C. Asumsi
Asumsi-asumsi yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1.
Permintaan akan produk adalah konstan, seragam dan diketahui. 2.
Harga per unit produk adalah konstan. 3.
Biaya penyimpanan per unit per tahun H adalah konstan. 4.
Biaya pemesanan per pesanan S adalah konstan. 5.
Waktu antara pesanan dilakukan dan barang-barang diterima
lead time
adalah konstan. 6.
Tidak terjadi kekurangan barang atau “
back orders
”. D.
Pembatasan Masalah
Pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah: 1.
Penelitian ini merupakan studi kasus pada perusahaan PT. Lombok Gandaria
Food Industry
dan memusatkan diri pada analisis pengendalian persediaan bahan baku.
2. Bahan baku yang diteliti adalah kedelai dengan jenis kedelai putih
kekuningan. 3.
Data penelitian ini terbatas pada lima tahun terakhir yaitu tahun 2005 sampai 2009.
4. Produksi kecap dan pembelian bahan baku kedelai merupakan kebijakan
internal perusahaan.
E. Definisi Operasional
1. Persediaan bahan mentah atau bahan baku
raw material inventory
, yaitu persediaan barang yang akan digunakan dalam proses produksi. Bahan
baku ini didapatkan langsung dari alam atau dari perusahaan dimana bahan baku tersebut dibeli. Persediaan bahan baku ialah semua bahan yang
digunakan dalam perusahaan, kecuali bahan yang secara fisik akan digabungkan dengan produk yang dihasilkan perusahaan tersebut.
Persediaan bahan baku yang diteliti ialah kedelai diukur dalam satuan Kg. 2.
Waktu tunggu
lead time
, merupakan tenggang waktu yang diperlukan yang terjadi antara saat pemesanan bahan baku dengan datangnya bahan
baku itu sendiri dalam hari.
3. Persediaan pengamanan
safety stock
ialah persediaan barang minimum untuk menghindari terjadinya kekurangan barang. Persediaan pengamanan
diukur dalam satuan Kg. 4.
Reorder point
ialah saat atau titik dimana harus diadakan pesanan lagi sedemikian rupa sehingga kedatangan atau penerimaan material yang
dipesan adalah tepat pada waktu dimana persediaan diatas
safety stock
sama dengan nol.
Reorder point
diukur dalam satuan Kg. 5.
Kebijaksanaan pengendalian kedelai oleh perusahaan ialah kebijakan persediaan bahan baku kedelai yang selama ini telah dilaksanakan oleh
perusahaan 2005-2009, mengenai jumlah dan frekuensi pemesanan kedelai, persediaan pengamanan, dan biaya-biaya yang digunakan dalam
persediaan bahan baku. 6.
Economic Order Quantity
adalah jumlah kuantitas barang yang diperoleh dengan biaya yang minimal, atau sering disebut sebagai jumlah pembelian
yang optimal. Dalam metode ini diukur dengan menggunakan satuan Kg. 7.
Biaya pemesanan
ordering cost
adalah biaya-biaya yang timbul sehubungan dengan pemesanan bahan baku kedelai oleh perusahaan
kepada pemasok bahan baku kedelai. Biaya-biaya yang termasuk adalah biaya administrasi, biaya angkut dan biaya komunikasi. Biaya pemesanan
diukur dalam satuan rupiah. 8.
Biaya penyimpanan
holding cost
ialah biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk melaksanakan kegiatan penyimpanan bahan baku
kedelai. Biaya yang termasuk ialah biaya penggunaan ruang penyimpanan, biaya asuransi, biaya tenaga kerja yang berhubungan dengan
penyimpanan. Biaya penyimpanan diukur dalam satuan rupiah. 9.
Biaya kekurangan bahan baku kedelai ialah biaya yang dikeluarkan apabila terjadi kekurangan bahan baku kedelai dalam proses produksi.
Biaya kekurangan bahan baku kedelai diukur dalam satuan rupiah. 10.
Biaya penyimpanan tambahan ialah biaya yang harus dikeluarkan oleh perusahaan akibat kelebihan persediaan kedelai. Biaya penyimpanan
tambahan diukur dalam satuan rupiah.
11. Total biaya persediaan bahan baku kedelai ialah penjumlahan total biaya
bahan baku, total biaya pemesanan dan total biaya penyimpanan bahan baku kedelai. Total biaya persediaan diukur dalam satuan rupiah.
12. Analisis efisiensi persediaan bahan baku ialah membandingkan hasil
pengawasan persediaan bahan baku sesuai kebijaksanaan perusahaan dan yang dilakukan dengan metode EOQ. Apabila total biaya persediaan
kedelai yang diperoleh dari analisis EOQ lebih kecil daripada total biaya persediaan kedelai berdasarkan kebijaksanaan pengendalian yang
dilakukan perusahaan berarti pengawasan persediaan bahan baku di perusahaan tersebut sudah efisien.
III. METODE PENELITIAN