena itu, ucapan terima kasih yang sedalam-dalamnya penulis ingin sampaikan kepada:
1. Prof. Dr. H. Rif’at Syauqi Nawawi, MA selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan (FITK) Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Kepada Bapak Bahrissalim, M. Ag dan Drs. Sapiudin Shidiq, M. Ag selaku Ketua dan
Sekretaris jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Keguruan (FITK)
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Drs. Rusdi Jamil, MA. selaku dosen pembimbing yang telah banyak meluangkan
waktunya untuk membimbing dan mengarahkan penulis.
4. Seluruh dosen Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, khususnya dosen Pendidikan Agama
Islam yang telah memberikan ilmu dan uswatun hasanah kepada penulis selama masa
perkuliahan, semoga Allah SWT membalas semuanya dengan pahala dan kebaikan.
5. Pimpinan dan staf Perpustakaan Utama, Perpustakaan Tarbiyah dan Keguruan UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta, yang dalam penulisan skripsi ini memberikan andil besar
dalam hal penyediaan bahan pustaka dan sumber-sumber bacaan untuk kelancaran
penulisan skripsi ini.
6. Terima kasih kepada Bapak Ikbal, S.Pd, MM. selaku Kepala Sekolah SMP Negeri 6
Tangerang Selatan yang telah mengizinkan penulis untuk mengadakan penelitian di
sekolah tersebut, serta bapak Asep Kusdiawan, Pak Asim, Pak Arief, Pak

ii

Saprudin,Pak Yana,beserta staf dan seluruh dewan guru yang telah membantu penulis

dalam melaksanakan penelitian.
7. Kepada Aba tercinta ABD. Hamid, S.Ag dan Ummi tersayang Syahani Suryaningsih,
atas segala kasih sayang, perhatian, dan dorongannya. Tak pernah lelah dan bosan
dalam memberikan dukungan moral dan materil, serta selalu mendoakan yang terbaik
untuk buah hatimu ini, sehingga penulis dapat mengenyam pendidikan formal tingkat
perguruan tinggi hingga selesai.
8. Kepada Adik-adikku tersayang dan gokil abis, Ahmad Azhari (Ari) dan Muhammad
Husen (Husen), serta saudara-saudaraku tersayang yang senantiasa memberikan
dukungan dan doa, sehingga memberikan motivasi pada penulis untuk selalu
bersemangat demi kelancaran skripsi ini.
9. Kepada sahabat-sahabatku terkasih Resti, Lala, Eva, Azka, Nurul, Indah Royta, Isma,
Bangun dan mamih Bona (PBI) yang selalu memberikan motivasi, inspirasi dan
bantuan serta senantiasa mendampingi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
10. Kepada seluruh teman-teman seperjuangan jurusan Pendidikan Agama Islamangkatan
2008 khususnya kelas “A”, yang selalu memberikan dukungan dan indahnya
kebersamaan dalam kelas Istimewa.
Kepada semua pihak yang tidak penulis sebutkan satu persatu, apapun bentuknya baik
berupa tenaga, waktu, dan doa penulis ucapkan terima kasih banyak.
Mudah-mudahan segala amal dan jasa baik mereka yang telah membantu penulis
dalam menyelesaikan skripsi ini diterima oleh Allah SWT dan dibalas-Nya dengan pahala

yang berlipat ganda. Skripsi ini merupakan karya awal bagi penulis sehingga sangat mungkin
masih banyak terdapat kekurangan, untuk itu penulis terbuka terhadap kritik dan sarannya
dari segenap pembaca. Akhir kata penulis mempersembahkan skripsi ini segala kelebihan dan
kekurangannya, semoga dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin................

Jakarta, 5 April 2013
Penulis

iii

DAFTAR ISI

ABSTRAK

.................................................................................................................................

i

...........................................................................................................


ii

............................................................................................................................

iv

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL .................................................................................................

vi

DAFTAR GRAFIK ...............................................................................................

ix

BAB I PENDAHULUAN

.....................................................................................................

B. Identifikasi Masalah .............................................................................................
C. Pembatasan Masalah ............................................................................................
D. Perumusan Masalah .............................................................................................
E. Tujuan Penelitian ..................................................................................................
F. Manfaat Penelitian .................................................................................................
A. Latar Belakang

1
6
6
7
7
7

BAB II KAJIAN TEORI

...........................................................
Pengertian Peranan Guru Pendidikan Agama Islam ..............................
Fungsi Guru PAI ............................................................................................
Tugas Guru PAI .............................................................................................

Peranan Guru PAI ..........................................................................................

A. Peranan Guru Pendidikan Agama Islam
1.
2.
3.
4.

................................................................................
Pengertian Sikap Keberagamaan Siswa ....................................................
Sikap Siswa Remaja Terhadap Agama .....................................................

B. Sikap Keberagamaan Siswa
1.
2.

8
9
17
18

19
23
23
26

.......................................................................................................
D. Kerangka Berfikir ..................................................................................................

26

..................................................................................................................

30

C. Kajian Relevan

E. Hipotesis

iv


29

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

.............................................................................
B. Metode Penelitian ..................................................................................................
C. Populasi dan Sampel .............................................................................................
D. Teknik Pengumpulan Data ...................................................................................
E. Teknik Analisa Data ..............................................................................................
A. Tempat dan Waktu Penelitian

31
31
32
32
34

BAB IV HASIL PENELITIAN

......................

B. Deskripsi Data ......................................................................................
1. Data Peranan Guru Pendidikan Agama Islam ............................................
2. Data Sikap Keberagamaan Siswa .................................................................
C. Analisi dan Interprestasi Data .............................................................................
A. Gambaran Umum SMP Negeri 6 Tangerang-Selatan

36
40
40
55
70

BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................................................
B. Implikasi ................................................................................................
C Saran .......................................................................................................................

75
76
76

............................................................................................................

