Kompetensi Guru Pendidikan Agama Islam dalam Penilaian Sikap pada Kurikulum 2013 di SMPN 3 Tangerang Selatan

(1)

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana

Pendidikan Islam (S.Pd.I)

Oleh

Mentari Nun Rezky

Nim 1111011000015

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF

HIDAYATULLAH

JAKARTA

2015


(2)

(3)

(4)

(5)

iv

Tangerang Selatan.

Skripsi ini mengkaji tentang kompetensi guru Pendidikan Agama Islam dalam penilaian sikap pada kurikulum 2013. Penulisan skripsi ini dimaksudkan untuk mengetahui kompetensi guru Pendidikan Agama Islam yang berkaitan dengan penilaian sikap pada kurikulum 2013, serta untuk mengetahui pelaksanaan penilaian sikap pada kurikulum 2013 Pendidikan Agama Islam di Sekolah.

Kompetensi guru merupakan kemampuan, keahlian dan keterampilan yang harus dimiliki oleh guru dalam menjalankan proses pembelajaran yang meliputi perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran sampai kepada evaluasi. Dalam hal evaluasi, seorang guru dikatakan berkompeten apabila memahami teknik dan prosedur penilaian, serta mampu melaksanakan penilaian sehingga didapat hasil penilaian yang digunakan untuk memperbaiki proses belajar menagajar. Pelaksanaan penilaian tersebut dimulai dari perencanaan penilaian, pembuatan soal tes, mengolah dan menganalisis hasil tes hingga menginterpretasi dan menindaklanjuti hasil penilaian.

Penelitian pada skripsi ini menggunakan metode deskripsi analisis dan ditunjang oleh referensi-referensi yang berkaitan dengan tema yang dibahas di skripsi ini. Adapun yang menjadi tolok ukur kompetensi guru dalam pelaksanaan penilaian sikap pada kurikulum 2013 adalah hasil wawancara, observasi dan dokmentasi yang mengkategorikan guru Pendidikan Agama Islam berkompetensi tinggi, sedang atau rendah. Dan setelah dilakukan penelitian di SMPN 3 Tangerang Selatan, maka dapat disimpulkan bahwa guru Pendidikan Agama Islam di SMPN 3 Tangerang Selatan memiliki kompetensi yang sedang dalam penilaian sikap pada kurikulum 2013.


(6)

v

This thesis examines the competence of teachers of Islamic education in the assessment curriculum in 2013. This thesis is intended to determine the competence of teachers of Islamic education related to thecurriculumassessment in 2013, and to investigate the implementation of the curriculumassessment in 2013 on Islamic Education in Schools.

Teacher competency is the ability, expertise and skills that should be possessed by teachers in running the learning process that includes lesson planning, execution up to the evaluation of learning.In terms of evaluation, the teacher said to be competent if it understands the techniques and assessment procedures, and able to carry out the assessment in order to get the results of the assessment are used to improve the learning process. Implementation of the assessment starts from the planning assessment, test item construction, process and analyze the test results to interpret and follow up on the results of the assessment.

The research on this thesis using the method description analysis and supported by references related to the themes discussed in this thesis. As for the measure of the competence of teachers in the implementation of the curriculumassessmentin 2013 is the result of interviews, observation and dokumentasion categorize competent teacher of Islamic education is high, medium or low. And after conducting research in SMPN 3 Selatan Tangerang, it can be concluded that the Islamic Education teacher at SMPN 3 Tangerang Selatan have medium competence in the assessment of the attitude of the curriculumassessment in 2013.


(7)

vi

Dengan mengucapkan Al-Hamdalah kepada Allah SWT Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, karena atas Rahmat, Reski dan HidayahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini, Shalawat serta Salam semoga ALLAH SWT selalau limpahkan kepada Nabi Muhammad SAW serta para pengikutnya.

Penulis menyadari bahwa dalam proses penulisan skripsi ini banyak sekali kesulitan dan hambatan yang didapati baik dari segi moril maupun materil. Namun berkat pertolongan ALLAH SWT berupa kesungguhan dan bantuan dari berbagai pihak yang akhirnya skripsi ini dapat diselesaikan. Oleh karena itu, penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada :

1. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Dr. Abdul Majid Khon, MA., Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Marhama Saleh, Lc. MA., Sekretaris Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI)

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 4. Ibu Dra. Manerah, pembimbing skripsi yang dengan kesabaran dan keikhlasan

meluangkan waktu dan pikiran, perhatian serta arahan untuk membimbing penyusunan skripsi ini.

5. Bapak Yudi Munadi M,Ag, penasehat akademik yang telah membantu penulis baik berupa motivasi dan arahan dalam konsultasi kelancaran perkuliahan.

6. Seluruh Dosen, Staf dan karyawan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah banyak memberikan ilmu pengetahuan kepada penulis selama perkuliahan.


(8)

7. Kepala SMP Negeri 3 Tangerang Selatan Bapak Maryono. SE M.Pd, Waka kurikulum, Waka kesiswaan, Staf T.U, para dewan guru Pendidikan Agama Islam yang telah membantu dalam penelitian skripsi ini (Bpk Soleh, Bpk Anwar, Bpk Rendra, Bpk Nazir Rinun dan Ibu Khairunnisa).

8. Pimpinan dan seluruh staf administrasi Perpustakaan Utama, Perpustakaan FITK yang telah memberikan layanan kepada penulis untuk peminjaman buku-buku yang penulis butuhkan sebagai referensi yang berkaitan dengan skripsi ini.

9. Ayah Abdul Hafid dan Ibu Nur Gama tercinta yang tak henti-hentinya mendoakan, memberi limpahan kasih sayang sejak penulis lahir hingga sekarang dan motivasi baik secara moril mapun materil, semoga ALLAH SWT memberikan kebahagiaan dunia dan akhirat atas seluruh perjuangan yang Ayah dan Ibu lakukan.

10.Kakak ku tercinta (Adil Rezky) dan Adik ku tersayang (Opit Heriansyah ) yang selalu memberikan semangat dan hari-hari yang bahagia.

11.Teman-teman seperjuangan PAI 2011 kelas A (Isnawati, Nila Siska Sari, Yumna Hidayatin , Robiatul Adawiyah, Intan Zakiyah, Irfan Nurhamidah, Sabrina, Dan Ulfa Qori Khairunnisa) dan teman-teman lainnya yang tidak bisa disebutkan namanya satu persatu tanpa mengurangi rasa hormat penulis. 12.Bapak Tubagus Wahyudi, Pimpinan yayasan Kahfi Motifator School yang

senantiasa memberikan motivasi serta arahan dalam menempuh perkuliahan. 13.Teman-teman seperjuangan Kahfi Motivator School Angkatan 15 kelas B

yang tidak disebutkan namanya satu persatu tanpa mengurangi rasa hormat penulis.

14.Teman-teman seperjuangan Mahasiswa Luwu Timur (Acy, Andini, Allink, Ayu, Andri, Andis, Ayat, Safril, Kak Mujur, Dandi, Eko, Dayat dan Halim) yang selalu memberikan motivasi serta rasa persaudaraan dalam menempuh perkuliahan.


(9)

15.Serta semua pihak yang telah berpartisipasi dalam penulisan skripsi ini. Semoga segala perhatian, partisipasi dibalas oleh ALLAH SWT dan mudah-mudahan skripsi ini bermanfaat dan sekaligus dapat menambah ilmu kita semua.

Jakarta, 2 Mei 2015


(10)

ix

SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI ... iii

ABSTRAK BAHASA INDONESIA ... iv

ABSTRAK BAHASA INGGRIS ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR LAMPIRAN-LAMPIRAN ... xii

BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 4

C. Pembatasan dan Perumusan Masalah ... 4

D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ... 4

BAB II : KAJIAN TEORI A. Kajian Teori ... 6

1. Kompetensi Guru ... 6

a. Pengertian Kompetensi Guru ... 6

b. Jenis-Jenis Kompetensi Guru ... 8

c. Kompetensi Guru Dalam Melaksanakan Penilaian Pembelajaran .. 10

2. Penilaian Sikap Pada Kurikulum 2013 ... 10

a. Pengertian Penilaian Sikap ... 10

b. Tujuan Penilaian ... 11

c. Fungsi Penilaian ... 13

d. Prinsip Penialaian... 15

e. Teknik Penilaian ... 17


(11)

3. Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP ... 19

a. Pengertian Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP ... 19

b. Tujuan Pendidikan Agama Islam ... 21

c. Ruang Lingkup Pendidikan Agama Islam ... 22

d. Kompetensi Inti Dan Kompetensi Dasar Pai di SMP ... 22

B. Hasil Penelitian Yang Relevan ... 28

BAB III : METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 30

B. Latar Penelitian (setting) ... 30

C. Metode Penelitian ... 30

D. Prosedur Pengumpulan dan Pengolahan Data ... 31

E. Pemeriksaan atau Pengecekan Keabsahan Data ... 35

F. Analisis Data ... 36

BAB IV : HASIL PENELITIAN A.Profil Sekolah ... 38

1. Sejarah SMPN 3 Tangerang Selatan ... 39

2. Visi, Misi Dan Tujuan Smpn 3 Tangerang Selatan ... 41

3. Guru Dan Tenaga Kependidikan Smpn 3 Tangerang Selatan ... 42

4. Prestasi Smpn 3 Tangerang Selatan ... 44

5. Sarana Dan Prasarana Smpn 3 Tangerang Selatan... 45

6. Kurikulum Sistem Belajar Mengajar Smpn 3 Tangerang Selatan ... 46

B. Deskripsi Data ... 47

C. Pembahasan... 56

BAB V : PENUTUP A. Kesimpulan ... 64

B. Implikasi ... 65

C. Saran ... 65

DAFTAR PUSTAKA ... 67 LAMPIRAN-LAMPIRAN


(12)

xi

2.3 Kompetensi Inti Dan Dasar Ranah Afektif Tingkat SMP/MTS Kelas IX ... 27

3.1 Kisi-Kisi Instrumen Observasi Untuk Guru Pendidikan Agama Islam ... 32

3.2 Kisi-Kisi Wawancara Observasi Untuk Guru Pendidikan Agama Islam... 33

4.1 Guru Dan Tenaga Kependidikan SMPN 3 Tangerang Selatan ... 42

4.2 Prestasi Akademik Siswa Lulusan (Output) ... 44


(13)

xii 3. Lampiran Hasil Wawancara

4. Lampiran Foto-foto Penelitian 5. Lampiran Surat Bimbingan Skripsi 6. Lampiran Surat Bukti Penelitian 7. Lampiran Surat Izin Penelitian


(14)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang Masalah

Dunia pendidikan akan terus berkembang dan mengalami perbaikan dari tahun ke tahun. Salah satunya yang juga ikut berubah adalah kurikulum. Kurikulum sangat berperan aktif dalam peningkatan kualitas hasil belajar siswa. Perubahan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan menjadi kurikulum 2013, sangat mendapat perhatian di kalangan praktisi pendidikan. Terutama para pengajar dan para siswa, namun perubahan ini tentu saja menginginkan adanya kemajuan ke arah yang lebih baik lagi.

