Pertumbuhan APBD Kontribusi PAD terhadap APBD

Jika dilihat berdasarkan perkembangannya dari tahun 2007 ke tahun 2008, pertumbuhan riil yang paling tinggi adalah sektor bangunan dengan pertumbuhan sebesar 10,27. Yang kedua adalah sektor perdagangan, hotel dan restoran sebesar 7,52. Sedangkan sektor industri mengalami pertumbuhan sebesar 2,32.

B. Analisis Data dan Pembahasan

1. Analisis Deskriptif

a. Pertumbuhan APBD

Pada dasarnya Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah APBD merupakan rencana keuangan tahunan Pemerintahan Daerah yang dibahas dan disetujui oleh Pemerintah Daerah dan DPRD, dan ditetapkan dengan Peraturan Daerah. APBD dapat menjadi sarana bagi pihak tertentu untuk melihatmengetahui kemampuan keuangan daerah, baik dari sisi pendapatan maupun dari sisi belanja. Tabel berikut merupakan gambaran pertumbuhan APBD Kota Surakarta tahun 2003-2008. Tabel 4.10 Pertumbuhan APBD Kota Surakarta Tahun 2003-2008 Tahun Pendapatan Daerah Belanja Daerah SurplusDefisit 2003 356.483.584.894 351.968.337.094 4.515.247.800 2004 369.556.054.867 328.310.675.595 37.245.379.272 2005 373.629.925.759 340.095.169.168 33.534.756.591 2006 510.880.033.618 470.560.732.279 40.319.301.339 2007 601.429.870.735 588.297.504.608 13.132.366.127 2008 751.268.361.957 760.080.852.467 8.812.490.510 Sumber: DPPKAD Kota Surakarta, data diolah Dari tabel di atas dapat dilihat dari tahun ke tahun pendapatan Kota Surakarta terus mengalami peningkatan. Peningkatan pendapatan ini terkadang juga diimbangi dengan meningkatnya jumlah belanja daerah sehingga surplusdefisit daerah juga berfluktuasi. Seperti pada tahun 2004 terlihat terjadi peningkatan pendapatan daerah, namun belanja daerah menurun jika dibandingkan tahun sebelumnya 2003, sehingga surplus yang didapat daerah lebih besar. Sedangkan pada tahun 2008 justru terjadi defisit anggaran yang disebabkan prosentase peningkatan belanja daerah yang lebih tinggi, yakni 29,20 dibandingkan prosentase peningkatan pendapatan daerah yang hanya sebesar 24,91.

b. Kontribusi PAD terhadap APBD

Pendapatan Asli Daerah PAD merupakan cerminan dari potensi ekonomi daerah. Salah satu cara untuk mengetahui tingkat kemampuan suatu daerah adalah dengan melihat besarnya kontribusi PAD terhadap total penerimaan APBD. Tabel 4.11 Kontribusi PAD terhadap APBD Kota Surakarta Tahun PAD Rp APBD Rp Kontribusi PAD 2003 54.815.684.238 356.483.584.894 15,38 2004 59.782.969.233 365.556.054.867 16,35 2005 66.086.575.400 373.629.925.759 17,69 2006 78.637.865.549 510.880.033.618 15,39 2007 89.430.977.982 601.429.870.735 14,87 2008 102.929.501.970 751.268.361.957 13,70 Rerata 15,56 Sumber: DPPKAD Kota Surakarta, data diolah Hasil perhitungan tabel tersebut memperlihatkan bahwa dalam kurun waktu tahun 2003-2005 kontribusi PAD terhadap APBD terus mengalami peningkatan. Tetapi sebaliknya, dari tahun 2006-2008 justru mengalami penurunan dengan kontribusi PAD terhadap APBD yang terendah di tahun 2008 dengan nilai sebesar 13,70. Jika dilihat secara rata-rata, kontribusi PAD terhadap APBD ini bernilai 15,56. Hal tersebut mengindikasikan peranan yang masih sangat kecil dan Pemerintah Daerah Kota Surakarta masih perlu mengoptimalkan lagi penggalian potensi-potensi daerahnya yang potensial bagi pemasukan PAD.

2. Analisis Kuantitatif