77

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

v

DAFTAR TABEL

Tabel 1

: Kisi-kisi Instrumen Angket Penelitian Peranan Guru Pendidikan Agama
Islam Dalam Pembinaan Sikap Keberagamaan Siswa ............................... 33

Tabel 2

: Guru Pendidikan Agama Islam mengingatkan siswa untuk menghormati
orang tua, guru dan teman ......................................................................... 40

Tabel 3

: Guru Pendidikan Agama Islam hadir di kelas tepat waktu ......................... 41

Tabel 4

: Guru Pendidikan Agama Islam memberikan bimbingan dan contoh nasehat
yang baik pada saat belajar mengajar ........................................................ 42

Tabel 5

: Guru Pendidikan Agama Islam melarang siswa untuk membicarakan
kejelekan orang lain (ghibah) .................................................................... 43

Tabel 6

: Guru Pendidikan Agama Islam memberikan motivasi untuk berakhlak alKarimah ................................................................................................... 44

Tabel 7

: Ketika menyampaikan materi Pendidikan Agama Islam, Guru
menggunakan media/alat peraga .............................................................. 45

Tabel 8

: Guru Pendidikan Agama Islam menyuruh siswa agar berpakaian rapi dan
sopan ........................................................................................................ 46

Tabel 9

: Guru Pendidikan Agama Islam menghukum siswa apabila tidak
mengerjakan pekerjaan rumah .................................................................. 47

Tabel 10

: Guru Pendidikan Agama Islam mengawasi siswa pada saat ujian
Pendidikan Agama Islam berlangsung ...................................................... 48

Tabel 11

: Guru Agama Pendidikan Agama Islam mendorong siswa untuk
melaksanakan nilai-nilai agama ................................................................ 49

Tabel 12

: Guru Pendidikan Agama Islam mengingatkan siswa untuk bersikap jujur .. 50

vi

Tabel 13

: Guru Pendidikan Agama Islam berperan dalam membina sikap
keberagamaan para siswa .......................................................................... 51

Tabel 14

: Guru Pendidikan Agama Islam melarang siswa untuk merokok ................ 52

Tabel 15

: Guru Pendidikan Agama Islam melarang siswa untuk memakai narkoba ... 53

Tabel 16

: Guru Pendidikan Agama Islam melarang siswa untuk tawuran .................. 54

Tabel 17

: Ketika tidak diperintahkan orang tua/guru, siswa mengerjakan sholat lima
waktu ........................................................................................................ 55

Tabel 18

: Meski waktu sholat telah tiba, siswa tetap menonton televisi ..................... 56

Tabel 19

: Jika nilai ulangan baik, siswa mengucapkan hamdalah .............................. 57

Tabel 20

: Setiap hari siswa selalu menyempatkan diri untuk membaca Al-Qur’an .... 58

Tabel 21

: Pada bulan Romadhon, siswa melaksanakan puasa Ramadhan .................. 60

Tabel 22

: Siswa melaksanakan puasa sunnah ............................................................ 61

Tabel 23

: Ketika memiliki uang, siswa memberi infak atau bersedekah kepada orang
yang kurang mampu ................................................................................. 62

Tabel 24

: Ketika orang tua memerintahkan sesuatu kepada siswa, siswa akan
mengerjakannya ........................................................................................ 63

Tabel 25

: Ketika siswa bertemu dengan guru dijalan, siswa menyapa/mengucapkan
salam kepada guru .................................................................................... 64

Tabel 26

: Siswa mendengarkan dengan seksama (tidak ramai sendiri) ketika guru
sedang berbicara di depan kelas ................................................................ 65

Tabel 27

: Ketika teman berbuat kesalahan kemudian ia meminta maaf, siswa
memaafkannya .......................................................................................... 66

Tabel 28

: Ketika sedang mengikuti ujian sekolah (ulangan harian, uts, uas dan
lainnya), siswa mengerjakannya sendiri (tidak mencontek) ....................... 67

vii

Tabel 29

: Ketika melihat uang teman jatuh siswa akan mengambilnya, kemudian
mengembalikan pada teman ...................................................................... 68

Tabel 30

: Ketika sedang berkumpul dengan teman, siswa berbicara dengan
menggunakan kata-kata yang tidak sopan (kata-kata kotor) ....................... 69

Tabel 31

: Ketika berjanji dengan orang lain, siswa menepatinya ............................... 70

Tabel 32

: Peranan Guru Pendidikan Agama Islam dalam Pembinaan Sikap
Keberagamaan Siswa ............................................................................... 71

viii

DAFTAR GRAFIK

Gambar Grafik 1

....................................................................................................... 41

Gambar Grafik 2

....................................................................................................... 42

Gambar Grafik 3

....................................................................................................... 43

Gambar Grafik 4

....................................................................................................... 44

Gambar Grafik 5

....................................................................................................... 45

Gambar Grafik 6

....................................................................................................... 46

Gambar Grafik 7

....................................................................................................... 47

Gambar Grafik 8

....................................................................................................... 48

Gambar Grafik 9

....................................................................................................... 49

Gambar Grafik 10 ....................................................................................................... 50
Gambar Grafik 11 ....................................................................................................... 51
Gambar Grafik 12 ....................................................................................................... 52
Gambar Grafik 13 ....................................................................................................... 53
Gambar Grafik 14 ....................................................................................................... 54
Gambar Grafik 15 ....................................................................................................... 55
Gambar Grafik 16 ....................................................................................................... 56
Gambar Grafik 17 ....................................................................................................... 57
Gambar Grafik 18 ....................................................................................................... 58
Gambar Grafik 19 ....................................................................................................... 59
Gambar Grafik 20 ....................................................................................................... 60

ix

Gambar Grafik 21 ....................................................................................................... 61
Gambar Grafik 22 ....................................................................................................... 62
Gambar Grafik 23 ....................................................................................................... 63
Gambar Grafik 24 ....................................................................................................... 64
Gambar Grafik 25 ....................................................................................................... 65
Gambar Grafik 26 ....................................................................................................... 66
Gambar Grafik 27 ....................................................................................................... 68
Gambar Grafik 28 ....................................................................................................... 69
Gambar Grafik 29 ....................................................................................................... 70
Gambar Grafik 30 ....................................................................................................... 71