Kurikulum 2013 bertujuan untuk mempersiapkan manusia Indonesia agar memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan aktif serta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara dalam peradaban dunia.1

Tepat pada tanggal 6 Desember 2014 Mentri Pendidikan Anis Baswedan mengumumkan bahwa kurikulum 2013 dihentikan. Hal tersebut ditetapkan dengan berbagai pertimbangan. Sehubungan dengan keputusan tersebut dikatakan pula bahwasannya sekolah yang baru menggunakan kurikulum 2013 satu semester diberhentikan dan sekolah yang menggunakan kurikulum 2013 sejak tahun ajaran 2013/2014 atau 3 semester akan tetap diberlakukan dengan alasan dijadikan sebagai sekolah percontohan untuk pelaksanaan kurikulum 2013.

1


(15)

Dalam pembelajaran kurikulum 2013, otomatis bukan hanya membahas mengenai proses pembelajaran yang mengalami perubahan namun juga membahas terjadinya perubahan pada evaluasi pembelajaran.

Evaluasi adalah proses untuk menilai sesuatu, baik itu sebuah kegiatan atau pencapaian aspek kognitif, psikomotorik, dan afektif seseorang atau kelompok yang bertujuan untuk peningkatan mutu kegiatan atau orang dimasa mendatang.2

Standar penilaian pada Kurikulum 2013 menggunakan penilaian autentik, penilaian autentik adalah penilaian yang mampu mengukur perbuatan atau penampilan yang sebenarnya atas kompetensi pada suatu mata pelajaran dan penilaian yang melibatkan peserta didik pada tugas-tugas atau kegiatan yang bermanfaat, penting atau bermakna.3 Begitupun dengan pernyataan Burton yang dikutip oleh Andra Setia Bakti mengemukakan penilaian autentik adalah sekumpulan penilaian yang menghubungkan pengetahuan dengan praktik langsung.4

Salah satu yang menjadi masalah diberbagai sekolah yakni penilaian sikap yang didalamnya terdiri atas aspek spiritual dan sosial, dibuatlah instrumen penilaian yang mencakup keduanya dan dibagi menjadi beberapa penilaian yaitu penilaian spiritual, jujur, disiplin, tanggung jawab, toleransi, gotong royong, percaya diri, dan santun. Hal ini tentu memberikan waktu dan ketelitian guru dalam mengamati delapan instrumen sikap yang dimiliki siswa untuk bisa mendeskripsikan keseluruhan sikap siswa.

Dalam menilai atau mengevaluasi pembelajaran setiap guru mempunyai cara yang bervariasi ntuk menggunakan instrumen penilaian sikap yang telah dibuat. Begitupun guru pendidikan agama islam, dalam menilai sikap siswa pada mata pelajaran pendidikan agama islam yakni

2

Jejen Musfah, Peningkatan Kompetensi Guru Melalui Pelatihan dan Sumber Belajar Teori dan Praktik, (Jakarta:Kencana Perdana Media Group,2011) , hal.91

3

Masnur Muslich, Authentic Assessment Penilaian Berbasis Kelas Dan Kompetensi, (Bandung: Refika Aditama, 2011), cet.1 hal. 2.

4

Andra Setia Bakti, Sentot Kusairi, dan Muhardjito, ”Pengembangan Model Penilaian Autentik Berbasis Kurikulum 2013”, h. 3.


(16)

dengan mengobservasi siswa pada saat proses pembelajaran, hubungan siswa dengan teman saat belajar, maupun sikap siswa ketika di luar kelas. Dengan mengacu pada instumen penilaian yang sudah dibuat.

Ini tentu menjadi hal yang sangat menarik ketika melihat kompetensi guru-guru di Sekolah dalam menerapkan hasil pelatihan kurikulum 2013, karena meskipun guru-guru telah dibekali dengan pelatihan dan workshop tentang kurikulum 2013, namun setelah kembali ke sekolah masing-masing tetap saja masih ada yang belum menerapkan penilaian sikap sebagaimana standar penilaian sikap pada kurikulum 2013 yang telah ditentukan.

“Guru profesional adalah guru yang memenuhi persyaratan kompetensi untuk melakukan tugas pendidikan dan pengajaran. Oleh karena itu membicarakan aspek profesionalisme guru berarti mengkaji kompetensi yang harus dimiliki guru. Kompetensi dapat diartikan

kemampuan, kecakapan, dan wewenang”.5

Hal di atas juga dibahas dalam Undang-Undang No.14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen pada bab IV pasal 10 ayat 91, yang menyatakan

bahwa “kompetensi guru meliputi kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial dan profesional yang diperoleh dari pendidikan profesi”.6

Sehingga guru memang harus dipersiapkan sebagai peranan yang berkompeten di bidangnya dalam hal ini tentu saja mencakup kompetensi dalam penilaian sikap dalam pembelajaranpendidikan agama islam.

Berdasarkan pelaksanaan penilaian sikap dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam di Sekolah, para guru di SMPN 3 Tangerang selatan masih ada yang belum menerapkan penilaian kurikulum 2013 sebagaimana mestinya, walaupun sudah mengikuti pelatihan kurikulum 2013, kenyataannya guru yang mengajar 9 kelas belum menerapkan

5

Fachruddin Saudagar, Ali Idrus, Pengembangan Profesionalitas Guru, (Jakarta:Persada Pers, 2011), hal.29

6

Ali Mudlofir, Pendidikan professional, konsep strategi dan aplikasinya dalam peningkata mutu pendidikan di indonesia (Jakarta: Raja Grafindo persada, 2012), hal.75


(17)

penilaian sikap berdasarkan standar yang telah ditentukan, melainkan langsung memberi penilaian secara keseluruhan pada aspek sikap.

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan di atas, penulis tertarik untuk menganalisis kompetensi guru Pendidikan Agama Islam dalam penilaian sikap pada kurikulum 2013yang akan ditulis melalui

skripsi dengan judul “KOMPETENSI GURU PENDIDIKAN AGAMA

ISLAM DALAM PENILAIAN SIKAP PADA KURIKULUM 2013 DI

SMPN 3 TANGERANG SELATAN”

B.

Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan di atas, maka identifikasi permasalahannya adalah sebagai berikut:

1. Belum terpenuhinya syarat kompetensi seorang Guru Pendidikan Agama Islam dalam hal penilaian sikap pada kurikulum 2013.

2. GuruPendidikan Agama Islam belum menerapkan semua penilaian sikap pada standar kurikulum 2013 walaupun sudah diberikan pelatihan dan workshop.

C.

Pembatasan dan Perumusan Masalah

Untuk menghindari salah penafsiran terhadap laporan penelitian ini, maka penulis membatasi fokus penelitian pada Kompetensi Guru Pendidikan Agama Islam dalam penilaian sikappada Kurikulum 2013 di SMPN 3 Tangerang Selatan.

Berdasarkan pembatasan masalah yang ada dapat di tuliskan Rumusan Masalah Penelitian yaitu: Bagaimana Kompetensi Guru Pendidikan Agama Islam dalam penilaian sikap pada Kurikulum 2013 di SMPN 3 Tangerang Selatan?

D.

Tujuan dan Kegunaan Penelitian


(18)

1. Untuk mengetahui kompetensi guru pendidikan agama Islam dalam penilaian sikap pada kurikulum 2013 di SMPN 3 Tangerang Selatan 2. Untuk mengetahui faktor dan latar belakang kompetensi guru

Pendiidkan Agama Islam dalam penilaian sikap pada kurikulum 2013 di SMPN 3 Tangerang Selatan

3. Untuk mengetahui dampak dari kompetensi guru Pendiidkan Agama Islam dalam penilaian sikap pada kurikulum 2013 di SMPN 3 Tangerang Selatan.

Kegunaan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagi sekolah: sebagai bahan masukan untuk para pengelola sekolah SMPN 3 Tangerang Selatan mengenai kompetensi guru dalam penilaian sikap pada kurikulum 2013.

2. Bagi peneliti: sebagia bahan masukan dan penambahan wawasan

keilmuan dan wujud nyata dari kemampuan dalam

mengimplementasikan ilmu yang telah didapatkan.

3. Bagi pembaca: sebagai bahan pelengkap sumber belajar dalam pendidikan terutama pada kompetensi guru Pendidikan Agama Islam dalam penilaian sikap pada kurikulum 2013.


(19)

6

BAB II

KAJIAN TEORI

A.

Kajian Teori

1.

Kompetensi Guru

a.

Pengertian Kompetensi Guru

Seorang yang dinyatakan kompeten dibidang tertentu adalah seorang yang menguasai kecakapan kerja atau keahlian selaras dengan tuntutan bidang kerja yang bersangkutan dan mempunyai wewenang dalam pelayanan sosial di masyarakat.7

“Kompetensi dalam bahasa indonesia merupakan serapan dari bahasa inggris, competence yang berarti kecakapan, mengetahui menguasai pekerjaan dan berwewenang berhak memutuskan sesuatu”.8

Kompetensi adalah kumpulan pengetahuan, perilaku, dan keterampilan yang harus dimiliki guru untuk mencapai tujuan pembelajaran dan pendidikan. Kompetensi diperoleh melalui pendidikan, pelatihan, dan belajar mandiri dengan memanfaatkan sumber belajar.9

Selain pengertian di atas juga dijelaskan pengertian kompetensi sebagai berikut:

7

Samana, Profesionalisme Keguruan, (Yogyakarta: Kanisius, 1994), hal. 44. 8

J.S. Badudu, Kamus Serapan Kata-Kata Asing dalam Bahasa Indonesia, (Jakarta: Kompas Media Nusantara, 2003)

9 Ibid.


(20)

Di dalam bahasa inggris ada 3 peristilahan yang mengandung makna apa yang dimaksudkan dengan perkataan kompetensi yaitu:

“1)Competence (noun) is being competent, ability (to do the work)

2)Competent (adjective) refers to (persons) having ability , power authority, skill, knowledge, etc. (to do what is needed)

3)Competency is rational performance which satisfactorily meets the

objectives for a desired condition”.10

Definisi pertama menunjukkan bahwa kompetensi itu pada dasarnya menunjukkan kepada kecakapan atau kemampuan untuk mengerjakan sesuatu pekerjaan. Sedangkan defenisi kedua menunjukkan lebih lanjut bahwa kompetensi itu pada dasarnya merupakan suatu sifat (karakteristik) orang-orang (kompeten) ialah yang memiliki kecakapan, daya (kemampuan) otoritas (kewenangan) kemahiran (keterampilan) pengetahuan dan sebagainya untuk mengerjakan apa yang diperlukan. Kemudian defenisi ketiga lebih jauh lagi ialah bahwa kompetensi itu menunjukkan kepada tindakan (kinerja) rasional yang dapat mencapai tujuan-tujuannya secara memuaskan berdasarkan kondisi (prasyarat) yang diharapkan.11

Kompetensi keguruan menunjuk kuantitas serta kualitas layanan pendidikan yang dilaksanakan oleh guru yang bersangkutan secara berstandar sehingga diberikan pengertian “Kompetensi guru merupakan perpaduan antara kemampuan personal, keilmuan, teknologi, social dan spiritual yang secara kaffah memebentuk kompetensi standar profesi guru yang mencakup penguasaan materi, pemahaman terhadap peserta didik, pembelajaran yang mendidik, pengembangan pribadi dan profesionalisme”.12

Dari pendapat lain dijelaskan Broke and Stone yang dikutip oleh

Mulyasa bahwasannya “kompetensi guru merupakan gambaran

10

Mudlofir, op. Cit., h. 69. 11

Ibid. 12

Mulyasa, Standar Kompetensi Dan Sertifikasi Guru, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2012), cet.6, hal. 25.


