commit to user 15
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Diagram Alir Penelitian
Tahapan penelitian dilaksanakan sesuai dengan diagram alir penelitian
yang ditunjukkan pada gambar 3.1.
Gambar 3.1. Diagram alir penelitian. Mulai
Penyiapan spesimen uji Pengerjaan awal
Pelapisan nikel Pelapisan tembaga
Pembilasan Pelapisan khrom
Variasi temperatur 25-30, 40-45, 50-55 dan 60-65ºC Variasi rapat arus 1500, 1760, 2000 dan 2720 Am²
Pengujian ketebalan lapisan Pengujian adhesivitas lapisan
Analisis Kesimpulan
Selesai Pengujian tampak fisik
commit to user 16
3.2. Bahan Penelitian
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini :
1. Logam yang dilapisi adalah plat baja AISI 1023
2. Logam pelapis anoda - Tembaga copper
- Nikel nickel - Khrom chromium
3. Larutan elektrolit - Komposisi pembuatan larutan untuk pelapisan tembaga :
- CuCN 26,25 gr1
- NaK C
4
H
4
O
6
45 gr1 - NaCN
34,50 gr1 - Bright Gl-3
5 ml1 - Na
2
Co
3
30 gr1 - Bright Gl-4
8 ml1 Cara pembuatan :
- Timbang bahan–bahan sesuai dengan berat dan keperluannya. - Sediakan air bersih sebanyak 6 liter.
- Empat setengah liter air tersebut dimasukkan ke dalam bak. - Masukkan bahan-bahan yang telah tersedia seperti komposisi diatas secara
berurutan sebagai berikut : a Masukkan sodium sianida dan aduk hingga larut.
b Masukkan tembaga sianida dan aduk hingga larut. c Masukkan sodium karbonat dan aduk hingga larut.
d Masukkan rochelle dan aduk hingga larut. e Setelah semuanya larut, air yang sisa satu setengah liter dimasukkan
sambil diaduk hingga homogen, kemudian biarkan selama ± 4 jam, lalu disaring.
No P mm
L mm T mm
1 100
30 0,7
2 85
30 0,7
3 75
30 0,7
4 55
30 0,7
commit to user 17
f Setelah itu masukkan brightener gl-3 dan gl-4 sambil diaduk hingga homogen.
g Kemudian larutan dibiarkan kembali selama lebih kurang 4 jam, kemudian baru boleh digunakan.
- Komposisi pembuatan larutan untuk pelapisan nikel : - NiSO
4
250 gr1 - Karbon aktif 2 gr1
- NiCL
2
50 gr1 - Bright I-06 5 ml1
- H
3
BO
3
40 gr1 - Bright M-07 2 ml1
Cara pembuatan : - Timbang bahan–bahan sesuai dengan berat dan keperluannya.
- Sediakan air bersih sebanyak 6 liter. - Empat setengah liter air tersebut dimasukan ke dalam bak.
- Masukkan bahan-bahan yang telah tersedia seperti komposisi diatas secara berurutan sebagai berikut :
a Masukkan nikel sulfat dan aduk hingga larut. b Masukkan nikel khlorida dan aduk hingga larut.
c Masukkan boric acid dan aduk hingga larut. d Setelah semuanya larut masukkan karbon aktif sambil diaduk
hingga homogen, kemudian air yang sisa satu setengah liter dimasukkan sambil diaduk hingga homogen.
e Biarkan larutan selama ± 4 jam, kemudian disaring. f Setelah disaring masukkan brightener i-06 dan m-07, lalu
dibiarkan lagi selama ± 4 jam. g Larutan siap untuk digunakan.
- Komposisi pembuatan larutan untuk pelapisan khorm : - CrO
3
250 gr1 - H
2
SO
4
2,5 ml1 Cara pembuatan :
- Timbang bahan–bahan sesuai dengan berat dan keperluannya. - Sediakan air bersih sebanyak 6 liter.
- Empat setengah liter air tersebut dimasukkan ke dalam bak.
commit to user 18
- Masukkan bahan-bahan yang telah tersedia seperti komposisi diatas secara berurutan sebagai berikut :
a Masukkan khrom oksida dan aduk hingga larut. b Masukkan asam sulfat secara perlahan-lahan sambil diaduk hingga
larut. c Sisa air satu setengah liter dimasukkan juga sambil diaduk.
d Biarkan larutan selama ± 4 jam, kemudian dilakukan penyaringan. e Setelah dilakukan penyaringan, biarkan lagi larutan selama ± 4
jam. f Larutan yang telah mengalami penyaringan dan pengendapan
selama ± 4 jam, sudah bisa digunakan.
3.3. Mesin Dan Alat Yang Digunakan
Proses pelapisan dan pengujian logam dilakukan di laboratorium Bahan Jurusan Teknik Mesin UNS. Adapun alat yang digunakan sebagai berikut :
a. Rectifier
Rectifier ini berfungsi sebagai sumber arus listrik searah DC, dengan rectifier kita bisa mengatur tegangan dan arus yang akan digunakan dalam
penelitian. b.
