Pengaruh media pada pembentukan organogenesis eksplan

15 bulan setelah penanaman. Pengamatan yang dilakukan adalah waktu munculnya daun, jumlah daun yang muncul, waktu terbentuknya akar dan jumlah akar dihitung pada akhir penelitian. Aklimatisasi Planlet hasil organogenesis selanjutnya di aklimatisasi pada media pasir dengan arang sekam dengan perbandingan 1:1 vv. Media pasir dan arang sekam yang akan digunakan sebagai perlakuan terlebih dahulu disterilisasi dengan autoklaf supaya bebas dari mikroorganisme yang dapat menyebabkan kematian planlet. Planlet matoa yang berada di dalam botol dikeluarkan dan dicuci pada air mengalir dengan tujuan agar tidak ada media agar-agar yang terikut, selanjutnya planlet tersebut dicelupkan pada larutan hormon IBA 1 ppm selama 5 menit lalu ditanam pada media perlakuan yang telah disiapkan. Planlet yang diaklimatisasi disemprot dengan pupuk daun hiponex merah seminggu sekali. Pengamatan dilakukan setiap hari dan pengukuran dilakukan seminggu sekali selama 2 bulan setelah penanaman pada media. Pengamatan dilakukan dengan mengamati jumlah planlet yang hidup, jumlah daun dan jumlah akar. Rancangan Penelitian dan Analisis Data Rancangan yang digunakan dalam pembentukan organogenesis adalah rancangan acak lengkap RAL, yang terdiri dari 5 perlakuan dan 10 ulangan. Perlakuan yang diberikan adalah sebagai berikut: A : Media MS yang tidak diperkaya dengan zat pengatur tumbuh B : Media MS yang diperkaya dengan NAA 0.5 ppm + Kinetin 1 ppm C : Media MS yang diperkaya dengan NAA 1 ppm + Kinetin 1.5 ppm D : Media MS yang diperkaya dengan NAA 1.5 ppm + Kinetin 2 ppm E : Media MS yang diperkaya dengan NAA 2 ppm + Kinetin 2.5 ppm Model matematis rancangan acak lengkap menurut Mattjik 2002 adalah : Y ij = μ + α i + ε ij ; i = A, B, C, D, E j = 1,2, 3,...,10 Keterangan : Y ij : Respon pertumbuhan pucuk pada perlakuan ke-i dan ulangan ke-j μ : Nilai tengah pengamatan α i : Pengaruh perlakuan media ke-i ε ij : Galat percobaan dari perlakuan ke-i pada ulangan ke-j Data yang diperoleh selanjutnya diolah menggunakan perangkat statistik SAS dan apabila terdapat data yang signifikan maka akan dilanjutkan dengan uji Duncan. 16