(21)

kualitatif tentang hakikat perilaku guru yang penuh arti”.13

Dari berbagai defenisi yang telah dijelaskan penulis menyimpulkan bahwasannya kompetensi guru adalah segala kemampuan dan kecakapan yang harus dimiliki oleh seorang guru dalam melaksanakan tugasnya terkait peran seorang guru yakni dalam proses belajar dan mengajar siswa.

.

b.

Jenis-Jenis Kompetensi Guru

Untuk menegetahui tercapainya standar menjadi seorang guru, dalam menjalankan tugasnya sebagai pengajar dan pendidik haruslah memiliki beberapa kompetensi sebagaimana yang telah tercantum dalam penjelasan Peraturan Pemerintah No.16 tahun 2007 tentang Standar Pendidikan Nasional, adapun kompetensi-kompetensi yang terkait adalah sebagai berikut:

1) Kompetensi Pedagogis

Tugas guru yang utama ialah “Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, spiritual, sosial, kultural, emosional, dan intelektual, Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik, Mengembangkan kurikulum yang terkait dengan mata pelajaran yang diampu, dan menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik.”14

2) Kompetensi kepribadian

Kompetensi kepribadian yaitu kemampuan kepribadian yang mencakup hal diantaranya: berahlak mulia, mantap, stabil, dewasa, arif dan bijaksana, menjadi teladan, mengevaluasi kinerja sendiri, mengembangkan diri dan religius.15

Bertindak sesuai dengan norma agama, hukum, sosial, dan kebudayaan nasional Indonesia, Menampilkan diri sebagai pribadi yang jujur, berakhlak mulia, dan teladan bagi

13

Ibid., h. 26. 14

Peraturan Mentri Pendidikan Nasional No.16 Tahun 2007 Standar Kualifikasi Dan Kompetensi Guru, hal. 16.

15


(22)

peserta didik dan masyarakat, Menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa, Menunjukkan etos kerja, tanggung jawab yang tinggi, rasa bangga menjadi guru, dan rasa percaya diri, Menjunjung tinggi kode etik profesi guru.16

3) Kompetensi sosial

Kompetensi sosial merupakan kemampuan pendidik sebagai bagian dari masyarakat untuk : berkomunikasi lisan dan tulisan, menggunakan tegnologi komunikasi dan informasi secara fungsional, bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik tenaga kependidikan, orangtua/wali peserta didik dan bergaul secara santun dengan masyarakat sekitar.17“Bersikap inklusif, bertindak objektif, serta tidak diskriminatif karena pertimbangan jenis kelamin, agama, ras, kondisi fisik, latar belakang keluarga, dan status sosial

ekonomi.”18

4) Kompetensi profesional

“Kompetensi profesional adalah kemampuan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam.”19dimana kompetensi itu meliputi beberapa penguasaan yaitu

“Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu, Menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran yang diampu, Mengembangkan materi pembelajaran yang diampu

secara kreatif.”20

Secara teoritis keempat kompetensi di atas dipisahkan namun secara praktisi sangatlah berhubungan dalam diri seorang guru, karena seorang guru bukan hanya yang terampil mengajar namun

16

Ibid.,hal. 19. 17

Ibid., h.52 18

Peraturan Mentri Pendidikan Nasional, op., cit., h. 19. 19

Musfah, op., cit., h. 54. 20


(23)

harus pula memiliki pribadi yang baik. Baik itu untuk teman, peserta didik maupun masyarakat sekitarnya.

c.

Kompetensi Guru dalam Melaksanakan Penilaian

Pembelajaran

Pelaksanaan penilaian proses dan hasil belajar merupakan bagian dari kompetensi pedagogik yang harus dikuasai oleh setiap guru. Untuk melaksanakan tugas ini dengan baik seorang guru harus mempelajari peraturan perundang undangan tentang penilaian pendidikan, salah satunya adalah Peraturan Mentri Pendidikan Nasional Nomor 54 tahun 2013 tentang Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah dan nomor 66 tahun 2013 tentang Standart Penilaian Pendidikan.

Pentingnya pemahaman dan praktek yang baik tentang evaluasi pembelajaran bagi guru adalah untuk memberikan kepastian bagi peserta didik bahwa mereka telah dievaluasi sesuai dengan tujuan atau kompetensi pembelajaran yang telah disyaratkan dalam kurikulum.

Evaluasi yang benar dari para guru dapat memberikan jaminan yang lebih baik kepada para peserta didik ketika mereka diuji melalui ujian sekolah/madrasah maupun ujian nasional dan tentunya akan memberikan dampak yang lebih baik terhadap kondisi pendidikan di Indonesia.21

2.

Penilaian Sikap Pada Kurkulum 2013

a.

Pengertian Penilaian Sikap

Istilah penelian menurut ahli bahasa berasal dari istilah assesment, bukan dari istilah evaluation, dan adapun pengertian penilaian menurut Depdikbud yang dikutip oleh Zainal Arifin yakni

21


(24)

”penilaian adalah suatu kegiatan untuk memberikan berbagai informasi secara berkesinambungan dan menyeluruh tentang

proses dan hasil yang di capai siswa”22

“Penilaian adalah suatu proses atau kegiatan yang sistematis dan berkesinambungan untuk mengumpulkan informasi tentang proses dan hasil belajar peserta didik dalam rangka membuat keputusan-keputusan berdasarkan kriteria dan pertimbangan tertentu”.23

SedangkanSikap merupakan suatu bentuk kesiapan untuk bereaksi terhadap suatu objek dengan cara-cara tertentu dan juga sebagai bentuk evaluasi atau reaksi perasaan, kesiapan yang dimaksudkan merupakan kecendrungan potensi untuk bereaksi dengan cara tertentu apabila seorang dihadapkan pada suatu stimulus yang mengehendaki adanya respons.24 Dan sikap yang biasa disebut dengan penilaian afektif merupakan proses pengetahuan dan pengembangan segala yang berhubungan dengan perasaan dan emosi.25

Dari beberapa penegrtian yang telah disebutkan dapat penulis simpulkan bahwasannya penilaian sikap adalah kegiatan yang sudah diatur sebaik mungkin untuk mengukur pembelajaran dan hasil belajar berupa tingkah laku siswa yang dipengaruhi oleh emosi siswa.

b.

Tujuan Penilaian

Tujuan utama melakukan penilaian dalam proses pembelajaran adalah untuk mendapatkan informasi yang akurat mengenai tingkat pencapaian pembelajaran pada siswa sehingga dapat

22

Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran,(Bandung: Remaja rosdakarya, 2009)hal.4. 23

Ibid. 24

Kusairi dan Suprananto, Pengukuran Dan Penilaian Pendidikan, ( yogyakarta: Graha ilmu, 2012) hal.188.

25


(25)

diupayakan tindak lanjutnya. Dalam melakukan penilaian tentu saja ada beberapa hal yang ingin dicapai, adapun tujuan tersebut adalah sebagai berikut:

1) Untuk memberikan informasi tentang kemajuan belajar siswa secara individual dalam mencapai tujuan belajar sesuai dengan kegiatan belajar yang telah dilakukan.

2) Memberikan informasi yang dapat digunakan untuk membina kegiatan belajar lebih lanjut, baik terhadap masing-masing siswa maupun terhadap seluruh siswa di kelas.26

3) Untuk mengetahui kecakapan, motivasi, bakat, minat, dan sikap peserta didik terhadap program pembelajaran.

4) Untuk mengetahui tingkat kemajuan dan kesesuaian hasil belajar peserta didik dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang telah ditetapkan.

5) Untuk mendiagnosis keunggulan dan kelemahan peserta didik dalam mengikuti kegiatan pembelejaran

6) Untuk seleksi, yaitu memilih dan menentukan peserta didik yang sesuai dengan jenis pendidikan tertentu.

7) Untuk menentukan kenaikan kelas

8) Untuk menempatkan peserta didik sesuai dengan potensi yang dimilikinya.27

Selain beberapa tujuan yang telah disebutkan diatas tujuan utama sutau kegiatan penilaian adalah untuk membuat keputusan sebagaimana yang dikemukakan Tylor yang dikutip oleh Sudaryono ialah mengembangkan suatu kebijakan yang bertanggung jawab mengenai pendidikan.28

Selain itu desebutkan pula tujuan penilaian untuk mengumpulkan informasi yang bisa dipergunakan sebagai dasar untuk

26

Sunarti dan Selly Rahmawati, Penilaian dalam Kurikulum 2013, (Yogyakarta:ANDI Yogyakarta, 2014), hal. 10

27

Arifin, op. cit., hal.15. 28


(26)

mengadakan pengecekan yang sistematis terhadap hasil-hasil pembelajran yang dicapai untuk dibandingkan denagn tujuan-tujuan yang telah ditetepkan terlebih dahulu, patokan-patokan tersebut bisa berupa patokan yang ditentukan pemerintah maupun patokan yang ditentukan kurikulum setiap sekolah.29

c.

Fungsi Penilaian

Tindak lanjut dari kegiatan evaluasi sebagai suatu aktivitas untuk memperoleh informasi yang akurat mengenai tingkat pencapaian tujuan pembelajaran pada siswa merupakan fungsi penilaian yang masing-masing dapat dilakukan dengan fungsi-fungsi evaluasi yang dijabarkan sebagai berikut:

1) Fungsi formatif, yaitu untuk memberikan umpan balik

(feedback) kepada guru sebagai dasar untuk memperbaiki proses

pembelajaran dan mengadakan program remedial bagi peserta didik.

2) Fungsi sumatif, yaitu untuk menentukan nilai (angka) kemajuan/hasil belajar peserta didik dalam mata pelajaran tertentu, sebagai bahan untuk memberikan laporan kepada berbagai pihak, penentuan kenaikan kelas dan penentuan lulus tidaknya peserta didik.30

Nilai ini biasanya akan tertera pada ijazah tanda kelulusan siswa ataupun nilai-nilai yang diperoleh siswa, dan akan di cantumkan pada raport siswa pada saat kenaikan kelas atau ketingkat selanjutnya, sehingga seorang guru pada fungsi penilaian ini haruslah mampu melihat hubungan hasil belajar siswa baik itu mungkin di awal akan rendah atau sudah memenuhi standar, dan hasil belajar selanjutnya haruslah memberikan peningkatan yang baik.

29

Raka Joni, Pengukuran dan Penilaian Pendidikan, (Malang:YP2LPM, 1984), hal. 4. 30


(27)

3) Fungsi diagnostik, yaitu untuk memahami latar belakang psikologis, fisik dan lingkungan peserta didik yang mengalami kesulitan belajar yang hasilnya dapat digunakan sebagai dasar dalam memecahkan kesulitan-kesulitan tertentu.31

fungsi penilaian ini di Sekolah biasanya selain ada pendekatan kepada peserta didik yang dilakukan oleh guru mata pelajaran, dan terlebih lagi wali kelas akan membentu proses interaksi yang baik dengan psikologi siswa, juga terdapat guru bimbingan Konseling (BK) yang khusus menangani seorang siswa yang memang membutuhkan bimbingan pada keadaan dan situasi tertentu.