x

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Berbagai perubahan dalam setiap aspek kehidupan dewasa ini berlangsung
dengan cepat terutama dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK).
Perubahan dalam satu bidang menimbulkan perubahan dalam bidang lain,
perubahan-perubahan ini tidak selamanya dapat diperkirakan secara pasti.
Perkembangan dalam bidang IPTEK menimbulkan perubahan-perubahan dalam
bidang lain seperti ekonomi, sosial, dan politik.
Sebagai suatu realitas, dampak dari perubahan-perubahan tersebut disamping
berpengaruh pada perilaku dan struktur kepribadian individu juga akan
berpengaruh pada perilaku dan struktur sosial. Hal ini mengakibatkan adanya
hubungan perubahan pada hubungan antar individu dalam kaitannya dengan sikap
terhadap nilai dan norma-norma agama yang dianutnya. Untuk menangkal
kesemuanya itu salah satu usaha yang dianggap ampuh adalah melalui jalur
pendidikan agama khususnya agama Islam.

1

2

Kemajuan pengetahuan dan teknologi yang tidak diimbangi dengan kemajuan
dan peningkatan iman dan taqwa dapat membawa pengaruh negatif yang kuat
terhadap

kehidupan

masyarakat,

bahkan

terutama

membawa

kepada

kemudharatan, bagi kepribadian generasi muda saat ini.
Dalam kehidupan sekarang ini para remaja dan pelajar khususnya banyak
berbuat sesuatu di luar pemikiran dan akal sehat karena tidak dilandasi iman yang
kuat. Masa remaja dikenal sebagai masa yang penuh kesukaran. Bukan saja
kesukaran bagi individu yang bersangkutan, tetapi juga bagi orang tuanya,
masyarakat, bahkan sering kali bagi politik. Situasi-situasi yang menimbulkan
konflik seperti ini, sering menyebabkan perilaku-perilaku yang aneh, canggung
dan kalau tidak dikontrol bisa menjadi kenakalan. 1
Remaja yang gagal menemukan identitas dirinya, atau mengalami
kebingungan identitas, cenderung menampilkan perilaku menyimpang atau anehaneh. Perilaku menyimpang itu seperti dalam penampilan diri dan cara berpakaian
(memakai celana dan baju yang sobek-sobek, anggota badan tertentu ditato,
rambut dipunk dan dicat warna-warni), berkata kasar (tidak sopan/santun), senang
mengonsumsi minuman keras, dan melakukan tindak kriminal. 2
Penyimpangan

yang

dilakukan

remaja

tidak

lepas

dari

pengaruh

perkembangan kehidupan kejiwaannya yang sedang mengalami kegoncangan
akibat perubahan-perubahan baik dari segi jasmani maupun rohaninya yang
berjalan begitu cepat.
Kartini Kartono mengatakan, ”Pada masa pertumbuhan remaja antara umur
12-17 tahun sering mengalami suatu bentuk krisis yang berupa kehilangan
keseimbangan jasmani dan rohani”.3 Kegoncangan pada jiwa remaja tersebut
menimbulkan berbagai keresahan yang menyebabkan labilnya pikiran, perasaan,
1

Sarlito W. Sarwono, Pengantar Psikologi Umum, (Jakarta: Rajawali Pers, 2010),

h.72
2

Syamsu Yusuf L.N, dan Nani M. Sugandhi, Perkembangan Peserta Didik, (Jakarta:
Rajawali Pers, 2011), h.97
3
Kartini Kartono, Psikologi Anak, (Bandung: Alumni, 1979), h.149

3

dan kemauan begitu juga keyakinan terhadap tuhan berubah-ubah sesuai dengan
kondisi emosinya yang tidak stabil.
Sejalan dengan perkembangan fisik dan psikis remaja, berkembang sikap
keagamaannya. Perkembangan sikap keagamaan remaja sangat berhubungan erat
dengan sikap percaya kepada Tuhan yang telah ditanamkan dalam lingkungan
keluarga dan lingkungan (pergaulannya) masyarakat yang diwujudkan kepada
pengalaman ajaran agama serta penghayatan terhadap nilai-nilai spiritual dalam
kehidupannya sehari-hari.
Oleh karena itu sering terlihat suatu keadaan jiwa tertentu pada jiwa remaja,
yaitu perasaan maju mundur dalam beriman. Sebagaimana Zakiah Daradjat
menyatakan, “Religiusitas remaja tidak sama tetapnya dengan orang dewasa atau
masa kanak-kanak”. 4 Tidak akan menemukan perasaan agama yang sama kuatnya
disetiap waktu.
Identitas keagamaan remaja adalah sikap yang diwujudkan dengan
pengalaman sepenuhnya terhadap ajaran agamanya, dalam hal ini adalah ajaran
Allah SWT, dan Rasul-Nya. Hal ini sesuai dengan konsep pendidikan Islam yang
dikemukakan oleh Zakiah Daradjat,

bahwa

“Pendidikan Islam

berarti

pembentukan pribadi muslim. Isi pribadi muslim adalah pengalaman sepenuhnya
ajaran Allah SWT dan Rasul-Nya”.5 Jadi remaja yang ideal (dalam hal sikap
keagamaannya) adalah remaja yang menjalankan perintah Allah SWT dan
menjauhi segala larangan-Nya dalam kehidupan sehari-hari. Untuk mebentuk
generasi yang ideal dan militan adalah bukan suatu hal yang sulit apabila semua
aspek bergabung saling menopang satu sama lainnya, antara lingkungan keluarga
yang harmonis, pergaulan yang baik dan bersifat agamis serta pemerintah
memberi fasilitas kegiatan yang positif.