Bak plating Bak penampung Bak plating berfungsi sebagai tempat untuk menampung larutan elektrolit
yang akan digunakan di dalam penelitian bak plating atau bak penampung diupayakan tidak terbuat dari logam, karena larutan elektrolit yang digunakan
dalam proses pelapisan elektroplating bersifat korosif terhadap logam. c. Bak pembersih
Setelah spesimen dilapisi, spesimen dibilas dengan air bersih pada bak pembersih yang telah disiapkan. Bak pembersih ini berfungsi untuk
membersihkan spesimen dari sisa larutan plating. d. Stop watch
Stop watch digunakan untuk menghitung waktu pencelupan.
commit to user 19
e. Gerinda listrik Mesin ini digunakan untuk menghaluskan permukaan benda kerja dan untuk
menghilangkan lapisan oksida yang melapisi permukaan logam. f. Jangka sorong
Alat ini dipakai untuk mengukur dimensi spesimen. Pembacaan skala pengukuran dimensi spesimen sampai ketelitian 0,1 mm.
g. Kamera digital Kamera digital digunakan untuk mengambil gambar setelah dilakukan proses
elektroplating. h. Panci dan kompor gas
Panci dan kompor gas digunakan untuk memanaskan larutan elektrolit. i. Termometer
Termometer digunakan untuk mengukur suhu larutan elektrolit. j. Timbangan digital
Timbangan digital digunakan untuk menimbang berat spesimen sebelum dan sesudah pelapisan.
k. Coating thickness measuring instrument
Coating thickness measuring instrument ini digunakan untuk mengukur ketebalan lapisan logam yang melapisi logam induk pada proses
elektroplating. Alat yang dipakai adalah dualscope
®
MPOR.
Gambar 3.2.Coating thickness measuring instrument dualscope
®
MPOR 3.4.
Pelaksanaan Penelitian 3.4.1.
Persiapan Spesimen Uji
Penelitian ini untuk mengkaji bagaimana pengaruh temperatur larutan elektrolit dan rapat arus katoda terhadap ketebalan dan adhesivitas lapisan pada
commit to user 20
proses elektroplating tembaga-nikel-khrom. Bahan substrat yang digunakan dalam
penelitian adalah plat baja karbon rendah AISI 1023. 3.4.2.
Pengerjaan Awal
Setelah spesimen benda uji halus dan rata, maka dilakukan proses degreasing, yaitu pencucian spesimen benda uji dengan detergen agar kotoran dan
lemak–lemak pada saat proses permesinan hilang dan bersih. Kemudian setelah itu dilakukan proses rinsing atau pembilasan dengan air bersih dan benda uji
dikeringkan dengan cara dijemur di bawah sinar matahari. Proses pengetsaan dilakukan dengan mencelupkan spesimen pada larutan asam sulfat H
2
SO
4
dengan kosentrasi sebesar 10 pada suhu 70 – 90 °C selama 1 – 5 menit.
Tujuan dari pengetsaan adalah untuk membersihkan benda kerja dari lapisan oksida dan unsur – unsur pengotor lainnya yang menempel, sehingga akan
menghasilkan daya adhesi pada permukaan benda kerja yang kuat.
3.4.3. Proses Pelapisan
Langkah langkah dalam proses pelapisan : 1. Bahan yang akan dilapisi dibersihkan terlebih dahulu.
2. Bahan yang telah bersih dicuci dengan pencuci lemak selama 5-10 menit. 3. Setelah pencucian lemak dibilas dengan air bersih.
4. Pelaksanaan pelapisan tembaga copper : a. Timbang berat spesimen sebelum dilapisi
b. Masukkan benda kerja ke dalam larutan tersebut. c. Mengatur besar rapat arus.
d. Hubungkan ke sumber arus listrik rectifier, benda kerja ke kutub negatif, sedangkan anodapelapis ke kutub positif.
e. Setelah semuanya siap stop kontak dihidupkan. f. Setelah ± 5 menit benda kerja diangkat dan langsung dibilas dengan air
bersih. g. Kemudian dilanjutkan dengan pelapisan selanjutnya.
5. Pelaksanaan pelapisan nikel nickel : a. Timbang berat spesimen sebelum dilapisi
commit to user 21
b. Setelah benda kerja dilapisi tembaga dan dibilas lalu dimasukkan ke dalam larutan nikel.
c. Mengatur besar rapat arus. d. Hubungkan ke sumber arus listrik rectifier, benda kerja ke kutub
negatif, sedangkan anodapelapis ke kutub positif. e. Setelah semuanya siap stop kontak dihidupkan.
f. Setelah ± 5 menit benda kerja diangkat dan langsung dibilas dengan air bersih.
g. Kemudian dilanjutkan dengan pelapisan selanjutnya. 6. Pelaksanaan pelapisan khrom chromium :
a. Timbang berat spesimen sebelum dilapisi b. Sebelum benda kerja dimasukan ke dalam larutan chromium,
memanaskan larutan sampai tempertur 40-45, 50-55 dan 60-65 °C. c. Benda kerja yang telah dilapisi dan tembaga-nikel dibilas, lalu
dimasukkan ke dalam larutan khrom. d. Mengatur besar rapat arus.