3.3.2.2 Pengaruh media untuk induksi kalus embriogenik

Pembuatan media perlakuan Pembuatan media MS dengan penambahan zat pengatur tumbuh sesuai masing-masing perlakuan antara lain: media MS yang diperkaya dengan NAA 0.5 ppm + Kinetin 1 ppm, media MS yang diperkaya dengan NAA 1 ppm + Kinetin 1.5 ppm, media MS yang diperkaya dengan NAA 1.5 ppm + Kinetin 2 ppm, media MS yang diperkaya dengan NAA 2 ppm + Kinetin 2.5 ppm. Penanaman eksplan Eksplan daun dan endosperma yang digunakan untuk induksi kalus diperoleh dari hasil penelitian pendahuluan. Eksplan dipotong-potong dengan ukuran ± satu ruas lebih kurang 1 cm lalu ditanam pada media perlakuan yang telah dibuat pada tahap pertama. Inkubasi, pemeliharaan dan pengamatan Eksplan yang telah ditanam pada botol kultur disimpan pada ruang inkubator dengan suhu 25 C serta lama penyinaran 12 jam per hari. Pengamatan setiap hari dan pengukuran dilakukan satu minggu sekali selama 6 bulan setelah penanaman. Pengamatan yang dilakukan adalah waktu terbentuknya kalus, persentase kalus embriogenik, persentase kalus non-embriogenik, persentase kalus yang tidak terbentuk dan warna kalus. Rancangan Penelitian dan Analisis Data Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan acak lengkap RAL, yang terdiri dari 4 perlakuan dan 10 ulangan. Perlakuan yang diberikan adalah sebagai berikut: M1 : Media MS yang diperkaya dengan NAA 0,5 ppm + Kinetin 1 ppm M2 : Media MS yang diperkaya dengan NAA 1 ppm + Kinetin 1.5 ppm M3 : Media MS yang diperkaya dengan NAA1.5 ppm + Kinetin 2 ppm M4 :Media MS yang diperkaya dengan NAA 2 ppm + Kinetin 2.5 ppm Model matematis rancangan acak lengkap menurut Mattjik 2002 adalah : Y ij = μ + α i + ε ij ; i = A, B, C, D j = 1,2, 3,...,10 Keterangan : Y ij : Respon pertumbuhan pucuk pada perlakuan ke-i dan ulangan ke-j μ : Nilai tengah pengamatan α i : Pengaruh perlakuan media ke-i ε ij : Galat percobaan dari perlakuan ke-i pada ulangan ke-j Data yang diperoleh selanjutnya diolah menggunakan perangkat statistik SAS dan apabila terdapat data yang signifikan maka akan dilanjutkan dengan uji Duncan. 17 4 HASIL 4.1 Teknik Sterilisasi Eksplan Matoa Hasil pengujian teknik sterilisasi yang dilakukan terhadap eksplan matoa yaitu berupa pucuk, daun, embrio dan endosperma disajikan pada Gambar 4, 5, 6, dan 7. Penampakan pengaruh teknik sterilisasi terhadap eksplan baik yang steril maupun yang terkontaminasi tersaji pada Gambar 8. Gambar 4 Respon eksplan pucuk matoa 3 MST terhadap perlakuan sterilisasi. 1 : bakterisida 0.2 g100 mL + fungisida 0.2 g100 mL dengan perendaman 5 menit; 2 : bakterisida 0.2 g100 mL + fungisida 0.2 g100 mL dengan perendaman 10 menit; 3 : bakterisida 0.4g100mL + fungisida 0.4 g100 mL dengan perendaman 5 menit; 4 : bakterisida 0.4 g100 mL + fungisida 0.4 g100 mL dengan perendaman 10 menit Gambar 4 menunjukkan bahwa pada komposisi bahan sterilisasi bakterisida dan fungisida masing-masing 0.4 g100 mL dengan lama perendaman 5 menit memberikan eksplan pucuk matoa tertinggi yaitu 80 dibandingkan dengan komposisi perlakuan yang lainnya. Perlakuan yang memberikan persentase kontaminasi tertinggi yaitu perlakuan bakterisida dan fungisida masing-masing 0.2 g100 mL dengan perendaman 5 menit, serta perlakuan bakterisida dan fungisida masing-masing 0.2 g100 mL dengan perendaman 10 menit yaitu sebesar 30. 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 1 2 3 4 R esp o n ek sp lan Perlakuan sterilisasi Kontaminasi Steril

Dokumen yang terkait

Pengaruh Teknik Aplikasi Zat Pengatur Tumbuh dan Umur Pindah Tanam Bibit TSS (True Shallot Seeds) terhadap Pertumbuhan dan Hasil Bawang Merah (Allium ascaloicum L.)

6 85 199

Pengaruh Berbagai Level Zat Pengatur Tumbuh Dekamon 22,43 L Dan Pupuk Kandang Domba Terhadap Produksi Dan Pertumbuhan Legum Stylo (Stylosanthes Gractlis)

0 34 66

Pengaruh Pemberian Zat Pengatur Tumbuh Hydrasil Dan Pupuk Nitrophoska Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Semangka (Citrullus Vulgaris Schard)

0 41 71

Pengaruh Pemberian Pupuk Stadya Daun Dan Zat Pengatur Tumbuh Atonik 6,5 L Terhadap Pertumbuhan Bibit Kakao (Theobroma Cacao L.)

0 41 96

Pengaruh Berbagai Level Zat Pengatur Tumbuh Dekamon 22,43 L dan Pupuk Kandang Domba Terhadap Kualitas Legum Stylo (Stylosanthes gracilis)

1 56 64

Pengarah campuran media tanam dan zat pengatur tumbuh Giberellin terhadap pertumbuhan bibit mengkudu (Morinda citrifolia L.)

0 27 84

Pengaruh Konsentrasi Zat Pengatur Tumbuh Atonik dan Dosis Pupuk Urea terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Jahe Muda (Zingiber officinale Rosc.)

4 51 92

Komposisi Media Pembibitan tl-m Zat Pengatur Tumbuh Dekamon 22,43 L Mempengaruhi Pertumbuhan Bibit Enten Tanaman Durian (Durio zibhethinus M u n*) Dibawah Naungan Tanaman Pepaya.

0 61 50

Komposisi zat pengatur tumbuh untuk organogenesis dan induksi Kalus Pometia coriaceae secara In Vitro

1 5 101

INDUKSI KALUS MANGGIS (GARCINIA MANGOSTANA L.) DARI SUMBER EKSPLAN DAUN DENGAN PEMBERIAN ZAT PENGATUR TUMBUH SECARA IN VITRO.

13 46 22