4
5

Zakiah Daradjat, Ilmu Jiwa Agama, (Jakarta: Bulan Bintang, 1993), h.82
Zakiah Daradjat, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1996), h.17

4

Tidak semua tugas mendidik dapat dilaksanakan oleh orang tua dalam
keluarga terutama dalam hal ilmu pengetahuan. Oleh karena itu dikirimlah anak
ke sekolah.
Pada zaman sekarang, seorang guru jarang menggunakan metode yang efektif
dan efisien kepada siswanya, seperti PAIKEM, CTL dan lain-lain. Mereka hanya
memberikan tugas-tugas untuk mengisi kekosongan dalam kegiatan belajar
mengajarnya, sehingga siswa tidak dapat belajar dengan baik dan cenderung
melakukan hal-hal yang dilarang oleh sekolah, seperti memainkan handphone,
bermain-main di dalam kelas dan lain-lain.
Di sekolah guru bertanggung jawab terutama terhadap pengembangan seluruh
potensi siswa, akan tetapi seringkali menganggap bahwa tugas utamanya hanyalah
memenuhi pendidikan otak murid-muridnya. Ia merasa telah memenuhi
kewajibannya dan mendapatkan nama baik, jika murid-muridnya sebagian besar
naik kelas atau lulus dalam ujian. Akan tetapi, ajaran Islam memerintahkan bahwa
guru tidaklah hanya mengajar, tetapi juga mendidik. Ia harus memberi contoh dan
menjadi teladan bagi murid-muridnya dan dalam segala mata pelajaran ia dapat
menanamkan rasa keimanan dan akhlak sesuai dengan ajaran agama Islam.
Malahan di luar sekolah pun ia harus bertindak sebagai seorang pendidik. 6
Oleh karenanya, “seorang guru (terutama guru agam) dituntut untuk mampu
menumbuhkan sikap mental, perilaku dan pribadi anak didik, yang tentu saja
memerlukan pendekatan yang bijaksana dan hati-hati dari seorang guru. Untuk itu
dibutuhkan kecakapan mengarahkan motivasi dan berpikir dengan tidak lupa
menggunakan pribadi guru itu sendiri sebagai contoh atau model”. 7 Artinya setiap
guru diharapkan mampu memberi contoh bagi anak didiknya, bagaimana berbuat,
bersikap dan bertingkah laku dalam kehidupan sehari-hari.

6

Zakiyah Daradjat, dkk, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1992), h.72-

73
7

Sardiman AM, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rajawali Pers,
2011), h.28

5

Disinilah letak pentingnya peranan keluarga, guru dan lingkungan. Jika si
anak dilahirkan dan dibesarkan oleh orang tua yang tidak bermoral atau tidak
mengerti cara mendidik, kemudian dilanjutkan di sekolah-sekolah yang diajar
oleh guru-guru yang kurang pandai mendidik ditambah pula lingkungan atau
masyarakat yang kurang mengindahkan moral, maka sudah barang tentu hasil
yang akan terjadi pada diri si anak itu, tidak menggembirakan dai segi moral. 8
Guru agama mempunyai peranan yang sangat strategis. Karena disamping ia
dituntut untuk menyampaikan ilmu pengetahuan sesuai dengan kurikulum
sekolah, ia juga dituntut untuk mampu membentuk kepribadian siswa dan
menumbuhkan serta membiasakan norma-norma dan nilai-nilai religius bagi anak
didik dalam lingkungannya.
Oleh karena itu, dalam pelaksanaannya guru agama dituntut untuk mampu
mengorientasikan pendidikan agama bukan hanya bagaimana agar anak didik itu
menjadi manusia yang bertaqwa kepada Tuhan Yang maha Esa, tetapi juga harus
mampu mengupayakan bagaimana agar siswa mempunyai kepekaan dan
kepedulian sosial yang tinggi, mempunyai semangat kerja yang dilandasi oleh
nilai-nilai agama, mampu berhubungan dengan sesama (teman, orang tua, guru
dan lingkungannya) dengan baik.
Berdasarkan permasalahan yang dipaparkan di atas, penulis tertarik untuk
melakukan penelitian dan memilih tema dalam skripsi dengan judul: “PERANAN
GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PEMBINAAN SIKAP
KEBERAGAMAAN

SISWA

DI

SMP

NEGERI

6

TANGERANG

SELATAN”.

8

Zakiah Daradjat, Peranan Agama Dalam Kesehatan Mental, (Jakarta: Gunung
Agung, 1990), cet-10, h.67

6

B. Identifikasi Masalah
Masalah yang dapat diidentifikasi peneliti adalah sebagai berikut :
1. Guru belum efektif dan efisien dalam mengajar.
2. Kurangnya peran guru pendidikan agama Islam dalam membina sikap
pribadi siswa.
3. Sikap siswa terhadap guru dan teman kurang baik.
4. Sikap siswa terhadap orang tua kurang santun.

C. Pembatasan Masalah
Dari identifikasi masalah yang dikemukakan di atas, maka pembatasan
masalah pada skripsi ini adalah sebagai berikut :
1. Peranan Guru Pendidikan Agama Islam
Adapun Peranan Pendidikan Agama Islam disini adalah proses bimbingan
yang diberikan kepada peserta didik dengan mengajarkan, mengarahkan,
melatih dan memberikan contoh untuk mengamalkan ajaran agama, baik
melalui pelaksanaan Pendidikan Agama Islam di dalam kelas ataupun
pelaksanaan Pendidikan Agama Islam diluar kelas seperti kegiatan
keagamaan yang berciri khaskan Islam.
2. Sikap Keberagamaan Siswa
Adapun sikap keberagamaan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah
tingkah laku siswa yang sesuai dengan ajaran agama Islam, dilihat dari
aspek akhlak dan ibadah. Aspek akhlak yaitu akhlak terhadap orang tua,
akhlak terhadap guru, akhlak terhadap orang lain serta akhlak terhadap diri
sendiri. Sedangkan aspek ibadah yaitu ibadah wajib maupun ibadah
sunnah.