4) Fungsi penempatan, yaitu untuk menempatkan peserta didik dalam situasi pembelajaran yang tepat (misalnya dalam penentuan program spesialisasi) sesuai dengan tingkat kemampuan peserta didik. 32

5) Fungsi selektif, dapat diterapkannya penyeleksian dan penempatan siswa yang bertujuan untuk memilih siswa yang dapat diterima di Sekolah tertentu, memilih siswa yang dapat naik kelas atau tingkat berikutnya, memilih siswa yang bisa mendapat beasiswa dan lain sebagainya.

6) Fungsi pengukur keberhasilan, dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana suatu program berhasil diterapkan. Sebagaimana kita ketahui bahwa keberhasilan program ditentukan oleh beberapa faktor yaitu faktor guru, metode pembelajaran, kurikulum, sarana, dan sistem administrasi yang berlangsung dalam proses pembelajaran.33

31

Ibid., h.37. 32

Ibid., h.36 33


(28)

d.

Prinsip Penilaian

Dalam menilai sebuah hasil belajar, dalam hal ini adalah sikap seorang guru haruslah memperhatikan beberapa prinsip penilaian. Sebaik-baiknya prosedur penilaian yang diikuti dan sesempurnanya teknik penilaian yang diterapkan, apabila tidak dipadukan dengan prinsip-prinsip penunjangnya, maka hasilnya akan kurang dari yang diharapkan. Setidaknya ada 7 prinsip yang harus diperhatikan seorang guru dan dijabarkan sebagai berikut:

1) Prinsip berkesinambungan (continuity)

Yang dimaksudkan dari prinsip ini yakni bahwa kegiatan evaluasi hasil belajar yang baik adalah penilaian yang dilakukan secara terus menerus (kontiniu).

2) Prinsip menyeluruh (comprehensive)

Yang dimaksudkan pada prinsip ini bahwa kegiatan evaluasi hasil belajar dapat dikatakan terlaksana dengan baik apabila penilaian tersebut dilaksanakan secara utuh dan menyeluruh, mencangkup keseluruhan aspek tingkah laku siswa, baik aspek kognitif, psikomotor dan afektif yang ada pada masing-masing siswa.34“Dalam melakukan evaluasi terhadap suatu objek, guru mengambil seluruh objek itu sebagai bahan evaluasi. Misalnya jika objek evaluasi itu adalah peserta didik, maka seluruh aspek kepribadian peserta didik itu harus dievaluasi, baik yang

menyangkut kognitif, efektif maupun psikomotor”.35

3) Prinsip objektivitas (objectivity)

Prinsip ini berhubungan dengan alat penilaian yang digunakan, maksudnya alat penilaian yang digunakan hendaknya mempunyai tingkat kebebasan dari subjektivitas atau bias pribadi guru yang bisa mengganggu atau tidak ada faktor

34

Ibid., h. 55. 35


(29)

subjektif yang mempengaruhi.36 Atau penilaian yang dipengaruhi oleh standar dan tidak dipengaruhi oleh faktor subjektivitas penilai.37

4) Prinsip validitas dan Reliabilitas

Validitas merupakan ketepatan, misalnya untuk mengukur besarnya partisipasi siswa dalam proses pembelajaran bukan diukur melalui nilai saat ulangan, kehadiran, konsentrasi pada saat belajar, ketepatan dalam menjawab pertanyaan guru. Sedangkan reliabilitas menurut Sekaran yang dikutip oleh Sudaryono adalah suatu pengukuran sejauh mana pengukuran tersebut tanpa bias (bebas kesalahan- error free) dan karena itu menjamin pengukuran yang lintas waktu dan lintas beragam item dalam instrument.38

5) Prinsip penggunaan kriteria

Penggunaan kriteria yang diperlukan dalam evaluasi adalah pada saat memasuki tingkat pengukuran baik pengukuran dengan menggunakan standar relatif (penilaian acuan patokan) maupun pengukuran dengan standar mutlak (penilaian acuan normal).

6) Prinsip Kegunaan

Prinsip kegunaan ini menyatakan bahwa evaluasi yang dilakukan hendaklah merupakan sesuatu yang bermanfaat, baik bagi siswa maupun pelaksana. Apabila pelaksanaan evaluasi ini hanya akan menyusahkan siswa, tanpa ada manfaat bagi dirinya secara pedagogis, maka sebaiknya evaluasi itu tidak dilakukan. Kemanfaatan ini diukur dari aspek waktu, biaya dan fasilitas yang tersedia maupun jumlah siswa yang akan mengikutinya.39

36

Sudaryono, op. cit., hal.55. 37

Sunarti dan Rahmawati, op. cit., h. 12. 38

Sudaryono, op. cit., hal.55. 39


(30)

e.

Teknik Penilaian Sikap

Untuk memperoleh data tentang proses dan hasil belajar peserta didik, pendidik dapat menggunakan berbagai teknik penilaian secara komplementer sesuai dengan kompetensi yang dinilai. Teknik penilaian yang dapat digunakan dalam ranah sikap di bagi menjadi 4 penilian.40

Dalam penilaian kompetensi sikap pada Kurikulum 2013 guru dapat melakukan observasi, penilaian diri, penilaian teman sejawat oleh peserta didik dan jurnal.Instrumen yang digunakan untuk observasi, penilaian diri, dan penilaian antarpeserta didikadalah daftar cek atau skala penilaian (rating scale) yang disertai rubrik penilaian, sedangkan pada jurnalberupa catatan dari pendidik. Adapun teknik penilian yang digunakan dijelaskan sebagai berikut:

1) Observasi merupakan teknik penilaian yang dilakukan secara berkesinambungan denganmenggunakan indera, baik secara langsung maupun tidak langsung dengan menggunakanpedoman observasi yang berisi sejumlah indikator perilaku yang diamati.

2) Penilaian diri merupakan teknik penilaian dengan cara meminta peserta didik untukmengemukakan kelebihan dan

kekurangan dirinya dalam konteks pencapaian

kompetensi.Instrumen yang digunakan berupa lembar penilaian diri.

3) Penilaian antar peserta didik merupakan teknik penilaian dengan cara meminta peserta didikuntuk saling menilai terkait dengan pencapaian kompetensi. Instrumen yang digunakan berupalembar penilaian antarpeserta didik.

4) Jurnal merupakan catatan pendidik di dalam dan di luar kelas yang berisi informasi hasilpengamatan tentang kekuatan dan kelemahan peserta didik yang berkaitan dengan sikap dan perilaku.41

40

Arifin, op. Cit., h. 60. 41


(31)

f.

Kompetensi Sikapdi SMP

Dari penetapan kompetensi sikap seorang siswa pada jenjang SMP dikatakan bahwasannya Kualifikasi kemampuan yang harus dicapai yakni memiliki perilaku yang mencerminkan sikap orang beriman, berahlak mulia, berilmu, percaya diri, dan bertanggung jawab dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya.42

Dalam penilaian kurikulum 2013 menggunakan standar penilaian Autentik dimana menurut pernyataan Burton yang dikutip oleh Andra Setia Baktimenjelaskan penilaian autentik adalah sekumpulan penilaian yang menghubungkan pengetahuan dengan praktik langsung. Pada penilian autentik terdapat beberapa teknik penilaian yang dapat dilakukan diantaranya, penilaian keterampilan, penilaian produk, penilaian proyek, penilaian portofolio, penilaian diri, penilaian teman sejawat, ujian tertulis, dan observasi.43

Penilaian autentik juga dikenal denganberbagai istilah seperti

performance assessment,alternative assessment, direct assessment,

dan realisticassessment.Penilaian autentik dinamakan penilaian kinerja atau penilaian berbasis kinerja, karena dalam penilaian ini secara langsung mengukur performance (kinerja) aktual (nyata) siswa dalam hal-hal tertentu, siswa dimintauntuk melakukan tugas-tugas yang bermaknadengan menggunakan dunia nyata atau autentiktugas atau konteks.Penilaian autentik dikatakan penilaian alternatif, karena dapat difungsikan sebagai alternatif untuk menggantikan penilaian berbasis kelas yang di gunakan pada kurikulum tingkat satuan pendidikan, dikatakan Penilaian autentik

42

Peraturan Mentri Pendidikan Dan Kebudayaan Nomor 54 Tahun 2013 Tentang Standar Kompetensi Lulusan Pendiidkan Dasar Dan Menengah, hal. 2.

43


(32)

karena memberikan lebih banyak bukti langsung dari aplikasi yang bermakna pengetahuan dan keterampilan.44

3.

Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP

a.

Pengertian Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di

SMP

Pendidikan Agama dimaksudkan untuk peningkatan potensi spiritual dan membentuk peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia. Akhlak mulia mencakup etika, budi pekerti, dan moral sebagai perwujudan dari pendidikan Agama. Adapun pengertian dari pendidikan agama islam itu sendiri yakni

“Pendidikan Agama Islam yakni upaya pendidikan agama islam atau ajaran Islam dan nilai-nilainya, agar menjadi pandangan hidup seseorang.”45Abdul Majid yang dikutip oleh Jauharul Alim menyatakan Pendidikan Agama Islam adalah upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati, hingga mengimani ajaran agama Islam, dibarengi dengan tuntunan untuk menghormati penganut agama lain dalam hubungannya dengan kerukunan antar umat beragama hingga terwujud kesatuan dan persatuan bangsa.46

Peningkatan potensi spritual mencakup pengenalan, pemahaman, dan penanaman nilai-nilai keagamaan, serta pengamalan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan individual ataupun kolektif kemasyarakatan, peningkatan potensi spritual tersebut pada

44Hartati Muchtar, “

Penerapan Penilaian Autentik dalam Upaya Peningkatan Mutu Pendidikan” h. 73.

45

Muhaimin, Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Rajawali Pers, 2009), hal. 7.

46

Jauharul Alim, ”Kompetensi Pedagogik Guru PAI di MTS Negeri Kecematan Winong Kabupaten Pati Tahun Pelajaran 2010/2011,” Skripsi pada Fakultas Tarbiyah Institut Agama


(33)

akhirnya bertujuan pada optimalisasi berbagai potensi yang dimiliki manusia yang aktualisasinya mencerminkan harkat dan martabatnya sebagai makhluk Tuhan, dengan demikian terlihatlah pentingnya pembelajaran pendidikan agama islam.

Pendapat lain menjelaskan “Pembelajaran Pendidikan Agama Islam diartikan sebagai suatu kegiatan yang bertujuan untuk membentuk manusia agamis dengan menanamkan aqidah keimanan, amaliah, dan budi pekerti atau ahlak yang terpuji untuk menjadi manusia yang bertaqwa kepada Allah Swt.”47

Pendidikan Agama Islam diberikan dengan mengikuti tuntunan bahwa agama diajarkan kepada manusia dengan visi untuk mewujudkan manusia yang bertakwa kepada Allah SWT dan berakhlak mulia, serta bertujuan untuk menghasilkan manusia yang jujur, adil, berbudi pekerti, etis, saling menghargai, disiplin, harmonis dan produktif, baik personal maupun sosial.

Pendidikan Agama Islam diharapkan menghasilkan manusia yang selalu berupaya menyempurnakan iman, takwa, dan akhlak, serta aktif membangun peradaban dan keharmonisan kehidupan, khususnya dalam memajukan peradaban bangsa yang bermartabat. Manusia seperti itu diharapkan tangguh dalam menghadapi tantangan, hambatan, dan perubahan yang muncul dalam pergaulan masyarakat baik dalam lingkup lokal, nasional, regional maupun global.

