Kerangka Pemikiran Ruang Lingkup Penelitian Jenis dan Sumber Data

dominan daripada kemandirian daerah. Hanya Kota Surakarta yang mempunyai tingkat kemandirian tertinggi yaitu sebesar 42,91. Walaupun demikian, kemampuan keuangan Kota Surakarta masih dalam kategori rendah dan mempunyai Pola Hubungan Konsultatif campur tangan pemerintah pusat sudah mulai berkurang karena daerah dianggap sedikit lebih mampu melaksanakan otonomi.

C. Kerangka Pemikiran

Suatu penelitian akan mudah apabila berdasar pada suatu kerangka pemikiran yang sudah tersusun dan terarah pada pemecahan masalah tersebut. Dalam penelitian ini, indikator yang digunakan sebagai bahan analisis mengenai kemampuan keuangan daerah Kota Surakarta adalah Derajat Desentralisasi Fiskal DDF, Derajat Otonomi Fiskal DOF, Kapasitas Fiskal, Kebutuhan Fiskal, Upaya Posisi Fiskal, Rasio Efektifitas Pendapatan Asli Daerah PAD serta Indikator Kinerja Pajak dan Retribusi Daerah. Data yang digunakan untuk mengukur indikator DDF adalah data pendapatan daerah yang meliputi PAD, Sumbangan dan Bantuan serta Bagi Hasil Pajak dan Bukan Pajak. Selain untuk mengukur indikator DDF, data PAD juga digunakan dalam pengukuran indikator DOF, Rasio Efektivitas serta Indikator Kinerja Pajak dan Retribusi. Untuk indikator Upaya Fiskal digunakan data PAD dan PDRB. Sedangkan data jumlah penduduk dan PDRB digunakan untuk mengukur indikator Kapasitas Fiskal, serta data belanja daerah untuk pengukuran indikator Kebutuhan Fiskal. Agar lebih jelas, kerangka pemikiran dalam penelitian ini dapat dilihat pada gambar sebagai berikut: Gambar 2.1 Skema Kerangka Pemikiran Jml Penduduk PDRB Pendapatan Daerah Belanja Daerah Kapasitas Fiskal Upaya Fiskal DOF DDF, Rasio Efektivitas, Indikator Kinerja Pajak dan Retribusi Kebutuhan Fiskal Kemampuan Keuangan Daerah Dalam Pelaksanaan Otonomi Daerah BAB III METODE PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini berbentuk survey atas data sekunder yang mengambil lokasi di Kota Surakarta dengan menggunakan data yang telah disusun oleh badaninstansi Pemerintah Daerah Kota Surakarta, meliputi data perhitungan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah APBD Kota Surakarta tahun 2003-2008.

B. Jenis dan Sumber Data

Seperti yang telah dikemukakan di atas, data yang digunakan dalam penelitian ini dikategorikan sebagai data sekunder yang diperoleh dari beberapa sumber dengan mengambil data statistik yang sudah ada serta dokumen-dokumen lain yang terkait dan diperlukan. Adapun data yang diperlukan tersebut antara lain: a. Data penjabaran Target dan Realisasi Pendapatan dan Belanja Daerah Kota Surakarta yang diperoleh dari Perhitungan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kota Surakarta Tahun 2003-2008. DPPKA Surakarta b. Data Produk Domestik Regional Bruto Kota Surakarta yang diperoleh dari PDRB Kota Surakarta Tahun Tahun 2003-2008. BPS c. Data jumlah penduduk Kota Surakarta yang diperoleh dari Surakarta Dalam Angka Tahun 2003-2008. BPS d. Data gambaran umum Kota Surakarta yang diperoleh dari Surakarta Dalam Angka Tahun 2003-2008. BPS e. Data Produk Domestik Regional Bruto Propinsi Jateng yang diperoleh dari Jateng Dalam Angka Tahun 2003-2008. BPS f. Data jumlah penduduk Propinsi Jateng yang diperoleh dari Jateng Dalam Angka Tahun 2003-2008. BPS

C. Definisi Operasional Variabel