e. Hubungkan ke sumber arus listrik rectifier, benda kerja ke kutub negatif, sedangkan anodapelapis ke kutub positif.
f. Setelah semuanya siap stop kontak dihidupkan. g. Pencelupan dilakukan dengan memvariasikan temperatur dan arus katoda:
- Temperatur larutan : 25-30, 40-45, 50-55, dan 60-65 ºC - Variasi rapat arus : 1500, 1760, 2000 dan 2720 Am²
h. Setelah selesai pencelupan, benda kerja diangkat dan langsung dibilas dengan air bersih.
7. Pelaksanaan proses akhir : a. Setelah benda kerja dilapisi khromium, lalu dibilas dan kemudian
dilakukan pengeringan. b. Melakukan pengujian tampak fisik.
c. Melakukan pengukuran ketebalan. d. Melakukan pengukuran adhesivitas.
e. Pengolahan data hasil penelitian.
commit to user 22
3.4.4. Pengujian
3.4.5. Pengujian Tampak Fisik
Pengujian ini untuk mengetahui perubahan secara fisik yang terjadi terhadap masing–masing benda uji setelah dilakukan proses elektroplating dengan
cara melihat dan memfoto setiap benda uji. Setelah proses pelapisan selesai, spesimen dibilas dan dibersihkan dengan air lalu dikeringkan. Setelah permukaan
benar-benar sudah bersih dan kering, maka dapat dilakukan pengamatan tampak fisik hasil pelapisan dengan cara sebagai berikut :
1. Masing-masing spesimen diletakkan bersebelahan satu sama lain. 2. Melihat spesimen mana yang lebih mengkilap dan lebih baik pelapisannya.
3. Memfoto semua spesimen secara bersebelahan dengan spesimen lainnya dan lihat spesimen mana yang lebih mengkilap lapisannya.
3.4.6. Pengukuran Ketebalan Lapisan
Pengujian ini untuk mengetahui ketebalan lapisan yang terjadi pada masing–masing spesimen, alat yang digunakan coating thickness measuring
instrument dualscope
®
MPOR. Langkah-langkah persiapan dan pengujiannya adalah sebagai berikut :
1. Mensetting alat dualscope
®
MPOR ke base metal Fe. 2. Mengkalibrasi dualscope
®
MPOR. 3. Menguji spesimen dengan 3 titik.
4. Menguji dengan spesimen yang lainnya.
3.4.7. Pengujian adhesivitas lapisan.
Pengujian tingkat adhesivitas dilakukan dengan cara pengujian bend test sesuai dengan ASTM B 571-97. Pengujian ini untuk mengetahui adhesivitas
lapisan yang terjadi pada masing–masing benda uji, langkah-langkah persiapan dan pengujiannya adalah sebagai berikut :
1. Menekuk benda uji dengan benda berbentuk silinder, sampai kedua kaki benda uji sejajar. Diameter silinder harus empat kali ketebalan spesimen. Memeriksa
daerah cacat visual bawah benda uji hasil tekukan tersebut. 2. Ulangi langkah diatas dengan menggunakan benda uji yang berbeda.
commit to user 23
Gambar 3.14. Metode bend test Keterangan :
A : Mandrel B : Spesimen uji
100 mm
A B
.7 m
m 2
.8 m
m
commit to user 24
BAB IV DATA DAN ANALISIS
4.1. Bahan Katoda
Spesimen uji yang berupa plat strip diuji komposisi kimianya dan didapatkan beberapa persentase kandungan yang terdapat di dalam logam tersebut
di mana dapat dilihat pada tabel 4.1. Dari hasil pengujian komposisi kimia tersebut, spesimen yang digunakan dapat dimasukkan ke dalam golongan baja
karbon rendah AISI 1023.
Tabel 4.1. Komposisi kimia baja karbon rendah AISI 1023 Unsur Kandungan
Unsur Kandungan
Fe 98,9
Co 0,0050
C 0,244
Cu 0,0079
Si 0,0347
Nb 0,0030
Mn 0,671
Ti 0,0020
P 0,0233
V 0,0066
S 0,0154
W 0,0250
Cr 0,0160
Pb 0,0100
Mo 0,0050
Ca 0,0005
Ni 0,0172
Zr 0,0043
Al 0,0378
4.2. Tampak Fisik
Pengamatan tampak fisik dilakukan setelah proses pelapisan selesai. Setelah dilakukan pelapisan, spesimen diangkat dari larutan elektrolit, lalu dibilas
kemudian dikeringkan. Apabila permukaan spesimen sudah bersih dan kering, maka dapat dilakukan pengamatan tampak fisik hasil pelapisan. Masing-masing
spesimen dari masing-masing variasi diamati secara kasat mata, dibandingkan dan
kemudian diambil fotonya.