7

D. Perumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka dapat dirumuskan masalah
sebagai berikut :
1. Bagaimana Peranan Guru Pendidikan Agama Islam dalam membina sikap
keberagamaan siswa di SMP Negeri 6 Tangerang Selatan?

E. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui peranan guru pendidikan agama Islam dalam
pembinaan sikap keberagamaan siswa.
2. Untuk mengetahui upaya-upaya apa saja yang dilakukan guru pendidikan
agama Islam dalam pembinaan sikap keberagamaan siswa.

F. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah :
1. Dengan adanya penelitian ini, diharapkan dapat lebih meningkatkan
perhatian guru terhadap siswanya sehingga dapat mencegah terjadinya
penyimpangan sikap keberagamaan.
2. Dapat berdaya guna, terutama bagi pihak pengelola pendidikan dalam
mengembangkan

kegiatan-kegiatan

di

bidang

agama

dalam

menanggulangi penyimpangan sikap siswa dan peningkatan kualitas
pendidikan Islam yang lebih baik di masa yang akan datang.
3. Dapat memberikan informasi pada orang tua murid agar memperhatikan
anaknya dalam pergaulan sehari-hari.
4. Sedangkan manfaat bagi peneliti sendiri adalah untuk menambah
pengetahuan peneliti tentang peranan guru pendidikan agama Islam dalam
pembinaan sikap keberagamaan siswa.

8

BAB II
KAJIAN TEORI

A. Peranan Guru Pendidikan Agama Islam
Sehubungan

dengan fungsinya sebagai “pengajar”, “pendidik” dan

“pembimbing”, maka diperlukan adanya berbagai peranan pada diri guru. Peranan
guru ini akan senantiasa menggambarkan pola tingkah laku yang diharapkan
dalam berbagai interaksinya, baik dengan siswa (yang terutama), sesama guru,
maupun sengan staf yang lain. Dari berbagai kegiatan interaksi belajar-mengajar,
dapat dipandang sebagai sentral bagi peranannya. Sebab baik disadari atau tidak
bahwa sebagian dari waktu dan perhatian guru banyak dicurahkan untuk
menggarap proses belajar-mengajar dan berinteraksi dengan siswanya. 1 Dalam
dimensi dunia pendidikan, guru adalah sosok manusia mulia yang mempunyai
tanggung jawab berat dan besar yaitu membawa siswanya pada satu taraf
kematangan tertentu.
1

Sardiman AM, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rajawali Pers,
2011), h.143

8

9

Sejalan dengan ini adalah Allah SWT mengisyaratkan dalam Al-Qur’an surat
Al-Mujadalah ayat 11:

         
            

         

Artinya: “Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu:
"Berlapang-lapanglah dalam majlis", Maka lapangkanlah niscaya Allah akan
memberi kelapangan untukmu. dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", Maka
berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di
antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan
Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan”.
Guru merupakan salah satu faktor pendidikan yang sangat berperan, karena
guru itulah yang akan bertanggung jawab dalam upaya membina dan
membimbing perilaku anak didik guna pembentukan pribadinya, terlebih-lebih
guru agama, karena mempunyai tanggung jawab yang lebih berat yaitu selain ia
bertanggung jawab terhadap pembinaan sikap siswa yang sesuai dengan ajaran
agama Islam juga bertanggung jawab kepada Allah SWT.

1. Pengertian Peranan Guru Pendidikan Agama Islam
Untuk membahas peranan guru agama Islam, penulis akan memaparkan
terlebih dahulu pengertian peranan, kemudian guru dan pendidikan agama Islam.

10

Yang pertama, peran memiliki arti pelaku sebagai tokoh sandiwara atau biasa
juga diartikan sebagai suatu yang menjadi bagian atau memegang pimpinan
utama dalam terjadi hal atau peristiwa. 2 Peran memiliki makna yang berarti
tingkah laku atau prilaku. Kata peran yang mendapatkan kata akhiran “an”
menjadi peranan adalah suatu fungsi atau kedudukan. 3
Menurut kamus besar bahasa Indonesia, peran adalah “Perangkat tingkah laku
yang diharapkan dan dimiliki oleh orang yang berkedudukan dalam masyarakat,
sedangkan menurut kamus umum bahasa Indonesia, peran adalah “Sesuatu yang
menjadi bagian atau yang memegang pimpinan utama (dalam suatu peristiwa)”. 4
Peranan itu sendiri memiliki arti yaitu “Bagian dari tugas utama yang harus
dilaksanakan”. 5
Peran sangat penting sekali dalam kehidupan manusia khususnya dimasa
sekarang ini, karena menurut pengertian diatas peran itu harus dilaksanakan oleh
orang yang berkedudukan dalam masyarakat, seperti perlunya peran guru dalam
menanggulangi kebodohan, perlunya peran orang tua dalam mendidik anak ke
jalan yang benar, perlunya peran negara dalam mengentaskan kemiskinan dan
begitu pula dengan perlunya peran manusia untuk menyayangi sesama manusia.
Dan peran yang baik akan terwujud kehidupan manusia menjadi aman dan
tentram.
Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa peran dapat diwujudkan
oleh orang yang lebih tinggi tingkatannya dalam suatu masyarakat, hal tersebut
dapat terlaksana jika terdiri dari beberapa manusia.

