22
Gambar 9 Penampakan eksplan pucuk pada komposisi media organogenesis: A.
Eksplan pucuk yang stabil; B dan C eksplan pucuk pada media perlakuan MS yang diperkaya dengan zat pengatur tumbuh NAA 1
ppm dan Kinetin 1,5 ppm
Tabel 3 Pengaruh media perlakuan terhadap waktu munculnya daun pada eksplan
embrio
Perlakuan Ulangan
Waktu munculnya daun HST
Media MS0 10
14.0d Media MS + NAA 0.5 ppm + Kinetin 1 ppm
10 18.3b
Media MS + NAA 1 ppm + Kinetin 1.5 ppm 10
17.0c Media MS + NAA 1.5 ppm + Kinetin 2 ppm
10 20.0a
Media MS + NAA 2 ppm + Kinetin 2.5 ppm 10
19.5a
Angka yang diikuti huruf yang sama menunjukkan pengaruh yang tidak berbeda nyata berdasarkan uji lanjut Duncan pada tingkat kesalahan 5.
Respon eksplan embrio yang dikulturkan pada ke-5 jenis perlakuan komposisi media MS yang diperkaya dengan zat pengatur tumbuh terhadap waktu
munculnya daun berbeda nyata dan bervariasi. Media MS yang tidak diperkaya zat pengatur tumbuh merupakan media yang paling cepat memunculkan daun,
yaitu 14 HST, diikuti oleh media MS yang diperkaya dengan NAA 1.5 ppm dan Kinetin 2 ppm yang daunnya muncul pada hari ke-17 setelah tanam. Waktu
munculnya daun terlama, yaitu 20 HST, terdapat pada media MS yang diperkaya NAA 1.5 ppm dan Kinetin 2 ppm Tabel 3.
Kalus
A B
C
23
Gambar 10 Jumlah daun pada eskplan embrio untuk setiap perlakuan
organogenesis. 1 : MS0; 2 : MS + NAA 0.5 ppm + Kinetin 1 ppm; 3 : MS + NAA 1 ppm + Kinetin 1.5 ppm; 4 : MS + NAA 1.5 ppm +
Kinetin 2 ppm; 5 : MS + NAA 2 ppm + Kinetin 2.5 ppm.
Hasil sidik ragam Gambar 10 menunjukkan bahwa perlakuan memberikan pengaruh yang nyata, dimana perlakuan komposisi media MS yang diperkaya
dengan zat pengatur tumbuh NAA 1.5 ppm dan Kinetin 2 ppm merupakan perlakuan yang memiliki rata-rata jumlah daun terbanyak yaitu 9 helai. Kontrol
dan perlakuan media MS yang diperkaya dengan NAA 1 ppm dan Kinetin 1.5 ppm tidak berbeda nyata, begitu juga antara perlakuan media MS dengan
penambahan NAA 0.5 ppm dan Kinetin 1 ppm terhadap perlakuan media MS yang diperkaya dengan NAA 2 ppm dan Kinetin 2.5 ppm.
Eksplan embrio yang ditanam pada media kontrol dengan waktu munculnya akar tercepat memperlihatkan pertumbuhan akar yang panjang dan berwarna putih
namun jumlah daun yang dimiliki hanya 6 helai sedangkan eksplan embrio yang ditanam pada media organogenesis NAA 1.5 ppm dan kinetin 2 ppm yang
memiliki waktu munculnya akar terlama mampu memberikan jumlah daun yang paling banyak, hal tersebut dapat terlihat pada Gambar 11.
6
b
4
c
6
b
9
a
4,5
c
1 2
3 4
5 6
7 8
9 10
1 2
3 4
5 Ju
m lah
d au
n
Perlakuan media
24
Gambar 11 Penampakan ekplan embrio pada komposisi media organogenesis:
A Penampakan awal munculnya akar dan daun pada 2 MST; B Penampakan munculnya akar dan daun pada 4 MST; C Planlet
pada media MS dengan NAA 0.5 ppm + Kinetin 1 ppm; D Planlet pada media MS dengan NAA 1 ppm + Kinetin 1.5 ppm; E Planlet
pada media MS0; F Planlet pada media MS dengan NAA 1.5 ppm + Kinetin 2 ppm; G Planlet pada media MS dengan NAA 2 ppm +
Kinetin 2.5 ppm Untuk C-G umur tanaman 16 MST D
C A
B
G E
F
25
4.3 Komposisi Media untuk Induksi Kalus Eskplan Matoa
Eksplan matoa yang digunakan pada induksi kalus yaitu daun dan endosperma. Eksplan daun matoa tidak memberikan respon terhadap perlakuan
komposisi media dasar MS yang diperkaya dengan zat pengatur tumbuh yang diberikan. Hasil induksi kalus eksplan endosperma yang dikulturkan pada
perlakuan komposisi media MS yang diperkaya dengan zat pengatur tumbuh, disajikan pada Tabel 4 dan 5 serta tahapan perkembangan kalus dapat dilihat pada
Tabel 6. Penampakan dari kalus yang terbentuk dari eksplan endosperma terdokumentasikan pada Gambar 12.
