Secara garis besar komposisi penduduk menurut usia dikategorikan menjadi tiga, yaitu:
a. Usia 0-14 tahun sebagai kategori usia belum produktif b. Usia 15-59 tahun sebagai kategori usia produktif
c. Usia 60+ sebagai kategori tidak produktif Sesuai dengan piramida diatas, sebanyak 326 jiwa 12,7 dari jumlah
keseluruhan 2.568 jiwa penduduk kelurahan Laweyan adalah usia dewasa yaitu penduduk dengan usia 50-59, usia tersebut merupakan jumlah
penduduk yang paling besar. Sedangkan jumlah penduduk yang paling sedikit adalah penduduk usia muda 0-4 yaitu 95 jiwa 3,7. Berdasarkan
perbandingan usia belum produktif, produktif, dan tidak produktif diketahui bahwa sebagian besar penduduk kelurahan Laweyan termasuk kategori usia
produktif yaitu 1.832 jiwa 71,4. Dan untuk penduduk usia belum produktif adalah 546 jiwa 21,3 yang merupakan kategori usia yang paling sedikit di
kelurahan Laweyan. Sedangkan untuk kategori usia tidak produktif sebesar 252 jiwa 9,8. Dari jumlah keseluruhan penduduk Laweyan, angkatan kerja
yang tersedia adalah 1.832 jiwa sehingga dengan usia penduduk produktif memungkinkan penduduknya untuk memanfaatkan semua potensi yang ada di
Laweyan.
2.2 Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian
Dari sekian jumlah penduduk yang ada di Kelurahan Laweyan yaitu 2.568 jiwa, hanya sebagian penduduk yang memiliki mata pencaharian yaitu
sebesar 1.671 jiwa. Mata pencaharian penduduk terdiri dari pengusaha, buruh
industri, buruh bangunan, pedagang, pengangkutan, pegawai negeri dan pensiunan. Ada juga penduduk kelurahan Laweyan yang mempunyai
pekerjaan tidak tetap, masih menganggur, dan masih sekolah. Untuk mengetahui jumlah rinci dari jenis mata pencaharian terutama mereka yang
berada di usia 10 tahun keatas, dapat dilihat dalam diagram dibawah ini: Tabel 2.1
Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian No.
Jenis Mata Pencaharian Jumlah
Prosentase 1.
Pengusaha 60
3,6 2.
Buruh Industri 200
11,97 3.
Buruh Bangunan 150
8,98 4.
Pedagang 27
1,62 5.
Pengangkutan 75
4,49 6.
Peg. Negeri SipilABRI 20
1,19 7.
Pensiunan 28
1,68 8.
Lain-lain 1111
66,49 Jumlah
1671 100
Sumber: Laporan Monografi Dinamis Kelurahan Laweyan, Desember 2008
Dari laporan monografi Kelurahan Laweyan bulan Desember 2008, bahwa sebagian besar masyarakat kelurahan Laweyan mempunyai mata
pencaharian lain-lain yaitu sebanyak 1.111 jiwa dari seluruh penduduk yang berkerja. Jumlah minoritas penduduk yang bekerja sebagai pegawai negeri
sipil ABRI sebesar 20 jiwa 1,19.
2.3 Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan
Jumlah penduduk menurut tingkat pendidikan dibatasi pada penduduk yang berusia 5 tahun keatas. Jumlah penduduk Kelurahan Laweyan menurut
tingkat pendidikan nya adalah 2.328 jiwa. Jenis pendidikan nya terdiri dari tamat Akademi atau Perguruan Tinggi, tamat SLTA, tamat SLTP, tamat SD,
tamat belum tamat SD, dan tidak sekolah. Untuk mengetahui tingkat pendidikan penduduk kelurahan Laweyan dapat dilihat dalam tabel berikut ini:
Tabel 2.2 Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan
No. Tingkat Pendidikan
Jumlah Prosentase
1. Tamat Akademi PT
385 16,54
2. Tamat SLTA
406 17,44
3. Tamat SLTP
435 18,69
4. Tamat SD
443 19,03
5. Tidak Tamat SD
277 11,89
6. Belum Tamat SD
283 12,16
7. Tidak Sekolah
99 4,25
Jumlah 2.328
100
Sumber: Laporan Monografi Dinamis Kelurahan Laweyan, Desember 2008
Dari data yang diperoleh menunjukkan bahwa tingkat pendidikan sebagian besar penduduk kelurahan Laweyan adalah sedang karena
perbandingan antara penduduk yang berpendidikan menengah dan tinggi dengan yang berpendidikan rendah hampir sama. Jumlah penduduk yang
termasuk tingkat pendidikan rendah adalah 1.102 jiwa 47,33 terdiri dari tamat SD sebesar 443 jiwa 19,03, belum tamat SD 283 jiwa 12,16,
tidak tamat SD 277 jiwa 11,89, dan tidak sekolah sebesar 99 jiwa 4,25. Jumlah penduduk yang termasuk dalam tingkat pendidikan sedang
adalah 841 jiwa 36,13 yang terdiri dari tamat SLTP 435 jiwa 18,69 dan
tamat SLTA 406 jiwa 17,44. Dan untuk penduduk yang termasuk tingkat pendidikan tinggi sebesar 385 jiwa 16,54. Dari tabel diatas mayoritas
adalah tamatan SD. Tingkat pendidikan sebatas tamat SD sebagian besar dimiliki oleh penduduk yang berusia lanjut karena sikap orang tua-tua di
Laweyan tentang pendidikan formal adalah acuh tidak acuh sehingga jarang sekali yang memikirkan pendidikan sekolah anak-anaknya. Pada umumnya,
mereka masih tetap mempertahankan pandangannya bahwa pekerjaan sebagai pedagang dan pengusaha adalah lebih mulia dibandingkan dengan pekerjaan
sebagai pegawai negeri yang umumnya dihasilkan dari dunia pendidikan. Orang tua lebih memberikan pendidikan informal seperti menguasai
management produksi, management pemasaran, dan membangun jaringan dagang Soedarmono. 2006: 98.
2.4 Jumlah Penduduk Menurut Agama