2

Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai
Pustaka, 2001), h.854
3

Slameto, Bimbingan disekolah, (Jakarta: Bina Aksara, 1988), h.10

4

Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka), h.573
5

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta:
Balai Pustaka, 1988), h.667

11

Yang kedua, kata guru berasal dari bahasa Indonesia yang berarti orang yang
mengajar. Dalam bahasa Inggris, dari kata teacher yang berarti pengajar. Dalam
kamus besar Bahasa Indonesia, guru adalah orang yang melakukan kegiatan
mendidik atau mengajar. 6
Menurut Syaiful bahri Djamarah, bahwa “Guru adalah orang yang
memberikan ilmu pengetahuan kepada anak didik. Guru dalam pandangan
masyarakat adalah orang yang melaksanakan pendidikan di tempat-tempat
tertentu, tidak mesti dilembaga pendidikan formal, tetapi bisa juga di Mesjid, di
surau/musholah, di rumah, dan sebagainya”. 7
Menurut Zakiah Daradjat, Guru adalah seorang yang memiliki kemampuan
dan pengalaman yang dapat memudahkan dalam melaksanakan peranannya
membimbing muridnya. Ia harus sanggup menilai diri sendiri tanpa berlebihlebihan, sanggup berkomunikasi dan bekerja sama dengan orang lain. Selain itu
perlu diperhatikan pula dalam hal dimana ia memiliki kemampuan dan
kelemahan.8
Sebab dalam hal ini, guru adalah salah satu komponen manusiawi dalam
proses belajar-mengajar, yang ikut berperan dalam usaha pementukan sumber
daya manusia yang potensial di bidang pembangunan. Oleh karena itu, guru yang
merupakan salah satu unsur di bidang kependidikan harus berperan serta secara
afektif dan menempatkan kedudukannya sebagai tenaga profesional, sesuai
dengan tuntutan masyarakat yang semakin berkembang. Dalam arti khusus dapat
dikatakan bahwa pada setiap diri guru itu terletak tanggung jawab untuk
membawa para siswanya pada suatu kedewasaan atau taraf kematangan tertentu.
Dalam rangka ini guru tidak semata-mata sebagai “pengajar” yang melakukan
transfer of knowledge, tetapi juga sebagai “pendidik” yang melakukan transfer of
6

Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar
Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1998), h.288
7
Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif, (Jakarta:
PT. Rineka Cipta, 2000), cet-1, h.31
8
Zakiah Daradjat, Metodologi Pengajaran Agama Islam, (Jakarta: Bumi Aksara,
1996), cet-1, h.266

12

values dan sekaligus sebagai “pembimbing” yang memberikan pengarahan dan
menuntun siswa dalam belajar.9
Dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 Bab
1 Pasal 1 menyatakan bahwa “Pendidik adalah tenaga kependidikan yang
berkualifikasi sebagai guru, dosen, konselor, pamong belajar, widyaiswara, turor,
instruktur, fasilitator, dan sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya, serta
berpartisipasi dalam menyelenggarakan pendidikan”. 10
Guru dalam Islam adalah orang yang bertanggung jawab terhadap
perkembangan anak didik dengan mengupayakan seluruh potensinya, baik
potensi afektif, kognitif, maupun psikomotorik. Guru juga berarti orang dewasa
yang bertanggung jawab memberikan pertolongan pada anak didik dalam
perkembangan jasmani dan rohaninya agar mencapai tingkat kedewasaan, serta
mampu berdiri sendiri dalam memenuhi tugasnya sebagai hamba Allah SWT.
Disamping itu juga, ia mampu sebagai makhluk sosial dan makhluk individu
yang mandiri. 11
Guru merupakan faktor utama dalam pendidikan. Ia memegang peranan yang
sangat penting. Guru pendidikan agama Islam berbeda dengan guru bidang studi
lain. Guru agama harus mampu memancarkan nilai-nilai ajaran agama, baik dalam
penampilan dirinya secara pribadi maupun dalam pengelola kelas dalam kegiatan
belajar mengajar. Guru agama dalam tugasnya mengajar, mendidik, membimbing,
memberikan keterampilan dan norma-norma kesusilaan dan agama.
Dari beberapa pengertian di atas, dapap disimpulkan bahwa guru agama
adalah orang dewasa yang bertanggung jawab terhadap perkembangan anak
didik melalui suatu proses bimbingan jasmani dan rohani yang dilakukan dengan
kesadaran untuk mengembangkan potensi anak didik menuju ke arah
9

Ibid., h.125
Undang-undang RI No.20 Tahun 2003, Tentang Sistem Pendidikan Nasional,
(Jakarta: Departemen Agama RI Direktorat Jenderal Kelembagaan Agama Islam), h.35
11
Muhammad Nurdin, Kiat Menjadi Guru Profesional, (Jogjakarta: Prisma Sophie
Jogjakarta,1994), h.156
10

13

kedewasaan. Guru agama tidak hanya menyampaikan ilmu pengetahuan agama
saja, tetapi ia juga harus dapat membentuk, menumbuhkan dan memberikan
nilai-nilai ajaran agama kepada siswa dalam kehidupan sehari-hari.
Selanjutnya pendidikan agama Islam. Istilah pendidikan diambil dari kata
“didik” dengan memberi awalan “pe” dan akhiran “kan” yang mengandung
pengertian perbuatan (hal, cara, dan sebagainya). Istilah pendidikan ini semula
berasal dari bahasa Yunani, yaitu “Paedagogie” yang berarti bimbingan yang
diberikan kepada anak. Istilah ini kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa
Inggris dengan kata “education” yang berarti pengembangan atau bimbingan.
Dalam bahasa Arab istilah ini sering diterjemahkan dengan “tarbiyah” yang
berarti pendidikan. 12
Menurut Ngalim Purwanto, bahwa “Pendidikan adalah segala usaha orang
dewasa dalam pergaulan dengan anak-anak untuk memimpin perkembangan
jasmani dan rohaninya ke arah kedewasaan”. 13
Menurut Zuhairini, bahwa “Pendidikan adalah suatu aktivitas untuk
mengembangkan seluruh aspek kepribadian manusia yang berjalan seumur
hidup”.14
Pendidikan merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan
manusia. Melalui pendidikan manusia menjadi cerdas, tahu dan dapat
membedakan mana perilaku yang baik dan mana perilaku yang tidak baik.
Pendidikan agama mempunyai kedudukan yang tinggi dan paling utama, karena
pendidikan agama menjamin untuk memperbaiki akhlak anak-anak dan
mengangkat mereka ke derajat yang tinggi serta berbahagia dalam hidup dan
kehidupannya.