Pendidik diharapkan dapat mengembangkan metode pembelajaran sesuai dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar. Pencapaian seluruh kompetensi dasar perilaku terpuji dapat dilakukan tidak beraturan. Peran semua unsur sekolah, orang tua

47

Basyiruddin Usman, Metodologi Pembelajaran Agama Islam, (Jakarta: Ciputat Pers, 2002), hal. 4.


(34)

siswa dan masyarakat sangat penting dalam mendukung keberhasilan pencapaian tujuan Pendidikan Agama Islam.

b.

Tujuan Pendidikan Agama Islam

Dalam pendidikan yang diatur sedemikian rupa pastilah ada hal yang ingin dicapai, begitu pula dengan Pendidikan Agama Islam ada beberapa tujuan yang akan di capai, beberapa tujuan itu adalah sebagai berikut:

1) Mewujudkan peserta didik yang taat beragama, berakhlak mulia, berpengetahuan, rajin beribadah, cerdas, produktif, jujur, adil, etis, santun, disiplin, toleran, dan mengembangkan budaya Islami dalam komunitas sekolah.

2) Membentuk peserta didik yang berkarakter melalui pengenalan, pemahaman, dan pembiasaan norma-norma dan aturan-aturan yang Islami dalam hubungannya dengan Tuhan, diri sendiri, sesama, dan lingkungan secara harmonis danMengembangkan nalar dan sikap moral yang selaras dengan nilai-nilai Islami dalam kehidupan sebagai warga masyarakat, warga negara, dan warga dunia.48

Tujuan pendidikan agama islam ialah mempelajari ilmu-ilmu agama islam dan mengetahui ilmu-ilmu agama islam serta mengamalkannya, seperti aqidah ahlak, sejarah kebudayaan islam, dan fiqh.49

Adapun pendapat lain yang dikatakan oleh Abdul Majid yang dikutip oleh Jauharul Alim Pendidikan agama Islam di sekolah atau madrasah bertujuan untuk menumbuhkan dan meningkatkan keimanan melalui pemberian dan pemupukan pengetahuan, penghayatan, pengalaman serta pengalaman peserta didik tentang agama Islam sehingga menjadi manusia muslim yang terus berkembang dalam hal keimanan, ketakwaannya, berbangsa dan bernegara, serta untuk dapat melanjutkan pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi.50

48Allson, Pengantar Umum Silabus PAI 3 Mei 2013.hal. 1.

49Mahmud Yunus, Pendidikan dan Pengajaran, (Jakarta: Hidakarya Agung), hal. 9. 50Jauharul Alim, op, cit., h. 32.


(35)

c.

Ruang lingkup Pendidikan Agama Islam

Pendidikan agama islam di SMP dan MTS memiliki perbedaan, di SMP Pelajaran pendidikan agama islam dan di MTS pelajran pendidikan agama islam di bagi menjadi 4 mata pelajaran, namun secara umum pelajaran pendidikan agama Islam berisi tentang pelajaran yang dibagi sebagai berikut:

1) Al Qur’an dan Hadits 2) Aqidah

3) Akhlak 4) Fiqih

5) Sejarah peradaban Islam.

Pendidikan Agama Islam menekankan keseimbangan, keselarasan, dan keserasian antara hubungan manusia dengan Allah SWT, hubungan manusia dengan sesama manusia, hubungan manusia dengan diri sendiri, dan hubungan manusia dengan alam sekitarnya.51

d.

Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar PAI di SMP

Dalam mencapai tujuan pembelajaran, pelajaran Pendiidkan Agama Islam haruslah dilandasi pada kompetensi inti dan kompetensi dasar yang telah ditetapkan berdasarkan kurikulum, adapun kompetensinya adalah sebagai berikut:

1) Kompetensi Inti

Kompetensi Inti merupakan terjemahan atau operasionalisasi Standar kompetensi lulusan dalam bentuk kualitas yang harus dimiliki mereka yang telah menyelesaikan pendidikan pada satuan pendidikan tertentu atau jenjang pendidikan tertentu,gambaran mengenai kompetensi utama yang dikelompokkan ke dalam aspek

51Allson, op. Cit., h. 2.


(36)

sikap, pengetahuan, dan keterampilan (afektif, kognitif, dan psikomotor) yang harus dipelajari peserta didik di jenjang sekolah, kelas dan mata pelajaran.52 Kompetensi inti jika dihubungkan dengan kompetensi seorang guru tidak hanya dituntut mengajar (transfer of knowledge) namun juga mendidik (transfer of value), proses mendidik tidak hanya berlangsung di kelas sedangkan mengajar hanya berlangsung di kelas, sehingga dapat dipastikan mengajar hanyalah bagian dari proses mendidik guru saja.53

2) Kompetensi Dasar

Kompetensi Dasar merupakan kompetensi setiap mata pelajaran untuk setiap kelas yang diturunkan dari Kompetensi Inti. Kompetensi Dasar adalah kompetensi yang terdiri atas sikap, pengetahuan, dan ketrampilan yang bersumber pada kompetensi inti

yang harus dikuasai peserta didik. Kompetensi tersebut

dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik peserta didik, kemampuan awal, serta ciri dari suatu mata pelajaran. Mata pelajaran sebagai sumber dari konten untuk menguasai kompetensi bersifat terbuka dan tidak selalu diorganisasikan berdasarkan disiplin ilmu yang sangat berorientasi hanya pada filosofi esensialisme dan perenialisme.54

Adapun kompetensi inti dan kompetensi dasar dalam ranah sikap atau afektif yang ada pada tingkat SMP/MTS adalah sebagai berikut:

Tabel 2.1

a) Kelas Tujuh (VII)55

Kompetensi Inti Kompetensi Dasar

1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya

1.1 Menghayati Al-Quran

sebagai implementasi dari

pemahaman rukun iman.

52

Kemendigbud, Kompetensi Dasar Sekolah Menengah Atas (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTS), 2013, hal. 5.

53

Moqowim, Modul Pengembangan Soft Skill Guru PAI(Jakarta: bumi Aksara, 2006), cet.4, hal. 7.

54

Ibid., h. 7. 55


(37)

1.2 Beriman kepada Allah SWT 1.3 Beriman kepada malaikat Allah SWT

1.4 Menerapkan ketentuan

bersuci dari hadats kecil dan hadats besar berdasarkan syariat Islam

1.5 Menunaikan shalat wajib berjamaah sebagai implementasi dari pemahaman rukun Islam 1.6 Menunaikan shalat Jumat

sebagai implementasi dari

pemahaman Q.S. Al-Jumu„ah

(62): 9

1.7 Menunaikan shalat jamak qasar ketika bepergian jauh (musafir) sebagai implementasi

dari pemahaman ketaatan

beribadah

2. Menghargai dan menghayati

perilaku jujur, disiplin,

tanggungjawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial

dan alam dalam jangkauan

pergaulan dan keberadaannya

2.1 Menghargai perilaku jujur

sebagai implementasi dari

pemahaman Q.S. Al-Baqarah (2): 42 dan hadits terkait

2.2 Menghargai perilaku hormat dan patuh kepada orang tua dan guru sebagai implementasi dari Q.S. Al-Baqarah (2): 83 dan hadits terkait

2.3 Menghargai perilaku empati

terhadap sesama sebagai

implementasi dari Q.S. An-Nisa (4): 8 dan hadits terkait

2.4 Menghargai perilaku ikhlas, sabar, dan pemaaf sebagai implementasi dari pemahaman Q.S.An-Nisa (4):146, Q.S. Al Baqarah (2):153, dan Q.S. Ali Imran (3):134, dan hadits terkait 2.5 Menghargai perilaku amanah sebagai implementasi dari Q.S. Al-Anfal (8): 27 dan hadits terkait

2.6 Menghargai perilaku

istiqamah sebagai implementasi dari pemahaman QS Al-Ahqaf (46): 13 dan hadits terkait


(38)

2.7 Menghargai perilaku semangat menuntut ilmu sebagai implementasi dari pemahaman sifat Allah (Al-‟ Alim, al-Khabir, as-Sami‟ , dan al-Bashir) dan Q.S.Al-Mujadilah (58):11 dan Q.S. Ar-Rahman (55):33 serta hadits terkait 2.8 Meneladani perjuangan Nabi Muhammad SAW

Tabel 2.2

b) Kelas Delapan (VIII)56

Kompetensi Inti Kopetensi Dasar

1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya

1.1 Menghayati Al-Quran sebagai implementasi dari pemahaman rukun iman.

1.2 Meyakini Kitab suci Al-Quran sebagai pedoman hidup sehari-hari 1.3 Meyakini Nabi Muhammad SAW sebagai nabi akhir zaman 1.4 Menunaikan shalat sunnah 1.5 Menerapkan ketentuan sujud syukur, sujud tilawah dan sujud syahwi berdasarkan syariat Islam 1.6 Menunaikan puasa Ramadhan

dan puasa sunnah sebagai

implementasi dari pemahaman

rukun Islam

1.7 Menerapkan ketentuan syariat

Islam dalam mengonsumsi

makanan yang halal dan bergizi

2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin,

tanggungjawab, peduli

(toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan

2.1 Menghargai perilaku jujur

sebagai implementasi dari

pemahaman Q.S. Al-Maidah (5): 8 dan hadits terkait

2.2 Menghargai perilaku hormat dan patuh kepada orang tua dan guru sebagai implementasi dari

56


(39)

alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya

pemahaman Q.S. An-Nisa (4): 36 dan hadits terkait

2.3 Menghargai perilaku gemar beramal saleh dan berbaik sangka

kepada sesama sebagai

implementasi dari pemahaman Q.S. Ashr (103):2-3, Q.S. Al-Hujurat (49):12 dan hadits terkait 2.4 Menghargai perilaku rendah hati, hemat, dan hidup sederhana

sebagai implementasi dari

pemahaman Q.S. Al Furqan (25): 63, Q.S. Al Isra‟ (17):27 dan hadits terkait

2.5 Menghargai perilaku

mengonsumsi makanan dan

minuman yang halal dan bergizi

dalam kehidupan sehari-hari

sebagai implementasi dari

pemahaman Q.S. An-Nahl

(16):114 dan hadits terkait

2.6 Menghargai perilaku

menghindari minuman keras, judi,

dan pertengkaran sebagai

implementasi dari pemahaman Q.S. Al-Maidah (5): 90–91 dan 32 serta hadits terkait.

2.7 Menghargai perilaku semangat

menumbuh kembangkan ilmu

pengetahuan sebagai implementasi dari pemahaman sifat Allah

(Al-‟ Alim, al-Khabir, as-Sami‟ , dan al-Bashir) dan Q.S.Al- Mujadilah (58):11 dan Ar-Rahman (55): 33 serta hadits terkait

2.8 Meneladani semangat ilmuwan

muslim dalam

menumbuhkembangkan ilmu

pengetahuan dalam kehidupan


(40)

Tabel 2.3

c) Kelas Sembilan (IX)57

Kompetensi Inti Kompetensi Dasar

1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya

1.1. Menghayati Al-Quran

sebagai implementasi dari

pemahaman rukun iman

1.2. Beriman kepada Hari Akhir 1.3. Beriman kepada Qadha dan Qadar

1.4. Menerapkan ketentuan

syariat Islam dalam pelaksanaan penyembelihan hewan

1.5. Menunaikan ibadah qurban dan aqiqah sebagai implementasi dari surah al-Kautsar

2. Menghargai dan menghayati

perilaku jujur, disiplin,

tanggungjawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial

dan alam dalam jangkauan

pergaulan dan keberadaannya

2.1 Menghargai perilaku jujur

dalam kehidupan sehai-hari

sebagai implementasi dari

pemahaman Q.S. Ali Imran (3): 77; Q.S. Al-Ahzab (33): 70 dan hadits terkait.