Tabel 4 Waktu terbentuknya kalus pada eksplan endosperma
No. Komposisi Zat Pengatur Tumbuh
ppm Ulangan
Waktu terbentuknya kalus HST
1. Media MS0 Kontrol
10 31.0
a
2. Media MS ditambah NAA 0.5 ppm +
K 1 ppm 10
28.0
bc
3. Media MS ditambah NAA 1 ppm +
K 1.5 ppm 10
30.0
ab
4. Media MS ditambah NAA 1.5 ppm +
K 2 ppm 10
27.0
c
5. Media MS ditambah NAA 2 ppm +
K 2.5 ppm 10
29.4
bc
HST : Hari setelah tanam. Angka yang diikuti huruf yang sama menunjukkan pengaruh yang tidak berbeda nyata berdasarkan uji lanjut Duncan pada tingkat kesalahan 5.
Hasil sidik ragam pada Tabel 4 menunjukkan pengaruh nyata perlakuan terhadap induksi kalus eskplan endosmperma. Media MS0 berbeda nyata terhadap
terbentuknya kalus dengan media MS yang diperkaya dengan NAA 0.5 ppm dan kinetin 1 ppm, dan juga dengan media MS yang diperkaya dengan NAA 1.5 ppm
dan kinetin 2 ppm, namun tidak berbeda nyata dengan media MS yang ditambahkan NAA 1 ppm dan kinetin 1.5 ppm. Adapun perlakuan yang
memberikan waktu terbentuk kalus tercepat adalah media MS yang diperkaya dengan NAA 2 ppm dan Kinetin 2.5 ppm yaitu 27 HST. Yang terlama adalah
komposisi media MS yang diperkaya dengan NAA 0.5 ppm dan Kinetin 1 ppm yaitu 31 HST.
Perkembangan kalus pada setiap perlakuan bervariasi Tabel 4.4. Pada perlakuan media MS0 hingga yang media MS yang diperkaya dengan NAA 0.5
ppm dan kinetin 1 ppm dari minggu ke delapan dan duabelas kalus masih bertumbuh sedangkan pada perlakuan media MS yang diperkaya dengan NAA 1.5
ppm dan kinetin 2 ppm dan media MS ditambah NAA 2 ppm dan kinetin 2.5 ppm pada minggu ke duabelas kalus sudah memiliki intensitas pertumbuhan sedang.
Pada perlakuan media MS ditambah NAA 0.5 ppm dan kinetin 1 ppm dan media MS ditambah NAA 1 ppm dan kinetin 1.5 ppm dari minggu kedelapan hingga
minggu ke duapuluh empat kalus tidak menunjukkan intesitas pertumbuhan sedang maupun besar atau dapat dikatakan ukurannya tetap seperti minggu kalus
mulai bertumbuh.
26 Tabel 5 Perkembangan kalus eksplan endosperma
Komposisi Zat Pengatur Tumbuh ppm
Pertumbuhan kalus pada minggu ke-
4 8
12 16
20 24
Media MS0 Kontrol +
+ ++
++ +++
Media MS ditambah NAA 0.5 ppm + K 1 ppm
+ +
+ +
+ Media MS ditambah NAA 1
ppm + K 1.5 ppm +
+ +
+ +
Media MS ditambah NAA 1.5 ppm+ K 2 ppm
+ ++
++ ++
+++ Media MS ditambah NAA 2
ppm + K 2.5 ppm +
++ ++
+++ +++
eskplan membesar; + kalus bertumbuh; ++ intensitas pertumbuhan kalus sedang; +++ intensitas pertumbuhan kalus tinggi.
Tabel 6 Pengaruh perlakuan terhadap pembentukan kalus embriogenik
No. Komposisi Zat
Pengatur Tumbuh ppm
Ulangan Kalus
embriogenik Kalus non-
embriogenik Warna
1. Media MS0 Kontrol
10 40
Putih kecoklatan
2. Media MS ditambah
NAA 0.5 + K 1 10
20 Putih
kekuningan 3.
Media MS ditambah NAA 1 + K 1.5
10 20
Putih kecoklatan
4. Media MS ditambah
NAA 1.5 + K 2 10
30 Putih
kecoklatan 5.
Media MS ditambah NAA 2 + K 2.5
10 60
Putih bening
Tabel 6 diatas terlihat bahwa pada semua perlakuan media MS baik yang diperkaya dengan zat pengatur tumbuh ataupun tanpa zat pengatur tumbuh
mampu membentuk kalus. Namun pada setiap perlakuan kalus yang terbentuk berbeda-beda dari segi warna. Perkembangan kalus dari eksplan endosmperma
terlihat jelas perkembangannya serta warna yang dihasilkan pada Gambar 12.