h. Indikator Kinerja Keuangan Daerah
Ciri utama yang menunjukkan suatu daerah otonom mampu berotonomi adalah terletak pada kemampuan keuangan
daerah untuk membiayai penyelenggaraan pemerintahan daerahnya dengan tingkat ketergantungan kepada pemerintah pusat yang
mempunyai proporsi semakin kecil. Oleh karena itu, diharapkan PAD dapat menjadi bagian terbesar dalam memobilisasi dana
penyelenggaraan pemerintahan daerah. Untuk melihat kemampuan daerah dalam menjalankan
otonomi daerah, salah satunya dapat diukur melalui kinerja keuangan daerah. Menurut Hikmah 1999 dalam Abdul Halim
2004 pengukuran kinerja keuangan daerah dilakukan dengan perhitungan sebagai berikut:
1 Derajat Desentralisasi Fiskal antara pemerintah pusat dan
daerah yaitu: a
tan TPD
h imaanDaera
TotalPener PAD
AsliDaerah Pendapa
b
TPD h
imaanDaera TotalPener
BHPBP anPajak
ajakdanBuk BagiHasilP
c
TPD h
imaanDaera TotalPener
SB aerah
SumbanganD
Dengan TPD = PAD + BHPBP + SB Jika hasil perhitungan tinggi maka desentralisasinya tinggi
mandiri.
2 Kebutuhan Fiskal
fiscal need
dengan menghitung Indeks Pelayanan Publik per Kapita IPPP dengan formula:
SKF =
Kota JmlKab
k JmlPendudu
aranDaerah JmlPengelu
.
IPPP =
. tan
. SKF
ah FiskalDaer
dartKebut S
PPP saPublik
apitautkJa AktualperK
Pengel
PPP = Jml pengeluaran rutin dan pembangunan per kapita
masing-masing daerah Semakin tinggi hasilnya, maka kebutuhan fiskal suatu daerah
semakin besar. 3
Kapasitas Fiskal
fiscal capacity
dengan formula: KFs =
100 .
X Kota
JmlKab k
JmlPendudu JmlPDRB
FC =
tan KFS
dart iskalS
KapasitasF k
JmlPendudu PDRB
Semakin tinggi hasilnya, maka kapasitas fiskal suatu daerah semakin tinggi.
4 Upaya Fiskal
tax effort
dapat dihitung dengan menggunakan rumus:
UPPADj =
PotensiPAD Kapasitas
PADj
atau
UPPADj =
tan pamigas PDRB
PADj
Selanjutnya dihitung tingkat PAD standart TPADs yaitu:
TPADs =
Kota JmlKab
PDRB JmlPAD
.
Untuk Indeks Kinerja PAD digunakan rumus:
IKPAD =
100 X
TPADs UPPAD
Semakin tinggi hasilnya, maka semakin besar upaya pajak daerah sekaligus menunjukkan posisi fiskal daerah.
Cara lain menentukan posisi fiskal daerah adalah dengan mencari koefisien elastisitas PAD terhadap PDRB. Semakin
elastis PAD suatu daerah, maka struktur PAD di daerah akan semakin baik, yaitu dengan formula sebagai berikut:
е =
PDRB PAD
Dimana е = elastisitas; Δ = perubahan
Sedangkan untuk melihat kesiapan pemerintah daerah dalam pelaksanaan otonomi daerah khususnya di bidang keuangan,
diukur dari seberapa jauh kemampuan pembiayaan urusan bila didanai sepenuhnya oleh PAD dan Bagi Hasil. Rasio yang
digunakan adalah sebagai berikut Tim LPEM FE-UI pada Laporan Akhir Kebijakan Desentralisasi dalam Masa Transisi, 2002, dalam
Abdul Halim, 2004:
a Perbandingan PAD dengan Pengeluaran Total
b Perbandingan PAD dengan Pengeluaran Rutin
c Perbandingan PAD+Bagi Hasil dengan Pengeluaran Total
d Perbandingan PAD+Bagi Hasil dengan Pengeluaran Rutin
e Perbandingan PAD per Kapita dengan Pengeluaran Rutin per
Kapita f
Perbandingan PAD per Kapita dengan Pengeluaran Total per Kapita
g Perbandingan PAD+Bagi Hasil per Kapita dengan Pengeluaran
Total per Kapita h
Perbandingan PAD+Bagi Hasil per Kapita dengan Pengeluaran Rutin per Kapita
Jika hasilnya tinggi, maka peranan PAD dalam membiayai urusan daerah dinyatakan mampu untuk menunjang kemandirian
keuangan daerah.
B. Hasil Penelitian Sebelumnya