12

Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2002), h.1
M. Ngalim Purwanto, Ilmu pendidikan Teoritis dan Praktis, (Bandung:Remaja
Rosda Karya, 2007), h.11
14
Zuhairini, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1995), cet-2, h.149
13

14

Dari definisi yang telah dipaparkan di atas, maka dapat diambil kesimpulan
bahwa Pendidikan adalah suatu proses atau usaha penumpukan pengetahuan dan
keterampilan untuk mewujudkan segenap potensi yang ada dalam diri seseorang
yang dilakukan dengan sengaja dan terencana, yang dilaksanakan oleh orang
dewasa (pendidik) untuk merubah sikap dan tata laku anak-anak (terdidik), dari
tahap maupun prosesnya baik secara jasmani maupun rohani agar tercipta
manusia yang sempurna.
Bicara tentang pendidikan, cangkupannya sangat luas sekali. Dalam hal ini
peneliti bermaksud membahas mengenai Pendidikan Agama Islam.
Menurut Zakiah Daradjat, Pendidikan Agama Islam ialah usaha berupa
bimbingan dan asuhan terhadap anak didik agar kelak setelah selesai
pendidikannya dapat memahami dan mengamalkan ajaran agama Islam serta
menjadikannya sebagai pandangan hidup (Way of Life).15
Menurut Abdul Rachman Shaleh mengatakan, “Pendidikan agama Islam
adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik dalam meyakini, memahami,
menghayati dan mengamalkan agama Islam melalui kegiatan bimbingan,
pengajaran dan latihan dengan memperhatikan tuntutan untuk menghormati
agama lain dalam hubungan antar umat beragama dalam masyarakat persatuan
Nasional”.16
Sedangkan menurut Ramayulis, pengertian dari Pendidikan Agama Islam
adalah upaya sadar dan terencana menyiapkan peserta didik untuk mengenal,
memahami, mengahayati, mengimani, bertaqwa, mengamalkan ajaran agama
Islam dari sumber utamanya kitab suci Al-Qur’an dan al-Hadits, melalui
kegiatan bimbingan, pengajaran latihan, serta penggunaan pengalaman. 17

15

Zakiah Daradjat,dkk, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1996), cet-3,

h.86
16

Abdul Rachman Shaleh, Pendidikan Agama dan Keagamaan, (Jakarta: PT.
Gemawindu Pancaperkasa, 2000), cet-1, h.31
17
Ramayulis, Metodologi Pendidikan Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2005), cet-4, h.21

15

Pendidikan Agama adalah usaha yang dilakukan secara sistematis dalam
membimbing siswa yang beragama Islam, sehingga ajaran Islam benar-benar
diketahui, dimiliki, dan diamalkan oleh peserta didik baik tercermin dalam sikap,
maupun

cara

berfikirnya.

Melalui

pendidikan

agama

terjadilah

proses

pengembangan aspek kepribadian anak, yaitu aspek kognitif, aspek afektif dan
aspek psikomotorik. Sehingga ajaran agama diharapkan akan menjadi bagian
integral dari pribadi anak yang bersangkutan. Dalam arti segala aktifitas anak
akan mencerminkan sikap Islamiyah.
Pendidikan sangat berperan dalam pembentukan kualitas manusia yang
beriman dan bertaqwa. Manusia dengan kualitas diyakini mampu bertindak
bijaksana baik dalam kapasitas sebagai pemimpin bagi dirinya sendiri, keluarga
maupun masyarakat. Dalam ketetapan MPR disebutkan pembangunan nasional
dibidang pendidikan, adalah mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan
kualitas manusia Indonesia dalam mewujudkan masyarakat yang maju, adil dan
makmur, serta memungkinkan para warganya mengembangkan diri baik
berkenaan dengan aspek jasmani dan rohani.18 Pendidikan agama Islam adalah
bimbingan jasmani dan rohani berdasarkan hukum-hukum agama Islam menuju
kepada terbentuknya kepribadian utama menurut ukuran-ukuran Islam.19
“Pengaruh pendidikan agama Islam di sekolah dikalangan remaja baru dapat
terbentuk bila guru yang bersangkutan benar-benar memiliki personalitas yang
bulat dan utuh dengan keyakinan penuh terhadap kebenaran agama yang
diajarkan, berwibawa, terampil dalam menerapkan metode yang sesuai dengan
tingkat usia dan kebutuhan remaja”.20
Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa Pendidikan Agama
Islam adalah pendidikan yang berlandaskan nilai-nilai ajaran Islam dan
18

M Alisuf Sabri, Pengantar Ilmu Pendidikan, h.75.
Ahmad D Marimba, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam, (Bandung: al-Ma’arif,
1974), h. 23.
20
H. M. Arifin, Kapita Selekta Pendidikan (Islam dan Umum), (Jakarta: Bumi Aksara,
2000), h.216
19

16

dilakukan dengan sadar untuk mengembangkan potensi anak menuju
perkembangan yang maksimal dan menyiapkan anak didik untuk mengenal,
memahami, menghayati, mengimani, bertaqwa, mengamalkan ajaran agama
Islam dari sumber utamanya kitab suci Al-Qur’an dan al-Hadits, agar tidak
menguasai ilmu pengetahuan agama saja akan tetapi seluruh aspek
kepribadiannya dalam menjalankan kehidupan sehari-hari.
Sedangkan pengertian guru pendidikan agama Islam, Menurut Basyiruddin
dan Syafruddin pengertian guru pendidikan agama Islam adalah pendidik
profesional. Profesional berasal dari kata profesi adalah bidang pekerjaan yang
dilandasi pendidikan keahlian (keterampilan, kejuruan dan sebagainya)
tertentu.21
Pekerjaan profesional sebagai pendidik pada dasarnya bertitik tolak dari
panggilan jiwa, tanggung jawab sosial dan tanggung jawab keilmuan. Kinerja
guru pendidikan agama Islam menyangkut semua aktifitas atau tingkah laku
yang dikerjakan oleh seorang pendidik agama Islam dalam mencapai suatu
tujuan atau hasil pembelajaran agama Islam.
Menurut Ahmad D Marimba, “Guru agama Islam adalah orang yang memikul
tanggung jawab untuk mendidik”.22
Menurut Prof.H.M. Arifin M. Ed, adalah

orang yang membimbing,

mengarahkan dan membina anak didik menjadi manusia yang matang atau
dewasa dalam sikap dan kepribadiannya sehingga tergambarlah dalam tingkah
lakunya nilai-nilai agama Islam. 23
Dari pengertian di atas, penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa guru
pendidikan agama Islam adalah orang yang telah mengkhususkan dirinya atau
21