2.2 Menghargai perilaku hormat dan taat kepada orang tua da guru sebagai implementasi dari pemahaman Q.S. Al- Isra (17): 23 dan Q.S. Luqman (31): 14 dan hadits terkait.

2.3 Menghargai perilaku yang

mencerminkan tata krama,

sopan-santun, dan rasa malu

sebagai implementasi dari

pemahaman Q.S. Al- Baqarah (2): 83 dan hadits terkait.

2.4 Menghargai sikap optimis, ikhtiar, dan tawakal sebagai implementasi dari pemahaman Q.S. Az-Zumar (39): 53; Q.S. An-Najm (53):39-42; Q.S. Ali Imran (3): 159dan hadits terkait. 2.5 Menghargai perilaku toleran

dan menghargai perbedaan

57


(41)

dalam pergaulan di sekolah dan

masyarakat sebagai

implementasi dari pemahaman Q.S. Al-Hujurat (49): 13 dan hadits terkait.

2.6 Menghargai sikap empati, peduli, dan gemar menolong

kaum dhuafa sebagai

implementasi dari pemahaman makna ibadah qurban dan aqiqah 2.7 Menghargai sikap mawas diri sebagai implementasi dari pemahaman iman kepada Hari Akhir

2.8 Menghargai sikap tawakal

kepada Allah sebagai

implementasi dari pemahaman iman kepada Qadha dan Qadar

B.

Penelitian Yang Relevan

Penelitian yang mempunyai relevansi dengan penelitian ini diantaranya: 1. Penelitian oleh Moh Arifin (3014054), dengan judul “Evaluasi

Pembelajaran Mata Pelajaran PAI Siswa Kelas IX di SMP Islam Sultan

Agung Sukolilo Pati”. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa evaluasi

pembelajaran di SMP Islam Sultan Agung Sukolilo dapat dikatakan tidak baik karena evaluasi tidak berjalan sesuai dengan program yang direncanakan.58

2. Penelitian oleh Hanifah Lubis (104011000177), dengan judul “Studi Kompetensi Guru Agama Islam Dalam Pelaksanaan Evaluasi

Pembelajaran di SMA Negeri 88 Jakarta”. Kesimpulan dari hasil penelitiannya bahwa guru Pendidikan Agama Islam di SMAN 88

58

Moh Arifin, Evaluasi Pembelajaran Mata Pelajaran PAI Siswa Kelas IX di SMP Islam Sultan Agung Sukolilo, 2015, hal. 86.

(http://www.academia.edu/3211522/studi_kompetensi_guru_pendidikan_agama_islam_dalam_pel aksanaan_evaluasi_pembelajaran_di_sma_negeri_88_jakarta)


(42)

Jakarta memiliki kompetensi yang tinggi dalam pelaksanaan evaluasi pembelajaran.59

3. Jurnal yang berjudul Aplikasi Konsep Evaluasi dalam Pembelajaran PAI di Sekolah Dasar oleh Drs. Zainal Arifin, M.Pd. Secara umum hasil penelitian ini disimpulkan bahwa pemahaman guru tentang evaluasi dalam pembelajaran PAI di SD dapat dikategorikan masih kurang baik, sekalipun dalam prosedur evaluasi dianggap cukup. Pemahaman guru tentang evaluasi selalu dikaitkan dengan pengalaman praktis mereka diSekolah yang cenderung lebih banyakmenggunakan pendekatan secara tradisional.60

59

Hanifah Lubis, Studi Kompetensi Guru Agama Islam Dalam Pelaksanaan Evaluasi Pembelajaran di SMA Negeri 88 Jakarta, 2015, hal. 74.

(http://library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/89/jtptiain-gdl-moharifin3-4423-1-sekripsi-p.pdf)

60

Zainal Arifin, Aplikasi Konsep Evaluasi dalam Pembelajaran PAI di Sekolah Dasar, 2015, hal. 23.

(http://file.upi.edu/Direktori/fip/jur._kurikulum_dan_tek._pendidikan/196105011986011Z AINAL_arifin/silabus_evaluasi_pembelajarahbjn/Artikel_Aplikasi_Konsep_Evaluasi_Dlm_PAI.p df)


(43)

30

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A.

Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat penelitian ini dilakukan di SMPN 3 Tangerang Selatan. Dan Waktu penelitian dilakukan pada semester genap tahun ajaran 2014/2015 dari Bulan Maret sampai dengan April 2015.

B.

Latar Penelitian (

Setting

)

Latar penelitian ini dilakukan di kelas dan menyesuaikan tempat guru mata pelajaran Penidikan Agama Islam dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran, terdapat 4 guru Pendidikan Agama Islam sebagai informan, baik itu untuk di observasi, wawancara dan pengumpulan dokumentasi. Dan difokuskan pada kompetensi guru dalam melakukan penilaian Sikap pada Kurikulum 2013 pada siswa di SMPN 3 Tangerang Selatan.

C.

Metode Penelitian

Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah penelitian kualitatif, ada beberapa istilah yang digunakan untuk penelitian kualitatif yaitu penelitian atau inkuiry naturalistikatau alamiah, etnografi,


(44)

interaksionalis simbolik, perspektif kedalam, etnometodologi, fenomenalogis, studi kasus, interpretatif, ekologis, dan deskriptif.61

Dari pendapat lain oleh Bogdan dan Tylor yang dikutip oleh Margono menyatakan “penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati”.62

Dalam penelitian ini, metode yang digunakan adalah penelitian deskripsi kualitatif. Deskripsi kualitatif adalah penelitian yang mencakup masalah penelitian murni tentang program atau pengalaman yang ada di lingkungan penelitian.63 Penelitian kualiatatif bersifat induktif, maksudnya peneliti membiarkan permasalahan-permasalahan muncul dari data atau dibiarkan terbuka untuk intrepetasi. Kemudian data dihimpun dengan pengamatan yang seksama, melalui deskripsi yang mendetail disertai catatan-catatan hasil wawancara yang mendalam serta hasil analisis dokumen dan catatan-catatan di lapangan.64

D.

Prosedur Pengumpulan dan Pengolahan Data

Dalam pengumpulan data penulis melakukan beberapa cara untuk mengumpulkan data di lapangan terkait tujuan penelitian, adapun teknik yang digunakan adalah sebagai berikut:

1. Observasi

“Observasi adalah proses pengamatan terhadap fenomena yang terjadi di lapangan, atau perhatian yang terfokus pada kejadian, gejala atau

sesuatu yang berhubungan dengan data tujuan penelitian.”65

61

Nuraida, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Tangerang: Islamic Resarch Publishing, 2009), cet., 1 hal. 34

62

Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2007), cet., 6 hal. 36 63

Emzir, Metodologi Penelitian Pendidikan Kuantitatif Dan Kualitatif, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2008), h. 174.

64

Nusa Putra, Metode Penelitian Kualitatif Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2012), cet.1 hal. 46

65

Emzir, Metodologi Penelitian Kualitatif Analisis Data, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2011), cet.2, hal. 37.


(45)

Dengan teknik ini maka peneliti melakukan observasi pada lingkungan sekolah SMPN 3 Tangerang Selatan, dengan mengamati keseharian guru-guru pendidikan agama islam melaksanakan penilaian sikap pada kurikulum 2013. Adapun instrmen observasi yang digunakan adalah sebagai berikut:

Tabel 3.1

Kisi-kisi instrumen observasi untuk guru pendidikan Agama Islam

Dimensi Indikator

Perencanaan penilaian sikap

- Pemilihan Teknik penilaian - Penyusunan kisi-kisi instrumen penilaian Penyusunan instrumen

penilaian sikap

-Pembuatan instrumen penilaian sikap

-Kesesuaian SKKD pendidikan Agama Islam Tindakan penilaian -penilaian observasi

-Penilaian diri sendiri -penilaian anatar teman -Penilaian jurnal

Pengolahan dan analisis -Pemberian skor atau angka Interpretasi dan tindak

lanjut dari hasil penilaian sikap

-Menentukan kualitas murid -Pengamatan perubahan sikap siswa.


(46)

2. Wawancara

Wawancara adalah proses tanya jawab antara pewawancara dengan informan guna memperoleh informasi yang lebih terperinci dan sesuai dengan tujuan penelitian.66

Penulis melakukan wawancara dengan narasumber yaitu guru SMPN 3 Tangerang Selatan, tujuannya untuk mengetahui sejauh mana kompetensi guru terhadap penilaian sikap pada kurikulum 2013 dengan menggunakan pedoman wawancara oleh penulis. Adapun instrmen wawancara yang digunakan adalah sebagai berikut:

Tabel 3.2

Kisi-kisi instrumen wawancara untuk Guru Pendidikan Agama Islam

66

Zainal Arifin, penelitian pendidikan, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2011) cet., 1 hal. 170.

Dimensi Indikator No. Item Jum. Item

1. Perencanaan penilaian sikap

1. Pemilihan Teknik penilaian sikap

2. Penyusunan kisi-kisi penilaian

3. Penentuan Kriteria penilaian

4. Penyesuaian SK dan KD pendidikan Agama Islam

5. Penyesuaian materi pembelajaran

Pendidikan Agama Islam

1, 2, 3, 11, 18, 22dan 31

7


(47)

3. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data penelitian mengenai hal-hal yang berupa catatan, transkip, buku, surat, notulen wawancara, rekap penilaian, agenda, dan lain-lain.67

Dalam hal ini penulis mengumpulkan data dalam bentuk catatan-catatan, dokumen-dokumen yang terkait dengan penilaian sikap siswa, daftar hasil penilaian sikap siswa, serta instrumen yang digunakan dalam proses menilai sikap siswa.

67

Jhoni Dimyati, Metodologi Penelitian Pendidikan Dan Aplikasinya Pada Pendidikan Anak Usia Dini (Paud), (Jakarta: Kencana, 2013), cet. 1, hal. 99

sikap observasi

2.Penilaian sikap diri sendiri

3.Penilaian sikap antar teman

4.Penilaian jurnal 5.Waktu dan situasi penilaian sikap

24,28, dan 32,

3. Pengolahan dan analisis

1. Pemberian skor atau angka

2. deskripsi hasil penilaian

9, 10, 12, 13, 14, 15, 21, dan

27

8

4. Interpretasi dan tindak lanjut dari hasil penilaian sikap

1. Menentukan kualitas murid

2. Pengimputan nilai siswa ke komputer 3. Pengamatan perubahan sikap

16, 17, 19, 20, 23, 25, 26, 29, 30, 33, 34, dan

35

12


(48)

Setelah semua data terkumpul atau kegiatan pengumpulan data di lapangan dinyatakan selesai, barulah dilakukan pengolahan data.

E.

Pemeriksaan atau Pengecekan Keabsahan Data

Ketika data sudah terkumpul itu berarti modal awal yang sangat berharga dalam penelitian, data yang sudah terkumpul akan diadakan analisis yang digunakan sebagai bahan masukan untuk penarikan kesimpulan. Melihat begitu besarnya data yang terkumpul menjadi sangat penting. Data yang salah akan menghasilkan penarikan kesimpulan yang salah demikian pula sebaliknya data yang benar akan menghasilkan kesimpulan yang benar. peneliti dalam penelitian haruslah berusaha mendapatkan data yang valid, untuk itu dalam pengumpulan data peneliti perlu dilakukan teknik pemeriksaan. Untuk menetapkan keabsahan data diperlukan sejumlah kriteria tertentu.