Syafruddin dan Basyiruddin Usman, Guru Profesional dan Implementasi
Kurikulum, (Jakarta: Ciputat Press, 2002), h.15
22
Ahmad D Marimba, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam, (Bandung: Alma’arif,
1998), h.37
23
H. M. Arifin, Pengantar Filsafat Pendidikan, (Jakarta: Bina Aksara, 1987), h.100

17

menspesialisasikan diri untuk melakukan kegiatan menyampaikan ajaran-ajaran
agama Islam kepada murid sebagai pelaksana dari sistem pendidikan untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

2. Fungsi Guru PAI
Secara tidak disadari dalam berbagai praktik dan pelaksanaan dalam kegiatan
belajar-mengajar khususnya dan proses pendidikan pada umumnya, fungsi guru
sebagai “pengajar” (penyampai ilmu pengetahuan) masih cenderung untuk
menonjol. Hal ini dapat dilihat dalam kenyataan sehari-hari bahwa guru pada
umumnya akan memberikan kriteria keberhasilan anak didiknya melalui nilainilai pelajaran yang diajarkan setiap harinya, serta kurang memerhatikan sikap
dan tingkah laku anak sehari-harinya. 24
Pekerjaan jabatan guu agama adalah luas, yaitu “untuk membina seluruh
kemampuan-kemampuan dan sikap-sikap yang baik dari murid sesuai dengan
ajaran Islam. Hal ini berarti bahwa, perkembangan sikap dan kepribadian tidak
terbatas pelaksanaannya melalui pembinaan di dalam kelas saja. Dengan kata
lain, fungsi guru dalam membina siswa tidak terbatas pada interaksi belajar
mengajar saja”. 25
Selain sebagai pendidik, “guru mempunyai berbagai fungsi, di antaranya
sebagai informatory, yaitu guru sebagai pelaksana cara mengajar informasi,
laboratorium, studi lapangan dan sumber informasi kegiatan akademik maupun
umum”.26
Fungsi sentral guru adalah mendidik. Fungsi sentral ini berjalan sejajar
dengan atau dalam melakukan kegiatan mengajar (fungsi instruksional) dan

24

Sardiman AM, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rajawali, 2011),
cet-19, h.139
25
Zakiah Daradjat, Dkk, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, (Jakarta: Bumi
Aksara, 2001), cet-2, h.262
26
Sardiman AM, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rajawali, 1990),
cet-3, h.29

18

kegiatan bimbingan, bahkan dalam setiap tingkah lakunya dalam berhadapan
dengan murid (interaksi edukatif) senantiasa terkandung fungsi mendidik. Dari
pada itu guru pun harus mencatat dan melaporkan pekerjaannya itu kepada
berbagai pihak yang berkepentingan atau sebagai bahan yang dapat
digunakannya sendiri untuk meningkatkan efektifitas pekerjaannya (sebagai
umpan balik).

3. Tugas Guru PAI
Tugas guru agama tidak hanya melaksanakan pendidikan agama dengan baik,
akan tetapi guru agama juga harus bisa memperbaiki pendidikan agama yang
terlanjur salah diterima oleh anak didik, baik dalam keluarga, maupun
masyarakat sekitarnya.27
Guru adalah figur seorang pemimpin yang dapat membentuk jiwa dan watak
anak didik, ia juga mempunyai kekuasaan untuk membentuk dan membangun
kepribadian anak didik menjadi seorang yang berguna bagi agama, nusa, dan
bangsa. Guru bertugas mempersiapkan manusia susila yang cakap yang dapat
diharapkan membangun dirinya dan membangun bangsa dan negara.
Menurut Syaiful Bahri Djamarah, tugas guru antara lain:
a. Tugas guru sebagai suatu profesi yaitu menuntut kepada guru untuk
mengembangkan

profesionalitas

diri

sesuai

perkembangan

ilmu

pengetahuan dan teknologi.
b. Tugas guru sebagai pendidik berarti meneruskan dan mengembangkan
nilai-nilai hidup kepada anak didik.
c. Tugas guru sebagai pengajar berarti meneruskan dan mengembangkan
ilmu pengetahuan dan teknologi kepada anak didik.
d. Tugas guru sebagai pelatih berarti mengembangkan keterampilan dan
menetapkannya dalam kehidupan demi masa depan anak didik.

27

Zakiah Daradjat, Ilmu Jiwa Agama, (Jakarta: Bulan Bintang, 2003), cet-16, h.125

19

e. Tugas guru sebagai kemanusiaan berarti guru harus menanamkan nilainilai kemanusiaan kepada anak didik.28
Menurut Zakiah Daradjat, Dkk, tugas guru yaitu:
a. Guru sebagai Pengajar
Sebagai pengajar, guru bertugas membina perkembangan pengetahuan,
sikap dan keterampilan.
b. Guru sebagai Pembimbing
Sebagai pembimbing, guru dapat memberikan dorongan dan menyalurkan
semangat menggiring mereka, sehingga mereka dapat melepaskan diri dari
ketergantungannya kepada orang lain dengan tenaganya sendiri.
c. Guru sebagai Administrasi
Guru bertugas sebagai administrasi, bukan berarti sebagai pegawai kan