Dalam penelitian kualitatif, instrumen utamanya adalah manusia, karena itu yang diperiksa adalah keabsahan datanya. Setelah mendapatkan data yang jenuh yaitu keterangan yang didapatkan dari sumber-sumber data telah sama maka data yang didapatkan lebih kredibel. Menurut Sugiyono yang dikutip oleh Imam Gunawan membedakan empat macam triangulasi diantaranya dengan memanfaatkan penggunaan sumber, metode, peneliti dan teori.68 Dalam penelitian ini menggunakan Triangulasi sumber, dimana triangulasi sumber artinya membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang di peroleh melalui waktu dan alat penelitian yang telah digunakan.

Ketika data sudah terkumpul itu berarti modal awal yang sangat berharga dalam penelitian, data yang sudah terkumpul akan diadakan analisis yang digunakan sebagai bahan masukan untuk penarikan kesimpulan. Melihat begitu besarnya data yang terkumpul menjadi sangat vital. Data yang salah akan menghasilkan penarikan kesimpulan yang

68

Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif Teori Dan Praktik, (Jakarta: Bumi Aksara, 2013), cet., 1, hal. 219


(49)

salah demikian pula sebaliknya data yang benar akan menghasilkan kesimpulan yang benar.

Jadi setelah penulis melakukan penelitian dengan menggunakanmetode observasi,wawancara,dan dokumentasi kemudian data hasil daripenelitian itu digabungkan sehingga saling melengkapi sehingga dapat dilanjutkan ke tahap analisis data penelitian.

Untuk memperoleh data yang falid maka digunakan teknik triangulasi data yang memeriksa kebenaran hipotesis. Adapun tindakan yang dilakukan adalah sebagai berikut:

1. Membandingkan hasil pengamatan dengan wawancara

2. Membandingkan apa yang dikatakan di muka umum dengan yang dikatakan secara pribadi.

3. Membandingkan hasil wawancara dengan dokumen yang ada.

F.

Analisis Data

Menurut Bogdan yang dikutip oleh Sudaryono Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang di peroleh dari hasil observasi, wawancara, dan dokumentasi dengan cara mengorganisasikan data kedalam kategori, menjabarkan kedalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun kedalam pola, memilih mana ynag akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri dan orang lain.69

Dalam pendapat lain Spradley yang dikutip oleh Imam Gunawan mengatakan analisis data kulitatif adalah pengujian sistematik dari suatu untuk menetapkan bagian-bagiannya, hubungan antar kajian, dan hubungannya terhadap keseluruhannya.70

69

Sugiyono, Metode Penelitian Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, Dan R& D , (Bandung: Alfabeta, 2009), cet.8, hal. 244.

70


(50)

Aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan dilakukan secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. Aktivitas dalam analisis data yaitu : data reduction, data display,

dan conclution drawing/ verification.71

1. Reduksi data (data reduction)

Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal penting, mencari pola dan temanya dan membuang pola yang tidak perlu.

2. Paparan data (data display)

Dalam penelitian kualitatif, penyajian data dapat dilakukan dengan bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, dan sejenisnya. Dalam hal ini Miles dan Huberman yang dikutip oleh Sugiono menyatakan “the most frequent of display data for kualitative research

data in the pas has been narrative tex” yang paling sering digunakan

dalam penyajian data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif.

3. Penarikan kesimpulan dan verifikasi (Conclusion drawing verification)

Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah bila data-data atau bukti pengumpulan data berikutnya. Dan langkah ketiga dalam anlisis data kualitatif menurut Miles dan Huberman yang dikutip oleh Sugiyono adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi.72

71

Sugiyono, op. cit., hal. 246. 72


(51)

38

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A.

Profil Sekolah

.

Nama Sekolah : SMP Negeri 3 Kota Tangerang

Selatan

No. Statistik Sekolah : 201.280310.002

NPSN : 20603132

Alamat Sekolah : Jl. Ir. H. Juanda (samping UIN

Jakarta)

Ciputat 15412 Kabupaten Tangerang

Telepon / Fax : (021) 7401312

Status Sekolah : Negeri

Status Pembinaan : SSN

Luas Lahan/Tanah : 4.811 m2

Status Kepemilikan : Hak Milik

Nama Kepala Sekolah : H. Maryono, S.E.M.M.Pd

Pendidikan Terakhir : Strata Dua (S2) Managemen


(52)

Masa Kerja Sebagai Kasek : 5 tahun Nilai Akreditasi Sekolah : 97,05

NPWP : 00170.775.1.411.000

1.

Sejarah SMPN 3 Tangerang Selatan

Berdiri sejak tahun 1977 dengan nama kelas jauh SMPN 2 Tangerang dan dikukuhkan menjadi SMPN 2 Filial tahun 1979. Bulan februari 1983 menjadi sekolah mandiri dengan nama SMP Negeri 1 Ciputat. Perubahan nomenclatur pada tahun 1999 untuk Kecematan Ciputat menjadikan SMPN 1 Ciputat berubah nama menjadi SMP Negeri 2 Ciputat hingga SMPN 3 Tangerang Selatan saat ini. Adapun nama pimpinan di sekolah ini adalah:

a. Periode (1977)

Pada tahun 1977, PT Kalimaya memberikan tanah seluas 4039 m2, kemudian oleh Bapak Ali Sadikin selaku gubernur DKI pada masa itu dibangunlah sebuah sekolah di atas tanah tersebut. Awal berdiri sekolah itu diberi nama SMP Negeri cabang (kelas jauh) dari SMP Negeri 2 Tangerang, kemudian pada bulan April tahun 1979 oleh Kanwil Jawa Barat dikukuhkan menjadi SMP Negeri 2 Filial, yang beralamat di Jalan Ir. H. Juanda, Ciputat Timur, Tangerang Selatan. Kepala Sekolah sekaligus Pendiri

: R. Soeharto

Bapak R. Soeharto menjabat sebagai Kepala Sekolah sementara di sekolah tersebut, kemudian pada tahun yang sama dipilihlah Bapak Drs. H. Wanhar sebagai Kepala Sekolah tetap di SMP Negeri 2 Filial.

b. Periode (1977-1989)

Seiring dengan kegiatan belajar mengajar berlangsung Bapak Drs. H. Wanhar sebagai Kepala Sekolah tetap di SMP Negeri 2 Filial bersama Bapak Ali Sadikin selaku Wakil Kepala


(53)

SMP Negeri 2 Filial. Pada bulan febuari 1983, SMP Negeri 2 Filial berganti nama menjadi SMP Negeri 1 Ciputat, dan kini menjadi sekolah yang berdiri sendiri, tidak lagi menjadi cabang dari sekolah lain.

c. Periode (1989-1996)

Pada pertengahan tahun 1989 terjadi pergantian kepala sekolah. Bapak Drs. H. Wanhar untuk selanjutnya digantikan oleh Bapak Drs. H. Munadjat Indria. Beliau bersama Bapak Drs. H. Antasuryana selaku Wakil Kepala SMP Negeri 1 Ciputat.

d. Periode (1996-2000)

Tahun 1996, kembali terjadi pergantian kepala sekolah dari Bapak H. Munadjat Indriadigantikan oleh Ibu Dra. H. Ade

Halimatusa’diah. Beliau bersama Bapak H. Nasir, S.Ag selaku

Wakil Kepala SMP Negeri 1. Kemudian, pada bulan Januari 1999, terjadi perubahan nomenkelatur untuk Kecamatan Ciputat menjadikan SMP Negeri 1 Ciputat berubah nama menjadi SMP Negeri 2 Ciputat.

e. Periode (2000-2006)

Di tahun 2000, kembali terjadi pergantian kepala sekolah. Bapak Drs. H. Kuswanda, M.Pd yang selanjutnya menggantikan Ibu Dra. H. Ade Halimatusa’diah sebagai Kepala Sekolah SMP Negeri 2 Ciputat. Beliau bersama Bapak H. Nasir, S.Ag. Pada bulan Juli 2004, SMP Negeri 2 Ciputat kemudian membuka program pendidikan baru, yaitu program akselerasi (percepatan waktu yaitu 2 tahun selesai). Program ini masih berlangsung hingga sekarang.

f. Periode (2006 -2009)

Pada tahun 2006 masa jabatan kepemimpinan Bapak Drs. H. Kuswanda, M.Pd pun berakhir , dan selanjutnya diteruskan oleh Bapak Drs. Nurhadi, MM sebagai Kepala SMP Negeri 2


(54)

Ciputat yang baru dengan didampingi oleh Bapak H. Nasir, S.Ag sebagai Wakilnya.

g. Periode (2009-sekarang)

Pada Tahun 2009, terjadi pergantian kepala sekolah kembali. Bapak Maryono, SE.M.MPd yang selanjutnya menggantikan Bapak Drs. Nurhadi, MM sebagai Kepala SMP Negeri 2 Ciputat. Beliau bersama Ibu Hj.Neni Supriati, M.Pd memimpin sekolah tersebut. Selepas berakhirnya masa jabatan Bapak Drs. Nurhadi, MM, di tahun itu pulalah terjadi perubahan nama dari SMP Negeri 2 Ciputat menjadi SMP Negeri 3 Tangerang Selatan, yang berarti semakin meluas pula pengakuan akan keberadaan sekolah tersebut. Yang awalnya hanya mencakup wilayah ciputat kini berkembang dalam cakupan wilayah Tangerang Selatan. Sebuah kesuksesan besar pada sekolah tersebut.

2.

Visi, Misi dan Tujuan SMPN 3 Tangerang Selatan

a.

Visi SMPN 3 Tangerang Selatan

Terunggul dalam Prestasi, Teladan dalam bersikap dan bertindak, serta Konsisten dalam menjalankan ajaran agama

Indikator Visi :

1) Terunggul dalam perolehan nilai akademis

2) Terunggul dalam persaingan masuk SMA / SMK Negeri 3) Terunggul dalam lomba (olimpiade) MIPA

4) Terunggul dalam prestasi non akademis 5) Bersikap baik dan sopan kepada siapapun

6) Selalu taat menjalankan ajaran agama (ibadah) di manapun berada


(55)

b.

Misi SMPN 3 Tangerang Selatan

1) Mewujudkan peningkatan kualitas / mutu lulusan

2) Mewujudkan peningkatan jumlah lulusan yang masuk SMA / SMK Negeri

3) Membina sikap percaya diri, semangat gotong royong dan cinta tanah air

4) Meningkatkan prestasi kerja yang diimbangi dengan penghargaan yang layak serta dilandasi dengan semangat ketauladanan dan keikhlasan.

5) Meningkatkan status sekolah menjadi sekolah unggulan

c.

Tujuan SMPN 3 Tangerang Selatan

Adapun tujuan dari SMP Negeri 3 Tangerang Selatan adalah : 1) Meningkatkan perilaku ahlak mulia bagi peserta didik

2) Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan yang sesuai dengan minat dan bakat peserta didik

3) Mengembangkan kepribadian manusia yang utuh bagi peserta didik.

4) Mempersiapkan peserta didik sebagai bagian dari anggota masyarakat yang mandiri dan berguna.

5) Mempersiapkan peserta didik dalam melanjutkan pendidikan lebih lanjut.

6) Meningkatkan pemahaman sekolah berwawasan lingkungan sehat bagi seluruh komponen sekolah.

3.

Guru dan Tenaga Kependidikan SMPN 3 Tangerang

Selatan

Tabel 4.1

Mata Pelajaran Guru Pengajar Mulai Mengajar


(56)

Pendidikan Agama Islam H. M. Nasir Rinun, S.Pd 1978

Pendidikan Agama Islam Chairunnisa S.Pd 2004

Pendidikan Agama Islam Drs. Anwarudin 1992

Pendidikan Agama Islam Rendra Mubarok, S.Ei 2009

Pend. Kewarganegaraan Hj. Neni Suprianti, M.Pd Pend. Kewarganegaraan Nurul Istiqomah, S.Pd

Pend. Kewarganegaraan Dadang Yohana, M.Pd

Bahasa Indonesia Nining Wahyuni S.Pd 1996

Bahasa Indonesia Takhriyah A. M.Pd 1994

Bahasa Indonesia Hj. Eti Rahmawati, MM 2001

Bahasa Indonesia Elly Fitriyah, S.Pd

Bahasa Indonesia Dedeh Kurniasih, S.Pd

Bahasa Indonesia Drs. Syaifullah

Bahasa Inggris Nenden Hazrianthi S.Pd 2001

Bahasa Inggris L.A. Muhanim

Bahasa Inggris Herlina Yulianti S.Pd 2006

Bahasa Inggris Hj. Eti Kusmiati, S.Pd

Bahasa Inggris Endar Suhendar S.Pd 2006

Bahasa Inggris Agit Patroris S.Pd 2002

Ilmu Pengetahuan Alam Laela Lubis, S.Pd Ilmu Pengetahuan Alam Amri Amsiati, M.P.Phis

Ilmu Pengetahuan Sosial Iis Chotimah S.Pd 2009

Ilmu Pengetahuan Sosial Hj. Nina Diana S.Pd 2005

Ilmu Pengetahuan Sosial Rahmat Hidayat S.Pd 1997

Ilmu Pengetahuan Sosial Dra. R.R. Rini. P. S.Pd

Ilmu Pengetahuan Sosial Sholeh Fathoni, S.Pd 77 1978 Ilmu Pengetahuan Sosial Nita Marginingsih, S.Pd

Ilmu Pengetahuan Sosial Eti Kusmiati, S.Pd Ilmu Pengetahuan Sosial Chairunnisa, S.Pd

Matematika Sumarsih S.Pd 2003

Matematika Ujang Suryono B. S.Pd 1999

Matematika Hj. Siti Budaya S.Pd 1996

Matematika Widihadi, S.Pd

Biologi Heni Kristiani M.Pd 2000

Biologi Evi Syarfiati S.Pd 1996

Biologi Dra. Lilis Susilawati 1998

Fisika Drs. Raharjo 1991


(57)

Fisika Indah Puji R. M.Pd 2008

Penjaskes Kamalludin, S.Pd

Penjaskes Drs. Junaidi

Penjaskes Mustafa, S.Pd

Seni Budaya Hazali, S.Pd

Seni Budaya H. Harmanto, S.Pd

Prakarya Nurzaidah, S.Pd

Prakarya Hj. Ery Sueri, S.Pd

Keterampilan dan Jasa Ida Yulia P. S.Pd

Bimbingan Konseling Dra. Ngesti Wulandari

Budi Pekerti Vivi Fitria, S.Pd

Budi Pekerti Amas Taufaningsih, S.Pd

T.I.K Rendra AlMubarok, S.Sei

T.I.K Djamaludin Afghani, S.Pd

4.

Prestasi SMP Negeri 3 Tangerang Selatan

Prestasi Akademik Siswa Lulusan (Output)

Tabel 4.2

Mata Pelajaran 2011/2012 2012/2013 2013/2014

1. B.Indonesia 8,76 7,80 7.71

2. B. Inggris 7,38 6.15 7.20

3. Matematika 8,63 5,22 5.83

4. I P A 8,51 5,44 6.49

Rata2 Seluruh MP


(58)

5. Sarana dan Prasarana SMPN 3 Tangerang Selatan

Adapun sarana dan prasarana yang menunjang adalah sebagai berikut:

Tabel 4.3

No Jenis Ruangan Jumlah Ukuran

P x L (m)

Kondisi Ruangan

B CB TB

A. RUANG BELAJAR

1 Ruang Kelas 30 8 x 7 V

2 Ruang Perpustakaan 1 10 x 7 V

3 Ruang Lab. Bahasa 1 8 x 7 V

4 Ruang Lab. IPA 1 10 x 7 V

5 Ruang Lab. Komputer 2 8 x 7 V

6 Ruang Kesenian 1 6 x 7 V

7 Ruang Keterampilan 1 6 x 7 V

8 Ruang Aula 1 12 x 7 V

9 Ruang Multimedia 1 8 x 7 V

B. RUANG KANTOR

1 Ruang Kepala Sekolah 1 6 x 7 V

2 Ruang Wa.Kep.Sekolah 1 3 x 7 V

3 Ruang Guru 1 10 x 7 V

4 Ruang Tata Usaha 1 6 x 7 V

5 Ruang Komite Sekolah 1 3 x 7 V

C. RUANG PENUNJANG

1 Ruang Gudang 1 6 x 7 V

2 Ruang BP / BK 1 6 x 7 V

3 Ruang UKS 1 8 x 7 V

4 Ruang PMR – Pramuka 1 6 x 4 V

5 Ruang OSIS 1 6 x 3 V

6 Ruang Ibadah / Masjid 1 10 x 11 V

7 Ruang WC Kep-Sek 1 2 x 2 V

8 Ruang WC Guru 2 2 x 2 V

9 Ruang WC Siswa 8 2 x 3 V

10 Ruang WC TU 1 2 x 2 V

11 Ruang Koperasi 1 4 x 7 V

12 Ruang Kantin 1 8 x 7 V

13 Ruang Penjaga 1 3 x 3 V

14 Ruang Musik 1 6 x 4 V

D. SARANA PENUNJANG

1 Lapangan Olah Raga

a. Futsal/Bola 1 12 x 22 V

b. Basket 1 12 x 22 V

c. Volley 1 14 x 7 V


(59)

e. Meja Pingpong 1 4 x 2 V

2 Lapangan Upacara 1 25 x 100 V

3 Tempat Parkir 1 16 x 8 V

4 Kendaraan Operasional 1 Mini Bus V

SMP Negeri 3 Tangerang Selatan, selain memiliki ruangan dan tempat diatas, sekolah ini memiliki ruangan Green House, dan lokasi Rumah Toga. Green House adalah suatu ruangan dimana didalamnya terdapat tanaman dan kolam ikan yang memiliki manfaat untuk sekolah seperti praktikum lapangan pelajaran MIPA, dan sebagai pelindung sekolah atau sebagai penyerapan air hujan.

Didepan ruang kantin dan koperasi, ada sebuah rumah herbal yang disebut dengan rumah toga (tanaman obat keluarga) yang merupakan lokasi untuk tanaman-tanaman obat berkhasiat tinggi, meliputi tanaman Jarak dan tenaman herbal lainnya.

Digerbang utama sekolah (didepan meja piket) ada sebuah lemari yang berisi kumpulan prestasi dan keterampilan belajar siswa yang dibuktikan dengan banyaknya piala, sertifikat dan piagam penghargaan dari panitia pelaksana kegiatan atau acara yang mereka ikuti.

6.

Kurikulum SMPN 3 Tangerang Selatan

Sejak Tahun pembelajaran 2006-2007 di SMP Negeri 3 Tangerang Selatan menerapkankurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) , kemudian pada tahun 2014 diberlakukanlah kurikulum 2013 sampai sekarang yang disusun berdasarkan kebutuhan peserta didik dan masyarakat khususnyauntuk lingkungan Jakarta.Struktur kurikulum SMP Negeri 3 meliputi proses pembelajaran yangditempuh dalam satu jenjang pendidikan selama tiga tahun mulai kelas VII sampai dengan kelas VIII.

Struktur kurikulum disusun berdasarkan standar kompetensilulusan dan standar kompetensi mata pelajaran.Pengorganisasian kelas-kelas


(60)

pada SMP Negeri 3 dibagi pada tiga kelompok,yaitu kelas VII terdapat kelas reguler, bilingual dan akselerasi. Kelas VIII terdapat kelas reguler, akselerasi dan bilingual. Kelas IX terdapat kelas reguler dan bilingual. Untuk jam pembelajaran sendiri, setiap mata pelajaran dialokasikan waktu 1 jam pembelajaran 40 menit, dengan jumlah pertemuan sebanyak 38 jam/minggu.

B.

Deskripsi Data

Data penelitian tentang kompetensi guru Pendidikan Agama Islam dalampelaksanaan penilaian sikap pada kurikulum 2013 di SMP Negeri 3 Tangerang Selatanyang peneliti dapatkan melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi yang dilakukan kepada guru Pendidikan Agama Islam selama kurang lebih satu bulan, dimana penulis melakukan penelitian pada 4 orang guru.Berdasarkan teknik pengumpulan data yang digunakan, peneliti mendapatkan data yang berkaitan dengan pelaksanaan penilaian sikap pada kurikulum 2013 oleh guru Pendidikan agama Islam dan juga data mengenai instrument penilaian sikap pada kurikulum 2013, serta arsip hasil penilaian sikap siswa dan profil sekolah yang diteliti.

Adapun deskripsi datanya secara keseluruhan baik dari observasi, wawancara dan dokumentasi akan dijelaskan sebagai berikut:

Dalam penilaian kurikulum 2013 pada ranah sikap memfokuskan pada prosedur penilaian yang dilakukan oleh guru pendidikan agama islam, untuk dapat mengetahui apakah kompetensi guru dalam proses penilaian sudah tercapai atau belum.

Berdasarkan hasil observasi, wawancara, dan dokumentasi yang telah penulis lakukan di SMPN 3 Tangerang Selatan, dapat diuraikan beberapa hasil kompetensi guru dalam penilaian sikap pada kurikulum 2013. Pada penelitian ini antara hasil wawancara, observasi, dan dokumentasi mengalami perbedaan.


(1)

LAMPIRAN FOTO PENELITIAN

A. OBSERVASI DAN DOKUMENTASI

Observasi kelas bapak Nazir observasi kelas pak rendra

Observasi kelas ibu khairunnisa observasi kelas bapak anwar


(2)

B. WAWANCARA

Wawancara dengan bapak Nazir wawancara denagn bakap anwar


(3)

(4)

(5)

(6)

TENTANG PENULIS

Nama lengkap Mentari Nun Rezky. Lahir di Lauwo 11 Desember 1993. Adalah seorang mahasiswi Pendidikan Agama Islam Pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Anak kedua dari pasangan ayah bernama Abdul Hafid dan ibu Bernama Nur Gama, dan berasal dari luwu timur, Sulawesi Selatan.

Menamatkan sekolah dasar pada tahun 2004 di SDN 107 Lagego kemudian melanjutkan ke SMPN 3 Bone-Bone, lalu lanjut di SMAN 1 Wasuponda, dan S1 di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan saat ini juga kuliah di kahfi motivator school semester III. Pengalaman kerja sebagai guru privat dan MC.